Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 2

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN

Dosen Pengampu

Prof. Dr. Ir. Nyoman Budiartha RM, MSc,

Oleh:

Kadek Ryo Aryawan (1905511137)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugrah-Nya
Makalah Teknik Pantai dan Pelabuhan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi persyaratan yang wajib dilaksanakan selama menempuh mata kuliah
Teknik Pantai dan Pelabuhan.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Ir. Nyoman Budiartha RM, MSc, selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknik Pantai dan
Pelabuhan, serta berbagai pihak yang turut mendukung penuh dalam proses penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini dan tentunya masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1

1.3 Tujuan................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Pengusahaan Pelabuhan ..................................................................................................... 3

2.2 Bentuk-bentuk Pengaturan................................................................................................. 5

2.3 Pembiayaan ........................................................................................................................ 10

2.4 Cakupan Perencanaan, Perancangan dan Pelaksanaan Pelabuhan ............................. 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 12

3.2 Saran.............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan dalam industri transportasi laut merupakan bentuk infrastruktur


transportasi tertua yang masih digunakan sampai saat ini dan industri ini berubah dengan
sangat pesat. Pesatnya perubahan ini ditandai dengan peningkatan volume perdagangan dunia
yang menggunakan moda transportasi laut saat ini mencapai 80% yang ditangani oleh
pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia. Pesatnya pertumbuhan ini menyebabkan tidak saja
terjadi saling ketergantungan antar negara di dunia tetapi juga menciptakan persaingan antar
negara termasuk negara-negara yang terkurung oleh daratan berusaha untuk meningkatkan
akses yang efektif serta menciptakan jaringan pelabuhan untuk jasa pengiriman internasional
yang hemat biaya sebagai mesin pendorong pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan pengusahaan pelabuhan?

b. Bagaimana bentuk-bentuk pengaturan proyek pelabuhan?

c. Bagaimana pembiayaan proyek pelabuhan?

d. Bagaimana perencanaan, perancangan dan pelaksanaan pelabuhan?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengusahaan pelabuhan.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengaturan proyek pelabuhan

1
c. Untuk mengetahui pembiayaan proyek pelabuhan.

d. Untuk mengetahui perencanaan, perancangan dan pelaksanaan pelabuhan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengusahaan Pelabuhan

Perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan pengoperasian pelabuhan pada dasarnya


adalah sangat komplek, tidak saja menyangkut panjang dermaga, lebar dermaga tapi
menyangkut banyak hal khususnya untuk pelabuhan-pelabuhan besar. Untuk pengawasan
semua faktor-faktor yang perlu untuk membuat pelabuhan berfungsi dengan lancar adalah
suatu tanggung jawab yang besar.

Pada tahun 1983-1990, berdasarkan peraturan pemerintah No.11 tahun 1983 dan
peratuan pemerintah No.3 tahun 1983 dibentuk 4 (empat) perusahaan umum (Perum)
Pelabuhan, yaitu:

1. Perum Pelabuhan I berkedudukan di Medan yang meliputi provinsi Aceh, Sumatra Utara
dan Riau.

2. Perum Pelabuhan II berkedudukan di Jakarta meliputi provinsi Sumatra Barat, DKI Jakarta
dan Jawa Barat

3. Perum Pelabuhan III berkedudukan di Surabaya meliputi provinsi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, NTB, NTT dan Timor Timur.

4. Perum Pelabuhan IV berkedudukan di Ujung Pandang, meliputi provinsi Sulawesi


Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian Jaya

Selanjutnya kriteria hirarki pelabuhan berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan Nomor


KM 53 Tahun 2002 diuraikan seperti berikut :

1. Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional
dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.

2. Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional


dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.

3
3. Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam
jumlah menengah.

4. Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani


secara nasional.

5. Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah
kecil

Pengelolaan pelabuhan berdasarkan Desentralisasi terbatas di mana kantor pusat


(Direksi) melaksanakan perencanaan, pengendalian dan pengawasan. Sedangkan cabang-
cabang PT Pelabuhan sebagai pelaksana kegiatan operasional (Manajemen Operasional) yang
berarti tugas-tugas pengelolaannya sama seperti sebelumnya (semasih Perum) hanya
pengelolaan keuangan dan pengelolaan kepegawaian wewenangnya jelas. Pengelolaan yang
dilakukan meliputi:

1. Penyediaan dan pengusahaan kolam-kolam dan perairan untuk lalu lintas pelayaran dan
tempat kapal berlabuh.

2. Pengusahaan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal-kapal (pilotage) dan


pemberian jasa pemanduan kapal.

3. Penyediaan dan pengusahaan dermaga untuk bertambat, bongkar muat barang dan
hewan serta penyediaan fasilitas naik turun penumpang.

4. Penyediaan dan pengusahaan gudang-gudang dan tempat penimbunan barang- barang,


angkutan Bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan lainnya.

5. Penyediaan dan pengusahaan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan sehubungan
dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan industri.

6. Penyediaan jaringan jalan dan jembatan, saluran pembuangan air, saluran listrik, saluran
air minum, pemadam kebakaran dan lain-lain.

7. Pengusahaan jasa terminal (operasi terminal).

8. Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang pengusahaan kepelabuhanan yang


4
ditetapkan oleh menteri Perhubungan.

Dengan berlandaskan peraturan tentang kepelabuhan, setiap kapal yang memasuki


atau meninggalkan pelabuhan harus memenuhi ketentuan yang berlaku, yang dikoordinasikan
oleh Adpel (Administrasi Pelabuhan). Tugas Administrasi Pelabuhan adalah
mengkoordinasikan kegiatan teknis dalam bidang:

1. Kesyahbandaran untuk mengawasi keselamatan pelayaran.

2. Kesehatan pelabuhan/Dinas karantina (bertanggung jawab tentang kesehatan


pelabuhan dikaitkan dengan muatan keluar dan masuk serta orang-orang yang diangkut
oleh kapal)

3. PT. Pelabuhan yang mengolola fasilitas pelabuhan.

4. Direktorat Imigrasi yang bertanggung jawab tentang keluar masuk penumpang melalui
pelabuhan.

5. Pelabuhan yang mengawasi keluar masuk barang melalui pelabuhan.

2.2 Bentuk-bentuk Pengaturan

Sebelum masuk ke dalam perencanaan dan perancangan pelabuhan perlu dipahami


terlebih dahulu fungsi dan organisasi pelabuhan. Kedua faktor tersebut sangat relevan sebagai
bagian yang paling penting dari proses perencanaan khususnya ditinjau dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan keuangan.

Fungsi utama dari pelabuhan adalah:

 Fungsi Lalu Lintas: pelabuhan adalah titik node didalam lalu lintas, yang menghubungkan
moda air dan berbagai mode darat.

 Fungsi Transportasi: pelabuhan adalah tempat untuk bongkar muat atautransfer berbagai
arus barang.

5
Kriteria Hierarki Pelabuhan berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM.53 Tahun 2002, yaitu:

Kriteria Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Lokal

Internasional HUB Internasional Nasional Regionall

Melayani angkutan Sebagai pusat Sebagai Sebagai Sebagai pengumpan


alih muat distribusi peti pengumpan pengumpan Pelabuhan-pelabuhan hub
kemas nasional angkutan peti Pelabuhan- internasional, Pelabuhan
(trasshipment) peti
dan pelayanan kemas pelabuhan hub internasional, Pelabuhan
kemas nasional dan
angkutan peti nasional internasional, nasional dan Pelabuhan
internasional dengan
kemas Pelabuhan regional
skala pelayanan
internasional internasional
transportasi laut
dan Pelabuhan
dunia
nasional
PERAN
Sebagai Pelabuhan Sebagai tempat Sebagai Sebagai tempat ebagai tempat pelayanan
induk yang melayani alih muat tempat alih alih muat penumpang di daerah
angkutan peti kemas penmpang dan muat penumpang terpencil, terisolasi,
nasional dan pelayanan penumpang dan barang perbatasan, daerah terbatas
internasional sebesar angkutan peti dan barang dari/ke yang hanya didukung oleh
2.500.000 kemas Pelabuhan moda transportasi laut
TEU‟s/Tahun atau internasional utama dan
angkutan lain yang Pelabuhan
setara pengumpan

6
Sebagai pelabuhan Melayani Melayani Melayani Sebagai tempat pela-yanan
alih muat angkutan angkutan peti angkutan peti angkutan laut moda transportasi laut
peti kemas nasional kemas sebesar kemas antar untuk mendu- kung
dan internasional 1.500.000 nasional di kabupaten/kota kehidupan masya rakat dan
dengan pelayanan TEU‟s/Tahun seluruh dalam provinsi berfungsi sebagai tempat
SKALA berkisar dari atau angkutan Indonesia multifung si selain sebagai
PELAYAN 3.000.000- 3.500.000 lain yang setara terminal untuk penumpang
AN TEU‟s/Tahun atau juga untuk melayani
angkutan lain yang bongkar muat kebutuhan
setara hidup masyarakat
disekitarnya

Berada dekat dengan Berada dekat Berada dekat Berada dekat Berada pada lokasi yang
jalur pelayaran dengan jalur dengan jalur dengan jalur tidak dilalui jalur
Internasional ± 500 pelayaran pelayaran pelayaran antar transportasi laut reguler

LOKASI mil Internasional ± nasional ± 50 pulau ± 25 mil kecuali keperintisan

PELABU 500 mil dan jalur mil

HAN pelayaran
nasional ± 50
mil

KEDALAMA Minimal – 12 m lws Minimal - 9 M Minimal – 7 Minimal - 4 m Minimal -1,5 m lws


N lws m lws lws

7
a. Dermaga peti a. Dermaga peti Dermaga Dermaga Memiliki fasilitas tambat
kemas min 350 m kemas min 250 multipurpose minimal 70 m
m min 150 m
b. 4 buah crane
FASILITAS Mobile crane
b. 2 buah crane
c. Lapangan atau skipgear
c. Lapangan
penumpukan seluas kapasitas 50
penumpukan
15 Ha ton
seluas 10 Ha

JARAK 500-1000 mil 200-500 mil 10-100 mil 20-50 mil 5-20 mil
DENGAN
PELABUHA
N LAINNYA

Selain ini, pelabuhan dapat memiliki beberapa fungsi sekunder, seperti:

 Kegiatan industri, biasanya dikaitkan dengan arus barang, perbaikan dan pembuatan kapal.
Akan tetapi dengan adanya pelabuhan daerah sekitarnya menjadi alasan untuk tumbuh dan
berkembangnya suatu industri.

 Jasa komersial dan finansial, termasuk bank

 Fungsi lalu lintas membutuhkan tiga kondisi yang harus dipenuhi dengan baik, yaitu “pintu
depan”, “pintu belakang” maupun kapasitasdan pelayanan yang cukup di pelabuhan itu
sendiri:yaitu

• Pintu depan (front door)

Jalan masuk dari laut dapat diakses dengan mudah dan aman, ruang yang
memadai untuk manuver dan berlabuh kapal, dermaga, dan lain-lain.

• Pintu belakang (backdoor)

Koneksi Hinterland, jalan, kereta api, perairan darat/sungai, pipa, dan lain-lain,

8
tergantung pada fungsi transportasi.

 Pelayanan dan kapasitas yang mencukupi di dalam Pelabuhan

Di dalam pelabuhan sendiri harus mempunyai pelayanan dan kapasitas yang yang
mencukupi seperti kapasitas penanganan dan penyimpanan barang dan lain-lain.

Keselamatan kapal dan awak adalah yang paling penting dan paling banyak
mendapat perhatian. Hal ini dapat dipahami, ketika kita menyadari bahwa kapal yang
dirancang untuk manuver di perairan terbuka dan pada kecepatan jelajah. Memasuki
pelabuhan berarti pengurangan kecepatan, mengharuskan manuver yang lemah, berhenti
di perairan terbatas dan sering terdapat kapal lain di sekitar.

Fungsi transportasi tergantung pada kondisi dan situasi tertentu dari pelabuhan:

1. Jika pelabuhan sudah memiliki pedalaman „alami‟, yang berfungsi untuk impor dan
ekspor tanpa banyak kompetisi, maka demi kepentingan masyarakat layanan ini
disediakan efi sien, tanpa gangguan dan dengan biaya minimum. Di masa lalu mereka
menjadi salah satu pendapatan (money earners) hal ini menyebabkan di masa lalu
dengan „pelabuhan umum‟, yang sering gagal untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka
memiliki lebih banyak kapal di luar pelabuhan daripada berlabuh di pelabuhan, atau
keduanya.

2. (ii) Jika beberapa pelabuhan bersaing untuk kargo dari dan ke pedalaman yang sama,
atau untuk perdagangan transhipment, efi siensi dalam penanganan kargo dan biaya
pemanduan, iuran pelabuhan, dan lain-lain menjadi penting. Pelabuhan menjadi bisnis
sendiri dan privatisasi fungsi pelabuhan adalah langkah logis untuk mencapai efi siensi
yang diperlukan.

9
2.3 Pembiayaan

Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin dapat dibiayai pemerintah dalam
kasus dimana biaya tidak tersedia, dan proyek adalah sangat esensial, pembiayaan
dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan sistem sewa. Kontrak penyewaan konstruksi
pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minmal 20 tahun. Dengan perubahan status
menjadi persero (PT) akan membawa pengaruh terhadap keuangan perusahaan yaitu
anggaran perusahaan disusun menurut anggaran persero. Oleh karena itu PT pelabuhan
Indonesia bertugas selain mengelola keuangan dan yang terpenting sekali adalah bertugas
untuk penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelabuhan.

Terdapat tiga bentuk organisasi pelabuhan publik:

a. Layanan Pelabuhan: semua layanan termasuk penanganan kargo dan penyimpanan yang
disediakan oleh otoritas pelabuhan. Bentuk ini di masa lalu dilakukan Pemerintah dan
masih dapat ditemukan di beberapa negara berkembang. Hal ini sering ditandai oleh
birokrasi dan biasanya hanya bisa bertahan jika hinterlandnya alami tanpa adnya kompetisi
dengan pelabuhan lainnya.

b. Pelabuhan Sistem Sewa: otoritas pelabuhan memiliki tanah dan memberikan konsesi
kepada perusahaan swasta untuk penyediaan penanganan kargo dan jasa penyimpanan.
Otoritas pelabuhan bertanggung jawab untuk infrastruktur, keamanan laut dan akses,
termasuk pemeliharaan alur pelabuhan.

c. Peralatan Pelabuhan: otoritas pelabuhan tetap bertanggung jawab untuk menyediakan


peralatan penanganan utama kapal - ke-pantai (biasanya peralatan ringan seperti crane
serbaguna), sedangkan penanganan kargo dilakukan oleh perusahaan swasta di bawah
lisensi yang diberikan oleh otoritas pelabuhan.

Dalam kompetisi langsung diantara pelabuhan untuk menarik perdagangan tertentu


dan volume kargo, faktor kompetitif berikut adalah penting:

 Ketersediaan lahan untuk terminal dan biaya terkait per m2 tarif Pelabuhan dan iuran

 Kualitas pelabuhan dan/atau ada stevedores (efisiensi, keandalan, fleksibilitas, penanganan

10
biaya)

 Kualitas koneksi pedalaman

 Persyaratan lingkungan

 Bea Cukai

 Keselamatan Nautical

2.4 Cakupan Perencanaan, Perancangan dan Pelaksanaan Pelabuhan

Untuk perencana pelabuhan adalah wajib untuk memahami perkembangan ini. Bagian
berikut menyajikan data dan beberapa kecendrungan pada desain kapal dan penanganan
kargo sejauh relevan untuk perencanaan Pelabuhan. Oleh karena itu perencanaan pelabuhan
adalah kerja sama tim. Tapi dalam tim ini perencana pelabuhan memainkan peran sentral
dalam mengembangkan konsep dan merekrut personel yang dibutuhkan dalam keahliannya
masing- masing pada waktu yang dibutuhkan. Kebanyakan perencana pelabuhan adalah
sarjana teknik sipil ada juga yang lainnya dengan pelatihan teknik hidrolik dan pengalaman.

Kualitas pertama diperlukan untuk mengarahkan pekerjaan yang dilakukan oleh para
ahli dan mengintegrasikan hasilnya ke dalam desain lay-out pelabuhan. Proses integrasi itu
sendiri adalah bagian dari kreatifitas pekerjaan: bagaimana cara yang tepat untuk mengatur
mereka yang terlibat secara fisik dalam hal menentukan dimensi alur masuk pelabuhan
(approachchannel) dan kolam pelabuhan (turning basins), dermaga dan terminal, koridor
untuk koneksi pedalaman (hinterland) dan sebaginya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pada tahun 1983-1990, berdasarkan peraturan pemerintah No.11 tahun 1983 dan
peratuan pemerintah No.3 tahun 1983 dibentuk 4 (empat) perusahaan umum (Perum)
Pelabuhan, yaitu:
a. Perum Pelabuhan I berkedudukan di Medan yang meliputi provinsi Aceh, Sumatra
Utara dan Riau.
b. Perum Pelabuhan II berkedudukan di Jakarta meliputi provinsi Sumatra Barat,
DKI Jakarta dan Jawa Barat
c. Perum Pelabuhan III berkedudukan di Surabaya meliputi provinsi Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, NTB, NTT dan Timor
Timur.
d. Perum Pelabuhan IV berkedudukan di Ujung Pandang, meliputi provinsi Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku dan Irian
Jaya
2. Sebelum masuk ke dalam perencanaan dan perancangan pelabuhan perlu dipahami
terlebih dahulu fungsi dan organisasi pelabuhan. Kedua faktor tersebut sangat relevan
sebagai bagian yang paling penting dari proses perencanaan khususnya ditinjau dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.

3. Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin dapat dibiayai pemerintah dalam
kasus dimana biaya tidak tersedia, dan proyek adalah sangat esensial, pembiayaan
dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan sistem sewa. Kontrak penyewaan
konstruksi pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minmal 20 tahun. Dengan
perubahan status menjadi persero (PT) akan membawa pengaruh terhadap keuangan
perusahaan yaitu anggaran perusahaan disusun menurut anggaran persero.

4. Untuk perencana pelabuhan adalah wajib untuk memahami perkembangan ini. Untuk
menyajikan data dan beberapa kecenderungan pada desain kapal dan penanganan kargo
sejauh relevan untuk perencanaan.

12
3.2 Saran

Untuk perencanaan pelabuhan harus dipersiapkan secara matang mulai dari segi biaya
dan material agar bisa menghasilkan suatu bangunan pelabuhan yang baik dan dapat
berfungsi secara maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Budiartha, Nyoman. 2015. PELABUHAN Perencanaan dan Perancangan


Konstruksi Bangunan Laut dan Pantai. Denpasar: Buku Arti

14

Anda mungkin juga menyukai