Disusun oleh:
Tio Noval Rizky 03311640000034 Teknik Geomatika
Mata Kuliah
MO184744 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu
Pengampu:
Drs. Mahmud Mustain, M.Sc., Ph.D.
Dr. Ir. Wahyudi, M.Sc.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan....................................................................................................................................... 5
1.4. Manfaat..................................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................... 7
2.1. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan ........................................................................................ 7
2.2. Marine Conservation di Indonesia ........................................................................................... 7
2.3. Terumbu Karang ..................................................................................................................... 8
2.4. Monitoring Terumbu Karang ................................................................................................. 8
2.5. Remotely Operated Vehicle (ROV)........................................................................................... 9
2.6. Underwater Photogrammetry.................................................................................................. 10
BAB III METODOLOGI ................................................................................................................. 12
3.1. Lokasi Penelitian .................................................................................................................... 12
3.2. Data dan Peralatan ................................................................................................................ 12
3.2.1. Data .................................................................................................................................. 12
3.2.2. Peralatan .......................................................................................................................... 13
3.3. Metodologi Penelitian ............................................................................................................ 13
3.3.1. Akuisisi Data.................................................................................................................... 13
3.3.2. Pengolahan Data ............................................................................................................. 14
3.3.3. Analisa Hasil .................................................................................................................... 17
BAB IV HASIL DAN ANALISA ..................................................................................................... 18
4.1. Hasil Pemodelan Terumbu Karang ...................................................................................... 18
4.2. Analisa Kondisi Terumbu Karang ....................................................................................... 20
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 24
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 24
5.2. Saran ....................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah
terlepas dari fungsi konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini sebagai upaya penting
yang mampu menyelamatkan potensi sumberdaya tetap tersedia dalam mewujudkan
perikehidupan lestari yang menyejahterakan. Paradigma dan Pengelolaan kawasan konservasi
perairan di Indonesia menapaki era baru sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 31 tahun
2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 45 tahun
2009, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, serta Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014. Poin pertama, dalam
hal kewenangan pengelolaan kawasan konservasi, kini tidak lagi menjadi monopoli pemerintah
pusat melainkan sebagian telah terdesentralisasi menjadi kewajiban pemerintah daerah
sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Poin kedua, adalah pengelolaan kawasan
konservasi dengan sistem ZONASI, Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan diatur dengan
sistem ZONASI. Ada 4 (empat) pembagian zona yang dapat dikembangkan di dalam Kawasan
Konservasi Perairan, yakni: zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan dan
zona lainnya.
Sebagian besar daerah di Indonesia adalah lautan. Di dalam lautan kaya akan sumber
daya alam, mulai dari ikan, anemon, terumbu karang, dan masih banyak lagi. Di Indonesia
memiliki jenis terumbu karang yang beragam, yang tersebar di lautan Indonesia. Menurut
penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) 35,15% kondisi terumbu karang rusak. Aktivitas manusia, perubahan iklim global, serta
hama dan penyakit merupakan penyebab utama penurunan kondisi terumbu karang (Nindita,
2016).
Untuk mengamati degradasi kualitas terumbu karang dalam mendukung
rehabilitasinya, dilakukan kegiatan penelitian dan monitoring terumbu karang dengan cara
menyelam. Tapi, hal tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Pertama penyelam
membutuhkan biaya yang mahal untuk menyewa peralatan menyelam. Kedua, faktor
keselematan penyelam yang rendah di laut lepas. Ketiga, penyelam secara tidak sengaja dapat
menyenggol, merusak, dan mematahkan terumbu karang saat di dalam air (Wibisono, 2017).
Kemudian teknik pemetaan laut saat ini masih dilakukan dengan teknik akustik, di mana peta
tersebut kurang spesifik karena yang dihasilkanmerupakan peta topografi dasar laut tanpa
gambaran jelas terumbu karang. Dengan menggunakan metode underwater photogrammetry,
kita dapat melakukan monitorin dan pemetaan terumbu karang lebih baik daripada
menggunakan pemetaan akustik, karena kita bisa mendapatkan informasi topografi sekaligus
gambaran dari terumbu karang yang selanjutnya dianalisa kondisinya (Wibisono, 2017).
Teknologi fotogrametri dengan metode Structure from Motion (SfM) adalah
perkembangan dari computer vision dimana mengkombinasikan bidang ilmu matematis
dengan teknik sehingga diperoleh model 3 dimensi dan penampakan objek secara visual (Paul,
1993). Aplikasi dari fotogrametri sendiri mulai berkembang, salah satu dari penerapaannya
adalah pemetaan dari fitur dasar laut seperti kapal karam dan terumbu karang. Dengan metode
SfM, terumbu karang dapat digambarkan kenampakanmya dalam tiga dimensi, sehingga
mampu menyediakan citra bawah air dengan resolusi tinggi yang bisa diolah lebih lanjut untuk
berbagai keperluan.
Dengan menggunakan wahana ROV yang dilengkapi kamera, kegiatan underwater
photogrammetry dapat dilakukan tanpa harus memiliki keahlian dalam menyelam, kita dapat
mengendalikan ROV dari atas kapal untuk melakukan pemetaan terumbu karang.
1.3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan monitoring terumbu karang dengan teknik underwater photogrammetry
dengan wahana ROV.
2. Mengetahui hasil model 3 dimensi dan peta terumbu karang yang dihasilkan dari
teknik underwater photogrammetry menggunakan wahana ROV.
3. Mengetahui potensi underwater photogrammetry dalam menjaga sustaunability
dari wilayah pesisir dan laut.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penelitian dalam makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi spasial 3 dimensi dari kondisi terumbu karang yang
dimonitoring.
2. Dari model 3 dimensi dan peta terumbu karang yang dihasilkan, dapat dilakukan
berbagai analisa untuk mengetahui kondisi terumbu karang.
3. Dari hasil analisa kondisi terumbu karang dapat dijadikan acuan dan persiapan
dalam rehabilitasi terumbu karang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan
Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tidak akan pernah
terlepas dari fungsi konservasinya. Bahkan konservasi telah diyakini sebagai upaya penting
yang mampu menyelamatkan potensi sumberdaya tetap tersedia dalam mewujudkan
perikehidupan lestari yang menyejahterakan. Pengelolaan secara efektif kawasan konservasi
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi biru akan
mampu memberikan jaminan dalam efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, sebagai sumber
yang efektif menyokong pemanfaatan lain secara ramah lingkungan, serta dapat menumbuhkan
keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal. “Konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan
yang harus dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan
untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan”.
Tujuan utama pengelolaan kawasan konservasi adalah pengelolaan efektif melalui
pengelolaan berdasarkan sistem zonasi yang dapat dilakukan berbagai upaya pengelolaan
sumberdaya kawasan maupun pengelolaan sosial budaya dan ekonomi yang keduanya
memberikan umpan balik terhadap penguatan kelembagaan dan tatakelola kawasan konservasi.
Upaya-upaya tersebut sedikitnya dapat melalui tiga strategi pengelolaan, yaitu:
1. Melestarikan lingkungannya, melalui berbagai program konservasi,
2. menjadikan kawasan konservasi sebagai penggerak ekonomi, diantaranya melalui
program perikanan budidaya ramah lingkungan, penangkapan ikan ramah
lingkungan, pariwisata alam perairan dan pendanaan mandiri yang berkelanjutan,
dan
3. pengelolaan kawasan konservasi sebagai bentuk tanggungjawab sosial yang
mensejahterakan masyarakat.
Setelah itu, buat ortofoto atau citra foto tegak yang dapat digunakan untuk
membuat peta terumbu karang
Gambar 13. Hasil Build Orthphoto
Gambar 14. Teknik Pengukuran dan Analisis Kondisi Ekosistem Terumbu Karang
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Hasil Pemodelan Terumbu Karang
Pengolahan data dengan proses orientasi foto dengan menggunakan 46 foto, dengan
overlap 60% menghasilkan model 3 dimensi dan citra foto tegak sebagai berikut:
2. Model 3D yang terbentuk banyak mengalami distorsi, hal ini juga berkaitan tidak
adanya sistem koordinat dan titik kontrol untuk uji geometrik model 3D terumbu
karang.
3. Model 3D dan citra foto tegak yang telah dihasilkan memiliki resolusi spasial
yang mencapai ukuran pixel 0,01×0,01 px. serta memiliki kualitas warna dan
kecerahan yang bagus, sehingga dapat digunakan untuk intepretasi kondisi
terumbu karang.
a. Garis Hijau
Merupakan jenis karang Acropora Digitate (ACD), yang termasuk karang
keras. Menempati urutan ketiga karang terbanyak di lokasi survei.
Dari intepretasi model 3D, dapat dilihat bahwa sebagian besar karang ACD
di area survei sudah mengalami pemutihan, hal tersebut ditunjukkan dengan
memudarnya warna kuning karang ACD.
b. Garis Merah
Merupakan jenis Karang Meja, atau Acropora Tabulate (ACT) yang
merupakan karang keras. Menempati urutan kedua jenis karang terbanyak di lokasi
survei.
Dari intepretasi model 3D, dapat dilihat bahwa sebagian besar karang ACT
di area survei masih dalam kondisi yang bagus, yang dapat dilihat dari warnanya
yang sebagian besar masih kecokelatan, akan tetapi ada juga yang mulai mengalami
pemutihan di bagian pinggir-pinggir karang.
Dari intepretasi model 3D, dapat dilihat bahwa sebagian besar karang ACB
di area survei sudah mengalami pemutihan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, berikut adalah
kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini:
− Pemetaan terumbu karang dengan teknik underwater photogrammetry
menggunakan wahana ROV KASERO yang dilakukan pada penelitian ini
menghasilkan model 3D dan citra foto tegak berkoordinat lokal, dengan resolusi
spasial 0,01 pixel, dan terjadi distorsi model 3D pada pinggiran model.
− Jenis dan kondisi terumbu karang pada lokasi survei adalah sebagai berikut:
• Karang Acropora branching mendominasi sebagian besar area survei, dan
banyak yang menalami pemutihan.
• Karang Acropora tabulate menduduki peringkat dua dalam dominasi area
survei, dan sebagian besar masih dalam kondisi yang bagus.
• Karang Acropora digitate menduduki peringkat terakhir dominasi area suvei,
karena jumlahnya yang cukup sedikit. Sebagian besar karang ACD di area
survei mengalami pemutihan.
5.2. Saran
Metode Underwater Photogrammetry dapat digunakan untuk memonitor terumbu
karang sehingga populasi dan kondisi kesehatan dari terumbu karang dapat terus dijaga. Salah
satu peran Building with Nature yang dapat diimplementasikan yaitu dengan menjaga
kestabilan kesehatan terumbu karang makan ekosistem yang terbentuk di wilayah sekitarnya
akan tetap terjaga dan dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya baik manusia,
hewan, tumbuhan, maupun organisme lain.
DAFTAR PUSTAKA