Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR TABEL .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ........................................................................................ 2
1.4 Konsep Pelaksanaan Program ................................................................. 2
1.5 Luaran ...................................................................................................... 2

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA ................................... 3

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..................................................................... 4


3.1 waktu dan tempat ..................................................................................... 4
3.2 alat ........................................................................................................... 4
3.3 pembuatan rangka transplantasi karang ................................................... 4
3.4 pemilihan karang untuk transplantasi koloni ........................................... 5
3.5 pelekatan fragmen/transplantasi koloni karang ....................................... 6
3.6 monitoring fragmen/transplan koloni karang .......................................... 6

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 7


4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................... 7
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8

LAMPIRAN ............................................................................................................. 9
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan Dosen Pendamping ............... 9
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .................................................. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ...... 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ............................................ 19
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dari Mitra................... 20
Lampiran 6. Gambaran iptek yang akan Diterapkan ..................................... 21
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja .............................................. 22

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya 7


Tabel 2. Jadwal Kegiatan 7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi peletakan transplantasi karang di Pulau Mahitam 4


Gambar 2. Bentuk rangka transplantasi karang yangdigunakan 5
Gambar 3. Fragmen karang yang digunakan untuk transplantasi karang 5
Gambar 4. Pelekatan fragmen/transplan koloni karang 6

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritime yang memiliki lebih dari 17.504 pulau dengan
luas pantai mencapai 95.181 km dan luas laut yang mencapai 5.800.000 km2 serta luas
ekosistem terumbu karang yang diperkirakan mencapai 75.000 km2 (COREMAP,
2011). Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat kaya dengan sumber daya
alam yang dimilikinya, dari ikan konsumsi, ikan hias hingga udang-udangan.
Melimpahnya berbagai jenis biota laut, karena terumbu karang juga merupakan habitat
bagi berbagai biota laut tersebut, tempat berlindung dan mengasuh anakan/larva,
mencari makan, memijah, dan lainnya. Terumbu karang juga merupakan habitat bagi
berbagai organisme/biota yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber obat-obat dari
dengue/demam berdarah hingga anti kanker dan sebagai studi pembentukkan kalsium
karbonat tulang. Selain itu, berbagai fungsi fisik dan kimiawi terumbu karang di
antaranya adalah, pelindung abrasi pantai, pendaur CO2- yang akhirnya mampu
mengurangi pemanasan global jika terjaga dengan baik. Hasil kajian terhadap serapan
karbon oleh transplantasi karang menunjukkan nilai penyerapan sebesar 1.60gC/m2
(Widiastuti et al, 2021). Serta bernilai ekologi dan kepentingan manusia (misal
ekonomi, obat-obatan), dan lainnya. Kondisi terumbu karang berkorelasi terhadap
keragaman/biodiversitas biota laut, semakin baik kondisi ekosistem terumbu karang
semakin baik pula biota laut yang dimilikinya (Coker et al., 2012).

Namun, masyarakat nelayan sekarang semakin sulit memperoleh ikan dan biota laut
lainnya yang disebabkan oleh rusaknya daerah bertelur, pembesaran, dan tempat
mencari makan. Untuk mengembalikan fungsi daerah yang rusak tersebut diperlukan
pembangunan “Marine Raching”. Pembangunan MR sendiri melibatkan para pakar sipil
untuk membangun keramba apung dilaut, membuat blok-blok pemecah gelombang,
membuat bendungan laut yang sesuai dengan target biota laut yang dikembangkan serta
membuat terumbu karang buatan dari berbagai bahan. Terumbu buatan didefinisikan
oleh European Artificial Reef Research Network (EARRN) sebagai suatu struktur yang
dengan sengaja ditempatkan di dasar perairan, dan meniru beberapa karakteristik
terumbu karang alami (Pickering et al. 1998; Baine, 2001). Seperti yang sebelumnya
sudah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan membuat 30 kerangka dan 30
meja substrat dengan masing-masing memiliki sekitar 30 fragen/transplan karang
diperairan Pulau Mahitam. Upaya rehabilitasi terumbu karang akan berhasil dengan
adanya dukungan kondisi kimiawi dan fisik lingkungan yang baik serta stabil.
keberhasilan transplantasi karang akan sangat signifikan jika dilakukan sosialisai
kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk mengembangkan
2

inovasi dalam rangka meningkatkan ketersediaan sumberdaya ikan di Perairan


menggunakan suatu metode yang sementara berkembang seperti Rehabilitasi terumbu
karang dengan penerapan teknologi terumbu buatan/Artificial Reef (Wasilun dan
Murniyati, 1997).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari artificial reef sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan area pertumbuhan yang stabil bagi terumbu karang, dan habitat
bagi ikan dan semua organisme lain yang dapat kita temukan di terumbu alami.
2. Mengganti struktur dan keanekaragaman habitat di tempat-tempat yang telah hilang
(akibat pengerukan, pembangunan, badai, pemutihan, dll.).
3. Meningkatkan ukuran terumbu atau struktur yang tersedia untuk meningkatkan
sumber daya laut lokal dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
4. Membuat situs penyelaman / snorkeling buatan untuk mengurangi tekanan pariwisata
pada terumbu alam.
5. Ciptakan terumbu yang menarik atau terinspirasi seni untuk meningkatkan kesadaran
dan mengkomunikasikan masalah terumbu karang kepada masyarakat umum.

1.3 Ruang Lingkup


Terumbu buatan (Artificial reef) bermanfaat sebagai tempat tinggal atau sarang baru
bagi ikan dan dapat melestarikan ekologis terumbu karang sebagai habitat biota laut
seperti ikan dan lain sebagainya serta dapat mereduksi gelombang sehingga dapat
menjadi sebagai pengaman pantai.

1.4 Konsep Pelaksanaan Program


Program ini dilaksanakan secara offline (luring) dengan protokol kesehatan yang ketat,
karena kegiatannya transplantasi karang maka kita harus terjun langsung di lapangan.

1.5 Luaran
Diharapkan terumbu buatan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perairan
sekitarnya terutama penyediaan stok daerah yang dijadikan tempat penangkapan ikan
oleh masyarakat.
3

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

Pulau Mahitam terletak di Gebang, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran Lampung.


Pada saat surut besar Pulau Mahitam bisa di jangkau hanya dengan berjalan kaki
melalui titik terdekat dengan daratan, dari ujung pulau ke daratan hanya berjarak sekitar
300-350 meter. Dengan akses yang mudah dan dengan pantai yang cukup indah maka
Pulau Mahitam menjadi tempat wisata yang cukup banyak di kunjungi wisatawan.
Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Mahitam biasanya hanya berfoto tapi tak sedikit
pula yang melakukan snorkling atau diving di pulau tersebut, mengingat keadaan bawah
laut di Pulau Mahitam juga cukup indah. Tapi, dengan semakin banyaknya wisatawan
yang berkunjung, tidak menutup kemungkinan bahwa keadaan Pulau Mahitam semakin
hari semakin terancam keindahannya. Tidak hanya keindahan pantai yang tercemari
oleh sampah-sampah pengunjung yang dibuang sembarangan tetapi juga keindahan
bawah laut yang semakin hari semakin memburuk, karena tidak sedikit dari pengunjung
yang tidak menyadari bahwa aktifitas snorkling dan diving yang sembarangan bisa
mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang, sedangkan terumbu karang adalah
tempat bertelur, pembesaran, mencari makan dan berlindung biota laut lainnya, jika
terumbu karang di suatu wilayah rusak maka keberagaman biota laut juga akan
terganggu. Dengan melihat keadaan tersebut, tim PKM-PM memutuskan untuk
melakukan kegiatan transplantasi karang di Pulau Mahitam dalam upaya mendukung
marine ranching.

Kerusakan terumbu karang yang mengakibatkan terganggunya biota laut merupakan


masalah yang cukup serius, mengingat masyarakat sekitar mayoritas penduduknya
adalah nelayan sehingga berdampak pula pada perekonomian mereka jika pendapatan
ikan menurun karena rusaknya daerah bertelur, pembesaran, dan tempat mencari makan.
Selain itu, berbagai fungsi fisik dan kimiawi terumbu karang di antaranya adalah,
pelindung abrasi pantai, pendaur CO2 – (yang akhirnya mampu mengurangi pemanasan
global jika terjaga dengan baik), serta bernilai ekologi dan kepentingan manusia (misal
ekonomi, obatobatan), dan lainnya.Untuk memperbaiki kondisi ekosistem terumbu
karang di Pulau Mahitam perlu dilakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang, salah
satu rehabilitasi yang umum dilakukan adalah dengan transplantasi karang. Dari
permasalahan ini kami tim PKM-PM berusaha mengupayakan untuk transplantasi
karang di Pulau Mahitam, yang mana nantinya marine ranching tersebut diharapkan
menjadi habitat bagi ikan dan biota laut lainnya, menjadi situs penyelaman atau
snorkling buatan untuk mengurangi tekanan pariwisata pada terumbu alam.
4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Mahitam, Gebang, Padang Cermin, Kabupaten
Pesawaran, Lampung. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan.

Gambar 1. Lokasi peletakan transplantasi karang di Pulau Mahitam

3.2 Alat
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, kerangka transplantasi
karang, tang, sterofoam, tali tis, alat SCUBA diving.

3.3 Pembuatan rangka transplantasi karang


Untuk peletakkan transplan karang dibuat juga rangka transplantasi karang dalam
bentuk setengah bulatan (Gambar 2). Tujuan pembuatan rangka ini untuk
memberikan ruang bagi berbagai biota lainnya untuk tempat bermain atau
melindungi diri. Masing-masing transplan karang diikatkan dengan menggunakan
tali tis. Rangka transplantasi karang ini selanjutnya ditenggelamkan di kedalamn
6-7 meter di area yang masih memiliki ekosistem terumbu karang (Gambar2).
Selain dipakai sebagai pelekatan fragmen koloni karang, terumbu karang yang ada
di sekitar mampu juga menyumbangkan benihnya suatu saat nanti pada koloni
fragment/transplan karang.
Gambar 2. Bentuk rangka transplantasi karang yangdigunakan

3.4 Pemilihan karang untuk transplantasi koloni


Pemilihan karang untuk transplantasi dilakukan oleh para penyelam dari Klub
Selam Anemon – FMIPA Universitas Lampung. Fragmen karang diambil dari
karang-karang sekitar, dengan umumnya adalah karang-karang dalam bentuk
karang bercabang (branching) dan helaian (foliose) (Gambar 3). Karang-karang ini
merupakan karang batu yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat
dibandingkan dengan karang-karang dengan bentuk hidup lainnya. Pemilihan
karang transplan harus berasal dari karang yang sehat, jika tidak maka upaya
transplantasi karang akan menimbulkan penyakit karena memindahkan
mikrobiome dari karang yang sakit (Casey et al, 2015).

Gambar 3. Fragmen karang yang digunakan untuk transplantasi karang


6

3.5 Pelekatan fragmen/transplantasi koloni karang


Pelekatan fragmen atau transplan koloni karang dilakukan di dalam air. Fragmen
koloni karang didapat dari ekosistem terumbu karang di perairan sekitar. Setelah
fragmen koloni karang didapat, maka masing-masing koloni tersebut diletakkan
dalam sterofoam atau wadah yang berisi air serta dijaga suhunya agar tidak
mengalami fluktuasi kenaikan suhu. Kenaikkan suhu yang dratis dapat
menyebabkan stress yang akhirnya menimbulkan kematian pada koloni karang
tersebut. Selanjutnya dengan menggunakan alat SCUBA diving, masing-masing
fagmen koloni karang dilekatkan pada kerangka substrat (Gambar 4). Untuk
menghindari kerusakkan fragmen koloni karang, ujung dari fragmen koloni
dihindari agar tidak tersentuh jari tangan.

Gambar 4. Pelekatan fragmen/transplan koloni karang

3.6 Monitoring fragmen/transplan koloni karang


konstruksi yang dibuat dalam upaya rehabilitasi ekosistem terumbu
karang ini harus mampu membantu komunitas biotik terumbu karang
untuk pulih kembali. Untuk mendapatkan data secara kuantitatif, maka
diperlukan pengukuran kondisi transplan karang yang telah dilakukan
ini secara kontinyu dalam kurun waktu tertentu. Misal dalam bulan
pertama, perlu dilakukan monitoring setiap minggu (Garrison and
Ward, 2012).
7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Sewa dan jasa Rp. 6.650.000
2 Bahan habis pakai Rp. 1.500.000
3 Perjalanan dan akomodasi Rp. 1.800.000
Jumlah Rp. 9.950.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan


No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan alat dan
bahan
2 Pembuatan rangka
transplantasi
karang

3 Pemilihan karang
untuk transplantasi
koloni
4 Peletakan
fragmen/transplan
koloni karang
5 Monitoring
fragmen/transplan
koloni karang
6 Kesimpulan

7 Laporan

8 Penyerahan laporan
8

DAFTAR PUSTAKA

Baine, M. 2001. Artificial reefs: a review of their design, application, management and
performance. Ocean and Coastal Management. 44: 241 – 259.

Coker, D.J., N.A.J. Graham, M.S. Prattchett. 2012. Interactive effects of live coral and
structural complexity on the recruitment of reef fishes. Coral Reefs 31:919–927.
DOI 10.1007/s00338-012-0920-1

COREMAP. 2011.Coral Reef Rehabilitation and Management Project Phase II. Draft
Implementation Completion Report. National Coordination Unit, Directorate
General of Marine Coasts and Small Islands, Jakarta, Indonesia.

Wasilun dan Murniyati., 1997. Pengembangan Terumbu Karang Buatan Sebagai


Alternatif Teknologi Rehabilitasi Kerusakan Terumbu Karang. Penelitian
Perikanan Indonesia, Warta Vol. III., No. 2. Hal.10-14.

Widiastuti.E.L.,S.K.D.Dani.,Tugiyono.,I.G.Yudha.,G.N.Susanto. 2021. Growth and


Estimation of Potential Carbon Absorption by Transplantation Branching Coral
Reefs on Mahitam and Pahawang Islands of Pesawaran Regency, Lampung
Province.Journal of Physics: Conference Series.1751 012053.
9
10
11
12

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Endang Linirin Widiastuti, MSc.
Ph.D.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIP/NIDN 196106111986032001/0011066105
5 Tempat dan tanggal lahir Temanggung, 11Juni 1961
6 Alamat Email elwidi@yahoo.com /
endang.linirin@fmipa.unila.ac.id
7 Nomor telepon/Hp 0721-704625/ 0816401355

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi IKIP – Bandung Univ. of Univ. of
KentuckyUSA KentuckyUSA
Jurusan/Prodi Biologi Organisms Organisms
Integrated Integrated
Biology Biology
Tahun Masuk-Lulus 1980-1985 1989-1991 1992-1997

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
3
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Penentuan Ekspresi BLU Unila Hibah 2020
P53 Penanda Pascasarjana
Aktivitas Antikanker
Pada Kultur Sel
HeLaYang
DiberiEkstrak
Metanol Daun Dan
Biji Api-Api
13

(Avicennia alba)
Serta Taurin Secara
In Vitro

2 Pengamatan Sampah KLHK 2020


Laut di Kabupaten
Pesawaran –
Lampung
3 Penentuan Deposit Karbon di Pengembangan 2019
Mangrove – Lampung Institusi
Mangrove Center – Margasari
– Lampung Timur Serta Kadar
Taurine pada Beberapa
Makroalge

4 Uji EfektivitasAntikanker BLU Unila Hibah 2019


Ekstrak Metanol Daun Jeruju Pascasarjana
(Acanthus ilicifolius) Dan
Lamun (Enhalus acoroides)
Serta Taurin Secara In
VitroPada Kultur Sel HeLa
5 Inventarisasi mikroba di Pengembangan 2018
perairan mangrove Desa Institusi
Margasari sebagai bahan
probiotik lokal
6 Inventarisasi burung di Pengembangan 2018
ekosistem Lampung Mangrove Institusi
Center (LMC) Desa Margasari
– Lampung Timur
7 Lanjutan Uji efektivitas PPS 2018
senyawa organic taurine … Kemenristekdikti
8 Uji
EfektivitasSenyawa PPS 2017
Organik Taurine Kemenristekdikti
SebagaiSenyawa
Antikanker,
Antidiabet, Dan
Antioksidan
PadaMencit(Musmusc
ulus L) Yang
14

DiinduksiDenganBen
zi(α)Piren Dan
AloksanSecaraIn Vivo
Serta Eksplorasi
Sumber Taurine Pada
Biota Laut
9 Penentuan kadar Pengembangan 2017
logam berat di Institusi
perairan Teluk
Lampung pada
berbagai organisme
sesil (terumbu
karang, foraminifera
dan kerang)
10 Penentuan logam Pengembangan 2017
berat di perairan CA Institusi
dan CAL Krakatau

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


No. Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 Pelatihan Pengamatan Burung di BLU Unila 2020
Kebun Raya Liwa dengan Metode
PSA
2 Pembinaan Desa Margasari Dan Desa Pengembangan 2019
Sriminosari Dalam Pengembangan Institusi
Desa Untuk Mendukung Kawasan
Ekosistem Essensial (KEE)
3 Indonesian Coastal Clean Up KLHK 2019
4 Penanaman Mangrove di DIPASENA BLU Unila 2018
– Kec. Rawajitu- Kab. Tulang
Bawang
5 Pengembangan Desa Wisata Bahari di Pengembangan 2018
Desa Pagarjaya – Kab. Pesawaran Institusi
6 Peningkatan Kesadaran Dan Ekonomi 2017
Masyarakat Pentingnya Ekosistem DRPM -
Pesisir Di Desa Durian – Piabung Kemenristekdikti
Melalui Mangrove Ecotourism Serta
Kerjasama Dengan Brigif Marinir 3
Melalui Marine Ecopark
15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


1. Sewa dan jasa
 Jasa pembuatan kerangka besi 10 Rp. 350.000 Rp. 3.500.000
 Sewa masker selam 5 Rp. 75.000 Rp. 375.000
 Sewa fins 5 Rp. 75.000 Rp. 375.000
 Sewa BCD 5 Rp. 120.000 Rp. 625.000
 Sewa gloves 5 Rp. 30.000 Rp. 150.000
 Sewa regulator selam 5 Rp. 120.000 Rp. 625.000
 Sewa tabung selam 10 Rp. 100.000 Rp. 1.000.000
SUB TOTAL Rp. 6.650.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
 Kuota internet 3 Rp. 100.000 Rp. 300.000
 ATK Rp. 100.000 Rp. 100.000
 Materai 10 Rp. 10.000 Rp. 100.000
 Bahan-bahan kebutuhan Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
protokol kesehatan (masker,
sanitizer, rapid test, dll)
SUB TOTAL Rp. 1.500.000
3. Transport lokal Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
 Sewa pick up 1 Rp. 600.000 Rp. 600.000
 Sewa perahu 2 Rp. 600.000 Rp. 1.200.000
SUB TOTAL Rp. 1.800.000
TOTAL Rp. 9.950.000
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama / NPM Progam BidangIl AlokasiWakt Uraian Tugas


. Studi mu u
(jam/minggu)
1 Eva Damayanti/ Biologi Biologi 12 - Sebagai
1817021031 jam/minggu ketua
pelaksana
- Membeli
peralatan dan
yang
dibutuhkan
- Menyiapkan
alat bahan
- Memilih
karang untuk
di transplan
- Meletakan
fragmen pada
kerangka
-Membuat
laporan

2 Muhammad Fajar Ilmu Ilmu 10 - Sebagai


Kelana/ Kelautan Kelautan jam/minggu bendahara
1914221033 pelaksana
- Menyusun
anggaran dana
- Membeli
peralatan dan
bahan yang
Dibutuhkan
-Menyiapkan
alat dan bahan
- Meletakan
fragmen pada
kerangka
-Membuat
18

laporan
3 Meisi Ilmu Ilmu 10 - Sebagai
Yulanda/1914221 Kelautan Kelautan jam/minggu sekertaris
005 pelaksana
-Membuat
administrasi
- Membeli
peralatan dan
yang
dibutuhkan
- Menyiapkan
alat bahan
- Meletakan
fragmen pada
kerangka
- Membuat
laporan
19
20
21

Lampiran 6. Gambaran iptek yang akan Diterapkan


22

Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai