(AKBK 3415)
“DANAU”
Oleh
Kelompok 11:
Hikmatul Fazriah 2010119320005
Hilmawati Ridhati 2010119320017
Ira Puspita Asri 2010119320016
Siti Aminah 2010119320007
Wulandari 2010119220023
Dosen Pengampu :
Drs. H. Hardiansyah, M. Si.
Mahrudin, S.Pd.
Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................i
DAFTAR TABEL......................................................................................................iv
BAB
I……………………………………………………………………
……………………………………………………1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II……………………………………………………………………………3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
BAB
III……………………………………………………………………
……………………………………………….24
PENUTUP..............................................................................................................1
i
3.1 Kesimpulan..................................................................................................1
3.2 Saran...........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Limbah Domestik yang Dibuang Langsung ke Danau Toba Tanpa
Pengolahan.....................................................................................12
Gambar 1.2 Eceng Gondok yang Menghambat Kegiatan Transportasi di Danau
Toba................................................................................................12
Gambar 1.3 Zona Danau....................................................................................17
Gambar 1.4 Danau Singkarak.............................................................................17
Gambar 1.5 Danau Batur...................................................................................18
Gambar 1.6 Danau yang Terdapat di Gua…………………………………….18
Gambar 1.7 Danau Sentarum............................................................................19
Gambar 1.8 Danau Ox-Bow .................................................................................1
Gambar 1.9 Waduk Riam Kanan..........................................................................1
Gambar 1.10 Danau Biru.......................................................................................1
Gambar 1.11 Danau Seran....................................................................................1
Gambar 1.12 Danau Sentarum…………………………………………………..
Gambar 1.18 Bekantan (Nasalis larvatus) & Orang utan (Pongo Pygmaeus) …..
i
ii
DAFTAR TABEL
i
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Jangkaru (1995) danau adalah wilayah yang digenangi badan air
sepanjang tahun dan terjadi secara alami. Pembentukan danau terjadi karena
pergerakankulit bumi sehingga bentuk dan luasnya sangat bervariasi. Danau yang
terbentuk sebagaiakibat gaya tektonik kadang-kadang badan airnya mengandung
bahan-bahan dari perut bumi seperti belerang dan panas bumi. Bahan belerang
dapat bersifat racun bagiorganime, sedangkan panas bumi dalam batas tertentu
menyuburkan perairan. Menurut (Parulian, 2009), air danau merupakan air
permukaan yang mengumpul pada cekungan permukaantanah. Permukaan air
danau biasanya berwarna hijau kebiruan. Warna ini disebabkanoleh banyaknya
lumut yang tumbuh di permukaan air maupun di dasar danau. Selainlumut, warna
pada air danau juga dipengaruhi oleh bahan organik yang membusuk akibat
proses dekomposisi oleh mikroorganisme di dalam air. Akibat proses
pembusukantersebut, air danau memiliki kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) yang
relatif tinggi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, deskripsi dan ciri-ciri danau?
2. Apa saja fungsi kawasan danau?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi danau?
4. Apa saja permasalahan yang terjadi di kawasan danau?
5. Bagaimana proses ekologi pada kawasan danau?
6. Apa saja contoh ekosistem danau di Kalimantan Selatan?
7. Apa saja keanekaragaman hayati yang terdapat di ekosistem danau?
8. Apa saja faktor penyebab keanekaragaman hayati yang ada di danau?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
0,01 m/detik. Pergerakan air pada danau dibentuk oleh gelombang dan aliran
air yang dipengaruhi oleh arah dan lama kecepatan angin, bentuk tepian, serta
kedalaman perairan tersebut (Welch, 1952).
Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang
berpotensi untuk dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan
berbagai kepentingan. Danau secara umum mempunyai fungsi antara lain
menyimpan kekayaan plasma nutfah, mensuplai air permukaan dan penyedia
air untuk pertanian, sumber air baku masyarakat, pertanian, pembangkit
listrik tenaga air dan pariwisata (Trisakti, 2012). Danau sebagai habitat air
tergenang merupakan cekungan yang berfungsi menampung air dan
menyimpan air yang berasal dari air hujan, air tanah, mata air ataupun air
sungai (Irianto dan Triweko, 2011) .Danau adalah badan air alami berukuran
besar yang dikelilingi oleh daratan dan tidak berhubungan dengan laut,
kecuali melalui sungai. Danau bisa berupa cekungan yang terjadi karena
peristiwa alam yang kemudian menampung dan menyimpan air yang berasal
dari hujan, mata air, rembesan, dan air sungai (Kementrian Lingkungan
Hidup, 2004). Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di
daratan yang berpotensi sangat besar serta dapat dikembangkan dan
didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan (Irianto, 2011). Salah
satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
diantaranya adalah ikan. Tidak kurang dari 7.000 spesies ikan terdapat di
perairan Indonesia dan sekitar 2.000 spesies diantaranya merupakan jenis air
tawar (Subani, 1978).
Danau dibedakan menjadi danau alam (natural lake) dan danau buatan
(man made lake/artificial lake). Danau alam dibentuk secara alami, biasanya
berbentuk mangkok (bowl-shape) yang lebih rendah dari permukaan tanah,
yang terisi air dalam waktu lama, terbentuk akibat bencana alam besar seperti
glasier, aktifitas gunung berapi atau gempa tektonik. Danau buatan seperti
waduk/bendungan yang dibentuk melalui pembangunan bendungan yang
memotong aliran sungai (UNEP-IETC/ILEC 2000 dalam KLH 2008).
Adapun ciri-ciri umum danau, sebagai berikut :
4
1) Ekosistem yang memiliki sumber daya akuatik yang bermanfaat
bagi manusia sehingga harus diperhatikan kelestariannya (Dinas
Perikanan, 1993).
5
minum,irigasi, dan industri, juga untuk perikanan budidaya maupun
perikanan tangkap. Jika dikelola dengan benar, maka danau akan berfungsi
secara optimal sebagai penyangga kehidupan. Penjagaan kuantitas dan
kualitas air danau diharapkan dapat menjamin ketersediaan air baku
sepanjang daerah alirannya. Permintaan persediaan air bersih untuk
keperluan-keperluan di atas akan terus meningkat seiring meningkatnya
populasi jumlah penduduk Indonesia. Diprediksi sampai tahun 2015,
permintaan air bersih untuk sektor pertanian (air irigasi) akan meningkat 6,67
% setiap tahunnya, sedangkan untuk keperluan domestik 6,7 % dan untuk
keperluan industri 12,5 %.
Beberapa fungsi penting dari ekosistem danau ialah (1) sebagai gudang
plasma nutfah yang menyimpan potensi keanekaragaman hayati, (2) sebagai
reservoir alami terhadap limpasan air hujan, sungai dan kawasan sekitarnya,
(3) sebagai sumber air yang langsung dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan, (4) penyedia komoditas hayati ekonomis penting perikanan, (5)
sebagai sarana transportasi, (6) sebagai sumber energi terbarukan melalui
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), (7) pelarut bahan pencemar, dan (8)
sebagai kawasan wisata karena memiliki nilai estetika tinggi (Prinz & Singh,
1999), (Kumurur, 2002) (Kondratyev, et al., 2002).
Indonesia memiliki 521 danau dalam ukuran besar dan kecil yang
tersebar di seluruh wilayah. Luas keseluruhan danau tersebut ialah 2,1 juta
ha. Berdasarkan kajian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), terdapat 15
danau berada dalam kondisi kritis. Kondisi kritis tersebut ditunjukkan oleh
volume air danau yang semakin menurun dan kualitas perairan danau yang
juga menurun. Menurunnya volume air danau secara umum disebabkan oleh
sedimentasi. Sedangkan penurunan kualitas perairan danau disumbang oleh
aktivitas daerah tangkapan air dan aktivitas ekonomi di perairan danau.
Aktivitas ekonomi yang berkembang di perairan danau antara lain
perikanan budidaya dengan sistem Karamba Jaring Apung (KJA). Aktivitas
perikanan KJA di danau menunjukkan perkembangan yang pesat. Syandri
(2000) melaporkan perkembangan KJA di danau Maninjau, awalnya 12 unit
pada tahun 1992 menjadi 3.500 unit pada tahun 1997. Perkembangan
6
budidaya perikanan di danau secara umum terjadi di seluruh dunia (Pulatso,
2003), (Havens, et al., 2001), (Buryniuk, Pterell, Baldwin, & Lo, 2006).
1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama di bumi, termasuk
di dalamnya danau. Energi matahari digunakan oleh organisme autotrof
secara langsung untuk melakukan fotosintesis dan membuat bahan
organik. Sebaran organisme autotrof di danau terutama bagi fitoplankton
dan berbagai hidrofita lainnya ditentukan oleh penyebaran cahaya
matahari.
Adapun beberapa faktor yang menentukan kedalaman penetrasi
cahaya, antara lain intensitas cahaya, kekeruhan air, waktu (contoh: pagi
7
hari dan siang hari), dan ada tidaknya penghambat berupa tumbuhan air di
atas permukaanya. Banyaknya partikel terlarut, baik organic maupun
anorganik menentukkan tingkat kekeruhan air. Terhambatnya sinar
matahari menembus badan air ke dasar perairan diakibatkan oleh partikel-
partikel tersebut. semakin kedalaman kedalaman danau, maka semakin
kecil pula energy cahaya matahari yang tersedia.
Selain itu cahaya matahari juga mempengaruhi suhu perairan.
Kenaikan suhu perairan dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut
dalam air sehingga dapat berpengaruh pada proses kimia yang terjadi di
dalam air. Semakin tinggi suhu air, maka semakin rendah kerapatan, yang
cenderung berada di bagian atas perairan. Pentingnya perbedaan kerapatan
air adalah untuk pencampuran air dan penyebaran unsur hara di perairan.
2. Air
Beberapa sumber air danau ialah dari presipitasi air hujan atau salju,
aliran air permukaan dan resapan air tanah. Air yang memasuki danau
memiliki perbedaan karakteristik terutama yang berhubungan dengan
kandungan berbagai unsur hara dan senyawa-senyawa orgnaik tertentu.
Pada kondisi tanah, misalnya tipe bebatuan, jenis vegetasi dan berbagai
aktivitas manusia, menjadi faktor penentu kualitas air yang memasuki
danau. Industri, sawah dan pemukiman dapat menghasilkan air limbah
yang mengandung banyak hara seperti fosfat dan senyawa nitrat. Senyawa
tersebut apabila memasuki danau mengakibatkan kandungan unsur hara di
perairan tersebut meningkat (eutrofikasi).
8
Pentingnya terjadi sirkulasi air untuk kehidupan biota di danau,
karena fotosintesis hanya dapat terjadi di daerah trofik. Berbagai biota
yang hidup di badan air yang lebih dalam akan kekurangan oksigen
apabila tidak terjadi sirkulasi air. Sebaliknya, berbagai organisme autotrof
di bagian permukaan akan kehabisan unsur hara untuk keperluan
fotosintesis apabila tanpa sirkulasi air, karena berbagai unsur hara tersebut
yang berasal dair air maupun proses dekomposisi cenderung mengendap di
dasar.
9
kelestariannya serta fungsinya sebagai sumber daya hayati dan sumber
daya air.
Pada daerah aliran sungai (DAS) dan daerah tangkapan air
danau (DTA) serta sempadan danau, potensi kerusakan yang dapat
terjadi pada umumnya adalah kerusakan lingkungan dan erosi lahan
yang disebabkan oleh penebangan hutan dan pengolahan lahan yang
tidak benar, sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi dan
menyebabkan pendangkalan serta penyempitan danau. Selain itu,
pembuangan limbah penduduk, industri, pertambangan dan pertanian
juga menyebabkan pencemaran air danau.
Berbagai kegiatan yang berlangsung pada perairan danau juga
berpotensi merusak ekosistem akuatik, yaitu:
a. Penangkapan ikan dengan cara yang merusak sumber daya
(overfishing).
b. Pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung yang tidak
terkendali sehingga berpotensi pembuangan limbah pakan ikan dan
pencemaran air.
c. Pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air
(PLTA) yang kurang memperhitungkan keseimbangan hidrologi
danau sehingga mengubah karakteristik permukaan air danau dan
sempadan danau.
Berbagai sumber dan dampak permasalahan tersebut telah
merusak ekosistem akuatik danau dan berpotensi atau telah terjadi
pada beberapa danau di Indonesia (Tabel 1.1). Kerusakan yang
terjadi antara lain adalah sebagai berikut:
10
c. Kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity).
11
Tabel 1.1 Permasalahan Danau di Indonesia
12
terjadi pada danau dangkal maupun danau dalam. Pada danau
dangkal dampaknya sangat nyata dan menghawatirkan karena
lambat laun status danau berubah menjadi rawa dan seterusnya
menjadi lahan daratan. Padahal kondisi dan fungsi ekosistemnya
sejak awal adalah danau. Perubahan status tersebut akan
menyebabkan kehilangan nilai ekosistem yang sesungguhnya
merupakan ciri khas danau tersebut. Upaya pemulihan dengan cara
pengerukan sangat mahal, jauh lebih mahal dari pada upaya
pencegahannya.
Pendangkalan yang terjadi di danau semakin hari semakin
parah. Hal ini disebabkan masukan sedimen yang berasal dari sekitar
danau (daerah sempadan danau) maupun akibat erosi di wilayah
DAS di daerah hulu. Aktivitas manusia seperti penebangan hutan
yang dilakukan secara intensif dan kegiatan pengolahan tanah untuk
lahan pertanian di tepi danau mengakibatkan sedimentasi danau.
Pendangkalan danau menimbulkan terhambatnya atau terputusnya
jalur transportasi kapal melalui danau, berkurangnya habitat ikan,
sehingga mengganggu produktivitas perikanan dan juga dapat
menyebabkan gulma air tumbuh dengan subur (Haryani, 2013).
13
ekosistem perairan yang juga dikenal sebagai perairan rusak
(dystrof). Istilah kesuburan pada penilaian status trofik
sesungguhnya adalah peningkatan atau pencemaran unsur hara
nitrogen dan fosfor yang berdampak mempengaruhi kualitas air
fisika dan kimia.
Bahan organik dari limbah domestik yang masuk ke perairan
danau sebagian akan terserap oleh tumbuhan air. Badan-badan air
yang oligotrofik dicirikan oleh rendahnya konsentrasi nutrien dalam
air, komunitas tumbuhan dan binatang yang beragam, produktivitas
primer yang rendah, biomassa yang rendah, dan kualitas air yang
cukup baik untuk berbagai keperluan. Bahkan air di danau yang
oligotrofik dapat diminum langsung tanpa harus melalui proses
pemasakan atau penjernihan. Sebaliknya badan-badan air yang
mengalami eutrofikasi (penyuburan) mempunyai ciri-ciri
produktivitas dan biomassa yang tinggi, sering terjadi peledakan
populasi alga (blooming algae), air di dasar sering mengalami
kekurangan oksigen, jenis-jenis tumbuhan dan binatang terbatas,
pertumbuhan tumbuhan litoral semakin cepat (Ryding & Rast,
1989).
Proses eutrofikasi dapat menyebabkan kandungan oksigen di
air menurun. Hal ini mengakibatkan matinya ikan dan hewan air
lainnya. Pembusukan flora juga mengakibatkan air danau berbau
busuk, serta mengurangi oksigen di dalamnya sehingga
membahayakan biota di dalamnya. Salah satu indikator eutrofikasi
adalah tumbuhnya gulma enceng gondok yang tidak terkendali.
Gulma ini dengan cepat menutupi permukaan air sehingga
kandungan oksigen air turun menyebabkan berkurangnya ikan yang
menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar danau.
14
Gambar 1.1 Limbah domestik yang dibuang langsung ke Danau
Toba tanpa pengolahan
15
1. Penangkapan berlebihan (over exploitation) dan dengan cara yang
merusak seluruh biota air.
Pengambilan air untuk air baku, air irigasi, dan tenaga air,
berpotensi mengganggu keseimbangan ekologis daerah sempadan
danau apabila menganggu keseimbangan hidrologi danau.
16
Pengambilan air danau berlebihan dapat mengakibatkan permukaan
air danau surut yang mengubah ekosistem perairan, karena hamparan
sempadan danau apabila tergenang air serta keliling pantainya
merupakan sumber kehidupan dan habitat berbagai biota air.
Danau dapat terbentuk akibat bencana alam yang terjadi dalam waktu
yang relatif singkat (seperti aktivitas vulkanik, tektonik, dan longsor) atau
melalui proses secara bertahap dalam waktu relatif lama, misalnya proses
erosi dan sedimentasi, erosi angin, dan perubahan garis pantai.
17
bersifat khas dari satu danau ke danau yang lain serta mempunyai
produktivitas biologi yang tingg. Ekosistem danau termasuk habitat air tawar
yang memiliki perairan tenang yang dicirikan oleh adanya arus yang sangat
lambat sekitar 0,0001—0,01m/detik. Pergerakan air pada danau dibentuk
oleh gelombang dan aliran air yang dipengaruhi oleh arah dan lama
kecepatan angin, bentuk tepian, serta kedalaman perairan tersebut (Welch,
1952).
18
panjang tepi danau) dan waktu yang diperlukan oleh seluruh volume air
danau untuk mengalir keluar (waktu retensi) (Wetzel, 1983 dalam Nirarita,
1996). Waktu retensi danau di Indonesia diperkirakan cukup lama, yaitu lebih
dari 17 tahun (17 tahun merupakan waktu retensi danau dunia). Hal ini
menyebabkan danau-danau di Indonesia rentan terhadap pengaruh pengayaan
unsur hara (Lehmusluoto, P dan B. Machbub, 1995 dalam Nirarita, 1996).
19
b. Zona limnetik/pelagik merupakan danau dibagian tengah yang
senantiasa tergenang oleh air dan merupakan permukaan air yang
terbuka. Hanya tumbuhan air yang mengapung bebas atau tenggelam
yang mungkin hidup di daerah ini. Sebaran plankton pada zona ini
tergantung pada kedalaman penetrasi cahaya.
2. Cahaya
a. Zona fotik merupakan bagian dari danau tempat cahaya matahari
masih mampu menembus dan intensitas cahaya cukup untuk proses
fotosintesis. Di zona inilah pada umumnya tumbuhan dan
fitoplankton paling banyak hidup.
b. Zona afotik merupakan bagian danau yang lebih dalam, tempat yang
tidak mendapat cahaya, atau intensitas cahayanya tidak cukup lagi
untuk fotosintesis.
20
Berdasarkan pembentukannya, danau-danau di Indonesia
dikelompokkan menjadi beberapa tipe utama yaitu :
1. Danau Tektonik
Danau tektonik merupakan danau yang terbentuk akibat perubahan
struktur geologis bumi, seperti sesar atau patahan kulit bumi misalnya
Danau Singkarak.
21
Gambar 1.5 Danau Batur
3. Danau Larutan (Solution lakes, dolines),
Danau larutan merupakan danau bawah tanah yang terdapat di gua-
gua di daerah bukit kapur di Pegunungan Sewu, Selatan Yogyakarta.
Danau ini terbentuk akibat larutnya batu-batu kapur oleh perkolasi air
hujan yang bersifat asam.
22
Gambar 1.7. Danau Sentarum
b. Danau ox-bow (danau ladam kuda, kalimati), berbentuk lengkungan
seperti tapal kuda yang terbentuk karena perubahan aliran sungai
yang berliku-liku. Lekukan sungai mungkin terputus dari aliran
utama akibat sedimentasi, sehingga membentuk danau yang
berbentuk tapal kuda. Danau ox-bow antara lain terdapat di Irian
Jaya, misalnya berasal dari sungai Idenburgh, Mamberamo, dan
Rouffaer.
6. Danau buatan
23
Di Indonesia lebih dikenal dengan nama waduk atau dam.
Genangan air dalam bendungan berasal dari pembendungan aliran sungai
oleh manusia.
24
selain tebing dengan garis-garis horizontal menambah keindahan objek
wisata ini.
25
2. Danau Seran
Wisata alam Danau Seran memang tidak terlalu besar. Bagian
yang menakjubkan adalah warna airnya yang jernih kehijauan. Itu
membuat rerumputan yang tumbuh di dasar danau, bahkan berbagai jenis
ikan bisa dilihat langsung dari permukaan.
22
hektar, pengunjung harus berhati-hati dan jangan gegabah karena
kedalaman danau ini mencapai 30 meter. Saat berenang, pastikan
untuk mencari tempat yang aman dan jangan terlalu ke tengah. Jika
tidak panda berenang, sebaiknya tidak usah berenang karena akan
membahayakan nyawa. Terlebih lagi airnya yang jernih namun agak
kehijauan, maka ketika ada yang tenggelam atau apapun itu sulit untuk
menemukannya.Pesona yang tak kalah menarik perhatian pengunjung
adalah adanya pulau di dekat danau yang ditumbuhi pepohonan liar.
Pulau tersebut diberi nama Pulau Asmara oleh warga setempat. Disana
terdapat ayunan yang diikatkan dengan pohon yang dibuat sengaja
agar pengunjung bisa duduk bersantai sambil menikmati keindahan
sekitar danau. Alangkah lebih nikmatnya jika pengunjung membawa
perbekalan sendiri dan makan besar bersama keluarga ataupun teman-
teman sekolah atau teman kerja. Tentu saja makan di tempat terbuka
dan menghadap ke perairan serta dikelilingi oleh pepohonan rindang
membuat suasana nyaman sangat terasa. Rasa kekeluargaanpun akan
terbangun lewat momen menyenangkan ini.
23
a. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan)
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan
bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi
sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Dengan demikian
produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu
konsumen.
b. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan)
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh
organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur,
dan mikroba.
c. Pengurai (decomposer)
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem. Jika kelompok
ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk
hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai
pengurai,yang menguraikan zat-zat organic (dari bangkai) menjadi zat-zat
organik penyusunnya.
d. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari
tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau
substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Bagian dari komponen abiotik adalah tanah, udara, cahaya, dan suhu
(Melisa, 2011).
24
Gambar 1.12 Danau Sentarum
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) merupakan salah satu
kawasan konservasi di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat yang terletak di hulu sungai Kapuas (± 700 km dari muara
sungai Kapuas/Pontianak). TNDS (± 132.000 ha) terdiri atas
sekumpulan danau musiman (23%) dan beberapa formasi hutan rawa (±
49%) yang unik dan kaya akan keanekaragaman hayati (Giesen & Aglionby
2000). Selain itu, di dalam kawasan terdapat juga beberapa bukit yang
merupakan habitat dari hutan meranti (Shorea sp.) dan hutan kerangas.
TNDS merupakan salah satu ekosistem lahan basah yang penting di
Indonesia, bahkan di dunia, yang sejak tahun 1994 tercatat dalam situs
Ramsar.
Keanekaragaman Hayati Danau Sentarum, yaitu :
Flora
Studi flora Taman Nasional Danau Sentarum dimulai oleh Beccari pada tahun
1867, ketika mengumpulkan sekitar 30-35 jenis spesimen (Beccari, 1904), yang
disimpan oleh herbarium Florence. Koleksi selanjutnya adalah di kawasan danau
oleh Teysmann (1875), Hallier (1895), Polak (1949) dan Giesen (1987). Secara
keseluruhan, 504 spesies tumbuhan tercatat di kawasan Danau Sentarum,
mewakili 99 famili, dimana 57% diidentifikasi sampai tingkat spesies dan 35%
pada tingkat genus.
25
Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat setempat tipe-tipe
habitat yang terdapat dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum adalah
sebagai berikut :
1. Hutan rapak gelgah (hutan rawa kerdil) pohon setinggi 5-8 m dan tergenang
sampai 8-11 bulan dalam setahun. Hutan ini ditandai dengan banyaknya Putat
(Baringtonia acutangula) dan Mentagis (Ixora mentangis), Kayu Tahun (Carallia
bracteata), Kebesi (Memecylon edule).
26
Gambar 1.14 Menungau (Vatica menungau)
3. Hutan Pepah (Hutan Rawa Tegakan) tumbuhannya agak tinggi, yaitu dapat
mencapai 25 — 35 m. Pada saat banjir paling tinggi hutan ini tergenang antara 1
— 3 m selama 2 — 4 bulan. Ditumbuhi oleh pohon Kelansau, Emang dan
Melaban.
4. Hutan Tepian (Hutan Riparian) adalah hutan ditepian sungai besar. Hutan ini
terkadang tergenang selama enam bulan dalam setahunnya.Jenis yang tumbuh
seperti Rengas merah (Gluta renghas) dan Tembesu (Fagrarea fagrans).
27
Gambar 1.16 Tengkawang Rambai (Shorea smithiana)
5. Hutan Rawa Gambut terdapat pada daerah yang agak tinggi. Hutan ini
tergenang selama 1 — 4 bulan setahun dengan tinggi genangan kurang dari 1,5 m.
Jenis tumbuhan yang ada seperti Kapur (Dryobalanops abnormis), Terindak
(Shorea seminis). Simpur (Delenia excelsa) Bintangur (Callophylum spp), Bungur
(Largestonia speciosa).
6. Hutan Dataran Rendah Perbukitan, tipe hutan ini didominasi oleh jenis-jenis
dari famiyl Dipterocarpaceae perbukitan rendah seperti Tengkawang Rambai
(Shorea smithiana), Resak (Vatica micrantha), Keruing dan Tempurau
(Dipterocarpus spp).
Fauna
1. Ikan
Ikan air tawar di Taman Nasional Danau Sentarum tercatat sebanyak 265
jenis. Mulai dari yang kecil sekitar 1 cm yaitu ikan Linut (Sundasalax cf.
Microps) sampai ikan Tapah (Wallago leeri), yang dapat mencapai ukuran lebih
dari 200 cm. Jenis ikan untuk konsumsi seperti ikan Toman, Lais, Belida, Jelawat
dan Patin terdapat di sini. Jenis ikan hias misalnya ikan Ulanguli (Botia
28
macracantho) dan ikan Siluk Merah Super (Scleropages formosus). Selain kaya
akan jumlah spesies, beberapa diantaranya merupakan jenis endemik dan langka,
misalnya saja terdapat 13 jenis ikan yang tergolong dalam spesies baru (new
species).
2. Mamalia
29
Kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun di alam liar,
sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun.
Gambar 1.18
6. Burung
30
Gambar 1.19
7. Reptil
Gambar 1.20
31
Bidang Ilmu Limnologi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
32
2.8 Faktor-Faktor Faktor Penyebab Adanya Keanekaragaman Hayati yang
Ada di Danau
Pada bahasan sebelumnya membahas keanekaragaman hayati yang
ada di Danau sentarum, maka jika dianalisis faktor yang menyebabkan
berlimpahnya keanekaragaman hayati di danau tersebut karena danau
sentarum dikelilingi oleh bukit-bukit yang tinggi dan hutan rawa gambut.
Keanekaragaman jenis yang terdapat pada suatu tempat disebabkan oleh
perpaduan beberapa factor lingkungan seperti topografi, ketinggian empat,
jenis tanah, iklim dan pasokan air, terutama curah hujan serta kelembapan
hutan rawa.
Hutan rawa gambut memiliki tipe tanah yang terbentuk dari hasil
dekomposisi bahan-bahan organic, seperti dedaunan, ranting, batang dan
semak belukar yang berlangsung dalam kecepatan yang lambat dan dalam
keadaanan aerob. Dalam kondisi tegakan hutan yang masih alami, hutan rawa
gambut memiliki pasokan air melimpah yang tersimpan dalam lapisan
tanahnya dan secara otomatis kawasan gambut yang masih berhutan memiliki
kelembapan yang tinggi. Adanya perpaduan faktor-faktor lingkungan
tersebut menciptakan keanekaragaman jenis flora yang tumbuh di suatu
hutan, termasuk pada hutan rawa gambut maupun di Danau Sentarum.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Danau merupakan wilayah yang terbentuk akibat pergerakan kulit bumi
atau akibat gaya tektonik dan mengandung badan air.
2. Fungsi danau terbagi menjadi tiga yaitu sebagai fungsi ekologi, funsi
sosial-ekonomi-budaya dan juga berfungsi sebagai pengatur sistem
hidrologi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi danau antara lain cahaya matahari, air
dan zat-zat yang terlarut dalam air.
4. Permasalahan yang terjadi pada kawasan danau antara lain pendangkalan
danau, pencemaran air, kehilangan keanekaragaman hayati, pertumbuhan
gulma air, pertumbuhan alga atau marak alga (algae bloom) dan
perubahan fluktuasi muka air danau.
5. Danau dapat terbentuk akibat bencana alam seperti aktivitas vulkanik,
tektonik dan longsor atau melalui proses secara bertahap misalnya proses
erosi dan sedimentasi, erosi angin dan perubahan garis pantai.
6. Danau di Kalimantan Selatan memiliki potensi untuk pelestarian
ekosistem dari berbagai jenis ikan.
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Buryniuk, M., Pterell, R., Baldwin, S., & Lo, K. (2006). Accumulation and
Natural Disintegration of Solid Waste Caught on a Screen Suspended
Below a Fish Farm Cage . Aquaculture Engineering 35, 78-90.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
22
Jawa Barat Tanggal 21 April 2004. Permasalahan, Kebijakan dan
Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di Indonesia, hlm. 164 - 181.
Nirarita, CH. dkk. 1996. Ekosistem Lahan Basah Indonesia Buku Panduan untuk
Guru dan Praktisi Pendidikan. Bogor: Wetlands International.
Parulian, A. (2009). Monotoring dan Analisis Kadar Aluminium (Al) dan Besi
(Fe) Pada Pengolahan Air Minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Tesis.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Subani,W. (1978). Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid I. LPPL.
Jakarta.
23