Anda di halaman 1dari 27

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)

INDUSTRI TEKSTIL DESA CILAMPENI, KECAMATAN


KATAPANG, KABUPATEN BANDUNG
diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan yang diampu oleh:
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd.
Prof. Dr. Darsiharjo, M.S.

oleh:
Nisvi Nuradqiah (1806696)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021

i
KATA PENGANTAR

Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia menyebutkan


bahwa segala bentuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang memberikan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan diharuskan melakukan telaah dampak yang
terjadi, dalam bentuk dokumen ANDAL. Dokumen tersebut merupakan salah satu
bentuk studi kelayakan dari sudut pandang aspek lingkungan.
Undang-undang yang mengatur mengenai hal tersebut adalah Undang-
Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diikuti
dengan peraturan perundang-undangan di bawahnya yang lebih rinci, yaitu
Peraturan Pemerintah Np. 27 tahun 1996 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Kegiatan Proyek Pembangunan Industri Tekstil di Desa Cilampeni,
Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini merupakan salah satu
kegiatan yang memerlukan kajian AMDAL guna mengantisipasi terjadinya
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya.
Kepada pihak-pihak yang terkait ataupun yang berkepentingan dengan
adanya rencana usaha/kegiatan tersebut dapat memberikan saran maupun
pendapat guna memperbaiki dokumen ini.

Bandung, April 2021

Nisvi Nuradqiah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Kegunaan.....................................................................................2
BAB II DESKRPSI RENCANA KEGIATAN...............................................................3
2.1 Identitas Prakarsa dan Penyusunan KA ANDAL.........................................3
2.1.1 Prakarsa....................................................................................................3
2.1.2 Penyusunan KA ANDAL.........................................................................3
2.2 Deskripsi Umum...............................................................................................3
2.3 Rencana Kegiatan............................................................................................5
2.3.1 Tahap Prakonstruksi................................................................................5
2.3.2 Tahap Konstruksi.....................................................................................6
2.3.3 Tahap Operasi..........................................................................................6
2.3.4 Tahap Pascaoperasi..................................................................................7
BAB III RUANG LINGKUP STUDI..............................................................................8
3.1 Lingkup Rencana Kegiatan Penyebab Dampak............................................8
3.1.1 Lingkup Telaah Rencana Kegiatan Penyebab Dampak........................8
3.1.2 Lingkup Telaah Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampaknya.......10
3.2 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal......................................................11
3.3 Lingkup Wilayah Studi..................................................................................12
BAB IV METODA STUDI............................................................................................14
4.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data......................................................14
4.1.1. Metode Pengumpulan Data...................................................................14
4.1.2. Metode Analisis Data.............................................................................14
4.2 Metode Prakiraan Dampak dan Penentuan Dampak Penting....................14
4.2.1. Iklim dan Kualitas Udara......................................................................14
4.2.2. Hidrologi dan Kualitas Air....................................................................14
4.2.3. Geologi.....................................................................................................15
4.2.4. Ruang, Lahan, Tanah, dan Transportasi..............................................15

iii
4.2.5. Biologi......................................................................................................15
4.2.6. Sosial Ekonomi.......................................................................................15
4.2.7. Kesehatan Masyarakat...........................................................................16
4.3 Metode Evaluasi Dampak Penting................................................................16
BAB V TIM STUDI AMDAL........................................................................................18
5.1 Tim Studi........................................................................................................18
5.2 Komponen Biaya............................................................................................18
5.3 Waktu Studi....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................v
LAMPIRAN.....................................................................................................................vi

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Peta Administrasi Jawa Barat 4


2.2 Peta Administrasi Kabupaten Bandung 4
2.3 Lokasi Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang 5
3.1 Batas Desa Cilampeni 12

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan sebagai suatu proses perencanaan (social plan) yang dilakukan
oleh birokrat perencanaan pembangunan untuk membuat perubahan sebagai
proses peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan kata lain,
pembangunan merupakan salah satu dari proses perubahan. Menurut Suharyanto
(2006), perubahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan ke arah positif
dan perubahan ke arah negatif. Salah satu kegiatan utama dalam pembangunan
adalah pendayagunaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan dan
mensejahterakan manusia.
Rencana pembangunan Industri Tekstil di Desa Cilampeni, Kecamatan
Katapang, Kabupaten Bandung ini merupakan upaya pembangunan nasional
dalam meningkatkan perekonomian daerah. Akan tetapi pembangunan industri
seringkali memberikan tekanan terhadap lingkungan apabia tidak dilakukan
berdasarkan pada prinsip ramah lingkungan. Meningkatnya aktivitas industri akan
menimbulkan maslaah lingkungan berupa pencemaran debu yang dihasilkan dari
penggunaan mesin berkecepatan tinggi dan limbah cair yang berasal dari
tumpahan dan air cucian tempat pencelupan larutan kanji dan proses pewarnaan
dari hasil produksi ke perairan.
Diperlukan suatu perencanaan dalam pembangunan industry tekstil yaitu
dokumen analisis dampak lingkungan (ANDAL) untuk mewujudkan
pembangunan yang berwawasan lingkungan di Desa Cilampeni, Kecamatan
Katapang, Kabupaten Bandung. Menurut kantor KLH (1990), dalam Suhono
(2004), pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat diukur
keberlanjutannya berdasarkan 3 (tiga) kriteria yaitu: a. tidak adanya pemborosan
penggunaan sumberdaya alam, b. tidak ada polusi dan dampak lingkungan
lainnya, serta c. kegiatan harus dapat meningkatkan useable resources atau
replaceable resources. Dengan disusunnya dokumen ANDAL mampu
meramalkan seberapa besar dampak negative yang ditimbulkan akibat dari
pembangunan industri tekstil tersebut, serta mampu memecahkan permasalahan
yang mungkin akan muncul di kemudian hari.
Penyusunan dokumen ANDAL merujuk pada berbagai peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku, antara lain:
a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup

1
b. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
39/MENLH/8/1996 tentang jenis atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
Analisis Dampak Lingkungan
d. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 tentang Baku Mutu Air Minum.
e. Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air

1.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan studi Andal dalam pembangunan Industri Tekstil, antara lain:

a. Mengidentifikasikan rencana kegiatan-kegiatan Industri Tekstil sejak dari


tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi terutama pada kegiatan
yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.
b. Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup awal, yaitu kondisi dan tatanan
lingkungan wilayah setempat sebelum adanya kegiatan Industri Tekstil,
terutama yang akan terkena dampak penting baik pada tahap persiapan,
operasi sampai dengan pasca operasi.
c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak penting yang akan terjadi
pada tahap persiapan, operasi sampai dengan pasca operasi kegiatan Industri
Tekstil.
Sedangkan kegunaan studi Andal dalam pembangunan Industri tekstil, antara
lain:

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan tentang


kelayakan lingkungan dari rencana Pembangunan Industri Tekstil.
b. Sebagai wahana untuk memberikan informasi bagi masyarakat untuk dapat
menghindari dampak negatif dan memanfaatkan dampak positif yang
potensial ditimbulkan oleh rencana kegiatan Industri Tekstil.

2
BAB II

DESKRPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Identitas Prakarsa dan Penyusunan KA ANDAL


2.1.1 Prakarsa
a. Instansi
Nama Instansi : PT Joans Textile
Alamat Lengkap : Jalan Pasir Panjang No. 128 Desa Cilampeni
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
Telepon :-
b. Penanggung Jawab
Nama Instansi : Park Chul Soo (Presiden Direktur)
Alamat Lengkap : Jalan Pasir Panjang No. 128 Desa Cilampeni
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung
Telepon :-
2.1.2 Penyusunan KA ANDAL
Penyusunan studi AMDAL terhadap perencanaan pembangunan
industri Tekstil di Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat ini dilakukan oleh konsultan independen, yaitu:
Nama lembaga: -
Alamat : Jalan Bojong Nangka, Kabupaten Bandung
Telepon : 085793475465

2.2 Deskripsi Umum


PT. Joans Textile adalah industri yang bergerak di industri tekstil yang
memproduksi benang metalik, benang spandex/karet, benang chenille, hot
stamping foil, glitter powder, dan lain-lain untuk kebutuhan industri garment,
tenun/weaving, rajut/knitting, lace/renda, dan border/embroidery. Proyek PT Joans
Textile ini direncanakan akan didirikan di atas lahan seluas ±15.833 m² yang
berada di antara daerah pertanian, Desa Cilampeni Kecamatan katapang
Kabupaten Bandung. Kegiatan yang berlangsung di sekitar lokasi rencana proyek
adalah kegiatan industri selayaknya kawasan industri.

3
Gambar 2.1 Peta Administrasi Jawa Barat

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Bandung

4
Gambar 2.3 Lokasi Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang

2.3 Rencana Kegiatan


Studi AMDAL terhadap pembangunan proyek industri tekstil ini
direncanakan melalui beberapa tahap sehingga dapat memudahkan untuk
menentukan prakiraan dampak apa saja terhadap lingkungan yang mungkin akan
timbul pada setiap tahapannya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah tahap
prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, dan tahap pascaoperasi.
2.3.1 Tahap Prakonstruksi
Tahap prakonstruksi merupakan tahap penyiapan pelaksanaan kegiatan
berupa pengadaan lahan lokasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Survey lapangan untuk menentukan lokasi rencana pembangunan proyek
dan melakukan invetarisasi lahan sekitar lokasi perencanaan proyek untuk
selanjutnya dijadikan bahan acuan dalam pembuatan Rona Lingkungan
Hidup pada awal pelaksanaan studi AMDAL.

5
2) Survey kondisi sosial-ekonomi-budaya masyarakat sekitar terhadap
kemungkinan terjadi perubahan yang signifikan setelah dilaksanakannya
pembangunan dan operasi proyek yang direncanakan.
3) Pengurusan perizinan pembangunan proyek pada Kantor Badan
Pertanahan Kabupaten Bandung untuk lahan seluas ±15.833 m² di
kawasan industri Cilampeni, Kecamatan Katapang.
2.3.2 Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi merupakan tahapan rencana proyek mulai dibangun. Uraian
secara mendalam difokuskan pada usaha dan/atau kegiatan yang menjadi
penyebab timbulnya dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, antara
lain:

1) Pembukaan lahan Kegiatan ini secara garis besar terdiri atas tahapan-
tahapan berikut:
a) Pembersihan lahan
b) Pengalihgunaan fungsi lahan
c) Penggalian dan penimbunan tanah untuk keperluan penyiapan lokasi
bangunan
d) Perataan lahan secara parsial
e) Penyiapan tapak untuk pembangunan
2) Rencana penyerapan tenaga kerja menurut jumlah, tempat asal tenaga
kerja, dan kualifikasi pendidikan.
3) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana (jalan, listrik, air) dari
rencana usaha dan/atau kegiatan. Secara umum pekerjaan yang dilakukan
adalah:
a) Pembangunan pabrik; kegiatannya antara lain pemadatan tanah,
penyiapan pondasi bangunan, pembangunan konstruksi rangka dan
beton.
b) Pemasangan jaringan listrik, telepon, dan air bersih.
c) Penyiapan lahan hijau dan tempat parkir.
4) Kegiatan pengangkutan dan penimbunan bahan atau material yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan hidup. Secara umum, kegiatan ini
meliputi:
a) Pembelian/peminjaman material dan alat
b) Pengangkutan alat dan bahan
c) Penyimpanan alat dan bahan
d) Jenis-jenis dan tipe peralatan yang digunakan
2.3.3 Tahap Operasi

6
Pada tahap operasi ini direncanakan berumur 20 tahun. Pada tahap operasi ini
terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
1) Proses pembuatan tekstil PT Maneda Pada proses pembuatan bahan tekstil
dibutuhkan beberapa bahan baku diantaranya Tahap penentuan ukuran
bahan yang digunakan, Tahap desizing, Tahap scouring, Tahap
merserisasi, Tahap pemucatan, Tahap pewarnaan, dan Tahap proses akhir.
2) Rencana penyerapan tenaga kerja menurut jumlah, tempat asal tenaga
kerja, dan kualifikasi pendidikan.
3) Penyelamatan dan penanggulangan bahaya atau masalah selama operasi
baik yang bersifat fisik maupun sosial diantaranya adanya departemen
SHE (Safety, Healty dan Environmental) untuk mengevaluasi dan
mengawasi pekerja yang beraktivitas di pabrik.
4) Karakteristik limbah yang dihasilkan Pada kegiatan operasi akan
menghasilkan beberapa limbah seperti limbah cair, Emisi udara dan
Limbah padat.
2.3.4 Tahap Pascaoperasi
Tahap pascaoperasi merupakan uraian tentang rencana usaha dan/atau
kegiatan dan jadwal usaha dan/atau kegiatan yang meliputi:
Setelah operasi berjalan selama 5 tahun, akan dilakukan beberapa hal berikut:
1) Rencana merapikan kembali barang bekas serta tempat timbunan
bahan/material, bedeng kerja, gudang, jalan darurat
2) Rencana perbaikan mesin-mesin yang rusak dan penggantian mesin yang
sudah tidak dapat diperbaiki
Setelah operasi berjalan selama 10 tahun, akan dilakukan beberapa hal berikut:
1) Rencana perbaikan bangunan agar dapat digunakan kembali untuk 10
tahun yang akan datang.
2) Rencana perbaikan mesin-mesin yang rusak dan penggantian mesin yang
sudah tidak dapat diperbaiki agar dapat digunakan kembali 10 tahun yang
akan datang
Setelah operasi benar-benar selesai (2x10 tahun, mungkin lebih), akan dilakukan
beberapa hal berikut:
1) Rencana rehabilitasi atau reklamasi lahan.
2) Rencana pemanfaatan kembali lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
pertamanan/paru-paru kota
3) Rencana penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah masa usaha
dan/atau kegiatan berakhir, yaitu tenaga kerja yang dilepas akan diberi
tunjangan hingga masa pensiun.

7
BAB III

RUANG LINGKUP STUDI

3.1 Lingkup Rencana Kegiatan Penyebab Dampak


3.1.1 Lingkup Telaah Rencana Kegiatan Penyebab Dampak
a. Tahap persiapan
Tahap prakonstruksi merupakan tahap penyiapan pelaksanaan
kegiatan berupa pengadaan lahan lokasi. Kegiatan yang dilakukan
antara lain:
1) Survey lapangan untuk menentukan lokasi rencana pembangunan
proyek dan melakukan invetarisasi lahan sekitar lokasi perencanaan
proyek untuk selanjutnya dijadikan bahan acuan dalam pembuatan
Rona Lingkungan Hidup pada awal pelaksanaan studi AMDAL.
2) Survey kondisi sosial-ekonomi-budaya masyarakat sekitar terhadap
kemungkinan terjadi perubahan yang signifikan setelah
dilaksanakannya pembangunan dan operasi proyek yang
direncanakan.
3) Pengurusan perizinan pembangunan proyek pada Kantor Badan
Pertanahan Kabupaten Bandung untuk lahan seluas ±15.833 m² di
kawasan industri Cilampeni, Kecamatan Katapang.
Tahap konstruksi merupakan tahapan rencana proyek mulai
dibangun. Uraian secara mendalam difokuskan pada usaha dan/atau
kegiatan yang menjadi penyebab timbulnya dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup, antara lain:
1) Pembukaan lahan Kegiatan ini secara garis besar terdiri atas
tahapan-tahapan berikut:
a) Pembersihan lahan
b) Pengalihgunaan fungsi lahan
c) Penggalian dan penimbunan tanah untuk keperluan penyiapan
lokasi bangunan
d) Perataan lahan secara parsial
e) Penyiapan tapak untuk pembangunan
2) Rencana penyerapan tenaga kerja menurut jumlah, tempat asal
tenaga kerja, dan kualifikasi pendidikan.
3) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana (jalan, listrik, air) dari
rencana usaha dan/atau kegiatan. Secara umum pekerjaan yang
dilakukan adalah:
a) Pembangunan pabrik; kegiatannya antara lain pemadatan tanah,
penyiapan pondasi bangunan, pembangunan konstruksi rangka
dan beton.

8
b) Pemasangan jaringan listrik, telepon, dan air bersih.
c) Penyiapan lahan hijau dan tempat parkir.
4) Kegiatan pengangkutan dan penimbunan bahan atau material yang
dapat menimbulkan dampak lingkungan hidup. Secara umum,
kegiatan ini meliputi:
a) Pembelian/peminjaman material dan alat
b) Pengangkutan alat dan bahan
c) Penyimpanan alat dan bahan
d) Jenis-jenis dan tipe peralatan yang digunakan
b. Tahap operasi
Pada tahap operasi ini direncanakan berumur 20 tahun. Pada tahap
operasi ini terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan.
1) Proses pembuatan tekstil PT Maneda Pada proses pembuatan bahan
tekstil dibutuhkan beberapa bahan baku diantaranya Tahap
penentuan ukuran bahan yang digunakan, Tahap desizing, Tahap
scouring, Tahap merserisasi, Tahap pemucatan, Tahap pewarnaan,
dan Tahap proses akhir.
2) Rencana penyerapan tenaga kerja menurut jumlah, tempat asal
tenaga kerja, dan kualifikasi pendidikan.
3) Penyelamatan dan penanggulangan bahaya atau masalah selama
operasi baik yang bersifat fisik maupun sosial diantaranya adanya
departemen SHE (Safety, Healty dan Environmental) untuk
mengevaluasi dan mengawasi pekerja yang beraktivitas di pabrik.
4) Karakteristik limbah yang dihasilkan Pada kegiatan operasi akan
menghasilkan beberapa limbah seperti limbah cair, Emisi udara dan
Limbah padat.
c. Tahap Pasca Operasi
Tahap pascaoperasi merupakan uraian tentang rencana usaha
dan/atau kegiatan dan jadwal usaha dan/atau kegiatan yang meliputi:
Setelah operasi berjalan selama 5 tahun, akan dilakukan beberapa hal
berikut:
1) Rencana merapikan kembali barang bekas serta tempat timbunan
bahan/material, bedeng kerja, gudang, jalan darurat
2) Rencana perbaikan mesin-mesin yang rusak dan penggantian mesin
yang sudah tidak dapat diperbaiki
Setelah operasi berjalan selama 10 tahun, akan dilakukan beberapa hal
berikut:
1) Rencana perbaikan bangunan agar dapat digunakan kembali untuk
10 tahun yang akan datang.

9
2) Rencana perbaikan mesin-mesin yang rusak dan penggantian mesin
yang sudah tidak dapat diperbaiki agar dapat digunakan kembali 10
tahun yang akan datang
Setelah operasi benar-benar selesai (2x10 tahun, mungkin lebih), akan
dilakukan beberapa hal berikut:
1) Rencana rehabilitasi atau reklamasi lahan.
2) Rencana pemanfaatan kembali lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan pertamanan/paru-paru kota
3) Rencana penanganan tenaga kerja yang dilepas setelah masa usaha
dan/atau kegiatan berakhir, yaitu tenaga kerja yang dilepas akan
diberi tunjangan hingga masa pensiun.
3.1.2 Lingkup Telaah Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampaknya
Keberadaan daerah industri tekstil di Kelurahan Cibeber,
Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi ini nantinya pasti akan
berdampak pada kegiatan lain yang telah lebih dulu ada di daerah tersebut.
Berikut adalah uraian kegiatan eksisting yang berpotensi terkena dampak
dari rencana usaha/dan atau kegiatan tersebut:
1. Pemukiman
Sektor permukiman akan mengalami peningkatan volume seiring dengan
beroperasinya daerah industri. Hal ini dapat terjadi akibat adanya
perrmintaan akan tempat tinggal yang besar dari pekerja yang datang dari
luar daerah untuk memenuhi kebutuhan industri. Akibatnya, akan terjadi
perubahan fungsi lahan secara besar-besaran sebagai permukiman. Harga
sewa/beli tanah dan bangunan juga akan mengalami lonjakan akibat
permintaan pasar yang tinggi.
2. Pertanian dan Perkebunan
Lahan pertanian dan perkebunan, sedikit demi sedikit akan tergusur dan
digantikan oleh pertumbuhan permukiman yang tinggi. Akan tetapi lahan
yang tersisa dipastikan dapat terus bertahan dan bermanfaat selama produk
yang dihasilkan merupakan bahan baku atau bahan pendukung yang
dipakai oleh industri tekstil.
3. Perdagangan
Penyediaan barang dan jasa akan mengalami pertambahan permintaan
seiring dengan berkembangnya daerah industri. Hal ini sangat positif bila
dipandang dari segi ekonomi. Para pedagang dan penyedia jasa nantinya
akan terus bertambah dan semakin dibutuhkan keberadaannya.
Perkembangan perniagaan secara tidak langsung akan menguntungkan
indstri terkait dikarenakan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan para
pekerjanya semakin terjamin.
4. Transportasi
Sudah dapat dipastikan jalan di sekitar daerah industri akan jadi sangat
sibuk saat daerah tersebut mulai beroperasi. Jumlah individu yang lalu-
lalang di sekitar daerah industri tekstil akan menumbuhkan sektor
transportasi.

10
5. Layanan Masyarakat
Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di sekitar daerah industri
akibat keberadaan tenaga kerja, maka akan berdampak pada peningkatan
permintaan layanan masyarakat seperti di sektor kesehatan, pendidikan,
dan hiburan.

3.2 Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal


Desa Cilampeni terletak di Kecematan Katapang Kabupaten Bandung. Secara
geografis letak Desa Cilampeni berada pada 107°54,494’ LS & 6°99,517’ BT.
Batas Timur Desa Cilampeni berbatasan dengan Desa Sangkanhurip; sebelah
selatan berbatasan dengan Desa katapang: sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Kutawaringin.
Letak rencana proyek pembangunan kawasan tekstil berada Desa Cilampeni
Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Jawa Barat. Data diambil selama satu
tahun sejak bulan Januari – Desember. Data iklim meliputi suhu, kelembaban
udara, curah hujan, serta keadaan angin.
Suhu mempengaruhi besarnya curah hujan, laju evaporasi, dan transpirasi.
Suhu dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat memperkirakan dan
menjelaskan kejadian dan penyebaran air di muka bumi. Suhu udara rata-rata di
daerah rencana kawasan industri tekstil sebesar 22° C – 32° C dengan
kelembaban udara sekitar 80 – 90 %. Curah hujan (CH) rata-rata tahunan di
daerah rencana kawasan industri textil adalah 3346 mm/tahun. Curah hujan
minimum terjadi pada bulan Agustus dengan curah hujan 199 mm/bulan dan
curah hujan maksimum terjadi pada bulan November dengan curah hujan 442
mm/bulan. Kecepatan angin maksimum di lokasi rencana proyek pembangunan
kawasan industri tekstil sebesar 1,6 m/det. Arah angin rata-rata setiap tahun
mengalami perubahan. Saat musim hujan antara bulan Oktober dan Maret, arah
angin dominan berkisar antara utara dan barat laut. Pada musim kemarau antara
bulan April dan September, arah angin berkisar antara barat daya dan selatan.
Secara umum kualitas udara di daerah studi baik. Lokasi Kelurahan Cibeber
mempunyai kuantitas air permukaan yang dapat dimanfaatkan dalam
pembangunan industri tekstil. Air yang biasa digunakan untuk kegiatan sehari-hari
oleh penduduk di Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi
Jawa Barat, berasal dari air tanah (sumur terlindung), air PDAM, dan pompa.
Kabupaten Bandung memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi, yaitu
kemiringan lereng 0- 8%, 8-15%, dan 15-25%. Desa Cilampeni termasuk daerah
yang mempunyai kemiringan lereng yang datar yaitu 0 - < 8%.
Berdasarkan data tingkat erodibilitas lahan di wialayah Kota Cimahi
mempunyai tingkat erodibilitas ringan dan sedang. Lahan dengan tingkat
erodibiltas ringan menunjukkan bahwa daerah ini secara umum relatif aman dari

11
bahaya longsor. Lahan dengan tingkat erodibiltas sedang menunjukkan bahwa
daerah ini secara umum relatif kurang aman dan cenderung dapat terjdi
pergerakan tanah atau longsor.

3.3 Lingkup Wilayah Studi

Gambar 3.1 Batas Desa Cilampeni


Batas wilayah studi Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Kawasan
Industri Tekstil dibentuk oleh batas proyek, batas ekologis, batas sosial, serta
batas administratif dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya, dana,
dan waktu yang dapat dialokasikan untuk penyusunan studi.
1. Batas Proyek
Batas proyek pada rencana kegiatan pabrik tekstil PT Joans Textile berada
pada lokasi pembangunan yaitu Jalan Pasir Panjang No. 128, Desa
Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dengan
luas wilayah ±15.833 m².
2. Batas Administratif

12
Berikut adalah perbatasan rencana usaha dan/kegiatan pabrik tekstil PT
Joans Textile:
Perbatasan Selatan: Desa katapang
Perbatasan Barat: Kecamatan Kutawaringin
Perbatasan Timur: Desa Sangkanhurip
3. Batas Sosial
Diperkirakan batas sosial dari kegiatan pabrik tekstil ini adalah di sekitar
perumahan penduduk yang masih berada pada Desa Cibeber. Pengaruh
lain yang mungkin diakibatkan oleh adanya rencana usaha dan atau
kegiatan pabrik tekstil ini diantaranya adalah perubahan pendapatan dan
kesempatan kerja masyarakat sekitar.
4. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah batas atau ruang persebaran dampak dari sebuah
kegiatan yang dapat ditinjau dari media transportasi limbah, dimana ruang
tersebut akan terkena dampak atau perubahan secara mendasar. Termasuk
dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana usaha dan / atau kegiatan
yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan / atau
kegiatan.

13
BAB IV

METODA STUDI

4.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


4.1.1. Metode Pengumpulan Data
Data mengenai kualitas air yang digunakan ialah data primer dan
sekunder. Data primer digunakan sebagai acuan data untuk kondisi
eksisting pada waktu sekarang-sekarang ini. Sedangkan data sekunder
digunakan untuk menjadi tren atau pola keadaan wilayah yang dijadikan
tempat proyek berlangsung. Pengumpulan data primer untuk kualitas air
ialah dengan mengambil air dari beberapa titik sampel menggunakan
metode grab sampling, continuous sampling, dan composite sampling.
Metode ini bervariasi peralatan yang digunakan berdasarkan jenis air yang
diambil, lokasi sampling, dan waktu pengambilan sample. Pengumpulan
data sekunder untuk kualitas air didapatkan dari BPLHD, tugas akhir
mahasiswa, juga jurnal ilmiah terkait. Selain itu, dilihat kevalidan dari data
yang didapat. Jadi, tidak serta-merta langsung diambil, namun dilihat dan
disesuaikan dengan tren yang ada.
Untuk data jumlah penduduk didapatkan dari hasil sensus
penduduk yang dapat diakses melalui website Kabupaten Bandung. Selain
itu, data untuk tingkat ekonomi juga didapatkan dari sumber yang sama
untuk data sekunder. Sedangkan data primer mengenai tingkat ekonomi
penduduk sekitar ialah didapatkan dari hasil wawancara dengan penduduk
setempat. Data yang diambil ialah jenis pekerjaan hingga penghasilan.
4.1.2. Metode Analisis Data
Setelah pengambilan data, data akan diolah dan dianalisis sehingga
dapat disimpulkan beberapa dampak yang akan muncul. Data tersebut
akan dianalisis berdasarkan jenis dan kebutuhannya. Terdapat berbagai
metode untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan.

4.2 Metode Prakiraan Dampak dan Penentuan Dampak Penting


Metode prakiraan dampak untuk komponen fisik-kimia, biologi serta sosial
ekonomi dan sosial budaya pada pembangunan industri tekstil.
4.2.1. Iklim dan Kualitas Udara
Gangguan kualitas udara akan timbul dari kegiatan pembangunan
terutama transpotasi. Untuk memperkirakan dampak yang akan timbul dari
kegiatan tersebut terhadap kualitas udara digunakan model berdasarkan
distribusi Gauss.

14
4.2.2. Hidrologi dan Kualitas Air
Prakiraan dampak penting terhadap kualitas air baik yang
diakibatkan oleh unsur konservatif maupun non konservatif didasarkan
pada model zona pengadukan.
4.2.3. Geologi
Metode prakiraan dampak penting aspek geologi adala dengan
mengkaji rencana-rencana kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan
dampak di lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan dampak di lokasi-
lokasi yang rona lingkungan geologinya kurang mendukung, seperti:
a. Di daerah rawan longsor akan dikaji apakah pemotongan
lereng/penggalian tanah akan menyebabkan bertambah curangnya
lereng sampai melebihi sudut kritis, sehingga menimbulkan terjadinya
tanah longsor.
b. Di daerah yang berdaya dukung tanah rendah akan dikaji apakah beban
bangunan masih dapat didukung lapisan tanah atau akan terjadi
amblesan tanah.
c. Di daerah yang berkelulusan air tinggi akan dikaji apakah penggalian
tanah akan menyebabkan keluarnya air tanah dari sekitarnya secara
berlebihan.
4.2.4. Ruang, Lahan, Tanah, dan Transportasi
Meneliti dan mengkaji tapak proyek dan daerah di sekitarnya serta
kaitannya dengan kemungkinan dampak yang akan terjadi dan
membandingkan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah proyek.
Prakiraan perubahaan tata ruang dan tata guna lahan pada umumnya akan
mengikuti preferensi masyarakat dalam pemanfaatan lahan untuk
keperluan hidupnya.
Memprakirakan dampak rencana kegiatan industry tekstil terhadap
erosi tanah ditentukan berdasarkan metode USLE (Universal Soil Loss
Equation) dari Wisschmeier dan Smith.
Untuk memperkirakan dampak yang terjadi terhadap ruas jalan
yang terpengaruh akibat adanya bangkitan pembangunan proyek, maka
digunakan formula yang disesuaikan dengan kondisi wilayah, yaitu
perhitungan derajat kejenuhan dan kapasitas jalan.
4.2.5. Biologi
Prakiraan dampak penggunaan industry tekstil terhadap flora darat
termasuk fauna dan biota perairan dilakukan dengan metode informal,
yaitu berdasarkan analogi proyek sejenis dan perbandingan dengan teori
atau data data literatur.
4.2.6. Sosial Ekonomi
Prakiraan dampak pada aspek sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat berdasarkan analogi pada kegiatan proyek
sebelumnya. Prakiraan dampak merupakan hipotesis yang disusun

15
berdasarkan pengalaman yang terjadi selama kegiatan pembangunan
industry tekstil tyang terlihat dari hasil pengamatan.
4.2.7. Kesehatan Masyarakat
Prakiraan dampak dari aspek kesehatan masyarakat berdasarkan
analogi pada kegiatan sebelumnya. Prakiraan dampak merupakan hipotesis
disusun berdasarkan pengalaman yang terjadi selama kegiatan
pembangunan yang sudah ada sebelumnya dibandingkan dengan hasil
pengamatan/pengumpulan data.

4.3 Metode Evaluasi Dampak Penting


Evaluasi dampak penting akan menguraikan hasil telaahan dampak penting
dari rencana usaha atau kegiatan pembangunan industri tekstil PT Joans Textile.
Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang berwenang
untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan.
Evaluasi dampak penting untuk masing-masing komponen lingkungan adalah
seperti diuraikan berikut ini:

a. Evaluasi dampak penting untuk komponen iklim dan kualitas udara adalah
membandingkan antara kondisi rona lingkungan awal dan besarnya
kontribusi pencemar yang timbul sebagai akibat dari kegiatan industry
tekstil PT Joans Textile di Desa Cilampeni.
b. Evaluasi dampak penting untuk komponen fisiografi dan geologi yaitu
dengan mengkaji perubahan lingkungan fisik (fisiografi dan geologi),
sejak dari kondisi rona lingkungan awal hingga setelah kegiatan
pengembangan proyek dan memprakirakan dampak penting yang mungkin
terjadi akibat pelaksanaan kegiatan proyek.
c. Evaluasi dampak penting untuk komponen kualitas air akan dilakukan
dengan membandingkan antara kondisi rona lingkungan awal dengan baku
mutu yang ada.
d. Evaluasi dampak penting untuk komponen ruang dan lahan dilakukan
dengan meneliti dan mengkaji tapak proyek dan kawasan di sekitarnya
serta kaitan dengan kemungkinan dampak yang akan terjadi dan
membandingkan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah adanya proyek.
e. Evaluasi dampak penting terhadap komponen flora dilakukan melalui
beberapa pendekatan, yaitu dengan membandingkan tingkat besarnya
kerusakan habitat terhadap total habitat yang tersedia, tingkat besarnya
resiko kenaikan gas-gas 81 tertentu, ada tidaknya jenis tumbuhan
dilindungi dan ketersediaan habitat serupa.

16
f. Evaluasi dampak penting terhadap komponen fauna dilakukan dengan
pendekatan teoritis berdasarkan perubahan habitat yang tersedia dan resiko
penurunan kualitas lingkungan, terutama bising dan gas.
g. Evaluasi dampak penting terhadap komponen biota perairan dilakukan
dengan pendekatan teoritis berdasarkan perubahan-perubahan habitat yang
tersedia dan tingkat resiko penurunan kualitas lingkungan perairan dalam
bentuk polusi air.
h. Evaluasi dampak penting terhadap komponen social ekonomi dan social
budaya dilakukan dengan mempertimbangkan tujuh kriteria penentu
dampak penting yang ditetapkan berdasarkan pengalaman proyek sejenis
dan kondisi ruang yang relative seragam serta teori relevan yang ada
(professional judgement).

17
BAB V

TIM STUDI AMDAL

5.1 Tim Studi


Tim studi AMDAL mencakup empat bidang keahlian pokok, yaitu:

a. Bidang Lingkungan Fisik Kimia


b. Bidang Keahlian Biologi
c. Bidang Keahlian Kesehatan d. Bidang Keahlian Sosial
d. Bidang Keahlian Ekonomi
e. Bidang Keahlian Budaya

Ketua tim penyusun studi AMDAL bersertifikat AMDAL B, sedangkan


anggota tim penyusun lainnya mempunyai keahlian yang sesuai dengan lingkup
studi AMDAL yang akan dilakukan. Berikut adalah tim inti penyusun studi
AMDAL:
a. Ketua Tim AMDAL:
Alamat:
Telepon:
b. Ketua Subtim Lingkungan Fisik Kimia:
Alamat:
Telepon:
c. Ketua Subtim Lingkungan Biologi:
Alamat:
Telepon:
d. Ketua Subtim Kesehatan:
Alamat:
Telepon:
e. Ketua Subtim Sosil – Ekonomi – Budaya:
Alamat:
Telepon:
f. Ketua Subtim Hukum:
Alamat:
Telepon:
g. Ketua Subtim Proses Tekstil:
Alamat:
Telepon: 08121456788

18
5.2 Komponen Biaya
Biaya studi yang dibutuhkan untuk penyusunan studi ANDAL dengan semua
kegiatan yang telah dirangkap sebesar Rp. dengan rincian sebagai berikut:

No. Kebutuhan Biaya atau anggaran


1. Survey dan perijinan Rp.
2. Sosialisasi rencana kegiatan Rp.
3. Administrasi Rp.
4. Lain-Lain Rp.
TOTAL Rp.

5.3 Waktu Studi


Waktu studi AMDAL untuk pabrik tekstil PT Joans Textile dimulai dari tahap
persiapan studi hingga penyerahan laporan ke instansi yang berkewenangan.
Jangka waktu yang disediakan adalah 1,5 tahun dikarenakan hal sebagai berikut:

a. Asumsi perkembangan dari proyek ini sangat cepat sehingga dampaknya


pun dapat diketahui dengan cepat pula.
b. Waktu satu setengah tahun maksimum merupakan waktu yang cukup lama
dalam melihat reaksi warga terhadap proyek pembangunan kawasan
industri tekstil ini.
Waktu kajian dibagi dalam tahapan berikut:
1. Identifikasi Kegiatan Proyek: Dilakukan perencanaan seluruh kegiatan
proyek dan dampak apa saja yang dapat dihasil kan dari kegiatan
proyeknya
2. Pemetaan Lokasi proyek: Dilakukan pemetaan pada daerah yang akan di
lakukan proyek, seperti pembagian tata guna lahan, letak geografis,
kondisi topografis dan lain lain.
3. Identifikasi dampak hipotetik: Mengidentifikasi dampak yang mungkin
terjadi selama proyek berlangsung (perkiraan)
4. Pemetaan Sumber mata pencaharian dan tk. Ekonomi: Dilakukan
pemetaan penduduk sekitar lokasi proyek, termasuk mata pencaharian dan
tingkat ekonominya.
5. Mengukur tingkat kebisingan awal: Mengukur kebisingan yang ada
disekitar lokasi proyek (baik yang dihasilkan dari transportasi yang lalu
lalang di sekitar lokasi ataupun 66ndustry yang mungkin ada disekitar
lokasi)
6. Mengamati kualitas udara awal: Mengukur kualitas udara di sekitar lokasi
proyek

19
7. Memeriksa kualitas air awal: Mengukur Kualitas air yang mengalir di
sekitar lokasi proyek, baik air permukaan ataupun air tanah
8. Memeriksa struktur dan topografi tanah: Mengecek keadaan tanah tempat
lokasi, mengidentifikasi jenis tanah, struktur dan topografi
9. Pemantauan dampak pelaksanaan proyek: Memantau segala dampak yang
ada saat proyek berlangsung
10. Pemantauan dampak pasca pelaksanaan proyek: Memantau segala dampak
yang ada setelah proyek selesai

20
DAFTAR PUSTAKA

Adi, S. (2019). AMDAL INDUSTRI KERTAS. Retrieved from ACADEMIA:


https://www.academia.edu/8345421/AMDAL_INDUSTRI_KERTAS
KERANGKA ACUAN INDUSTRI TEXTILE PT. MANEDA. (2014).
Mardiana, D. (n.d.). MAKALAH AMDAL PADA BIDANG INDUSTRI. Retrieved
from ACADEMIA:
https://www.academia.edu/31920422/MAKALAH_AMDAL_PADA_BID
ANG_INDUSTRI
Suhono, A. (2004). Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Develoment) dan
Perubahan Lingkungan Global. Bogor.
Sumansah, R. R. (2018). DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(ANDAL) INDUSTRI TEKSTIL DESA KEBUMEN, KECAMATAN
BATURRADEN, KABUPATEN BANYUMAS. Retrieved from
DOCPLAYER: https://docplayer.info/73423461-Dokumen-analisis-
dampak-lingkungan-andal-industri-tekstil-desa-kebumen-kecamatan-
baturraden-kabupaten-banyumas.html

v
LAMPIRAN

vi

Anda mungkin juga menyukai