Oleh:
RAKHA ANDHAKA BAGASKARA (361721302021)
ISNAINI DIKI ERLANGGA (361721302023)
AKBAR BAGUS DARMAWAN (361721302024)
MUHAMMAD SAIFUL RIJAL MINNI (361721302025)
MUHAMMAD ANAS MASKURI (361721302027)
Oleh:
Rakha Andhaka Bagaskara (361721302021)
Isnaini Diki Erlangga (361721302023)
Akbar Bagus Darmawan (361721302024)
Muhammad Saiful Rijal Minni (361721302025)
Muhammad Anas Maskuri (361721302027)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat-Nya laporan ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun dalam rangka
untuk memenuhi nilai kuliah lapang Teknik Perbaikan Kapal. Adapun pembuatan
laporan ini untuk melaporkan hasil kuliah lapang yang didapat mengenai survey
awal dan reparasi awal pada KMP Trisna Dwitya sehingga dapat menambah
pengetahuan kita semua. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat
bantuan baik moril maupun materil serta saran dan petunjuk dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan
dukungannya dalam penyusunan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu sekaligus
dosen pendamping dalam hal ini adalah Bapak Heri Inprasetyo, S.T., M.T, Bapak
Majudi, Nakhoda Kapal, Bapak Luxy Widya Sepdinata, KKM Kapal, Bapak
Lieswanto Purnomo, DPA (Perwira Darat), dan Bapak Karijoto, Asisten Manajer
Perusahaan, beserta kru Kapal yang sedang piket. yang telah mangajarkan
pengetahuannya kepada kami para mahasiswa, sehingga kami bisa laporan kuliah
lapang teknik perbaikan kapal dengan baik. Penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun orang lain yang membacanya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Antena RADAR ............................................................................................. 5
Gambar 2. 2 Layar RADAR ............................................................................................... 6
Gambar 2. 3 Saterlite GPS .................................................................................................. 6
Gambar 2. 4 Satelite Position Maps and GPS ..................................................................... 7
Gambar 2. 5 Peta Maritim Indonesia .................................................................................. 7
Gambar 2. 6 Kompas .......................................................................................................... 8
Gambar 2. 7 Marine VHF radio .......................................................................................... 9
Gambar 4. 1 Ship Particular .............................................................................................. 11
Gambar 4. 2 General Arrangement KMP. Trisna Dwitya ................................................ 12
Gambar 4. 3 Kompas ........................................................................................................ 13
Gambar 4. 4 Navigation And Signal Light ........................................................................ 13
Gambar 4. 5 Tuas Kontrol Mesin...................................................................................... 14
Gambar 4. 6 Klinometer ................................................................................................... 14
Gambar 4. 7 GPS .............................................................................................................. 14
Gambar 4. 8 AIS Monitor ................................................................................................. 15
Gambar 4. 9 Pengukur Kedalaman ................................................................................... 15
Gambar 4. 10 VHF Radio ................................................................................................. 16
Gambar 4. 11 Sling Ramp Door........................................................................................ 16
Gambar 4. 12 Engsel Ram Door ....................................................................................... 17
Gambar 4. 13 Saklar Kontrol Ramp Door ........................................................................ 17
Gambar 4. 14 Rantai Anchor ............................................................................................ 17
Gambar 4. 15 Kerusakan pada pelat gading ..................................................................... 18
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi laut yang sangat korosif dan bersifat merusak, membuat kapal yang
selalu berhubungan dengan laut menjadi mudah rusak. Hal tersebut yang
menjadikan teknik reparasi sangat diperlukan bagi dunia perkapalan. Mengingat
betapa mahalnya spare part yang tersedia jika harus mengganti yang baru. Suatu
bagian atau material pada kapal dikatakan rusak apabila kehilangan sebagian atau
keseluruhan mutu awalnya.
Kehilangan sebagian atau keseluruhan mutu awalnya dari sebuah kapal
tergantung dari berbagai macam keausan dan kerusakan, yang disebabkan oleh
berbagai faktor seperti, pengkaratan, geseran, erosi, kelelahan (material fatique),
pemanasan sampai temperatur tinggi, perubahan struktur material, pemakaian
operasinya yang terlalu berat, kecelakaan, pembangunan atau perbaikan yang
tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. Kerusakan pada kapal secara umum
memang banyak terjadi seperti yang disebutkan diatas, namun menurut
pengamatan penulis di PT. Lintas Sarana Nusantara khususnya di KMP Trisna
Dwitya keausan maupun kerusakan mutu struktur kapal dapat di minimalisir
dengan inspeksi, dan perawatan secara berkala dengan tujuan terjaminnya
kelancaran, keamanan, dan keselamatan operasi suatu kapal.
Karena kapal merupakan objek vital yang bergerak di air, khususnya di laut
maka sudah seharusnya dilakukan prosedur atau manajemen inspeksi dan survei
secara periodik, sesuai yang disyaratkan kelas kapal tersebut maupun dari
petunjuk teknis spesifikasi dari galangan kapal tempat kapal tersebut di bangun.
1
1.2 Tujuan
Adapun kami melaksanakan kuliah lapang ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk secara langsung
melihat kondisi kapal.
2. Memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa mengenai
bagaimana mengaplikasikan teori di kelas dengan praktek secara langsung
3. Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan secara umum.
4. Memberikan gambaran nyata, mengetahui seberapa jauh kesesuaian dan
kesepadanan antara materi selama pekuliahan dengan realita kehidupan
dunia industri.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat kami melaksanakan kuliah lapang ini antara lain:
1. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia industri.
2. Menambah wawasan mahasiswa mengenai teknik perbaikan kapal
3. Mengetahui secara langsung kondisi kapal setelah berlayar, dan
mengetahui bagaimana tahap repasasinya.
2
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Survei dan Inspeksi Kapal
Survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif. Survei yang
dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui: siapa mereka, apa
yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan. Survei lazim
dilakukan dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, survei lebih merupakan pertanyaan tertutup, sementara dalam
penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka.
Inspeksi adalah tindakan untuk melihat sesuatu dari dekat guna mempelajari
sesuatu hal secara lebih lanjut, untuk melihat apakah aturan sedang diikuti atau
tidak, serta untuk menemukan berbagai masalah yang ada. Dengan inspeksi, kita
dapat menjaga terlaksananya aturan dan standar, serta dapat mengetahui apa yang
kurang dan harus diperbaiki.
Dalam dunia perkapalan, survei dan inspeksi dilakukan untuk mengetahui
apakah kapal sudah dan masih sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku,
serta untuk mengetahui kekurangan kapal yang nantinya akan dilakukan
perbaikan. Untuk mengatasi hal tersebut setiap kapal diwajibkan untuk menjalani
survei. Ada beberapa jenis survei yang dilaksanakan pada kapal, yaitu annual
survey, intermediate survey, reclass survey, dan special survey.
Pada saat kapal menjalani survei, jika tingkat kerusakan parah atau kapal
sedang reclass survey maka kapal harus memasuki dok untuk keperluan
membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa kerusakan, serta
mengecat badan kapal. Jika tidak maka kapal dapat di cek atau di survey di atas
air. Semua bagian kapal harus di cek dan di survey terutama bagian lambung
kapal, permesinana induk, pemesianan bantu dan pemesinan geladak dan
peralatan Navigasi dan Komunikasi pada kapal
3
ketika akan bersandar,berlabuh atau pada saat bongkar muat. Berikut ini adalah yang
termasuk mesin geladak:
1. Ramp door
Ramp door adalah pintu kapal yang digunakan untuk kegiatan bongkar muat kapal.
Pada kapal jenis Roll on – Roll off digunakan semacam engsel dan winch untuk
mengoperasikannya.
4. Lashing equipment
Lashing equipment adalah peralatan yang digunakan untuk bongkar muat. Lebih
tepatnya perlengkapan ini digunakan untuk menjaga/menahan barang muat dengan
ukuran besar seperti kargo, kendaraan, dan lain sebagainya agar tidak goyang atau
berpindah tempat pada saat kapal beroperasi.
4
7. Peralatan keselamatan
Peralatan ini berfungsi sebagai keselamatan bila kapal terjadi kecelakaan. Karena
menyangkut keselamatan crew kapal maka alat – alat keselamatan ini harus sesuai
dengan standar. Sehingga bila terjadi kecelakaan maka semua crew dapat
diselamatkan. Peralatan yang harus disediakan diantaranya lifeboy, life jacket, skoci
satu dengan penggerak engine, liferaft. Dan peralatan pencegah kebakaran
sebagaimana diatur dalam class ataupun regulasi internasional lain seperti SOLAS,
dimana juga mengatur mengenaI tempat-tempat aman yang harus dilapisi dengan
material tahan api.
1. RADAR
Alat navigai kapal laut modern sekarang dilengkapi dengan alat navigasi kapal
berupa marine radar untuk mendeteksi kapal lain, cuaca/ awan yang dihadapi
di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada di depan kapal.
5
Gambar 2. 2 Layar RADAR
RADAR merupakan singkatan dari Radio Detection And Ranging. Radar
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan
membuat denah benda-benda disekitarnya. Gelombang radio kuat dikirim dan
akan diterima oleh penerima dengan mendengar gema yang terpantulkan.
Sinyal ini dapat menggambarkan lokasinya dan kadang-kadang ditentukan
jenisnya.
Marine radar dengan Automatic Radar Plotting Aid (ARPA) dapat membuat
trek menggunakan kontak radar. Sistem ini dapat menghitung tracking,
kecepatan dan titik terdekat pendekatan, sehingga tahu jika ada bahaya
tabrakan dengan kapal lain atau daratan.
2. GPS
Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi kapal adalah Global
Positioning Satelite (GPS) merupakan perangkat navigasi yang dapat
mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung
menerima sinyal dari satelit.
6
Gambar 2. 4 Satelite Position Maps and GPS
3. Peta
Peta merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran kapal bentuk dua
dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi
yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. atau dengan kata lain
representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari
pembuatan peta disebut kartografi.
7
c. Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan:
Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan
besarnya sudut
Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan
besarnya panjang jarak
Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan
besarnya luas suatu daerah pada bidang -lengkung
Gambar 2. 6 Kompas
Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas:
• Utara (disingkat U atau N)
• Barat (disingkat B atau W)
• Timur (disingkat T atau E)
• Selatan (disingkat S)
8
• Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
• Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)
• Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
• Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)
9
BAB 3
METODOLOGI
1. Safety Induction
(Heri Inprasetyo, S.T., M.T.)
2. Materi pengenalan kapal
(Kapten, KKM dan DPA )
3. Inspeksi Naviagasi dan
komunikasi
4. Inspeksi Geladak
5. Briefing Penutupan
10
BAB 4
HASIL KEGIATAN
Kuliah lapang diawali dengan briefing oleh Bapak Majudi selaku Kapten Kapal dan
Bapak Lis selaku DPA (Perwira Darat), di Ruang Meeting Perwira di Dek Penumpang.
KMP TRISNA DWITYA merupakan Kapal Konversi, yang awalnya adalah LCT
(Landing Craft Tank), menjadi Kapal Motor Penumpang. Sesuai aturan SK Direktur
Jenderal Perhubungan Darat (Hubdat) No. SK.885/AP.005/DRJD/2015 pada tanggal 15
Maret 2015 terkait larangan penggunaan kapal jenis LCT sebagai kapal angkutan
penyeberangan. Proses Konversi Kapal dilakukan oleh PT Dok dan Perkapalan Surabaya
(Persero). Konversi yang dilakukan oleh PT. DPS Surabaya adalah dengan penambahan
deck untuk akomodasi penumpang dan penambahan rampdoor di bagian belakang. Kapal
yang dibangun pada tahun 1975 ini memiliki panjang keseluruhan 54 meter, lebar 14,4
meter, tinggi 3,5 meter serta menggunakan auxiliary engine Mitsubishi. Kapal tersebut
dikonversi dibawah pengawasan surveyor klass BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).
berikut ini data utama kapal:
11
Survei dan inspeksi awal yang kami lakukan pada KMP. Trisna Dwitya
menunjukkan beberapa bagian atau komponen dari kapal ini yang perlu dilakukan
perbaikan, diantaranya adalah sebagai berikut.
12
1. Compass, bagian ini masih dalam keadaan yang baik dan dapat digunakan,
meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat nilai selisih dari arah
aslinya, namun hal itu dapat diatasi dengan penambahan faktor variasi dan
denotasi.
Gambar 4. 10 Kompas
13
3. Tuas kontrol mesin, bagian ini juga masih dalam kondisi baik dan tidak
perlu dilakukan perbaikan.
Gambar 4. 13 Klinometer
5. GPS, Perlengkapan ini memiliki kemungkinan rusak paling tinggi karena
merupakan perlengkapan elektronik yang digunakan secara terus menerus.
Saat ini kondisi alat ini baik dan tidak diperlukan adanya perbaikan.
Gambar 4. 14 GPS
14
6. AIS, salah satu alat navigasi yang fungsinya mirip dengan GPS ini juga
dalam kondisi baik dan tidak perlu adanya perbaikan.
15
8. Radio, perlengkapan komunikasi tipe VHF ini dalam kondisi baik dan
tidak perlu dilakukan perbaikan atau penggantian.
16
Gambar 4. 19 Engsel Ram Door
3. Saklar Kontrol Ram Door, saklar ini dibalut dengan isolasi hitam serta
karet yang menutup saklarnya. Hal ini membuat saklar rawan rusak,
namun tidak berbahaya, jadi tidak perlu ada perbaikan di bagian ini.
17
5. Pelat Gading dan Kulit, terjadi korosi, pecah, dan deformasi pada
bagian ini yang belum membutuhkan perbaikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hendri, Jhon. 2009. Teknik Pengumpulan Data Primer. Universitas Gunadarma. Jakarta.
19