BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA
DIUSULKAN OLEH :
WA ODE NUR ASMA LA DIA NIM: 116027 / ANGKATAN: 2016
VERONICA LEPONG PARURA NIM: 215003 / ANGKATAN: 2015
YUNITA HAMAYYANTI HAFID NIM: 216003 / ANGKATAN: 2016
1
PENGESAHAN PROPOSAL PKM KARYA CIPTA
(021) / 08
6. Biaya Kegiatan Total :
a. DIKTI : Rp. ……….
b. Sumber lain : Rp. ……….
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : … (angka) bulan
Menyetujui,
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan,
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. .............................................................................................................. x
Tabel 2. .............................................................................................................. x
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC .............................................. x
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-KC ................................................................ x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1............................................................................................................. i
Gambar 2............................................................................................................. ii
Gambar 3............................................................................................................. iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim dengan dua pertiga wilayahnya terdiri dari
perairan. Dengan luas seperti itu, indonesia sebagai negara maritim sangat berpotensi
menghasilkan devisa. Salah satu devisa terbesar negara ini adalah udang dan hingga saat
inni devisa negara indonesia adalah udang. Produksi udang di Indonesia dari tahun ke
tahun terus meningkat, yang diperkirakan rata-rata meningkat 7,4% per tahun.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis data adanya kenaikan produksi
udang nasional sebesar 2,6% dari 338.060 ton pada 2009 menjadi 352.600 ton pada
2010 (Trubus, 2011). Dari proses pembekuan udang untuk ekspor, 60-70 persen dari
berat udang menjadi limbah produksi pada bagian kulit dan kepala (Prasetiyo, 2004).
5
1.2 Identifikasi masalah
- Apa dampak dari limbah perikanan ?
- Bagaimna penanganan limbah perikanan ?
- Apa manfaat dari penanganan limbah perikanan ?
- Apa manfaat karya cipta ini ?
1.5 Luaran
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
Lem yang bermanfaat pada proses pembuatan kapal
Dapat di publikasi dalam jurnal nasional
Dapat di patenkan dalam hak cipta
Kualitas lem dibuktikan dengan hasil pengujian di laboratorium
Berkembang dan dapat berkerja sama dengan pusat pembuatan kapal
Mendapatkan pengakuan baik dari pemerintah maupun masyarakat
terkhususnya nelayan
Bekerja sama dengan perusahaan pembuatan lem
TUJUAN
1. Memanfaatkan hasil sampling perikanan
2. Menciptakan karya cipta baru dalam dunia perikanan yang berbahan dasar
hasil sampling perikanan
3.
6
MANFAAT
1. Mengurangi jumlah volume limbah hasil sampling perikanan
2. Membantu pemerintah dalam menangani jumlah cemaran hasil perikanan
3. Sebagai karya cipta baru dalam dunia perikanan guna membantu kegiatan
nelayan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chitin Dan Chitosan
Sebenarnya chitin tesebar luas di alam dan merupakan senyawa organik yang
sangat melimpah di bumi. Senyawa ini merupakan bagian konstituen organik yang
sangat penting pada kerangka hewan golongan Arthropoda, Annelida, Molusca,
Coelenterata, Nematoda dan beberapa kelas serangga dan jamur. Keberadaannya
berkonjugasi dengan protein juga pada bagian trachea, insang, dinding usus dan bagian
dalam dari kulit cumi-cumi.
Walaupun chitin tersebar luas di alam, sumber utama chitin yang dapat
dimanfaatkan lebih lanjut adalah dari jenis udag-udangan (Crustaceae) yang dipanen
secara komersial seperti kepiting, rajungan, udang dan lobster.
7
Di Indonesia terdapat sekitar 83 spesies udang Penaid, tetapi yang memiliki arti
ekonomi penting hanya 9 spesies, semuanya tergolong dalam genus Penaeus dan
Metapenaeus, antara lain udang windu (Metapenaeus monodon), udang kembang
(Penaeus semisulcatus), udang raja (Penaeus atisulcatus), udang jerbung (Penaeus
merguiensis) udang putih (Penaeus indicus ), udang kelong (Penaeus orientalis), udang
dogol (Metapenaeus ensis), udang krosok (Metapenaeus lyianassa) dan udang werus
(Metapenaeus monoceros). (Trubus, 1993).
Seluruh bagian tubuh udang tertutup oleh eksoskeleton (kerangka luar) yang
strukturnya tersusun oleh matriks kitin baik dari udang utuh maupun dari limbah udang
(kulit dan kepala). Tetapi kandungan kitin pada bagian limbah lebih besar yaitu sebesar
23.5% sedangkan zat kitin yang terkandung dalam udang utuh hanya sebesar 15,9%.
Dan bila dibandingkan dengan keseluruhan bagian limbah, bagian kulit merupakan
sumber kitin tertinggi. Secara umum, cangkang kulit udang mengandung protein 34,9 %,
mineral CaCO3 27,6 %, chitin 18,1 %, dan komponen lain seperti zat terlarut, lemak dan
protein tercerna sebesar 19,4 % (Suhardi, 1992). Chitin merupakan polisakarida yang
bersifat non toxic (tidak beracun) dan biodegradable sehingga chitin banyak
dimanfaatkan dalam berbagai bidang.
Senyawa chitin pada umumnya tidak digunakan secara murni tetapi dalam
bentuk turunannya atau senyawa lain, misalnya yang luas dalam penggunaannya adalah
khitosan.
Chitosan adalah produk deasetilasi kitin yang merupakan polimer rantai panjang
glukosamin (2-amino-2-deoksi-D-Glukosa), memiliki rumus molekul
[C6H11NO4]n dengan bobot molekul 2,5×10-5 Dalton. Chitosan berbentuk serpihan putih
kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa. Kadar chitin dalam berat udang, berkisar
antara 60-70 persen dan bila diproses menjadi chitosan menghasilkan yield 15-20
persen.
Aplikasi dari chitin khitosan dan turunannya sangat beragam dan meliputi
berbagai bidang dengan berbagai fungsi dan kegunaannya seperti pada
bidang pertanian, farmasi, makanan, textil, pengolahan limbah air,
kesehatan dan lain-lain. Bahkan dalam perkembangan terakhir khitosan
dapat dimanfaatkan untuk bahan pengawet makanan yang aman
dikonsumsi sebagai pengganti penggunaan formalin pada beberapa produk
pangan seperti bakso, tahu, mie basah, ikan kering dll yang sedang marak
dibicarakan.
8
Berikut beberapa aplikasi pemanfaatan chitosan dalam berbagai bidang
antara lain:
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu :
1. PEMBUATAN CHITIN
1.1 BAHAN BAKU
Bahan baku pembuatan yang biasa digunakan adalah kulit udang
yang banyak mengandung zat chitin bahan baku di ambil dari hasil
limbah perikanan di wilayah pinrang.
1.2 BAHAN DAN PERALATAN
10
2. Membuat larutan 1N HCl (asam klorida), kemudian masukkan
dalam ember berisi kulit udang kering diaduk sampai semua
bahan terendam (perbandingan 1:10). Diamkan selama semalam.
Proses ini disebut proses demineralisasi I
3. Kulit udang yang sudah direndam 1 malam kemudian dicuci
berkali-kali sampai bersih (sampai airnya bening) kemudian
dikeringkan (dijemur)
4. Membuat larutan 1N NaOH (soda api), kemudian masukkan
dalam ember berisi kulit udang kering diaduk sampai semua
bahan terendam (perbandingan 1:10). Diamkan selama semalam.
Proses ini disebut proses deproteinisasi I
5. Kulit udang yang sudah direndam 1 malam kemudian dicuci
berkali-kali sampai bersih (sampai airnya bening) kemudian
dikeringkan (dijemur)
6. Membuat larutan 1N HCl (asam klorida), kemudian masukkan
dalam ember berisi kulit udang kering diaduk sampai semua
bahan terendam (perbandingan 1:10). Diamkan selama semalam.
Proses ini disebut proses demineralisasi II
7. Membuat larutan 1N NaOH (soda api), kemudian masukkan
dalam ember berisi kulit udang kering diaduk sampai semua
bahan terendam (perbandingan 1:10). Diamkan selama semalam.
Proses ini disebut proses deproteinisasi II
8. Kulit udang yang sudah direndam 1 malam kemudian dicuci
berkali-kali sampai bersih (sampai airnya bening) kemudian
dikeringkan (dijemur). Hasil yang diperoleh disebut chitin yang
bisa diolah lebih lanjut menjadi khitosan.
2. PEMBUATAN CHITOSAN
Chitosan adalah produk deasetilasi kitin yang merupakan polimer
rantai panjang glukosamin (2-amino-2-deoksi-D-Glukosa), memiliki
rumus molekul [C6H11NO4]n dengan bobot molekul 2,5×10-5 Dalton.
Chitosan berbentuk serpihan putih kekuningan, tidak berbau dan tidak
berasa. Kadar chitin dalam berat udang, berkisar antara 60-70 persen
dan bila diproses menjadi chitosan menghasilkan yield 15-20 persen.
2.1 PENGOLAHAN CHITOSAN
Proses utama dalam pembuatan chitosan,meliputi penghilangan
protein dan kandungan mineral melalui proses kimiawi yang disebut
deproteinasi dan demineralisasi yang masing-masing dilakukan
dengan menggunakan larutan basa dan asam. Selanjutnya, chitosan
diperoleh melalui proses deasetilasi dengan cara memanaskan dalam
11
larutan basa. Karakteristik fisiko-kimia chitosan berwarna putih dan
berbentuk kristal, dapat larut dalam larutan asam organik, tetapi tidak
larut dalam pelarut organik lainnya. Pelarut chitosan yang baik adalah
asam asetat.
2.2 BAHAN BAKU, BAHAN TAMBAHAN DAN
PERALATAN
Bahan baku untuk membuat chitosan adalah chitin. Sedangkan bahan
tambahan yang dibutuhkan dalam pengolahan chitosan antara lain :
12
- Ember atau baskom
- Pengaduk kayu
- Saringan
- Para-para untuk penjemuran
- Gelas ukur
- Timbangan
- Kompor
- Panci
- Thermometer
- Alat penggiling
2.3 CARA PENGOLAHAN CHITOSAN
a) Persiapan bahan baku (chitin).
b) Deacetilisasi dalam larutan 50% NaOH, 20 : 1. Aduk
merata selama 1 jam dan biarkan selama 30 menit.
c) Dipanaskan selama 90 menit dengan suhu 1400 C.
d) Larutan kemudian disaring untuk memperoleh padatan
(filtrat)
e) Filtrat yang diperoleh dicuci hingga netral kemudian
dikeringkan sampai kering pengeringan bisa dengan oven
bersuhu 700C selama 24 jam atau dijemur sampai kering)
f) Bentuk kering bisa berbentuk serpihanatau berbentuk
serbuk yang dilakukan pengilingan terlebih dahulu (tepung
chitosan).
g) Pengemasan
2.4 CARA MEMBUAT LARUTAN
- 1N HCl sebanyak 1 liter, larutkan 100 ml HCl ke dalam
900 ml air
- 2N HCl sebanyak 1 liter, larutkan 200 ml HCl ke dalam
800 ml air
- 1N NaOH sebanyak 1 liter, timbang 40 gram NaOH
kemudian larutkan ke dalam 1 liter air
1
- 2N NaOH sebanyak 1 liter, timbang 80 gram NaOH
kemudian larutkan ke dalam 1 liter air
Formula :
Pvac emulsi, 55% solid, di utamakan berbasis PVA = 100
Plasticizers + 10-50
Clay filler = 0- 30
Tepung pati/ detrin yang dimasak =0-1000
Preservative =0-2
Stabilizer = 0-2
Wetting agent = 0-0,2
Reodorant = 0-2
2
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1. ANGGARAN BIAYA
NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (RP).
1. Peralatan penunjang
2. Bahan habis pakai
3. Perjalanan
4. Lain-lain
2. JADWAL KEGIATAN
3
DAFTAR PUSTAKA
Rekso, G.T., 2001. Polimer Khitin yang Berasal dari Limbah Kulit Udang
dan Kepiting. Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta.
Sunarni, A., 2001. Membuat Khitin dari Kulit Udang dan Kulit
Kepting/Rajungan. Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta.
4
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wa ode Nur Asma La Dia
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknologi hasil perikanan
4 NIM 116027
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bau-bau 27 februari 1999
6 E-mail Waode.nurasma27@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082276977320
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
5
Teknologi
Jurusan - - pengolahan hasil
perikanan
Tahun
2004-2010 2010-2013 2013-2016
Masuk-Lulus
lainnya)
Makassar,
Ketua Pengusul
6
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Veronica lepong parura
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu kelautan
4 NIM 215003
5 Tempat dan Tanggal Lahir Toraja 27 februari 1998
6 E-mail parura@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 082393549726
Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama institusi SDN 33 SMPN 2 Tikala SMAN 1
To’yasariu Pomala
Jurusan - - IPA
Tahun masuk- 2003-2009 2009-2012 2012-2015
keluar
Pemakalah seminar ilmiah (oral presentation)
7
Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Makassar,
Anggota Pengusul
8
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Yunita hatmayanti hafid
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu kelautan
4 NIM 216003
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bone, 17 juni 1998
6 E-mail yunitahatmayantih@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082347533918
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD NEGERI 13 SMPN 6 SMAN 2
Nama Institusi
BIRU WATAMPONE WATAMPONE
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-KC Karya Cipta.
makassar
Pengusul,
TTD
9
10
Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Muh. Yusuf., S.Pi,M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi
4 NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Karsa Cipta.
Makassar
Pembimbing,
TTD
11
12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
14
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
NIM : 116027
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
15
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya
Menyetujui
16
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra
17
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan
18
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
19