Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIKUM

SURVEI MANGROVE

Oleh

Dr. Nirmalasari Idha Wijaya, S.Pi., M.Si.

Program Studi Ilmu Kelautan


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA 2017
PANDUAN PRAKTIKUM KONSERVASI MANGROVE

DAFTAR ISI:

1 SAMPLING MANGROVE

a). LUAS TOTAL KAWASAN MANGROVE

b). POLA ZONASI MANGROVE

c). JENIS DAN JUMLAH MANGROVE

d). JUMLAH INDIVIDU PER JENIS MANGROVE

e). PENUTUPAN PER JENIS MANGROVE (% PENUTUPAN)

2 FISIK-KIMIA PERAIRAN

a) FISIK-KIMIA PERAIRAN (PH TANAH, SALINITAS AIR DAN TANAH, OKSIGEN TERLARUT
DI TANAH DAN AIR, SUHU AIR, JENIS DAN UKURAN BUTIR SEDIMEN)

b) LAMA PERENDAMAN OLEH PASANG (DATA PASUT)

c) PRODUKSI SERASAH

d) KEPADATAN MAKROZOOBENTHOS
1 SAMPLING MANGROVE

Tujuan:

Mengetahui cara membuat petak pengamatan dan melakukan sampling data komunitas
mangrove.

Alat dan Bahan:

1. Meteran

2. Tali rafia

3. Buku identifikasi

4. Buku catatan

5. Kamera

Cara Kerja:

 Data komunitas mangrove dikumpulkan pada tiap stasiun dengan menggunakan metode
line plots transect (English et al. 1977). Prosedur yang dilakukan adalah:

 Ditarik garis tegak lurus garis pantai, mulai dari batas garis pantai ke arah belakang
hutan mangrove,

 Di sepanjang garis transek dibuat petak pengamatan berukuran 10 x 10 m untuk


kategori pohon (diameter >10 cm), 5 x 5 m untuk kategori anakan (diameter 2-10 cm),
dan 2 x 2 m untuk kategori semai (diameter <2 cm),

 Metode transek kuadrat (garis berpetak) dilakukan dengan cara melompati satu atau
lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada
jarak tertentu yang sama (Susilo 2008),

 Sepanjang jalur transek dilakukan pengamatan jenis dan jumlah mangrove berdasarkan
buku identifikasi.

 Selain itu dilakukan pengukuran parameter-parameter lingkungan, yaitu suhu, salinitas,


dan pH. Selain itu dilakukan pengamatan dan pencatatan tipe substrat (lumpur, lumpur
berpasir, lempung, pasir, dsb).
SKEMA PENEMPATAN PETAK CONTOH/PLOT:

B
Garis Pantai

A 10 m

A Arah rintis

Keterangan:

A: Petak pengamatan semai (2 x 2 m)

B: Petak pengamatan pacang (5 x 5 m)

C: Petak pengamatan pohon (10 x 10 m)

JENIS KEL I KEL II

SEMAI PANCANG POHON SEMAI PANCANG POHON

SONERATIA
ALBA

R.
MUCRONATA

ANALISIS DATA

 Kerapatan Spesies (Di)

Di = ni / A

Di = kerapatan spesies i,
Ni = jumlah total individu dari spesies i
A = luas area total pengambilan contoh
 Kerapatan Relatif Spesies (RDi)
RDi = (ni /n) x 100
 Frekuensi Spesies (Fi)
Fi = pi / p
Fi = frekuensi spesies i;
pi = jumlah petak contoh dimana ditemukan spesies i
p =jumlah total petak contoh yang diamati.
 Frekuensi Relatif Spesies (RFi)
RFi = (Fi / F) x 100
 Penutupan Spesies (Ci ) :
Ci = BA/A
BA = DBH2/4 (dalam cm2),
 = konstanta
DBH = diameter pohon dari spesies i,
A = luas total pengambilan contoh
 Penutupan Relatif Spesies (RCi)
RCi = (Ci /C) x 100
 Jumlah nilai kerapatan relatif spesies (RDi), frekuensi relatif spesies (RFi) dan
penutupan relatif spesies (RCi) menunjukkan Nilai Penting Species (INPi ) :
INPi = RDI+ RFI+ Rci
 Nilai Penting suatu spesies berkisar antara 0 dan 300. Nilai Penting : Indeks kepentingan
suatu species di dalam komunitasnya.
2 PENGUMPULAN DATA MAKROZOOBENTHOS

Tujuan:

Mengetahui cara sampling dan menghitung kepadatan makrozoobenthos di perairan habitat


mangrove.

Alat dan Bahan:


1. Pipa paralon diameter 15 cm, panjang 15 cm.
2. Saringan kawat halus.
3. Baki polos warna terang.
4. Pinset.
5. Buku identifikasi avertebrata.
6. Formalin 10%.
7. Botol sampel.

Cara Kerja:

Pengumpulan data makrozoobenthos dilakukan dengan prosedur sampling sebagai berikut:

 Pada tiap petak pengamatan dilakukan penggalian sedalam 15 cm dengan menggunakan


pipa paralon.
 Substrat hasil penggalian selanjutnya disaring.
 Organisme yang diperoleh dari hasil penyaringan diklasifikasi dan dihitung jumlahnya,
selanjutnya sampel dikoleksi.
 Sampel koleksi diawetkan dengan larutan formalin 10% dan selanjutnya diidentifikasi
dengan berpedoman pada buku kunci identifikasi.

 Untuk menganalisa kelimpahan jenis organisme makrozoobenthos digunakan rumus


(Brower et al. 1990):

Ni  n i

dimana:

Ni = kelimpahan individu atau jenis atau jenis kelamin atau kelas ukuran atau betina
matang gonad ke-i (ind/ha)

Σ ni = jumlah individu atau jenis atau jenis kelamin atau kelas ukuran atau betina matang
gonad ke-i (ind)

A = luas daerah pengambilan contoh (m2)


3 PENGUMPULAN DATA PRODUKSI SERASAH MANGROVE

Tujuan:

Mengetahui cara sampling dan menghitung produksi serasah mangrove.

Alat dan Bahan:

1. Jaring perangkap serasah.

2. Timbangan.

3. Oven.

Cara kerja:

Pengumpulan serasah mangrove dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

 Dua buah jala penampung serasah ditempatkan pada petak pengamatan pada tiap stasiun.
 Serasah kemudian dikering-anginkan dan selanjutnya dikeringkan pada oven bersuhu 80ºC
dan ditimbang bobotnya.
 Untuk menganalisa rata-rata produksi serasah pada setiap stasiun digunakan rumus
(Sasekumar and Loi 1983):

TL = L * a

Dimana: TL = bobot total serasah (kg)

L = rata-rata bobot serasah tiap perangkap (kg/hari)

a = ukuran perangkap serasah (m2)

gr/hari/m2
4 FISIK-KIMIA PERAIRAN

Tujuan:

Mengetahui kondisi fisik dan kimia perairan mangrove serta sedimen di bawahnya, meliputi pH
air & tanah, salinitas air dan tanah, oksigen terlarut air, suhu air, jenis dan ukuran butir
sedimen.

Alat dan Bahan:

1. Hand Refraktometer

2. pH meter

3. Termometer air

4. Saringan

5. GPS

6. DO meter
ALAT YANG PERLU DIBAWA:
1. Persiapan pemberangkatan

 Kapal

2. Perbekalan pribadi (makan minum, obat sederhana, safety)

3. Peralatan kelompok:

a) Tali rafia (cukup untuk 10 x 10 m)

b) Meteran roll

c) Kamera

d) Perangkap serasah (1 x 2 m)

e) Paralon untuk sedimen core

f) Gunting

g) Pipa paralon diameter 15 cm, panjang 15 cm.

h) Saringan kawat halus.

i) Baki polos warna terang

j) Pinset.

k) Buku identifikasi avertebrata.

l) Formalin 10%.

m) Plastik sampel.

Anda mungkin juga menyukai