Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat-Nya, Sehingga Praktek Kerja Lapangan (PKL) Tentang
Implementasi Kebijakan Penerbitan Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI) Di
Larantuka Kantor Cabang Dinas Kelautan Dan Perikanan Wilayah Kabupaten
Sikka, Flotim, Dan Lembata, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang turut serta memberikan dukungan
baik moral maupun materi dalam penyelesaian laporan ini kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si, sebagai Pimpinan Lembaga
Pendidikan Tinggi Universitas Nusa Nipa Indonesia, sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi saya
selama penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL).
2. Bapak Julianus Jeksen, S.P.,M.P, sebagai Dekan Fakultas Teknologi
Pangan, Pertanian dan Perikanan Universitas Nusa Nipa Indonesia.
3. Bapak Yohanes D.B.R Minggo, S.Pi.,M.Si, sebagai Kaprodi Fakultas
Teknologi Pangan, Pertanian Dan Perikanan Universitas Nusa Nipa
Indonesia dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memotivasi saya selama penyusunan laporan Praktek
Kerja Lapang (PKL).
4. Bapak/Ibu staf TU yang telah membantu kelancaran administrasi dan
pengurusan kegiatan PKL.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi
penulis maupun pembahasan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran demi menyempurnakan laporan ini. Akhir kata semoga laporan praktek ini
dapat bermanfaat untuk kita.
Maumere, Desember 2023

Penulis
ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan.......................................................................................................2
1.3. Manfaat.....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Implementasi Kebijakan...........................................................................3
2.2. Pengertian Prosedur Penanganan Dokumen Kapal..................................3
2.3. Pengertian Dokumen................................................................................4
2.4. Pengertian Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).....................4
2.5. Persyaratan Administrasi Untuk Kapal Penangkapan Ikan......................6
2.6. Kapal Penangkapan Ikan..........................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat....................................................................................8
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................8
3.2. Metode Pengumpulan data.......................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar Umum Lokasi PKL....................................................................10
4.2. Implementasi Kebijakan Penerbitan SIPI................................................11
4.3. Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)......................................12
4.4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Kebijakan...............14

iii
4.5. Upaya-upaya Yang Dilakukan Dalam Implementasi Kebijakan
Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)......................................16
BAB V PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................18
3.1. Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Geografis Lokasi Praktek Kerja Lapang................................................10


2. Dokumen Kapal SIPI......................................................................................21

v
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan.............................................................................21

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyusun arah kebijakan
dan sasaran Rencana Strategi (Renstra) untuk lima tahun kedepan. Hal ini sebagai
tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Pembangunan kelautan dan perikanan lima tahun kedepan diarahkan untuk
memenuhi tiga pilar yang saling terintegrasi, Kedaulatan, Keberlanjutan,
Kesejahteraan, (Perpres, 2015).
Kewenangan perizinan kapal penangkap ikan diatur oleh pemerintah
berdasarkan besarnya kapal (gross tonnage/GT) dan/atau kekuatan mesin (daya
kuda/DK) dan daerah operasinya sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah No. 85 tahun 2021 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang berlaku pada departemen Kelautan dan Perikanan (PP, 2021).
Kewenangan Penerbitan Perizinan Pasal 12 Mentri berwenang menerbitkan
SIPI, SIUP, untuk kapal perikanan berukuran di atas 30 (tiga puluh) gross tonnage
yang beroprasi di WPPNRI di atas 12 (dua blas) mil laut dan/atau di laut lepas.
Sedangkan Provinsi berwenang menerbitkan SIPI, SIUP untuk kapal penangkapan
ikan berukuran di atas 10 (sepuluh) gross tonnage sampai dengan 30 (tiga puluh)
gross tonnage. Pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Undang-undang, 2014) terdapat perluasan kewenangan
provinsi dalam mengelola kelautan, dari semula 4-12 mil laut menjadi 0-12 mil
laut. Maka, pemerintah kabupaten/kota yang semula berwenang atas wilayah 0-4
mil di laut kini tidak lagi memiliki kewenangan.
Dengan kondisi ini berarti pemerintah Provinsi mempunyai pekerjaan besar
dalam melaksanakan kewenangan pemberian izin perikanan. Pemerintah Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membuka kantor Cabang Dinas Kelautan dan
Perikanan disetiap daerah, untuk mempermudah pengawasan di wilayah perairan
laut. Selain mempermudah pengawasan di laut, keberadaan Kantor Cabang Dinas
1
Kelautan dan Perikanan (KCD) di Larantuka, ini juga untuk memberikan
kemudahan bagi nelayan dalam memperoleh perizinan, berkaitan dengan keluhan
nelayan di daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan izin operasi penangkapan
ikan.

1.2 Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk
mengetahui Implementasi Kebijakan Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan
(SIPI) di Larantuka Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah
Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Sikka.

1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini yaitu mahasiswa memperoleh
pengetahuan dan pengalaman Implementasi Kebijakan Penerbitan Surat Izin
Penangkapan Ikan (SIPI).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi Kebijakan


implementasi merupakan kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah
pada proses pelaksanaan suatu kebijakan. Praktiknya, impelementasi kebijakan
merupakan proses yang kompleks bahkan sering bermuatan politis serta adanya
intervensi dari berbagai kepentingan. Agustino dkk (2014) menjelaskan definisi
dari implementasi kebijakan, yaitu: Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar,
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-
perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan
peradilan. Keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,
menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai
cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.
Definisi lain dari implementasi kebijakan menurut Van Meter dkk (2006)
mengatakan implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan.
Impelementasi kebijakan merupakan langkah yang sangat penting dalam
proses kebijakan. Tanpa implementasi, suatu kebijakan hanyalah merupakan
sebuah dokumen yang tidak bermakna dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2 Pengertian Prosedur Penanganan Dokumen Kapal


Menurut Syamsi dkk (2010) mendefinisikan prosedur sebagai suatu rangkaian
metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang
saling terkait satu sama lainnya.
Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan bahwa prosedur adalah jalannya
suatu peristiwa dari awal sampai akhir. Badudhu dkk (2001). Selain itu
diterangkan bahwa, prosedur adalah jalur-jalur yang harus di tempuh untuk
mencapai tujuan.

3
Sedangkan menurut Nasir (2011), mendefinisikan prosedur adalah urutan-
urutan yang dilakukan dalam suatu kegiatan.

2.3 Pengertian Dokumen


Dokumen adalah surat penting atau berharga yang sifatnya tertulis atau
tercetak yang berfungsi atau dapat dipakai sebagai bukti ataupun keterangan yang
menguatkan, Setiawan (2018).
Oleh karena itu suatu kapal atau armada untuk melaksanakan suatu pelayaran
yang lancar serta aman maka semua syarat-syarat kapal yang ditentukan harus
dimiliki, karena setiap Pelabuhan yang disinggahi, dokumen kapal tersebut akan
diperiksa oleh Instansi terkait/Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai
tugas dan wewenang untuk memeriksa dokumen kapal dan melaksanakan
pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan
pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan serta pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan.

2.4 Pengertian Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)


1. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
Surat Izin Penangkapan Ikan adalah izin tertulis yang harus dimiliki
setiap kapal perikanan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SIUP. Dokumen ini wajib
dimiliki kapal perikanan dan berlaku selama setahun. Peraturan Menteri
Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
58/PERMEN-KP/2020 Tentang Usaha Perikanan Tangkap.
2. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)
Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan adalah surat izin tertulis yang harus
dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan kegiatan pengangkutan
ikan. Dokumen ini wajib dimiliki kapal perikanan dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari SIUP, dan berlaku selama setahun. Peraturan
Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
58/PERMEN-KP/2020 Tentang Usaha Perikanan Tangkap.

4
3. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perikanan adalah izin tertulis yang harus dimiliki
perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan
menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut. SIUP
wajib dimiliki oleh setiap orang yang melakukan usaha perikanan tangkap
di laut lepas. SIUP ini berlaku selama orang melakukan kegiatan usaha
perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap.
4. Surat Persetujuan Berlayar (SPB)
Surat Persetujuan Berlayar adalah dokumen negara yang dikeluarkan
oleh Syahbandar di pelabuhan perikanan kepada setiap kapal perikanan
yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan setelah kapal perikanan
memenuhi persyaratan kelayaklautan kapal, layak tangkap, dan kewajiban
lainnya. SPB berlaku untuk satu kali trip oprasional kegiatan perikanan.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 82 Tahun
2014. Tentang Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.
5. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kapal (BA-HPK)
Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kapal yang selanjutnya disingkat BA-
HPK adalah formulir yang memuat hasil pemeriksaan persyaratan
administrasi dan kelayakan teknis kapal perikanan sebagai dasar
penerbitan SLO. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 23 TAHUN 2021 Tentang Standar Laik Operasi Dan
Sistem Pemantauan Kapal Perikanan.
6. Surat Laik Oprasi (SLO)
Surat Laik Operasi adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa
kapal perikann telah memenuhi persyratan administrasi dan kelayakan
teknis untuk melakukan kegiatan perikanan. Surat ini di terbitkan oleh
pengawas perikanan di pelabuhan pangkalan, pelabuhan singgah,
pelabuhan muat atau pelabuhan bongkar sesuai dengan SIPI atau SIKPI,
SLO berlaku untuk satu kali trip oprasional kegiatan perikanan. Peraturan

5
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/PERMEN-KP/2014 Tentang
Surat Laik Operasi Kapal Perikanan.

2.5 Persyaratan Administrasi Yang Harus Di Siapkan Untuk Kapal


Penangkapan Ikan
Seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia, hanya tiga dokumen saja yang wajib ada di
atas kapal saat melaut. Berikut dokumen yang wajib dibawa kapal perikanan saat
melaut.

1. SIPI/SIKPI Asli.
Surat Izin Penangkapan Ikan atau (SIPI) merupakan dokumen
perizinan untuk melakukan penangkapan ikan. Surat Izin Kapal
Pengangkut Ikan (SIKPI) adalah surat izin yang harus dimiliki setiap kapal
perikanan untuk melakukan kegiatan pengangkutan ikan. dari pelabuhan
ke pelabuhan di wilayah Republik Indonesia dan/atau dari pelabuhan di
Indonesia ke pelabuhan di negara tujuan dan berlaku selama setahun.
2. Surat Laik Operasi (SLO) Asli.
Surat Laik Operasi Kapal Perikanan (SLO) adalah surat keterangan
yang menyatakan bahwa kapal perikann telah memenuhi persyratan
administrasi dan kelayakan teknis untuk melakukan kegiatan perikanan.
Surat ini diterbitkan oleh pengawas perikanan di pelabuhan bongkar sesuai
dengan SIPI atau SIKPI. SLO berlaku untuk satu kali trip operasional
kegiatan perikanan.
3. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Asli.
Surat Persetujuan Berlayar adalah dokumen negara yang di keluarkan
oleh Syahbandar di pelabuhan perikanan kepada setiap kapal perikanan
yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan setelah kapal perikanan
memenuhi persyaratan.

6
2.6 Kapal Penangkapan Ikan
Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan
syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal
ikan, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang dan kapal barang. Kapal ikan
menangkap dan mencari ikan dilaut, dan mengangkut hasil tangkapan ke
pelabuhan dalam keadaan masih segar. Untuk itu suatu kapal ikan memerlukan
kecepatan yang besar dan kemampuan olah gerak kapal yang baik. Melihat
kenyataan bahwa operasi kapal ikan akan banyak berhadapan dengan berbagai
peristiwa laut, misalnya topan, badai, dan gelombang, suatu kapal ikan sangat
memerlukan suatu konstruksi dan desain yang amat kuat, dibuat dengan
perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan baik pula, sehingga kapal selalu
layak beroprasi. Untuk dapat mengelola, menjaga, dan memperlakukan kapal
dengan baik, sebagai tahap awal pihak pengelola kapal harus mengetahui dan
memahami tentang fungsi dan nama dari bagian-bagian kapal. Selain itu bila ada
kelainan fungsi dan perubahan bentuk desain dan konstruksi kapal, pengelola
dapat segera melakukan perbaikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2014).
Fyson (2015) menjelaskan kapal ikan merupakan kapal yang dibangun untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan penangkapan ikan (fishing operation),
menyimpan ikan, dan lain sebagainya yang di desain dengan ukuran, rancangan
bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan secara
keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam rencana operasi.
Kapal perikanan menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Kapal
Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk
melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan,
dan penelitian/eksplorasi perikanan.

7
BAB III
METEDOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu dan tempat Praktek Kerja Lapang (PKL) telah dilaksanakan selama1
bulan dimulai pada tanggal 20 septrmber 2023 sampai dengan tanggal 20 Oktober
2023, bertempat di Larantuka Kantor Cabang Dinas Kelautan Dan Perikanan
Wilayah Kabupaten Sikka, Flores Timur, dan Lembata.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
adalah:
Tabel 1. Nama Dan Fungsi Alat Yang Digunakan Selama PKL
No Alat Keterangan Fungsi
.
1 Buku 1 Buah Mengisi Kegiatan
2 Bolpoin 1 Buah Mencatat Kegiatan
3 Kamera 1 Buah Dokumentasi Kegiatan

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pada kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adapun metode yang digunakan
dalam proses pengumpulan data adalah:
1. Partisipasi langsung merupakan bagian dari kegiatan praktek kerja lapang,
dengan mengikuti kegiatan yang ada di dalam Kantor Cabang Dinas
Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka
2. Observasi yaitu melakukan secara langsung ditempat praktek kerja lapang
3. Melakukan wawancara langsung kepada masyarakat atau nelayan yang
mengurus dokumen kapal di Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan
(KCD) Larantuka
4. Sumber data
Untuk sumber data yang dikumpulkan dalam PKL ini, seperti antara lain:

8
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang lansung memberikan
data kepada pengumpul data Menurut (Sugiyono, 2016). Sumber data
primer didapatkan melalui kegiatan wawancara dengan subjek peneliti
dan dengan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Dalam
penelitian ini data primer berupa catatan hasil wawancara dan hasil
pengamatan lansung di lapangan yang di peroleh melalui wawancara
dengan petugas Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD)
di Larantuka, dan masyarakan nelayan yang mengurus dokumen
kapal.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap
data perimer. Data skunder diperoleh dengan cara membaca,
mempelajari dan memahami media lain. Menurut (Sugiyono, 2010)
sumber skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada prngumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Data skunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain, yang bersumber pada literatur berupa
jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, serta yang didapat dari literatur lain.
Dalam penelitian ini data sekunder yang dikumpulkan berasal dari
buku, jurnal, skripsi, tesis, dan internet.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL


Lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL) bertempat di Larantuka. Jl. Herman
Fernandez Kelurahan Amagarapati, RT/RW: 006/002 kec. Larantuka, kabupaten
Flores Timur, Nusa Tengara Timur, memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Lle Mandiri


Sebelah Selatan : Selat Larantuka
Sebelah Barat : Kelurahan Postoh
Sebelah Timur : Kelurahan Ekasapta

Gambar 2. Peta Desa Sarotari Timur

Penelitian yang dilakukan akan menganalisis implementasi kebijakan


penerbitan SIPI di Larantuka dan faktor pendukung serta penghambat
implementasi sehingga dapat dirumuskan upaya yang perlu dilakukan agar
kebijakan penerbitan SIPI di Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan
(KCD) Larantuka berjalan efektif sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

10
4.2 Implementasi Kebijakan Penerbitan SIPI di KCD Larantuka
Implementasi kebijakan penerbitan SIPI di Kantor Cabang Dinas Kelautan
dan Perikanan (KCD) Larantuka, dipaparkan melalui hal yang terkait proses
implemntasi sebagai berikut:
1. Kejelasan persyaratan penerbitan SIPI
Persyaratan penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
sebenarnya telah diatur dalam Permen KP No. 30 Tahun 2012 tentang
Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia, hanya tiga dokumen saja yang wajib ada di atas kapal
saat melaut. Dan sudah dilakukan sosialisasi melalui brosur, stand banner,
dan sosialisasi ketika ada pertemuan. Pada pelaksanaanya, persyaratan
penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) belum dipahami
sepenuhnya oleh masyarakat nelayan. Hal tersebut terjadi karena nelayan
sendiri yang kurang memahami pengurusan admininstrasi dan bahkan
banyak dari mereka yang tidak tahu membaca dan menulis.
2. Kejelasan prosedur pelayanan penerbitan SIPI
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prosedur penerbitan
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) sudah diatur baik oleh Dinas Kelautan
Dan Perikanan (DKP) Provinsi maupun oleh Unit Pelaksana Teknis
(UPT). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), namun masih banyak yang
mengeluhkan bahwa prosedur berbelit. Hal tersebut memang karena untuk
memenuhi semua dokumen persyaratan perlu dilakukan pada beberapa
tempat yang berbeda.
3. Dasar hukum pelayanan penerbitan SIPI
Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) di Provinsi mengacu
pada dua regulasi yaitu: Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 30
Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia, dan Peraturan Gubernur Nusa
Tengara Timur No. 54 Tahun 2022 tentang pengenaan pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan perkotaan atas objek yang digunakan untuk
kegiatan pertanian, peternakan, dan perikanan.
11
4. Waktu dan biaya pelayanan penerbitan SIPI
Waktu pada pelayanan penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan
(SIPI) telah diatur dalam Permen KP No. 30 Tahun 2012 tentang Usaha
Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia, dan Peraturan Gubernur Nusa Tengara Timur No. 54 Tahun
2022 tentang pengenaan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan atas objek yang digunakan untuk kegiatan pertanian,
peternakan, dan perikanan dan Standar Oprasional Prosedur (SOP) pada
penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang dilaksanakan oleh
Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
namun dalam pelaksanaannya masih terdapat ketidaksesuaian waktu dan
terkadang melebihi waktu dari aturan yang telah ditetapkan. Sama halnya
dengan biaya penerbitan SIPI, untuk biaya penerbitan SIPI telah diatur
dalam Perda Gubernur Nusa Tengara Timur No. 54 Tahun 2022, namun
dalam pelaksanaannya di lapangan juga masih terdapat ketidaksesuain. Hal
tersebut yang terjadi pada waktu dan biaya penerbitan SIPI dikarenakan
nelayan dan/atau pemilik kapal tidak mengurus sendiri perizinan SIPI
tersebut dan mereka memilih menggunakan jasa perizinan atau calo.

4.3 Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)


Surat izin penangkapan ikan yang selanjutnya disingkat (SIPI). SIPI adalah
izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan kegiatan
penangkapan ikan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SIUP.
Persyaratan pengurusan SIPI yang harus dipenuhi untuk kapal penangkapan ikan
berukuran di atas 10 – 30 GT sebagai berikut;
1. Ijin Baru
Persyaratan pengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), yang
baru dengan menyiapkan beberapa administrasi antara lain;
a. Surat Permohonan Bermaterai
b. Foto copy KTP penanggung jawab / pemohon yang masih berlaku
c. Foto copy NPWP

12
d. Foto copy SIUP
e. Pasbesar Sementara/ Tahunan
f. Surat Kelayakan Kapal
g. Nomor Induk Berusaha (NIB)
h. Grose Akte Kapal
i. Surat Ukur Kapal
j. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen Bermaterai
k. Hasil Pemeriksaan Cek Fisik Kapal
2. Perpanjangan Ijin
Proses Perpanjangan ijin dan sarat yang harus di penuhi dengan
menyiapkan beberapa administrasi antara lain;
a. Foto Copy KTP yang masih Berlaku
b. Foto Copy SIPI yang telah berakhir masa berlakunya
c. Surat Kuasa bermaterai bagi yang mengusahakan pengurusan Ijin
kepada orang lain.
3. Untuk Ijin yang hilang/rusak
Proses untuk ijin yang hilang/rusak dan sarat yang harus di penuhi
dengan menyiapkan beberapa administrasi antara lain;
a. Foto copy KTP pemegang ijin yang masih berlaku
b. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian (khusus untuk Surat
ijinyang hilang)
c. Menyerahkan dokumen yang rusak (khusus untuk Surat Ijin yang
rusak).

4. Jangka waktu penyelesaian / diterbitkannya Surat Izin Penangkapan


Ikan (SIPI).
a. Ijin Baru 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya berkas
pengajuan permohonan dimana semua berkas persyaratannya telah
dinyatakan lengkap dan benar.

13
b. Perpanjangan 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya berkas
pengajuan permohonan dimana semua berkas persyaratannya telah
dinyatakan lengkap dan benar.
5. Biaya/Tarif
Biaya Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) ditetapkan
besarannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Gubernur Nusa Tengara
Timur No. 54 Tahun 2022 terkait yang berlaku yaitu sebesar
1. Pukat cincin Pelagis Kecil (Mini Pursesein) per GT = Rp. 35.000
2. Pancing Ulur, Tonda, Pancing Rawai (Hand Line) per GT = Rp. 20.000
3. Huhate (Poleand Line) per GT = Rp. 20.000
4. Jaring Insang (Gillnets and Entanglingnets) per GT = Rp. 20.000

Masa Berlaku Surat izin penangkapan Ikan (SIPI)


1 (satu) Tahun

4.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan


Implementasi kebijakan penerbitan SIPI di Kantor Cabang Dinas Kelautan
dan Perikanan (KCD) Larantuka dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung dan
penghambat yaitu:

A. Faktor Pendukung
1. kebijakan pelayanan penerbitan SIPI
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Membuka Kantor
Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka sebenarnya untuk
mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan Surat Izin
Penangkapan Ikan (SIPI), serta meningkatkan pengawasan terhadap
penangkapan ikan di NTT.
2. Kompetensi dan komitmen pelaksana pelayanan penerbitan SIPI
Pelaksana pelayanan penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
telah memiliki kualifikasi kompetensi bagi pelaksana pelayanan penerbitan
SIPI, baik oleh Dinas Kelautan Dan Perikanan (DKP) Provinsi yaitu syarat
petugas cek fisik kapal harus sudah mempunya brevet. Begitu juga dengan

14
Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
PTSP juga mempunyai kualifikasi kompetensi sendiri bagi para pelaksana
pelayanan. Untuk komitmen baik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Provinsi maupun Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) telah
berkomitmen karenan sekarang memang telah tranparansi dan berbasis IT.

3. Sikap dukungan pelaksana pelayanan penerbitan SIPI


Sikap pelaksana palayanan penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan
(SIPI) di Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka
dapat dinilai sangat mendukung. Hal tersebut terlihat dari usaha pelaksana
yang selalu berusaha untuk menciptakan inovasi baru dalam pelayanan
penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).

4. Strategi Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka.


Dalam penyelesaian masalah Strategi Kantor Cabang Dinas Kelautan
dan Perikanan (KCD) Larantuka dengan melakukan tiga hal yaitu
komunikasi, diskusi, dan sosialisasi. Kepatuhan dan ketaatan Kantor
Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka. Dapat dinilai
bagus karena saat ini pelayanan penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan
(SIPI) lebih transparansi karena berbasis IT, selain itu juga mengacu pada
prosedur yang telah ditetapkan.

B. Faktor Penghambat
1. Kesesuaian antara manfaat yang diterima nelayan dengan kebutuhannya.
Manfaat yang diterima nelayan belum sepenuhnya dirasakan karena
nelayan dan/atau pemilik kapal masih mengeluhkan sulitnya mengurus
perizinan SIPI. Tidak hanya itu ditambah dengan terbitnya UU No. 23
Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah membawa implikasi yang luas
bagi pelaksanaan pemerintahan daerah. UU ini sangat strategis karena
mengatur pembagian urusan pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam
semua aspek penyelenggaraan pemerintahan juga menyulitkan nelayan

15
dan/atau pemilik kapal. Terbitnya Undang-Undang tersebut juga
menyulitkan petugas pelaksana penerbitan SIPI karena terjadinya
pertambahan jumlah kapal.
2. Perilaku masyarakat nelayan
Masyarakat nelayan dengan kultur dan pemikiran yang berbeda
terkadang sulit bagi mereka untuk memahami hal-hal terkait penerbitan
SIPI. Mereka yang tidak mau terlibat dengan administrasi dan selalu
beranggapan berbelit dalam mengurus penerbitan SIPI. Walaupun seperti
itu, sebagian dari mereka masih merasa senang pada pelayanan penerbitan
SIPI yang dilaksanakan oleh Kantor Cabang Dinas Kelautan dan
Perikanan (KCD) Larantuka.
3. SDM
Keberhasilan pelaksanaan penerbitan SIPI dipengaruhi oleh SDM
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas SDM pada pelaksana
penerbitan SIPI dapat dilihat dari kompetensi dan komitmen dari
pelaksana tersebut. Tak hanya segi kualitas, kuantitas dari pelaksana
penerbitan SIPI juga merupakan hal yang penting. Jumlah pelaksana
penerbitan SIPI masih dirasa kurang. Hal tersebut dirasakan baik oleh
petugas teknis di lapangan yaitu petugas cek fisik kapal maupun petugas
pelayanan administrasi.
4. Dana
Dana sebagai penentu keberhasilan kebijakan penerbitan SIPI
bersumber dari biaya retribusi perizinan SIPI dan pemerintah. Dana yang
disediakan masih dirasa kurang oleh petugas teknis di lapangan karena
mereka sering manggantinya dengan uang pribadi seperti akomodasi, dan
lain-lain.

4.5 Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Implementasi Kebijakan


Penerbitan Surat Izin Penagkapan Ikan (SIPI) di KCD Larantuka
Berdasarkan hasil penelitian dari implementasi kebijakan penerbitan SIPI di
Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka masih terdapat

16
beberapa kendala, namun emerintah Provinsi sebagai pelaksana penerbitan SIPI
terus melakukan upya-upaya untuk meminimalisir terjadi permasalahan pada
pelaksanaan penerbitan SIPI.
Berikut adalah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu:
a) Membuat barcode pada Kapal yang dikeluarkan oleh DKP Provinsi.
dengan menggunakan sistem barcode ini akan memberikan
kenyamanan nelayan saat melaut. Karena jika ada petugas Kantor
Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) tidak perlu menunjukan berbagai
dokumen-dokumen, karena didalam barcode sudah terdapat berbagai
informasi seperti, identifikasi perijinan kapal.
b) Membuat barcode pada Surat Izin SIPI.
dengan menggunakan sistem barcode ini akan memberikan
kenyamanan nelayan saat melaut. Karena jika ada petugas Kantor
Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) tidak perlu menunjukan berbagai
dokumen-dokumen, karena didalam barcode sudah terdapat berbagai
informasi Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).
c) Mulai membuka gerai-gerai pelayanan perizinan SIPI di setiap daerah.
untuk mempermudah pengawasan di wilayah perairan laut. Selain
mempermudah pengawasan di laut, ini juga untuk memberikan
kemudahan bagi nelayan dalam memperoleh perizinan, berkaitan dengan
keluhan nelayan di daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan izin operasi
penangkapan ikan.
d) Sosialisasi hal-hal terkait penerbitan SIPI di Larantuka.
Tujuan dilaksanakan kegiatan sosiaisasi peningkatan pelayanan
perizinan yakni untuk memberikan petunjuk bagi nelayan perikanan dalam
proses pembuatan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI). Upaya-upaya yang
telah dilakukan oleh pelaksana penerbitan SIPI belum maksimal karena
masih kurangnya pemahaman masarakat terkait penerbitan SIPI di
Wilayah Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka,
namun KCD Larantuka akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitain dapat disimpulkan bahwa proses implementasi
kebijakan penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) di Kantor Cabang Dinas
Kelautan dan Perikanan (KCD) Larantuka belum berjalan efektif dapat dilihat
sebagai berikut:
a) Persayaratan dan prosedur pelayanan penerbitan SIPI di Larantuka belum
sepenuhya dipaham oleh masyarakat nelayan.
b) Pelaksanaan pelayanan penerbitan SIPI di Kantor Cabang Dinas Kelautan
dan Perikanan (KCD) Larantuka telah diatur dalam Permen KP No. 30
Tahun 2012 dan Peraturan Gubernur Nusa Tengara Timur No. 54 Tahun
2022.
c) Realisasi di lapangan masih terdapat ketidaksesuaian pada waktu dan
biaya pelayanan penerbitan SIPI.
d) Dalam pelaksanaan penerbitan SIPI di Larantuka juga masih terdapat
peran aktif dari jasa perizinan atau calo.

5.2 Saran
Adapun saran dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adalah:
1. Perlu adanya kegiatan sosialisasi dari instansi terkait kepada seluruh elemen
masyarakat terutama pada nelayan yang berkepentingan dengan urusan
administrasi penerbitan SIPI Kapal di atas 10 - 30 GT.
2. Diharapkan para petugas untuk selalu memberikan Kemudahan bagi setiap
stake holder dalam pelaksanaan pembuatan dokumen-dokumen SIPI kapal
di atas 10 – 30 GT.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:Alfabeta

Balai Penelitian Perikanan Laut, Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan


Konservasi Sumber Daya Ikan, Balai Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan. 2014. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia
(WPP-RI). Ref Graphika: Jakarta.

Badudu, J.S dan Sultan Muhammad Zein, 2001. Kamus Bahasa Indonesia.
Gunung Agung. Jakarta

Biro Hukum Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2012. Peraturan Mentri


Kelautan dan Perikanan No. KEP. 30/MEN/2012 tentang usaha perikanan
tangkap. Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional 2014 Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan


ke delapan Belas Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Fyson, J. 2015. Design of Small Fishing Vessels. Farnham,England:


Fishing News Books Ltd..

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KPPTSP), Standart Operating


Procedure (SOP).

Moh. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor


58/Permen-Kp/2020 Tentang Usaha Perikanan Tangkap

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Nomor PER.01/MEN/2009 tentang


Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 82 Tahun 2014.


Tentang Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar,
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 23
TAHUN 2021 Tentang Standar Laik Operasi Dan Sistem Pemantauan
Kapal Perikanan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/PERMEN-KP/2014
Tentang Surat Laik Operasi Kapal Perikanan.

19
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 TAHUN 2O2I Tentang Jenis
Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada
Kementerian Kelautan Dan Perikanan
Presiden Republik Indonesia. 2015. Perpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
Jakarta: Presiden RI

Setiawan, S. (2018, Agustus 27). “Dokumentasi” Pengertian Menurut Para Ahli &
( Kegiatan – Tugas – Fungsi – Pengkodean ). Diakses pada 23 November
2018 pukul 14.00. https://www.gurupendidikan.co.id/dokumentasi-
pengertian-menurut-para-ahli-kegiatan-tugas-fungsi-pengkodean/

Suraji, konservasi kunci pengelolaan perikanan berkelanjutan,


https://www.linkedin.com/pulse/konservasi-kunci-pengelolaan-perikanan-
berkelanjutan-pilar-suraji, diakses pada tanggal 9 Agustus 2016.

Sugiyono.2010. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,jualitatif,dan


R&D. Bandung, alfabeta.

Syamsi, Ibnu, S.U., 2010. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi.


Cetakan kedua, Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono 2016. Metode penelitian kuantitatif,jualitatif,dan R&D. Bandung,


alfabeta.

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 2006:65. Analisis Kebijakan Publik.
Arena Kami 4 Desember 2013

20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Larantuka

Lampiran 2. Penerimaan Tamu di KCD Larantuka

Lampiran 3. Menyusun Surat-Surat Keluar

Lampiran 4. Baliho Persyaratan Permohonan Izin Penangkapan Ikan

Lampiran 5. Rekapan Dokumen SIPI Bulanan

21
Lampiran 6. Dokumen SIPI

Lampiran 7. Penyerahan Dokumen SIPI

22

Anda mungkin juga menyukai