Oleh:
NEVANDA KUSUMA WARDANI
26040117130081
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan krunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “Distribusi dan Keanekaragaman Rumput
Laut di Perairan Pulau Kelapa Dua Taman Nasional Kepulauan Seribu ”. Penulis
menyadari bahwa penyusunan laporan ini hasilnya masih jauh dari sempurna,
namun bantuan material dan spiritual yang didapat selama ini sangat membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini merupakan syarat PKL dan penilaian individu yang harus
dipenuhi oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan program S1 di Universitas
Diponegoro. Tujuan utama dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk
memantapkan teori dan praktek yang telah dipelajari di kampus dan dapat
diselesaikan dengan serta diaplikasikan di lapangan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing dan
dosen pengampu mata kuliah PKL serta Kepala Program Studi Ilmu Kelautan atas
bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan PKL ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada instansi terkait yang telah membantu dan
memberikan bimbingan dalam pelaksanaan PKL agar berjalan dengan baik.
Penulis mengharapkan adanya manfaat bagi semua pihak yang membaca
laporan ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun juga diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Mohon maaf bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
RINGKASAN
Rumput laut atau alga laut tumbuh hampir diseluruh bagian hidrosfer
sampai batas kedalaman sinar matahari masih dapat mencapainya.Rumput laut
masuk dalam komponen ekosistem pantai dan memiliki fungsi ekologi yaitu
sebagai penyedia bahan organik dan salah satu produsen primer dalam perairan.
Wilayah distribusi rumput laut ekonomis penting di Indonesia tersebar luas di
seluruh kepulauan Indonesia. Rumput laut yang tumbuh secara alami umumnya
dapat ditemukan hampir di seluruh perairan dangkal laut Indonesia. Taman
Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) secara administratif masuk dalam wilayah
Kelurahan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu, secara geografis Taman
Nasional Kepulauan Seribu terletak pada 5o24’ – 5o45’ LS dan 106o25’ – 106o45’
BT. Pengambilan data menggunakan transek kuadran dengan ukuran 1x1 m,
dilakukan dalam 3 stasiun yang sejajar dengan pantai dan 3 titik dengan jarak 10
meter tegak lurus dengan laut. Nilai keanekaragaman rumput laut yang dihasilkan
termasuk dalam kategori rendah dan kategori sedang.
iv
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................... ii
Kata Pengatar .............................................................................................. iii
Ringkasan ................................................................................................... iv
Daftar Isi ...................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................. vi
Daftar Gambar ............................................................................................. vii
I. Pendahuluan .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Pendekatan dan Perumusan Masalah ....................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................... 2
1.4. Manfaat .................................................................................... 2
II. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 3
2.1. Rumput Laut ............................................................................ 3
2.2. Indeks Keanekaragaman .......................................................... 4
2.3. Parameter Perairan ................................................................... 4
2.4. Kepulauan Seribu .................................................................... 5
III. Materi Dan Metode .......................................................................... 7
3.1. Materi ...................................................................................... 7
3.2. Metode ..................................................................................... 7
IV. Hasil Dan Pembahasan .................................................................... 9
4.1. Hasil ......................................................................................... 9
4.2. Pembahasan ............................................................................. 10
V. Penutup ............................................................................................ 13
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 13
5.2. Saran ........................................................................................ 13
Daftar Pustaka ............................................................................................ 14
Lampiran
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .............................................................................................................. 4
Tabel 2 .............................................................................................................. 7
Tabel 3 ............................................................................................................. 9
Tabel 4 .............................................................................................................. 9
Tabel 5 .............................................................................................................. 9
Tabel 6 .............................................................................................................. 10
Tabel 7 .............................................................................................................. 10
Tabel 8 .............................................................................................................. 10
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .......................................................................................................... 16
Gambar 2 .......................................................................................................... 16
Gambar 3 .......................................................................................................... 16
Gambar 4 .......................................................................................................... 16
vii
I. PENDAHULUAN
1
1.2 Pendekatan dan Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jenis substrat perairan terhadap jenis rumput laut ?
2. Apa saja rumput laut yang dapat ditemukan di Pulau Kelapa Dua ?
3. Bagaimana kondisi perairan tempat rumput laut dapat tumbuh ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui distribusi dan keanekaragaman jenis rumput laut di perairan
Kepulauan Seribu.
2. Mengetahui jenis substrat yang berpengaruh terhadap penyebaran rumput
laut di perairan Kepulauan Seribu.
3. Mengetahui kondisi parameter perairan Kepulauan Seribu.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui nilai keanekaragaman rumput laut di Kepulauan
Seribu.
2. Dapat mengetahui substrat yang cocok untuk pertumbuhan rumput laut.
3. Dapat mengetahui kondisi perairan Kepulauan Seribu.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
partikel – partikel pasir. Jenis rumput laut yang tumbuh pada substrat tersebut
contohnya adalah genus Caulerpa, Gracillaria, Euchema dan Acanthophora.
Rumput laut yang tumbuh pada substrat karang memiliki bentuk holdfast berupa
cakram yang digunakan untuk melekat pada substrat dan dimiliki oleh genus
Gellidium, Gelidiopsis, Turbinaria dan Sargassum (Kadi, 2004).
Keterangan :
ni : Jumlah individu setiap jenis
N : Jumlah individu seluruh jenis
4
yang penting bagi biota – biota yang hidup di ekosistem perairan. Kualitas perairan
juga berperan dalam penentuan kesuburan perairan dalam lingkungan tersebut.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kualitas perairan suatu tempat adalah
adanya aktivitas yang berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap ekosistem perairan (Latuconsina 2011).
Kualitas air merupakan sifat air ditinjau dari kandungan makhluk hidup, zat,
energi atau komponen lain yang berada di dalam perairan tersebut. Kualitas
perairan meliputi beberapa aspek yang diamati seperti parameter fisika, parameter
kimia, dan parameter biologi. Parameter kualitas fisika meliputi pengamatan pada
suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya. Parameter kualitas kimia
meliputi pengamatan pada pH, oksigen, BOD, kadar logam dan sebagainya.
Parameter kualitas biologi meliputi pengamatan pada keberadaan plankton, bakteri
dan sebagainya. Pengujian sampel air diperlukan untuk mengetahui semua
parameter yang ada dalam perairan tersebut (Effendi, 2003).
5
pulau – pulau dan perairan disekitarnya terbagi menjadi beberapa zonasi, yaitu zona
inti, zona pelindung, zona pemanfaatan intensif dan zona pemanfaatan tradisional.
Adanya kawasan konservasi tersebut dilakukan guna memberikan fungsi
perlindungan terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya (Sawitri dan Iskandar, 2012).
6
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi
Praktek Kerja Lapangan ini akan dilakukan pada tanggal 27 Deesember 2018
– 15 Januari 2019 bertempat di Pulau Kelapa Dua Balai Taman Nasional Kepulauan
Seribu.
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu dengan menggunakan
transek kuadran dengan ukuran 1x1 m yang berjumlah 16 kisi dengan masing-
masing kisi berukuran 25x25 cm. Pengambilan data dilakukan dalam 3 stasiun yang
sejajar dengan pantai dan 3 titik dengan jarak 10 meter tegak lurus dengan laut.
Pengukuran pH menggunakan pH universal, pengukuran kedalaman menggunakan
meteran dengan skala 10 cm serta pengukuran suhu menggunakan termometer air
raksa dengan ketelitian 1°C. Pengukuran parameter-parameter dicatat pada papan
data. Pengamatan juga dilakukan terhadap jumlah tegakan rumput laut, penutupan
rumput laut tiap kisi, jenis dan substrat pada tiap kuadran transek serta biota yang
berasosiasi (Erlania dan Radiarta, 2015).
7
Keanekaragaman spesies dapat dikatakan sebagai indikasi banyaknya jenis
makrobenthos dan bagaimana penyearan jumlah individu pada setiap jenis dan
lokasi sampling. Penentuan keanekaragaman dihitung dengan menggunakan
formula Shannon-Weaver (Rappe, 2010) berikut:
𝑛𝑖 𝑛𝑖
𝐻 ′ = − ∑ ( ) ln ( )
𝑁 𝑁
Keterangan :
ni : Jumlah individu setiap jenis
N : Jumlah individu seluruh jenis
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Keanekaragaman Rumput Laut
Tabel 3. Keanekaragaman rumput laut Stasiun 1
Jenis Ni Ni/N ln Ni/N (Ni/N)(ln Ni/N)
Halimeda
250 0,886525 -0,12045 -0,10678
macroloba
Halimeda opuntia 15 0,053191 -2,93386 -0,15606
Sargassum
5 0,0177305 -4,0324692 -0,0714977
polycystum
Acanthophora
4 0,0141844 -4,2556127 -0,0603633
spicifera
Caulerpa sp. 8 0,028369 -3,56247 -0,10106
N = 282 H’ = 0,495759
9
Padina minor 88 0,715447 -0,33485 -0,23957
Dictyota
2 0,01626 -4,11904 -0,06698
bartayresii
N = 123 H’ = 0,928786
4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi dan Keanekaragaman
Pengambilan data keanekaragaman rumput laut dibagi menjadi tiga stasiun
pengamatan yang terletak di sebelah selatan, barat dan timur Pulau Kelapa Dua.
Penentuan ketiga stasiun tersebut didasarkan pada lokasi dimana ditemukan
tumbuhnya rumput laut. Koordinat di masing – masing stasiun adalah sebagai
berikut, stasiun 1 S 05o37’13,11564” dan E 106o33’44,18676” ; stasiun 2 S
05o38’58,63841” dan E 106o34’1,07454” ; stasiun 3 S 05o38’58,84256” dan E
106o34’1,40239”. Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan di tiga
stasiun tersebut, terdapat 8 spesies rumput laut yang tercatat. Spesies rumput laut
yang ditemukan pada saat pendataan adalah Halimeda macroloba, Halimeda
10
opuntia, Sargassum polycystum, Acanthophora spicifera, Caulerpa sp.,
Acanthopora muscoides, Padina minor dan Dictyota bartayresii. Berdasarakan
Rappe (2010), nilai keanekaragaman dibawah skala 1 termasuk dalam kategori
rendah, nilai yang berada diantara skala 1 – 2 termasuk sedang dan nilai diatas skala
2 termasuk kategori tinggi. Nilai keanekaragaman rumput laut dari stasiun 1
menghasilkan sebesar 0,49, stasiun 2 sebesar 1,55 dan stasiun 3 sebesar 0,92,
sehingga stasiun 1 dan 3 dapat dikategorikan memiliki keanekaragaman yang
rendah sedangkan stasiun 2 termasuk kategori sedang.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai keanekaragaman adalah
banyaknya spesies yang ada dalam suatu lokasi. Apabila nilai keanekaragaman
yang didapat rendah maka spesies yang ada tidak beragam. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan pada stasiun 1 spesies Halimeda macroloba
merupakan spesies yang banyak ditemukan karena terdapat hampir pada setiap kisi,
sedangkan pada stasiun 3 spesies Padina minor yang banyak ditemukan. Distribusi
rumput laut yang ada pada suatu perairan dipengruhi oleh jenis substrat yang ada.
Jenis substrat pada perairan umumnya dipengaruhi oleh bentuk morfologi suatu
pantai. Substrat berbatu seringkali ditemukan pada pantai yang berarus deras
sehingga rumput laut yang tumbuh di lokasi tersebut dapat bertahan dari arus yang
deras dengan menancapkan holdfastnnya ke batu karang. Jenis substrat yang ada
juga mempengaruhi kandungan nutrien yang ada. Substrat yang kasar umumnya
mengandung sedikit nutrien, dimana rumput laut membutuhkan unsur N, P, dan C
sebagai makronutrien untuk tumbuh.
Rumput laut dari genus Halimeda dan Caulerpa tercatat banyak ditemukan
pada stasiun 1 dan stasiun 3 dimana substrat perairan yang dominan adalah berupa
pasir berlumpur, sedangkan jenis Sargassum dan Padina banyak ditemukan
menempel pada stasiun 2 dengan substrat yang keras seperti batu karang. Hal
tersebut diperkuat oleh Kadi (2004), bahwa rumput laut genus Halimeda, Udotea ,
Caulerpa, Eucheuma, Gracilaria dan Acanthophora banyak ditemukan tumbuh pada
substrat berlumpur maupun pasir berlumpur. Rumput laut yang tumbuh pada
substrat yang keras seperti batu karang akan memiliki holdfast berbentuk cakram,
contohnya adalah dari genus Gelidium, Turbinaria, Sargassum dan Gelidiopsis.
11
4.2.2 Kondisi Perairan
Aspek parameter lingkungan yang diukur adalah suhu, salinitas, pH dan
kedalaman. Pencatatan masing – masing parameter lingkungan dilakukan sebanyak
3x pengulangan dan diambil nilai rata – ratanya. Nilai masing – masing parameter
lingkungan yang tercatat pada stasiun satu adalah suhu perairan sebesar 29oC;
salinitas perairan sebesar 30 ppt; pH perairan sebesar 7 dan kedalaman dari titik 1
hingga titik 3 adalah 10 – 20 cm. Stasiun 2 tercatat memiliki suhu sebesar 30oC,
salinitas 30 ppt, pH perairan 7 dan kedalaman dari titik 1 hingga titik 3 antara 30 -
70 cm. Parameter perairan pada stasiun 3 tercatat memiliki suhu perairan sebesar
31oC, salinitas sebsar 30 ppt, ph perairan sebesar 7 dan kedalaman 30 – 70 cm.
Menurut Fandeli (2018), nilai baku mutu perairan untuk suhu adalah berkisar 26 –
30oC, salinitas antara 30 – 35 ppt, pH 6,5 – 8,5. Hal tersebut menandakan bahwa
perairan Pulau Kelapa Dua masih masuk kedalam kategori baik.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan di ketiga stasiun, tercatat bahwa
substrat dominan yang berada di perairan Pulau Kelapa Dua adalah pasir dan
karang. Jenis substrat memiliki pengaruh terhadap jenis rumput laut yang tumbuh
di perairan tersebut. Terdapat beberapa biota megabentos yang di temukan
sepanjang bentangan transek, yaitu ikan, udang – udangan dan spons. Sebagian
besar biota tersebut bersembunyi pada lubang – lubang pasir dan di sela - sela
karang mati. Waktu pendataan dilakukan pada sore hari saat air laut surut, sehingga
saat pendataan arus perairan kecil. Perairan pada ketiga stasiun tergolong cerah
karena biota yang ada di dalam air masih terlihat dengan jelas, namun dikarenakan
substratnya yang berpasir membuat sedimen dasar perairan mudah terangkat ketika
melakukan perpindahan.
12
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Nilai keanekaragaman rumput laut yang berada di stasiun 1 sebesar 0,49
dan stasiun 3 sebesar 0,92 termasuk dalam kategori yang rendah,
sedangkan pada stasiun 2 sebesar 1,55 termasuk kategori sedang.
2. Rumput laut yang tumbuh pada substrat yang keras seperti batu karang
akan memiliki holdfast berbentuk cakram, contohnya adalah dari genus
Sargassum dan Padina. Rumput laut yang tumbuh pada substrat berlumpur
atau pasir berlumpur terdiri dari genus Halimeda, Caulerpa, Acanthophora.
3. Kondisi perairan Pulau Kelapa Dua masih termasuk dalam kategori baik
karena nilai – nilai parameter perairan untuk suhu masih berkisar 26 –
30oC, salinitas antara 30 – 35 ppt dan pH 6,5 – 8,5.
5.2 Saran
1. Pencatatan parameter lingkungan dilakukan selengkap – lengkapnya
sehingga data yang dhiasilkan dapat dibandingkan dengan data tahun
berikutnya .
2. Pendataan rumput laut dilakukan dengan telah mengetahui minimal genus
dari rumput laut yang ditemukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rappe, R. A. 2010. Struktur Komunitas Ikan pada Padang Lamun yang Berbeda di
Pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 2(2) : 62
– 73.
14
Soenardjo, N. 2011. Aplikasi Budidaya Rumput Laut Euchema cottonii (Weber van
Bosse) dengan Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Model Cidaun. Buletin
Oseanografi Marina. Vol 1 : 36 – 44.
15
DOKUMENTASI
16
17
18
19
20