Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat
dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh
manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat
tercemar. Menurut tujuan penggunaannya, kriterianya berbeda-beda. Air yang
sangat kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk
pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dandigunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk
kegiatanpertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olahra
ga dan sebagainya. Dewasaini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas
air yang sudah tidak mampumemenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluandomestik terus menurun khususnya untuk air
minum. Sebagai sumber air minum masyarakat,air harus memenuhi beberapa
aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO,2004)
Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan
global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan
tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air
hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk
dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga
mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang
kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar
dengan tanah endapan.
Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus memenuhi
syaratsecara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan Suciastuti
(2002), persyaratansecara fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna, tidak
berasa/tawar, tidak berbau,temperatur normal dan tidak mengandung zat padatan

1
(dinyatakan dengan TS, TSS danTDS). Persyaratan secara kimia meliputi derajat
keasaman, kandungan oksigen, bahanorganik (dinyatakan dengan BOD, COD,
dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara,kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi,
2002). Adapun Penilaian kualitas perairan secara biologi dapat menggunakan
organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003).Oleh karena itu dilakukan
pengukuran untuk mengetahui baku mutu air melalui pengukuran kandungan zat
padatan TSS (Total Suspended Solid ) dan TDS(Total Dissolve Solid ), DHL, dan
Warna.
1.2 Tujuan
1. Mengukur konsentrasi DHL , TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total
Suspended Solid) dan Warna.
2. Memahami prinsip pengukuran solid dengan metode gravimetri.
3. Untuk mengetahui zat – zat yang terkandung dalam air dengan menggukur
kekeruhan air.
4. Untuk mengukur kemampuan sampel air untuk menghantar aliran listrik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekeruhan
Kekeruhan merupakan salah satu patokan kecerahan suatu badan air selain
warna. untuk mengetahui kekeruhan dapat ditentukan secara visual dengan
mengunakan secchi disk. Tingkat kekeruhan air dinyatakan dengan suatu nilai
yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Jeffries dan Mills, 1996).
Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Kekeruhan manggambarkan
sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan – bahan yang yang terdapat di dalam air. Kekeruhan
sendiri juga disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut ( misalnya lumpur dan pasir hasil), maupun bahan
anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisma lain ( APHA,
1976 ; Davis dan Cornwell, 1991)
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit tubiditas, yangsetara dengan 1 mg
/L SiO2. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur kekeruhan
adalah Jackson Candler Turbidimeter yang dikalibrasi dengan menggunakan
silika. Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan
sering diukur dengan metoda Nephelometric .Satuan kekeruhan yang diukur
dengan metode Nephelometric adalah NTU ( Nephelometric Turbidity Unit ).
2.2 TSS (Total Suspended Solid)
TSS (Total Suspended Solid )adalah residu dari padatan total yang tertahan
oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran
partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak
terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat,
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution,
2008).

3
TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen,
dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan
Edward, 2003)Zat Padat Tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi
antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap
yang dapat bersifat organis dan inorganis. Jumlah padatan tersuspensi dapat
dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi
oksigen serta fotosintesis (Misnani, 2010).
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas
badan air karena dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat
mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta
menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga
menyumbat insang ikan, mencegah telur berkembang. Ketika suspended solid
tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan telur dan terjadi pendangkalan
pada badan air sehingga memerlukan pengerukan yang memerlukan biaya
operasional tinggi. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan
konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air
(Margareth, 2009).

2.3 TDS (Total Dissolved Solid)

Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik
maupunanorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan
jumlah zat terlarutdalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram
per liter (mg/L).Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut
dalam air (larutan) harus dapatmelewati saringan yang berdiameter 2 micrometer
(2×10-6 meter). Aplikasi yang umumdigunakan adalah untuk mengukur kualitas
cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium,kolam renang, proses kimia,
pembuatan air mineral, dan lain-lain.
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah
ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu,

4
pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik.
Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator
untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat
mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram,B. 2010)
Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat organik
yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara estetis tidak
menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan beberapa zat
organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut
khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan bergabung membentuk
senyawa yang bersifat lebih dapat diterima daripada bentuk tunggalnya (Misnani,
2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,
limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah
kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa
kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS
yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa
padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah.
2.4 DHL (Daya hantar Listrik)
DHL merupakan daya hantar listrik dari suatu benda atau suatu zat dan
kemampuan benda itu sendiri untuk menghantarkan listrik. DHL air menurut The
American Society For Testing Material (Arislan Alik. 1989) adalah suatu
kebalikan tahanan dalam ohm yang diukur pada muka tanah yang berlawanan
dalam cm x cm3 pada suhu 250C diukur dalam micromho (s). Jadi hantaran listrik
adalah merupakan kebalikan dari tahanan, tetapi karena besarnya DHL ini sangat
kecil maka biasanya dinyatakan dalam micromha(s) yang besarnya sama dengan
10-6 mho.
Konduktivitas atau daya hantar listrik (DHL) merupakan ukuran dari
kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik. Semakin banyak garam-
garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Selain itu,
bilangan 6 valensi dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap
nilai DHL. Asam, basa dan garam merupakan penghantar listrik yang baik,

5
sedangkan bahan organik (sukrosa dan benzene) yang tidak dapat mengalami
disosiasi merupakan penghantar listrik yang jelek (Effendi, 2003).
Nilai DHL berhubungan erat dengan nilai padatan terlarut total (TDS). Hal ini
ditunjukan dengan persamaan (Tebbutt, 1992).
𝐷𝐻𝐿
𝐾=
𝑇𝐷𝑆

Keterangan : K = konstanta untuk jenis air tertentu.

Nilai TDS dapat diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan bilangan
0,55 – 0,75 (Canadian Water Quality Guidelines, 1987). Nilai TDS biasanya lebih
kecil daripada nilai DHL. Pada penentuan nilai TDS, bahan bahan yang mudah
menguap (volatile) tidak terukur karena melibatkan proses pemanasan (Effendi,
2003). Daya hantar listrik suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion
didalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di
dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang
besar. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari tahanan, sehingga daya hantar
listrik mempunyai satuan ohm. Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan
mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik berbanding lurus dengan luas
permukaan elektroda dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda
(Bassett. 1994). Pengukuran nilai konduktivitas dapat diukur menggunakan
konduktometer.
Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar
suatu larutan. Prinsip kerja konduktometer adalah elektroda diberi gaya listrik
yang akan menggerakan ion-ion dalam larutan, ion-ion akan bergerak dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Dari pergerakan ion tersebut akan
menghasilkan arus listrik. 7 Semakin banyak ion yang bergerak maka arus listrik
semakin besar sehingga nilai konduktivitas yang terbaca oleh konduktometer juga
semakin besar.

6
2.5 Warna
Air tidak menyerap semua gelombang sinar spektra matahari dengan sama
kuatnya. Dari kedua ujung spektra sinar (sinar dan violet) terlihat bahwa sinar
merah lebih banyak disebarkan (diffuns) sehingga oleh karenanya warna air laut
semakin dalam selalu dimulai bening kemudian biru sampai biru kehijau –
hijauan didalam air. Penyerapan sinar didalam air sesungguhnya dilakukan oleh
partikel – partikel yang ada didalamya, seperti sediment, deditrus, binatang atau
tumbuh – tumbuhan air. Makin banyak partikel didalam sistim air makin tinggi
tingkat absorbsi. Karenanya didalam air dibandingkan dengan udara penyerapan
sinar lebih tinggi dialam air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penyerapan
didalam air sesungguhnya dipengaruhi sangat oleh turbulensinya. Warna didalam
air terbagi menjadi dua (2) yaitu :
1. Warna sejati (true color)
Warna yang yang berasal dari penguraian zat organik alami yaitu zat
humus (asam humus dan asam flufik), lignin, dimana merupakan sekelompok
senyawa yang mempunyai sifat-sifat yang mirip. Senyawa ini menyebabkan
warna didalam air yang sukar dihilangkan terutama jika konsentrasinya tinggi
dan memerlukan pengolahan dengan kondisi operasional yang
khusus/berbeda dengan penghilangan warna semu.
2. Warna semu (Apparent color)
adalah warna yang disebabkan oleh partikel partikel penyebab kekeruhan
(tanah, pasir dll.), partikel/dispersi halus besi dan mangan, partikel-partikel
mikroorganisme (algae/lumut), warna yang berasal dari pemakaian zat warna
oleh industri (tekstil, pabrik kertas, dll.), seperti bahan pencelup, cat, pewarna
makanan dll.

7
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Sampel air diambil di sungai Grogol yang terletak di depan Polsek Tanjung
Duren yang terletak di Jl. Tanjung Duren Raya No.1, RT.3/RW.5, Tj. Duren Sel.,
Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Sampel air diambil pada
pukul 07.30 WIB. Dan terletak pada S 6˚10’25.032” E 106˚47’23.6112”.
Kondisi sungai pada saat itu arus sungai tenang, terdapat banyak sampah
diatas air sungai, selain itu air sungai juga berbau tidak sedap dan berwarna
kehijauan.

Gambar 3.1.1 Lokasi Pengambilan Sampling.

Gambar 3.1.2 Kondisi Sungai.

8
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.1 Alat yang digunakan
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Turbidimeter Eutech TN 100 - 1 buah
2. Kuvet Turbidimeter 50 mm 1 buah
3. Gelas Piala 500 ml 1 buah
4. Kertas saring 0,45 μm 1 lembar
5. Oven - 1 buah
6. Desikator - 1 buah
7. Cawan Penguap 100 ml 1 buah
8. Neraca Analitik - 1 buah
9. Gegep - 1 buah
10. Spektrofotometer - 1 buah
11. Kuvet Spektrofotometer - 1 buah
12. Erlenmeyer - 1 buah
13. Konduktometer - 1 buah
14. Pompa Vakum - 1 buah
15. pH meter - 1 buah
16. Gelas Ukur 100 ml 1 buah
17. Heater - 1 buah

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


Tabel 3.2.2 Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Konsentrasi
1. Air Sampel -
2. Air Aquadest -
3. Aluminium Foil -
4. Serbet -

9
3.3 Cara Kerja

Berikut ini adalah cara kerja untuk mengetahui kekeruhan, TSS, TDS, DHL
dan Warna

3.3.1 Kekeruhan

1. Bersihkan kuvet turbidimter mengggunakan air aquadest,


2. Masukkan air sampel kedalam kuvet turbidimeter,
3. Letakkan kuvet pada alat turbidimeter,
4. Nyalakan alat dengan menekan tombol “Read/Enter”,
5. Catat angka yang muncul pada keadaan stabil.

3.3.2 TSS (Total Suspended Solid)


1. Masukkan kertas saring 0,45 μm kedalam oven selama 1 jam pada suhu
105°C,
2. Kemudian keluarkan kertas saring dari oven dan masukkan kedalam
desikator selama 15 menit,
3. Kemudian timbang kertas saring di timbangan analitik dengan
meletakkan aluminium foil terlebih dahulu lalu standarisasi dan
meletakkan kertas saring,
4. Catat hasil dari timbangan analitik,
5. Ambil kertas saring dan letakkan pada corong, kemudian masukkan air
sampel sebanyak 100 ml kedalam corong,
6. Ambil kertas saring kemudian masukkan ke dalam oven selama 1 jam
pada suhu 105°C,
7. Keluarkan kertas saring dari oven lalu masukkan kedalam desikator
selama 15 menit,
8. Timbang kertas saring pada timbangan analitik.

3.3.3 TDS (Totak Dissolved Solid)


1. Masukkan cawan porselen kedalam oven selama 1 jam pada suhu
105°C,

10
2. Ambil cawan porselen dan letakkan pada desikator selama 15 menit,
3. Timbang cawan porselen pada timbangan analitik,
4. Ambil 100 ml sampel yang telah disaring kemudian letakkan pada
cawan,
5. Panaskan cawan berisi air pada heater sampai habis,
6. Masukkan cawan kedalam desikator selama 15 menit,
7. Timbang cawan porselen pada timbangan analitik.

3.3.4 DHL (Daya hantar listrik)


1. Bilas elektroda dengan air aquadest sebelum dicelupkan pada sampel
air yang akan diuji,
2. Celupkan elektroda ke dalam sampel air hingga konduktometer
menunjukkan pembacaan yang tetap,
3. Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan konduktometer
lalu catat hasilnya.
3.3.5 Warna
1. Ambil kuvet spektrofotometer kemudian bersihkan menggunakan air
aquadest,
2. Bersihkan bagian luar kuvet menggunakan serbet,
3. Masukkan sampel kedalam kuvet sampai penuh,
4. Letakkan kuvet kedalam spektrofotometer lalu tutup,
5. Kemudian baca hasil spektrofotometer pada komputer.
3.4 Metode
3.4.1 Metode Gravimetri
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat
atau komponenyang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen
dalam keadaan murni setelahmelalui proses pemisahan, demgan kata
lain metode gravimetric menitikberatkan pada prinsip pemurnian dan
penimbangan. Selain itu juga, Analisis gravimetric dapat didefinisikansebagai
suatu proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu.Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi

11
transformasi unsuratau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapatditimbang dengan teliti. Adapun
kinerjametode ini yakni memerlukan waktu yang cukuplama dalam
pengerjaannya, selain itu memerlukan peralatan yang cukup sederhana
sepertineraca dan oven, tidak memerlukan kalibrasi karena hasilnya
didasarkan pada berat molekul, berkerja pada padatan yang mudah larut
ataupun yang tidak mudah larut.
3.4.2 Spektrofotometer
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy relatif jika energy
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang
gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini diperoleh
dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer
filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
pada panjang gelombang tertentu (Gandjar,2007).
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini
memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat
kecil. Selain itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang
terbaca langsung dicatat oleh detector dan tercetak dalam bentuk angka
digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya S,2013).

12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Pengamatan Insitu

Tabel 4.1.1 Pengamatan Insitu


No. Nama Pengukuran Hasil Gambar
1. Cuaca Lokasi Cerah

2. Suhu Lokasi

3. Suhu Sampel 22°C

5. Bau Air Tidak sedap

6. Tampak warna Air Keruh

7. Kedalaman sungai 1,8 m

8. Debit 1,1592 m/s

4.1.2 Pengamatan Eksitu

Tabel 4.1.2 Pengamatan Eksitu


No. Parameter Gambar Keterangan

1. Kekeruhan 18,14 NTU

A (berat filter + TSS)


2. TSS = 0,0807 g
B (berat filter)
= 0,0781 g

13
A (berat cawan + TDS)
3. TDS = 50,2823 g
B (berat cawan)
= 50,2515 g

4. DHL 321 Umhos/cm

5. Warna
WL = 0,095

4.2 Perhitungan
4.2.1 TSS (Total Suspended Solid)
Rumus :
1000
TSS(Total Suspended Solids)= X(A-B)X 1000 mg/gr
100

Diketahui :

A : (berat filter + TSS) = 0,0807 g


B : (Berat Filter) = 0,0781 g
Jadi,
1000 mg
TSS= X (A-B)X 1000
100 gr
= 1000/100 x (0,0807-0,0781) x1000
= 26 mg/l

14
4.2.2 TDS (Total Dissolved Solid)

Rumus :

1000
TDS (Total Dissolved Solid)= X (A-B)X 1000 mg/g
100

Diketahui :

A : (Berat Cawan + TDS) = 50,2825 g


B : (Berat Cawan) = 50,2515 g
Jadi,
1000
TDS= X (A-B)X 1000mg/g
100
= 1000/100 x ( 50,2825-50,2515) x 1000
= 310 mg/l
4.2.3 Warna

Tabel 4.2.3 Warna


Unit Pt-Co Abs
0 0
10 0,244
20 0,471
30 0,698
40 0,925

Perhitungan :

Y = a + bx

Y = 6,8 x 10-3 + 0,2304 x

0,095 = 6,8 x 10-3 + 0,2304 x

X = 3,828

15
Grafik 4.2.3 Hubungan Pt-Co dengan Abs

Grafik Hubungan Pt-Co dengan


Abs
1

0.8

0.6
Abs

Abs
0.4

0.2

0
0 20 40 60
Unit Pt-Co

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian fisik-kimiawi terhadap sampel air
sungai yang telah diambil, pengujiannya antara lain mengetahui kekeruhan, TDS,
TSS, DHL, dan warna pada air.
Pada percobaan kekeruhan yang kita lakukan ini didapat hasil kekeruhan pada
sampel air sebesar 18,14 NTU. Adanya kekeruhan disebabkan oleh masuknya
berbagai bahan organik dan anorganik yang masuk ke dalam sungai yang dapat
meyenbabkan terhambatnya sinar matahari yang masuk kedalam sungai yang
menghambat proses metabolisme dan aerobik di dalam air.
TDS dapat diperoleh dari hasil pengurangan berat cawan endapan dengan berat
cawan mula – mula. Berdasarkan dari hasil yang didapat sebesar 310 mg/L dapat
dikatakan bahwa jika dibandingkan dengan baku mutu KEPGUB 582 Tahun
1995 yang menyebutkan bahwa baku mutu untuk TDS ialah 200 mg/l.
Berdasarkan peraturan tersebut maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil
perhitungan maka kualitas air sungai Grogol dilihat dari TDS telah melewati baku
mutu. Konsentrasi TDS yang tinggi juga dapat mengurangi kejernihan air,
memberikan penurunan secara signifikan pada proses fotosintesis, serta gabungan

16
dengan senyawa beracun dan logam berat, dan menyebabkan peningkatan suhu
air.
Pada percobaan penggunaan suhu yang digunakan untuk mengeringkan cawan
sangat penting dan mempengaruhi hasil, penggunaan suhu tinggi diberikan
agarcawan hanya tersisa padatan kering (tidak ada sisa-sisa air) yang hasilnya
akan lebih akurat. TDS tidak diinginkan dalam badan air karena dapat
menimbulkan warna, rasa, dan bau yang tidak sedap
Dari hasil yang kita coba diperoleh TSS sebesar 26 mg/L dapat dikatakan
bahwa jika dibandingkan dengan baku mutu KEPGUB 582 Tahun 1995 yang
menyebutkan bahwa baku mutu untuk TSS ialah 200 mg/l. Berdasarkan peraturan
tersebut maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil perhitungan di
laboratorium maka kualitas air Grogol dilihat dari TSS masih dibawah baku mutu
yang menandakan bahwa kualitas air masih aman.
TSS dipengaruhi oleh Sifat- sifat kimia dan fisika dari material dalam suspensi,
besarnya ukuran pori saringan, luas dan ketebalan saringan, dan jumlahserta
keadaan fisik dari material yang terendap padanya merupakan faktor penting
yangmempengaruhi pemisahan zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut.
Pemanasan ini dilakukan di dalam oven dengan suhu 105⁰C selama 1 jam
bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas saring
maupun endapan sehingga akan diperoleh berat padatan tersuspensi yang akurat.
Kemudian hasil DHL yang diperoleh yaitu 321 Umhos/cm. Jika mengacu pada
baku mutu KEPGUB 582 Tahun 1995 yang menyebutkan bahwa baku mutu untuk
DHL yaitu 1000 umhos/cm. Berdasarkan baku mutu maka DHL yang dihitung
masih dibawah baku mutu yang mengindikasikan sedikitnya garam-garam yang
terionisasi dalam sampel. Semakin besar nilai daya hantar listrik yang ditunjukkan
pada konduktivitimeter berarti semakin besar kemampuan kation dan anion yang
terdapat dalam contoh air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.
Kekeruhan erat sekali hubungannya dengan kadar zat tersuspensi karena
kekeruhan pada air memang disebabkan adanya zat-zat tersuspensi yang ada
dalam air tersebut. Kekeruhan memang disebabkan karena adanya zat tersuspensi

17
dalam air, namun karena zat-zat tersuspensi yang ada dalam air terdiri dari
berbagai macam zat yang bentuk dan berat jenisnya berbeda-beda maka
kekeruhan tidak selalu sebanding dengan kadar zat tersuspensi.Tontowi (2007)
telah membuktikan bahwa peningkatan total padatan terlarut akan meningkatkan
tingkat kekeruhan. Kemudian hubungan antara TDS dan DHL ialah bahwa TDS
terdiri dari ion-ion sehingga kadar TDS sebanding dengan kadar DHL air.
Besarnya daya hantar listrik bergantung pada kandungan ion anorganik (TDS)
yang disebut juga materi tersuspensi.
Namun nyatanya hasil TDS yang didapatkan tidak sebanding dengan kadar
DHL dalam air, ini bisa disebabkan oleh kesalahan dalam membaca hasil dari
konduktivitimeter maupun kesalahan dalam menghitung hasil TDS.

18
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diatas maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa :

1. Hasil TDS yang didapat sebesar 310 mg/L yang telah melewati baku mutu,
yang mengindikasikan bahwa banyak zat padatan terlarut dalam air.
2. Hasil TSS yang didapat sebesar 26 mg/L yang artinya TSS masih dibawah
baku mutu yang menandakan bahwa kualitas air masih aman.
3. Hasil DHL yang diperoleh yaitu 321 Umhos/cm yang artinya masih
dibawah baku mutu yang mengindikasikan sedikitnya garam-garam yang
terionisasi dalam sampel.
4. TDS terdiri dari ion-ion sehingga kadar TDS sebanding dengan kadar
DHL air.
5. Hasil TDS yang didapatkan tidak sebanding dengan kadar DHL dalam air,
ini bisa disebabkan oleh factor kesalahan.
6. Pemanasan dalam oven dengan suhu 105⁰C selama 1 jam bertujuan untuk
menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas saring maupun cawan
sehingga akan diperoleh hasil yang akurat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ana Merliana, E. F. (2014). ANALISIS TTS (TOTAL SUSPENDED SOLID)


DAN TDS (TOTAL DISOLVED SOLID). Semarang: Universitas Diponegoro

Analisis Daya Hantar Listrik (DHL) Airtanah Asin Dan Dampak Pada Peralatan
Rumah Tangga Di Kecamatan Grogol. :
http://eprints.ums.ac.id/30683/22/PUBLIKASI_ILMIAH.pdf. (Diakses pada 8
April 2017)

Hubungan Antara Konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) Dan TSS (Total
Suspended Solid) Dengan Kadar Fe2+ Dan Fe Total Pada Air Sumur Gali :
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/65590/081810301013%2
0wiwik.bak.pdf?sequence=1. (Diakses pada 8 April 2017)

Oram, B. (2014).Total Dissolved Solid and Water Quality. Retrieved April 2015,
24, from WaterResearch Center: http://www.water-research.net/index.php/water-
treatment/tools/total-dissolved-solids. (Diakses pada 7 April 2017 pukul 20.12)

http://eprints.undip.ac.id/47923/6/7.BAB_II_TA.pdf. (Diakses pada 8 April 2017)

http://thorik.staff.uii.ac.id/2009/08/23/hubungan-antara-total-suspended-solid-
dengan-turbidity-dan-dissolved-oxygen/. (Diakses pada 8 April 2017)

20

Anda mungkin juga menyukai