Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
i
USULAN HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Inovasi Aromatheraphy Bug Spray
Dengan Memanfaatkan Limbah kulit Jeruk Dan Mint Sebagai Usaha Prospektif
Dan Bernilai Ekonomis
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P (√ ) PKM-K ( ) PKM-KC
(Pilih salah satu) ( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Putu Widasa
b. NIM : 165040200111003
c. Program Studi : Agroekoteknologi
d. Universitas : Brawijaya Malang
e. Alamat rumah/telp :
f. E-mail : Nec5680@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
Penulis : 4 Orang
5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Telp. :
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Aliran Cash Flow produk .................................................................................... 6
2. Anggaran Biaya ................................................................................................. 10
3. Jadwal Kegiatan PKMK .................................................................................... 10
iv
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Desaign Produk ................................................................................................... 4
2. Media cetak poster .............................................................................................. 9
v
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Biodata Ketua dan anggota serta dosen pembimbing ....................................... 11
2. Justifikasi Anggaran dan Penyusutan ............................................................... 16
3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ................................ 19
4. Surat pernyataan ketua ...................................................................................... 19
vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyamuk merupakan vektor Arthropod-born viral disease. Spesies nyamuk
yang berperan diantaranya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Penyebaran kedua spesies nyamuk ini sudah meluas, selain ditemukan di daerah
perkotaan yang padat penduduk juga ditemukan di daerah pedesaan. Nyamuk
Aedes aegypti merupakan vektor utama sedangkan Aedes albopictus merupakan
vektor kedua dari penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) yang biasa disebut
Dengue Haemorrahagic Fever (DHF). DBD merupakan satu dari beberapa
penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia terutama negara
berkembang. (Wayan, 2008 dan Sudarto, 1992). Masalah DBD telah menjadi
masalah klasik yang kejadiannya hampir dipastikan muncul setiap tahun terutama
pada awal musim penghujan, menurut World Health Organization (WHO)
Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus Demam Berdarah tertinggi di
Asia Tenggara.
Indonesia memiliki jumlah kasus DBD yang setiap tahunnya cenderung
meningkat dan persebarannya semakin luas. Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) pada saat ini endemis di sebagian besar tanah air kita. Berdasarkan
laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI, 2009 kasus DBD berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Indonesia pernah mengalami kasus terbesar pada tahun 2005 di Asia
Tenggara yaitu 95.270 orang (CFR = 1,36 %). Jumlah kasus tersebut meningkat
17% dan CFR meningkat 36% dibanding tahun 2004. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk mengatasi masalah DBD di Indonesia. Program pemberantasan
DBD dilakukan upaya penemuan dan pengobatan penderita serta pengendalian
vektor untuk memutus rantai penularannya.
Pengendalian vektor dapat digolongkan dalam pengendalian alami dan
pengendalian buatan. Upaya pengendalian buatan khususnya secara kimia telah
banyak dilakukan untuk memutus kontak antara vektor dan manusia. Berbagai
produk pencegah gigitan nyamuk dan pemberantasannya di edarkan secara luas,
namun senyawa kimia sintetik yang digunakan sebagai obat nyamuk dapat
menyebabkan sifat resisten pada nyamuk karena seringnya paparan atau salah
penggunaan dalam aplikasinya. Peredaran obat nyamuk saat ini hanya
mewujudkan kemampuan dalam membunuh dan mengusir nyamuk dan serangga
lainnya tanpa mengemukakan atau bahkan menutupi resiko bahaya kandungan
racun-racun yang terkandung di dalamnya seperti N,N-Diethylmeta- toluamide
(DEET) yang sangat berbahaya bagi manusia. Obat nyamuk yang masuk melalui
saluran pernafasan dalam waktu yang lama akan terjadi perubahan-perubahan
atau kerusakan dari jaringan penyusun saluran pernafasan, sehingga fungsi
normal dari jaringan-jaringan sistem pernafasan dapat terganggu (Dahniar, 2011).
Menghisap asap 1 buah obat nyamuk sama seperti menghisap 75-137 batang
rokok (tergantung mereknya), Menurut World Health Organization (WHO) obat
nyamuk dapat mencetuskan terjadi asma, kanker karena sifatnya polutan dan
1
karsinogenik, terutama sekali gangguan saluran pernafasan. Terkait kondisi ini,
perlu digali potensi bahan alami sebagai bahan penolak nyamuk yang dapat
digunakan sebagai pilihan lain untuk pengganti atau penggunaan sementara jika
ada masalah dengan repellent sintetik (Koren dkk., 2003).
Kulit jeruk merupakan salah satu limbah yang banyak beredar di lingkungan.
Jumlah kulit jeruk di Indonesia mencapai 309.678 ton pada tahun 2013. Sejauh
ini belum banyak orang yang mampu memanfaatkan limbah kulit jeruk. Kulit
jeruk sejatinya dapat berpotensi sebagai repellent seranggadari bahan alami
(Wager, 2011) karena mengandung minyak atsiridengan komponen limonene,
mirsen, linalool, oktanal, decanal, sitronelol, neral, geraniol, valensen, sinnsial
dan sinensial (Menegristek, 2010). Linalol, citronellal dan geraniol termasuk
senyawa yang bersifat repellent terhadap artropoda(Inayah, 2007). Minyak atsiri
dalam kulit jeruk memiliki kandungan yang dapat memberikan efek
menenangkan. Biasanya, minyak atsiri digunakan sebagai bahan campuran
aromaterapi pada bidang kesehatan (Rusli, 2010). Ekstraks sederhana minyak
atsiri pada kulit jeruk dapat dilakukan dengan penyulingan (Resti dkk., 2010).
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk
mendapatkan minyak atsiri (Molide, 2009). Penyulingan atau distilasi adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Proses penyulingan dilakukan dengan
mendidihkan campuran zat hingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan (Bangkaha, 2011). Pengunaan bahanalami dari
ekstrak kulit jeruk diharapkan lebih amanjika dibandingkan dengan bahan kimia.
Hasil dari ekstraksi kulit jeruk akan dijadikan bug spray atau obat nyamuk alami
yang aman bagi kesehatan, serta memanfaatkan aroma kulit jeruk sebagai
aromaterapi yang menenangkan dan dikemas dalam botol semprot yang disebut
dengan “Jeliprot”.
1.2 Tujuan Program
Tujuan dari PKM K ini adalah :
1. Mengetahui proses membuat bug spray dan aromatheraphy berupa
produk Jeliprot secara alami dan praktis
2. Mendesain produk Jeliprot yang praktis dan ekonomis
3. Melakukan pemasaran dari produk Jeliprot
1.3 Luaran yang Diharapkan
Jeliprot diharapkan dapat menjadi suatu inovasi obat nyamuk yang tidak
hanya digunakan sebagai pengusir nyamuk tetapi juga aromaterapi yang
menenangkan. Dengan adanya Jeliprot diharapkan dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat serta mampu mengurangi limbah kulit jeruk yang
selama ini dibuang. Karya Jeliprot diharapkan dapat dipublikasikan dan memiliki
hak paten produk.
2
1.5 Manfaat Program
Manfaat yang diharapkan adalah Jeliprot dapat membantu dalam mengusir
nyamuk sekaligus sebagai aromaterapi, serta dengan adanya Jeliprot dapat
mengurangi limbah kulit jeruk.
3
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Umum Lingkungan
Berdasarkan laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI, 2009 kasus DBD
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Indonesia pernah mengalami kasus terbesar pada
tahun 2005 di Asia Tenggara yaitu 95.270 orang. Sedangkan Kulit jeruk
merupakan salah satu limbah yang banyak beredar di lingkungan. Limbah kulit
jeruk dapat berasal dari industri minuman, ataupun dari pasar. Pada tahun 2013,
jumlah kulit jeruk di Indonesia mencapai 309.678 ton tiap tahunnya. Sejauh ini
belum banyak orang yang mampu memanfaatkan limbah kulit jeruk, khususnya
limbah di pasar, agar menambah nilai jualnya (Kementerian Pertanian, 2013).
Berdasarkan kedua data tersebut maka pembuatan produk Jeliprot (Jeruklimbah
semprot) tentunya akan berguna bagi masyarakat khususnya mahasiswa pertanian
yang sering melakukan praktikum dilapangan. Jeliprot mengandung senyawa
yang bersifat repellent terhadap artropoda sehingga pemanfaatan produk ini dapat
menolak artropoda yang akan mendekati penggunanya. Selain itu, produk ini
dikemas dengan kemasan yang praktis dan mudah digunakan.
4
mata). Jeliprot memiliki beberapa keunggulan dibandingkan daengan produk
lainnya yaitu :
1. Unik, Jeliprots ini dibuat dalam bentuk aerosol cair yang mudah
disemprot bukan berbentuk hydrocolloid liquid, campuran koloid padat-
cair, liquid oil, maupun absorben. Selain itu, masih belum ada produk
sejenis yang beredar di pasaran.
2. Ekonomis, karena Jeliprots ini menggunakan limbah kulit jeruk sehingga
pada proses pembuatannya tidak membutuhkan biaya yang besar
3. Higenis, karena pada umumnya obat anti nyamuk berbentuk padatan yang
menghasilkan asap dan loshion, Jeliprots ini didesain berbentuk spray
sehingga higienitas kulit tetap terjaga karena proses tidak dioleskan
sehingga resiko kontaminasi oleh bakteri dari tangan yang kurang bersih
dapat diminimalkan.
4. Praktis, Jeliprots ini menggunakan botol semprot sehingga penggunaanya
lebih mudah.
5
2.4.2 Aliran Cash Flow
Tabel 1. Aliran Cash Flow produk
No Bulan ke Bulan ke- Bulan ke- Bulan Bulan Bulan
0 1 ke-2 ke-3 ke-4
A In flow
1 Jumlah - 300 300 300 300
Produksi
(porsi)
2 Harga per - 18.000 18.000 18.000 18.000
produk
(Rp.)
Penerimaan 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000
(Rp.)
Total Penerimaan Rp. 21.600.000
B Out flow
1 Biaya
Investasi 4.137.000 0 0 0 0
-Alat-alat
masak
2 Biaya bahan 2.171.000 2.171.000 2.171.000 2.171.000
3 Biaya 2.435.000 800.000 800.000 800.000
Operasional
Jumlah Biaya 4.137.000 5.329.100 2.971.000 2.971.000 2.971.000
Total Biaya Rp.18.379.100
C Pendapatan -4.137.000 70.900 2.429.000 2.429.000 2.429.000
bersih
(A – B)
Kumulatif -4.137.000 - - 791.000 3.220.900
Dana Tunai 4.066.100 1.637.100
6
Jadi dari BEP unit menjelaskan bahwa dari Total pengeluaran Rp.
2.894.100 dan harga 18.000 kami harus memproduksi minimal 160 botol
setiap produksi sedangkan kami memiliki target sebesar 300 botol setiap
produksi, kemudian jikalau kami sekali produksi mampu menghasilakn
300 botol maka harga agar kami tidak rugi harus diatas Rp. 9.600 dengan
ini kami menjual produk kami dengan target Rp. 18.000
7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Persiapan Produksi
Sebelum memulai melakukan produksi produk ada hal – hal yang perlu
dipersiapkan seehingga produk akan lebih efektif dan efisien sehingga kualitas
dan keamanan produk yang akan di produksi dapat terjamin. Selain itu, produsen
dapat mengetahui keberlanjutan produk karena mengetahui peluang yang ada di
pasaran. Adapun langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mempersiapkan
produksi antara lain :
a. Identifikasi masalah
Tahapan ini merupakan tahap awal tim penulis dalam mengidentifikasi
permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat. Mengamati banyaknya
limbah kulit jeruk khususnya di wilayah Lamongan dan Surabaya serta
mengamati resiko penggunaan obat nyamuk yang sudah ada. Oleh karena
itu, dibutuhkan obat nyamuk yang alami dan menjadikan aromatherapy
sekaligus pemanfaatan limbah.
b. Studi Literatur
Setelah tahapan identifikasi masalah dilakukan, tim penulis melakukan
studi literatur untuk mencari metode yang sesuai dalam pemanfaatan
limbah kulit jeruk sebagai inovasi bug spray dan aromatherapy.
c. Observasi
Fokus observasi yaitu pemanfaatan limbah kulit jeruk dalam lingkungan
sekitar yang biasanya tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja.
Selain itu mengobservasi kelebihan dalam pemanfaatan limbah kulit jeruk
sebagai bug spray dibandingkan dengan obat anti nyamuk yang sudah
ada.
d. Perencanaan Desain
Penulis melakukan perancangan terhadap Jeliprot . Sebagai perancangan
awal, limbah kulit jeruk yang melalui proses penyulingan yang akan
dibuat dalam bentuk liquid dan kemasan yang inovatif berupa botol
semprot.
e. Uji Coba Produksi
Sebelum dilakuakn produsi hal yang sangat penting yang harus dilakukan
adalah melakukan uji coba produk. Sehingga kekuragan dan keamanan
produk dapat diketahui.
8
3.3 Strategi Penjualan dan Pemasaran
Adapun strategi penjualan dan pemasaran dapat dilakukan dengan
beberapa metode antara lain :
3.3.1 Offline
a. WoM (Word of Mouth)
Pemasaran dengan metode ini dilakukan dengan promosi langsung kepada
konsumen terdekat di daerah tempat produksi Jeliprot tersebut.
Konsumen yang sebagai target pemasaran adalah masyarakat daerah
Lamongan. Metode ini juga dilakukan untuk melakukan kerja sama
kepada pihak-pihak terkait.
b. Media Cetak
Pemasaran yang memanfaatkan media cetak akan dilakukan melalui
poster, flyer, banner, pamflet dan akan dipublikasikan di dalam majalah
majalah kesehatan.
9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 2. Anggaran Biaya
No Uraian Jumlah
1 Biaya Tetap Rp. 4.137.000
2 Biaya habis pakai Rp. 2.571.000
3 Lain-lain : Pamflet, brosur, banner, penggandaan Rp. 1.460.000
proposal, cetak laporan akhir, biaya listrik,
dokumentasi, perijinan.
4 Biaya Perjalanan Rp. 975.000
5 Pemasaran
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan anggota serta dosen pembimbing
1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
(Putu Widarsa)
11
2. Biodata Anggota 1
3. Identitas Diri
12
5. Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
13
6. Biodata Anggota 2
C. Identitas Diri
14
7. Dosen Pembimbing
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Dosen Pemangku
4 NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 Nomor Telepon/Hp
2. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Keluar
(.)
15
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran dan Penyusutan
1. Peralatan Penunjang
16
2. Bahan Habis Pakai
3. Pembuatan 300 botol produk Jeliprot
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Harga
Pemakaian Satuan
(Rp)
Bensin Transportasi 3 orang 70.000 350.000
survey dan
pembelian bahan
Bensin Perjalanan 3 orang 50.000 250.000
publikasi
Jasa kirim Distribusi Cibugs 3 kali 25.000 125.000
keluar daerah distribusi
tempat daerah
Bensin Perjalanan untuk 3 orang 50.000 250.000
melakukan
distribusi Cibugs
selama 5 kali
SUB TOTAL 975.000
17
4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga
Pemakaian (Rp)
Poster Publikasi produk 3 buah 50.000 150.000
X-banner Publikasi produk 1 buah 80.000 80.000
(+tiang)
Cartridge Percetakan laporan 1 buah 150.000 150.000
printer
Kertas A4 Percetakan Laporan 1 rim 30.000 30.000
= Rp2.171.000,00
300
= Rp 7.237,00
18
Jadi, ROI dari bisnis ini dapat dicapai dengan membagi total semua modal
awal (Rp 2.171.000,00) dengan keuntungan per bulan (Rp538.150,00) =
4,03 = 4 bulan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM Program Studi Bidang Alokasi Uraian Tugas
Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Putu Widarsa/ Agroekoteknologi Exact 16 jam Sebagai
165040200111003 Pertanian Ketua
Pelaksana
2 Ahmad Fahmi Agroekoteknologi Exact 16 jam Sebagai PJ
Wafiudin/ Pertanian Keuangan
165040201111086
3 Wiga Tegarmas S. Agroekoteknologi Exact 16 jam Sebagai PJ
/165040201111252 Pertanian Pemasaran
19