Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat limpahan kesehatan dan karunia nikmat-Nya, shalawat dan salam
kita sanjung sajikan kepada Rasulullah SAW. Manusia istimewa yang seluruh
perilakunya layak untuk diteladani, yang ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh
getar hatinya kebaikan. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat
waktu.
Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas
Praktikum Pengolahan Persampahan ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta
arahan, bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan semangat dan kasih sayang
yang tulus kepada kami.
2. Ibu Yeggi Darnas, M.T., Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengelolaan
Persampahan yang telah membantu penulis dalam melakukan kegiatan
praktikum ini.
3. Asisten pembimbing Praktikum Pengelolaan Persampahan Alfandy Sayang yang
telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan


praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Banda Aceh, 10 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang Kerja Praktek ............................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3.Ruang Lingkup .................................................................................................... 4
1.4.Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................................... 4
1.5.Sistematika Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ............................................................................................... 6
2.1.Definisi Sampah .................................................................................................. 6
2.2.Klasifikasi Sampah .............................................................................................. 6
2.3.Aspek Teknis Operasional................................................................................... 8
BAB III GAMBAR UMUM WILAYAH STUDI ...................................................... 15
1.1. Wilayah Studi Sampling .................................................................................. 15
1.2.Jumlah Penduduk Wilayah Sampling ............................................................... 16
1.3.Data Sosial Ekonomi Penduduk Wilayah Sampling ........................................ 17
1.4.Deskripsi lokasi sampling ................................................................................. 18
BAB IV PERHITUNGAN SAMPLING..................................................................... 21
4.1.Jumlah Sampling ............................................................................................... 21
4.1.1.Proyeksi penduduk Kota Banda Aceh dari tahun 2017 ketahun 2018 ....... 21
4.1.2.Jumlah jiwa yang disampling ..................................................................... 22
4.1.3.Jumlah Rumah yang disampling ................................................................. 22
4.2.Lokasi Sampling ................................................................................................ 23
4.3.Perhitungan Volume dan timbulan .................................................................... 26
4.3.1.Sampah Organik ......................................................................................... 27

ii
4.3.2.Sampah Anorganik ..................................................................................... 29
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 31
5.1.Kesimpulan ........................................................................................................ 31
5.2.Saran .................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema teknik operasional pengelolaan persampahan......................... 8


Gambar 3.1. Kawasan Studi Praktikum Sampah..................................................... 20

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Batas Wilayah Desa Lampaseh Kota ...................................................... 15


Tabel 3.2. Jumlah Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin ......................... 16
Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ............................................ 16
Tabel 3.4. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama.................................................... 16
Tabel 3.5. Jenis Pekerjaan Penduduk Lampaseh ...................................................... 17
Tabel 4.1. Komposisi Sampah dan Timbulan Sampah ............................................ 25
Tabel 4.2. Timbulan, Faktor Pemadat dan Berat Jenis ............................................. 25
Tabel 4.3. Komposisi Sampah .................................................................................. 25

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek


Dalam kehidupan sehari-hari, sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di
telinga kita, setiap mata memandang di situ ada sampah, memang berlebihan jika
kami mengatakan demikian. Namun semua itu memang kenyataan yang tidak dapat
kita pungkiri lagi. Sampah merupakan kotoran; bisa sesuatu yang tak terpakai dan
dibuang; semua barang yang dibuang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat
kita katakana sampah adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak berguna,
barang kotor dan lain-lain. Seharusnya dimanfaatkan, diolah dikelola sesuai dengan
prosedur 3R Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah),
Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur
ulang sampah).
Dalam kenyataannya, pengelolaan pengolahan sampah dalam kehidupan
sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-mana
tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan
pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta
munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.
Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga menyebabkan
sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering membuang sampah
sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun. Padahal membuang
sampah merupakan perbuatan tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
Sampah akan terus diproduksi selama manusia masih hidup dan melakukan
kegiatan sehari-hari di wilayah yang mereka tempati, volume sampah yang semakin
tinggi jika tidak dikelola dengan baik dan benar sangat berpotensi menimbulkan
berbagai masalah yang cukup serius diantaranya permasalahan lingkungan dan
kesehatan lingkungan serta kesehatan manusia. Untuk itu perlu adanya suatu
pengolahan persampahan yang baik mulai dari sumber sampah sampai dengan
pembungan akhir yang memerlukan lahan khusus.

1
Sumber utama pengolahan sampah perkotaan adalah rendahnya tingkat
pelayanan umum sehingga mengakibatkan berbagai permasalahan lingkungan seperti
pencemaran air, tanah dan udara. Peningkatan jumlah sampah terutama disebabkan
oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, meningkatnya konsentrasi penduduk di
perkotaan atau pusat-pusat kawasan industri yang disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk dan urbanisasi, dan juga terjadinya produksi sampah per kapital yang
diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi masyarakat karena meningkatnya
kesejahteraan, serta meningkatnya limbah industri pertanian (agroindustry) maupun
industri non pertanian.
Kota Banda Aceh yang menjadi sasaran dalam studi ini merupakan Ibukota
dari Propinsi Aceh yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera. Pengambilan Kota
Banda Aceh sebagai lokasi studi adalah karena kondisi pengelolaan persampahan
terutama dalam aspek teknis operasional yang menjadi penekanan studi ini di kota
tersebut yang dirasa masih kurang baik dan masih perlu untuk ditingkatkan lagi.
Peningkatan volume sampah di Kota Banda Aceh bisa dilihat dari beberapa
hal, yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya dan juga adanya
peningkatan aktivitas kota. Jumlah penduduk Kota Banda Aceh setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah sampah di suatu kota berbanding lurus
dengan peningkatan jumlah penduduk di kota tersebut, sehingga adanya penigkatan
jumlah penduduk di Kota Banda Aceh akan meningkatkan jumlah sampah yang
dihasilkan oleh Kota Banda Aceh.
Hal lain yang dapat menyebabkan peningkatan volume timbulan sampah
adalah peningkatan aktivitas perkotaan. Peningkatan aktivitas perkotaan di Kota
Banda Aceh selain dari peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya juga dapat
dilihat dari perubahan guna lahan yang terjadi. Semakin tingginya aktivitas suatu kota
ditandai dengan semakin berkurangnya lahan untuk pertanian dan semakin luasnya
lahan terbangun. Di Kota Banda Aceh, luas lahan yang digunakan untuk kegiatan
pertanian setiap tahunnya mengalami penurunan sementara luas lahan terbangun di
Kota Banda Aceh semakin bertambah. Peningkatan aktivitas kota berpotensi untuk
menimbulkan sumber-sumber sampah baru seperti misalnya lahan yang dulunya

2
digunakn untuk aktivitas pertanian telah berubah penggunaannya menjadi aktivitas
perdagangan dan jasa yang tentu saja berpotensi untuk meningkatkan volume
timbulan sampah. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas
perkotaan di Kota Banda Aceh mengakibatkan volume timbulan sampah juga
meningkat.
Peningkatan volume timbulan sampah seperti yang dijelaskan di atas tentu
saja menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan di Kota Banda Aceh. Hal ini
menyebabkan perlunya pengelolaan sampah di Kota Banda Aceh. Pengelolaan
persampahan di Kota Banda Aceh saat ini dilakukan oleh pemerintah kota melalui
Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Pemerintah kota dalam
pengelolaan sampah memiliki beberapa potensi diantaranya keberadaan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang bernama TPA Gampong Jawa dan juga
adanya sarana perbengkelan sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan dari
penggunaan armada operasional dibandingkan bila harus melakukan pemeliharaan
armada oleh pihak lain (DKP Kota Banda Aceh, 2003).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a) Jumlah dan lokasi sampling di kawasan Kota Banda Aceh
b) Jumlah timbulan sampah di kawasan Kota Banda Aceh
c) Karakterisktik fisik dari timbulan sampah di wilayah Kota Banda Aceh
d) Karakteristik sampah kimia dari timbulan sampah di wilayah Kota Banda
Aceh

3
1.3 Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus pengelolaan sampah yang
ada di Desa Lampaseh kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh. Beberapa ruang
lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Menganalisis prakiraan jumlah timbulan sampah 8 hari berturut-turut di Desa
Lampaseh kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh.
b) Menganalisis timbulan, komposisi, berat jenis dan karakteristik sampah yang
dihasilkan oleh penduduk Desa Lampaseh, Kecamatan Kuta Raja kota Banda
Aceh.
c) Menganalisis perhitungan volume sampah perhari, pengamatan komposisi
sampah dan uji kuantitatif.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Minggu, 23 Desember 2018 s/d Minggu, 31 Desember 2018
Waktu : 8 Hari × 24 Jam (15.00 WIB)
Tempat : Desa Lampaseh kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh

1.5 Sistematika Penulisan


Laporan ini dilakukan sebagai tugas kecil yang mencoba untuk mengetahui
suatu masalah mengenai tetang pengelolaan sampah pada suatu kota/kawasan.
Adapun demikian, laporan ini disusun dalam lima bab dengan urutan pembahasan
sebagai berikut: pada Bab I yaitu Pendahuluan, Bab II yaitu Dasar Teori, Bab III
yaitu Gambaran Umum Wilayah Studi, Bab IV yaitu Perhitungan Sampling, dan pada
Bab V yaitu Kesimpulan dan Saran.
BAB 1 Pendahuluan
Bab I merupakan bagian pendahuluan yang disusun sedemikian rupa untuk
memberikan gambaran umum atas penelitian ini, mencakup latar belakang, maksud
dan tujuan, waktu dan tempat pelaksanaan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

4
BAB II Dasar Teori
Bab II merupakan kerangka teori yang membahas pendekatan teoritis. Pada
bab ini berisi tentang semua teori, standard dan Peraturan dalam sampling sampah
suatu kota/kawasan.
BAB III Gambaran Umum Wilayah Studi
Bab III merupakan bab yang berisi tentang gambaran umum wilayah studi,
jumlah kecamatan, jumlah penduduk dan sosial ekonomi penduduk wilayah
sampling.
BAB IV Perhitungan Sampling
Bab IV merupakan bab yang menjelaskan tentang perhitungan jumlah
sampling, lokasi sampling, hasil perhitungan timbulan, dan karakteristik fisik
sampah.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab V merupakan bab yang terakhir pada laporan ini. Pada bab ini berisi
tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari penelitian yang telah dilakukan.

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Sampah


Didalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat. Menurut (Enny, 2014). Sampah merupakan
produk samping dari aktivitas masyarakat. Pengertian sampah adalah hasil sisa dari
produk atau sesuatu yang dihasilkan dari sisa-sisa pengguna yang manfaatnya lebih
kecil dari produk yang digunakan oleh pengguna, sehingga sisa dari produk itu ada
yang digunakan dan ada juga yang dibuang. Solid Waste atau sampah padat terbagi
atas dua jenis, yaitu sampah Organik dan sampah Non-organik. Sampah organik
adalah sampah yang dapat diurai, seperti sisa-sisa makanan, dedaunan, dan lain-lain.
Sedangkan sampah non-organik adalah sampah yang tidak dapat terurai namun dapat
didaur ulang kembali seperti plastik, kaca, dan lain-lain. Sampah ini akan menjadi
bencana bagi kehidupan manusia apabila tidak dikelola dengan baik.
Sumber sampah berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah, sumber sampah adalah asal timbulan sampah. Menurut
(Hariyanto, 2014). sumber sampah berasal dari semua kegiatan manusia, pasti
menghasilkan sampah dengan kadar yang berbeda jenis dan volumenya. Sampah
sebagai hasil sisa-sisa kegiatan manusia diproduksikan dari berbagai tempat atau
sumber.

2.2 Klasifikasi Sampah


Berdasarkan SNI 19-3241-1994, tipe atau jenis sampah umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Sampah organik basah (garbage), yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan
organik dan mempunyai sifat mudah membusuk.

6
b) Sampah organik kering (rubbish), yaitu sampah yang susunannya terdiri dari
bahan organik maupun yang cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme sehingga sulit membusuk.
c) Sampah yang berukuran besar (bulky waste), dalam kategori ini termasuk
sampah yang berukuran besar dan berat.
d) Sampah abu (ashes), yaitu sampah padat yang berasal dari pembakaran kayu,
batu bara atau insenerator. Ukurannya kecil, lembut, ringan dan mudah
terbawa angin.
e) Sampah berupa lumpur dari pengolahan air bersih dan air limbah. Lumpur
dari kolam pengolahan harus dihindarkan langsung masuk ke air permukaan.
f) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua sampah yang berupa
bangkai binatang.
g) Sampah sapuan jalan yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan
di jalan karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang
tidak bertanggung jawab.
h) Sampah konstruksi umumnya berupa logam, beton, kaca, pipa, plumbing dan
kayu.
i) Sampah B3 merupakan buangan berbahaya dan beracun bersifat toksik
karena itu perlu penanganan khusus. Banyak dihasilkan dari kegiatan industri
ataupun produk yang dipakai sehari-hari. Semakin banyak industri yang
berdiri akan semakin beragam limbahnya.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan bahwa pengelolaan sampah adalah kegiatan sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.Di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga disebutkan bahwa pengaturan
pengelolaan sampah bertujuan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan kesehatan masyarakat dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.

7
2.3 Aspek Teknis Operasional
Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan disebutkan bahwa teknis operasional pengelolaan
sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan
akhir sampah harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari
sumbernya. Skema teknik operasional pengelolaan persampahan dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini:

Gambar 2.1. Skema teknik operasional pengelolaan persampahan


(Sumber: SNI 19-2454-2002)
Seperti yang telah disebutkan dalam SNI 19-2454-2002 bahwa teknis
operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan pewadahan
sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu dengan melakukan
pemilahan sejak dari sumbernya. Berikut ini adalah penjelasan dari kegiatan teknis
operasional pengelolan sampah perkotaan:
a. Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam
suatu wadah di tempat sumber sampah.
b. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan yang tidak hanya
mengumpulkan sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal

8
(bersama) melainkan juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik
dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung.
c. Pemindahan sampah dapat dilakukan dengan cara manual, mekanis, atau
gabungan manual dan mekanis, yaitu pengisisan kontainer dilakukan secara
manual oleh petugas pengumpul, sedangkan pengangkutan kontainer ke atas
truk dilakukan secara mekanis (haul). Sedangkan untuk pemilahan di lokasi
pemindahan dapat dilakukan dengan cara manual oleh petugas kebersihan
dan atau masyarakat yang berminat, sebelum dipindahkan ke alat pengangkut
sampah.
d. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat
pembuangan akhir

Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah


atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran,
pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan. Berdasarkan (SNI
T13-1990 F) teknik pengolahan sampah adalah sebagai berikut:
a. Pengomposan (Composting)
Pengomposan adalah suatu cara pengolahan sampah organik dengan
memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses
pematangan).
b. Pembakaran sampah
Pembakaran sampah dapat dilakukan disuatu tempat, misalnya lapangan yang
jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun demikian pembakaran
ini sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah, arang sampah, abu,
debu, dan asap akan terbawa ketempat tempat sekitarnya yang akhirnya akan
menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan disuatu instalasi
pembakaran, yaitu dengan menggunakan insinerator, namun pembakaran
menggunakan insinerator memerlukan biaya yang mahal.

9
c. Recycling
Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan
pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas, plastik, karet, dan
lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk
semula.
d. Reuse
Reuse merupakan salah satu teknik pengolahan yang hamper sama dengan
recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih
dahulu
e. Reduse
Reduse adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya
tidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.

Menurut peraturan menteri dalam negeri nomor 33 tahun 2010 tentang


pedoman pengelolaan sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga
maupun sampah sejenis sampah rumah tangga.Sampah rumah tangga adalah sampah
yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri
dari sampah organik, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis
sampah rumah tangga adalah sampah yang tidak berasal dari rumah tangga dan
berasal dari kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan/atau fasilitas lainnya. Kawasan
permukiman adalah kawasan hunian dalam bentuk klaster, apartemen, kondominium,
asrama, dan sejenisnya.Kawasan komersial adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang.Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan
industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.Kawasan khusus
adalah wilayah yang bersifat khusus yang digunakan untuk kepentingan
nasional/berskala nasional.

10
Tempat sampah rumah tangga adalah wadah penampungan sampah yang
berupa bak/bin/tong/kantong/keranjang sampah.Pengelolaan sampah adalah kegiatan
yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi perencanaan,
pengurangan, dan penanganan sampah.Tempat Penampungan Sementara, yang
selanjutnya disingkat TPS, adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat
pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu, yang selanjutnya disingkat TPST, adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang, pendauran ulang, pemilahan,
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.Tempat Pemrosesan Akhir,
yang selanjutnya disingkat TPA, adalah tempat untuk memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan.Kompensasi adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap
pengelolaan sampah di tempat pemrosesan akhir yang berdampak negatif terhadap
orang.
Retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah
satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas
pemerintahan di bidang persampahan di daerah. Badan Layanan Umum Daerah
Persampahan, yang selanjutnya disingkat BLUD Persampahan, adalah Unit Kerja
pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup republik indonesia
nomor 16 tahun 2011 tentang pedoman materi muatan rancangan peraturan daerah
tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Dalam penyelenggaraan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga, gubernur atau bupati/walikota menetapkan kebijakan dan

11
strategi penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Kebijakan tersebut memuat arah kebijakan penanganan sampah, dan program
penanganan sampah. Khusus bagi pemerintah Kabupaten/Kota, selain menetapkan
kebijakan dan strategi Kabupaten/Kota dalam penanganan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga, juga menyusun dokumen rencana induk dan
studi kelayakan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga. Rencana induk paling sedikit memuat pemilahan sampah, pengumpulan
sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah, pemrosesan akhir sampah, dan
pendanaan. Rencana induk tersebut ditetapkan untuk jangka waktu paling sedikit 10
(sepuluh) tahun.
Penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota meliputi:
a) Pemilahan
Kegiatan pemilahan sampah dilakukan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. Pemilahan
sampah dilakukan oleh orang perseorangan, kelompok orang atau badan hukum
pada sumbernya, pengelola kawasan, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemilahan
sampah dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah paling sedikit
menjadi 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas sampah yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun, sampah yang
mudah terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, sampah yang dapat didaur
ulang, dan sampah lainnya. Sarana pemilahan sampah disediakan oleh pengelola
kawasan dan pemerintah kabupaten/kota. Pemilahan sampah menggunakan sarana
yang memenuhi persyaratan, jumlah sarana sesuai dengan jenis pengelompokan
sampah, diberi simbol atau tanda dan bahan, bentuk, dan warna wadah.
b) Pengumpulan
Pengumpulan sampah dilakukan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Pengumpulan sampah dilakukan
oleh pengelola kawasan dan pemerintah kabupaten/kota. Pengelola kawasan

12
dalam melakukan pengumpulan menyediakan TPS, tempat pengolahan sampah
dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang selanjutnya disebut TPS 3R,
dan/atau alat pengumpul untuk sampah terpilah. TPS merupakan tempat sebelum
sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau TPST. TPST
merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
Sedangkan TPS 3R merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan. Dalam
penyelenggaraan pengumpulan sampah, pemerintah kabupaten/kota menyediakan
TPS dan/atau TPS 3R pada wilayah permukiman. TPS dan/atau TPS 3R tersebut
supaya memenuhi persyaratan yang meliputi sarana untuk pengelompokan
sampah paling sedikit 5 (lima) jenis sampah, luas lokasi dan kapasitas sesuai
kebutuhan, lokasi yang mudah diakses, tidak mencemari lingkungan, jadwal
pengumpulan dan pengangkutan.
c) Pengangkutan
Pengangkutan sampah dilakukan dalam bentuk membawa sampah dari
sumber dan/atau dari TPS atau dari TPST menuju ke TPA. Pengangkutan sampah
dari TPS dan/atau TPS 3R ke TPA atau TPST dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota dengan menyediakan alat angkut sampah terpilah paling sedikit 5
(lima) jenis sampah dan tidak mencemari lingkungan. Pemerintah kabupaten/kota
dalam pengangkutan sampah dapat menyediakan stasiun peralihan antara.
d) Pengolahan
Pengolahan sampah dilakukan dalam bentuk mengubah karakteristik,
komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota, orang perseorangan, kelompok orang dan/atau badan hukum pada
sumbernya, dan pengelola kawasan. Kegiatan pengolahan sampah meliputi
pemadatan, pengomposan, daur ulang materi, dan/atau daur ulang energi.
Pengelola kawasan menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala kawasan yang
berupa TPS 3R. Sedangkan pemerintah kabupaten/kota menyediakan fasilitas
pengolahan sampah pada wilayah permukiman yang berupa TPS 3R, stasiun

13
peralihan antara, TPA, dan/atau TPST. Apabila dua atau lebih kabupaten/kota
melakukan pengolahan sampah bersama dan memerlukan pengangkutan sampah
lintas kabupaten/kota, pemerintah kabupaten/kota dapat mengusulkan kepada
pemerintah Provinsi untuk menyediakan stasiun peralihan antara dan alat angkut.
e) Pemrosesan akhir sampah.
Pemrosesan akhir sampah dilakukan dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Pemrosesan akhir sampah dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan
menggunakan metode lahan uruk terkendali, metode lahan uruk saniter, dan
teknologi ramah lingkungan. Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan dan
mengoperasikan TPA dengan melakukan pemilihan lokasi sesuai rencana tata
ruang wilayah (RTRW) provinsi dan/atau RTRW kabupaten/kota, menyusun
analisis biaya dan teknologi, dan menyusun rancangan teknis. Lokasi TPA paling
sedikit memenuhi aspek geologi, hidrogeologi, kemiringan zona, jarak dari
lapangan terbang, jarak dari permukiman, tidak berada di kawasan lindung/cagar
alam, dan bukan merupakan daerah banjir periode ulang 5 (lima) tahunan.
Pemerintah kabupaten/kota dalam menyediakan TPA melengkapi fasilitas dasar,
fasilitas perlindungan lingkungan, fasilitas operasi, dan fasilitas penunjang.
Apabila TPA tidak dioperasikan sesuai dengan persyaratan teknis, harus
dilakukan penutupan dan/atau rehabilitasi. Penyediaan fasilitas pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah dilakukan melalui tahapan perencanaan, pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan. Pembangunan fasilitas pengolahan dan
pemrosesan akhir meliputi kegiatan konstruksi, supervisi, dan uji coba

14
BAB III
GAMBAR UMUM WILAYAH STUDI

3.1 Wilayah Studi Sampling


Wilayah studi sampling kelompok 3 unit 3 pada praktikum pengelolaan
sampah ini adalah Gampong Lampaseh. Gampong Lampaseh merupakan salah satu
gampong yang berada di Kecamatan Kuta Raja, Badan Aceh. Jarak dari Gampong
Lampaseh ke Ibukota Kecamatan sejauh 1,5 Km dan jarak ke Ibukota
Kabupaten/Kota sejauh 1,5 Km. Gampong Lampaseh memiliki luas wilayah 33,1
Ha/Km.
Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Lampaseh Kota
Letak Batas Gampong
Sebelah utara Merduati
Sebelah Selatan Pungejurong
Sebelah Barat Lampaseh Aceh
Sebelah Timur Merduati
(Sumber: Gampong Lampaseh Kota)
Tata guna lahan di Desa Lampaseh Kota terdiri dari beberapa penggunaan
yang tercatat oleh kelurahan, yaitu sebagai berikut:
Pemukiman/perumahan : 5 Ha
perdagangan : 25 Ha
Selain itu terdapat juga lahan terlantar dengan luas 2 Ha.
Di desa Lampaseh Kota juga terdapat beberapa sarana pendidikan,
diantaranya yaitu Sekolah Dasar Negeri 70 Banda Aceh, SMA Negeri 14 Kota Banda
Aceh dan SMP Negeri 12 Banda Aceh. Desa Lampaseh Kota juga memiliki satu
Mushala dan satu Masjid yaitu Masjid Bani Salim dan satu tempat wisata yaitu
Taman Kota Trembesi BNI Kota Banda Aceh.

15
3.2 Jumlah Penduduk Wilayah Sampling
Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari kelurahan Desa
Lampaseh Kota pada bulan Desember 2017 tercatat sebanyak 1967 jiwa dengan luas
wilayah 331,000 m² atau 33,1 Ha. Terdiri dari lima dusun yaitu dusun Masjid, dusun
Mina, dusun Muhajirin, dusun Pendidikan, dan dusun Pesantren.
Berdasarkan umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk gampong lampaseh
kota dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
NO Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan
(Orang)
(Orang) (Orang)
1 0-11 Bulan - - -
2 1-5 Tahun 66 71 137
3 5-6 Tahun 57 65 122
4 7-12 Tahun 95 105 200
5 13-15 Tahun 92 119 211
6 16-18 Tahun 102 190 292
7 19-25 Tahun 170 148 318
8 26-34 Tahun 135 147 282
9 35 – 49 Tahun 105 116 221
10 50-54 Tahun 79 108 187
11 55-59 Tahun 65 95 160
12 60-64 Tahun 60 90 150
13 65-69 Tahun 11 13 24
14 >70 Tahun - - -
(Sumber: Gampong Lampaseh kota)

16
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan jumlah (Orang)
Taman Kanak – Kanak 66
Sekolah Dasar 105
Sekolah menengah pertama 319
sekolah Menengah Atas 320
Akademi (D1-D3) 45
Sarjana (S1-S2) 70

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Agama


NO Agama Laki-Laki Perempuan
1 Islam 1272 994
2 Kristen 13 10
3 Katholik - -
4 Hindu - -
5 Buddha 2 -
6 Konghucu - -

3.3 Data Sosial Ekonomi Penduduk Wilayah Sampling


Data sosial ekonomi penduduk sangat diperlukan untuk proses pengambilan
sampling pada praktikum pengelolaan sampah ini, dikarenakan ada tiga rumah yang
akan dipilih sebagai lokasi sampling berdasarkan tingkat pendapatan dan jenis
pekerjaan penduduk, yaitu pendapatan tinggi (high income), pendapatan sedang
(medium income), dan pendapatan rendah (low income).
Berikut ini adalah data yang didapatkan dari Desa Lampaseh Kota tantang
data sosial ekonomi penduduknya.

17
Tabel 3.5 Jenis Pekerjaan Penduduk Gampong Lampaseh Kota
NO Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)
1 Karyawan
a. pegawai Negei Sipil 147
b. TNI 20
c. POLRI 20
d. Swasta 11
2 Wiraswasta 282
3 Petani 6
Buruh 6
(Sumber: Data Gampong Lampaseh Kota)
Lokasi sampling berdasarkan pada tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan
penduduk, yaitu pendapatan tinggi (high income), pendapatan sedang (medium
income), dan pendapatan rendah (low income). Secara lebih jelas wilayah studi
sampling pada praktikum ini dapat dilihat pada gambar 3.1

3.4 Deskripsi lokasi sampling


Lokasi pengambilan sampel berdasarkan tingkat pendapatan yaitu sebagai
berikut:
a) Perumahan mewah (High income)
b) Perumahan menengah (Medium income)
c) Perumahan sederhana (Low income)

18
Data pemilik rumah yang disampling:
1) Rumah Pendapatan Tinggi (High income)
Nomor rumah : 58
Dusun rumah : Pesantren
Jumlah orang per rumah :6
Kepala keluarga : Alfian M Ali (70 Tahun)
Anggota keluarga : Nurasma (65 Tahun)
Azkir Ikram (10 Tahun)
Khamal Afkar (7 Tahun)
Muhammad Alif (5 Tahun)

2) Rumah Pendapatan Menengah (Medium income)


Nomor rumah : 45
Dusun rumah : Pesantren
Jumlah orang per rumah :5
Kepala keluarga : Yusran (42 Tahun)
Anggota keluarga : Risnawati (39 Tahun)
Mirja Faturrahman (8 Tahun)
Habibi Wafikari (4 Tahun)
Rasyid Al-Habsyi (1 Tahun)

3) Rumah Pendapatan Rendah (Low Income)


Nomor rumah : 12
Dusun rumah : Pesantren
Jumlah orang per rumah :5
Kepala keluarga : Miznur (53 Tahun)
Anggota keluarga : Nuraenah (38 Tahun)
M.Rayyan (18 Tahun)
Marsella (11 Tahun)
Alika (3 Tahun)

19
20
Gambar 3.1 Peta Kawasan Studi praktikum Sampah
BAB IV
PERHITUNGAN SAMPLING

4.1 Jumlah Sampling


Penentuan jumlah sampel telah ditentukan berdasarkan SNI-19-3964-1994,
dari data sekunder:
a) Jumlah penduduk kota Banda Aceh tahun 2017 (Banda Aceh dalam angka
2018)
b) Koefisien perumahan (Cd) untuk kota sedang dan kecil = 0,5
c) Jumlah orang dalam satu rumah (n) = 5 orang

Perhitungan jumlah sampling meliputi:

4.1.1 Proyeksi penduduk Kota Banda Aceh dari tahun 2017 ketahun 2018

Ps = JP (1 + ∆ )

Dengan:
Ps = Proyeksi penduduk
JP = Jumlah penduduk
∆ = Perubahan penduduk tiap tahun
n = Selisih tahun proyeksi
Maka, dapat diperhitungkan proyeksi penduduk tahun 2018 bedasarkan data
tahun 2017 diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, Sehingga
diperoleh hasil proyeksi sebagai berikut:
Ps = JP (1+Δp)n
= 259,913 (1+1,96 %)
= 265,007 jiwa
Jadi total penduduk Banda Aceh pada tahun 2018 dari hasil proyeksi data
tahun 2017 adalah 265,007 jiwa.

21
4.1.2 Jumlah jiwa yang disampling

S = Cd√

Dengan:
S = Jumlah Jiwa
Cd = Koefisien Perumahan
Ps = Proyeksi penduduk
S = Cd√

= 0,5 265,007
= 257 jiwa
Jadi total orang yang di sampling adalah 257 jiwa

4.1.3 Jumlah Rumah yang disampling

Dengan:
K = jumlah KK/rumah yang disampling
S = Jumlah jiwa
n = jumlah orang dalam satu rumah = 5 orang (SNI 19-3964-1994)
k=

= 52 kk/rumah
Jadi rumah yang disampling adalah 52 KK/rumah untuk kota Banda Aceh.

22
4.2 Lokasi Sampling
Lokasi sampel yang diambil berdasarkan tingkat pendapatan high income,
medium income, dan low income. Persebaran lokasi sampel berdasarkan banyak
sampel yang telah didapatkan sebelumnya. Untuk daerah sampel yang akan diambil
dari 9 kecamatan yang ada di kota Banda Aceh dihitung berdasarkan rumus berikut:

D=√
Dengan:
D = jumlah sampel kecamatan
N = jumlah kecamatan
Untuk penentuan jumlah Kecamatan yang akan disampling, menggunakan
persamaan:

D=√
Dengan:
D = jumlah sampel kecamatan
N = jumlah kecamatan
D = √9
= 3+2
=5

Pada pratikum Pengelolaan persampahan akan menyampling pada 5 (lima)


Kecamatan, meliputi 3 (tiga) Kecamatan yang ditentukan berdasarkan tingkat
pendapatanya yaitu Kecamatan Kuta Raja, Meuraxa, dan Jaya Baru, ditambah 1
(satu) Kecamatan Syiah Kuala (daerah pendidikan) dan 1 (satu) Kecamatan di Pusat
Kota (Kecamatan Baiturahman), jadi:
 Untuk jumlah KK/rumah per kategori sampel, maka:

K =

= 17.3
= 17 rumah perkategori

23
 Untuk satu desa, maka:
D = √90
= 9.4 rumah
 Untuk satu desa per kategori sampel, maka:
K=

= 3 rumah/ kategori/desa
Tiga rumah ini terbagi berdasarkan pendapatan, sehingga diperoleh satu
rumah untuk pendapatan tinggi (High Income), satu rumah untuk pendapatan
menengah (Medium Income) dan satu rumah untuk pendapatan rendah (low income).

24
Tabel 4.1 Komposisi sampah dan timbulan sampah

KOMPOSISI SAMPAH
Jumlah
Komposisi Minggu
orang
Jenis

Sampah BJ Tb
dalam m (kg) Vₐ (cm³) Vĸ (cm³) FP
(Kg/L) (Kg/o/h)
rumah
Organik
Kertas 0.10 226.98 170.24 1.33 0.59 0.02
sampah makanan 0.40 3,534.29 2,827.43 1.25 0.14 0.08
sampah halaman
Rumah Bapak Alfian M Ali

Total Organik 0.50 3,761.27 2,997.67 1.25 0.17 0.10


Anorganik
Kain (tekstil) 0.01 113.49 56.75 2.00 0.18 0.00
Karet
High Income

Plastik 0.30 21,205.75 7,068.58 3.00 0.04 0.06


5 Logam
Sterophoam
Total Anorganik 0.31 21,319.24 7,125.33 2.99 0.04 0.06
B3
Obat-obatan
Pempers
Lain-lain*
Total B3
Total Keseluruhan 0.81 25,080.51 10,123.00 2.48 0.08 0.16

25

Anda mungkin juga menyukai