Anda di halaman 1dari 25

Proposal Penelitian

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA LOBSTER DI


PULO ACEH DAN PULAU BANYAK PROVINSI ACEH

ENDRI SYAHPUTRA
17160034

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH 2021
Judul Penelitian : Analisis Perbandingan Pendapatan Usaha Lobster
di Pulo Aceh dan Pulau Banyak Provinsi Aceh

Nama : Endri Syahputra

NIM : 17160034

Program Studi : Budidaya Perairan

Menyetujui Oleh,
Komisi Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

T.M. Haja Almuqarramah, M.Si Agus Naufal, S.E, M.Si


NIDN. 1302039001 NIDN. 1317088701

Mengetahui

Dekan Fakultas Perikanan, Ketua Program Studi


Budidaya Perairan ,

Faisal Syahputra, S.Pi.M.Env.Mgt Suraiya Nazlia, S.Kel. MS


NIDN. 0121078402 NIDN.1301038701

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah Subhanawata’alla, yang telah


memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal ini dengan judul “Analisis Perbandingan
Pendapatan Usaha Lobster di Pulo Aceh dan Pulau Banyak Provinsi Aceh ”.
Selawat dan salam kepada junjungan alam Nabi akhir zaman Muhammad
Shallallahu’alaihiwassalam sebagai rasul Allah yang diutus dimuka bumi untuk
mengubah pedoman bagi kehidupan dan akhirat.
Proposal ini ditulis untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan, Program Studi Budidaya
Perairan Universitas Abulyatama Aceh. Penulis menyadari bahwa banyak
bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak masa perkuliahan
sampai pada penulisan skripsi ini, maka dari itu ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak T.M. Haja Almuqarramah, M.Si selaku pembimbing utama dan
Bapak Agus Naufal, S.E, M.Si selaku pembimbing kedua
2. Bapak Faisal Syahputra.S,Pi., M.Env. Mgt selaku dekan Fakultas
Perikanan Universitas Abulyatama Aceh yang telah memberikan
dukungan moril, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran.
3. Ibu Suraiya Nazlia. S,Kel., MS. selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perikanan Universitas Abulyatama Aceh, dosen-dosen beserta staf
akademik yang telah memberikan pengajaran ilmu pengetahuan yang
bermanfaat kepada penulis.
4. Sujud dan terimakasih yang dalam penulis persembahkan kepada ibunda
dan ayahanda, saudara-saudara dan keluarga besar yang telah
mencurahkan doa, kasih sayang serta banyak memberikan motivasi,
inspirasi, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini.
5. Teman-teman angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan secara
moril.

ii
Penulis juga menyadari bahwa penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu penulis membutuhkan banyak masukkan berupa kritik
ataupun saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk menambah ilmu

.
Banda Aceh, Juni 2021

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3

II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Klasifikasi Lobster.......................................................................... 4
2.2 Morfologi Lobster........................................................................... 4
2.3 Habitat dan Penyebaran.................................................................. 5
2.4 Produksi.......................................................................................... 5
2.5 Biaya............................................................................................... 6
2.6 Pendapatan...................................................................................... 7
2.7 Analisis Kelayakan Usaha.............................................................. 8
2.8 Kerangka Pikiran............................................................................ 10

III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................... 11
3.2 Metode Penelitian........................................................................... 11
3.3 Metode Pengambilan Sampel......................................................... 11
3.4 Metode Pengumpulan data............................................................. 11
3.5 Metode Analisa Data...................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran................................................................. 10


2. Skema Pola Pemasaran......................................................................... 16

v
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 13

vi
I. PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang


Aceh adalah provinsi yang berada di ujung utara Pulau Sumatera dan
merupakan provinsi paling barat dalam wilayah Republik Indonesia dengan luas
57. 365,67 km2. Sedangkan luas perairannya mencapai 295.370 km2 yang terdiri
dari 56.563 km2 berupa perairan territorial dan kepulauan serta 238.807 km 2
berupa perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), dengan panjang garis pantai
mencapai 2.666,3 km2. Panjangnya garis pantai dan luas lautan Aceh
menunjukkan bahwa potenti perikanan hal yang menjanjikan. Lobster laut
merupakan salah satu komuditas ekspor Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
(2019) dalam periode Triwulan I 2014-2019 nilai ekspor komoditas lobster
Indonesia rata-rata tumbuh 3,54% per tahun, sementara volume ekspor turun
sebesar 10,55% per tahun, artinya walaupun terjadi penurunan volume ekspor,
nilai ekspor tetap tumbuh dengan baik.
Lobster terkenal dengan dagingnya yang halus serta rasanya yang gurih
dan lezat. Jika dibandingkan dengan udang jenis lainnya, lobster memang jauh
lebih enak. Tidak salah jika makanan ini merupakan makanan yang bergengsi
yang hanya disajikan di restoran-restoran besar dan hotel-hotel berbintang.
Pranata et al. (2017) enam jenis lobster yang terdapat di Indonesia merupakan
jenis yang menghuni perairan tropika, yaitu; P. homarus, P. penicillatus, P.
longipes, P. polyphagus, P. versicolor dan P. ornatus. Sentral penghasil lobster
berkualitas di Aceh ada di Kabupaten Aceh Besar yaitu di Pulo Aceh dan
Kabupaten Aceh singkil yaitu di Pulau Banyak.
Kabupaten Aceh Besar mempunyai potensi yang besar bagi sektor
perikanan, terdapat kawasan tangkap seluas 111.000 Ha dengan potensi lestari
sekitas 5.158 ton pertahun, Pulo Aceh merupakan salah satu kecamatan di Aceh
Besar yang memiliki potensi dalam pengembangan sektor perikanan khususnya
lobster, Pulo Aceh memiliki luas wilayah 240,75 km 2 (BPS, 2015). Kabupaten
Aceh Singkil terletak pada wilayah pesisir barat–selatan provinsi Aceh.
Kabupaten Aceh Singkil mempunyai luas wilayah sebesar 1.857,88 km². salah

1
2

satu kecamatan yang memiliki potensi dalam sektor perikanan lainnya adalah
Pulau Banyak, Pulau Banyak memiliki luas 2.187 km 2. Berdasarkan letak
geografis Pulo Aceh dan Pulau Banyak termasuk kedalam daerah yang memiliki
konsisi wilayah yang cocok untuk usaha dibidang kelautan khususnya usaha
budidaya lobster. Analisis pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam
setiap perusahaan. tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat keuntungan.
Pendapatan adalah keuntungan yang timbul dari aktifitas perusahaan yang biasa
dikenal atau biasa disebut penjualan, penghasilan jasa (fess), bunga, dividen,
royalti dan sewa (Mafut, 2017).
Sehubungan dengan asumsi tersebut di atas, maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh
petani lobster di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Pulau Banyak, Kabupaten
Aceh Singkil

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan malah dari penelitian
ini adalah :
1. Berapa besar pendapatan usaha lobster di Pulo Aceh dan Pulau Banyak ?
2. Berapa besar perbedaaan pendapatan usaha lobster di Pulo Aceh dan Pulau
Banyak ?
3. Bagaimana saluran pemasaran lobster di Pulo Aceh dan Pulau Banyak ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usaha lobster di Pulo Aceh
dan Pulau Banyak.
2. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan pendapatan usaha lobster di
Pulo Aceh dan Pulau Banyak.
3. Untuk mengetahui saluran pemasaran lobster di Pulo Aceh dan Pulo
Banyak ?
3

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi seberapa besar
pendapatan, saluran pemasaran serta mengetahui perbedaaan pendapatan usaha
lobster di Pulo Aceh dan Pulau Banyak.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Klasifikasi Lobster


Lobster termasuk dalam famili Palinuridae. Menurut Kanna (2006),
sistematika lobster telah banyak diungkapkan oleh para peneliti, meskipun
terdapat berbagai perbedaan. Klasifikasi lobster sebagai berikut:
Super Kelas : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Super ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Reptantia
Seper family : Scyllaridae
Famili : Palinuridae
Genus : Panulirus
Masyarakat Indonesia mengenal lobster (spiny lobster) dalam berbagai
nama, diantaranya adalah udang karang (Aceh) urang takka (Makasar), koloura
(Kendari), loppa tasu (Bone), hurang karang (Sunda), bongko (Pangkep), udang
puyuh (Padang), udang topeng (Karawang) dan lain-lain. Umumnya lobster
dikenal sebagai udang barong atau karang (Kanna 2006).

II.2 Morfologi Lobster


Secara morfologi seluruh tubuh lobster terbagi atas ruas-ruas yang tertutup
oleh kerangka luar yang keras dan tubuh lobster terdiri atas dua bagian utama,
yaitu bagian depan (cephalotorax) dimana kepala menyatu dengan dada dan
bagian belakang (abdomen atau badan). Cephalotorax tertutup oleh cangkang
yang keras (carapas) dengan bentuk memanjang ke arah depan. Bagian kepala
terdiri atas 13 ruas dan bagian dada terdiri atas 6 ruas. Sisi kanan dan kiri kepala
ditutupi oleh kelopak kepala dan di bagian bawah dalamnya terdapat insang. Pada
bagian ujung cangkang tersebut terdapat bagian runcing yang disebut cucuk
kepala (rostrum). Mulut terletak pada kepala bagian bawah di antara rahang-

4
5

rahang (mandibula). Mata terletak di bawah rostrum, berupa mata majemuk


bertangkai yang dapat digerak-gerakkan. Pada bagian kepala terdapat beberapa
anggota tubuh yang berpasang-pasangan, antara lain antenulla, sirip kepala
(scophent), sungut besar (antena), rahang (mandibula), dua pasang alat pembantu
rahang (maxilla), tiga pasang maxilliped dan lima pasang kaki jalan (pereiopoda).
Tiga dari lima pasang pereiopoda dilengkapi dengan jepitan (chela). Pada bagian
badan terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda) yang terletak pada masing-
masing ruas. Pleopoda pada ruas keenam membentuk ekor kipas atau sirip ekor
(uropoda) dan bagian ujungnya membentuk ekor (telson).

II.3 Habitat dan Penyebaran


Habitat lobster banyak di temukan pada daerah-daerah yang terdapat
karang, terumbu karang atau batuan yang berbatu karang, batuan granit atau
batuan vulkanik. Terkadang lobster juda dapat ditemukan di dasar perairan yang
berpasir halus. Pada siang hari lobster akan berlindung pada lubang-lubang atau
gua-gua karang. Kebanyakan lobster hidup pada daerah tropis dan subtropics.
sunggut/antena tumbuh sempurna, panjang sungut kedua dapat melebihi panjang
tubhnya. Daerah sebaran lobster cukup luas, hampir terdapat diseluruh perairan
karang Indonesia. Perairan Indonesia termasuk daerah penyebaran lobster.
Penyebarannyapun sangat luas. Indonesia diperkirakan memiliki luas sebaran
lobster mencapai 6.799.000 km2 yang tersebar di 21 provinsi. Provinsi-provinsi
yang produktif adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

II.4 Produksi
Produksi adalah bekerjanya faktor produksi barang modal dan modal kerja
yang digunakan dalam proses produksi penangkapan ikan atau budidaya ikan
secara efisien untuk mendapatkan hasil yang efektif, Produksi perikanan adalah
ilmu yang mempelajari perilaku produsen dalam memanfaatkan faktor produksi
barang modal dan modal kerja pada 15 kegiatan proses produksi penangkapan
6

ikan atau kegiatan proses produksi budidaya ikan secara efisien untuk
mendapatkan hasil yang efektif, Produktifitas dan laba (La Ola, La Onu, 2017).

II.5 Biaya
Biaya menurut Mulyadi (2015), adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya menurut Siregar et al,
(2014), adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa
yang diharapkan memberikan manfaat sekarang atau masa yang akan datang.
Biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (Variabel cost) yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Biaya tetap (Fixed cost)
Biaya tetap (Fixed cost) adalah jenis biaya yang selama kisaran
waktu operasi tertentu atau tingkat kapasitas produksi tertentu selalu tetap
jumlahnya atau tidak berubah walaupun volume produksi berubah. Contoh
dari biaya tetap adalah: Biaya penyusutan, biaya gaji dan upah, biaya alat-
alat kantor, biaya asuransi , biaya pajak, biaya sewa rumah dan kantor,
biaya organisasi
b. Biaya tidak tetap (Variabel cost)
Biaya tidak tetap (Variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk sarana
produksi (Soekartawi, 2013). Contoh dari biaya tidak tetap adalah: Biaya
pemakaian, biaya pemasaran, harga pokok penjualan, biaya tenaga kerja
tidak langsung.
Biaya produksi adalah sebagai semua pengeluaran yang dilakukan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang digunakan
untuk menciptakan barang-barang yang akan diproduksi (Agus, 2012). Biaya total
adalah total dari keseluruhan biaya produksi yaitu penjumlahan dari biaya tetap
dan biaya tidak tetap. Total biaya dapat dirumuskan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Dimana: TC : Total Biaya
7

TFC : Biaya Tetap


TVC : Biaya Variabel
Penerimaan Penerimaan usaha tani yaitu penerimaan dari semua sumber
usaha tani meliputi yaitu hasil penjualan tanaman, ternak, ikan atau produk yang
dijual, produk yang di konsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan
kegiatan dan kenaikan nilai inventaris, maka penerimaan usaha tani memiliki
bentuk-bentuk penerimaan dari sumber penerimaan usaha tani itu sendiri
(Theresia, 2017).
Pendapatan kotor atau penerimaan usaha tani didefenisikan sebagai nilai
produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
tidak dijual. Pengeluaran total usaha tani didefenisikan sebagai nilai semua
masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak
termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pengeluaran usaha tani mencakup
pengeluaran tunai atau tidak tunai. Jadi nilai barang dan jasa untuk keperluan
usaha tani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan dengan kredit harus di
masukkan sebagai pengeluaran. Selisih antara pendapatan kotor usaha tani dan 18
pengeluaran total dan pengeluaran total usaha tani di sebut pendapatan bersih. Ini
merupakan keuntungan usaha tani yang dapat di pakai untuk membandingkan
penampilan beberapa usaha tani. (Sukirno, 2012).
Bentuk umum penerimaan dan penjualan yaitu TR = P x Q ; dimana TR
adalah total revenue atau penerimaan, P adalah Price atau harga jual perunit
produk dan Q adalah Quanity atau jumlah produk yang di jual. Dengan demikian
besarnya penerimaan tergantung pada dua variabel harga jual dan variable jumlah
produk yang dijual (Utari, 2015).

II.6 Pendapatan
Pendapatan dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai
penerimaan yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan
usaha tani tergantung pada besarnya penerimaan dan pengeluaran selama jangka
waktu tertentu. Penerimaan merupakan hasil kali jumlah produksi total dan harga
jual per satuan. Sedangkan pengeluaran atau biaya adalah nilai penggunaan sarana
8

produksi, upah dan lain-lain yang dibebankan pada proses produksi yang
bersangkutan. Besar kecilnya tingkat pendapatan yang diperoleh petani
dipengaruhi antara lain : skala usaha, ketersediaan modal, tingkat harga output,
ketersediaan tenaga kerja keluarga, sarana transportasi, sistem pemasaran,
kebijakan pemerintah dan sebagainya (Soekartawi dalam Faisal, 2015).
Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasik
material lainnya yang berasal dari pemakaian kekayaan atau jasa-jasa manusia
yang bebas. Pendapatan umumnya adalah penerimaan penerimaan individu atau
perusahaan. Ada 2 jenis pendapatan yaitu :
1. Pendapatan Kotor (gross income) adalah penerimaan seseorang atau
suatu badan usaha selama priode tertentu sebelum dikurangi dengan
pengeluaranpengeluaran usaha.
2. Pendapatan Bersih (net income) adalah sisa penghasilan dan laba
setelah dikurangi biaya, pengeluaran dan penyisihan untuk depresiasi
serta kerugiankerugian yang bisa timbul.

II.7 Analisis Kelayakan Usaha


Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam
penelitian ini adalah kemungkinan dari suatu gagasan usaha yang akan
dilaksanakan apakah telah layak. Usaha dikatakan berhasil apabila usaha tani
tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat, upah
tenaga kerja, serta sarana produksi yang lain dan termasuk kewajiban kepada
pihak ketiga. Dalam mengevaluasi semua faktor produksi diperhitungkan sebagai
biaya demikian pula pendapatan. Sementara evaluasi kelayakan usaha tani
dikatakan layak jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
9

1. Ratio Antara Penerimaan dan Total Biaya (R/C Ratio)


TR
R/C Ratio =
TC
Keterangan :
R/C : Return/ Cost Ratio
TR : Total Penerimaan (RP)
TC : Total Biaya (RP)
Dengan Kriteria :
Nilai R/C = 1, maka usaha impas
Nilai R/C > 1 maka usaha layak
Nilai R/C < maka usaha tidak layak.

2. Ratio Antara Keuntungan dan Total Biaya (B/C Ratio)


π
B/C =
TC
Keterangan :
B/C : Benefit/ Cost Ratio
π : Keuntungan (RP)
TC : Total Biaya (RP)
Dengan kriteria :
Nilai B/C = 1, maka usaha impas
Nilai B/C ≥ 1, maka usaha layak
Nilai B/C ≤ 1, maka usaha tidak layak.
R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi hingga mengasilkan produk. Usaha
peternakan akan menguntungakan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C
semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut.
Sedangkan Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara present value
manfaat dengan present value biaya, dengan demikian benefit cost ratio
menunjukkan manfaa yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran.
BCR akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai
BCR > 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah
10

kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR < 1
maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan (Utari,
2015).

II.8 Kerangka Pikiran

ANALISI PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA


LOBSTER DI PULO ACEH DAN PULAU BANYAK
PROVINSI ACEH

Usaha Budidaya Lobster

Produksi Lobster

Harga
Saluran pemasaran

Penerimaan

Pendapatan

Layak Tidak layak

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran


III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2021 di Desa
Ujong Gle kecamatan Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar dan Desa Pulau Bagak
kecamatan Pulau Banyak. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive
sampling) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan
yang bergerak dibidang usaha perdagangan lobster laut di Desa Ujong Gle
kecamatan Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar dan Desa Pulau Bagak kecamatan
Pulau Banyak.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study). Studi
kasus merupakan metode yang menjelaskan jenis penelitian yang dilakukan
dengan melihat langsung permasalahan yang timbul disuatu daerah dimana
keadaannya belum tentu sama dengan daerah lain dalam kurun waktu tertentu.

3.3 Metode Penarikan Sampel


Sampel dari penelitian ini berasal dari produsen lobster air laut yang
berada di Desa Ujong Gle kecamatan Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar dan Desa
Pulau Bagak kecamatan Pulau Banyak. Populasi produsen pada lokasi penelitian
masing-masing sebanyak 1 produsen. Berdasarkan hal tersebut maka sampel
ditentukan dengan metode sensus atau sampel jenuh artinya seluruh populasi
dijadikan sampel yaitu sebanyak 1 produsen air laut. Menurut Sugiyono (2016)
satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi karena satu orang ini
mempunyai berbagai karakteristik.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode Penelitian merupakan tahapan yang diperlukan dalam pemecahan
masalah, agar diketahui pokok persoalan yang sedang dihadapi, sehingga dapat

11
12

ditentukan pemecahan masalah yang tepat dalam menghadapi persoalan tersebut.


Data yang dikumpulkan dari penelitian ini terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti
langsung dari sumber utama, jenis data yang disediakan data primer bersifat real-
time. Data primer tersedia dalam bentuk mentah dan data tersebut masih harus
diolah dan disederhanakan lagi. Kelebihan data primer adalah kelengkapan dari
data tersebut dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti
sehingga cocok dengan tujuan penelitiannya, sedangkan kelemahannya adalah
untuk memperoleh data tersebut diperlukan waktu yang lebih lama, serta biaya
dan tenaga yang lebih besar. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
wawancara langsung kepada responden yaitu masyarakat dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan pada kegiatan survei lapangan.
Dalam megumpulkan data sekunder digunakan metode dokumentasi, yakni
menggunakan dokumen atau catatan yang terkait dengan penelitian dalam
pengumpulan data. Data sekunder diperoleh melalui sumber resmi dan intansi
terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) serta literature dan buku-buku
pendukung lainnya. Ada beberapakelebihan dan kekurangan data sekunder yaitu
untuk kelebihan data sekunder adalah dalam karena data sekunder itu sudah
tersedia maka proses pengumpulan data nya relatif lebih murah dan tidak
memerlukan banyak waktu karena sebagian besar data sekunder dapat diakses
secara gratis, selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi lain selain
informasi utama. Sementara kekurangan dari data sekunder antara lain, data yang
didapat merupakan data lampau yang ketinggalan zaman dan mungkin sudah tidak
relevan lagi bahkan, peneliti harus menjelajahi data yang tidak relevan sebelum
akhirnya memiliki akses ke data yang relevan dengan tujuan penelitian. Sumber
data yang lampau atau kadaluwarsa tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
hasil penelitian.
13

Tabel 1. Jenis dan Sumber Data

Metode
Sumber Jumlah
Jenis Data Pengumpulan Data yang didapat
Data Sampel
Data
1. Sejarah badan
usaha
Pemilik 2. Jumlah
Wawancara 1
Usaha produksi
3. Harga jual
lobster
4. Investasi
Primer
5. Keuntungan
6. Pemasaran
lobster
Karyawan Wawancara 1
7. Sarana dan
Prasarana
8. Sumber dan
jenis bibit
1. Teknik
pemeliharaan
DKP (Dinas 2. Manajemen
Kelautan Pengumpulan pakan
-
dan data 3. Lingkungan
Perikanan) Pemeliharaan
4. Hama dan
Penyakit
Sekunder
5. Transportasi
6. Jumlah
produksi / tahun
Pengumpulan 7. Jenis lobster
Koperasi -
data 8. Tempat
pemasaran
9. Data hasil
penjualan
14

3.5 Metode Analisis Data


a) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan
tertentu. Contoh dari biaya tetap itu sendiri adalah biaya sewa gedung, gaji
karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya pembayaran pinjaman, dan sebagainya.
Pengeluaran biaya ini harus mempertimbangkan rencana kapasitas produksi dan
penjualan perusahaan untuk beberapa tahun ke depan karena setelah biaya ini
diputuskan maka manajemen sulit untuk mengubahnya dan tindakan manajemen
berikutnya adalah bagaimana melakukan kegiatan operasional yang efisien
dengan pola yang sudah terbentuk ini (Winarko dan Astuti, 2018).

Harga perolehan
Penyusutan= ……………… (1)
Umur Ekonomis

b) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang bisa berubah secara
proporsional tergantung produksi yang dikeluarkan. Biaya variabel bisa naik atau
turun tergantung pada volume produksi perusahaan. Biaya variabel akan naik
saat produksi meningkat dan turun saat produksi juga menurun, tidak
seperti biaya yang sifatnya tidak tergantung dengan proses produksi.
TC = TFC – TVC ……………. (2)
Keterangan :
TC = Total biaya (Rp)
TFC = Total biaya tetap (Rp)
TVC = Total biaya variable (Rp)

c) Analisis Pendapatan
Menurut (Rosnata et al 2014) analisis pendapatan adalah besaran
yang mengukur jumlah pendapatan nelayan yang diperoleh dalam usaha.
15

Menghitung pendapatan nelayan usaha lobster dapat digunakan formulasi


rumus sebagai berikut:

TR=P . Q ……………….. (3)

Dimana :

TR : Total Revenue (Total Penerimaan)


P : Harga Jual
Q : Jumlah Produksi

d) Analisis Keuntungan
Dalam teori ilmu ekonomi, pendapatan atau keuntungan adalah hasil
berupa uang yang di terima oleh Perusahan/Perseorangan dari aktifitas usahanya.
Menurut Soeharno (2006) penerimaan total (TR) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

π=TR−TC ……………………….. (4)

Dimana:

π : Pendapatan

TR : Total Revenue (Total Penerimaan) /bulan

TC : Total Cost (Total Biaya) /bulan

e) Saluran pemasaran

Saluran pemasaran dianalisis secara deskriptif dengan mengamati


pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil tangkapan Lobster serta dilakukan
analisis margin pemasaran. Menurut Supriatna (2010) analisis margin pemasaran
digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan
keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima
produsen, dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk
mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran/distribusi.
16

Mm=Pe−Pf

Dimana :
Mm : Margin pemasaran
Pc : Harga di tingkat kelembagaan pemasaran
Pf : Harga di tingkat produsen

Produsen / Nelayan

Pedagang pengumpul/ Toke Bangku

Eksportir

Gambar 2. Skema Pola Pemasaran


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Letak Geografis Kabupaten Aceh Besar.


https://acehbesarkab.bps.go.id/statictable/2015/06/30/5/letak-geografis-
kabupaten-aceh-besar.html. Di akses 27 Meret 2021.
Badan Pusat Statistik. 2019. Ekspor Komoditas Lobster Indonesia. Jakarta.
Pranata, B. Sabariah, V. Suhaemi. 2017. Aspek Biologi dan Pemetaan Daerah
Penangkapan Lobster (Panulirus spp) di Perairan Kampung Akuadiomi
Distrik Yaur Kabupaten Nabire. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik.
1(1) : 2017.
Agus dan Sukirno. 2012. Auditing. Jakarta: Selemba Empat.
La Ola dan La Onu, 2017. Ekonomi Produksi Perikanan. Yogyakarta. C.V. Andi
Offset. 142 Hal.
Mafut M. 2017. Analisis Keuntungan Usaha Produksi Ikan Asap pada home
Industry Khusnul Jaya Berkahdi Kota Samarinda. eJurnal Administrasi
Bisnis. 5(1) : 230 - 241
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Siregar. 2014. Akuntansi Biaya, Edisi 2. Yogyakarta: Salemba Empat
Soekartawi. 2013. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia: Jakarta.
Supriatna, Ade. 2010. Analisis Pemasaran Mangga “Gedong Gincu” (Studi Kasus
di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat). Vol 14: No 2. Hlm 97 – 113.
Utari. 2015. R.T. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong Pada Berbagai
Sekala Kepemilikan Didesa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten
Maros.Universitas Hasanudin.Makasar.
Faisal, H.N. 2015. Analisis Pendapatan Usahatani dan Saluran Pemasaran Pepaya
di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Agribisnis Fakultas Pertanian Unita
11(13): 12-28.
Sukirno, 2006. Teori Pengantar Ekonomi Mikro. PT. Rajawali Grafindo Persada.

17
18

Winarko, S.P. Astuti, P. 2018. Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Alat Bantu


Perencanaan Laba (Multi Produk) pada Perusahaan Pia Latief Kediri.
Jurnal Nusamba. 3(2) 2018.

Anda mungkin juga menyukai