ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2014 ini adalah pencemaran
sampah laut, dengan judul Distribusi Spasial Sampah Laut di Ekosistem
Mangrove Pantai Indah Kapuk Jakarta.
Terima kasih Penulis sampaikan kepada:
1. Institut Pertanian Bogor dan Departemen Manajemen Sumber Daya
Perairan yang telah memberikan kesempatan untuk studi.
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas bantuan dana penelitian dari
Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas beasiswa Peningkatan
Prestasi Akademik (PPA) yang diberikan.
4. Dr Ir Fredinan Yulianda, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan Dr
Ir Yusli Wardiatno, MSc selaku anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan dalam penulisan karya ilmiah ini.
5. Ali Mashar SPi, MSi selaku penguji tamu, Dr Ir Niken Tunjung Murti
Pratiwi, MSi dan Inna Puspa Ayu SPi, MSi selaku komisi pendidikan
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan atas saran dan masukan
dalam penulisan karya ilmiah ini.
6. Dr Ir Ario Damar, MSc selaku dosen pembimbing akademik.
7. Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan doa, dukungan moriil, dan
materiil.
8. Alit Pradana, Lestari Putri, Wisnu Aji, dan Fery Kurniawan yang selalu
mendampingi dan membantu penelitian ini.
9. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta dan
Suaka Margasatwa Muara Angke atas izin melaksanakan penelitian.
10. Bapak Aki Niman, Bapak H. Naman, Bapak Sita, Bapak Ayat, Bapak
Jati, dan Bapak Udin atas bantuannya selama di lapangan.
11. Teman-teman mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan angkatan
47 dan keluarga besar LAWALATA IPB atas doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 3
Waktu dan Lokasi Penelitian 3
Prosedur Pengumpulan Data 4
Prosedur Analisis Data 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Hasil 7
Pembahasan 15
KESIMPULAN DAN SARAN 20
Kesimpulan 20
Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 24
RIWAYAT HIDUP 30
DAFTAR TABEL
1 Metode analisis kualitas air laut (APHA-AWWA-WEF 2012) 5
2 Metode analisis kualitas sedimen (Eviati dan Sulaeman 2009) 6
3 Peringkat komposisi makrodebris di ekosistem mangrove PIK 9
4 Peringkat komposisi mikroplastik di ekosistem mangrove PIK 11
5 Nilai Indeks Pencemaran (IP) pesisir PIK 14
6 Nilai parameter kualitas sedimen mangrove PIK 14
DAFTAR GAMBAR
1 Rumusan masalah 2
2 Peta lokasi penelitian 3
3 Skema posisi substasiun pengambilan sampel 3
4 Tahapan analisis mikroplastik (Hidalgo-Ruz et al. 2012 dengan
modifikasi) 4
5 Kelimpahan makrodebris berdasarkan jarak dari laut. (a) Stasiun 1,
(b) Stasiun 2, (c) Stasiun 3, (d) Stasiun 4, (e) Stasiun 5, (f) Stasiun 6 7
6 Bobot makrodebris berdasarkan jarak dari laut. (a) Stasiun 1, (b)
Stasiun 2, (c) Stasiun 3, (d) Stasiun 4, (e) Stasiun 5, (f) Stasiun 6 8
7 Peta distribusi kelimpahan makrodebris 10
8 Kelimpahan rata-rata mikroplastik pada ( ) batas mangrove terluar
dan ( ) batas mangrove terdalam 11
9 Grafik kelimpahan film ( ), fiber ( ), fragmen ( ), dan
pelet ( ) pada batas mangrove terluar dengan kedalaman berbeda.
(a) Stasiun 1, (b) Stasiun 2, (c) Stasiun 3, (d) Stasiun 4, (e) Stasiun 5,
(f) Stasiun 6 12
10 Grafik kelimpahan film ( ), fiber ( ), fragmen ( ), dan
pelet ( ) pada batas mangrove terdalam dengan kedalaman
berbeda. (a) Stasiun 1, (b) Stasiun 2, (c) Stasiun 3, (d) Stasiun 4, (e)
Stasiun 5, (f) Stasiun 6 13
11 Indeks kesamaan antarstasiun berdasarkan kelimpahan makrodebris
dan kerapatan jenis mangrove menggunakan Euclidean Distance 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Contoh uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney 24
2 Spearman Rank Correlation antara kelimpahan makrodebris,
karakteristik sedimen, dan kerapatan jenis mangrove 25
3 Spearman Rank Correlation antara kelimpahan komposisi
mikroplastik, kedalaman sedimen, dan kelimpahan makroplastik 27
4 Perhitungan Indeks Pencemaran (IP) 28
5 Kelimpahan makrodebris pada komunitas Avicennia marina (a) dan
Rhizophora mucronata (b) 29
6 Tipe mikroplastik 29
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Sampah laut
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Oven
Hasil
Makrodebris
Jumlah total makrodebris yang dikumpulkan di enam stasiun pengamatan
sebesar 6079 item dengan bobot total sebesar 53.4 kg. Kelimpahan makrodebris
setiap stasiun berdasarkan jarak dari batas mangrove terluar (dekat laut)
mengalami fluktuasi. Kelimpahan makrodebris secara keseluruhan berkisar 20-
533 item m-2 (Gambar 5) dengan bobot 108.7-5449.7 g m-2 (Gambar 6).
Kelimpahan makrodebris (item/m2)
600 600
0 0
0-10 20-30 40-50 0-10 20-30 40-50
Jarak (m) Jarak (m)
Kelimpahan makrodebris (item/m2)
Kelimpahan makrodebris (item/m2)
800
800 (c) (d)
600
600
0
0
20 10
0 0
0 0
0- 0
0
40 30
60 50
8 70
0 0
12 -11
14 -13
16 -15
17
10 0-9
Jarak (m)
Jarak (m)
Kelimpahan makrodebris (item/m2)
Kelimpahan makrodebris (item/m2)
600 400
200
0 0
0-10 20-30 40-50 60-70 0-10 20-30 40-50
Jarak (m) Jarak (m)
Gambar 5 Kelimpahan makrodebris berdasarkan jarak dari laut. (a) Stasiun 1, (b)
Stasiun 2, (c) Stasiun 3, (d) Stasiun 4, (e) Stasiun 5, (f) Stasiun 6
8
12000 12000
0 0
0-10 20-30 40-50 0-10 20-30 40-50
Jarak (m) Jarak (m)
14000 14000
(c) (d)
Bobot makrodebris (g/m2)
Bobot makrodebris (g/m2)
12000 12000
0 0
0-10 20-30 40-50 60-70
20 0
40 0
60 0
80 0
0 0
0 0
0 0
0- 0
0
1
-3
-5
-7
10 -9
12 -11
14 -13
16 -15
17
0-
Jarak (m)
Jarak (m)
12000
10000
12000 8000
6000
4000
2000
0 0
0-10 20-30 40-50 60-70 0-10 20-30 40-50
Jarak (m) Jarak (m)
Gambar 6 Bobot makrodebris berdasarkan jarak dari laut. (a) Stasiun 1, (b)
Stasiun 2, (c) Stasiun 3, (d) Stasiun 4, (e) Stasiun 5, (f) Stasiun 6
9
10
m-2
Mikroplastik
Kelimpahan rata-rata mikroplastik seluruh stasiun pada batas mangrove
terluar berkisar 216.8-2218.4 partikel kg-1 sedimen kering. Nilai tersebut lebih
rendah dibandingkan kelimpahan mikroplastik pada batas mangrove terdalam
dengan kisaran 191.4-2357.6 partikel kg-1 sedimen kering (Gambar 8). Hal
berbeda ditunjukkan pada Stasiun 4 yang memiliki kelimpahan mikroplastik lebih
tinggi pada batas mangrove terluar sebesar 1232.9 partikel kg-1 sedimen kering
dibandingkan pada batas mangrove terdalam sebesar 191.4 partikel kg-1 sedimen
kering. Stasiun 4 memiliki jarak terjauh antara batas mangrove terluar dengan
batas mangrove terdalam, yaitu sebesar 180 m.
Kelimpahan (partikel kg sedimen kering)
3500
3000
2500
-1
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6
Stasiun
a Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering) b Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering)
0 500 2000 2500 0 500 2000 2500
0 0
-5 -5
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-1
c Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering) d Kelimpahan (partikel kg sedimen kering)
0 500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500
0 0
-5 -5
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
-1
e Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering) f Kelimpahan (partikel kg sedimen kering)
0 500 1000 1500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500
0 0
-5 -5
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
a Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering) b Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering)
0 500 2000 2500 0 500 2000 2500
0 0
-5 -5
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
c Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering) d Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering)
0 500 2000 2500 0 500 2000 2500
0 0
-5 -5
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
e -1
Kelimpahan (partikel kg sedimen kering) f Kelimpahan (partikel kg-1 sedimen kering)
0 500 1000 1500 2000 2500 0 500 1000 1500 2000 2500
0 0
-5 -5
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
-10 -10
-15 -15
-20 -20
-25 -25
-30 -30
26.59
% Kesamaan
51.06
75.53
100.00
1 4 5 2 3 6
Stasiun
Pembahasan
Makrodebris
Kategori makrodebris dengan kelimpahan terbanyak adalah plastik (77.7%)
dan styrofoam (18.1%). Costa et al. (2011) juga menemukan kelimpahan plastik
di sedimen mangrove Northeast Coast Brazil sebesar 70%. Santos et al. (2009)
menemukan komposisi makrodebris terbesar kedua adalah styrofoam sebesar 14%.
Proporsi sampah plastik dominan karena densitasnya lebih rendah dibandingkan
densitas kaca, logam, dan air sehingga mudah ditranportasikan (Ryan et al. 2009).
Kelimpahan makrodebris terbanyak ditemukan di Stasiun 6 (dekat muara
Sungai Angke). Hal ini diduga karena Sungai Angke memberikan kontribusi
makrodebris terbanyak dibandingkan Sungai Kamal dan Sungai Cengkareng
Drain. Angin Stasiun 6 diduga lebih cepat dibandingkan stasiun lainnya karena
tidak terhalang oleh pulau buatan. Hal ini menjadi salah satu faktor makrodebris
16
Mikroplastik
Kelimpahan rata-rata mikroplastik pada batas mangrove terluar cenderung
lebih tinggi dibandingkan pada batas mangrove terdalam (jarak 0-80 m). Hasil ini
berbeda pada Stasiun 4 yang memiliki jarak sebesar 0-180 m antara batas
mangrove terluar dan batas mangrove terdalam. Hal ini mengindikasikan bahwa
kelimpahan mikroplastik rendah pada batas mangrove terluar (dekat laut),
kemudian mengalami peningkatan pada jarak 80 m dari batas mangrove terluar,
lalu mengalami penurunan kembali pada batas mangrove terdalam (dekat darat).
Kelimpahan film, fiber, fragmen, pelet, dan kelimpahan total antara batas
mangrove terluar dengan batas mangrove terdalam tidak berbeda nyata.
18
Strategi Pengelolaan
Makrodebris yang masuk ke dalam kawasan pesisir Pantai Indah Kapuk
lebih banyak bersumber dari darat melalui aliran sungai. Upaya pencegahan dapat
dilakukan dengan menerapkan secara tegas Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah (Kemensetneg 2008) untuk mengurangi
potensi masukan sampah akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah ke
sungai. Pengetahuan mengenai pengolahan sampah harus disosialisasikan melalui
pendidikan sekolah. Pengolahan sampah dapat dilakukan oleh setiap industri dan
rumah tangga dengan memilah sampah menjadi 6 jenis dominan, yaitu kantong
plastik, botol plastik, styrofoam, karet, kaca, dan kaleng. Upaya penanggulangan
dapat dilakukan dengan kegiatan rutin pembersihan sampah di sepanjang pesisir
oleh masyarakat.
Plastik yang ditemukan tidak dapat terdegradasi oleh bantuan sedimen.
Substitusi plastik biodegredable menjadi solusi utama dalam mengurangi jumlah
plastik di lingkungan. Kelimpahan makrodebris dan mikroplastik menjadi tidak
berbeda nyata antarsubstasiun karena ketebalan ekosistem mangrove yang sangat
rendah. Selain itu, Rhizophora sp. juga terbukti berkorelasi negatif dengan
kelimpahan makrodebris. Upaya rehabilitasi ekosistem mangrove PIK dapat
dilakukan dengan memperluas ketebalan ekosistem melalui penataan ruang pesisir
dan melakukan penanaman mangrove dengan jenis dominan Rhizophora sp. pada
batas mangrove terluar.
20
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Status and Potential Solutions. CBD Technical Series No. 67. Montreal (CA):
Secretariat of the Convention on Biological Diversity. p 23.
Claessens M, De Meester S, Van Landuyt L, De Clerck K, Janssen CR. 2011.
Occurrence and distribution of microplastics in marine sediments along the
Belgian coast. Marine Pollution Bulletin. 62:2199-2204.doi:10.1016/
j.marpolbul.2011.06.030.
Costa MF, Silva-Cavalcanti JS, Barbosa CC, Portugal JL, Barletta M. 2011.
Plastics buried in the inter-tidal plain of a tropical estuarine ecosystem. Journal
of Coastal Research. (64):339-343.
Derraik JGB. 2002. The pollution of the marine environment by plastic debris: a
review. Marine Pollution Bulletin. 44:842-852.
Eviati, Sulaeman. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air,
dan Pupuk. Ed ke-2. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah.
Goldstein MC, Titmus AJ, Ford M. 2013. Scales of spatial heterogeneity of plastic
marine debris in the Northeast Pacific Ocean. Plos One. 8(11):1-
11.doi:10.1371/journal.pone.0080020.
Hidalgo-Ruz V, Gutow L, Thompson RC, Thiel M. 2012. Microplastics in the
marine environment: a review of the methods used for identification and
quantification. Environmental Science and Technology. 46:3060-
3075.doi:10.1021/es2031505.
Holmes LA. 2013. Interactions of trace metals with plastic production pellets in
the marine environment [thesis]. Plymouth (UK): University of Plymouth.
Ibiene AA, Stanley HO, Immanuel OM. 2013. Biodegradation of polyethylene by
Bacillus sp. indigenous to the Niger delta mangrove swamp. Nigerian Journal
of Biotechnology. 26:68-79.
Ivar do Sul JA, Costa MF. 2013. Plastic pollution risks in an estuarine
conservation unit. Journal of Coastal Research. (65):48-53.doi:10.2112/SI65-
009.1.
. 2014. The present and future of microplastic
pollution in the marine environment. Environmental Pollution. 185:352-
364.doi:10.1016/j.envpol.2013.10.036.
Kaladharan P, Prema D, Nandakumar A, Valsala KK. 2004. Occurrence of tarball
and waste materials on the beaches along Kerala coast in India. Journal of the
Marine Biological Association of India. 46(1):93-97.
Katsanevakis S, Katsarou A. 2004. Influences on the distribution of marine debris
on the seafloor of shallow coastal areas in Greece (Eastern Mediterranean).
Water, Air, and Soil Pollution. 159:325-337.
[KemenLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu Air. Jakarta (ID): KemenLH.
. 2004. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.
Jakarta (ID): KemenLH.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. 2013. Konsumsi
plastik 1,9 juta ton [Internet]. [diunduh 2013 Des 7]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/6262/Semester-I,-Konsumsi-Plastik-1,9-
Juta-Ton.
22
LAMPIRAN
Uji Kruskal-Wallis
Hipotesis
H0: Kelimpahan total makrodebris antarstasiun tidak berbeda nyata
H1: Sedikitnya terdapat satu stasiun dengan kelimpahan total makrodebris
yang berbeda nyata
MacrodebrisAbundance
Chi-Square 12.446
df 5
Asymp. Sig. .029
Mann-Whitney U 1.000
Wilcoxon W 7.000
Z -1.528
Asymp. Sig. (2-tailed) .127
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200b
a. Grouping Variable: Site
Lampiran 2 Spearman Rank Correlation antara kelimpahan makrodebris, karakteristik sedimen, dan kerapatan jenis mangrove
Correlations
Site Subsite Macrodebris pHw Temperat Salinity pHsed ORP Sand Silt Clay DiAm DiRm DiRs DiTotal
Abundance ure
Spearman's rho Site Correlation
Coefficient 1.000 .112 .519** -.420* -.726** -.443* -.564** .604** .177 -.274 .117 -.011 -.087 -.336 -.205
Sig. (2-tailed) . .587 .007 .033 .000 .023 .003 .001 .387 .176 .569 .957 .674 .094 .316
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Subsite Correlation
Coefficient .112 1.000 -.317 -.306 -.104 -.395* -.036 -.046 -.260 .122 .364 -.569** .525** -.279 -.209
Sig. (2-tailed) .587 . .115 .129 .612 .046 .862 .822 .199 .554 .068 .002 .006 .168 .306
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Macrodeb Correlation
risAbunda Coefficient .519** -.317 1.000 -.293 -.208 .110 -.089 .137 .201 -.409* .235 .414* -.492* -.163 .054
nce Sig. (2-tailed) .007 .115 . .147 .308 .592 .666 .505 .324 .038 .248 .035 .011 .427 .794
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
pHw Correlation
Coefficient -.420* -.306 -.293 1.000 .218 -.057 .250 -.279 .125 .082 -.474* .129 -.149 .296 .012
Sig. (2-tailed) .033 .129 .147 . .285 .781 .217 .167 .543 .691 .014 .529 .468 .142 .953
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Temperat Correlation
ure Coefficient -.726** -.104 -.208 .218 1.000 .692** .739** -.710** -.257 .229 .107 -.201 .140 .427* .174
Sig. (2-tailed) .000 .612 .308 .285 . .000 .000 .000 .206 .260 .603 .326 .496 .030 .396
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Salinity Correlation
Coefficient -.443* -.395* .110 -.057 .692** 1.000 .603** -.534** .016 -.017 -.105 -.031 -.015 .480* .194
Sig. (2-tailed) .023 .046 .592 .781 .000 . .001 .005 .940 .936 .609 .881 .942 .013 .342
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
pHsed Correlation
Coefficient -.564** -.036 -.089 .250 .739** .603** 1.000 -.972** -.326 .249 .201 -.270 .093 .461* .015
Sig. (2-tailed) .003 .862 .666 .217 .000 .001 . .000 .105 .219 .325 .182 .651 .018 .942
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
ORP Correlation
Coefficient .604** -.046 .137 -.279 -.710** -.534** -.972** 1.000 .292 -.230 -.137 .277 -.067 -.461* -.022
Sig. (2-tailed) .001 .822 .505 .167 .000 .005 .000 . .148 .259 .504 .171 .744 .018 .916
25
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
26
26
Sand Correlation -
Coefficient .177 -.260 .201 .125 -.257 .016 -.326 .292 1.000 -.850** .193 -.423* .213 -.279
.505**
Sig. (2-tailed) .387 .199 .324 .543 .206 .940 .105 .148 . .000 .009 .344 .031 .296 .168
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Silt Correlation
Coefficient -.274 .122 -.409* .082 .229 -.017 .249 -.230 -.850** 1.000 .106 -.213 .461* -.039 .380
Sig. (2-tailed) .176 .554 .038 .691 .260 .936 .219 .259 .000 . .605 .295 .018 .849 .055
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Clay Correlation
Coefficient .117 .364 .235 -.474* .107 -.105 .201 -.137 -.505** .106 1.000 -.133 .206 -.402* -.035
Sig. (2-tailed) .569 .068 .248 .014 .603 .609 .325 .504 .009 .605 . .518 .313 .042 .867
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
DiAm Correlation
Coefficient -.011 -.569** .414* .129 -.201 -.031 -.270 .277 .193 -.213 -.133 1.000 -.624** -.370 .332
Sig. (2-tailed) .957 .002 .035 .529 .326 .881 .182 .171 .344 .295 .518 . .001 .063 .098
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
DiRm Correlation
Coefficient -.087 .525** -.492* -.149 .140 -.015 .093 -.067 -.423* .461* .206 -.624** 1.000 .036 .217
Sig. (2-tailed) .674 .006 .011 .468 .496 .942 .651 .744 .031 .018 .313 .001 . .862 .287
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
DiRs Correlation
Coefficient -.336 -.279 -.163 .296 .427* .480* .461* -.461* .213 -.039 -.402* -.370 .036 1.000 -.151
Sig. (2-tailed) .094 .168 .427 .142 .030 .013 .018 .018 .296 .849 .042 .063 .862 . .462
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
DiTotal Correlation
Coefficient
-.205 -.209 .054 .012 .174 .194 .015 -.022 -.279 .380 -.035 .332 .217 -.151 1.000
Sig. (2-tailed) .316 .306 .794 .953 .396 .342 .942 .916 .168 .055 .867 .098 .287 .462 .
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
27
Lampiran 3 Spearman Rank Correlation antara kelimpahan komposisi mikroplastik, kedalaman sedimen, dan kelimpahan makroplastik
Correlations
Depth Film Fragmen Fiber Pellet Total_Abundance
Spearman's rho Depth Correlation Coefficient 1.000 .098 .059 -.036 -.211 .072
Sig. (2-tailed) . .569 .733 .835 .217 .676
N 36 36 36 36 36 36
** **
Film Correlation Coefficient .098 1.000 .835 .824 .175 .987**
Sig. (2-tailed) .569 . .000 .000 .308 .000
N 36 36 36 36 36 36
Fragmen Correlation Coefficient .059 .835** 1.000 .727** .274 .879**
Sig. (2-tailed) .733 .000 . .000 .105 .000
N 36 36 36 36 36 36
Fiber Correlation Coefficient -.036 .824** .727** 1.000 .108 .855**
Sig. (2-tailed) .835 .000 .000 . .531 .000
N 36 36 36 36 36 36
Pellet Correlation Coefficient -.211 .175 .274 .108 1.000 .220
Sig. (2-tailed) .217 .308 .105 .531 . .198
N 36 36 36 36 36 36
Total_Abundance Correlation Coefficient .072 .987** .879** .855** .220 1.000
Sig. (2-tailed) .676 .000 .000 .000 .198 .
N 36 36 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Macroplastic Microplastic
Spearman's rho Macroplastic Correlation Coefficient 1.000 .175
Sig. (2-tailed) . .587
N 12 12
Microplastic Correlation Coefficient .175 1.000
Sig. (2-tailed) .587 .
N 12 12
27
28
28
Lampiran 4 Perhitungan Indeks Pencemaran (IP)
S1 S2 S3 S4 S5 S6
Parameter Lij Ci/Lij Ci/Lij Ci/Lij Ci/Lij Ci/Lij Ci/Lij
Ci Ci/Lij Ci Ci/Lij Ci Ci/Lij Ci Ci/Lij Ci Ci/Lij Ci Ci/Lij
baru baru baru baru baru baru
FISIKA
Suhu 28-32 29.6 0.20 0.20 31 0.50 0.50 29.4 0.30 0.30 32.6 1.30 1.57 33 1.50 1.88 32.2 1.10 1.21
Kecerahan (-) 10.2 43.6 41.8 33.7 16.0 23.4
Kekeruhan 5 605 121.00 11.41 70 13.96 6.72 27 5.40 4.66 53 10.60 6.13 89 17.80 7.25 80 16.00 7.02
TSS 20-80 540 16.33 7.07 100 1.67 2.11 27 0.77 0.77 53 0.10 0.10 89 1.30 1.57 80 1.00 1.00
KIMIA
pH 7-8,5 7 1.00 1.00 8 0.33 0.33 6 2.33 2.84 6 2.33 2.84 6 2.33 2.84 6 2.33 2.84
DO perm 5 0.8 2.96 3.36 3.4 1.87 2.36 4.3 1.27 1.52 7.4 -0.13 -0.13 1.6 2.57 3.05 1.9 2.37 2.87
DO dasar 5 0.4 3.15 3.49 2 2.64 3.11 4.2 1.31 1.59 6.5 0.30 0.30 1.4 2.66 3.12 0.4 3.03 3.40
Salinitas (-) 10 15.4 2.4 0.8 0 0.4
BOD5 20 5.8 0.29 0.29 14.4 0.72 0.72 15.2 0.76 0.76 4.0 0.20 0.20 9.2 0.46 0.46 4.6 0.23 0.23
COD (-) 422.02 901.19 64.67 81.73 58.64 48.1
NH3-N 0.3 3.049 10.16 6.04 0.893 2.98 3.37 1.393 4.64 4.33 2.709 9.03 5.78 1.668 5.56 4.73 1.86 6.20 4.96
Klorida (-) 56649.10 57315.56 39987.60 36655.30 673.12 2219.31
Fenol 0.002 0.1573 78.65 10.48 0.2013 100.65 11.01 0.1783 89.15 10.75 0.1493 74.65 10.37 0.1573 78.65 10.48 0.1543 77.15 10.44
Kadmium (Cd) 0.001 8.403 8403.00 20.62 7.753 7753.00 20.45 7.601 7601.00 20.40 7.165 7165.00 20.28 4.039 4039.00 19.03 5.412 5412.00 19.67
Tembaga (Cu) 0.008 0.198 24.75 7.97 0.071 8.88 5.74 0.043 5.38 4.65 0.049 6.13 4.94 0.031 3.88 3.94 0.027 3.38 3.64
Timbal (Pb) 0.008 0.054 6.75 5.15 0.325 40.63 9.04 0.075 9.38 5.86 0.161 20.13 7.52 0.045 5.63 4.75 0.175 21.88 7.70
MIKRO BIOLOGI
Fecal Coli Nihil 15 8 49 17 540 48
(Ci/Lij)M 20.62 20.45 20.40 20.28 19.03 19.67
29
Lampiran 5 Kelimpahan makrodebris pada komunitas Avicennia marina (a) dan Rhizophora mucronata (b)
a b
29
Film Fiber Fragmen Pelet
30
RIWAYAT HIDUP