Anda di halaman 1dari 30

i

PROPOSAL PENELITIAN

“KAJIAN PRODUKTIVITAS MODAL PADA USAHA PENANGKAPAN


IKAN YANG MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP BAGAN APUNG
DENGAN UKURAN BERBEDA DI DESA LAMONTOLI KABUPATEN
MOROWALI”

OLEH :

ARSAD
I1A5 16 005

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kajian Produktivitas Modal pada Usaha Penangkapan Ikan yang


Menggunakan Alat Tangkap Bagan Apung dengan Ukuran
Berbeda di Desa Lamontoli Kabupaten Morowali

Nama : ARSAD
Stambuk : I1A5 16 005
Jurusan : Agrobisnis Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. La Onu La Ola, SE., MS Hasnia Arami, S.Pi., M.Si


NIP. 195911261987031001 NIP. 197904122008012019

Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi
Agribisnis Perikanan

Nurdiana A. S.Pi., M.Si


NIP. 197909202008122001

Tanggal Disetujui:

KATA PENGANTAR
iii

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan lancar. Proposal
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh nilai akhir pada
Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Halu Oleo, Kendari.

Proposal ini dibuat sesuai dengan ruang lingkup perikanan dengan tetap
mengacu pada panduan penulisan proposal. Namun, tidak menutup kemungkinan
masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan dalam penulisannya. Oleh sebab
itu, segala saran dan masukan dari semua pihak yang sifatnya membangun dan
memperkaya tulisan ini sangat diharapkan.

Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya proposal ini
penulis ucapkan terima kasih.

Kendari, Februari 2021

Penulis

DAFTAR ISI
iv

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan dan Kegunaan....................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori................................................................................. 6
B. Penelitian Terdahulu........................................................................ 13
C. Kerangka Pikir.................................................................................. 15
D. Hipotesis........................................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat........................................................................... 17
B. Jenis dan Sumber Data..................................................................... 17
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 17
D. Konsep Operasional......................................................................... 18
E. Analisis Data.................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
v

Gambar Halaman
1. Bagan Apung..................................................................................... 8
2. Kerangka Pikir.................................................................................. 15
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

laut dan jumlah pulau yang besar yang terdiri dari 17.499 pulau dari Sabang sampai

Merauke. Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km² yang terdiri dari 2,01

juta km² daratan, 3,25 km² lautan, dan 2,55 juta km² Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE),

karena di wilayah pesisir dan lautan menyediakan berbagai sumber daya alam, baik

hayati maupun non-hayati yang bernilai ekonomis dan ekologis yang tinggi

(Kammala, 2008).

Provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Sulawesi

dengan luas wilayah 61.841,29 km2 , yang memiliki 12 kabupaten dan 1 kota dimana

masing-masing kabupaten dan kota memiliki luas wilayah yang berbeda-beda.

Wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah

kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas

kondisi fisik alam, misalnya sungai, gunung, atau laut. Sulawesi Tengah berada pada

longitude 119°22´ sampai 124°22´ BT dan latitude 2°28´ LU sampai 3°48´ LS, oleh

karena itu Sulawesi Tengah memiliki beberapa kabupaten dan kota yang memiliki 2

zona (Basaria, dkk, 2018)

Kabupaten Morowali terletak pada posisi 121o02’24"-123o15’36" BT dan

01o31’12"-03o46’48" LS. Kabupaten ini memiliki luasan sekitar 45.453 km2 yang

terdiri atas wilayah daratan seluas 15.490 km2 dan perairan seluas 29.963 km2

(Anonim, 2011). Karakteristik wilayah Kabupaten Morowali umumnya merupakan


2

kabupaten pantai dengan panjang garis pantai sekitar 650 km, kecamatan yang

terdapat di kabupaten ini sebagian besar merupakan kecamatan pesisir, yang memiliki

banyak pulau-pulau kecil. Luasnya perairan pesisir yang dimiliki kabupaten ini,

merupakan sumberdaya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk sektor perikanan

(Radiarta, dkk, 2013).

Salah satu bentuk teknologi penangkapan ikan yang dianggap sukses dan

berkembang dengan pesat pada industri penangkapan ikan sampai saat ini adalah

penggunaan alat bantu cahaya untuk menarik perhatian ikan dalam proses

penangkapan. Beberapa alat tangkap yang menggunakan alat bantu cahaya dalam

penangkapannya seperti bagan dan purse seine.

Bagan apung merupakan alat penangkapan yang dapat berpindah-pindah dan

menggunakan lampu sebagai alat untuk menarik perhatian ikan. Alat ini hanya

beroperasi pada malam hari pada perairan yang arusnya tidak terlalu kuat. Bagan

diklasifikasikan kedalam lift net atau jaring angkat yang dalam pengoperasiannya

menggunakan aktraktor cahaya lampu sehingga ikan yang menjadi tujuan

penangkapannya adalah ikan yang berfototaksis positif (Brandt. 1984 dalam Wahiu,

dkk. 2019).

Teknik penangkapan ikan menggunakan bagan apung dilandaskan pada

pemanfaatan tingkah laku (behaviour) ikan target terutama sifat fototaksis ikan.

Target tangkapan dari alat tangkap bagan apung merupakan ikan pelagis, ikan-ikan

tersebut biasanya memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hasil tangkapan utama bagan

apung di Lamontoli merupakan jenis pelagis kecil diantaranya ikan Teri, ikan

Tembang, ikan Kembung, ikan Selar.


3

Melihat potensi sumber daya yang ada di desa Lamontoli masyarakat

memanfaatkannya dengan melakukan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan

bagan apung sebagai mata pencaharian. Modal usaha yang digunakan masyarakat

dalam memulai usahanya yaitu modal pribadi. Oleh karena itu, dengan adanya

informasi tentang besaran modal usaha penangkapan ini diharapkan dapat membantu

para pelaku usaha dalam memperbaiki usahanya.

Dari uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang kajian

Poduktivitas Modal pada Usaha Penangkapan Ikan yang Menggunakan Alat Tangkap

Bagan Apung dengan Ukuran Berbeda di Desa Lamontoli Kabupaten Morowali.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu :

1. Seberapa besar modal usaha nelayan bagan apung di Desa Lamontoli Kecamatan

Bungku Selatan Kabupaten Morowali ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi penangkapan nelayan dengan menggunakan

bagan apung di Desa Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten

Morowali?

3. Apakah ada perbedaan pendapatan nelayan bagan apung dengan ukuran berbeda di

Desa Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui berapa modal usaha penangkapan nelayan bagan apung di Desa

Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali.


4

2. Mengetahui sasaran dan tempat penangkapan nelayan bagan apung Desa

Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali.

3. Mengtahui besar perbedaan pendapatan nelayan bagan apung dengan ukuran

berbeda Desa Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi dan referensi tentang produktivitas modal usaha

penangkapan nelayan bagan apung.

2. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan serta sebagai salah satu media latih dalam meningkatkan kemampuan

dan keterampilan mahasiswa.

3. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Nelayan

Secara umum nelayan diartikan sebagai orang yang mata pencahariannya

menangkap ikan, penangkap ikan di laut (Purwodarminto, 1993: 674). Menurut Pasal

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 tahun 1964 tentang Bagi Hasil

Perikanan (LNRI No. 97 tahun 1964, TLN No. 2690), pengertian nelayan dibedakan

menjadi dua, yaitu :

a. Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum yang dengan hak apapun

berkuasa atas sesuatu kapal atau perahu yang dipergunakan dalam usaha

penangkapan ikan dan alat-alat penangkapan ikan.

b. Nelayan penggarap ialah semua orang yang sebagai kesatuan dengan

menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan di laut.

Sedangkan dalam ketentuan Undang-Undang Perikanan, mengatur dan

membedakan pengertian nelayan menjadi dua yaitu nelayan dan nelayan kecil.

Pasal 1 angka 10: nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan, sedangkan pada pasal 1 angka 11: nelayan kecil adalah orang

yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling

besar 5 (lima) Gross Ton (GT).

Penjelasan pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang dimaksud dengan “nelayan kecil” adalah
6

nelayan masyarakat tradisional Indonesia yang menggunakan bahan dan alat

penangkapan ikan secara tradisional.

Menurut Endang Retnowati (2011) nelayan dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :

1. Nelayan pemilik (juragan) adalah orang atau perseorangan yang melakukan usaha

penangkapan ikan, dengan hak atau berkuasa atas kapal/perahu dan/atau alat

tangkap ikan yang dipergunakan untuk menangkap ikan.

2. Nelayan penggarap (buruh atau pekerja) adalah seseorang yang menyediakan

tenaganya atau bekerja untuk melakukan penangkapan ikan yang pada umumnya

merupakan/membentuk satu kesatuan dengan yang lainnya dengan mendapatkan

upah berdasarkan bagi hasil penjualan ikan hasil tangkapan.

3. Nelayan tradisional adalah orang perorangan yang pekerjaannya melakukan

penangkapan ikan dengan menggunakan perahu dan alat tangkap yang sederhana

(tradisional). Dengan keterbatasan perahu maupun alat tangkapnya, maka

jangkauan wilayah penangkapannya pun menjadi terbatas biasanya hanya

berjarak 6 mil laut dari garis pantai. Nelayan tradisonal ini biasanya adalah

nelayan yang turun-temurun yang melakukan penangkapan ikan untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya.

4. Nelayan kecil pada dasarnya berasal dari nelayan tradisional hanya saja dengan

adanya program modernisasi/motorisasi perahu dan alat tangkap maka mereka

tidak lagi semata-mata mengandalkan perahu tradisional maupun alat tangkap

yang konvensional saja melainkan juga menggunakan diesel atau motor, sehingga

jangkauan wilayah penangkapan agak meluas atau jauh.


7

5. Nelayan gendong Nelayan gendong (nelayan angkut) adalah nelayan yang dalam

keadaan senyatanya dia tidak melakukan penangkapan ikan karena kapal tidak

dilengkapi dengan alat tangkap melainkan berangkat dengan membawa modal

uang (modal dari juragan) yang akan digunakan untuk melakukan transaksi

(membeli) ikan di tengah laut yang kemudian akan dijual kembali.

Keberadaan nelayan secara sosial dan ekonomi, dalam arti jumlah nelayan di

Indonesia rata-rata didominasi oleh nelayan penggarap dan nelayan kecil atau nelayan

tradisional (Retnowati, E. 2011).

2. Bagan Apung

Bagan adalah alat penangkapan ikan yang digolongkan ke dalam kelompok

jaring angkat (lift net). Jenis-jenis bagan yang sering digunakan oleh nelayan di

perairan Indonesia adalah bagan rambo, bagan perahu, bagan apung, bagan tancap

dan bagan rakit.

Bagan apung merupakan alat tangkap yang menghasilkan tangkapan

ekonomis penting ikan pelagis khususnya pelagis kecil (Dwipayana, dkk. 2018).

Bagan perahu merupakan salah satu jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan pada

malam hari dengan bantuan cahaya/light fishing, hal ini ditegaskan oleh penelitian

menurut Ayodhyoa (1981) mengelompokan bagan ke dalam light fishing karena

menggunakan lampu sebagai alat bantu untuk merangsang atau menarik ikan menuju

catchable area. Target utama penangkapan ikan dari bagan perahu nelayan adalah

jenis-jenis ikan pelagis kecil (Adam, dkk. 2018).

Konstruksi alat tangkap bagan apung terdiri dari kerangka bambu, waring atau

jaring, perahu mesin tempel sebagai alat transportasi di laut, serta alat bantu untuk
8

memudahkan pengoperasian bagan apung seperti serok, lampu serta penggulung atau

roller yang berfungsi untuk menurunkan atau mengangkat jaring (Syahputra, dkk.

2016).

Gambar 1. Bagan Apung (Sumber : Nelwan, Dkk. 2015)

3. Produktivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata

(barang-barang atau jasa) dengan input yang sebenarnya. Suatu organisasi perusahaan

perlu mengetahui pada produktivitas mana perusahaan itu beroperasi agar dapat

meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya di pasar global yang amat

kompetitif. Salah satu indikator utama dalam menilai kemampuan bersaing suatu

perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran produktivitas (Ramadhani. 2011

dalam Culturianingtyas, dkk. 2013).

Produktivitas merupakan jumlah barang atau jasa yang di hasilkan dalam

satuan waktu (Mankiw, 2012). Salas (2004) menjelaskan kegiatan menambah nilai

tambah atau nilai manfaat sesuatu barang dinamakan kegiatan memproduksi.


9

Menurut Anom (2017) hubungan variabel input produksi dengan output (hasil

produksi) merupakan fungsi produksi. Tentunya produksi dapat dijalankan melalui

faktor sumberdaya alam, biaya produksi, manusia, dan skill (teknologi).

Menurut Prof. La Onu (2017) Produktivitas adalah besaran angka

perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam

proses produksi perikanan tangkap dan/atau budidaya ikan dengan syarat : besaran

produktivitas (P) adalah lebih besar satu (P) atau P > 1.

TR
P=
TC

Dimana :

P = Produktivitas
TR = Total Penerimaan
TC = Total Cost

4. Modal

Sektor industri makanan dan minuman di Indonesia mengalami peningkatan

cukup pesat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan

masyarakat yang berpenghasilan tetap serta membaiknya keadaan ekonomi

Indonesia. Banyaknya perusahaan yang muncul dan terus berkembang pada sektor

industri makanan dan minuman mendorong suatu perusahaan berusaha untuk

mempunyai nilai yang tinggi di mata para investor maupun kalangan masyarakat

sehingga perusahaan tersebut dapat tetap bertahan. Salah satu cara agar suatu

perusahaan dapat terus bertahan adalah melalui pengelolaan modal kerja dengan

tepat, karena pengelolaan modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan

perusahaan (Wibowo. 2018).


10

Dalam ilmu ekonomi, istilah modal (capital) merupakan konsep dengan

pengertian yang berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran

pemikiran yang dianut. Pada awal perkembangannya, modal hanya ditinjau dari aspek

fisik yang berarti bahwa modal suatu perusahaan adalah segala sesuatu yang bisa

dilihat, disentuh dan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan.

Pengertian modal yang hanya berorientasi pada fisik selanjutnya berkembang, dimana

modal tidak hanya semata-mata diartikan sebagai hal yang berwujud (fisik) yang

dimiliki perusahaan, tetapi lebih jauh lagi menyangkut tentang nilai (value), dan juga

kemampuan dalam memanfaatkan segala hal yang dimiliki oleh barang-barang modal

itu sendiri. Tidak hanya modal fisik dan modal finansial yang berperan dalam

penciptaan nilai dalam perusahaan.

Aset tak berwujud yang beberapa tahun ini banyak diteliti adalah modal

intelektual. Modal Intelektual kini dirujuk sebagai faktor penyebab sukses yang

penting dan karenanya akan semakin menjadi suatu perhatian dalam kajian strategi

organisasi dan strategi pembangunan. Modal intelektual didudukkan di tempat

strategis dalam konteks kinerja atau kemajuan suatu organisasi atau masyarakat. Hal

ini dikarenakan pertama, fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat

industrialis dan jasa ke masyarakat pengetahuan. Kedua, pada tataran mikro

perusahaan, tampaknya agak sulit untuk tidak menyertakan atau mengaitkan

perkembangan ini di dalam konteks persaingan dan pencarian basis keunggulan

kompetitif (Is, F. 2014).


11

Modal kerja merupakan modal yang terus menerus harus tetap ada untuk

menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk

memperoleh bahan atau jasa dengan waktu penerimaan penjualan (Raheman, 2007).

5. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut Sukirno (2000), pendapatan individu

merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari

pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari

sumber lain. Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan

memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang

dikurangi biaya yang telah dikeluarkan (Lumintang, 2013).

Beberapa klasifikasi pendapatan yaitu :

a. Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

b. Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

c. Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang - barang jadi dan jasa - jasa

yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun (Dady, dkk. 2016).
12

Pendapatan nelayan merupakan akumulasi dari hasil usaha nelayan yang tidak

berdiri sendiri, namun dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, pendapatan

nelayan selalu mengalami fluktuasi seiring dengan fluktuasi faktor-faktor

pendukungnya seperti permodalan, musim, iklim, produktivitas alat tangkap, daerah

penangkapan ikan dan harga ikan dan jumlah hasil tangkapan (Kholis, dkk. 2020).

Perhitungan pendapatan dalam berbagai literatur biasa menggunakan istilah

analisis keuntungan. Menurut Djamin (1984) dalam Laitupa (2013), analisis

keuntungan bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari

suatu kegiatan usaha yang dilakukan. Rumus yang digunakan untuk menghitung

pendapatan yaitu:

π=TR-TC

Dimana:

π : Pendapatan

TR : Total penerimaan T

C : Total biaya

Menurut Soekartawi (2003) perhitungan penerimaan diperoleh dari persamaan :

TR = P x Q

Dimana :

TR (Total Revenue) : Total Penerimaan (Rp)

P (Price) : Harga Jual (Rp/Kg)

Q (Quantity) : Jumlah Ikan yang Dijual (Kg)

Sedangkan perhitungan total biaya yang dikeluarkan diperoleh dari persamaan :


13

TC = FC + VC

Dimana :

TC (Total Cost) : Total Biaya (Rp)

FC (Fixed Cost) : Biaya Tetap (Rp)

VC (Variable Cost) : Biaya Tidak Tetap (Rp)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Yusfiandayani, dkk (2019), tentang

Produktivitas Amino Acid Fish Aggregation pada Alat Tangkap Bagan Apung di

Perairan Palabuhan Ratu, Sukabumi yang memiliki tujuan penelitian yaitu membuat

desain prototipe Amino Acid Fish Aggregation (AFA), menentukan produktivitas

hasil tangkapan bagan apung dengan menggunakan AFA dan menghitung panjang

bobot hasil tangkapan menggunakan AFA. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah metode experimental fishing (uji coba yang dilakukan secara

langsung di lapangan). Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di

Perairan Pelabuhan ratu, Sukabumi. Data yang digunakan adalah data hasil tangkapan

berupa bobot dan panjang ikan hasil tangkapan bagan apung menggunakan AFA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe AFA memiliki ukuran p x l x t : 35 x

22 x 15 cm, 00.00 WIB dengan menggunakan AFA pada alat baganproduktivitas

hasil tangkapan terbanyak pada pukul 18.00 apung, hasil tangkapan dengan

menggunakan AFA di perairan Palabuhanratu berjumlah 5 jenis ikan, yaitu teri

(Stolephorus sp.), tembang (Sardinella sp.), kembung (Rastrelliger kanagurta),

tongkol (Euthynnus affinis), dan layur (Trichiurus sp.) serta bersifat allometrik positif
14

pada ikan kembung dan teri, namun bersifat allometrik negatif pada ikan tongkol,

tembang, dan layur.

Penelitian ini dilakukan oleh Irdam Riani, dkk (2017), tentang Analisis

Efisiensi Penggunaan Modal Pada Balai Benih Ikan Di Sulawesi Tenggara yang

bertujuan untuk menganalisi keuntungandan tingkat efisiensi penggunaan modal pada

BBI Abeli Sawah kabupaten Konawe dan BBI Ranomeetokabupaten Konawe

Selatan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey dengan pendekatan kuantitatif

yang dapat menjelaskan efisiensi penggunaan biaya pada Balai benih Ikan kabupaten

Konawe dan Konawe Selatan. Hasil analisis diperoleh keuntungan rata-rata BBI

Abeli Sawah sebesar Rp.28,492,667,- dan BBI Rameeto sebesar Rp44,030,667,-

selanjutnya tingkat efisien penggunaan modal pada BBI Ranomeeto masih tergolong

rendah dimana masing-masing memiliki nilai R-C 1,24 dan 1,19.

Penelitian ini dilakukan oleh Magdalena Sawy, dkk (2019), tentang Kajian

Produktivitas Dan Biaya Penangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Jaring

Lingkar Di Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari yang bertujuan untuk

mengkaji besaran biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan keuntungan serta

produktivitas nelayan tangkap jaring lingkar. Metode penelitian adalah studi kasus

nelayan tangkap jaring lingkar. Hasil yang diperoleh nelayan jaring lingkar adalah

dengan total biaya sebesar Rp22.018.257 dan total penerimaan sebesar Rp64.000.000,

keuntungan Rp41.981.743 serta produktivitas sebesar 2,91. Data tersebut menunjukan

bahwa nelayan yang menggunakan jaring lingkar di Kelurahan Lapulu

menguntungkan.
15

C. Kerangka Pikir

Usaha Penangkapan Ikan

Bagan Apung

Harga Input

Biaya Produksi

Proses Penangkapan

Harga

Output

Penerimanaan

Pendapatan

Gambar 2. Kerangka Pikir


16

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka di rumuskan

hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Ada pengaruh modal usaha nelayan bagan apung di Desa Lamontoli Kecamatan

Bungku Selatan Kabupaten Morowali.

2. Ada terdapat daerah sasaran tertentu sebagai tempat penangkapan nelayan bagan

apung Desa Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali

3. Ada pengaruh besar perbandingan pendapatan usaha nelayan bagan apung di Desa

Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali.


17

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di bulan Oktober 2021, yang bertempat di

Desa Lamontoli Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali, penentuan lokasi

dilakukan secara sengaja atau porpuse sampling, karena merupakan salah satu

daerah yang nelayannya menggunakan alat tangkap bagan apung.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah delapan Orang pelaku alat Tangkap Bagan

Apung di Desa Lamontoli.

Sugiyono (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena delapan Orang populasi

dalam penelitian ini diketahui maka dalam pengambilan jumlah sampel penulis

menggunakan rumus Slovin :

N
n=
1+ Ne2

Keterangan :

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidak telitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:


18

1. Observasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data dengan cara pengamatan

dan pencatatan secara teliti dan sistematis mengenai gejala-gejala yang sedang

diteliti.

2. Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari narasumber dengan alat bantu kuesioner.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer, sedangkan

sumber data berasal dari nelayan Bagan Apung di Desa Lamontoli. Data primer yaitu

data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara dengan

narasumber. Data primer yang diperoleh berupa hasil interaksi langsung dengan

nelayan bagan apung melalui proses wawancara mengenai karakteristik responden

dan karakteristik usaha serta melalui observasi.

 Karakteristik responden yang terdiri dari nama, umur, tingkat pendidikan,

pengalaman usaha, dan jumlah tanggungan keluarga.

 Karakteristik usaha yaitu jenis alat tangkap, faktor produksi serta harga faktor

produksi, kekuatan mesin, jenis dan jumlah komoditi serta harga komoditi,

fishing ground, dan jumlah serta lama trip.

 Observasi berupa hasil pengamatan langsung di lapangan mengenai keadaan

umum wilayah dan keadaan umum nelayan di lokasi penelitian.

D. Konsep Operasional

Konsep operasional adalah ruang lingkup dan batasan dalam suatu penelitian

yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman dalam menganalisis suatu data yang
19

berhubungan dengan alat tangkap Bagan Apung. Adapun konsep operasional yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Responden yaitu sumber informasi yang diperoleh dari masyarakat Desa

Lamontoli yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap

Bagan Apung.

2. Modal adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan atau menjalankan

suatu usaha penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap Bagan Apung.

3. Produktivitas adalah perbandingan antara nilai output total dengan nilai input total

selama periode tertentu dalam penangkapan menggunakan Bagan Apung.

4. Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain

untuk manfaat yang diperoleh dari barang dan jasa bagi usaha Nelayan Bagan

Apung.

5. Penerimaan adalah nilai uang yang diterima oleh nelayan Bagan Apunng dari hasil

tangkapan

6. Biaya Produksi adalah jumlah pengeluaran nelayan selama melakukan kegiatan

penangkapan ikan(/trip).

7. Input adalah peralatan yang digunakan dalam penangkapan ikan menggunkan

Bagan Apung seperti kapal, mesin, jaring, lampu, keranjang, dan ember.

8. Produksi adalah hasil tangakapan ikan seperti ikan Teri, ikan Tembang, ikan

Kembung, ikan Selar, oleh nelayan Bagan Apung di Desa Lamontoli.

9. Pendapatan adalah laba bersih yang di terima oleh nelayan Bagan Apung setiap

trip setelah dikurangi biaya produksi.


20

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian

secara berurutan dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

1. Analisis Data Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,

mean (pengukuran tendesi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan

penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan

persentase. (Sugiyono, 2009). Pada penelitian ini penyajian data menggunakan tabel

dan analisis datanya menggunakan mean.

Rumus (Sutrisno Hadi, 2004) :

ΣX
M=
N

Keterangan:

M : Mean
X : Nilai
N : Jumlah subjek (Responden).

2. Penerimaan

Rumus yang digunakan menurut Rahardja, (2008) adalah :

TR = P. Q
21

Dimana:

P = Harga (P) = Harga ikan (Rp/Kg)

Q = Kuantitas = Jumlah Ikan Teri (Kg)

3. Pendapatan

Pendapatan bersih adalah pengurangan antara penerimaan total (TR) dengan

biaya total (TC) dari usaha Bagan Apung (Soekartawi, 2002)

π = TR-TC

Dimana :

π = Pendapatan dari usaha Bagan Apung (Rp)

TR = Penerimaan total dari usaha Bagan Apung (Rp)

TC = Total biaya dari usaha Bagan Apung (Rp)

4. Revenue Cost Ratio (R/C)

Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui manfaat yang

diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu (1 tahun) apakah

menguntungkan. Rumus yang digunakan adalah (darsono 2008)

R TR
=
C TC

Dimana :

TR = Penerimaan total (total revenue) (Rp)

TC = Biaya total (total cost) (Rp)

Dengan kriteria :

R/C > 1 : Usaha menguntungkan


22

R/C = 1 : Usaha impas

R/C < 1 : Usaha rugi.

5. Produktivitas Modal

Produktivitas modal yaitu jika nilai produksi sebagai indikator output, maka

besaran produktivitas yang dihasilkan mencerminkan tingkat efisiensi penggunaan

setiap rupiah modal/investasi dalam menghasilkan sejumlah nilai produksi.

Mengukur besaran produktivitas modal atas dasar nilai produksi kotor, yang

secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: (Anindita. 2020)]

NP
PM =
JM

dengan:
PM adalah besaran produktivitas modal
NP adalah nilai produksi dalam rupiah
JM adalah jumlah modal dalam rupiah
23

DAFTAR PUSTAKA

Alfa F.P Nelwan, M. Yusran Nur Indar, dan Muhammad Nur Ihsan. Analisis
Produktivitas Penangkapan Bagan Perahu Di Perairan Kabupaten Polewali
Mandar. Jurnal IPTEKS PSP, ISSN : 2355-729X Vol.2(4)

Anindita dan Noeryanti. 2020. Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja dan Efisiensi
Terhadap Laba Usaha dan Produktivitas Modal Agroindustri di Kota Kendari
Menggunakan Analisis Jalur. Jurnal statistika industry dan komputasi. E-ISSN
2527-9378 Volume 05, No. 2, Juli 2020, pp. 62-72

Endang Retnowati. 2011. Nelayan Indonesia Dalam Pusaran Kemiskinan Struktural


(Perspektif Sosial, Ekonomi Dan Hukum). Volume XVI No. 3.

Erlina Yunitasari Widyamukti dan B.Junianto Wibowo. 2018. Pengaruh Modal Kerja
Terhadap Penjualan Dan Laba Perusahaan. Jurnal Ekonomi, Manajemen,
Akuntansi dan Perpajakan Vol. 1 No. 1

Fatmawati M. Lumintang. 2013. Analisis Pendapatan Petani Padi Di Desa Teep


Kecamatan Langowan Timur. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174, Vol.1 No.3 Hal.
991-998.

Fitriyati Is, Kamaliah dan Gusnardi. 2014. Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial,
Dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009 S.D
2013). Jurnal Ekonomi. Volume 22, Nomor 3

Grelin Riedel Dady , Josep B. Kalangi dan Krest D. Tolosang. 2016. Analisis Tingkat
Pendapatan Nelayan Pancing Dasar Di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa
Utara. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01.

I Nyoman Radiarta, Hasnawi, dan Akhmad Mustafa. 2013. Kondisi Kualitas Perairan
Di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah: Pendekatan Spasial Dan
Statistik Multivariat. J. Ris. Akuakultur Vol. 8 No. 2: 299-309.

Irdam Riani, Mirnawati Firdaus, Muis Balubi, Nurmut Mainah, Yulita Chorolina
Mangidi, Fadhilah Nur Hanifah, Muhammad Akbar, Awaluddin dan
Samsuddin. 2017. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Pada Balai Benih Ikan
Di Sulawesi Tenggara. Jurnal bisnis perikanan. ISSN: 2355-6617 No.4 Volume
1
24

Irfan Mbato, Nurdiana, dan Irdam Riani. 2020. Analisis Usaha Nelayan Bagan Apung
Di Desa Kaleroang Kecamatan Bungku Selatan Provinsi Sulawesi Tengah. J.
Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 5(4).

Kammala Afni. 2008. Analisis kelayakan pengusahaan lobster air tawar. Skripsi.
Bogor: Program Studi Manajmen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

Magdalena Sawy, La Onu La Ola, dan Irdam Riani. 2019. Kajian Produktivitas Dan
Biaya Penangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Jaring Lingkar Di
Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Jurnal Sosial Ekonomi
Perikanan FPIK UHO ISSN: 2502-664X: 4(3)

Marwan Adam, Sulaeman Martasuganda, Eko Sri Wiyono. 2018. Analisis


Penggunaan Light Fishing Dan Underwater Light Fishing Pada Bagan Perahu
Di Perairan Botang Loman Halmahera Selatan. ISSN 2549-1326. Volume II,
No 1, Hal 029-042.

Muhammad Natsir Kholis, Fraternesi, dan La Ode Wahidin. 2020. Prediksi Dampak
Covid-19 Terhadap Pendapatan Nelayan Jaring Insang Di Kota Bengkulu. P-
ISSN 2549-1326, E-ISSN 2655-559X. Volume 4, No 1, Hal 001-011

Raheman, Abdul and Mohamed Nasr 2007. “Working Capital Management And
Profitability”, International Review Of Business Research Papers. Vol. 3, No.
1: 279-300

Rakhmanda Dimas Syahputra, Azis Nur Bambang, dan Dian Ayunita NND. 2016.
Analisis Teknis Dan Finansial Perbandingan Alat Tangkap Bagan Tancap
Dengan Bagan Apung Di Ppp Muncar Banyuwangi Jawa Timur. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. Volume 5,
Nomor 4, Hlm 206-215.

Rally Y. Wahiu, Jardie A. Andaki, dan Martha P. Wasak. 2019. Analisis Rantai
Pasok Produk Perikanan Tangkap Bagan Apung Di Tateli Weru (Buloh)
Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. ISSN. 2337-4195 / e-ISSN:
2685-4759. Vol. 7 No. 2.

Romauli Basaria, Adi Setiawan, dan Eko Sediyono. 2018. Penentuan Luas Wilayah
Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah Menggunakan Metode
Poligon Dengan Bantuan Google Earth. Jurnal Mercumatika : Jurnal Penelitian
Matematika dan Pendidikan Matematika. ISSN: 2548-1819 Vol. 3, No 1, pp.
09-22.
25

Roza Yusfiandayani, Bambang Riyanto, Mohamad Rafi, dan Heriyanto. 2019.


Produktivitas Amino Acid Fish Aggregation pada Alat Tangkap Bagan Apung
di Perairan Palabuhanratu, Sukabumi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI),
ISSN 0853-4217, 143Vol. 24 (2): 135

Yolandha Angelica Agry Culturianingtyas, Panji Deoranto, dan Dhita Morita Ikasari.
2013. Analisis Produktivitas Dengan Metode Multi Factor Productivity
Measurement Model (Mfpmm). Jurnal Industria. Vol 3 No 1 Hal 33 – 42

Anda mungkin juga menyukai