OLEH:
Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Pelabuhan yang berjudul “KOLAM
PELABUHAN DAN TAMBATAN” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas serta menamba
wawasan tentang kolam pelabuhan dan tambatan bagi para pembaca juga bagi penulis.
Dan terima kasih untuk dosen pembimbing mata kuliah Pelabuhan, teman-teman serta
keluarga yang sudah mendukung saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masi banyak kekurangan dalam
penyusunanan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.Untuk itu
saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tugas makalah ini dilakukan untuk mengetahui alur pelayaran dan kolam pelabuhan
agar kita tahu bagaimana teknis perencanaan yang optimal untuk menghasilakan sebuah
pembangunan pelabuhan yang kokoh/kuat.
Batasan lingkup perencanaan bangunan fasilitas pantai kolam pelabuhan ini mulai
dari perencanaan desain mulut pelabuhan. Untuk mendukung perencanaan pembangunan,
pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas seperti dermaga, peralatan tambatan, peralatan
bongkar muat barang, gudang - gudang, perkantoran baik untuk maskapai pelayaran dan
pengelola pelabuhan, dan khususnya adalah alur pelayaran. Salah satu hal yang tidak boleh
ditinggalkan dalam proses pembangunan pelabuhan adalah ketersediaan alur pelayaran.
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan keluar/masuk ke kolam
pelabuhan.
Kolam pelabuhan adalah daerah perairan di mana kapal berlabuh untuk melakukan
bongkar muat barang dan melakukan gerakan untuk memutar (di kolam putar). Kolam
pelabuhan harus terlindung dari gangguan gelombang dan mempunyai kedalaman yang
cukup atau sesuai dengan draft kapal sehingga dapat dilalui kapal-kapal yang akan
menggunakan pelabuhan. Dalam perencanaan pelabuhan khususnya alur pelayaran dan
kolam pelabuhan sangat di pengaruhi oleh kondisi pantai dan lautnya sehingga hal hal
tersebut yang berkaitan dengan tehnik kepantaian dan lautnya harus mendapat perhatian
utama.
1
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa yang diketahui tentang kolam pelabuhan dan apa saja unsur – unsure penting yang
ada dalam materi kolam pelabuhan ?
B. Apa yang diketahu tentang penambatan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pelabuhan adalah tempat yang sengaja dibangun untuk menjadi tempat berlabuhnya
kapal. Kawasan inilah yang dijadikan tempat singgah bagi kapal-kapal sebelum akhirnya
berlabuh atau meneruskan perjalanan. Di pelabuhan, biasanya kapal menaikkan atau
menurunkan muatannya.
1. Dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
2. Crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
3. Gudang Laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di
pindah ke kapal.
Pelabuhan sendiri ada yang disebut dengan pelabuhan umum dan khusus. Pengertian
pelabuhan umum adalah pelabuhan yang kegiatan pelayanannya ditujukan bagi masyarakat
umum. Sementara pelabuhan khusus adalah jenis pelabuhan yang dibangun dengan tujuan
tertentu.
3
2.2 Kolam Pelabuhan
Pengertian umum dari kolam pelabuhan adalah bagian dari sarana dan fasilitas
pelabuhan yang berbentuk perairan yang mempunyai kedalaman yang di isyaratkan. Kolam
Pelabuhan merupakan perairan dimana kapal dapat berlabuh untuk melakukan
kegiatan bongkar muat barang, pengisian ulang bahan bakar dan air bersih,
perbaikan, dan lain-lain. Secara fungsional batas-batas kolam pelabuhan sulit
ditentukan dengan tepat. Namun kolam pelabuhan secara teknis dapat dibatasi oleh daratan,
pemecah geombang (breakwater), dermaga, dan bata administrasi pelabuhan.
Persyaratan yang dijadikan pertimbangan dalam perencanaan kolam pelabuhan
adalah sebagai berikut:
Perairan harus cukup tenang, yaitu daerah yang terlindung dari angin, gelombang, dan
arus sehingga kegiatan kegiatan yang dilakukan kapal di pelabuhan tidak terganggu.
Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.
Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (maneuver).
Areal harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh dan
kapal masih dapat bergerak dengan bebas.
Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar dengan
leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerakan memutar melingkar yang tidak
terputus.
Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi muka air
surut terenda
4
kapal (Loa) ditambah dengan ruang yang diperlukan untuk penambatan yaitu sebesar
lebar kapal. Apabila dermaga digunakan untuk tambatan tiga kapal atau kurang, lebar
kolam di antara dermaga adalah sama dengan panjang kapal (Loa). Sedangkan
dermaga untuk empat kapal atau lebih, lebar kolam adalah 1,5 Loa.
D = d + Vs + C
Dimana:
D = kedalaman kolam pelabuhan (ditinjau dari muka air surut terendah)
d = draft kapal terbesar saat keadaan muat penuh (full load)
C = keel clearance(jarak aman kapal)
Vs = gerakan vertical kapal akibat gelombang (Vgel) dan squat (ayunan kapal
vertikal)
5
Dimensi Kolam Pelabuhan
a. Areal Alur Pelayaran dari dan ke Pelabuhan
Berdasarkan ‘Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan’ yang diterbitkan oleh
Direktorat Perhubungan Laut, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Tahun
2002, untuk perhitungan alur pelayaran pelayaran dari dan ke pelabuhan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
B = Lebar kapal maksimum
Lalur = Panjang alur pemanduan dan penundaan
Berdasarkan perhitungan diatas untuk luasan areal alur pelayaran dari dan ke
pelabuhan adalah seluas seluas 1,894 Ha.
A = 1.8 L x 1.5 L
Keterangan:
A : Luas perairan untuk tempat sandar 1 kapal
L : Panjang kapal (meter)
Luas areal tempat sandar kapal = jumlah kapal x A
Jumlah kapal yang direncanakan untuk bertambat adalah sebanyak satu
buah,maka area tambat yang direncanakan adalah seluas 2,29 Ha.
6
c. Areal Kolam Putar
Kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah berbalik arah. Luas area untuk
perputaran kapal sangat dipengaruhi oleh ukuran kapal, sistem operasi, dan jenis
kapal. Radius kolam putar berdasarkan KM No.52 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan menggunakan rumus:
A = ¼ x N x π x D²
Keterangan:
A : Luas kolam putar (m2)
N : Jumlah kolam putar
D : Diameter areal kolam putar dengan tunda = 2L
D : Diameter areal kolam putar tanpa tunda = 3L
L : Panjang kapal maksimum
Dengan perhitungan diatas maka luas areal kolam putar pelabuhan
direncanakan adalah seluas 5,98 Ha.
7
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yangberlabuh (meter);
D: Kedalaman air (meter).
Jadi luas areal pindah labuh kapal yang direncanakan adalah seluas 7,66 H
8
j. Luas Kolam Pelabuhan
Perencanaan luas kolam harus menunjang kemudahan manuver kapal dan
dapat menampung kegiatan yang dilakukan oleh kapal mulai dari kedatangan
sampai berangkat. formula perhitungan kebutuhan luas kolam pelabuhan adalah:
Berdasarkan luas kolam putar dan area tambat, maka luas kolam pelabuhan adalah
seluas 8,27 Ha.
3. Kolam Pendaratan
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
a. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :
L = 18,5 mB = 4,5 mD (draft) = 1.5 m
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga pendaratan adalah 2 kapal.
luas kolam pendaratan dihitung dengan persamaan :
A1= ∑L1.B1
Dengan :
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1 = ∑L1.B1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m
Kolam Perbekalan
Luas kolam perbekalan yang diperlukan dihitung menggunakan perhitungan
yang sama dengan luas kolam pendaratan.
9
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat didermaga perbekalan adalah 2 kapal.luas kolam
perbekalan dihitung dengan persamaan :
A1 = ∑L1.B1
Dengan:
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1 = ∑L1.B1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m2
Kolam Tambat
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung
berdasarkan bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
Dimensi kapal yang berbobot 30GT adalah :
L = 18,50 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga tambat 37 kapalluas kolam tambat
dihitung dengan persamaan :
A2= ∑L2.B2
Dengan :
A2 : luas kolam tambat (m2)
L2 : panjang dermaga tambat =1,1L
B2 : lebar perairan untuk bertambat = 1,5B
A2 = ∑L2.B2
= 37 (1,1 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A2 = 5082,412 m2
10
4. Perairan Untuk Manuver
Agar kapal –kapal besar dapat merapat ke dermaga dengan mudah dan aman,
perairan untuk manuver ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan yaitu kapal yang berbobot 50 GT dengan panjang dermaga yang telah
dihitung sebelumnya.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT : 21,5 m
Panjangdermaga pendaratan : 46 m
Panjang dermaga perbekalan : 46 m
Panjang dermaga tambat : 140 m
Rumus perairan maneuver : A3= ∑L3.W
Dengan :
A3 : luas perairan manuver kapal
L3 : panjang dermaga
W : lebar maneuver kapal= 2L
11
= 3.14R2= 3.14(2 . 21,5)2
Ap = 5805.86 m2
Luas Kolam Pelabuhan
Berdasarkan luas masing-masing kolam yang telah dihitung di depan maka
luas kolam pelabuhan adalah :
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
Dengan :
Apelabuhan : luas kolam pelabuhan
Apendaratan : luas kolam pendaratan
Aperbekalan : luas kolam perbekalan
Atambat : luas kolam tambat Amanuver1+2+3 : luas kolam manuver
Aputar : luas kolam putar
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
= 287,212 + 287,212 + 5082,412 + 1978+ 1978 + 6020 +5805,86
Apelabuhan = 21438,697 m2
2.3 Tambatan
Kapal atau perahu dikatakan tertambat apabila telah terikat ke objek tetap seperti
dermaga atau objek terapung seperti dermaga apung. Untuk menambatkan kapal ke
dermaga digunakan tali - temali yang dapat menahan kapal dari arus, angin ataupun
gelombang yang terjadi perairan.
Semakin besar kapal yang ditambatkan diperlukan tali tambat yang lebih
banyak, kapal tangker membutuhkan sampai 12 tali tambat, kapal layar membutuhkan 4
sampai 6 tali tambat. Untuk menambatkan kapal ke dermaga awak kapal harus
berkoordinasi dengan buruh pelabuhan dalam menambatkan tali kapal ke dermaga.
Material tali yang dipakai untuk tali tambat kapal sendiri selain berjenis wire
rope, juga terbuat dari serat sintetis dan bahan alami, hingga campuran. Ada beberapa jenis
tali tambat kapal berbahan alami, diantaranya ialah tali kapal dari pohon pisang liar yang
dinamai Abaca. Jenis tali kapal ini memiliki sifat yang tahan basah, tahan air, dan mudah
melengkung, karenanya masih bisa dipakai dalam ukuran yang kecil
Selain tali Abaca, ada lagi tali tambat kapal manila. Kalau jenis tali tambat ini, dibuat
dari tanaman Agava dengan sifat tak tahan lembab dan basah. Tali manila adalah salah satu
12
jenis tali manila yang paling sering dipakai untuk menambat kapal. Sementara itu, tali
tambat kapal hennep atau rami, bersifat gampang lapuk karena menyerap air. Berbeda lagi
dengan tali sabut kelapa dan tali jute sebagai bahan pembuat karung.
Menurut TIM FIP-IKIP
IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan mengolah
mengo
gerak kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga kapal
terbatas pergerakannya.Untuk menambatkan kapal ke dermaga digunakan tali-temali
tali yang
dapat menahan kapal dari arus, angin ataupun gelombang yang terjadi perairan.
Bahan tali yang umum dipakai untuk penambatan:
Sisal
Hemp
Kabel baja
Polyethylene
Polypropylene
Polyester (digunakan untuk tambat di laut dalam atau anjungan lepas pantai)Nylon
Tali yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi:
HMPE (ngapung)
Aramid (tahan panas) (termasuk Kevlar)
Panjang dermaga tambat dihitung dengan persamaan berikut.
Biasanya kapal-kapal
kapal ditambatkan secara tegak lurus dermaga karena kapal yang
bertambat cukup banya, sepe
seperti diberikan dalam Gambar
13
Sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk menunjang kinerja pandu dalam proses
penambatan di Single Buoy Mooring diantaranya sebagai berikut:
1. Tugboat (kapal tunda) Adalah kapal yang dapat digunakan untuk maneuver /
mengolah gerak, utamanya menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan, laut
lepas atau melalui sungai. Kapal tunda juga merupakan sarana pendukung untuk
mempercepat dan mempermudah dalam proses sandar atau lepas sandar di pelabuhan.
Kapal tunda memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya.
2. Mooring Launch (Motor kepil) Yaitu kapal yang bertugas mengantar tali tambat kapal
yang didesain sedemikian rupa dan disiapkan sebagai fast rescue boat yang
diperuntukan bagi kegiatan dilepas pantai dalam cuaca buruk.
3. Workboat Adalah kapal tunda dengan kapasitas tertentu yang konstruksi haluannya
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai untuk menunda selang-selang muatan
dan didesain khusus digunakan untuk laut berombak.
4. Perlengkapan keselamatan pandu
Persyaratan dari alat keselamatan pandu antara lain:
a. Life jacket/pelampung sesuai yang telah dipersyaratkan.
b. Radio handy talky channel 12, 14, 16 yang mempunyai daya jangkau minimal 5
mil.
c. Flashing light/lampu sorot.
d. Peralatan komunikasi VHF
Sebagai alat komunikasi perorangan yang harus dimiliki oleh masing-masing pandu
dengan minimal daya jangkau 25 mil.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian umum dari kolam pelabuhan adalah bagian dari sarana dan fasilitas
pelabuhan yang berbentuk perairan yang mempunyai kedalaman yang di isyaratkan.
Dimana kapal dapat berlabuh untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,
pengisian ulang bahan bakar dan air bersih, perbaikan, dan lain-lain.
Sedangkan Kapal atau perahu dikatakan tertambat apabila telah terikat ke objek tetap
seperti dermaga atau objek terapung seperti dermaga apung. Untuk menambatkan kapal ke
dermaga digunakan tali - temali yang dapat menahan kapal dari arus, angin ataupun
gelombang yang terjadi di perairan.
Menurut TIM FIP-IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan mengolah
gerak kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga kapal
terbatas pergerakannya.
3.2 Saran
Berdasarkan fungsi, kolam pelabuhan sangat berperan penting untuk menampung
kapal dalam melakukan berth time (waktu sandar) selama dalam pelabuhan. Agar kapal
dapat dengan mudah melakukan bongkar muat tanpa terganggu adalah teknis perencanaan
yang optimal. Agar bisa merencanakan kolam pelabuhan yang optimal mahasiswa harus
benar- benar memahami materi pada malakah ini karena , mahasiswa yang akan menajdi
peran penting bagi Negara untuk kemudian hari.
Sama halnya dengan pertambatan. Kapal atau perahu dikatakan tertambat apabila telah
terikat ke objek tetap seperti dermaga atau objek terapung seperti dermaga apung. Untuk
menambatkan kapal ke dermaga sorang perencana harus benar – benra memahami tali yang
mana yang harus digunakan untuk pertambatan agar dapat menahan kapal dari arus, angin
ataupun gelombang yang terjadi di perairan. Sebagai mahasiswa yang menjadi generasi
penerus harus giat belajar dan benra – benra memahami materi pada malak ini agar
dikemudian hari bisa menjadi seorang perencana.
15
DAFTAR PUSTAKA
INTERNET :
http://repository.unmuhjember.ac.id/11660/3/3.SKIRIPSI%20BAB%20I.pdf
http://febrian-tekniksipil.blogspot.com/2012/02/kolam-pelabuhan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tambat
https://pdfcoffee.com/kolam-pelabuhan--2-pdf-free.html
http://repository.pip-semarang.ac.id/1098/8/FIX%20BAB%20II.pdf
16