Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 4 MAKALAH PELABUHAN

“KOLAM PELABUHAN DAN TAMBATAN”

OLEH:

Nama : Bernadeta Barek


NIM : 022200012
Kelas : Teknik Sipil VA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Pelabuhan yang berjudul “KOLAM
PELABUHAN DAN TAMBATAN” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas serta menamba
wawasan tentang kolam pelabuhan dan tambatan bagi para pembaca juga bagi penulis.

Dan terima kasih untuk dosen pembimbing mata kuliah Pelabuhan, teman-teman serta
keluarga yang sudah mendukung saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masi banyak kekurangan dalam
penyusunanan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.Untuk itu
saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Maumere, 27 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.1. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.2. Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Pelabuhan ................................................................................................. 3


2.2 Kolam Pelabuhan ........................................................................................................ 4
2.3 Penambatan ................................................................................................................. 12

BAB III. PENUTUP .......................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 15


3.2 Saran ........................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAK

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar


menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategi yang
diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan
dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta focus pada keamanan maritime. Dalam
suatu negara maritim seperti halnya negara kita, peran pelabuhan sungguh sangat penting
bagi kegiatan kemaritiman.

Tugas makalah ini dilakukan untuk mengetahui alur pelayaran dan kolam pelabuhan
agar kita tahu bagaimana teknis perencanaan yang optimal untuk menghasilakan sebuah
pembangunan pelabuhan yang kokoh/kuat.

Batasan lingkup perencanaan bangunan fasilitas pantai kolam pelabuhan ini mulai
dari perencanaan desain mulut pelabuhan. Untuk mendukung perencanaan pembangunan,
pelabuhan harus dilengkapi dengan fasilitas seperti dermaga, peralatan tambatan, peralatan
bongkar muat barang, gudang - gudang, perkantoran baik untuk maskapai pelayaran dan
pengelola pelabuhan, dan khususnya adalah alur pelayaran. Salah satu hal yang tidak boleh
ditinggalkan dalam proses pembangunan pelabuhan adalah ketersediaan alur pelayaran.
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan keluar/masuk ke kolam
pelabuhan.

Kolam pelabuhan adalah daerah perairan di mana kapal berlabuh untuk melakukan
bongkar muat barang dan melakukan gerakan untuk memutar (di kolam putar). Kolam
pelabuhan harus terlindung dari gangguan gelombang dan mempunyai kedalaman yang
cukup atau sesuai dengan draft kapal sehingga dapat dilalui kapal-kapal yang akan
menggunakan pelabuhan. Dalam perencanaan pelabuhan khususnya alur pelayaran dan
kolam pelabuhan sangat di pengaruhi oleh kondisi pantai dan lautnya sehingga hal hal
tersebut yang berkaitan dengan tehnik kepantaian dan lautnya harus mendapat perhatian
utama.

1
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa yang diketahui tentang kolam pelabuhan dan apa saja unsur – unsure penting yang
ada dalam materi kolam pelabuhan ?
B. Apa yang diketahu tentang penambatan ?

1.3. Tujuan dan Manfaat


A. Untuk mengetahui apa itu kolam pelabuhandan unsure – unsure penting yang ada
didalamnya!
B. Untung mengetahui materi tentang penambatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang sengaja dibangun untuk menjadi tempat berlabuhnya
kapal. Kawasan inilah yang dijadikan tempat singgah bagi kapal-kapal sebelum akhirnya
berlabuh atau meneruskan perjalanan. Di pelabuhan, biasanya kapal menaikkan atau
menurunkan muatannya.

Menurut peraturan pemerintah RI no. 69 tahun 2001 tentang kepelabuhanan, yang


dimaksud pelabuhan adalah tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh , naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi:

1. Dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
2. Crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
3. Gudang Laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di
pindah ke kapal.

Pelabuhan sendiri ada yang disebut dengan pelabuhan umum dan khusus. Pengertian
pelabuhan umum adalah pelabuhan yang kegiatan pelayanannya ditujukan bagi masyarakat
umum. Sementara pelabuhan khusus adalah jenis pelabuhan yang dibangun dengan tujuan
tertentu.

Setiap jenis pelabuhan dikelola oleh penanggung jawabnya masing-masing. Pelabuhan


umum dikelola oleh badan usaha pelabuhan, sedangkan pelabuhan khusus biasanya
dikelola oleh pemerintah daerah.

3
2.2 Kolam Pelabuhan
Pengertian umum dari kolam pelabuhan adalah bagian dari sarana dan fasilitas
pelabuhan yang berbentuk perairan yang mempunyai kedalaman yang di isyaratkan. Kolam
Pelabuhan merupakan perairan dimana kapal dapat berlabuh untuk melakukan
kegiatan bongkar muat barang, pengisian ulang bahan bakar dan air bersih,
perbaikan, dan lain-lain. Secara fungsional batas-batas kolam pelabuhan sulit
ditentukan dengan tepat. Namun kolam pelabuhan secara teknis dapat dibatasi oleh daratan,
pemecah geombang (breakwater), dermaga, dan bata administrasi pelabuhan.
Persyaratan yang dijadikan pertimbangan dalam perencanaan kolam pelabuhan
adalah sebagai berikut:

 Perairan harus cukup tenang, yaitu daerah yang terlindung dari angin, gelombang, dan
arus sehingga kegiatan kegiatan yang dilakukan kapal di pelabuhan tidak terganggu.
 Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.
 Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (maneuver).
 Areal harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh dan
kapal masih dapat bergerak dengan bebas.
 Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar dengan
leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerakan memutar melingkar yang tidak
terputus.
 Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi muka air
surut terenda

1. Fungsi Kolam Pelabuhan


Fungsi kolam pelabuhan adalah untuk menampung kapal dalam melakukan berth time
(waktu sandar) selama dalam pelabuhan, agar kapal dapat dengan mudah melakukan
bongkar muat tanpa terganggu oleh gelombang. Oleh sebab itu kolam pelabuhan
seharusnya berada di dalam wilayah yang terlindung. Kolam pelabuhan mempunyai
bentuk memanjang yang biasanya dipakai untuk pelabuhan Petikemas, dan kolam
yang mempunyai bentuk jari, dapat dibuat bila garis pantai mempunyai kedalaman
terbesar menjorok ke laut dan tidak teratur khususnya dibangun untuk melayani kapal
dengan muatan umum (general cargo). Panjang kolam tidak kurang dari panjang total

4
kapal (Loa) ditambah dengan ruang yang diperlukan untuk penambatan yaitu sebesar
lebar kapal. Apabila dermaga digunakan untuk tambatan tiga kapal atau kurang, lebar
kolam di antara dermaga adalah sama dengan panjang kapal (Loa). Sedangkan
dermaga untuk empat kapal atau lebih, lebar kolam adalah 1,5 Loa.

2. Kedalaman Kolam Pelabuhan


Parameter yang digunakan dalam penentuan perencanaan kolam pelabuhan adalah
harus memperhitungkan gerak kapal akibat pengaruh alam, seperti:
 Batimetri perairan Elevasi muka air laut rencana berdasarkan pasang surut
 Kondisi angin di lokasi perairan
 Arah, kecepatan, dan tnggi gelombang di lokasi perairan
 Arah dan kecepatan arus
 Ukuran kapal rencana yang akan masuk ke pelabuhan
Adapun syarat kedalaman kolam pelabuhan dapat dilihat pada gambar berikut:

Persamaan kedalaman kolam pelabuhan:

D = d + Vs + C

Dimana:
D = kedalaman kolam pelabuhan (ditinjau dari muka air surut terendah)
d = draft kapal terbesar saat keadaan muat penuh (full load)
C = keel clearance(jarak aman kapal)
Vs = gerakan vertical kapal akibat gelombang (Vgel) dan squat (ayunan kapal
vertikal)

5
Dimensi Kolam Pelabuhan
a. Areal Alur Pelayaran dari dan ke Pelabuhan
Berdasarkan ‘Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan’ yang diterbitkan oleh
Direktorat Perhubungan Laut, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Tahun
2002, untuk perhitungan alur pelayaran pelayaran dari dan ke pelabuhan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Aalur = (9B + 30) x Lalur

Keterangan :
B = Lebar kapal maksimum
Lalur = Panjang alur pemanduan dan penundaan

Berdasarkan perhitungan diatas untuk luasan areal alur pelayaran dari dan ke
pelabuhan adalah seluas seluas 1,894 Ha.

b. Areal Tempat Sandar


Area tambat/sandar kapal digunakan untuk menampung kapal yang bertambat
dengan syarat tidak mengganggu kegiatan bongkar muat dan manuver kapal
yang akan keluar masuk kolam pelabuhan. Kebutuhan luas area tambat yang
diperlukan berdasarkan KM No.52 Tahun 2004 diperoleh dengan rumus:

A = 1.8 L x 1.5 L

Keterangan:
A : Luas perairan untuk tempat sandar 1 kapal
L : Panjang kapal (meter)
Luas areal tempat sandar kapal = jumlah kapal x A
Jumlah kapal yang direncanakan untuk bertambat adalah sebanyak satu
buah,maka area tambat yang direncanakan adalah seluas 2,29 Ha.

6
c. Areal Kolam Putar
Kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah berbalik arah. Luas area untuk
perputaran kapal sangat dipengaruhi oleh ukuran kapal, sistem operasi, dan jenis
kapal. Radius kolam putar berdasarkan KM No.52 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan menggunakan rumus:
A = ¼ x N x π x D²
Keterangan:
A : Luas kolam putar (m2)
N : Jumlah kolam putar
D : Diameter areal kolam putar dengan tunda = 2L
D : Diameter areal kolam putar tanpa tunda = 3L
L : Panjang kapal maksimum
Dengan perhitungan diatas maka luas areal kolam putar pelabuhan
direncanakan adalah seluas 5,98 Ha.

d. Areal Tempat Labuh


Penentuan luas areal berlabuh tergantung pada jumlah dan panjang kapal
yang akan direncanakan berlabuh. Perhitungan luas areal tempat labuh adalah
sebagai berikut:
A = N x π x R²
R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari - jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yang berlabuh (meter);
D : Kedalaman air (meter).
Jadi luas areal berlabuh yang direncanakan adalah seluas 7,66 Ha.

e. Areal Pindah Labuh Kapal


Penentuan luas areal pindah labuh kapal tergantung pada jumlah dan panjang
kapal yang akan direncanakan berlabuh.Perhitungan luas areal pindah labuh
kapal adalah sebagai berikut:

7
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yangberlabuh (meter);
D: Kedalaman air (meter).
Jadi luas areal pindah labuh kapal yang direncanakan adalah seluas 7,66 H

f. Areal Alih Muat Kapal


Penentuan luas areal alih kapal tergantung pada jumlah dan panjang kapal yang
akan direncanakan berlabuh. Perhitungan luas areal alih kapal adalah sebagai
berikut:
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yang berlabuh (meter);
D : Kedalaman air (meter).
Jadi luas luas areal alih kapal apal yang direncanakan adalah seluas 7,66 Ha.

g. Areal Penempatan Kapal Mati


Faktor yang perlu diperhatikan adalah jumlah kapal dan ukuran kapal, maka untuk
luas areal penempatan kapal mati adalah seluas 7,66 Ha
h. Areal Keperluan Keadaan Darurat
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kebakaran kapal,
kapal kandas dan lain-lainnya. Salvage area diperkirakan luasnya 50% dari luas
areal pindah labuh kapal. Jadi luas areal keperluan keadaan darurat adalah seluas
3,83 Ha
i. Areal Percobaan Berlayar
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana, jadi untuk
luasan areal percobaan berlayar adalah seluas 19,05 Ha.

8
j. Luas Kolam Pelabuhan
Perencanaan luas kolam harus menunjang kemudahan manuver kapal dan
dapat menampung kegiatan yang dilakukan oleh kapal mulai dari kedatangan
sampai berangkat. formula perhitungan kebutuhan luas kolam pelabuhan adalah:

A = A kolam putar + A sandar kapal

Berdasarkan luas kolam putar dan area tambat, maka luas kolam pelabuhan adalah
seluas 8,27 Ha.

3. Kolam Pendaratan
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
a. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :
L = 18,5 mB = 4,5 mD (draft) = 1.5 m
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga pendaratan adalah 2 kapal.
luas kolam pendaratan dihitung dengan persamaan :
A1= ∑L1.B1
Dengan :
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1 = ∑L1.B1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m
Kolam Perbekalan
Luas kolam perbekalan yang diperlukan dihitung menggunakan perhitungan
yang sama dengan luas kolam pendaratan.

b. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :


L = 18,5 m
B = 4,5 m

9
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat didermaga perbekalan adalah 2 kapal.luas kolam
perbekalan dihitung dengan persamaan :
A1 = ∑L1.B1
Dengan:
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1 = ∑L1.B1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m2
Kolam Tambat
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung
berdasarkan bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
Dimensi kapal yang berbobot 30GT adalah :
L = 18,50 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga tambat 37 kapalluas kolam tambat
dihitung dengan persamaan :
A2= ∑L2.B2
Dengan :
A2 : luas kolam tambat (m2)
L2 : panjang dermaga tambat =1,1L
B2 : lebar perairan untuk bertambat = 1,5B
A2 = ∑L2.B2
= 37 (1,1 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A2 = 5082,412 m2

10
4. Perairan Untuk Manuver
Agar kapal –kapal besar dapat merapat ke dermaga dengan mudah dan aman,
perairan untuk manuver ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan yaitu kapal yang berbobot 50 GT dengan panjang dermaga yang telah
dihitung sebelumnya.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT : 21,5 m
Panjangdermaga pendaratan : 46 m
Panjang dermaga perbekalan : 46 m
Panjang dermaga tambat : 140 m
Rumus perairan maneuver : A3= ∑L3.W
Dengan :
A3 : luas perairan manuver kapal
L3 : panjang dermaga
W : lebar maneuver kapal= 2L

a. Luas kolam manuver di depan dermaga pendaratan adalah:


Amanuver 1= 46. (2 . 21.5) = 1978 m2
b. Luas kolam manuver di depan dermaga perbekalan adalah:
Amanuver 2= 46. (2 . 21.5) = 1978 m2
c. Luas kolam manuver di depan dermaga tambatadalah :
Amanuver 3= 140. (2 . 21.5) = 6020 m2
Kolam Putar
Luas kolam putar ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan yaitu kapal yang berbobot 50 GT.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT : 21,5 m
Ap= πR2= π(2 . L) 2
Dengan :
Ap : luas kolam putar
Π : 3.14
L : panjang kapal
Ap = πR2= π(2 . L)2

11
= 3.14R2= 3.14(2 . 21,5)2
Ap = 5805.86 m2
Luas Kolam Pelabuhan
Berdasarkan luas masing-masing kolam yang telah dihitung di depan maka
luas kolam pelabuhan adalah :
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
Dengan :
Apelabuhan : luas kolam pelabuhan
Apendaratan : luas kolam pendaratan
Aperbekalan : luas kolam perbekalan
Atambat : luas kolam tambat Amanuver1+2+3 : luas kolam manuver
Aputar : luas kolam putar
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
= 287,212 + 287,212 + 5082,412 + 1978+ 1978 + 6020 +5805,86
Apelabuhan = 21438,697 m2

2.3 Tambatan
Kapal atau perahu dikatakan tertambat apabila telah terikat ke objek tetap seperti
dermaga atau objek terapung seperti dermaga apung. Untuk menambatkan kapal ke
dermaga digunakan tali - temali yang dapat menahan kapal dari arus, angin ataupun
gelombang yang terjadi perairan.
Semakin besar kapal yang ditambatkan diperlukan tali tambat yang lebih
banyak, kapal tangker membutuhkan sampai 12 tali tambat, kapal layar membutuhkan 4
sampai 6 tali tambat. Untuk menambatkan kapal ke dermaga awak kapal harus
berkoordinasi dengan buruh pelabuhan dalam menambatkan tali kapal ke dermaga.
Material tali yang dipakai untuk tali tambat kapal sendiri selain berjenis wire
rope, juga terbuat dari serat sintetis dan bahan alami, hingga campuran. Ada beberapa jenis
tali tambat kapal berbahan alami, diantaranya ialah tali kapal dari pohon pisang liar yang
dinamai Abaca. Jenis tali kapal ini memiliki sifat yang tahan basah, tahan air, dan mudah
melengkung, karenanya masih bisa dipakai dalam ukuran yang kecil
Selain tali Abaca, ada lagi tali tambat kapal manila. Kalau jenis tali tambat ini, dibuat
dari tanaman Agava dengan sifat tak tahan lembab dan basah. Tali manila adalah salah satu

12
jenis tali manila yang paling sering dipakai untuk menambat kapal. Sementara itu, tali
tambat kapal hennep atau rami, bersifat gampang lapuk karena menyerap air. Berbeda lagi
dengan tali sabut kelapa dan tali jute sebagai bahan pembuat karung.
Menurut TIM FIP-IKIP
IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan mengolah
mengo
gerak kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga kapal
terbatas pergerakannya.Untuk menambatkan kapal ke dermaga digunakan tali-temali
tali yang
dapat menahan kapal dari arus, angin ataupun gelombang yang terjadi perairan.
Bahan tali yang umum dipakai untuk penambatan:
 Sisal
 Hemp
 Kabel baja
 Polyethylene
 Polypropylene
 Polyester (digunakan untuk tambat di laut dalam atau anjungan lepas pantai)Nylon
Tali yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi:
 HMPE (ngapung)
 Aramid (tahan panas) (termasuk Kevlar)
Panjang dermaga tambat dihitung dengan persamaan berikut.

Biasanya kapal-kapal
kapal ditambatkan secara tegak lurus dermaga karena kapal yang
bertambat cukup banya, sepe
seperti diberikan dalam Gambar

13
Sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk menunjang kinerja pandu dalam proses
penambatan di Single Buoy Mooring diantaranya sebagai berikut:
1. Tugboat (kapal tunda) Adalah kapal yang dapat digunakan untuk maneuver /
mengolah gerak, utamanya menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan, laut
lepas atau melalui sungai. Kapal tunda juga merupakan sarana pendukung untuk
mempercepat dan mempermudah dalam proses sandar atau lepas sandar di pelabuhan.
Kapal tunda memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya.
2. Mooring Launch (Motor kepil) Yaitu kapal yang bertugas mengantar tali tambat kapal
yang didesain sedemikian rupa dan disiapkan sebagai fast rescue boat yang
diperuntukan bagi kegiatan dilepas pantai dalam cuaca buruk.
3. Workboat Adalah kapal tunda dengan kapasitas tertentu yang konstruksi haluannya
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai untuk menunda selang-selang muatan
dan didesain khusus digunakan untuk laut berombak.
4. Perlengkapan keselamatan pandu
Persyaratan dari alat keselamatan pandu antara lain:
a. Life jacket/pelampung sesuai yang telah dipersyaratkan.
b. Radio handy talky channel 12, 14, 16 yang mempunyai daya jangkau minimal 5
mil.
c. Flashing light/lampu sorot.
d. Peralatan komunikasi VHF
Sebagai alat komunikasi perorangan yang harus dimiliki oleh masing-masing pandu
dengan minimal daya jangkau 25 mil.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian umum dari kolam pelabuhan adalah bagian dari sarana dan fasilitas
pelabuhan yang berbentuk perairan yang mempunyai kedalaman yang di isyaratkan.
Dimana kapal dapat berlabuh untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,
pengisian ulang bahan bakar dan air bersih, perbaikan, dan lain-lain.
Sedangkan Kapal atau perahu dikatakan tertambat apabila telah terikat ke objek tetap
seperti dermaga atau objek terapung seperti dermaga apung. Untuk menambatkan kapal ke
dermaga digunakan tali - temali yang dapat menahan kapal dari arus, angin ataupun
gelombang yang terjadi di perairan.
Menurut TIM FIP-IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan mengolah
gerak kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga kapal
terbatas pergerakannya.

3.2 Saran
Berdasarkan fungsi, kolam pelabuhan sangat berperan penting untuk menampung
kapal dalam melakukan berth time (waktu sandar) selama dalam pelabuhan. Agar kapal
dapat dengan mudah melakukan bongkar muat tanpa terganggu adalah teknis perencanaan
yang optimal. Agar bisa merencanakan kolam pelabuhan yang optimal mahasiswa harus
benar- benar memahami materi pada malakah ini karena , mahasiswa yang akan menajdi
peran penting bagi Negara untuk kemudian hari.

Sama halnya dengan pertambatan. Kapal atau perahu dikatakan tertambat apabila telah
terikat ke objek tetap seperti dermaga atau objek terapung seperti dermaga apung. Untuk
menambatkan kapal ke dermaga sorang perencana harus benar – benra memahami tali yang
mana yang harus digunakan untuk pertambatan agar dapat menahan kapal dari arus, angin
ataupun gelombang yang terjadi di perairan. Sebagai mahasiswa yang menjadi generasi
penerus harus giat belajar dan benra – benra memahami materi pada malak ini agar
dikemudian hari bisa menjadi seorang perencana.

15
DAFTAR PUSTAKA

INTERNET :

http://repository.unmuhjember.ac.id/11660/3/3.SKIRIPSI%20BAB%20I.pdf

http://febrian-tekniksipil.blogspot.com/2012/02/kolam-pelabuhan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Tambat

https://pdfcoffee.com/kolam-pelabuhan--2-pdf-free.html

http://repository.pip-semarang.ac.id/1098/8/FIX%20BAB%20II.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai