Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN SAMPAH

Oleh :
Khaleed Alhamzi (NIM 190702031)

Asisten:
Maula Audiana

Dosen pengampu:
Arief Gunawan, S.T., M.Sc

LABORATORIUM LIMBAH PADAT DAN B3


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
BANDA ACEH
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN SAMPAH

Oleh :
Khaleed Alhamzi (NIM 190702031)

Asisten:
Maula Audiana

Dosen pengampu:
Arief Gunawan, S.T., M.Sc

LABORATORIUM LIMBAH PADAT DAN B3


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
BANDA ACEH
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM PENGELOLAAN SAMPAH

1. a. Alamat Sampling : Bireuen


b. Kecamatan Sampling : Kota Juang
c. Jumlah Sampling : High Income
Medium Income
Low Income

2. Jadwal Praktikum : 17-24 Dessember 2020

Bireuen, 02 Januari 2020


Mengetahui, Asisten

(Maula Audiana)

Menyetujui:
Koordinator Laboratorium Limbah Padat dan B3
Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Arief Gunawan, S.T., M.Sc


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Pengelolaan Sampah.

Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas
Praktikum Pengolahan Persampahan ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta
arahan, bimbingan dari berbagai pihak, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan semangat dan kasih sayang
yang tulus kepada kami.
2. Bapak Arief Gunawan, S.T., M.Sc Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengelolaan Persampahan sekaligus Praktikum
3. Asisten pembimbing Praktikum Pengelolaan Persampahan kak Maula Audia
yang telah membantu dan mengarahkan praktikum Pengelolaan Sampah ini.
4. Pemilk rumah high income, medium income, dan low income sehingga kegiatan
sampling dapat terlaksanakan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum
ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Bireuen, 02 Januari 2020

(Khaleed Alhamzi)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penduduk di Indonesia semakin lama semakin meningkat dengan kecepatan yang
sangat tinggi dan mengakibatkan semakin padatnya penduduk di wilayah Indonesia.
Misalnya tentang permasalahan sampah perkotaan dengan meningkat nya penduduk juga
akan meningkatkan kebutuhan dan aktivitas manusia dengan bertambahnya timbulan
sampah yang ada. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik
dan bahan anorganik yang di anggap tidak berguna lagi dan harus di kelola agar tidak
membahayakan lingkungan.
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah
kota. Bertambah pula beban yang harus di terima kota tersebut. Salah satunya adalah
beban akibat dari sampah yang di produksi oleh masyarakat perkotaan secara kolektif.
Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan berbagai dampak negatif yang sangat
besar apabila penanganannya tidak dilakukan secara cermat dan serius yaitu
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau
tidak di harapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah,air dan
udara. Pengelolaan sampah secara efektif dan efisien harus di jalankan oleh semua pihak,
baik masyarakat maupun pemerintah. Seumua pihak ini bertanggung jawab terhadap
penanganan sampah sehingga tidak lagi menimbulkan masalah.
Menurut (Satori,2010) sampah merupakan materi atau zat baik yang bersifat organik
maupun anorganik yang di hasilkan dari aktifitas manusia baik aktifitas rumah
tangga,industri dan lainnya. Berdasarkan permasalahan yang di atas maka perlu
melakukan kegiatan pengumpulan sampah dari masyarakat yang kemudian sampah itu
kita pilah antara sampah organik dan anorganik lalu di ukur volume dan berat nya.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat dikatakan
sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan
(Sudradjat, 2006). Upaya penanganan sampah perlu dilakukan secara manajerial dengan
benar serta melibatkan semua unsur baik pemerintah, swasta maupun masyarakat yang
diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaannya.
Pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, gaya hidup dan masyarakat yang
semakin konsumtif telah mengakibatkan meningkat nya jumlah timbulan sampah, dan
keberagaman karakteristik sampah sebuah kota. Meningkatnya volume timbulan sampah
memerlukan pengelolaan yang memadai dan terorganisir dengan baik. Untuk mengurangi
pencemaran yang terjadi akibat penumpukan sampah, saat ini dikenal istilah program 3R
yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce yaitu mengurangi penggunaan bahan-bahan
yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang
yang tidak terlalu di butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan dan lainnya. Reuse
yaitu mengunakan kembali sampah yang masih dapat di gunakan. Arti reuse selain itu
adalah memakai barang yang sudah tidak diperlukan lagi dengan fungsi yang lain. Hal ini
dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Dan Recycle
yaitu mengolah kembali sampah menjadi barang yang bermanfaat.
Penanganan sampah tersebut harus segera di tanggulangi, apabila ditanagani secara
serius maka sampah bukan lagi suatu musuh namun sudah menjadi sahabat karena bisa di
pakai kembali, dan juga akan menghasilkan peningkatan ekonomi.

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan dalam praktikum ini agar kita bisa mengetahui cara bagaimana memilah
sampah yang baik antara sampah organik dan anorganik, mengetahui cara menghitung
berat dan volume suatu sampah dan juga mengetahui nilai sesudah kompaksi dan sebelum
kompaksi.

1.3 Ruang Lingkup


Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus pengelolaan sampah yang ada
di Desa Meunasah Capa Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen. Beberapa ruang
lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Menganalisis prakiraan jumlah timbulan sampah 8 hari berturut-turut di Desa
Meunasah Capa Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen.
b) Menganalisis timbulan, komposisi, berat jenis dan karakteristik sampah yang
dihasilkan oleh penduduk Desa Meunasah Capa Kecamatan Kota Juang
Kabupaten Bireuen.
c) Menganalisis perhitungan volume sampah perhari, pengamatan komposisi
sampah dan uji kuantitatif
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari:
 Bab 1 pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
ruang lingkup serta sistematika penulisan dalam laporan.
 Bab 2 Daftar pustaka / Teori yang menjelaskan tentang semua teori, standard dan
peraturan dalam sampling sampah suatu kota/kawasan
 Bab 3 gambaran umum wilayah studi yang menjelaskan gambaran umum
Gampong Meunasah Capa, jumlah kecamatan, jumlah penduduk, dan data social
ekonomi penduduk wilayah sampling.
 Bab 4 perhitungan sampling yang berisi tentang semua perhitungan Jumlah
Sampling, lokasi sampling, hasil perhitungan timbulan sampah, karakteristik fisik
dan karakteristik kimia sampah hasil sampling.
 Bab 5 penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari laporan pengelolaan
sampah di daerah Gampong Meunasah Capa.
 Lampiran ( gambar photo saat sampling, praktikum dan pelaksanaan praktikum,
serta perhitungan lainnta dalam bentuk tabel )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah


Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-
Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Juli Soemirat (1994) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (1990) mengatakan yang
dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran
manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya. Manik (2003) mendefinisikan
sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus
dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
Sampah di sebut sebagai buangan padat maupun setengah padat yang berasal dari
zat organik dan anorganik. Dengan bertambahnya penduduk di Indonesia jumlah
produksi sampah yang di hasilkan juga semakin besar karena aktivitas nya dari manusia.
Menurut (Tchobanoglous,1993) produksi sampah yang di hasilkan perlu di lakukan
pengelolaan khusus agar tidak membahayakan kesehatan manusia, lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan.
Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
mengatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat.
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dapat di pakai, tidak di senangi
atau sesuatu yang harus di buang, pada umumnya sampah berasal dari kegiatan yang di
lakukan oleh manusia,termasuk kegiatan industri (Azwar,1990). Sementara sampah
adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan, baik karena telah di ambil bagian
utamanya atau karena pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat. Sedangkan bila di tinjau
dari segi lingkungan dapat menyebaban pencemaran udara atau gangguan kelestarian.
2.2 Klasifikasi Sampah
Pada umumnya klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya berhubungan dengan
penggunaan lahan dan pembagian wilayah. Menurut Tchobanoglous (1993), sumber –
sumber sampah tersebut adalah :
1. Pemukiman, Merupakan sampah daerah permukiman yang sampahnya berupa
sampah-sampah hasil kegiatan rumah tangga seperti samaph dapur, kertas, tekstil,
kulit, logam, kaca, kayu dan sebagainya.
2. Komersial, Daerah komersil meliputi pertokoan, pasar, supermarket, perkantoran,
perhotelan, rumah makan, dan lain sebagainya. Jenis sampah yang dihasilkan
kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan
beracun, dan sebagainya.
3. Institusional, Yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lan-
lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah
komersial
4. Pembangunan dan pembongkaran, meliputi pembuatan konstruksi baru,
perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kayu,
baja, beton, debu, dan lain-lain.
5. Sarana umum, seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-
lain.
6. Lokasi pengelolaan air atau limbah, yaitu pengolahan limbah domestik seperti
Instalasi pengolahan air minum, Instalasi pengolahan air buangan, dan
insinerator. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan,
debu, dan sebagainya
7. Industri yaitu, sampah yang berasal dari seluruh proses produksi dari bahan-
bahan kimia atau serpihan potongan bahan. Sampah industri berupa bahan kimia
yang sering kali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum di buang.
8. Pertanian yaitu jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan busuk.
Menurut Bahar (1986) menyatakan berdasarkan jenisnya, sampah dapat pula di
klasifikasi atas beberapa kelompok, antara lain:

1. Garbage, yaitu sampah yang di peroleh dari sisa pengolahan, sisa pemasakan atau
sisa makanan yang telah membusuk.
2. Rubbish, yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk dan dapat
pula terbagi menjadi dua kelompok yaitu, pertama sampah yang tidak mudah
membusuk tapi mudah terbakar seperti kayu, bahan plastik kain, dll. Kedua
adalah sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah terbakar seperti
kaca, keramik, dll.
3. Ashes dan Cinder yaitu berbagai jenis arang yang berasal dari kegiatan
pembakaran.
4. Dead animal yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan peliharaan (domesic
animal) maupun hewan liar (wild animal).
5. Street sweeping yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan,
seperti sisa bungkusan makanan, kertas, daun, kayu, dll.
6. Industri waste merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri.

2.3 Komposisi Sampah

Komposisi sampah juga merupakan suatu hal yang diperhatikan kompisisi


sampah apa yang dihasilkan dalam sampah domestik atau non domestik tersebut. Di
Indonesia, penggolongan sampah yang sering digunakan adalah sebagai (a) sampah
organik, atau sampah basah, yang terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton, tulang,
sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah, termasuk juga didalamnya sampah halaman dan
lain-lain sejenisnya, dan sebagai (b) sampah anorganik, atau sampah kering yang terdiri
atas kaleng, plastik, besi dan logam-logam lainnya, gelas dan juga termasuk kedalamnya
ialah kertas. Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

a. Sampah dari permukiman, atau sampah rumah tangga


b. Sampah dari non-permukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti dari
pasar atau toko dan hotel-hotel daerah komersial dan sebagainya.

Sampah dari kedua jenis sumber ini dikenal sebagai sampah domestik. Untuk
sampah non-domestik adalah sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah rumah
tangga, misalnya limbah dari proses industry seperti halnya sampah B3 dan lainnya
(Marsida, 2017).

Seperti halnya timbulan sampah, komposisi sampah disetiap sumber juga akan
berbeda, masing-masing perbedaan akan dipisah secaea umum menjadi 11 jenis
komposisi dari sampah diantaranya ialah besi atau logam, botol plastik, kaca, kain,
kaleng, kertas, plastik, residu, organik atau sisa makanan, kain atau tekstil, komposisi
sampah yang dihasilkan tergantung pada sumber sampah dimana dihasilkan (Marsida,
2017).
Banyaknya jumlah komposisi sampah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya ialah:

 Cuaca: didaerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan
cukup tinggi.
 Frekuensi pengumpulan: semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin
tinggi tumpukan sampah, tetapi bila sampah tersebut tidak diangkat dan dibiarkan
saja di TPS, sampah organik akan berkurang karena membusuk, dan yang akan
terus bertambah adakah sampah kertas dan sampah kering lainnya yang sulit
terdegradasi.
 Musim: jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang
berlangsung akan meningkatkan komposisi sampah organik atau sampah sisa
makanan.
 Tingkat sosial ekonomi: masyarakat atau daerah dengan ekonomi yang lebih
tinggi menghasilkan sampah dengan komponen sampah kertas dan plastik yang
lebih tinggi dari sampah organik yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah
ekonomi lebih rendah.
 Kemasan produk: kemasan peoduk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan
mempengaruhi. negara maju seperti Amerika banyak yang menggunakan kertas
sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak
menggunakan plastik sebagai pengemas.

Setiap negara mempunyai cara untuk pengelompokan komposisi sampahnya,


Indonesia sejak tahun 1991 mengelompokan komposisi sampah menjadi 9 jenis yaitu:

1. Sampah makanan
2. Kayu dan sampah tanaman
3. Kertas dan karton
4. Tekstil dan produk tekstil
5. Plastik
6. Logam
7. Gelas atau kaca
8. Lain-lain: bahan inert. Abu, dan lain-lain.

Dalam pelaksanaanya saat ini dimasukan komponen ke 10 yaitu sampah


berbahaya atau B3 (Damanhuri, 2004)
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

3.1 Ruang Lingkup Sampling


Wilayah yang dilakukannya pratikum pegolahan sampah ini adalah Kota Banda
Aceh. Letak Geografis Kota Bireuen terletak antara 4.54’-5.21’ Lintang Utara dan
96.20’.97.21’ Bujur Timur. Luas kota Bireuen yaitu 1.901,21 km 2, batas-batas kota
Bireuen yaitu sebelah utara adalah Selat Malaka, sebelah selatan adalah kabupaten Bener
Meriah, sebelah timur adalah kabupaten Aceh Utara dan sebelah barat kabupaten Pidie
Jaya. Kota Bireuen memiliki 17 kecamatan dan 608 gampong.
Pada praktikum ini melakukan pengambilan sampling di Gampong Meunasah
Capa Kecamatan Kota Juang, pengambilan sampling dilakukan sebanyak tiga rumah yang
berdasarkan pendapatan nya, yang terdiri dari satu rumah yang kepala keluarga
berpenghasilan tinggi (high income), satu rumah yang kepala keluarga berpenghasilan
menengah (medium income) dan satu rumah yang kepala keluarga berpenghasilan rendah
(low income)

3.2 Jumlah Penduduk Wilayah Sampling


Gampong Meunasah Capa yang terletak di kecamatan Kota Juang memiliki
jumlah jiwa yang terdaftar di Meunasah Capa sebanyak 2.415 jiwa dengan memiliki
jumlah KK sebanyak 913 KK dengan terbagi atas 3 dusun yakni Capa Tengah, Capa
Utara, Kommes yang rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Jumlah KK dan jenis kelamin di Tiap dusun Gampong Meunasah Capa
Jumlah Penduduk
No Dusun
KK LK PR
1 Capa Tengah 302 412 401
2 Capa Utara 319 394 416
3 Kommes 292 362 430
Jumlah 913 1.168 1.247
Total Penduduk 2.415
Sumber: Data Gampong Meunasah Capa Desember 2020
3.3 Data Pemilik Rumah Yang Disampling
Data rumah yang menjadi titik sampling pada praktikum ini terdiri dari 3 rumah
yang terbagi atas 1 rumah high income, 1 medium income, dan 1 rumah low income,
dengan rincian pemiliknya sebagai berikut:
 Low Income
Nama Kepala Keluarga : M Yusuf
Jumlah Didalam Rumah : 4 Orang
Pendapatan : 1.000.000 – 2.000.000
Pekerjaan : Wiraswasta ( penjual peyek / kacang /
kerupuk )

Gambar 3.2 Foto rumah Bapak M Yusuf

Sumber: Dokumen Pribadi

 Medium Income
Nama Kepala Keluarga : Samiun
Jumlah Didalam Rumah : 5 Orang
Pendapatan : 3.000.000 – 5.000.000
Pekerjaan : Pns

Gambar 3.2 Foto rumah Bapak Samiun

Sumber: Dokumen Pribadi

 High Income
Nama Kepala Keluarga : Wilda Wijaya
Jumlah Didalam Rumah : 2 Orang
Pendapatan : 13.000.000 – 16.000.000
Pekerjaan : 1. Ketua Direktur CV Sabena Bireuen
2. Bendahara Pesantren Azzahra Bunyot

Gambar 3.3 Foto rumah ibu Wilda Wijaya

Sumber: Dokumen Pribadi

3.4 Lokasi Wilayah Sampling


Lokasi wilayah sampling pada praktikum pengelolaan sampah ini terletak pada
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Kota Bireuen, Kecamatan Kota Juang dan Gampong
Meunasah Acah, yang letak wilayahnya akan di jelaskan sebagai berikut:

BAB IV
PERHITUNGAN SAMPLING

4.1 Jumlah Sampling


Penentuan jumlah sampel telah ditentukan berdasarkan SNI-19-3964 1994, dari
data sekunder :
1. Jumlah penduduk kota Bireuen tahun 2019
2. Koefisien perumahan (Cd) untuk kota sedang dan kecil = 0,5
3. Jumlah orang dalam satu rumah (n) = 5 orang
Perhitungan jumlah sampling meliputi:

4.1.1 Proyeksi penduduk Kota Bireuen dari tahun 2019 ke 2020

Ps = JP (1+∆ P)n

Dengan:
Ps = Proyeksi penduduk
JP = Jumlah penduduk
∆P = Perubahan penduduk tiap tahun
n = Selisih tahun proyeksi
Maka, dapat diperhitungkan proyeksi penduduk tahun 2020 berdasarkan data
tahun 2019 diperoleh dari Badan Pusat Statistik Banda Aceh, Sehingga diperoleh hasil
proyeksi sebagai berikut:
Hal pertama yang dicari adalah ΔP,
Ket : r = Laju pertumbuhan penduduk
Pt = jumlah penduduk tahun t
Po = jumlah penduduk tahun awal
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t ( dalam tahun)
Maka,
Maka,
P0 = 389.288 jiwa
Pt = 471.635 jiwa
t = 2019 – 2010 = 9
471.635 19
r= ( 389.288 ) −1

r = 1,21153233595690,11 – 1
r = 1,0213317926363 – 1
r = 0,0213317926363
Sehingga laju pertumbuhan pada 2010 ke 2019 adalah 0,0213 atau 2,13 persen

Dan dari diatas tersebut bisa dilihat proyeksi penduduk pada 2020 yaitu :
Ps = Jp (𝟏 + 𝜟𝑷)𝒏
Ps = 471.635 ( 1 + 2,13% )1
Ps = 481.680 jiwa
Ket : jp yang dipakai adalah yang 2019
Sehingga proyeksi penduduk pada tahun 2020 adalah 481.680 jiwa

4.1.2 Jumlah Jiwa yang disampling

S = Cd√ Ps

Dengan Mengikuti :
S = Jumlah Jiwa
Cd = Koefisien Perumahan
Ps = Proyeksi penduduk

Maka banyaknya jumlah jiwa yang disampling dapat dihitung sebagai berikut :
S = Cd√ Ps
= 0,5√ 594,682
= 386 jiwa
Jadi jumlah yang akan disampling pada kota Bireuen sebanyak 386 jiwa/orang
4.1.3 Jumlah Rumah yang disampling
S
K=
n

Dengan :
K = jumlah KK/rumah yang disampling
S = Jumlah jiwa
n = jumlah orang dalam satu rumah = 5 orang (SNI 19-3964-1994)
s
k =
n
386
=
5
= 77 kk/rumah
Jadi rumah yang disampling adalah 77 KK/rumah untuk kota Bireuen

4.2 Lokasi Sampling


Lokasi sampel yang diambil berdasarkan tingkat pendapatan high income,
medium income, dan low income. Persebaran lokasi sampel berdasarkan banyak sampel
yang telah didapatkan sebelumnya. Untuk daerah sampel yang akan diambil dari 17
kecamatan yang ada di kota Bireuen dihitung berdasarkan rumus berikut:

D =√ N

Dengan :
D = Jumlah Sampel Kecamatan
N = Jumlah Kecamatan
Maka :

D = √ 17
= 4,12
= 4 Kecamatan
Berdasarkan persamaan diatas dengan 17 kecamatan yang ada di Kota
Bireuen maka terdapat 4 kecamatan yang akan disampling, yaitu Kota Juang, Juli,
Jeumpa, dan Matang Glp Dua.

Anda mungkin juga menyukai