Dosen Pengampu
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugrah-Nya
Makalah Teknik Pantai dan Pelabuhan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi persyaratan yang wajib dilaksanakan selama menempuh mata kuliah
Teknik Pantai dan Pelabuhan.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Ir. Nyoman Budiartha RM, MSc, selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknik Pantai dan
Pelabuhan, serta berbagai pihak yang turut mendukung penuh dalam proses penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini dan tentunya masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
1.3 Tujuan................................................................................................................................... 1
3.2 Saran.............................................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
c. Untuk mengetahui pembiayaan proyek pelabuhan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1983-1990, berdasarkan peraturan pemerintah No.11 tahun 1983 dan
peratuan pemerintah No.3 tahun 1983 dibentuk 4 (empat) perusahaan umum (Perum)
Pelabuhan, yaitu:
1. Perum Pelabuhan I berkedudukan di Medan yang meliputi provinsi Aceh, Sumatra Utara
dan Riau.
2. Perum Pelabuhan II berkedudukan di Jakarta meliputi provinsi Sumatra Barat, DKI Jakarta
dan Jawa Barat
3. Perum Pelabuhan III berkedudukan di Surabaya meliputi provinsi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, NTB, NTT dan Timor Timur.
1. Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional
dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.
3
3. Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam
jumlah menengah.
5. Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah
kecil
1. Penyediaan dan pengusahaan kolam-kolam dan perairan untuk lalu lintas pelayaran dan
tempat kapal berlabuh.
3. Penyediaan dan pengusahaan dermaga untuk bertambat, bongkar muat barang dan
hewan serta penyediaan fasilitas naik turun penumpang.
5. Penyediaan dan pengusahaan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan sehubungan
dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan industri.
6. Penyediaan jaringan jalan dan jembatan, saluran pembuangan air, saluran listrik, saluran
air minum, pemadam kebakaran dan lain-lain.
4. Direktorat Imigrasi yang bertanggung jawab tentang keluar masuk penumpang melalui
pelabuhan.
Fungsi Lalu Lintas: pelabuhan adalah titik node didalam lalu lintas, yang menghubungkan
moda air dan berbagai mode darat.
Fungsi Transportasi: pelabuhan adalah tempat untuk bongkar muat atautransfer berbagai
arus barang.
5
Kriteria Hierarki Pelabuhan berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM.53 Tahun 2002, yaitu:
6
Sebagai pelabuhan Melayani Melayani Melayani Sebagai tempat pela-yanan
alih muat angkutan angkutan peti angkutan peti angkutan laut moda transportasi laut
peti kemas nasional kemas sebesar kemas antar untuk mendu- kung
dan internasional 1.500.000 nasional di kabupaten/kota kehidupan masya rakat dan
dengan pelayanan TEU‟s/Tahun seluruh dalam provinsi berfungsi sebagai tempat
SKALA berkisar dari atau angkutan Indonesia multifung si selain sebagai
PELAYAN 3.000.000- 3.500.000 lain yang setara terminal untuk penumpang
AN TEU‟s/Tahun atau juga untuk melayani
angkutan lain yang bongkar muat kebutuhan
setara hidup masyarakat
disekitarnya
Berada dekat dengan Berada dekat Berada dekat Berada dekat Berada pada lokasi yang
jalur pelayaran dengan jalur dengan jalur dengan jalur tidak dilalui jalur
Internasional ± 500 pelayaran pelayaran pelayaran antar transportasi laut reguler
HAN pelayaran
nasional ± 50
mil
7
a. Dermaga peti a. Dermaga peti Dermaga Dermaga Memiliki fasilitas tambat
kemas min 350 m kemas min 250 multipurpose minimal 70 m
m min 150 m
b. 4 buah crane
FASILITAS Mobile crane
b. 2 buah crane
c. Lapangan atau skipgear
c. Lapangan
penumpukan seluas kapasitas 50
penumpukan
15 Ha ton
seluas 10 Ha
JARAK 500-1000 mil 200-500 mil 10-100 mil 20-50 mil 5-20 mil
DENGAN
PELABUHA
N LAINNYA
Kegiatan industri, biasanya dikaitkan dengan arus barang, perbaikan dan pembuatan kapal.
Akan tetapi dengan adanya pelabuhan daerah sekitarnya menjadi alasan untuk tumbuh dan
berkembangnya suatu industri.
Fungsi lalu lintas membutuhkan tiga kondisi yang harus dipenuhi dengan baik, yaitu “pintu
depan”, “pintu belakang” maupun kapasitasdan pelayanan yang cukup di pelabuhan itu
sendiri:yaitu
Jalan masuk dari laut dapat diakses dengan mudah dan aman, ruang yang
memadai untuk manuver dan berlabuh kapal, dermaga, dan lain-lain.
Koneksi Hinterland, jalan, kereta api, perairan darat/sungai, pipa, dan lain-lain,
8
tergantung pada fungsi transportasi.
Di dalam pelabuhan sendiri harus mempunyai pelayanan dan kapasitas yang yang
mencukupi seperti kapasitas penanganan dan penyimpanan barang dan lain-lain.
Keselamatan kapal dan awak adalah yang paling penting dan paling banyak
mendapat perhatian. Hal ini dapat dipahami, ketika kita menyadari bahwa kapal yang
dirancang untuk manuver di perairan terbuka dan pada kecepatan jelajah. Memasuki
pelabuhan berarti pengurangan kecepatan, mengharuskan manuver yang lemah, berhenti
di perairan terbatas dan sering terdapat kapal lain di sekitar.
Fungsi transportasi tergantung pada kondisi dan situasi tertentu dari pelabuhan:
1. Jika pelabuhan sudah memiliki pedalaman „alami‟, yang berfungsi untuk impor dan
ekspor tanpa banyak kompetisi, maka demi kepentingan masyarakat layanan ini
disediakan efi sien, tanpa gangguan dan dengan biaya minimum. Di masa lalu mereka
menjadi salah satu pendapatan (money earners) hal ini menyebabkan di masa lalu
dengan „pelabuhan umum‟, yang sering gagal untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka
memiliki lebih banyak kapal di luar pelabuhan daripada berlabuh di pelabuhan, atau
keduanya.
2. (ii) Jika beberapa pelabuhan bersaing untuk kargo dari dan ke pedalaman yang sama,
atau untuk perdagangan transhipment, efi siensi dalam penanganan kargo dan biaya
pemanduan, iuran pelabuhan, dan lain-lain menjadi penting. Pelabuhan menjadi bisnis
sendiri dan privatisasi fungsi pelabuhan adalah langkah logis untuk mencapai efi siensi
yang diperlukan.
9
2.3 Pembiayaan
Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin dapat dibiayai pemerintah dalam
kasus dimana biaya tidak tersedia, dan proyek adalah sangat esensial, pembiayaan
dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan sistem sewa. Kontrak penyewaan konstruksi
pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minmal 20 tahun. Dengan perubahan status
menjadi persero (PT) akan membawa pengaruh terhadap keuangan perusahaan yaitu
anggaran perusahaan disusun menurut anggaran persero. Oleh karena itu PT pelabuhan
Indonesia bertugas selain mengelola keuangan dan yang terpenting sekali adalah bertugas
untuk penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelabuhan.
a. Layanan Pelabuhan: semua layanan termasuk penanganan kargo dan penyimpanan yang
disediakan oleh otoritas pelabuhan. Bentuk ini di masa lalu dilakukan Pemerintah dan
masih dapat ditemukan di beberapa negara berkembang. Hal ini sering ditandai oleh
birokrasi dan biasanya hanya bisa bertahan jika hinterlandnya alami tanpa adnya kompetisi
dengan pelabuhan lainnya.
b. Pelabuhan Sistem Sewa: otoritas pelabuhan memiliki tanah dan memberikan konsesi
kepada perusahaan swasta untuk penyediaan penanganan kargo dan jasa penyimpanan.
Otoritas pelabuhan bertanggung jawab untuk infrastruktur, keamanan laut dan akses,
termasuk pemeliharaan alur pelabuhan.
Ketersediaan lahan untuk terminal dan biaya terkait per m2 tarif Pelabuhan dan iuran
10
biaya)
Persyaratan lingkungan
Bea Cukai
Keselamatan Nautical
Untuk perencana pelabuhan adalah wajib untuk memahami perkembangan ini. Bagian
berikut menyajikan data dan beberapa kecendrungan pada desain kapal dan penanganan
kargo sejauh relevan untuk perencanaan Pelabuhan. Oleh karena itu perencanaan pelabuhan
adalah kerja sama tim. Tapi dalam tim ini perencana pelabuhan memainkan peran sentral
dalam mengembangkan konsep dan merekrut personel yang dibutuhkan dalam keahliannya
masing- masing pada waktu yang dibutuhkan. Kebanyakan perencana pelabuhan adalah
sarjana teknik sipil ada juga yang lainnya dengan pelatihan teknik hidrolik dan pengalaman.
Kualitas pertama diperlukan untuk mengarahkan pekerjaan yang dilakukan oleh para
ahli dan mengintegrasikan hasilnya ke dalam desain lay-out pelabuhan. Proses integrasi itu
sendiri adalah bagian dari kreatifitas pekerjaan: bagaimana cara yang tepat untuk mengatur
mereka yang terlibat secara fisik dalam hal menentukan dimensi alur masuk pelabuhan
(approachchannel) dan kolam pelabuhan (turning basins), dermaga dan terminal, koridor
untuk koneksi pedalaman (hinterland) dan sebaginya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada tahun 1983-1990, berdasarkan peraturan pemerintah No.11 tahun 1983 dan
peratuan pemerintah No.3 tahun 1983 dibentuk 4 (empat) perusahaan umum (Perum)
Pelabuhan, yaitu:
a. Perum Pelabuhan I berkedudukan di Medan yang meliputi provinsi Aceh, Sumatra
Utara dan Riau.
b. Perum Pelabuhan II berkedudukan di Jakarta meliputi provinsi Sumatra Barat,
DKI Jakarta dan Jawa Barat
c. Perum Pelabuhan III berkedudukan di Surabaya meliputi provinsi Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, NTB, NTT dan Timor
Timur.
d. Perum Pelabuhan IV berkedudukan di Ujung Pandang, meliputi provinsi Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian
Jaya
2. Sebelum masuk ke dalam perencanaan dan perancangan pelabuhan perlu dipahami
terlebih dahulu fungsi dan organisasi pelabuhan. Kedua faktor tersebut sangat relevan
sebagai bagian yang paling penting dari proses perencanaan khususnya ditinjau dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.
3. Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin dapat dibiayai pemerintah dalam
kasus dimana biaya tidak tersedia, dan proyek adalah sangat esensial, pembiayaan
dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan sistem sewa. Kontrak penyewaan
konstruksi pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minmal 20 tahun. Dengan
perubahan status menjadi persero (PT) akan membawa pengaruh terhadap keuangan
perusahaan yaitu anggaran perusahaan disusun menurut anggaran persero.
4. Untuk perencana pelabuhan adalah wajib untuk memahami perkembangan ini. Untuk
menyajikan data dan beberapa kecenderungan pada desain kapal dan penanganan kargo
sejauh relevan untuk perencanaan.
12
3.2 Saran
Untuk perencanaan pelabuhan harus dipersiapkan secara matang mulai dari segi biaya
dan material agar bisa menghasilkan suatu bangunan pelabuhan yang baik dan dapat
berfungsi secara maksimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
14