Polusi logam berat dapat menyebabkan kandungan logam Hg, Cr, Pb, Cd,
Cu, Zn, Ni, dan lain-lain pada sistem air meningkat dan terakumulasi hingga pada
konsentrasi yang beracun (Guven et al.. 1999). Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Febuari-April 2013 di Waduk Cirata, Jawa Barat. Pengambilan sampel ini
berupa air, daging dan organ hati ikan nila. Metode pengukuran logam berat
dilakukan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Analisis
kandungan logam berat dilakukan secara deskriptif, analisis gugus,dan analisis
statistika yaitu rancangan acak kelompok (RAK).Berdasarkan analisa statistik
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan kadar Cu dan kadar Zn
yang nyata pada tiap stasiunnya (p > 0,05). Perbedaan kadar Cu dan kadar Zn
yang nyata didapatkan pada tiap kedalamannya (p < 0,05). Secara keseluruhan
kandungan logam berat Cu dan Zn pada ikan belum melebihi baku mutu. Nilai
rata-rata dari parameter kualitas air seperti suhu, pH, DO di perairan Waduk
Cirata masih di bawah ambang baku mutu.Pada hasil analisis gugus (dendrogram)
terlihat bahwa kelompok Imemiliki nilai kesamaannya 97,73%. Kelompok II
memiliki nilai kesamaan 69,98% sedangkan kelompok III memiliki nilai
kesamaannya adalah 53,75 %.
Kata kunci: Air, Ikan Nila, logam berat Cu dan Zn
ABSTRACT
Pollution of heavy metals can increase the metal content of Hg,Cr, Pb, Cd,
Cu, Zn, Ni, and others on the water system and accumulating to toxic
concentrations (Guven et al. 1999). This research was carried from February until
April 2013 on Cirata Reservoirs, West Java. The sample for this research are
water, meat and liver of tilapia. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
used for heavy metals quantitative analysis. Heavy metal content being analyzed
using descriptive statistics, cluster analysis and statistical analysis (random design
group). Based on the statistical analysis,we know that there are no difference in
the levels of Cu and Zn levels were evident on each of its stations (p>0,05).
Differences in the levels of Cu and Zn levels were obtained at each depth (p>0,05).
Overall heavy metal content of Cu and Zn on the quality of the raw fish has not
been exceeded. The average value of water quality parameters such as
temperature, pH, DO in Cirata reservoirs still under the threshold of quality
standards.Based on cluster analysis (dendrogram) that we use, we haveGroup
Iwith the value of similarity97,73%, Group II has a value ofsimilarity 69,98%,
adn Group III has a similarityvalue 53,75%.
Keywords: Water, Tilapia, Heavy metal Cu and Zn
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT SENG (Zn) DAN
TEMBAGA (Cu) PADA IKAN NILA DAN PERAIRAN WADUK
CIRATA PURWAKARTA, JAWA BARAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber daya Perairan
Disetujui oleh
Dr Ir Et Riani MS
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
MSc
Tanggal Lulus: r1 9 1 22 0 1 3
Judul Skripsi :Analisis Kandungan Logam Berat Seng (Zn) dan Tembaga (Cu)
pada Ikan Nila dan Perairan Waduk Cirata Purwakarta, Jawa Barat
Nama : Mega Margaretha Rachmadianti
NIM : C24090008
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidaya-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul
“Analisis Kandungan Logam Berat Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) pada Ikan Nila
dan Perairan Waduk Cirata Purwakarta, Jawa Barat”. Ini dapat diselesaikan.
Skripsi disusun dalam ramgka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi di Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada :
1. Dr Ir Sigid Hariyadi, MSc dan Dr Ir Etty, MS selaku dosen pembimbing.
2. Keluarga tercinta ayahanda Budjang, Ibunda Wati, kakak (Isman marta
Badawa, Ika Putri yulianti, Muhammad Chaidir Budawa, Dodi Wijaya)
dan adik (Anggun Trisnawati) yang telah memberikan dukungan dan kasih
sayangnya.
3. Keluarga besar Herry, SSi, MSi dan Tri Wahyuni, SSi, MT arahan serta
nasehat dalam penyusunan skripsi ini.
4. Hollanda Arief Kusuma, SIk yang telah memberikan dukungan dan kasih
sayangnya.
5. Prof Dr Ir Dwi Eny Djoko Setyono, MSc yang telah memberikan saran
serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Sahabat tercinta Allsay dan Yulia Sartika Dewi yang telah memberikan
semangat.
7. Yaya Hudaya, S.T dan BPWC yang telah membantu dalam penelitian ini.
8. Irwan Rudy Pamungkas, Noer Fitria Putra Setyono, Teman-teman MSP
46, MSP 47, MSP 45, MSP 44, keluarga besar MSP, dan Teman-teman
sweet home.
9. Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di
masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 3
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
METODE ................................................................................................................ 4
Alat dan Bahan .................................................................................................... 5
Metode Kerja ....................................................................................................... 5
Analisis Data ....................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8
Kualitas Air ......................................................................................................... 8
Analisis Gugus (Clustering Analisis) ................................................................ 10
Kandungan Tembaga (Cu) dalam Air ............................................................... 11
Kandungan Seng (Zn) dalam Air ...................................................................... 12
Kandungan Logam Berat Cu dalam Ikan .......................................................... 13
Kandungan Logam Berat Zn dalam Ikan .......................................................... 14
Usulan Upaya Pengelolaan Waduk Cirata ........................................................ 16
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 16
Kesimpulan ........................................................................................................ 16
Saran .................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
LAMPIRAN .......................................................................................................... 20
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 21
DAFTAR TABEL
1 Parameter-parameter kualitas air dan biota yang diamati …………………….6
2 Nilai baku mutu logam berat dalam air dan tubuh ikan ……………………..7
3 Nilai baku mutu suhu, pH, DO, dan kekeruhan. ……………………………..8
4 Nilai rata-rata parameter kualitas air pada setiap stasiun pengamatan,
perairan waduk Cirata (n = 6) ………………………………………………...9
DAFTAR GAMBAR
1 Skema perumusan masalah …………………………………………………...3
2 Peta lokasi penelitian ……………………………………………………..….5
3 Dendogram kesamaan stasiun pengamatan berdasarkan parameter fisika
kimia……………………………………………………………………....... 10
4 Grafik kandungan tembaga (Cu) dalam air …………………………………11
5 Grafik kandungan seng (Zn) dalam air ………………………………….......12
6 Grafik kandungan logam berat Cu dalam ikan ……………………………...13
7 Faktor konsentrasi Cu ………………………………………………………13
8 Kandungan logam berat Zn dalam ikan ……………………………………15
9 Faktor konsentrasi logam berat Zn dalam ikan ……………………………..15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel Sidik Ragam Kandungan Logam Berat Cu dalam Air ……………….20
2 Tabel Sidik Ragam Kandungan Logam Berat Zn dalam Air ……………….20
3 Tabel Kualitas air ……..……………………………………………………20
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Waduk Cirata adalah salah satu waduk yang ada di Indonesia yang
mempunyai berbagai fungsi (waduk serbaguna). Waduk Cirata terletak diantara
Waduk Saguling dan Waduk Juanda-Jatiluhur yang saling berhubungan satu
dengan lainnya, yakni Waduk Saguling di bagian hulu, Waduk Cirata di bagian
tengah dan Waduk Juanda Jatiluhur di bagian hilir, yang keseluruhannya terdapat
dalam DAS Citarum (Riani 2010).
Logam berat pada sistem akuatik dapat secara alami diproduksi melalui
pelarutan lambat dari tanah atau batuan ke air. Produksi logam berat ini biasanya
terjadi pada tingkat rendah yang tidak menyebabkan efek yang berbahaya pada
kesehatan manusia. Perkembangan industri, pertanian, dan pertambangan
mendorong peningkatan polusi logam di lingkungan melalui hulu dan anak sungai
(Sericano et al.1995). Polusi logam berat dapat menyebabkan kandungan logam
Hg, Cr, Pb, Cd, Cu, Zn, Ni, dan lain-lain pada sistem air meningkat dan
terakumulasi hingga pada konsentrasi yang beracun (Guven et al.1999) dan
menyebabkan dampak pada lingkungan dan manusia (Harms 1975, Jefferies and
Freestone 1984, Freedman 1989 in Ashraf M.A et al.2011). Logam ini hanya
dapat terdekomposit, dan menyebabkan polusi logam berat di kolom air. Oleh
karena itu, logam berat dapat mengalami akumulasi dan biomagnifikasimelalui
rantai makanan dan akhirnya terasimilasi pada tubuh manusia yang berpengaruh
pada resiko kesehatan (Abdel-Baki et al..2011). Waduk Cirata menampung
berbagai jenis senyawa yang bersumber dari limbah, baik oleh aliran sungai
Citarum dan anak-anak sungainya (eksternal), maupun limbah yang bersumber
dari kegiatan di dalam waduk sendiri (autochtonus) misalnya dari kegiatan jaring
terapung yang dari tahun ke tahun terus meningkat (BPWC 2013).
Seng (Zn) merupakan nutrien esensial manusia, sebuah kofaktor untuk lebih
dari 300 enzim, dan ditemukan dalam semua jaringan. Pada manusia, konsentrasi
tertinggi seng ditemukan pada tulang, otot, prostat, hati dan ginjal (EPA 2005).
Distribusi yang serupa telah ditemukan pada hewan (EPA 2005). Kurang dari
10% dari total seng di dalam tubuh terdapat dalam darah (EPA 2005) dan sisanya
terdapat dalam tulang dan otot. Dalam darah, seng ditemukan di plasma, eritrosit,
leukosit, dan plateles. Hampir 98% seng di dalam serum berikatan dengan protein;
85% berikatan dengan albumin, 12% dengan α2-makroglobulin, dan sisanya
dengan asam amino (EPA 2005). Dalam eritrosit, seng sebagian besar ditemukan
sebagai komponen karbonik anhidrase (87%) dan Cu, Zn-superoksida dismutase
(5,4%) (EPA 2005).
Tembaga (Cu) merupakan elemen esensial untuk kesehatan dan
pertumbuhan metabolisme seluruh mahluk hidup, termasuk ikan dimana
keterangan tentang Cu penting untuk segala jenis mahluk hidup akuatik (Eisler
2000). Tembaga berikatan dengan senyawa organik dalam sejumlah proses
biokimia dalam tanaman, hewan atau manusia (ICA 1992). Sebagai hasilnya,
kekurangan tembaga dapat berhubungan dengan perubahan biokimia (ICA 1992)
sehingga dapat menyebabkan defisiensi simpton dalam semua organisme ketika
2
konsentrasi terlalu rendah, namun berefek toksik ketika konsentrasi terlalu tinggi
(ICA 1992).
Hasil kajian beberapa penelitian di waduk cirata melaporkan bahwa kondisi
logam beratnya sudah krisis. Kandungan logam berat di waduk cirata sudah
melampaui batas yang diizinkan terutama Hg, Pb, dan Zn2+. Kadar Hg sebanyak
4-10 μg/L akan berdampak dalam meningkatkan protein plasma sehingga ikan
sulit untuk menyerap protein dan akan menurunkan tingkat respirasinya sehingga
pertambahan berat akan menurun, demikian juga konsentrasi Pb sebesar 0.1 μg/L
akan menurunkan laju tumbuh dan konsentrasi Zn2+ maks 0.2 mg/L akan
menurunkan growth rate ikan yang dipelihara (Jorgensen 1989 in Saputra 2009).
Air Waduk Cirata sudah tercemar limbah logam berat hingga melebihi
standar baku air. Kondisi itu menurunkan kualitas ikan hasil budidaya, menambah
ongkos pemeliharaan turbin akibat tingginya laju korosi, dan mengancam
kesehatan manusia.Secara khusus dalam penelitian Badan Pengelola Waduk
Cirata (BPWC) pada triwulan pertama dan kedua tahun 2008 menunjukkan
adanya kadar timbal di sejumlah lokasi penelitian mencapai 0,04 miligram (mg)
per liter pada triwulan pertama dan 0,11 mg per liter pada triwulan kedua. Adapun
kadar tembaga mencapai 0,03 mg per liter pada triwulan pertama.Padahal,
ambang batas baku mutu (Cu: 0,033) ideal untuk air minum, perikanan, dan
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 39 Tahun 2000 tentang Baku Mutu Air adalah 0,02 mg per liter untuk
tembaga dan 0,03 mg per liter untuk timbal (Wijaya 2008). Waduk Cirata terkenal
dengan tercemar logam berat hal kandungan logam berat Cu dan Zn di perairan
Waduk Cirata nilainya tinggi bahkan telah melewati baku mutu (Cu: 0.033 dan
Zn: 0.054) yang ditetapkan. Hal ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Permana (2012).
Topik penelitian mengenai kadar logam berat yang ada di dalam air dan di
dalam organ ikan menjadi penting jika ditinjau dari dua aspek utama. Pertama,
dilihat dari sudut pandang kesehatan publik, topik penelitian ini penting dalam
mengukur akumulasi logam berat untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
manusia (seperti As, Pb, dan Hg). Kedua, dari sudut pandang lingkungan akuatik,
topik penelitian ini digunakan untuk memperhatikan kemunduran biologis dan
mengidentifikasi sumber yang mengancam keseimbangan ekologis. Perlu
diketahui bahwa logam berat yang berlebih seperti tembaga, seng dan mangan
terkadang menggambarkan bahaya yang lebih besar daripada merkuri, kadmium,
dan timah (Ashraf et al.2011). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan
berlokasi di perairan Waduk Cirata. Waduk Cirata dipilih karena waduk ini
terdapat banyak kegiatan budidaya ikan nila. Kadar Cu dan Zn dalam ikan perlu
diketahui karena ikan nila merupakan ikan konsumsi yang digemari oleh
masyarakat. Harapannya dengan penelitian ini dapat diketahui kandungan kedua
logam berat ini di dalam air dan ikan dan dapat memberikan saran kepada
masyarakat tentang layak tidaknya Waduk Cirata sebagai lokasi budidaya maupun
sebagai tempat pengambilan ikan konsumsi.
3
Perumusan Masalah
Alamiah Manusia
(gunung meletus, Logam (KJA, industri,
erosi, dan hujan) pertanian)
Pencemaran lingkungan
Kesehatan
manusia
Ekosistem perairan
Gambar 1Skema perumusan masalah
4
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cool box sebagai tempat ikan
contoh, botol polyetilen sebagai tempat contoh air, alat mengambil air contoh
menggunakan Van Dorn Sampler, termometer air raksa, pH meter, turbiditimeter,
alat bedah, alat untuk titrasi dalam pengukuran DO dan alat analisis logam berat
yaitu AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu bahan untuk titrasi DO,
organ tubuh ikan (daging dan hati), es batu, air sampel, HNO3.
Metode Kerja
yang ditunjukkan pada Tabel 1. Waktu pengambilan sampel kualitas air dilakukan
dua kali yaitu pada bulan Febuari dan April 2013 pada pukul 09.00 WIB. Contoh
air diambil pada lapisan permukaan 0.2 m, kedalaman 5 m, dan dasar perairan
dengan menggunakan botol Van Dorn. Contoh air yang telah diambil dimasukkan
ke dalam botol polyetilen. Botol pertama digunakan untuk mengukur kekeruhan
sedangkan botol kedua untuk logam berat yang ditambahkan dengan pengawet
HNO3 pekat.
Pengambilan contoh ikan nila dilakukan pada bulan Febuari sampai April
2013. Pengambilan ini dilakukan 3 kali dalam selang waktu satu bulan selama tiga
bulanberturut-turut. Ikan diambil dari 5 keramba jaring aping (KJA).Setiap
karamba hanya diambil 2 ekor ikan yang berumur 3-5 bulan sehingga dari 5
karamba didapatkan 10 ekor ikan.Contoh ikan dimasukkan ke dalam kantong
plastik klip untuk mencegah kontaminasi logam selama pengangkutan ke
laboratorium dan dimasukkan ke dalam cool box yang di dalamnya sudah berisi es
batu. Ikan nila yang diambil dari karamba tersebut dibedah dan diambil daging
dan organ hati. Organ contoh yang dibutuhkan untuk analisis logam berat seperti
daging dan hati diperoleh dari beberapa ikan yang dikumpulkan memenuhi berat
yang dibutuhkan untuk analisa. Organ contoh tersebut masing-masing
dimasukkan ke dalam plastik klip, kemudian diawetkan dengan pembekuan
sampai siap dianalisis.Bahan kimia untuk analisis parameter kimia sesuai dengan
metode yang digunakan Eaton et al. (2005) pada tabel 1 berikut:
Tabel 1 Parameter-parameter kualitas air dan biota yang diamati
Analisis Data
Faktor Konsentrasi
Faktor konsentrasi (FK) atau Faktor Akumulasi (FA) merupakan rasio kadar
logam berat di dalam tubuh ikan dengan kadar logam berat di dalam air (Muzyed
2011). Pengukuran akumulasi ini berkenaan dengan penelitian atau metode
pemantauan pembuangan dan penyimpanan polutan seperti logam didalam organ
dan/ atau jaringan organisme seperti ikan. Pemahaman yang baik mengenai faktor
akumulasi penting untuk memprediksi kontribusi relatif media abiotik sebagai
sumber akumulasi logam berat pada ikan dan efisiensi akumulasi untuk segala
macam polutan pada semua organ ikan. Sebagai tambahan, informasi ini krusial
dalam membuat penilaian resiko yang akurat untuk tujuan keamanan pangan dan
hubungannya terhadap konsekuensi kesehatan manusia (Muzyed 2011). Kumar
dan Achyuthan (2007) menyampaikan bahwa faktor konsentrasi digunakan untuk
menghitung perkiraan jumlah masukan logam berat dari lingkungan sekitar.
Faktor konsentrasi dirumuskan sebagai berikut:
pada Tabel 3. Selain menganalisa kualitas air ditinjau dari baku mutunya, analisa
statistik juga dilakukan terhadap sampel logam berat yang terdeteksi di dalam
kolom air. Rancangan acak kelompok digunakan dengan mengelompokkan
stasiun ke dalam perlakuan dan kedalaman sebagai kelompok. Tingkat
kepercayaan yang digunakan ialah 95% (α=0,05). Apabila terjadi perbedaan yang
nyata maka dilakukan uji dengan menggunakan Tukey Yardstick (Mendenhall,
2013).
Tabel 3 Nilai baku mutu suhu, pH, DO, dan kekeruhan.
Parameter Nilai baku mutu Sumber
Suhu 27 + 28 C PP. RI No. 82 tahun 2001
Kekeruhan 50 NTU PP. RI No. 82 tahun 2001
Ph 6-9 PP. RI No. 82 tahun 2001
Oksigen Terlarut (DO) 4 mg/l PP. RI No. 82 tahun 2001
Kualitas Air
Nilai kualitas air yang diukur pada penelitian ini ditunjukkan pada Lampiran
3. Nilai kualitas air yang terdapat pada Tabel 4 merupakan rata-rata dari nilai yang
diukur tiap bulannya selama 2 bulan. Suhu air di Waduk Cirata berkisar antara
280-290 C. Nilai suhu air ini termasuk cukup tinggi dikarenakan keadaan dan
kondisi alam pada saat pengukuran cukup terik. Suhu perairan dapat
mempengaruhi keberadaan dan sifat logam. Umar et al.. (2001) menyatakan
bahwa peningkatan suhu perairan cenderung menaikkan akumulasi dan toksisitas
logam berat Cu. Hal ini terjadi akibat meningkatnya laju metabolisme dari
organisme air. Walaupun demikian suhu di perairan Waduk Cirata masih dalam
batas nilai toleransi kehidupan organisme perairan termasuk ikan.
9
Tabel 4 Nilai rata-rata parameter kualitas air pada setiap stasiun pengamatan,
perairan waduk Cirata (n = 6).
Stasiun Pengamatan
Parameter Satuan Simpangan
1 2 3 4 5 6 baku (s)
0
Suhu C 29 29 29 28 28 29 0.516
Kekeruhan NTU 27 25 25 184 110 254 97.311
pH - 7.1 7 7 7.3 7.1 7.2 0.117
DO mg/L 3.02 2.82 3.12 3.55 3.45 3.47 0.294
Kisaran pH yang didapat dari keenam stasiun tersebut yaitu antara 7.0–7.3.
Palar (1994) mengemukakan bahwa pada badan perairan yang mempunyai derajat
keasaman (pH) mendekati normal atau pada daerah kisaran pH 7–8, kelarutan dari
senyawa – senyawa (hidroksida, oksida, karbonat, dan sulfida) ini cenderung
untuk stabil. Kisaran pH yang didapat ini masih dalam batas toleransi untuk
tempat hidup ikan nila. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Suyanto (1995) bahwa
nilai pH air tempat hidup ikan nila berkisar antara 6–8,5.
Kadar oksigen terlarut berkisar antara 2.82– 3.47 mg/L. Artinya kadar
oksigen terlarut di Perairan Waduk Cirata sangat rendah. Hal ini tidak baik untuk
kelangsungan hidup ikan. Kadar oksigen terlarut yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup ikan sangat beragam. Pada kadar oksigen terlarut kurang dari
4–5 ppm, nafsu makan ikan berkurang dan pertumbuhan tidak berkembang
dengan baik. Dan apabila kadar oksigen terlarut di bawah 4 mg/L untuk jangka
waktu yang lama, ikan akan berhenti makan dan pertumbuhan terhenti (Mulyanto
1992). Artinya apabila kadar oksigen terlarut di Waduk Cirata terus seperti ini
dalam jangka waktu lama akan sangat membahayakan kehidupan ikan. Penyebab
rendahnya oksigen terlarut ini diduga karena telah banyaknya aktifitas manusia di
sekitar Waduk Cirata. Selain itu juga, ikan yang dibudidayakan juga semakin
banyak dimana ikan melakukan respirasi sehingga jumlah DO dalam air rendah.
Efek DO pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk di dalamnya
adalah suhu yang berpangaruh langsung terhadap kelarutan O2 dan proses
metabolisme organisme akuatik (Sari 2007).
Kekeruhan merupakan ukuran transparansi suatu perairan, yang ditentukan
secara visual dengan menggunakan sechi disk. kekeruhan menggambarkan sifat
optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam badan air. Tingginnya nilai
kekeruhan pada stasiun 6 dipengaruhi oleh adanya pergerakan air yang berasal
dari aliran sungai. Santoso (2008) menyatakan kekeruhan yang tinggi, sebagai
akibat besarnya debit air sungai dan turbulensi sehingga Kekeruhan yang tinggi
dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi misalanya pernafasan
dan daya lihat organisme akuatik termasuk zooplankton, sehingga dapat
mempengaruhi perkembangbiakan plankton larva dan dapat mengakibatkan
kematian. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari parameter kualitas air
seperti suhu, pH, DO di perairan Waduk Cirata masih di bawah ambang baku
mutu dan perairan Waduk Cirata masih dapat digunakan sebagai tempat budidaya
ikan air tawar. Sedangkan kekeruhan sudah melebihi ambang batas baku mutu hal
ini dikarenakan adanya bahan organik yang berasal dari sisa pakan ikan yang
mengendap didalam perairan sehingga bila ada pergerakan air yang bergerak
10
sampai dasar perairan menyebabkan endapan yang berasal dari pakan ikan akan
naik sehingga kekeruhan tinggi. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan
organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut, maupun bahan organik yang
berupa plankton dan mikroorganisme lain (APHA, in Santoso 2008).
Kan
ndungan Seng (Zn) dalam Air
K
Kandungan Logam Berat Cu dalam Ikan
G
Gambar 8 Kandungan logam berat Zn dalam ikkan
Waduk Cirata sudah dikatakan rentan karena banyak bahan pencemar yang
masuk ke dalam Waduk Cirata hal ini akan berdampak pada pemanfaatanya dan
Merugikan pihak-pihak terkait. Salah satu pengelolaan Waduk Cirata yang dapat
dilakukakn adalah pengendalian pencemaran. Upaya pengendalian pencemaran
yang dilakukan adalah agar waduk dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Tindakan pengelolaan yang dapat dilakukan adalah (1) pengendalian pencemaran
limbah yang berasal dari kegiatan keramba jaring apung (KJA), seperti adanya
peraturan batas maksimum jumlah jaring apung yang berada disekitas Waduk
Cirata yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya, dan adanya pemeriksaan
ulang data jumlah KJA di Waduk Cirata. (2) pengendalian pencemaran limbah
yang bersumber dari kegiatan industri adalah setiap industri membuat tempat
pembuangan limbah cair secara tertutup sehingga tidak merembas ke lingkungan
sekitar, dan dibuatnya peraturan setiap industri kegiatan IPAL (Instalasi
Pengelolaan Air Limbah) untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari kegiatan
industri sehingga limbah yang dibuang tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Kesimpulan
organ ikan nila (hati dan daging) juga masih dibawah baku mutu (SK Dirjen POM
No.037/25/B/SKVII/1989) mengenai Batas Maksimum Cemaran Logam dalam
Produk Pangan.
Kadar Zn dan Cu di dasar perairan Waduk Cirata memiliki nilai yang lebih
tinggi bandingkan daerah permukaan (0.2 m dan 5 m). Nilai FK Zn dan Cu pada
organ hati ikan nila tergolong tinggi atau bersifat akumulasi tinggi sedangkan nilai
FK Zn dan Cu pada daging ikan nila tergolong sedang atau bersifat akumulasi
sedang.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sari SG. 2007. Kualitas Air Sungai Maron dengan Perlakuan Keramba Ikan di
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. J. BIOCIEN.
[Internet]. [diunduh ...]; 4(1). 29-35.
Saputra A. 2009. Bioakumulasi Logam Berat Ikan Patin yang Dibudidayakan di
Perairan Waduk Cirata dan Laboratorium. [tesis]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Savitri PO, Salami IRS. 2008. Kajian Kandungan Logam Berat pada Ikan Air
Tawar di Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan Kota Bandung. ITB.
Sericano JL, Wade TL, Jackson TJ, Brooks JM, Tripp BW, Farrington JW, Mee
LD, Readmann JW, Villeneuve JP, Goldberg ED. 1995. Trace organic
contamination in the Americas: An overview of the US National Status &
Trends and the International 'Mussel Watch' programmes. Marine
Pollution Bulletin, Vol. 31, Nos 4-12. 214-22
Santoso A D. 2008. Studi Penetuan Produktivitas Danau Buatan dengan MEI
(Morphoedaphic index) Analisis. J Hidrosfir Indonesia. [internet].
[diunduh 2013 september 22]; 3(2): 81-86. Tersedia pada :
http://digilib.bppt.go.id/ejurnal/index.php/JHI/article/view/98/118
Soto, K., Garza, K.M. and Murr, L.E. (2007). effects of aggregated nanomaterials.
Acta Biomater. J Irania Biomedical. [internet] [diunduh 2013
september 20]; 3(3): tersedia pada : http://scholars.wlu.ca/cgiview
content.cgi?Article=1838&contextetd.
Suyanto SR. 1995. Nila. Jakarta (ID) : PT Penebar Swadaya.
Umar MT, Meagaung WM, Fachruddin L. 2001. Kandungan Logam Berat
Tembaga (Cu) pada Air, Sedimen, dan Kerang Marcia sp. di Teluk Pare
Pare, Sulawesi Selatan. J. Scien and Tech.
Wijaya T. 2008 Agust 16. Waduk Cirata tercemar Logam Berat. Kompas. BPWC
Opini : 2 (kol 3-7)
Woody, C. A, 2007, Copper : Effects on Freshwater Food Chain and Salmon, A
Literature Review. Alaska ( US) : Fisheries Research and Consulting
20
LAMPIRAN
KEDALAM PARAMETER
STASIUN
AN SUHU KEKERUHAN pH DO
0,2 m 30.0 - 30.8 23.4 - 24.8 7.9 - 7 5.4 - 5.0
STASIUN
5m 28.9 - 29.1 24.9 -18.2 7.4 - 6.9 2.2 - 2.1
1
Dekat dasar 27.1 - 28.8 52.9 - 19.6 6.8 - 6.7 1.8 - 1.6
0,2 m 30.4 - 30.3 36.4 - 18.2 7.5 - 6.9 4.8 - 4.6
STASIUN
5m 29.1 - 29.1 25.9 - 14.4 7.1 - 6.7 2.6 - 1.9
2
Dekat dasar 27 - 28.9 30.5 - 22.1 6.9 - 6.6 1.5 - 1.5
0,2 m 31.0 - 29.9 21 - 18.2 7.9 - 7 5.3 - 4.9
STASIUN
5m 29.2 - 28 19.6 - 18.2 7.1 - 6.8 2.5 - 2.3
3
Dekat dasar 27.6 - 28.8 49 – 21 6.9 - 6.5 1.9 - 1.8
0,2 m 30.5 - 29.6 21 - 23.4 7.9 - 7.3 5.2 - 5.0
STASIUN
5m 28.4 -,27.9 196 – 252 7.5 - 6.9 4.9 - 4.2
4
Dekat dasar 27.4 - 28.8 252 – 357 7.4 - 6.8 4.6 - 4.0
0,2 m 31.9 - 29.6 19.6 - 23.4 8.3 - 6.9 6.0 - 4.8
STASIUN
5m 28.2 - 27.2 39.9 – 63 7.3 - 6.6 4.4 - 4.0
5
Dekat dasar 27.4 -28.5 245 - 271 7.2 -6.4 4 - 3.5
0,2 m 31.2 - 29.5 19.6 - 30.4 8.4 - 6.9 6 - 4.6
STASIUN
5m 28.7 - 27.9 206.5 - 431 7.4 - 6.8 4.5 - 3.2
6
Dekat dasar 27.8 - 27.0 224 - 613 7.2 - 6.6 4.1 - 4.4
21
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1990 dari ayah Budjang
dan ibu Wati. Penulis adalah putri ketujuh dari delapan bersaudara. Tahun 2009
penulis lulus dari SMA N 5 Sukabumi dan pada tahun yang sama penulis lulus
masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur masuk Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI) dan diterima di departemen Manajemen Sumber daya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan di Institut Pertanian Bogor penulis aktif di
organisasi dan kepanitiaan. Pada tahun 2009 penulis menjabat sebagai Dewan
Mushola Asrama Putri IPB gedung A2, sekretaris Komisi 1 Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) FPIK IPB tahun 2010-2011,anggota Komisi
1 DPM FPIK IPB tahun 2011-2012. Penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan
diantaranya Open House IPB tahun 2010, kesekretariatan Orientasi Mahasiswa
Baru FPIK tahun 2011, hubungan masyarakat Musyawarah Kerja Himpunan
Mahasiswa Manajemen Sumber daya Perairan Se-Indonesia(HIMASUPERINDO)
tahun 2012. Penulis juga pernah magang di Balai Besar Budidaya Air Laut,
Lampung pada bulan Juli 2011.
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program studi
Manajemen Sumber daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor penulis menyusun skripsi dengan judul Analisis Kandungan
Logam Berat Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) pada Ikan dan di Perairan Waduk
Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.