Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Saya panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunianya Laporan Tugas Besar Mata Kuliah Jembatan dapat diselesaikan
dengan baik. Penulisan laporan ini untuk memenuhi persyaratan akademis pada Prodi Teknik
Sipil Universitas Langlangbuana Bandung.
Laporan ini disusun dengan melewati beberapa tahapan yang melibatkan beberapa
pihak sebagai pendukung. Dalam proses penyelesaian penulisan ini penulis banyak
memperoleh pengarahan dan bimbingan, sehingga keberhasilan tidak terlepas dari dukungan
beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. karna itu melalui
kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Bapak Ignatius
Sudarsono, ST, MT selaku dosen mata kuliah Pelabuhan serta Ketua Program Studi Teknik
Sipil.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari penyajian maupun dalam pembahasan karena itulah kami terbuka akan kritik, saran
sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Gambar 1.1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Dalam perencanaan struktur dermaga ini ada beberapa tahap yang akan dikerjakan.
Tahap pertama yaitu, spesifikasi kapal, penetapan dimensi dermaga dan dimensi elemen
struktur. Penetapan dimensi dermaga meliputi penetapan panjang, lebar, dan elevasi dermaga.
Tahap kedua adalah perencanaan pembebanan yang meliputi beban vertikal dan beban
horizontal. Yang termasuk beban vertikal yaitu beban mati dan beban hidup, sedangkan
beban horizontal terdiri dari beban tumbukan kapal, beban tambat kapal, dan beban gempa
Tahap ketiga adalah penulangan elemen struktur plat dan balok.
Tahap keempat adalah daya dukung pondasi. Dalam perhitungan daya dukung
pondasi, pembebanan diperoleh dari permodelan struktur dan perhitungan daya dukung tiang
pancang berdasarkan hasil penyelidikan tanah (SPT).
2.2. Pelabuhan
Pelabuhan merupakan tempat bongkar muat barang atau naik turunnya penumpang,
dan sebagai pintu gerbang bagi keluar masuknya barang atau penumpang dari daerah pulau
satu ke pulau yang lain, yang terpisah oleh lautan.
Pelabuhan mempunyai peran penting dari sisi ekonomi, social dan politik, karena
dapat membuka daerah yang terisolasi dan terciptanya sistim transportasi, sehingga
menimbulkan arus barang dan penumpang.
Perencanaan pembangunan pelabuhan membutuhan biaya yang sangat besar. Oleh
karena itu diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang matang untuk memutuskan
pembangunan suatu pelabuhan. Keputusan pembangunan pelabuhan biasanya didasarkan
pada pertimbngan-pertimbangan ekonomi, politik, dan teknis.
Ketiga dasar pertimbangan tersebut saling berkaitan, tetapi biasanya yang paling
menentukan adalah pertimbangan ekonomi. Pembuatan pelabuhan secara ekonomis harus
layak, yang berarti penghasilan yang diperoleh pelabuhan harus bisa menutupi biaya investasi
maupun biaya operasi dan pemeliharaan untuk jangka waktu tertentu untuk mendapat
keuntungan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan didalam pembangunan suatu pelabuhan
adalah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan ekonomi, volume perdagangan melalui
laut, dan adanya hubungan dengan daerah pedalaman baik melalui darat maupun air.
Pelabuhan berfungsi sebagai tempat pelayanan berbagai aktivitas dari kawasan air ke
darat maupun dari kawasan darat ke air, seperti transfer penumpang dan barang, perbaikan
kapal, pengisian bbm, dan sebagainya.
2.2.1. Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan
Pelabuhan adalah daerah yang terlindungi dari pengaruh gelombang sehingga
kapal bisa berlabuh dengan aman untuk bongkar muat barang, menaik turunkan
penumpang, mengisi bahan bakar, melakukan reparasi dan sebagainya. Untuk
memberi pelayanan yang baik maka pelabuhan harus memenuhi beberapa
persyaratan.
Kapal laut diusahakan oleh suatu perusahaan pelayaran untuk mengangkut
barang dana tau penumpang. Keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut
tergantung banyak factor seperti banyak atau sedikitnya barang dan penumpang yang
diangkut, waktu pelayaran kapal, waktu singgah di pelabuhan dan sebagainya.
Semakin banyak barang atau penumpang yang diangkut akan memberikan
penghasilan yang besar waktu pelayaran dipengaruhi oleh kecepatan kapal. Kapal
yang berlayar dengan kecepatan penuh akan memakan bahan bakar yang banyak.
Biasanya kapal berlayar dengan dengan kecepatan ekonomis, yaitu suatu kecepatan
dimana pengeluaran biaya adalah serendah mungkin.
Kapal yang berada di pelabuhan harus membayar biaya jasa pelabuhan, yang
meliputi biaya pandu, tunda, labuh, lambat, air, dermaga, dsb. Untuk menghemat
biaya maka kapal harus diusahakan sesingkat mungkinberada di pelabuhan. Oleh
karena itu berbagai kegiatan yang ada di pelabuhan harus dapat dilakukan secepat
mungkin dan kapal dapat sesegera mungkin meninggalkan pelabuhan.
Berbagai kegiatan yang ada dipelabuhan antara lain melakukan bongkar
muatan barang dan menaik-turunkan penumpang, penyelesaian surat-surat
administrasi, pengisian bahan bakar, reparasi, perbekalan dan air bersih, dsb. Untuk
bisa memberi pelayanan baik dan cepat, maka pelabuhan harus bisa memenuhi
beberapa persyaratan berikut ini.
2.3. Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menarik-turunkan
penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan
bertambat pada dermaga tersebut.
Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga harus didasarkan pada ukuran-ukuran
minimal sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga maupun melakukan
bongkar muat barang dengan aman, cepat dan lancar. Di belakang dermaga terdapat halaman
cukup luas. Di halaman dermaga ini terdapat apron, gudang transit, tempat bongkar muat
barang dan jalan.
Apron adalah daerah yang terletak antara sisi dermaga dan sisi depan gudang di mana
terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta api,
truk, dsb). Gudang transit digunakan untuk menyimpan barang sebelum bias diangkut oleh
kapal, atau setelah dibongkar dari kapal dan menunggu pengangkutan barang ke daerah yang
dituju.
2.4. Pemilihan Tipe Dermaga
Dermaga dibangun untuk melayani kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe dermaga sangat
dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dermaga penumpang atau barang yang biasa
berupa barang satuan, curah atau cair), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi
topografi dan tanah dasar laut, dan tang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk
mendapatkan bangunan yang paling ekonomis. Pemilihan tipe dermaga didasarkan pada
tinjauan berikut ini :
1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan
raya dan kereta api, sedemikian sehingga barang-barang dapat diangkut dari
Gambar 1.3
4. Kapal-kapal mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menuggu
untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (crane, dsb ) dan
Gudang-gudang penyimpanan barang.
Gambar 1.4
6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi dan
memperbaiki kapal-kapal.
Gambar 1.5
Untuk memenuhi syarat tersebut pada umunya pelabuhan mempunya
bangunan-bangunan berikut :
1. Pemecah Gelombang (Break water)
Yang berfungsi untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan
gelombang. Gelombang besar datang dari laut lepas akan dihalang oleh bangunan ini.
Ujung pemecah gelombang ( Mulut gelombang harus berada diluar gelombang
pecah). Apabila daerah perairan sudah terlindungi secara alami, maka tidak perlukan
pemecah gelombang.
Gambar 1.6
2. Alur pelayaran
Berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar atau masuk ke
pelabuhan. Alur pelayaran harus mempunya kedalaman dan lebar yang cukup untuk
bisa dilalui kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan. Apabila laut dangkal maka
harus dilakukan pengerukan guna mendapatkan kedalaman yang dibutuhkan.
3. Kolam pelabuhan
Merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan bongkar
muat , melakukan gerakan untuk memutar ( dikolam putar ), dsb. Kolam pelabuhan
harus terlindung dari gangguan gelombang dan mempunyai kedalaman yang cukup.
Dilaut yang dangkal diperlukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang
direncanakan.
Gambar 1.7
4. Dermaga
yang dibongkar dari kapal sebelum dikirim ke tempat tujuan. Gudang lini I
digunakan untuk menyimpan barang berharga yang memerlukan perlindunngan
terhadap cuaca dan hujan. Sedangkan lapangan penumpukan terbuka digunakan
untuk menyimpan barang-barang besar, berat ( mesin, besi, pipa, dll ) yang tidak
mudah hilang dan rusak akibat cuaca dan hujan. Untuk barang-barang yang
mengganggu, berbahaya, mudah terbakar, beracun, mudah meledak, dan lain-lain
harus ditumpuk di gudang khusus, bahkan terhadap barang berhaya kelas 1
( bahan peledak ), harus langsung dikeluarkan dari daerah kerja pelabuhan.
Gambar 1.9
7. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.
8. Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
9. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk membawa kapal masuk atau keluar pelabuhan.Untuk kapal besar, keluar
atau masuknya kapal dari ke atau pelabuhan tidak boleh dengan kekuatan
( mesin )nya sendiri, sebab perputaran baling-baling kapal dapat menimbulkan
gelombang yang akan mengganggu kapal-kapal yang sedang melakukan bongkar
muat barang. Untuk itu kapal harus dihela oleh kapal tunda, yaitu kapal kecil
bertenaga besar yang dirancang khusus untuk menunda kapal.
10. Peralatan bongkar muat barang seperti crane darat ( gantry crane ), kran
apung, kendaraan untuk mengangkat atau memindahkan barang seperti fortklift,
straddle, sidelift truck, dsb.
Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan
muatan kapal seperti terminal penumpang, ruang tunggu, karantina, bea cukai,
imigrasi, dokter pelabuhan, keamanan dsb.
Sesuai dengan penggolongan pelabuhan dalam empat sistem pelabuhan, maka kapal-
kapal yang menggunakan pelabuhan tersebut juga disesuaikan.
Tabel 2.6.1 Dimensi kapal pada pelabuhan
(B = lebar kapal, d = tinggi bagian kapal terendam, Lpp = panjang kapal, Loa =
panjang kapal dari muka air)
2.7. TINJAUAN PELAYARAN
Pelabuhan yang akan dibangun harus mudah dilalui oleh kapal – kapal yang akan
menggunakannya. Pelayaran suatu kapal dipengaruhi oleh faktor – faktor alam. Seperti angin,
gelombang dan arus dapat menimbulkan gaya - gaya yang bekerja pada badan kapal.
Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya leteral dan
vertikal. Gaya lateral meliputi gaya benturan kapal pada dermaga, gaya tarik kapal dan gaya
gempa; sedangkan gaya vertikal adalah berat sendiri bangunan dan beban hidup.
Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang di sekitar tengah kapal
yang mempunyai tidak lebih dari 2 tali pengikat.
2.11. Arus
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Arus laut bergerak tak ubahnya arus di
sungai, gelombang laut bergerak dan menabrak pantai, dan gaya gravitasi bulan dan matahari
mengakibatkan naik turunnya air laut dan biasa disebut sebagai fenomena pasang surut laut.
Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian Bumi oleh radiasi
sinar matahari. Air yang lebih hangat akan "mengembang", membuat sebuah kemiringan
(slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan akibatnya air hangat tersebut akan
mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke arah kutub yang lebih dingin daripada ekuator.
Interaksi ombak dengan arus bertentangan yang kuat akan menjurus kepada fenomena
sekatan ombak dimana aliran ombak terhenti oleh arus yang mengalir dari arah bertentangan.
Ombak yang merambat beserta dengan arus memiliki ketinggian ombak yang menurun
manakala rambatan menentang arus akan meningkatkan ketinggiannya kecuali apabila
kelajuan arus melebihi separuh kelajuan gugusan ombak, maka ombak tersebut tidak lagi
merambat malah ketinggiannya bertambah sehingga hilang kestabilannya lalu memecah.
Apabila ombak bertemu dengan arus yang bergerak dalam arah bertentangan, kelajuan
gugusan ombak tersebut menurun dan mengakibatkan penambahan kepada ketinggian
ombak. Sekiranya kelajuan arus tersebut adalah tinggi, kelajuan gugusan ombak boleh
berkurangan sehingga nilai sifat atau terhenti.
Pondasi lingkaran:
q . U =1.3 c . NC + PoNq +0 , 3. ƴ . B . N
3.1. Pendahuluan
Berdasarkan data yang telah diteliti dan dihitung dengan seksama, telah didapat data-
data sebagai berikut :
10.00-
Pasir Sisipan Batu 10.44 0.24 1.539
20.00
20.00-
Batu Karang 23.6 0.06 1.708
30.00
3.2. Bagan Metodologi
BAB IV
PEMBAHASAN
Penentuan lokasi pelabuhan merupakan studi awal yang harus dipenuhi dalam
perencanaan pelabuhan. Oleh karena itu, ada beberapa kriteria umum yang harus dipenuhi
antara lain :
1. Lokasi rencana berada pada angin, gelombang dan arus yang tidak terlalu besar.
2. Lokasi rencana berada pada potensi sedimen yang tidak terlalu besar.
3. Jarak Pelabuhan terhadap kedalaman yang diperlukan tidak terlalu jauh.
Untuk kondisi lokasi rencana pelabuhan yang telah ditetapkan saat ini mungkin tidak
bisa memenuhi semua kriteria lokasi pelabuhan yang seharusnya, namun lokasi tersebut
sudah dianggap yang paling optimal.
Dengan kriteria diatas, perencana memilih lokasi di pantai Linau Kab. Kaur Provinsi
Bengkulu Indonesia.
Direncanakan bentuk dan ukuran trestle sesuai kebutuhan yang ada dengan panjang
300 m dan lebar trotoar 10 m.
4.2.3. Data Pasang Surut
BEBAN
1 BEBAN HIDUP PBI HIDUP 3 T/M2
BEBAN
2 BOLARD MATI 450 kN
BEBAN
3 BEBAN FENDER MATI 440 kN
BEBAN
4 BEBAN BENTURAN HIDUP 6,13 T
BEBAN
5 GAYA AKIBAT ANGIN HIDUP 147 T
BEBAN
6 GAYA AKIBAT ARUS HIDUP 431,185 Kg
BEBAN CONTAINER BEBAN
7 CRANE HIDUP 32 T
4.2.4. Elevasi Apron Dermaga
Menentukan elevasi lantai dermaga diatas HWLS (High Water Level Spring)
berdasarkan besarnya pasang surut air laut dan kedalaman rencana +2,289.
Dimana :
D = tinggi balok (mm)
L = panjang balok (mm)
Bef = lebar balok (mm)
3. Balok Memanjang
D > 165 + 0,066 . L mm D > 600 mm
b = 2/3 x D
= 400 mm
4. Balok Melintang
5. Dimensi Poer
Dimensi poer berdasarkan ukuran tiang pancang dan jumlah yang
terpasang dapat dilihat pada : 0,9 x 0,9 x 0,5 m
6. Dimensi Pilepipe
Tabel pembebanan untuk perhitungan di Sap 2000 dan Autocad.
800 (OD) x 10 (ID) mm
W
Cb=
Lpp × B × D
1
Ce=
( )
2
1
1+
R
Berikut output dari analisa struktur plat dengan menggunakan software SAP2000
yang disajikan dalam bentuk gambar kontur momen plat dermaga berupa M11 (arah x) dan
M22 (arah y)
5.3.1. KOMBINASI PLAT DERMAGA
a. Kombinasi layan 1
Pada kombinasi ini, beban-beban yang terjadi yaitu beban mati (berat
sendiri dan beban aspal) dan Beban hidup.
b. Kombinasi layan 2
Pada kombinasi ini, beban-beban yang terjadi terdiri dari beban
mati, beban aspal, beban hujan dan beban hidup
c. Kombinasi layan 3
Pada kombinasi ini, beban-beban yang terjadi terdiri dari beban mati,
beban aspal, beban hujan dan beban hidup tipe 2.
d. Kombinasi kuat 1
Pada kombinasi ini, beban-beban yang terjadi
terdiri dari beban mati, beban aspal, beban hujan dan
beban hidup type 3.
e. Kombinasi kuat 2
Pada kombinasi ini, beban-beban yang terjadi terdiri dari beban mati,
beban aspal, beban hujan dan beban hidup type 4.
f. Kombinasi kuat 3
Pada kombinasi ini, beban-beban yang terjadi terdiri dari beban mati,
beban aspal, beban hujan dan beban hidup type 6
g. Kombinasi Max
5.3.2. PEMODELAN STRUKTUR POER
No Pilecap P L T
Gaya yang diperoleh darri hasil analisa struktur dengan menggunakan software SAP
2000 yaitu :
Output momen, gaya geser dan torsi
Output displacement, reaction dan apllied loads
6.1.KESIMPULAN
Dari hasil analisa Desain Struktur Dermaga Container Ship Pelabuhan Linau Kab. Kaur
Provinsi Bengkulu Indonesia. sebagai berikut :
1. Dari analisa penetapan tata letak dan dimensi ditetapkansebagai berikut :
a. Dengan analisis kapal 15.000 DWT diperoleh elevasi apron dermaga yaitu +2,89
mLWS dengan panjang dermaga 240 meter dan lebar 35 meter.
b. Panjang trestle dari garis pantai sampai lokasi dermaga yaitu 60 meter
c. Pelat lantai pada dermaga yaitu 300 mm.
d. Dimensi balok dermaga.
DIMENSI
No TIPE BALOK
H(cm) B(cm)
1 Balok B1 Memanjang 60 40
2 Balok B2 Melintang 40 30
e. Dimensi pile cap
TIPE DIMENSI(mm)
PC1 900x900
f. Dimensi tiang pancang baja
TIPE D(mm) KETERANGAN
P1 800 TIANG TEGAK
a. Perhitungan energy sandar kapal 15.000 DWT sebesar 6,13 ton, maka dipasang
fender dengan ukuran 800 x 400 mm pada dermaga.
b. Gaya tarik kapal maksimum yang diakibatkan oleh gaya angin 0° 90° 180° pada
saat kapal kosong yaitu sebesar 56 kg, 147 kg, 66 kg dengan jumlah bollard
sebanyak 12 unit dengan jarak 20m yang terletak di dermaga yang bertujuan
menahan gaya tambat kapal 15.000 DWT.
6.2. SARAN
Dalam merencanakan struktur dermaga perlu dilakukan studi yang lebih mendalam
untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi
dan estetika sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi
sesungguhnya dilapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan.