Faktor Arus, Faktor Gelombang, dan Karakteristik Kapal yang Berkaitan dengan
Perencanaan Pelabuhan
Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas rahmat dan berkat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan pelabuhan pada tugas Teknik Pantai dan Pelabuhan ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, antara lain :
1. Prof. Dr. Ir. Nyoman Budiartha RM., MSc selaku dosen pengajar mata kuliah
Teknik Pantai dan Pelabuhan.
2. Dan semua pihak yang telah memberikan saran serta masukan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang faktor arus dalam perencanaan dan
perancangan konstruksi bangunan laut dan pantai.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang faktor gelombang dalam perencanaan dan
perancangan konstruksi bangunan laut dan pantai.
3. Mahasiswa dapat mengethaui tentang karakteristik kapal yang berkaitan dengan
perencanaan pelabuhan.
1.4 MANFAAT
1. Untuk memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan.
1. Lithougenus sedimen, yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar
laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau
arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah
melemah.
2. Biogeneuos sedimen, yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa
organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta
bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen, yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya
reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut
dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh
dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous sedimen, yaitu sedimen yang berasal dari berbagai
sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen
jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau
berbagai partikel darat yang terbawa angin.
Untuk menurunkan alat ukur kedalam air laut digunakan alat derek
tangan yang dilengkapi dengan menunjuk kedalaman (Hand Winch
With Metric Indicator), sehingga posisi alat ukur dapat disesuaikan
dengan kedalamanyang diinginkan.
Koordinat dari pada stasiun pengamatan dihitung dengan perhitungan
Snellius mengikat dari belakang secara Cassini.
b. Pengambilan contoh air:
Lokasi pengambilan contoh air dilakukan pada stasiun pengamatan
arus.
Contoh air diambil dengan alat XRB Van Dorn Water Sampler pada
setiap kedalaman yang sesuai dengan pengukuran arus, yaitu pada
kedalaman 0, 3d, 0, 7d, dan 0, 9d.
Untuk mengetahui kadar endapan dari contoh air, maka dilakukan
penelitian melalui laboratorium teknik kimia. Yaitu meliputi penelitian
kadar suspended solid, derajat keasaman dan kadar garam.
c. Pengambilan contoh tanah dasar:
Pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan alat Steel Grab
Sampler dilokasi stasiun pengamatan
Untuk mengetahui Grain Size Distribution material tanah dasar, maka
dilakukan penyelidikan analisa saringan melalui Laboratorium
Mekanika Tanah
Hasil Pengamatan
a. Arus
Hasil pengamatan arus laut di stasiun pengamatan di lokasi pelabuhan
dapat dibuat dalam tabel kecepatan arus (dalam m/dt) dengan arah yang
ditunjukan dalam derajat, dimana arah utara magnetis adalah 0. Kemudian
hasil dari pada pengamatan arus laut ini menggambarkan dalam peta
pengamatan arus.
b. Contoh Air
Dari hasil penelitian contoh air laut yang diambil dari lokasi pengamatan
dipelabuhan, maka telah didapatkan data-data mengenai kondisi air laut
ditempat tersebut meliputi kadar endapan (suspendit solid dalam mg/l),
kadar garam (Clorida dalam mg/l), dan derajat keasaman (PH)
c. Contoh Tanah
Dari hasil analisa saringan yang dilakukan terhadap contoh material tanah
dasar dari lokasi pengamatan dipelabuhan dapat dibuat tabel Grain Size
Distribution beserta grafi k dari contoh tanah dasar tersebut.
Perambatan gelombang
Fetch
Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh
bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang,
gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin
tetapi juga dalam berbagi sudut terhadap arah angin. Fetch rerata efektif
diberikan oleh persamaan berikut.
Dimana :
Feff : fetch rerata efektif
Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi
gelombang ke ujung akhir fetch
: deviasi pada kedua sisi dari arah angin dengan
menggunakan pertambahan 60 sampai sudut sebesar
420 pada kedua sisi dari arah angin.
Difraksi (diffraction)
Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan seperti
pemecah gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan membelok di
sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung dibelakangnya. Gejala
semacam ini biasa disebut difraksi gelombang.
Refraksi
Adalah dimana garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha
sejajar dengan garis kedalam laut. Dan garis orthogonal gelombang, yaitu
garis yang tegak lurus dengan garis puncak gelombang dan menunjukan arah
penyaluran gelombang, juga akan membelok, dan berusaha untuk menuju
tegak lurus dengan garis kontur dasar laut. Garis puncak gelombang berubah
bentuk dan berusaha untuk sejajar garis kontur dan garis pantai. Garis
orthogonal gelombang membelok dalam arah menuju tegak lurus garis kontur.
3.1 KESIMPULAN
1. Arus biasanya membawa butir-butir tanah (lumpur), untuk butir yang berat bisa
menyebabkan pengendapan. Berhubung adanya endapanendapan menyebabkan
laut menjadi dangkal. Untuk itu dalam perencanaan pelabuhan masalah
pengendapan ini harus dilakukan penyelidikan yang teliti karena biaya
pengerukan sama dengan pembuatan pelabuhan yang baru atau kadang-kadang
malah lebih besar. Penyelidikan ini gunanya untuk mengetahui sifat dan
banyaknya endapan yang terjadi sehingga dapat ditentukan periode
pergerakannya.
2. Umumnya gelombang yang terjadi akibat bergeraknya kapal dan pasang surut
tidak diperhitungkan karena disamping lemahnya gelombang yang diakibatkan
juga karena pada kapal-kapal mendekati atau bergerak disekitar bangunan-
bangunan kecepatannya sudah sangat kecil kecuali diluar bangunan pelabuhan
demikian juga gelombang-gelombang yang diakibatkan oleh pasang surut sangat
kecil kecuali dibeberapa tempat yang terjadi gelombang yang cukup besar yang
disebabkan antara muara sungai dengan lautan yang biasa disebut dengan tidal
bores. Sedangkan gelombang yang diakibatkan oleh adanya gempa bumi
walaupun kadang-kadang menyebabkan kerusakan yang dahsyat namun sampai
saat ini tidak ada perhitungan untuk penyebab terjadinya gelombang. Pada
konstruksi hanya diperhitungkan gempa yang menyebebkan goyangan pada
konstruksi bangunan. Sedangkan gelombang yang diakibatkan oleh gempa bumi
sampai saat ini belum ada perhitungannya.
3. Panjang, lebar, dan draft kapal yang akan menggunakan pelabuhan akan
berpengaruh langsung pada desain saluran pendekatan, pelabuhan, dan fasilitas
terminal, dan yang terakhir jenis kapal dan kapasitasnya atau tonase akan
berpengaruh juga terhadap perencanaan pelabuhan.
3.2 SARAN
Penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna sehingga kritik serta saran yang