Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PANTAI

“PENELITIAN PENCEMARAN PANTAI TALIA DAN


SEDIMENTASI PANTAI TANJUNG TIRAM”

Oleh:
SUPRIANDI S E1F122062

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR
DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN RISET TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S-1 TEKNIK SIPIL
JL. H. E. A Mokodompit, Kampus Baru Tridharma Anduonohu Kendari

LEMBAR PENGESAHAN

Diterangkan bahwa :

SUPRIANDI S

Telah menyelesaikan Laporan Praktikum Oseanografi “KONDISI


HIDRODINAMIKA (PASANG SURT, ARUS DAN GELOMBANG) DAN
PENCEMARAN PANTAI” Semester genap tahun 2022/2023.

Demikian surat keterangan ini di buat, untuk di pergunakan


sebagaimana mestinya.

Kendari, 14 Mei 2023

Dosen Mata Kuliah, Asisten Tugas,

LALANG, S,PI., M.SI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN RISET TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S-1 TEKNIK SIPIL
JL. H. E. A Mokodompit, Kampus Baru Tridharma Anduonohu Kendari

LEMBAR NILAI

Diterangkan bahwa :

SUPRIANDI S

Telah menyelesaikan Laporan Praktikum OSEANOGRAFI semester


genap (2) tahun 2022/2023.

Dengan nilai :

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk di pergunakan


sebagaimana mestinya. Koordinator Mata Kuliah.

Kendari, 2023
Asisten Tugas,
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Swt. Sehingga


penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Proses
Pantai secara tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis ingin penyampaikan ucapan terima


kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Proses Pantai yaitu bapak
Lalang S.pi, M.si. tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis tunjukan
kepada Asisten Dosen yang telah dengan penuh dedikasi mengarahkan
kami dalam pelaksanaan praktikum ini.

Penyusunan laporan praktikum ini telah di usahakan sesuai


dengan tujuan agar praktikum yang didasarkan dari beberapa revrensi.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bisa memberikan sedikit
manfaat bagi studi proses pantai. Dan mengingat hasil laporan praktikum
yang saya buat masih banyak kekurangan dan tidak sempurna. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan untuk evaluasi dan
perbaikan diri untuk laporan yang akan datang.

Minggu, 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori .........................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sedimentasi ..........................................................................................5
2.2 Parameter Geologi Laut .....................................................................................6
2.3 Batuan Metamorf ...............................................................................................8
2.4 Segara Anakan ...................................................................................................9
2.5 Pencemaran Pantai ............................................................................................. 9
2.6 Macam Macam Sedimentasi 9
1. Sedimen Mekanis .........................................................................................10
2. Sedimen Kimiawi ........................................................................................10
3. Sedimen Organik .........................................................................................11
4. Sedimen Lithogeneus ...................................................................................11
5. Sedimen Biogenous .....................................................................................11
6. Sedimen Hydrogeneou .................................................................................11

BAB III METODE DAN PENJELASAN


3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................................12
3.3 Prosedur Kerja ..................................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................................................13
4.2 Pembahasan ......................................................................................................14

ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................17
5.2 Saran ................................................................................................................18
BAB VI DAFTAR PUSTAKA

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar teori

Secara umum wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah pertemuan


antara darat dan laut; kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan
baikkering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut
sepertipasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan kearah laut
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan
oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Sedimen di wilayah pesisir sebenarnya merupakan fenomena alamiah yang
kompleks sehubungan dengan siklus erosi dan deposisi. Akan tetapi, kegiatan
manusia dapat mempengaruhi pola dan arah siklus tersebut dan mempercepat laju
erosi dan deposisinya yang biasanya berpengaruh negatif terhadap ekosistem
pesisir terutama estuari.
Pantai atau pesisir adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir,
dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan
dan perairan laut. Kawasan pantai berbeda dengan pesisir walaupun antara
keduanya saling berkaitan. Panjang garis pantai diukur mengeliling seluruh pantai
yang merupakan daerah teritorial suatu negara.
Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara dengan
garis Pantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat (USA), Kanada
dan Rusia. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 95.181 km.
Proses Terbentuknya Pantai, Tenaga yang mempengaruhi proses
pembentukan pantai, baik secara langsung maupun tidak langsung ada beberapa
macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan pasang surut, tenaga
es, dan kegiatan organisme laut.

1
1. Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran
tanah laut, batu yang jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang
lewat,gempa bumi di dasar laut, dan lain sebagainya. Diantaranya adalah
gelombang yang disebabkan oleh angin. Angin akan berhembus dengan kencang
apabila terjadi ketidakseimbangan tekanan udara. Karena tekanan yang tidak sama
di permukaan air itulah yang menyebabkan permukaan air berombak. Adanya
gelombang ini sangat penting dalam perkembangan garis pantai.

2. Arus Litoral
Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang
sangat penting pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai. Pengaruh arus litoral
terhadap perkembangan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
tekanan atau kekuatan angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman air, dan bentuk
pantainya. Apabila bentuk pantainya landai dan proses pengendapannya cukup
besar, maka arus litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting sebagai tenaga
pengangkut. Pada daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak,
proses erosi akan bekerja sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari
permukaan air yang dangkal menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus
litoral merupakan tenaga yang sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.

3. Pasang Naik dan Pasang Surut


Pengaruh pasang surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai
adalah naik'turunnya permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila
gelombang besar terjadi pada saat pasang naik akan merupakan tenaga perusak
yang sangat hebat di pantai. Arus air yang ditimbulkan oleh pasang naik dan
pasang surut akan bergerak melalui permukaan terbuka dan sempit serta
merupakan tenaga pengangkut endapan daratan yang sangat intensif.
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan.
Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari
proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosii

2
tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau
tersedimentasikan. Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang
ditransport oleh media air, angin, es ,atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan
batuan sedimen adalahsuatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi,
baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik.
Secara mekanik Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan ragmen-
ragmen batuan. Faktor-faktor yang penting antara lain, Sumber material batuan
sedimen. Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-
material asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan
waktu dan jarak transportasi, tergantung dari prosentasi mineral-mineral stabil dan
nonstabil.
Lingkungan pengendapan secara umum lingkungan pengendapan
dibedakan dalam tiga bagian yaitu, lingkungan pengendapan darat, transisi dan
laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana batuan yang dibedakannya
masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu. Pengangkutan
(transportasi), media transportasi dapat berupa air, angin, maupun es, namun yang
memiliki peranan yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air. Selama
transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material
sedimen seperti ukuran bentuk dan roundness.
Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap butir-butir sedimen
akan memberi berbagai macam bentuk dan sifat terhadap batuan sedimen.
Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah
titik daya angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan,laut,muara
sungai, dan lain-lain.
1.2. Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:


a. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara membedakan sedimen.
b. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam bentuk,warna, dan ukuran
material butiran sedimen.
c. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam pencemaran pada pantai.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sedimentasi


Sedimentologi merupakan istilah yang diusulkan pada tahun 1932 oleh
H.A.Wadel,dan memilki arti sebagai suatu ilmu yang mempelajari sedimen.
Istilah ini ditujukan pada lapisan kerak bumi yang telah mengalami proses
transportasi. Kata sedimen berasal dari bahasa latin yaituSedimentum yang arti
pengendapan. Sebagaimana yang digunakan oleh banyak orang, sedimentologi
adalah ilmu yang mempelajari hanya sedimen (endapan) modern. Jika
didefinisikan dalam arti lebih sempit, sedimentologi meliputi proses sedimentasi,
suatu ilmu yang mempelajari proses sedimentari.
Kemudian, sedimentologi tergolong ke dalam cabang geologi baru dan dapat
disebut sebagai bidang untuk kelahirannya adalah mengeksplorasi dan
mengorganisir tingkatan lingkungan pengendapan yang menyusun masalah-
masalah geologi. Selanjutnya dijelaskan, sejalan dengan pertambahan umur
lapisan bumi, sedimen dapat mengungkapkan masalah-masalah dan gambaran
umum tentang kondisi lingkungan yang berlaku saat terjadinya proses
pengendapan tersebut. Hasil penelitian tentang sedimen modern telah
membuktikan banyak manfaaat dalam pengungkapan fenomena yang telah terjadi
pada periode pengendapan dan pengaruh aktivitas manusia dan alam terhadap
fenomena ini.
Sedimen merupakan hasil dari proses pengendapan bahan-bahan di alam
yang biasanya dipengaruhi oleh agen transportasi dan lingkungannya, sedangkan
sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen di alam yang dipengaruhi oleh
agen transportasi seperti angin, gelombang, arus, dan lingkungan
pengendapannya. Sedimentasi akan dominan terjadi apabila kekuatan arus atau
gaya dari agen transportasi mulai menurun sehingga berada di bawah titik daya
angkutnya, maka bahan-bahan yang berada dalam suspensi akan mulai

4
terendapkan. Kecepatan pengendapan suatu bahan tergantung dari ukuran dan
beratnya, sehingga umumnya bahan-bahan yang kasar terlebih dahulu terendapkan
menyusul bahan yang halus. Sedangkan menurut Pipkin dalam Kalay sedimen
merupakan susunan pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan
dari berbagai sumber dan terendapkan.
Laut menerima bermacam-macam materi yang larut dan padat dari sumber-
sumber yang berbeda. Sedimen laut dalam didominasi oleh tiga komponen :
kalsium karbonat, silika, dan mineral lempung. Jumlah komponen pada partikel
sedimen yang tenggelam berbeda jika dibandingkan pada partikel sedimen pada
permukaan. Komponen sedimen ini didominasi oleh bahan organik yang menjadi
jaringan tubuh tumbuhan dan hewan laut, hanya sedikit yang membentuk tulang
dari kalsium karbonat dan silika.
Ditinjau dari segi asal usulnya, sedimen laut berasal dari pasokan air sungai
yang membawa material anorganik (mineral) maupun senyawa organik. Aliran air
dari perkotaan juga membawa jenis material yang berasal dari limbah rumah
tangga, industri, dan transportasi. Material-material tersebut akan menuju kelaut
dan pada akhirnya suatu saat akan mengendap sebagai sedimen.

2.2. Parameter Geologi Laut


Sedimen pantai berasal dari sumber yang bervariasi, termasuk erosi tebing,
sungai, gunung berapi, terumbu karang, kerang laut, kenaikan muka laut pada
periode Holosen dan kanibalisasi deposit pantai purba. Sifat dari sumber dan
jenis serta intensitas erosi, proses transportasional dan proses deposisional di
daerah pesisir menentukan jenis bahan yang membentuk pantai. Pada gilirannya,
karakteristik sedimen sangat mempengaruhi morfologi dan proses-proses yang
ada di pantai.
Partikel-partikel individual dari sedimen dapat dipindahkan dalam tiga cara
yang berbeda:
Traction (menggelinding/meluncur, misalnya secara konstan mengadakan kontak
dengan dasar perairan), Saltation (melompat, misalnya kontak yang hanya
sebentar), dan dalam suspensi (tidak ada kontak dengan dasar perairan)

5
klasifikasi berdasarkan beban sedimen antara lain bedload, saltation load dan
suspension load.
Pergerakan massa subaquaeous sedimen, contohnya aliran gravitasi-
sedimen, kekeruhan, runtuhnya bebatuan dan longsor (slump). Pergerakan massa
sedimen dipengaruhi oleh gravitasi. Terdapat emat tipe yang dibedakan
berdasarkan dukungan internal sedimen dalam arus yaitu:
(a) aliran debris: butiran sedimen didukung oleh campuran pekat antara air dan
tanah liat dengan kohesi yang terbatas;
(b) aliran sedimen yang difluidisasi (pasir yang lembek); butiran didukung oleh
pori cairan dalam sedimen (sebagai hasil dari aliran ke atas cairan)
menyebabkan sedimen bergerak ke bawah lereng sebagai daya tarik dasar;
(c) aliran butiran sedimen didukung oleh interaksi antar butiran yang lansung ;
(d) kekeruhan sedimen didukung oleh arus yang bergolak (turbulent).
Tekstur sedimen adalah mikrogeometri dari sedimen, ditentukan oleh
ukuran butir dan bentuk serta susunan butir. Ukuran butir partikel sedimen
merupakan ciri utama yang digunakan dalam mengklasifikasikan sedimen
lithogenous. Liat berukuran lebih kecil dari 2um; silt berukuran antara 2-64 um;
pasir berukuran antara 64um -2 mm; granula berukuran antara 2-4 mm-6 cm
kerikil gravel berukuran antara 4 mm – 6 cm cobble berukuran antara 6-25 cm;
dan boulder berukuran lebih dari 25 cm. Distribusi ukuran butir adalah persentase
(dengan bobot atau menghitung) partikel dari setiap fraksi ukuran butir. Distribusi
ukuran butir adalah ukuran dari energi media pengendapan dan energi cekungan
pengendapan. Secara umum, sedimen kasar yang ditemukan di lingkungan
memiliki energi rendah. Ketersediaan butiran dari berbagi ukuran sangat
menentukan validitas ukuran.
Daerah beriklim tropis, pantai biasanya terdiri dari butiran kuarsa dan
feldspar yang berasal dari pelapukan batuan terestria. Umumnya, mineral yang
padat (mineral berat) yang spesifik juga ditemukan dalam persentase kecil.
Banyak panati yang memiliki fraksikalsium karbonat dari pecahnya cangkang
konsentrasi foraminifera, dan terumbu karang terdekat. Contohnya di Pulau

6
Hawai, pasir pantai dapat berwarna hitam, hijau atau putih. Pasir hitam berasal
dari erosi lava yang memadat dan dekomposisi dari lava panas yangmengalir ke
laut; pasir hijau berasal dari mineral olivin, yang terkristalisasi ketika magma
mendingin; dan pasir putih berasal dari kalsium karbonat. Walaupun pantai
kalsium karbonat biasanya berhubungan dengan daerah tropis, pantai=pantai di
iklim yang berbeda pun juga memiliki fraksi cangkang yang banyak.

2.3. Batuan metamorf


Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur danstrukturnya sehingga membentuk batuan baru
dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu
sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang
merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan
dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan
meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses
pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
Menurut H.G.F. Winkler dalam Firdaus metamorfisme adalah proses yang
mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi
fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan
sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa. Proses
metamorfosater terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan
temperatur 200 derajat Celcius – 650 derajat celcius. Menurut Grovi dalam
Firdaus perubahan dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari
rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada
teksturnya.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak bumi dan
digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies
metamorf) mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang

7
besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk
oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk
terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi. Penelitian
batuan metamorf ( saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan ) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu
dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Tekstur merupakan
kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir
mineral individual penyusun batuan metamorf .

2.4. Segara Anakan


Segara Anakan merupakan sebuah teluk dibagian selatan Pulau Jawa.
Didepannya membentang sepanjang kurang lebih 30 kilometer arah timur-barat
adalah Pulau Nusakambangan yang membentengi teluk tersebut dari
gelombang Samudera Hindia.
Kondisi pasang surut dan kadar garamnya masih mendirikan sifat-sifat laut, tetapi
gelombang dan arusnya sudah teredam sehingga menjadi perairan yang tenang.
Dengan kondisi yang demikian, banyak yang menyebut segara anakan sebagai
lagoon atau laguna. Laguna adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari laut
oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang, atau sejenisnya.
Laguna Segara Anakan berhubungan dengan samudera hindia melalui dua
plawangan (kanal) yaitu plawangan timur dan plawangan barat. Plawangan timur
lebih panjang dan dangkal, sedangkan plapangan barat lebih pendek tetapi relatif
lebih dalam sehingga plawangan barat lebih berperan dalam hal interaksi pasang
surut air laut.
Laguna segara anakan merupakan muara dari tiga sungai yang cukup besar,
yaitu Sungai Citanduy, Sungai Cimeneng, dan Sungai Cibeureum. Laguna
tersebut merupakan suatu kawasan air payau. Dengan keadaan yang seperti di atas
memungkinkan vegetasi mangrove tumbuh dengan subur pada daerah tersebut
yang menyebabkan terbentuknya hutan mangrove di sekeliling pantai laguna yang
masih terpengaruh pasang-surut.

8
2.5 Pencemaran Pantai
Pencemaran merupakan suatu keadaan yang dapat merugikan untuk kehidupan
manusia maupun lingkungan. Pencemaran berawal dari masuknya atau berbagai
aktivitas yang berkaitan dengan manusia. Pencemaran pantai tidak hanya merusak
habitat organisme serta biologinya namun juga dapat membahayakan kesehatan
manusia melalui kontak langsung dengan perairan pantai yang tercemar. Pengaruh
bahan pencemar terhadap lingkungan laut dapat dilihat dalam beberapa parameter
antara lain yaitu parameter fisika, kimia, dan biologi.

2.6. Macam-Macam Sedimentasi


Ukkas menyatakan bahwa sedimentasi merupakan akibat dariadanya erosi
dan memberi dampak banyak, antara lain terjadi endapan yang mengganggu
stabilitas pantai dan juga mempengaruhi organisme biotik disekitarnya utamanya
terumbu karang. Menurut Mappa dan Kaharuddin, bahwa proses sedimentasi
didaerah pantai dapat di bagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Sedimen Mekanis
Suplai sedimen umumnya dari daratan di angkut oleh sungai berupa
material-material halus dan kasar. Sedimen yang tiba dipantai akan di aduk atau di
transportasi dan di resedimentasi oleh arus dan gelombang dapat membentuk
beaches, barrier, spit, tombolo dan delta. Sedimen mekanis dapat pulabersumber
dari hasil aktivitas abrasi laut yang akan diendapkan di sepanjang pantai.

2. Sedimen Kimiawi
Daerah pantai merupakan daerah yang peka terhadap perubahan-
perubahan fisika dan kimiawi air laut terutama perubahan salinitas, pH,temperatur
dan densitas. Akan tetapi pada kondisi normal perairan pantaibersifat basa, unsur-
unsur atau koloid-koloid yang bersifat basa yang asalnya dari daratan akan
terendapkan melalui reduksi kimia di daerah pantai akibat naiknya pH air laut.

3. Sedimen Organik

9
Aktifiatas organik di daerah pantai langsung atau tidak langsung
dapatmembentuk akumulasi berupa sedimen organis seperti perkembangan
terumbu karang, sangkang mollusca, sisa pepohonan atau organisme lainnya dan
pembentukan lapisan (peat ) oleh proses biokimia. Selanjutnya dikatakan bahwa
sedimentasi yang paling berpengaruh pada daerah pantai adalah sedimen makanis.
Menurut Hutabarat dan Evans, sedimen yang terbentuk bila ditinjau dari
asalnya maka sedimen dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yaitu:

1. Sedimen Lithogeneus
Jenis sedimen ini berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di darat. Halini
dapat terjadi oleh karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim, seperti yang
disebabkan oleh karena adanya proses pemanasan dan pendinginan terhadap batu-
batuan yang terjadi secara berulang-ulang di pasir, oleh karena adanya embun-
embun es di musim dingin, atau oleh karena adanya aksi kimia dari larutan bahan-
bahan yang terdapat di dalam air hujan atau air tanah terhadap permukaan batu.

2. Sedimen Biogenous
Sisa-sisa rangka dari organisme hidup juga akan membentuk endapan
partikel-partikel halus yang dinamakan ooze yang biasanya mengendap pada
daerah-daerah yang letaknya jauh dari pantai. Sedimen ini digolongkan ke
dalamdua tipe utama yaitu calcareus dan siliceous ooze, dimana hal ini tergantung
pada jenis organisme dari mana mereka berasal dan macam bahan yang
telahbergabung ke dalam kulit atau rangka mereka.

3. Sedimen Hydrogeneous
Jenis partikel dari sedimen golongan ini dibentuk sebagai hasil reaksi kimia
dalam air laut. Sebagai contoh, manganese nodules (bungkahan-bungkahan
mangan) berasal dari endapan lapisan oksida dan hidroksida dari besi dan mangan
yang terdapat di dalam sebuah rangkaian lapisan konsentris disekitar pecahan batu
atau runtuhan puing-puing.

10
BAB III

METODE DAN PENJELASAN

3.1 Waktu Dan Tempat


a. Lokasi 1
Pelaksanaan dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Mei 2023, pukul 10.00-
11.50 WITA bertempat di Pantai Talia, Kelurahan Talia, Kecamatan
Abeli, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
b. Lokasi 2
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 07 Mei 2023
pukul 09.00-15.30 WITA bertempat di Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo
Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sedimentasi pantai yaitu :
a. Kantung plastik/gelas aqua untuk menyimpan sampel sedimen
b. Alat tulis menulis untuk menulis data sampel sedimentasi
c. HP untuk memotret lokasi pantai

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan bahan yang digunakan untuk mengambil sampel sedimen

2. Mengambil sampel menggunakan tangan untuk sampel sedimen di daerah


mangrove dan lamun.

3. Masukkan sampel ke dalam kantung plastik/gelas aqua.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil penelitian sedimen pantai

Lokasi 1.
KedalamanSedimen Tekstur Warna Tempat
Sampai mata kaki Berlumpur Coklat Kehitam- Mangrove Laut
(5-10 cm) hitaman

Lokasi 2.
KedalamanSedimen Tekstur Warna Tempat
+_ 2-5 cm Lembab Berpasir Coklat Mangrove Darat

Lokasi 3.
KedalamanSedimen Tekstur Warna Tempat
+_ 1 Meter Berpasir Putih Keabu- Lamun
abuan

Praktikum Proses Pantai ini dilakukan di daerah Pantai Tanjung Tiram yang
terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

12
4.2 Pembahasaan

Pengambilan data di lokasi dilakukan di 3 lokasi. Pada tiap-tiap lokasi


dilakukan pengamatan jenis sedimen. Penjelasannya sebagai berikut:

a. lokasi 1

.
Gambar 1.1 Sampel 1

Lokasi 1 merupakan lokasi pengambilan data sedimen. Kondisi di lokasi


pertama berlumpur,kedalamannya mencapai mata kaki sekitar 5-10 cm dimana
jenis sedimennya berwarna coklat kehitam-hitaman. Di dalam sedimen tersebut
terdapat hasil pelapukan dari pohon mangrove, pecahan cangkang kerang yang
sudah lama hancur serta pasir laut yang berasal dari pecahan batuan-batuan.
Pengambilan sedimen dilakukan pada bagian mangrove laut.

b. lokasi 2

i
Gambar 1.2 Sampel 2

13
Lokasi 2 merupakan lokasi pengambilan data sedimen. Kondisi di lokasi
kedua lembab berpasir, kedalamannya mencapai +- 2-5 cm dimana jenis
sedimennya berwarna coklat. Di dalam sedimen tersebut terdapat hasil pelapukan
dari pohon mangrove, pecahan cangkakng kerang yang sudah lama hancur serta
pasir laut yang berasal dari pecahan bebatuan. Pengambilan sedimen dilakukan
pada bagian mangrove darat.

C. Lokasi 3

Gambar 1.3 Sampel 3

Lokasi 3 merupakan lokasi pengambilan data sedimen. Kondisi di lokasi


ketiga berpasir, kedalamannya mencapai +_ 1 meter dimana jenis sedimennya
berwarna putih keabu-abuan. Di dalam sedimen terdapat kerang-kerang laut yang
berukuran sangat kecil serta pecahan cangkang kerang yang sudah lama hancur
dan pasir yang berasal dari pelapukan bebatuan dan ada pula batuan yang
berukuran kecil. Pengambilan sedimen dilakukan pada bagian lamun.

4.3 Pembahasan Sumber Pencemaran

a. Berasal dari laut itu sendiri


1. Kapal, dapat berasal dari pembuangan minyak, air tangki,
kebocoran kapal dan juga terjadi kecelakaan kapal atau kebocoran,

14
kapal rusak dan menjadi bangkai.

2. Instalasi Minyak
b. Berasal dari Darat :
1. Pencemaran melalui udara
2. Pembuangan sampah rumah tangga
3. Air buangan industri.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen,termasuk semua
aktivitas yang mempengaruhi dan merubah sedimen menjadi batuan
sedimen. Dimana Urutan proses sedimentasi diawali dari adanya
pelapukan batuan. Kemudian hasil pelapukan tersebut mengalami
erosi, dan dipindahkan ke tempat lainnya (transportasi). Setelah itu,
material tersebut akan mengendap dan membeku (pengendapan atau
deposisi).Sedimen laut berasal dari pasokan air sungai yang membawa
material anorganik (mineral) maupun senyawa organik dimana Aliran
air dari perkotaan juga membawa jenis material yang berasal dari
limbah rumah tangga, industri, dan transportasi. Proses sedimentasi di
daerah pantai dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu sedimen
mekanis, sedimen kimiawi dan sedimen organik.Sedimen yang
terbentuk bila ditinjau dari asalnya maka sedimen dapat digolongkan
ke dalam tiga bagian yaitu sedimen lithogeneus, sedimen blogenous,
dan sedimen hydrogeneous. Dari ketiga sedimen tersebut memiliki
perbedaan pada tekstur, kedalaman sedimennya, dan warna.
2. Pencemaran laut/pantai dapat didefinisikan peristiwa masuknya
partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, yang mana
berpotensi menyebabkan bahaya bagi manusia dan lingkungan.

B. Saran
Hendaknya dalam melakukan praktikum selanjutnya, sebaiknya lebih
memperdalam kembali proses pengumpulan data mengenai proses
sedimentasi agar lebih teliti lagi kedepannya, dan berhati-hati dalam
mengambil sedimen dikarenakan di dalamnya terdapat pelapukan pohon

1
mangrove dan pecahan cangkang kerang. Serta para praktikm selanjutnya
lebih mengembangkan ruang lingkup praktikum tersebut, mengingat
praktikum ini belum sepuasnya lengkap.

2
DAFTAR PUSTAKA

5 Juni 2014. Laporan Praktikum Geologi Laut


(https://www.studocu.com/id/document/universitas-bengkulu/geologi-laut/
geologi-laut/48958219)

Haji Mustakin. 18 Mei 2016. Laporan Praktikum Sedimen


(https://www.academia.edu/26182352/LAPORAN_PRAKTIKUM_SEDIMEN)

Kelompok 1 (15 Juni 2015). Laporan Praktikum Geologi Laut


(https://www.scribd.com/embeds/270614979//content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf)

Ridhwan Tumoro. Potensi Wisata Bahari Desa Tanjung Tiram Kecamatan


Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
(https://media.neliti.com/media/publications/238165-potensi-wisata-bahari-desa-
tanjung-tiram-9c061c80.pdf)

Anda mungkin juga menyukai