Anda di halaman 1dari 18

Analisis Proses Penanganan Clearance Kapal Menggunakan Metode 5W+1H

Terhadap Keselamatan di Kapal

(Studi Kasus PT. Feby Tri Sejahtera di Pelabuhan Gresik)

TUGAS AKHIR

Oleh :
Rizki Afrizal Khamaruddin
NIM. 2017.01.3.0064

PROGRAM STUDI DIPLOMA PELAYARAN


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2020
Analisis Proses Penanganan Clearance Kapal Menggunakan Metode 5W+1H Terhadap
Keselamatan di Kapal
(Studi Kasus PT. Feby Tri Sejahtera di Pelabuhan Gresik)
TUGAS AKHIR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma III (D3) Program Studi
Diploma Pelayaran Pada Universitas Hang Tuah Surabaya

Oleh :
Rizki Afrizal Khamaruddin
NIM. 2017.01.3.0064

PROGRAM STUDI DIPLOMA PELAYARAN


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Proses
Penanganan Clearance Kapal Menggunakan Metode 5W+1H Terhadap Keselamatan di Kapal
(Studi Kasus PT. Feby Tri Sejahtera di Pelabuhan Gresik)” sesuai tujuan dan waktu yang
direncanakan dengan lancar.
Berbagai kesulitan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini banyak dihadapi penulis,
namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun
materiil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Djoko Teguh Wahojo, S.H., M.M., selaku Ketua Yayasan Universitas Hang Tuah Surabaya.
2. Djamaluddin Malik, SE, M.AP ANT-II, selaku Direktur Program Studi KPN Universitas
Hang Tuah Surabaya.
3. Bapak Sapit Hidayat, S.Sos, M.AP selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, arahan, dan
masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Sofyan Poli, S.Sos, MM selaku Dosen Pembimbing II atas masukan dan
bimbinganannya demi perbaikan Tugas Akhir ini.
5. M. Hasan Mudiono selaku Mentor I selama kegiatan magang di PT. Feby Tri Sejahtera.
6. Medi Sucahyo selaku Mentor II selama kegiatan magang di PT. Feby Tri Sejahtera.
7. Kedua orang tuaku atas do’a, cinta, kasih sayang, dukungan, dan perjuangannya yang tiada
henti-hentinya.
8. Saudara-saudara ku yang begitu sangat memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan tugas
akhir ini.
9. Dina Ariska Romadaniya S.Ak., yang selalu menemani, membantu dan memberi masukan
dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman yang menemani pembuatan Tugas Akhir ini.
Semoga dengan segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapat pahala
yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Untuk itu segala saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan dimasa
mendatang. Akhir kata, semoga Penelitian Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Surabaya, 7 Mei 2020


BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu – ribu pulau dengan jumlah pulau

sekitar 17.504 pulau dengan luas perairannya 3.257.483 km². Di zaman yang semakin padat

penduduknya dan kegiatan ekonomi membuat pemerintah banting setir untuk membuat jalur lalu

lintas air yaitu jalur pelayaran kapal. Jalur ini sangat membantu kegiatan ekspor impor

dikarenakan tidak adanya kemacetan jalan dan sangat membantu bagi negara-negara tetangga

yang berdekatan pulaunya.

Indonesia terletak diantara dua benua yakni benua Asia dan benua Australia serta dua

samudera yakni Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan

perhubungan laut di Indonesia sangat dibutuhkan mengingat Indonesia adalah negara kepulauan

dimana untuk menempuh jarak dari satu pulau dengan pulau lainnya diperlukan sarana

pengangkutan laut yang memadai. Sarana pengangkutan laut ini harus dikelola, dirawat, dan

diawasi pelaksanaannya secara rutin mengingat betapa pentingnya sarana pengangkutan laut di

Indonesia.

Pelayaran sendiri merupakan kegiatan transportasi yang paling bisa diandalkan karena

dapat mengangkut ribuan ton dalam sekali jalan, namun terkadang ada kendala yang

mengharuskan kapal menunda keberangkatan dikarenakan beberapa problem seperti cuaca buruk

dll.
Pelayaran adalah high regulated sector dimana adanya pengaturan yang jelas terhadap

peran dari setiap pihak terkait dari pelayaran tersebut. Adanya peraturan mengenai keselamaan

pelayaran yang menitikberatkan pada pengaturan pihak ketiga menjadi akibat banyaknya

kecelakaan kapal yang disebabkan oleh human error. Pada level operasional, syahbandar,

pemilik kapal dan nakhoda bisa dibilang trisula keselamatan pelayaran. Ketiganya masing-

masing memiliki peran dan tanggungjawab sebagaimana diatur didalam Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

Hal ini tentu saja tidak lepas dari pentingnya sebuah pelabuhan, pelabuhan sendiri adalah

sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan

barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang

dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan

gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang

berkepentingan.

Di dalam pelabuhan tentu saja ada beberapa instansi terkait diantaranya adalah kantor

KSOP (Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) mempunyai tugas melaksankaan pengawasan

dan penegakan hukum dibidang keselamatan dan keamanan pelayaran. Kantor KKP (Kantor

Kesehatan Pelabuhan) mempunyai tugas pelaksanaan kekarantinaan pelaksanaan layanan

kesehatan pelayanan lalu lintas kapal dan VTS (Vessel Traffic Service) tidak hanya itu di

wilayah pelabuhan terdapat juga beberapa perusahaan swasta untuk menunjang kegiatan dan

kelancaran bongkar muat barang, kepengurusan dokumen-dokumen kapal di antaranya adalah

perusahaan keagenan.
Perusahaan keagenan kapal dinilai sangat penting dalam mendukung kelancaran layanan

angkutan laut dan distribusi logistik nasional. Oleh karena itu setiap perusahaan pelayaran

nasional maupun internasional pasti akan menunjuk agen untuk mengurus dokumen-dokumen

kapal yang akan memasuki pelabuhan atau meninggalkan pelabuhan.

Proses Clearance In & Out Kapal pada umumnya yaitu suatu kegiatan dimana sebelum

kapal tiba, Agen pelayaran membuat Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK) yang ditujukan

kepada KSOP, Kantor Kesehatan Pelabuhan, VTS dan Penyedia Jasa Pelabuhan. Setelah kapal

tiba di Anchorage Area (labuh) agen mengambil original dokumen ke kapal untuk dilakukan

memorandum di KSOP. Yang kemudian agen mengajukan permohonan Olah Gerak / Izin sandar

ke KSOP, Permohonan Clearance in ke KKP. Setelah izin olah gerak dikeluarkan maka kapal

dapat disandarkan oleh pihak agen untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat yang sebelum

nya telah mengajukan permohonan bongkar/muat ke DJBC setempat. setelah proses bongkar

muat selesai pihak agen kemudian mengajukan permohonan izin berlayar ke KSOP dan

clearance out ke KKP. Setelah semua izin dikeluarkan maka agen dapat memberangkatkan kapal

tersebut untuk melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan singgah selanjutnya.

Berdasarkan proses kegiatan diatas maka penulis tertarik untuk menggali informasi lebih

detail mengenai proses yang berhubungan dengan Clearance In dan Out Kapal menggunakan

metode 5W+1H. Penulis akan menggunakan acuan pertanyaan dalam 5W+1H (What, Where,

Why, When, who, How) ,dimana pertanyaan-pertanyaan ini sangat membantu penulis untuk

menyusun penelitian ini menjadi selengkap mungkin. Misalnya, bagaimana proses

berlangsungnya proses Clearance In/Out?, Siapa saja yang terlibat dalam Proses Clearance

In/Out?. Tentunya masih banyak pertanyaan-pertanyaan menarik lainnya yang akan penulis

bahas di Bab 4.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Proses Penanganan Clearance Kapal Menggunakan Metode 5W+1H Terhadap

Keselamatan di Kapal (Studi Kasus PT. Feby Tri Sejahtera di Pelabuhan Gresik).

2.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum proses Clearance In?.

2. Bagaimana gambaran umum proses Clearance Out?.

3. Apa saja unsur-unsur 5W+1H?.

4. Bagaimana pengaplikasian 5W+1H dalam proses Clearence In?.

5. Bagaimana pengaplikasian 5W+1H dalam proses Clearence Out?.

6. Bagaimana kapal dikatakan layak jalan/berlayar?.

2.3 Tujuan Penelitian

Suatu penelitian akan dapat berhasil apabila memiliki tujuan yang pasti, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Prosedur Kedatangan Kapal.

2. Untuk mengetahui Prosedur Keberangkatan Kapal.

3. Untuk mengetahui unsur 5W+1H.

4. Untuk mengetahui proses Celarence In lebih detail menggunakan metode 5W+1H.

5. Untuk mengetahui proses Celarence Out lebih detail menggunakan metode 5W+1H.

6. Untuk mengetahui bagaimana sebuah kapal dikatakan layak untuk beroperasi atau

berlayar ke Pelabuhan selanjutnya.


2.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Aspek Teoritis

Hasil dari penelitian in diharapkan dapat membantu mahasiswa lain terutama mahasiswa para

junior Universitas Hang Tuah Korps PDP dalam pemahaman tentang proses Clearance kapal

baik menggunakan metode maupun tidak dan sebagai pembanding dengan tema riset yang

sama.

2. Aspek Praktis

a. Bagi PT. Feby Tri Sejahtera

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terkait

prosedur Clearance In&Out kapal dan menambah keyakinan untuk melanjutkan usaha ini

atau menghentikan.

b. Bagi Peneliti

Dengan menerapkan metode 5W+1H dan landasan teori yang diperoleh dari berbagai

referensi lain membuat peneliti memahami pentingnya melakukan analisis kegiatan

Clearance kapal dengan begitu peneliti akan tau kondisi ketika bekerja di bidang

perusahaan keagenan kapal, syahbandar, dan pelabuhan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pelabuhan

Menurut Lasse (2014:4), mengemukakan bahwa “Pelabuhan diartikan juga sebagai area

tempat kapal dapat melakukan kegiatan permuatan /pembongkaran kargo, termasuk dalam area

dimaksud suatu lokasi dimana kapal dapat antri menunggu giliran atau tunggu perintah aktifitas,

pengertian Hopkins tentang pelabuhan mencakup lokasi perairan tempat menuggu yang disebut

sebagai lokasi labuh jangkar (anchorage area). Hal ini dapat diartikan bahwa lokasi perairan

labuh jangkar merupakan bagian dari lingkungan kerja pelabuhan.

Dalam peraturan menteri perhubungan No. 152 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2, Pelabuhan adalah

tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai

tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal

bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intera dan antar moda transportasi.

2.2 Keagenan Kapal

Menurut Budi Santoso (2015:21), mengemukakan bahwa “agen adalah perusahaan

perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal

berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik

barang dan atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya”.

Berdasarkan ketentuan sebagaimana disebutkan dalam penjelasan diatas, maka agen mempunyai

karakter-karakter sebagai berikut :

a). Agen adalah perusahaan perdagangan nasional.

b). Agen bertindak selaku perantara.


c). Agen bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya.

d).Hubungan hukum antara prinsipalnya dan agen dituangkan dalam bentuk perjanjian keagenan.

e). Tujuan ditunjuknya agen adalah untuk pemasaran barang atau jasa.

f). Agen tidak perlu melakukan pemindahan hak atas barang atau jasa yang dikuasakan padanya

oleh prinsipal.

2.3 Pengertian Perusahaan Pelayaran

Pengertian Dasar Perusahaan Pelayaran Sebelum membahas tentang keagenan dalam

menangani crew asing, terlebih dahulu penulis membahas pengertian perusahaan pelayaran,

sebab keagenan dalam menangani crew asing merupakan kegaitan dari perusahaan pelayaran.

Dasar hukum dari perusahaan pelayaran adalah Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2008

tentang pelayaran, sedangkan Perusahaan Pelayaran di selenggarakan atas dasar kepentingan

umum agar terjamin penyelenggaraan pengapalan dan pembongkaran barang dalam kegiatan

angkutan laut. Menurut Suwarno, 2011 : Manajemen Pemasaran Jasa dan Perusahaan

Pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua macam, yaitu: a. Pelayaraan niaga (shipping

Business, commercial shipping atau merchant marine) adalah usaha jasa dalam bidang

penyediaan ruangan pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut

muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan

tujuan (bongkar), baik didalam negeri interinsulair) maupun luar negeri (ocean going

shipping). b. Pelayaran bukan niaga, yaitu : pelayaran angkatan perang, pelayaran dinas pos,

pelayaran dinas penambang, pelayaran penjagaan pantai, pelayaran hidrografi, dan

sebagainya. Pelayaran yang dibahas disini adalah pelayaran niaga. para penjual dan pembeli

cenderung lebih sering menggunakan jasa angkutan laut, dengan alasan:

1. Kapasitas mengangkut kapal laut lebih besar dari pada sarana lainnya.

2. Biaya bongkar muat di pelabuhan relative lebih rendah.


3. Biaya angkutan berupa uang tambang (freighf) perunit lebih murah karena dalam jumlah

banyak.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahuluyang dijadikan acuan oleh penulis untuk melakukan

penelitian adalah :

1. Mengutip tugas akhir dari Bachtiar Fajar Adityanto, tentang Peranan keagenan dalam

menangani kedatangan da kebersngkatan kapal kontainer di PT. Lintas Kumala Abadi

Surabaya dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa perananan

keagenan di PT. Lintas Kumala Abadi Surabaya guna untuk menangani pengurusan

kedatangan dan keberangkatan kapal kontainer di PT. Lintas Kumala Abadi Surabaya.

Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana proses tata cara penanganan kedatangan dan

keberangkatan kapal. Mulaidari awal kedatangan kapal hingga waktu keberangkatan.

Dimulai dari pengajuan awal kedatangan, mencari tambatan di Pelabuhan, penetapan

kegiatan penunjukan PBM (Perusahaan Bongkar Muat), penyerahan serta pemeriksaaan

berkas dokumen di Syahbandar, pengambilan kapal tunda dan pandu. Selanjutnya

pelayanan kapal yang disediakan oleh Pelindo, mulai dari jasa labuh, tambat, dan juga

pelayanan air kapal, lalu pemeriksaan dikantor Kesehatan Pelabuhan dan sebelum kapal

meninggalkan pelabuhan tak lupa juga pengajuan keberangkatan kapal yang menjadi

tugas agen. Dengan adanya agen di PT. Lintas Kumala Abadi dapat memberikan manfaat

untuk memperlancar, mempermudah, ,mempercepat pelayanan kapal dan barang.

2. Mengutip tugas akhir dari Rendy Prasetyo Wardhani yaitu tentang Peran keagenan PT.

Bahtera Setia terhadap kelancaran clearance in dan clearance out kapal TB. Bahtera

Arafura 999 menggandeng TK. Bahtera Arafura 888 di Pelabuhan Umum Gresik.

Kedatangan dan Keberangkatan kapal adalah proses yang harus di selesaikan oleh

perusahaan pelayaran (Pricipal) untuk kapal perusahaan mereka yang akan tiba atau

berangkat di pelabuhan tujuan supaya dapat berjalan dengan aman dan lancar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran tugas keagenan terhadap proses kelancaran

kedatangan dan keberangkatan kapal agar berjalan dengan lancar di mulai dari pengajuan

awal kedatangan, mencari tambatan, di pelabuhan, penetapan penunjukkan PBM

(Perusahaan Bongkar Muat), penyerahan serta pemeriksaan berkas – berkas dokumen di

syahbandar, pengambilan kapal pandu dan tunda selanjutnya pelayanan kapal yang di

sediakan oleh pelindo mulai dari jasa labuh, tambat dan juga jasa pelayanan air bersih

kapal, lalu pemeriksaan di kantor kesehatan pelabuhan serta serta sebelum kapal

berangkat atau meninggalkan pelabuhan tak lupa juga untuk pengajuan keberangkatan

kapal yang menjadi tugas agen di PT. Bahtera Setia Gresik. Kesimpulan berdasarkan

pembahasan dan analisa peran dari agen adalah informasi kedatangan kapal yang kurang

akurat dan dokumen yang habis masa berlakunya laporan kedatangan kapal, manifest

bongkar dan muat, crew list, pembayaran jasa kepelabuhanan, surat ijin berlayar, dengan

adanya agen di PT. Bahtera Setia Gresik dapat memberikan manfaat untuk memperlancar,

mempermudah, mempercepat pelayanan kapal.

3. Mengutip dari tugas akhir Mustajib Gunawan yaitu tentang Peran Perusahaan Keagenan

PT. Abdi Nusantara Indonesia Line dalam Penanganan Dokumen Kapal (Clearence

in/out) Terhadap Kelancaran Kedatangan dan Keberangkatan Kapal di Pelabuhan Gresik.

PT. Abdi Nusantara Indonesia Line merupakan salah satu Badan Usaha Milik Swasta

(BUMS) yang bergerak dalam bidang keagenan pelayaran yang fungsi utamanya adalah

menyediakan pelayanan dokumen kapal dalam melakukan pelayaran sehingga transportasi

berjalan lancar. Clearance adalah proses penyelesaian yang harus dipenuhi oleh setiap

perusahaan untuk kapal-kapal perusahaan mereka, yang akan memasuki (mendatangi) dan

berangkat (meninggalkan) pelabuhan asal atau pelabuhan tujuan agar dapat berjalan

dengan lancar dan aman. PT. Abdi Nusantara Indonesia line salah satu perusahaan

pelayaran yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pengoperasian kapal antara lain

kapal milik dan juga keagenan. Keterkaitan perhubungan laut dengan kantor agen umum
adalah apabila sebuah kapal berlabuh di suatu pelabuhan maka kapal tersebut memerlukan

pelayanan dalam memenuhi berbagai keperluan secara administrasi. Untuk pelaksanaan

tugas tertentu atau di pelabuhan tertentu, General Agent tidak melakukannya sendiri.

General Agent akan memerintahkan cabangnya atau perusahaan lain sebagai agennya.

Untuk memenuhi berbagai keperluan pelayanan administrasi tersebut, maka perusahaan

pelayaran yang tidak mempunyai cabang di suatu pelabuhan akan menunjuk perusahaan

pelayaran lain yang berada di pelabuhan tersebut sebagai agen. Dalam mengoperasikan

kapal terdapat permasalahan yaitu pada proses kegiatan/aktivitas penanganan masuk dan

keluar kapal dalam pelaksanaannya banyak ditemui hambatan-hambatan berupa dokumen.

Apabila dokumen kapal yang telah melewati masa berlakunya dan jika tidak segera

diperbaharui maka kapal tersebut dipastikan terhambat dalam keberangkatannya, serta

juga membuang banyak waktu. Hal ini akan mengakibatkan tertundanya antrian kapal-

kapal berikutnya untuk berlabuh atau proses penyandaran dan juga memperlambat proses

terbitnya SPB (Surat Persetujuan Berlayar), juga menimbulkan penambahan biaya sandar

yang bertambah tinggi dan waktu yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
2.4 Kerangka Berpikir

PT. Feby Tri Sejahtera

5W+1H

Clearance In: Clearance Out:


1. Syahbandar. 1. Syahbandar.
2. Pelayanan Kapal. 2. Karantina
Kesehatan
3. PBM.
Pelabuhan.
4. Otoritas
3. Perpanjangan
Pelabuhan.
Dokumen.
5. PPSA.
4. Keberangkatan
6. Kedatangan Kapal.
Kapal.

Keselamatan Kapal

Gambar diatas menjelaskan tentang alur penelitian yang akan peneliti lakukan di PT. Feby Tri

Sejahtera. Subyeknya adalah PT. Feby Tri Sejahtera sebagai perusahaan keagenan kapal dimana

salah satu kegiatannya yaitu Clearance (In&Out) kapal. Diatas dijelaskan secara umum proses

Clearance kapal baik In & Out, untuk membantu peneliti agar memahami lebih detail maka
peneliti memilih menggunakan metode yaitu 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, How),

pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat membantu untuk mengupas lebih detail tentang Clearance

kapal. Proses ini dilakukan demi keselamatan kapal saat perjalanan menuju pelabuhan

selanjutnya hingga sampai pada tempat yang dituju. Keselamatan kapal disini maksudnya yaitu

kelengkapan dokumen-dokumen yang dibutuhkan saat berlayar dan awak kapal.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Perusahaan Pelayaran Nasional “PT. Feby Tri Sejahtera”.

Jl. Yos Sudarso 24 Gresik.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2016:6),

“penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fakta tentang apa yang

dialami oleh subjek/pelaku penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll”.

Deskriptif adalah data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2016:

11). Penelitian deskriptif lebih fokus terhadap masalah-masalah yang benar-benar terjadi. Data

yang diperoleh bisa bersumber dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape,

dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya.

3.3 Jenis Data Penelitian

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016:137), mengemukakan bahwa “data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer yaitu

pengumpulan data yang diperoleh secara langsung pada saat melakukan penelitian di

lapangan”.

Data primer dalam penelitian ini adalah dari kegiatan praktik lapangan di PT. Feby Tri

Sejahtera.
b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:137), mengemukakan bahwa “data sekunder adalah sumber data

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen.Teknik pengumpulan data sekunder ini digunakan untuk memperkuat

penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan”.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil dari proses wawancara dan observasi kepada

karyawan PT. Feby Tri Sejahtera.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016 : 193) dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), observasi (pengamatan).

a. Observasi

Menurut Sugiyono (2016:203) Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri

yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dilakukan dengan melihat

langsung di lapangan yang digunakan untuk menentukan faktor layak yang didukung melalui

wawancara survey analisis jabatan.

b. Wawancara

Menurut Moleong (2016:186), wawancara adalah perihal bercakap-cakap dengan maksud

tertentu dengan adanya hal yang ditulis. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak,

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)

yang memberikan jawaban dari pertanyaan.


3.5 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2016:117), mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian

ini populasinya adalah Kantor dan seluruh Karyawan PT. Feby Tri Sejahtera.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2016:118), mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Untuk sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representative (mewakili)”. Sampel dari penelitian ini adalah Prosedur

Clearance In &Out Kapal pada PT. Feby Tri Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai