LAMPIRAN ............................................................................................................. 9
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota dan Dosen Pendamping ............... 9
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .................................................. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ...... 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ............................................ 19
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama dari Mitra................... 20
Lampiran 6. Gambaran iptek yang akan Diterapkan ..................................... 21
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja .............................................. 22
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritime yang memiliki lebih dari 17.504 pulau dengan
luas pantai mencapai 95.181 km dan luas laut yang mencapai 5.800.000 km2 serta luas
ekosistem terumbu karang yang diperkirakan mencapai 75.000 km2 (COREMAP,
2011). Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat kaya dengan sumber daya
alam yang dimilikinya, dari ikan konsumsi, ikan hias hingga udang-udangan.
Melimpahnya berbagai jenis biota laut, karena terumbu karang juga merupakan habitat
bagi berbagai biota laut tersebut, tempat berlindung dan mengasuh anakan/larva,
mencari makan, memijah, dan lainnya. Terumbu karang juga merupakan habitat bagi
berbagai organisme/biota yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber obat-obat dari
dengue/demam berdarah hingga anti kanker dan sebagai studi pembentukkan kalsium
karbonat tulang. Selain itu, berbagai fungsi fisik dan kimiawi terumbu karang di
antaranya adalah, pelindung abrasi pantai, pendaur CO2- yang akhirnya mampu
mengurangi pemanasan global jika terjaga dengan baik. Hasil kajian terhadap serapan
karbon oleh transplantasi karang menunjukkan nilai penyerapan sebesar 1.60gC/m2
(Widiastuti et al, 2021). Serta bernilai ekologi dan kepentingan manusia (misal
ekonomi, obat-obatan), dan lainnya. Kondisi terumbu karang berkorelasi terhadap
keragaman/biodiversitas biota laut, semakin baik kondisi ekosistem terumbu karang
semakin baik pula biota laut yang dimilikinya (Coker et al., 2012).
Namun, masyarakat nelayan sekarang semakin sulit memperoleh ikan dan biota laut
lainnya yang disebabkan oleh rusaknya daerah bertelur, pembesaran, dan tempat
mencari makan. Untuk mengembalikan fungsi daerah yang rusak tersebut diperlukan
pembangunan “Marine Raching”. Pembangunan MR sendiri melibatkan para pakar sipil
untuk membangun keramba apung dilaut, membuat blok-blok pemecah gelombang,
membuat bendungan laut yang sesuai dengan target biota laut yang dikembangkan serta
membuat terumbu karang buatan dari berbagai bahan. Terumbu buatan didefinisikan
oleh European Artificial Reef Research Network (EARRN) sebagai suatu struktur yang
dengan sengaja ditempatkan di dasar perairan, dan meniru beberapa karakteristik
terumbu karang alami (Pickering et al. 1998; Baine, 2001). Seperti yang sebelumnya
sudah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan membuat 30 kerangka dan 30
meja substrat dengan masing-masing memiliki sekitar 30 fragen/transplan karang
diperairan Pulau Mahitam. Upaya rehabilitasi terumbu karang akan berhasil dengan
adanya dukungan kondisi kimiawi dan fisik lingkungan yang baik serta stabil.
keberhasilan transplantasi karang akan sangat signifikan jika dilakukan sosialisai
kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk mengembangkan
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari artificial reef sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan area pertumbuhan yang stabil bagi terumbu karang, dan habitat
bagi ikan dan semua organisme lain yang dapat kita temukan di terumbu alami.
2. Mengganti struktur dan keanekaragaman habitat di tempat-tempat yang telah hilang
(akibat pengerukan, pembangunan, badai, pemutihan, dll.).
3. Meningkatkan ukuran terumbu atau struktur yang tersedia untuk meningkatkan
sumber daya laut lokal dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
4. Membuat situs penyelaman / snorkeling buatan untuk mengurangi tekanan pariwisata
pada terumbu alam.
5. Ciptakan terumbu yang menarik atau terinspirasi seni untuk meningkatkan kesadaran
dan mengkomunikasikan masalah terumbu karang kepada masyarakat umum.
1.5 Luaran
Diharapkan terumbu buatan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perairan
sekitarnya terutama penyediaan stok daerah yang dijadikan tempat penangkapan ikan
oleh masyarakat.
3
3.2 Alat
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, kerangka transplantasi
karang, tang, sterofoam, tali tis, alat SCUBA diving.
3 Pemilihan karang
untuk transplantasi
koloni
4 Peletakan
fragmen/transplan
koloni karang
5 Monitoring
fragmen/transplan
koloni karang
6 Kesimpulan
7 Laporan
8 Penyerahan laporan
8
DAFTAR PUSTAKA
Baine, M. 2001. Artificial reefs: a review of their design, application, management and
performance. Ocean and Coastal Management. 44: 241 – 259.
Coker, D.J., N.A.J. Graham, M.S. Prattchett. 2012. Interactive effects of live coral and
structural complexity on the recruitment of reef fishes. Coral Reefs 31:919–927.
DOI 10.1007/s00338-012-0920-1
COREMAP. 2011.Coral Reef Rehabilitation and Management Project Phase II. Draft
Implementation Completion Report. National Coordination Unit, Directorate
General of Marine Coasts and Small Islands, Jakarta, Indonesia.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Endang Linirin Widiastuti, MSc.
Ph.D.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIP/NIDN 196106111986032001/0011066105
5 Tempat dan tanggal lahir Temanggung, 11Juni 1961
6 Alamat Email elwidi@yahoo.com /
endang.linirin@fmipa.unila.ac.id
7 Nomor telepon/Hp 0721-704625/ 0816401355
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi IKIP – Bandung Univ. of Univ. of
KentuckyUSA KentuckyUSA
Jurusan/Prodi Biologi Organisms Organisms
Integrated Integrated
Biology Biology
Tahun Masuk-Lulus 1980-1985 1989-1991 1992-1997
(Avicennia alba)
Serta Taurin Secara
In Vitro
DiinduksiDenganBen
zi(α)Piren Dan
AloksanSecaraIn Vivo
Serta Eksplorasi
Sumber Taurine Pada
Biota Laut
9 Penentuan kadar Pengembangan 2017
logam berat di Institusi
perairan Teluk
Lampung pada
berbagai organisme
sesil (terumbu
karang, foraminifera
dan kerang)
10 Penentuan logam Pengembangan 2017
berat di perairan CA Institusi
dan CAL Krakatau
laporan
3 Meisi Ilmu Ilmu 10 - Sebagai
Yulanda/1914221 Kelautan Kelautan jam/minggu sekertaris
005 pelaksana
-Membuat
administrasi
- Membeli
peralatan dan
yang
dibutuhkan
- Menyiapkan
alat bahan
- Meletakan
fragmen pada
kerangka
- Membuat
laporan
19
20
21