TUGAS AKHIR
Oleh :
Rizki Afrizal Khamaruddin
NIM. 2017.01.3.0064
Oleh :
Rizki Afrizal Khamaruddin
NIM. 2017.01.3.0064
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu – ribu pulau dengan jumlah pulau
sekitar 17.504 pulau dengan luas perairannya 3.257.483 km². Di zaman yang semakin padat
penduduknya dan kegiatan ekonomi membuat pemerintah banting setir untuk membuat jalur lalu
lintas air yaitu jalur pelayaran kapal. Jalur ini sangat membantu kegiatan ekspor impor
dikarenakan tidak adanya kemacetan jalan dan sangat membantu bagi negara-negara tetangga
Indonesia terletak diantara dua benua yakni benua Asia dan benua Australia serta dua
samudera yakni Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan
perhubungan laut di Indonesia sangat dibutuhkan mengingat Indonesia adalah negara kepulauan
dimana untuk menempuh jarak dari satu pulau dengan pulau lainnya diperlukan sarana
pengangkutan laut yang memadai. Sarana pengangkutan laut ini harus dikelola, dirawat, dan
diawasi pelaksanaannya secara rutin mengingat betapa pentingnya sarana pengangkutan laut di
Indonesia.
Pelayaran sendiri merupakan kegiatan transportasi yang paling bisa diandalkan karena
dapat mengangkut ribuan ton dalam sekali jalan, namun terkadang ada kendala yang
mengharuskan kapal menunda keberangkatan dikarenakan beberapa problem seperti cuaca buruk
dll.
Pelayaran adalah high regulated sector dimana adanya pengaturan yang jelas terhadap
peran dari setiap pihak terkait dari pelayaran tersebut. Adanya peraturan mengenai keselamaan
pelayaran yang menitikberatkan pada pengaturan pihak ketiga menjadi akibat banyaknya
kecelakaan kapal yang disebabkan oleh human error. Pada level operasional, syahbandar,
pemilik kapal dan nakhoda bisa dibilang trisula keselamatan pelayaran. Ketiganya masing-
masing memiliki peran dan tanggungjawab sebagaimana diatur didalam Undang-Undang Nomor
Hal ini tentu saja tidak lepas dari pentingnya sebuah pelabuhan, pelabuhan sendiri adalah
sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang
dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan
gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
berkepentingan.
Di dalam pelabuhan tentu saja ada beberapa instansi terkait diantaranya adalah kantor
dan penegakan hukum dibidang keselamatan dan keamanan pelayaran. Kantor KKP (Kantor
kesehatan pelayanan lalu lintas kapal dan VTS (Vessel Traffic Service) tidak hanya itu di
wilayah pelabuhan terdapat juga beberapa perusahaan swasta untuk menunjang kegiatan dan
perusahaan keagenan.
Perusahaan keagenan kapal dinilai sangat penting dalam mendukung kelancaran layanan
angkutan laut dan distribusi logistik nasional. Oleh karena itu setiap perusahaan pelayaran
nasional maupun internasional pasti akan menunjuk agen untuk mengurus dokumen-dokumen
Proses Clearance In & Out Kapal pada umumnya yaitu suatu kegiatan dimana sebelum
kapal tiba, Agen pelayaran membuat Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK) yang ditujukan
kepada KSOP, Kantor Kesehatan Pelabuhan, VTS dan Penyedia Jasa Pelabuhan. Setelah kapal
tiba di Anchorage Area (labuh) agen mengambil original dokumen ke kapal untuk dilakukan
memorandum di KSOP. Yang kemudian agen mengajukan permohonan Olah Gerak / Izin sandar
ke KSOP, Permohonan Clearance in ke KKP. Setelah izin olah gerak dikeluarkan maka kapal
dapat disandarkan oleh pihak agen untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat yang sebelum
nya telah mengajukan permohonan bongkar/muat ke DJBC setempat. setelah proses bongkar
muat selesai pihak agen kemudian mengajukan permohonan izin berlayar ke KSOP dan
clearance out ke KKP. Setelah semua izin dikeluarkan maka agen dapat memberangkatkan kapal
Berdasarkan proses kegiatan diatas maka penulis tertarik untuk menggali informasi lebih
detail mengenai proses yang berhubungan dengan Clearance In dan Out Kapal menggunakan
metode 5W+1H. Penulis akan menggunakan acuan pertanyaan dalam 5W+1H (What, Where,
Why, When, who, How) ,dimana pertanyaan-pertanyaan ini sangat membantu penulis untuk
berlangsungnya proses Clearance In/Out?, Siapa saja yang terlibat dalam Proses Clearance
In/Out?. Tentunya masih banyak pertanyaan-pertanyaan menarik lainnya yang akan penulis
bahas di Bab 4.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Proses Penanganan Clearance Kapal Menggunakan Metode 5W+1H Terhadap
Keselamatan di Kapal (Studi Kasus PT. Feby Tri Sejahtera di Pelabuhan Gresik).
Dengan adanya latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan
Suatu penelitian akan dapat berhasil apabila memiliki tujuan yang pasti, adapun tujuan dari
5. Untuk mengetahui proses Celarence Out lebih detail menggunakan metode 5W+1H.
6. Untuk mengetahui bagaimana sebuah kapal dikatakan layak untuk beroperasi atau
1. Aspek Teoritis
Hasil dari penelitian in diharapkan dapat membantu mahasiswa lain terutama mahasiswa para
junior Universitas Hang Tuah Korps PDP dalam pemahaman tentang proses Clearance kapal
baik menggunakan metode maupun tidak dan sebagai pembanding dengan tema riset yang
sama.
2. Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terkait
prosedur Clearance In&Out kapal dan menambah keyakinan untuk melanjutkan usaha ini
atau menghentikan.
b. Bagi Peneliti
Dengan menerapkan metode 5W+1H dan landasan teori yang diperoleh dari berbagai
Clearance kapal dengan begitu peneliti akan tau kondisi ketika bekerja di bidang
LANDASAN TEORI
2.1 Pelabuhan
Menurut Lasse (2014:4), mengemukakan bahwa “Pelabuhan diartikan juga sebagai area
tempat kapal dapat melakukan kegiatan permuatan /pembongkaran kargo, termasuk dalam area
dimaksud suatu lokasi dimana kapal dapat antri menunggu giliran atau tunggu perintah aktifitas,
pengertian Hopkins tentang pelabuhan mencakup lokasi perairan tempat menuggu yang disebut
sebagai lokasi labuh jangkar (anchorage area). Hal ini dapat diartikan bahwa lokasi perairan
Dalam peraturan menteri perhubungan No. 152 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2, Pelabuhan adalah
tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal
berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik
barang dan atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya”.
Berdasarkan ketentuan sebagaimana disebutkan dalam penjelasan diatas, maka agen mempunyai
d).Hubungan hukum antara prinsipalnya dan agen dituangkan dalam bentuk perjanjian keagenan.
e). Tujuan ditunjuknya agen adalah untuk pemasaran barang atau jasa.
f). Agen tidak perlu melakukan pemindahan hak atas barang atau jasa yang dikuasakan padanya
oleh prinsipal.
menangani crew asing, terlebih dahulu penulis membahas pengertian perusahaan pelayaran,
sebab keagenan dalam menangani crew asing merupakan kegaitan dari perusahaan pelayaran.
Dasar hukum dari perusahaan pelayaran adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2008
umum agar terjamin penyelenggaraan pengapalan dan pembongkaran barang dalam kegiatan
angkutan laut. Menurut Suwarno, 2011 : Manajemen Pemasaran Jasa dan Perusahaan
Pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua macam, yaitu: a. Pelayaraan niaga (shipping
Business, commercial shipping atau merchant marine) adalah usaha jasa dalam bidang
penyediaan ruangan pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut
muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan
tujuan (bongkar), baik didalam negeri interinsulair) maupun luar negeri (ocean going
shipping). b. Pelayaran bukan niaga, yaitu : pelayaran angkatan perang, pelayaran dinas pos,
sebagainya. Pelayaran yang dibahas disini adalah pelayaran niaga. para penjual dan pembeli
1. Kapasitas mengangkut kapal laut lebih besar dari pada sarana lainnya.
banyak.
penelitian adalah :
1. Mengutip tugas akhir dari Bachtiar Fajar Adityanto, tentang Peranan keagenan dalam
Surabaya dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa perananan
keagenan di PT. Lintas Kumala Abadi Surabaya guna untuk menangani pengurusan
kedatangan dan keberangkatan kapal kontainer di PT. Lintas Kumala Abadi Surabaya.
Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana proses tata cara penanganan kedatangan dan
pelayanan kapal yang disediakan oleh Pelindo, mulai dari jasa labuh, tambat, dan juga
pelayanan air kapal, lalu pemeriksaan dikantor Kesehatan Pelabuhan dan sebelum kapal
meninggalkan pelabuhan tak lupa juga pengajuan keberangkatan kapal yang menjadi
tugas agen. Dengan adanya agen di PT. Lintas Kumala Abadi dapat memberikan manfaat
2. Mengutip tugas akhir dari Rendy Prasetyo Wardhani yaitu tentang Peran keagenan PT.
Bahtera Setia terhadap kelancaran clearance in dan clearance out kapal TB. Bahtera
Arafura 999 menggandeng TK. Bahtera Arafura 888 di Pelabuhan Umum Gresik.
Kedatangan dan Keberangkatan kapal adalah proses yang harus di selesaikan oleh
perusahaan pelayaran (Pricipal) untuk kapal perusahaan mereka yang akan tiba atau
berangkat di pelabuhan tujuan supaya dapat berjalan dengan aman dan lancar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran tugas keagenan terhadap proses kelancaran
kedatangan dan keberangkatan kapal agar berjalan dengan lancar di mulai dari pengajuan
syahbandar, pengambilan kapal pandu dan tunda selanjutnya pelayanan kapal yang di
sediakan oleh pelindo mulai dari jasa labuh, tambat dan juga jasa pelayanan air bersih
kapal, lalu pemeriksaan di kantor kesehatan pelabuhan serta serta sebelum kapal
berangkat atau meninggalkan pelabuhan tak lupa juga untuk pengajuan keberangkatan
kapal yang menjadi tugas agen di PT. Bahtera Setia Gresik. Kesimpulan berdasarkan
pembahasan dan analisa peran dari agen adalah informasi kedatangan kapal yang kurang
akurat dan dokumen yang habis masa berlakunya laporan kedatangan kapal, manifest
bongkar dan muat, crew list, pembayaran jasa kepelabuhanan, surat ijin berlayar, dengan
adanya agen di PT. Bahtera Setia Gresik dapat memberikan manfaat untuk memperlancar,
3. Mengutip dari tugas akhir Mustajib Gunawan yaitu tentang Peran Perusahaan Keagenan
PT. Abdi Nusantara Indonesia Line dalam Penanganan Dokumen Kapal (Clearence
PT. Abdi Nusantara Indonesia Line merupakan salah satu Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS) yang bergerak dalam bidang keagenan pelayaran yang fungsi utamanya adalah
berjalan lancar. Clearance adalah proses penyelesaian yang harus dipenuhi oleh setiap
perusahaan untuk kapal-kapal perusahaan mereka, yang akan memasuki (mendatangi) dan
berangkat (meninggalkan) pelabuhan asal atau pelabuhan tujuan agar dapat berjalan
dengan lancar dan aman. PT. Abdi Nusantara Indonesia line salah satu perusahaan
pelayaran yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pengoperasian kapal antara lain
kapal milik dan juga keagenan. Keterkaitan perhubungan laut dengan kantor agen umum
adalah apabila sebuah kapal berlabuh di suatu pelabuhan maka kapal tersebut memerlukan
tugas tertentu atau di pelabuhan tertentu, General Agent tidak melakukannya sendiri.
General Agent akan memerintahkan cabangnya atau perusahaan lain sebagai agennya.
pelayaran yang tidak mempunyai cabang di suatu pelabuhan akan menunjuk perusahaan
pelayaran lain yang berada di pelabuhan tersebut sebagai agen. Dalam mengoperasikan
kapal terdapat permasalahan yaitu pada proses kegiatan/aktivitas penanganan masuk dan
Apabila dokumen kapal yang telah melewati masa berlakunya dan jika tidak segera
juga membuang banyak waktu. Hal ini akan mengakibatkan tertundanya antrian kapal-
kapal berikutnya untuk berlabuh atau proses penyandaran dan juga memperlambat proses
terbitnya SPB (Surat Persetujuan Berlayar), juga menimbulkan penambahan biaya sandar
yang bertambah tinggi dan waktu yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
2.4 Kerangka Berpikir
5W+1H
Keselamatan Kapal
Gambar diatas menjelaskan tentang alur penelitian yang akan peneliti lakukan di PT. Feby Tri
Sejahtera. Subyeknya adalah PT. Feby Tri Sejahtera sebagai perusahaan keagenan kapal dimana
salah satu kegiatannya yaitu Clearance (In&Out) kapal. Diatas dijelaskan secara umum proses
Clearance kapal baik In & Out, untuk membantu peneliti agar memahami lebih detail maka
peneliti memilih menggunakan metode yaitu 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, How),
pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat membantu untuk mengupas lebih detail tentang Clearance
kapal. Proses ini dilakukan demi keselamatan kapal saat perjalanan menuju pelabuhan
selanjutnya hingga sampai pada tempat yang dituju. Keselamatan kapal disini maksudnya yaitu
METODE PENELITIAN
“penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fakta tentang apa yang
dialami oleh subjek/pelaku penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll”.
Deskriptif adalah data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2016:
11). Penelitian deskriptif lebih fokus terhadap masalah-masalah yang benar-benar terjadi. Data
yang diperoleh bisa bersumber dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape,
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016:137), mengemukakan bahwa “data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer yaitu
pengumpulan data yang diperoleh secara langsung pada saat melakukan penelitian di
lapangan”.
Data primer dalam penelitian ini adalah dari kegiatan praktik lapangan di PT. Feby Tri
Sejahtera.
b. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2016:137), mengemukakan bahwa “data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
Data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil dari proses wawancara dan observasi kepada
Menurut Sugiyono (2016 : 193) dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
a. Observasi
Menurut Sugiyono (2016:203) Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dilakukan dengan melihat
langsung di lapangan yang digunakan untuk menentukan faktor layak yang didukung melalui
b. Wawancara
tertentu dengan adanya hal yang ditulis. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak,
a. Populasi
yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian
ini populasinya adalah Kantor dan seluruh Karyawan PT. Feby Tri Sejahtera.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2016:118), mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Untuk sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representative (mewakili)”. Sampel dari penelitian ini adalah Prosedur