PERHATIAN :
DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN ADALAH MILIK KOPERASI KARYAWAN PT EXPANS SUMATERA , DILARANG MENCOPY,
MENYEBARKAN, MEMPERBANYAK, ATAUPUN MEMILIKI DOKUMEN INI TANPA IZIN MANAJEMEN PT. RACHMAT KELANTAN SAKTI. BARANG SIAPA MELAKUKAN TINDAKAN MENCOPY, MENYEBARKAN,
MEMPERBANYAK ATAU MEMILIKI DOKUMEN INI TANPA IZIN AKAN DITUNTUT SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU.
Revisi : 00
LEMBAR PENGESAHAN
Dokumen ini berisi informasi yang penting. Dokumen ini disediakan hanya untuk
karyawan Koperasi Karyawan PT Exspan Sumatera. Dilarang menyebarluaskan
dengan lisan atau cara lainnya kepada yang tidak berkaitan dengan kegiatan
Koperasi Karyawan PT Exspan Sumatera, tanpa izin tertulis dari Pihak Manajemen
Koperasi Karyawan PT Exspan Sumatera
Tanda
Peranan Nama Posisi Tanggal
Tangan
Disiapkan
Diperiksa
Diketahui
Diketahui
Diketahui
Diketahui
Disetujui
DAFTAR ISI
i
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i
PENDAHULUAN
............................................................................................................................
1
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
II. PERENCANAAN................................................................................................17
II.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan
Pengendalian Risiko..................................................................................
17
II.2 Peraturan Perundang – Undangan dan Persyaratan Lainnya..................17
II.3 Tujuan dan Sasaran...................................................................................21
II.4 Indikator Kinerja.........................................................................................21
II.5 Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan Yang Sedang
Berlangsung...............................................................................................22
III. PENERAPAN......................................................................................................23
III.1 Jaminan Kemampuan............................................................................23
III.1.1 Sumber daya manusia, sarana dan dana.................................23
III.1.2 Intergrasi...................................................................................27
III.1.3 Tanggung jawab dan tanggung gugat......................................27
III.1.4 Konsultasi, motivasi, dan kesadaran........................................28
III.1.5 Pelatihan dan Kompetensi........................................................28
III.1.5.1 Pelatihan standar.....................................................30
ii
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.1.5.2 Pelatihan khusus.....................................................30
III.2 Komunikasi............................................................................................30
III.2.1 Induction / Orientasi..................................................................30
III.2.2 Rapat Keselamatan dan Kesehatan Kerja...............................33
III.2.3 Spanduk dan Poster.................................................................38
III.2.4 Rambu – Rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja..............38
iii
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.12 Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan.................................................94
III.13 Tanggap Darurat....................................................................................97
III.14 Dokumentasi..........................................................................................105
V. TINJAUAN MANAJEMEN..................................................................................121
iv
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
Tujuan sistem SMK3LL ini adalah :
1. Menjamin terciptanya kenyamanan kerja diarea operasi perusahaan
2. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran K3 karyawan.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, Kebakaran dan Peledakan.
4. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.
5. Mencegah terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
3 Ruang Lingkup
SMK3&LL dibuat untuk berlaku dan menjadi pedoman bagi seluruh jajaran
organisasi Koperasi Karyawan PT Exspan Sumatera Pendopo di seluruh
wilayah operasi atau kegiatan perusahaan. Koperasi Karyawan PT Exspan
Sumatera Pendopo bertekad untuk melaksanakan Sistem Manajemen
Keselamatan Kesehatan Kerja & Lindung Lingkungan (SMK3&LL) ini dengan
konsisten kepada semua karyawannya di semua lini kegiatan operasi
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan :
- Nol Kecelakaan
- Nol Penyakit Akibat Kerja
1
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Istilah – istilah dan definisi yang digunakan di SMK3&LL ini adalah :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah semua kondisi dan faktor yang
memperngaruhi atau dapat memperngaruhi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan pekerja lainnya (kontraktor), pemasok, tamu, pengunjung
dan orang lain ditempat kerja.
2. Tempat Kerja adalah tiap ruang atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya dan atau lokasi manapun dimana aktivitas kerja
dilaksanakan dibawah kendali Perusahaan.
10. Bahaya adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja atau kombinasi
keduanya.
11. Hampir celaka adalah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit
ataupun kematian.
2
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
12. Insiden adalah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana dapat
terjadi cedera, penyakit, kematian atau kondisi darurat.
13. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
14. Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja. Atau ganguan kesehatan baik fisik maupun mental
yang sebabkan atau diperparah oleh aktivitas kerja ataupun kondisi yang
berkaitan dengan pekerjaan.
15. Kinerja K3 adalah hasil yang dapat diukur dari pengelolaan resiko K3.
16. Penilaian Resiko adalah proses evaluasi resiko yang ditimbulkan oleh
bahaya. Menghitung ketersediaan adanya pengendalian dan menentukan
apakah suatu resiko dapat diterima.
18. Resiko yang dapat diterima adalah resiko yang yang sudah diredam ke
tingkat yang dapat ditoleransi oleh perusahaan bedasarkan peraturan resmi
Perusahaan dan Kebijakan K3 Perusahaan.
3
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
22. Pihak lain adalah perorangan atau kelompok baik dari dalam ataupun dari
luar tempat kerja yang berkaitan dengan atau dipergunakan oleh kinerja
perusahaan.
5. REFERENSI
1. Undang – Undang No. 01 Tahun 1970
2. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003
3. PerMenakertrans No 05 Tahun 1996 tentang SMK3
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3
5. OHSAS 18001:2007 Occupational health and safety management system –
Requirments.
6. AS/NZS 4360 Risk Management
7. A Guide To Occupational Health and Safety Transport Industry, 5th Edition ;
2006
ELEMEN I
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
4
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Perusahaan menunjukkan komitmen terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta lindung lingkungan dengan cara menyediakan sumber daya yang
memadai. Perusahaan melalui struktur organisasi yang dalam hal ini Pimpinan
tertinggi adalah Direktur akan berkomitmen dalam mewujudkan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Lindung Lingkungan melalui :
5
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
KOPKAR PT EXSPAN SUMATERA PENDOPO
DIREKTUR
HSE
KOORDINATOR
STAFF
STAFF ADM & HEAD ADM. PROJECT STAFF
FILLING CONTRACT KASIR LOGISTIK
PERSONALIA DOC MEKANIK OPERASIONAL MANAGER ACCOUNTING
/PURCASHING
SPV. OPS
MEKANIK
MEKANIK
REPAIR AND
BODY REPAIR
MAINTENANCE
FOREMAN
HELPER HELPER
DRIVER /
OPERATOR
HELPER
6
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
I.1.1 Tanggung jawab
1. Direktur Utama
7
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
d. Memperkenalkan Kebijakan dan Prosedur yang akan meningkatkan
usaha dan pelayanan jasa PT. Racmat Kelantan Sakti kepada
semua rekanan.
2. Operasional Manager
8
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
untuk kelancaran operasional dalam memenuhi permintaan
pelanggan.
3. Manager Personalia
4. Manager Keuangan
5. Manager Logistik
9
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
b. Bertanggungjawab terhadap kondisi stock barang dan tools
pendukung lainnya di warehouse sesuai jumlah dan kebutuhannya.
Direktur selaku ketua P2K3 mempunyai tugas tanggung jawab sebagai berikut :
10
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
5. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain yang
bersangkutan dengn kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.
KETUA P2K3
KETUA P2K3
DIREKTUR
DIREKTUR
SEKRETARIS P2K3
SEKRETARIS P2K3
11
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
BIDANG PEMBINAAN BIDANG PEMBINAAN
BIDANG PEMBINAAN
KESELAMATAN DAN BIDANG PEMBINAAN
PENCEGAHAN DAN
KESELAMATAN
KESEHATAN DAN
KERJA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
KESEHATAN KERJA PENANGGULANGAN
NAPZA DAN HIV AIDS
NAPZA DAN HIV AIDS
12
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Mengadakan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dari aspek K3&LL.
STRUKTUR ORGANISASI K3
DIREKTUR
DIREKTUR
HSE
HSE
KOORDINATOR
KOORDINATOR
13
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
I.2 Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindung
Lingkungan
14
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
6. Menilai efisiensi dan efektifitas sumberdaya yang ada.
Hasil tinjauan awal ini merupakan bahan masukan dalam merencanakan dan
pengembangan sistem Manajemen K3 perusahaan.
15
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
5. Melakukan kajian ulang secara berkala terhadap sistem manajemen K3
serta pelaksanaan K3.
ELEMEN II
PERENCANAAN
16
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Semua unsur pimpinan perusahaan harus terlibat dalam perencanaan
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko.
17
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
KEPUTUSAN PRESIDEN
Keppres. No. 22 Tahun Penyakit akibat kerja
1993
Keppres. No. 02 Tahun Pelestarian lingkungan dan pembangunan
2002 berkelanjutan
Keppres. No. 83 Tahun Pengesahan konvensi ILO no. 87 mengenai
1998 kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk
berorgansasi
PERATURAN MENTERI
PER. 07 Tahun 1964 Keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat
kegiatan konstruksi
PER. 01/MEN/1976 Kewajiban latihan hiperkes bagi dokter perusahaan
PER. 01/MEN/1978 Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam
penebangan dan pengangkutan kayu
PER. 03/MEN/1978 Persyaratan penunjukkan dan wewenang serta
kewajiban pegawai pengawas keselamatan kerja dan
ahli keselamatan kerja
PER. 01/MEN/1979 Kewajiban latihan hygiene perusahaan kesehatan
dan keselamata kerja bagi tenaga para medis
perusahaan
PER. 01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada konstruksi
Bangunan
PER. 02/MEN/1980 Pemeriksaan kesehatan tenagan kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
PER. 04/MEN/1980 Syarat - syyarat pemasngan dan pemeliharaan alat
pemadam api ringan
PER. 01/MEN/1981 Kewajiban melapor penyakit akibat kerja
10 PER. 01/MEN/1982 Bejana tekan
11 PER. 02/MEN/1982 Kwalifikasi juru las ditempat kerja
12 PER. 03/MEN/1982 Pelayanan kesehatan tenaga kerja
13 PER. 02/MEN/1983 Instalasi alarm kebakaran automatik
14 PER. 03/MEN/1985 Keselamatan dan Kesehatan kerja pemakaian asbes
15 PER. 04/MEN/1985 Pesawat tenaga dan produksi
16 PER. 05/MEN/1985 Pesawat angkat dan angkut
17 PER. 04/MEN/1987 P2K3 serta tata cara penunjukkan ahli keselamatan
kerja
18 PER. 02/MEN/1992 Tata cara penunjukkan kewajiban dan wewenang ahli
keselamatan dan kesehatan kerja
19 PER. 04/MEN/1995 Perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja
20 PER. 05/MEN/1996 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
21 PER. 01/MEN/1998 Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi
tenaga kerja dengan manfaat lebih baik dari paket
jamsostek
22 PER. 03/MEN/1998 Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
23 PER. 03/MEN/1999 Syarat -syarat keselamata dan kesehatan kerja lift
untuk pengangkutan orang dan barang
24 PER. 08/MEN/VII/2010 Alat Pelindung Diri
18
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
25 PER. 09/MEN/VII/2010 Operator dan petugas pesawat angkat dan angkut
26 PER. 04 tahun 2014 Waktu kerja dan waktu istirahat pada kegiatan usaha
hulu minyak dan gas bumi
27 PER. 13/MEN/X/2011 Nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di
tempat kerja
KEPUTUSAN MENTERI
KEP. 1135/MEN/1987 Bendera keselamatan dan kesehatan kerja
KEP. 333/MEN/1989 Diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja
KEP. 245/MEN/1990 Hari keselamatan dan kesehatan kerja nasional
KEP. 51/MEN/1999 Nilai ambang batas faktor fisika ditempat kerja
KEP. 186/MEN/1999 Unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
KEP. 187/MEN/1999 Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja
KEP. 75/MEN/2002 Pemberlakuan SNI No. SNI-04-0225-2000 mengenai
persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
ditempat kerja
KEP. 68/MEN/IV/2004 Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di
tempat kerja
10 KEP. 609 Tahun 2012 Pedoman penyelesaian kasus kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
INSTRUKSI, EDARAN MENTERI
INS. 11/M/BW/1997 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan kebakaran
KEP. 113/DJPPK/IX/2006 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja di ruang
terbatas
KEP. 45/DJPPK/IX/2008 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja pada
ketinggian dengan menggunakan akses tali
STANDAR
OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management
Systems
SNI 13-6673-2002 Persyaratan Pengeoperasian kendaraan ringan di
area tambang
SNI 13-6979-2003 Prosedur parkir kendaraan didaerah tambang
SNI 13-7081-2005 Investigasi kecelakaan tambang
SNI 13-6618-2001 Metode penghitungan tingkat kekerapan dan tingkat
keparahan ciedera akibat kerja di pertambangan
umum
SNI 0727 : 2008 Tali kawat baja untuk minyak dan gas bumi
SNI 04-6918-2002 Ruang bebas dan jark bebas minimum pada saluran
udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara
tegangan ekstra tinggi (SUTET)
OSHA 2236 Material handling and storage
OSHA 3151-12R 2003 Personal Protective Equipment
10 AS/NZS 4360:2004 Risk management
11 NFPA 10 (2002) Standard for Portable Fire Extinguishers
12 EN 12195-1:2010 Load restraining on road vehicles safety
13 ISO 27955 Securing of cargo in passenger cars and multi
purpose vehicle and test methods
14 ISO 27956 Securing of cargo in delivery vans-requirements and
19
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
test methods
REFERENSI
OGP Report No. 365 Land transportation safety recommended practice
(Issu 2) Revised Sept.
2014
Transoprt Safety Group A Guide to Occupational Health and Safety Transport
5th Edition, July 2006 Industry
International Road International Guidelines on Safe Load Securing for
Transport Union, Edition : Road Transport
IRU CIT 2014 version 01
Tujuan dan sasaran kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang akan
ditetapkan oleh perusahaan setidak – tidaknya harus memenuhi kualifikasi
sebagai berikut :
1. Dapat diukur
2. Satuan /indikator
3. Sasaran pencapaian
4. Jangka waktu pencapaian
1. Indikator Negatif
a. Angka kecelakaan kerja
20
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
b. Angka kecelakaan berkendara dan operasi alat berat
c. Angka kasus penyakit akibat kerja
d. Jumlah laporan pelanggaran K3
e. Jumlah ketidaksesuaian pelaksanaan SMK3LL
2. Indikator positif
a. Penyelesaian suatu program kerja
b. Jumlah pelatihan yang terlaksana
c. Penyelesaian tindakan pengendalian risiko
d. Angka hasil pengukuran lingkungan kerja
e. Jumlah pemakaian alat pelindung diri
f. Jumlah alat K3 yang tersedia
g. Tingkat kepuasan karyawan akan pelaksanaan K3
1. Pelaksanaan SMK3
Tujuan : Melaksanakan SMK3.
Sasaran : penerapan SMK3 secara penuh dalam waktu 6 bulan
Indikator : % unit kerja memenuhi kreteria
Sasaran khusus : Seluruh unit kerja dalam perusahaan memenuhi
seluruh kriteria audit SMK3 dalam waktu 6 bulan.
21
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
ELEMEN III
PENERAPAN
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja serta lindung lingkungan
perusahaan akan menetapkan personal yang mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan sistem yang diterapkan
Pemangku Posisi :
Fungsi Utama :
1. Menyusun dan memantau kebijakan SMK3&LL yang berlaku
2. Membina personil untuk meningkatkan kesadaran K3&LL, diseluruh area
kerja PT. Racmat Kelantan Sakti
3. Mencegah kecelakaan dan pencemaran dilingkungan kerja PT. Racmat
Kelantan Sakti
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban langsung kepada Direktur
22
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Kualifikasi :
1. Pendidikan : Strata Satu (S-1)
2. Pengetahuan khusus : Teknik dan K3&LL
3. Pengalaman : Minimal 7 Tahun di bidang K3&LL
A. Pembinaan Personil
1. Membuat program pembinaan K3&LL guna memberikan pemahaman dan
pengertian serta pemahaman kepada personil mengenai kebijakan
perusahaan tentang K3&LL, pengelolaan lingkungan, alkohol & obat-obatan
terlarang, B3 dan petunjuk pemadaman kebakaran serta perlunya
pemakaian Alat Pelindung Diri.
2. Membuat rencana pelatihan K3&LL sebagai tanggung jawabnya dalam
pembinaan K3&LL.
3. Membuat rencana safety meeting dan bertanggung jawab penuh
mengkoordinir dan melaksanakan safety meeting sesuai dengan jadwal.
4. Aktif mengkampanyekan K3&LL baik dalam safety meeting/safety talk
maupun dalam poster/spanduk.
5. Berkoordinasi dengan karyawan terkait dalam pelaksanaan tugas yang
diperlukan
6. Bersikap tegas memberikan sanksi kepada pelanggar peraturan K3&LL dan
secara berkala memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi
dan kinerja K3&LL nya baik.
B. Pencegahan Kecelakaan
1. Membuat program kerja K3&LL di bagiannya.
2. Secara berkala mengkoordinir pemeriksaan-pemeriksaan peralatan-
peralatan kerja untuk meyakinkan peralatan-peralatan itu dalam kondisi
yang baik.
3. Mempersiapkan peralatan K3&LL minimal, sesuai dengan persyaratan
pelanggan
4. Melakukan follow up rekomendasi-rekomendasi inspeksi K3&LL sudah
dilakukan.
5. Mengevaluasi prosedur kerja yang telah dibuat oleh HSE Supervisor untuk
pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya dan memantau penerapannya
dilapangan.
6. Mengevaluasi laporan HSE Supervisor terhadap penyelidikan kecelakaan
apabila terjadi kasus kecelakaan
7. Melaksanakan pemantauan dan inspeksi K3&LL secara rutin.
8. Membuat rencana tanggap darurat bila diperlukan.
9. Melakukan evaluasi dan analisa laporan Supervisor K3&LL, apabila terjadi
23
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
kecelakaan di lokasi kerja.
D. Pengelolaan Lingkungan
1. Menyampaikan dan memberikan pemahaman serta pengertian kepada
seluruh personil mengenai kebijakan perusahaan tentang pengelolaan
lingkungan.
2. Melakukan inspeksi lapangan untuk memastikan tempat sampah dan
tempat pembuangan akhir sampah sudah tersedia dan tidak ada
pencemaran oli bekas atau bahan kimia di tempat kerja dan dilingkungan
sekitar.
3. Melakukan inspeksi tempat mandah untuk memastikan housekeeping
sudah baik.
E. Administrasi
1. Bertanggung jawab untuk membuat laporan dan mendokumentasikan :
a. Hasil inspeksi K3&LL
b. Hasil pemeriksaan peralatan kerja
c. Safety Meeting
d. Pelatihan K3&LL
e. Nearmiss dan kasus kecelakaan
f. Kinerja dan statistik K3&LL
2. Memastikan ketersediaan dokumen, arsip catatan, peralatan safety yang
telah ditetapkan untuk proses tender ataupun kontrak kerja yang disetujui.
3. Mengetahui tolak ukur sasaran yang akan dicapai di bagiannya.
4. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang ditetapkan
secara berkelanjutan.
2. Pelatihan - Ahli K3
- Pelatihan K3
24
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
3. Pengalaman Kerja - Minimum 7 tahun dalam bidang yang sama
Pemangku Posisi :
Fungsi Utama :
1. Membina personil untuk meningkatkan kesadaran K3&LL di seluruh PT.
Racmat Kelantan Sakti.
2. Mencegah kecelakaan dan pencemaran di lingkungan kerja PT. Racmat
Kelantan Sakti
3. Pelaporan dan pertanggungjawaban langsung kepada HSE Koordinator
Kualifikasi :
25
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
1. Pendidikan : Minimal D3
2. Pengetahuan khusus : Teknik dan K3&LL
3. Pengalaman : Minimal 2 Tahun di bidang K3&LL
A. Pembinaan Personil
1. Mengkoordinir/ melaksanakan pembinaan guna memberikan pengertian serta
pemahaman kepada personil mengenai kebijakan perusahaan tentang
K3&LL, pengelolaan lingkungan, alkohol dan obat terlarang, B3 dan petunjuk
pemadaman kebakaran serta perlunya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD).
2. Aktif mengkampanyekan K3&LL baik dalam safety meeting maupun dengan
poster atau spanduk.
3. Bersikap tegasmemberikan sanksi kepada pelanggar aturan K3&LL dan
secara berkala memberikan penghargaan kepada pekerja berprestasi dan
kinerja K3&Llnya baik.
B. Pencegahan Kecelakaan
1. Membuat program inspeksi K3&LL pada saat pekerjaan suatu kontrak akan
dimulai menggunakan form K3 dan inspeksi berkala selama pekerjaan
berlangsung.
2. Secara berkala mengkoordinir pemeriksaan peralatan-peralatan kerja untuk
meyakinkan peralatan-peralatan itu dalam kondisi yang baik.
3. Melakukan follow up untuk meyakinkan rekomendasi-rekomendasi inspeksi
K3&LL telah dilaksanakan.
4. Pemeriksaan kendaraan untuk meyakinkan kendaraan yang akan dipakai
dalam kondisi yang baik dan aman.
5. Bekerjasama dengan pengawas dilapangan melakukan penyelidikan dan
pelaporan kecelakaan apabila terjadi kasus kecelakaan.
D. Pengelolaan Lingkungan
1. Menyampaikan dan memberikan pemahaman serta pengertian kepada
seluruh personil mengenai kebijakan perusaan tentang pengelolaan
lingkungan.
2. Melakukan inspeksi di lapangan untuk memastikan tempat sampah dan
tempat pembuangan akhir sampah sudah tersedia dan tidak ada
pencemaran oli bekas atau bahan kimia di tempat kerja dan lingkungan
26
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
sekitarnya.
3. Melakukan inspeksi tempat mandah untuk memastikan housekeeping sudah
baik.
E. Administrasi
Bertanggung Jawab untuk membuat laporan dan mendokumentasikan :
1. Hasil inspeksi K3&LL
2. Hasil pemeriksaan peralatan kerja
3. Safety meeting
4. Pelatihan K3&LL
5. Nearmiss dan kasus kecelakaan
6. Kinerja dan Statistik K3&LL
III.1.2 Intergrasi.
27
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
sehingga saat bekerja dapat mengenali dan mencegah tindakan yang
mengarah terjadinya insiden.
28
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
JOB OPERATING
P.
HAZARDOUS
MANAJEMEN RISIKO
INDUCTIONALAT
SERTIFIKASI RIIGER
DRIVING ALAT
RUANG TERBATAS
AHLI K3 UMUM / K3
STANDAR
DASAR – DSAR K3
DASAR PEMADAM
MATERIAL
SERTFIKASI
PELINDUNG DIRI
DIKETINGGIAN
RIGGING AND
ANGKATOPERATOR
SAFETY
ORIENTASI /
DEFENSIVE
DASAR P3K
IJIN KERJA
ANALYSIS
TANGGAP
DARURAT
SLINGING
BEKERJA
PENGGUNAAN
KESELAMTAN
LIFTING
BERAT
MIGAS
APR
H2S
PROCEDURE
1 MANAGER X HANDLING
X X X X X X X X X
2 HSE X X X X X X X X X X X X X X X X X
3 SUPERVISORX X X X X X X X X X X X X X X X
4 FOREMAN X X X X X X X X X X X X X X
STAFF
5 ADMINISTX X X X X X X X X
RASI
6 LOGISTIK X X X X X X X X X
7 MEKANIK X X X X X X X X X
8 WELDER X X X X X X X X
9 PAINTING X X X X X X X
OPERATOR
10 ALAT X X X X X X X X
BERAT
OPERATOR
11 X X X X X X X X X X
CRANE
OPERATOR
12 X X X X X X X X X
FORKLIFT
13 RIGGER X X X X X X X X X X X X X
DRIVER
14 X X X X X X X
SARANA
DRIVER
15 X X X X X X X
TRAILLER
DRIVER FLAT
16 BED X X X X X X X
TRUCK
DRIVER
17 TANK X X X X X X X X
TRUCK
DRIVER
18 VACUM X X X X X X X X
TRUCK
DRIVER/OPE
19 RATOR X X X X X X X X
TMC
DRIVER
20 WICNH X X X X X X X X
TRUCK
21 HELPER X X X X X X
29
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
MEKANIK
HELPER
22 X X X X X X
WELDER
HELPER
23 X X X X X X X X
PAINTING
HELPER
24 X X X X X X
TRUCK
HELPER
25 TRAILER X X X X X X X
TRUCK
HELPER
TANK
26 X X X X X X X
TRUCK/B
BM
HELPER
27 VACUM X X X X X X X X
TRUCK
HELPER
28 X X X X X X X X
RIGGER
HELPER
29 WINCH X X X X X X X
TRUCK
30 SECURITY X X X
OFFICE
31 X X X
BOY/GIRL
Pelatihan standar ini wajib dilakukan dan di ikuti oleh semua karyawan
perusahaan. Pelatihan standar Dijadwalkan menurut kondisi dan
kebutuhan dan minimal dilakukan 1 tahun sekali.
30
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.2. Komunikasi
31
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
ORIENTASI
Nama :
Bagian :
Jabatan :
Saya telah mengerti dan memahami apa yang telah disampaikan dalam orientasi
dan akan ikut serta dalam kegiatan penerapan K3LL ditempat kerja.
32
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Nama Karyawan : Di orientasi oleh,
Tanda Tangan : .................... , ....................
Nama :
Jabatan :
33
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Rapat keselamatan ini dilakukan oleh karyawan yang berada dilapangan
dan dikoordinir oleh HSE Officer. Safety Talk / Tool box safety meeting
dipimpin oleh site manager / project manager. Untuk pembicara
dilakukan bergiliran oleh karyawan.
Kegiatan ini dilakukan oleh foreman dan karyawan yang akan bekerja.
Foreman dan Karyawan dapat menjadi pembicara secara bergiliran.
34
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
RAPAT KESELAMATAN
Tanggal
Waktu
Tempat
Pimpinan
Rapat
PENANGGUNG
TOPIK TINDAK LANJUT
JAWAB
35
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Dibuat Oleh, Disetujui Oleh,
Dibuat Oleh,Disetujui Oleh,
Nama:Nama:
Jabatan :Jabatan:
36
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.2.3 Spanduk dan Poster
37
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
spanduk dan poster yang berisi pesan keselamatan dan Kesehatan kerja
serta perlindungan terhadap lingkungan.
Poster – poster juga dapat berupa pesan peringatan akan sumber bahaya,
poster ini ditempatkan didekat sumber – sumber bahaya tersebut agar
karyawan atau orang dapat mengetahui sumber bahaya tersebut.
1. ANSI Standard.
2. ISO Standard.
3. British Standard.
4. Hazmat & NFPA Standard.
2. Pengelompokkan Rambu
38
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
1. Rambu – rambu harus terlihat jelas, ditempatkan pada jarak
pandang dan tidak tertutup atau tersembunyi.
4. Siapapun yang ada di area kerja harus memiliki waktu yang cukup
untuk membaca pesan yang disampaikan dan melelalkukan
tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan.
8. Rambu – rambu yang ada di atas harus berjarak 2,2 meter dari
lantai.
39
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
(Simbol atau
Keselamatan
Tulisan)
Larangan
MERAH PUTIH
Pemadam Api
Perhatian / Waspada
KUNING HITAM
Potensi Berisiko Bahaya
Zona Aman
HIJAU PUTIH
Pertolongan Pertama
BIRU PUTIH Wajib Ditaati
Sebuah lingkaran
yang
TANDA
1 mengindikasikan
PERINTAH
PERINTAH yang
harus ditaati
Sebuah bujur
TANDA sangkar yang
3
INFORMASI menyampaikan
sebuah INFROMASI
40
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
41
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Full Body Harness
Welding Gloves
Welding Mask
Safety Glasss
Safety Shoes
Face Sheild
Dusk Mask
Baju Kerja
Ear Plug
Ear Muff
Goggles
SCBA
Apron
PEKERJAAN
Staff Kantor X X Y X
Staff
Y Y Y Y X Y Y
Lapangan
HSE Y Y Y Y Y Y X Y X X X
Logistik Y Y Y Y Y X X
Driver Y Y Y Y Y
Operator Y Y Y Y Y Y
Mekanik Y Y Y Y Y Y Y Y
Welder Y Y Y Y Y Y Y X
Painter Y Y Y Y Y X X Y Y X
10 Rigger Y Y Y Y Y Y X X
11 Helper Driver Y Y Y Y Y
12 Helper Rigger Y Y Y Y Y Y Y X
Helper
13 Y Y Y Y Y Y
Mekanik
14 Helper Welder Y Y Y Y Y Y Y Y
15 Helper Painter Y Y Y Y Y Y X Y Y
16 Ketinggian Y
Ruang
17 Y
Terbatas
Catatan :
1. Pemeriksaan Kebisingan wajib dilakukan sebelum menentukan alat
pelindung pendengaran digunakan.
2. Pemiriksaan Kualitas udara / Gas wajib digunakan sebelum bekerja pada
atmosfer berbahaya.
3. Periksa kelaikan alat pelindung jatuh sebelum digunakan.
4. Y = Standar APD yang dipakai ; X = Tergantung kondisi kerja pada saat
pelaksanaan pekerjaan
42
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
KARYAWAN UNIT LAIN/LOKASI KERJA HSE DIREKSI PURCHASING KETERANGAN
YES
SURAT 1. Karyawan yang
TERIMA
PERMINTAAN CEK PERMINTAAN
BARANG PERMINTAAN membutuhkan APD atau
NO Alat Safety mengajukan
terlebih dahulu dan
CEK KONDISI
& diperiksa oelh manager
INVENTARIS
terkait, jika ;
YES
a. Disetujui → dilakukan
proses lanjut.
PERETUJUA
YES b. Tidak → permintaan di
N revisi atau tidak
NO dilanjutkan.
PROSES
2. Terima permintaan jika
PENGADAAN permintaan berulang
maka disertai bukti
TERIMA APD/ kondisi barang yang
TANDA
SAFETY
EQUIPMENT
TERIMA lama.
3. Barang yang lama
diperiksa kondisinya dan
DATA
INVENTARI diperiksa juga data
S
inventaris untuk
memastikan tanggal
CE
K permintaan terakhir dan
data APD atau alat
LAPORAN
HASIL
safety, jika ;
PEMERIKSAAN a. Sesuai → Dilanjutkan
dengan proses
pengadaan
b. Tidak → maka
permintaan di revisi
atau tidak dilanjutkan.
4. Permintaan barang
43
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
melalui persetujuan
direksi sebelum
diadakan.
5. Pencatatan serah terima
dari logistik dan ke unit
yang menggunakan.
6. Data ineventaris
diperbaharui
berdasarkan data serah
terima barang.
7. Secra berkala (minimal 1
bulan) dilakukan
pemeriksaan kepada
karyawan yang
menggunakan dan
hasilnya dicatat.
Pemberian Alat Pelindung Diri dapat dilihat dari alur alat pelindung diri berikut ini
44
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.4.1 Standar Alat Pelindung Diri
45
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
HSE akan mengawasi pemakaian Alat Pelindung Diri terhadap seluruh
pemakai, Sosialisasi pemakaian Alat Pelindung Diri akan selalu di sampaikan
pada setiap pertemuan – pertemuan keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk pemeriksaan Alat Pelindung Diri akan dilakukan oleh bagian HSE
secara berkesinambungan setiap bulan sekali. Hal – hal yang menjadi temuan
saat pemeriksaan akan segera di sampaikan ke Manajemen.
46
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
PEMERIKSAAN ALAT PELINDUNG DIRI
PERIODE :
LOKASI :
ALAT PELINDUNG DIRI KETERANGAN
No. NAMA JABATAN
SH SG EP DM UF HG SS WG FC EM APR WM
KETERRANGAN :
SH = SAFETY HELMET DM = DUSK MASK SS = SAFETY SHOES EM = EAR MUFF APR = APRON
SG = SAFETY GLASSES UF = UNIFORM WG = WELDING GLOVES RG = RUBBER GLOVES
EP = EARPLUG HG = HANDGLOVES FC = FACE SHIELD WM = WELDING MASK
47
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.4. Peralatan Keselamatan.
a. Untuk area kantor akan dipasang alat pemadam api ringan jenis dry
chemical powder dengan ukuran minimal 6 kg perluas ruangan 12
meter persegi.
b. Untuk Area bengkel akan dipasang alat pemadam api ringan dengan
jenis dry chemical powder minimal 9 kg perluas area bengkel 9 meter
persegi.
g. Untuk truck berat lainnya akan ditempatkan Alat pemadam api ringan
kapasitas minnimal 9 kg setiap unit dengan jenis dry foam/dry
chemical powder.
i. Untuk alat berat dipasang alat pemadam api ringan kapasitas min.
12 kg dengan jenis dry chemical powder.
48
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
j. Untuk tempat – tempat lain akan ditentukan kemudian oleh bagian
HSE.
Pemeriksaan akan dilakukan oleh HSE officer 1 bulan sekali dan dilaporkan
ke Ke HSE koordinator.
2. Alat P3K.
Alat – alat P3K akan dipasang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk tipe – tipe P3K mengacu pada standar ISBN 0-7176-0426-8 dan
PERMENAKERTRANS No.15/MEN/VIII/2008. Syarat – syarat pemasangan
P3K sebagai berikut :
1. Kotak P3K terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawah, berwarna
dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau.
2. Isi kotak P3 mengacu pada standar yang digunakan dan tidak boleh di isi
bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksaan P3K di tempat
kerja
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerj berjarak 500 meter atau
lebih masing – masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K
sesuai jumlah karyawan.
3. Safety Belt.
49
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
safety akan dilakukan oleh HSE officer minimal 1 bulan sekali. Dan
Koperasi Karyawan PT Exspan Sumatera Pendopo juga bertanggung
jawab atas sosialisasi betapa pentingnya pemakaian safety belt saat
berkendara pada setiap pertemuan keselamatan.
4. Lampu Rotary.
Lampu rotary akan dipasang pada setiap unit kendaraan berat dan alat –
alat berat. Lampu rotary wajib dihidupkan saat unit sedang dioperasikan.
Fungsi lampu rotary akan diperiksa minimal 1 bulan sekali oleh HSE Officer
dan sebelum beroperasi oleh driver maupun operator.
50
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
51
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.5. Keselamatan Transportasi.
2. Kendaraan akan diperiksa secara berkala oleh mekanik dan HSE officer.
3. Setiap Driver wajib memiliki SIM dan telah mengikuti Defensive Driving
Training yang dilaksanakan perusahaan.
4. Bagi yang tidak mempunyai SIM dan belum mengikuti Defensive Driving
Training diarang mengemudikan kendaraan.
10. Jika Parkir wajib diarea / zona aman dan memasang rem tangan serta
transmisi dalam keadaan terpasang serta ganjal ban harus terpasang.
11. Saat akan meninggalkan kendaraan wajib mematikan mesin dan seluruh
pintu harus terkunci.
52
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
12. Muatan tidak boleh lebih dari yang ditentukan.
53
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Jadwal perawatan akan dibuat oleh kepala mekanik sesuai dengan kondisi
peralatan. Untuk pengawasan akan dilakukan oleh Manager Operasional
dan HSE Officer.
Untuk alat ukur yang digunakan pada kegiatan perawatan peralatan / unit
akan secara periodik di tera ulang oleh pihak yang ditunjuk oleh pemerintah.
Dokumen Terkait : RKS/SOP/K3-015/009
54
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Pendopo. Dan pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap,
kesegaran jasmani, rontegen paru – paru ( bila mana mungkin ) dan
laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
1. Air Bersih.
Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari – hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
55
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
perundang – undangan yang berlaku dan ddapat diminum apabila
dimasak.
2. Udara Ruangan
a. Suhu dan kelembaban :
- Suhu : 18 – 28 °C
- Kelembaban : 40 % - 60 %
b. Kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran
rata – rata 8 jam adalah sebagai berikut :
No. JENIS DEBU KONSENTRASI MAKSIMAL
1 Debu total 0,15 mg/m3
5 serat/ml udara dengan panjang serat
2 Asbes bebas
5 u (mikron)
4. Limbah
5. Pencayahaan di Ruangan
Persyaratan pencahayaan dalam ruangan untuk aspek kesehatan kerja
adalah sebagai berikut :
c. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
56
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
6. Kebisingan
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
57
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
58
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.9 Hyegine Industri
1. Pengenalan Lingkungan
2. Penilaian Lingkungan
59
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Merupakan dasar untuk membantu mengkorelasikan kasus
kecelakaan dan penyakit dengan kondisi lingkungan.
- Mengetahui secara dasar untuk perencanaan penanggulangan.
- Sebagai dokumen untuk inspeksi sesuai dengan undang-undang
yang berlaku.
3. Pengendalian Lingkungan
Dimaksudkan sebagai penerapan metode - metode teknis tertentu
untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang
masih bisa ditolelir oleh manusia dan lingkungannya.
a. Kesehatan karyawan
- Karyawan baru, harus sehat ada surat keterangan dokter
- Pemeriksaan kesehatan berkala setiap tahun, untuk memastikan
karyawan dalam keadaan sehat, tidak ada gangguan dan penyakit
akibat kerja
- Menyediakan obat - obat pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) untuk menolong karyawan yang sakit, sebelum dibawa ke
dokter/ paramedis
- Memastikan pentaatan penggunaan alat pelindung diri (APD)
60
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
c. Kebersihan jasa boga
- Bahan makanan disimpan dengan baik, tidak bercampur dengan
bahan kimia, pembunuh serangga, deterjen dan bahan berbahaya
lainnya.
- Membersihkan tempat penyimpanan bahan makanan fari bahan
makanan yang sudah busuk setiap hari.Bahan makanan kering
terpisah dengan bahan makanan basah.
- Pengelola makanan harus sehat dan bersih
- Sisa – sisa makanan segera dibuang ketempat sampah dan
dibakar atau ditanam
- Air minum dari sumber alam harus bersih dan dimasak.
d. Pembasmian hama
- Menghindari gigitan nyamuk dan serangga dengan pemakaian
racun nyamuk dan penyemprotan
- Menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi perkembanng
biakan lalat, nyamuk dan serangga.
e. Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan memberikan kesejahteraan kepada karyawannya dengan
menyediaka fasilitas kerja, antara lain :
61
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
terjadinya pencemaran dan pengerusakan lingkungan dari kegiatan
operasional perusahaan dengan melakukan pengendalian lingkungan.
Pengendalian lingkungan dimaksudkan sebagai penerapan metode-metode
teknis tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai
batas yang masih ditolelir oleh manusia.
Metode-metode teknis penanggulangan lingkungan kerja dari faktor-faktor
bahaya kimiawi adalah :
a. Substitusi
b. Ventilasi
c. Perubahan proses
e. Pemencilan
f. Proteksi perseorangan
Bila cara-cara teknis tersebut sulit atau tidak dapat dilaksanakan maka
tenaga kerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri.
62
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Upaya pencegahan merupakan upaya yang lebih penting dilakukan daripada
upaya penyembuhan/kuratif terhadap terjadinya kecelakaan atau penyakit
akibat kerja.
a. Eliminasi
b. Substitusi
b. Isolasi
Proses kerja yang disendirikan/isolir
c. Enclosing
d. Ventilasi
- Umum : mengalirkan udara segar
f. Penyempurnaan produksi
- Mengeliminir sumber bahaya dalam proses produksi
g. Kebersihan
- Kerumahtanggaan yang baik
63
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
j. Sanitasi
k. Optional practies
- Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja
- Analisa keselamatan dan kesehatan kerja
l. Pendidikan
- Pendidikan kesehatan
- Job training
q. Administrasi kontrol
- administrasi kerja yang sehat
- pengurangan jam paparan
t. Pemeriksaan kesehatan
- awal, berkala, khusus
- screening
- biological monitoring ( darah, urine, tinja, dll )
64
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Project manager dan pengawas bertanggung jawab atas pengelolaan
dan pengendalian semua produk dan buangan hidrokarbon di area
pengawasannya.
- Kuras air hujan dari area bundwall. Jika ada produk hidrokarbon
yang terdeteksi dalam air, air tidak boleh langsung dibuang. Semua
air pengurasan harus di alirkan ke pemisah minyak / oil separator.
Oil Separator
- Jumlah minyak yang di dapat dan jumlah bahan padat dan lumpur
yang terakumulasi di separator harus di periksa dan dibuang untuk
memastikan efisiensi operasi dari sistem separator.
65
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Endapan bersih boleh dibuang ke area pembuangan yang
disediakan pihak klien. Lumpur yang terkontaminasi minyak harus
dibawa ke area yang ditentukan oleh pihak klien atau di simpan
dalam drum dan di labeli sesuai dengan arahan HSE Officer.
Oli bekas
66
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Oli bekas tidak boleh dibuang sembarangan, harus ditampung dan
di simpan dalam wadah / drum tempat oli bekas, untuk kemudian di
daur ulang atau dimusnahkan oleh pihak yang berwenang.
- Drum harus berada pada posisi vertikal selama proses muat atau
bongkar dan sling drum atau drum harus digunakan selama
aktivitas muat atau bongkar.
a. Memancarkan radiasi
Adalah bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau
partikel radio aktif yang mampu mengionkan secara langsung atau
tidak langsung materi bahan yang dilaluinya.
b. Mudah meledak
67
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Adalah bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa
disertai pengimbangan kehilangan panas, sehingga kecepatan reaksi,
peningkatan suhu dan tekanan mampu meningkat pesat dan dapat
menimbulkan peledakan.
d. Oksidator
Adalah bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan sehingga
mengakibatkan reaksi ekshothermis ( keluar panas )
e. Racun
f. Korosif
g. Karsinogenik
Adalah sifat dari suatu bahan yang dapat menyebabkan kanker.
h. Iritasi
i. Teratogenik
j. Adalah perubahan formasi dari sel, jaringan dan organ yang dihasilkan
dari perubahan fisiologi dan bahan kimia.
k. Mutagenik
68
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Lokasi khusus harus disediakan sebagai tempat penyimpanan B3 dan
harus di tandai dengan jelas. Lokasi penyimpanan harus mempunyai
ventilasi yang layak dengan menyediakan kipas angin pada dinding
atau langit - langit. Lokasi penyimpanan harus selalu terkunci
sepanjang waktu dan ada satu orang yang bertanggung jawab untuk
mengelola lokasi penyimpanan.
69
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Limbah B3 dan medis harus dikumpulkan dan dikirim keluar site ke
fasilitas pembuangan akhir bersertikasi atau incinerator resmi yang
dimiliki oleh klien atau perusahaan yang ditunjuk.
Limbah padat non B3 yang tidak bisa lagi didaur ulang, jika mungkin
harus dibuang atau di insinerasi sesuai dengan persetujuan pihak klien
atas lokasi dan tipe insinerator. Limbah padat non B3 dapat ditimbun
ditempat pembuangan akhir jika insinerasi tidak memungkinkan.
70
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
dikirim ke fasilitas pembuangan akhir yang disetujui oleh pemerintah
setempat jika sama sekali tidak bisa digunakan lagi.
Cat bekas, pelarut dan serpihan cat harus diperlakukan sebagai limbah
B3 sesuai dengan peraturan pemerintah. Serpihan cat, kuas bekas,
kaleng kosong ( kaleng semprot, kaleng cat dan kaleng minyak ),
potongan kain, dsb, harus di masukan ke kantong plastik dan disimpan
di drum yang diberi label “Limbah Cat” dan disimpan di fasilitas
penyimpanan limbah. Jika memungkinkan gunakan tempat tersendiri
untuk masing-masing jenis cat. Drum yang sudah penuh harus dikirim
ke tempat pembuangan akhir yang disetujui dan di desain sesuai
dengan peraturan pemerintah setempat atau ke fasilitas pembuangan
terdekat untuk cat yang dikategorikan sebagai limbah B3.
71
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
di campur dengan minyak buangan dan kemudian dikirim ke
pengumpul terdekat yang disetujui.
Sandblast bekas harus dikumpulkan pada drum 200 liter yang telah
diberi label “Sandblast”.
Air buangan dari toilet harus dialirkan ke septic tank, Air permukaan
yang tidak terkontaminasi bisa langsung dialirkan ke drainase.
Air buangan dari workshop, pencucian mobil atau camp bisa dibuang
ke aliran drainase atau kanal di dalam area proyek yang kemuadian
akan dialirkan ke lokasi penampungan atau pengolahan limbah dan
tidak boleh dibuang langsung ke air permukaan seperti sungai, danau,
dll.
72
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Anyaman jerami atau hamparan rumput harus ditempatkan di area
yang rentan terkena erosi oleh angin atau aliran air atau tebing yang
mempunyai rasio kecuraman lebih dari 3:1 atau lebih tinggi dari 3 m.
Run - Off dari tanah permukaan harus dilewatkan pada daerah resapan
air hujan, ladang sayur, resapan lumpur atau sistem lain yang miring
yang ditutupi dengan tumbuhan. Run-Off tidak boleh langsung di alirkan
ke sungai, parit atau aliran air permukaan lain. Sumur resapan hanya
digunakan jika metode yang lain tidak memungkinkan.
3. Metal adalah sisa barang - barang yang terbuat dari bahan besi
Misalkan : kaleng, drum bekas, bekas filter, kawat dll.
73
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Adapun syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan :
3. Pembuangan sampah
Sampah yang telah dikumpulkan, selanjutnya dibuang untuk
dimusnahkan.
Syarat yang harus dipenuhi dalam membangun tempat sampah adalah:
74
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Pengelolaannya dapat dilakukan secara terpusat dengan jam
kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
2. Sanitary landfill
Yaitu pembuangan sampah dengan cara menimbun sampah dengan
tanah, yang dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga
sampah tidak berada di alam terbuka dan tidak menimbulkan bau.
3. Composting
Yaitu pengolahan sampah jadi pupuk, yakni dengan terbentuknya zat-
zat organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah.
75
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
RENCANA PENGELOLAAN LIMBAH
Catatan :
1. Ke empat jenis kelompok barang dan kode perwarnaan selalu disediakan dilokasi kerja masing – masing project
2. Jika tempat penampungan limbah sudah penuh sesegera mungkin dibawa ke tempat pembuangan akhir yang telah
ditentukan.
3. Jika disekitar tempat penampungan terjadi ceceran dan tumpahan segera dibersihkan untuk pencegahan terjadinya
pencemaran.
76
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.11 Penanganan Bahaya dan Dampak
77
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
9. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur
operasional, struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap
kemampuan manusia.
78
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
1. Ditetapkan dengan memperhatikan runag lingkup, sifat dan waktu untuk
memastikan metodenya proaktif.
2. Menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko-risiko, dan
penerapan pengendalian, sesuai keperluan.
1. Analisa Risiko
1. Teknik Kualitatif
2. Teknik Semi Kuantitatif
3. Teknik Kuantitatif
79
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedang
Cedera sedang, perlu penanganan medis,
3 Moderate
kerugian finansial besar
Cedera berat > 1 orang, kerugian besar,
4 Major
gangguan produksi
Fatal > 1 orang, kerugian sangat besar dan
5 Catastrophic dampak sangat luas, terhentinya seluruh
kegiatan
2. Peringkat Risiko.
Untuk peringkat risiko perusahaan menggunakan standar AS/NZS 4360 yang
membuat peringkat sebagai berikut :
E : Risiko Sangat Tinggi - Extreme Risk
H : Risiko Tinggi - High Risk
M : Risiko Sedang - Moderate Risk
L : Risiko Rendah - Low Risk
CONSEQUNCE
(1) (5)
LIKELIHOOD (2) (3) (4)
Insignifi Catastro
Minor Moderate Major
cant phic
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Sumber AS/NZS 4360 : 2004 Risak Management
80
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
2. Subtitusi
3. Pengendalian Teknis
4. Pengendalian Administratif
81
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO
82
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.11.2 Ijin Kerja
Ijin kerja Biasa / Dingin adalah ijin kerja dengann jenis pekerjaan dengan
risiko ringan sampai sedang yang tidak menimbulkan risiko kebakaran
atau peledakan atau untuk pekerjaan biasa.
Ijin Kerja Panas adalah ijin yang area kerja yang dapat menghasilkan
suatu busur listrik, percikan api atau api terbuka yang datang dari suatu
proses kerja di lokasi tertentu, yang mana lokasi tersebut termasuk
lokasi yang mempunyai resiko/ bahaya.
Adapun termasuk dalam pekerjaan panas :
83
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Setiap fasilitas yang memiliki instalasi minyak dan gas bumi
dipertimbangkan sebagai daerah rawan kebakaran.. Sementara daerah
rawan kebakaran lainnya adalah :
Pelaksanaan prosedur ijin kerja panas biasanya diatur lebih lanjut oleh
pemilik proyek yang harus dipatuhi oleh semua pekerja proyek.
Ijin memasuki ruangan terbatas dibutuhkan apabila memiliki salah satu dari
karakter berikut :
84
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
akibat dinding yang melengkung kedalam atau lantai yang curam dan
mengarah ke lorong atau ruangan yang kecil yang dapat menjadi
jebakan, seperti sesak nafas.
85
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Ruangan lainnya di atas kapal yang dapat dimasuki melalui lubang
yang kecil seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya
- pemeriksaan
- perbaikan
86
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Tingkat keseringan kecelakaan kerja.
Tingkat kecelakaan yang menyebabkan cacat.
Potensi keparahan kecelakaan kerja.
Pekerjaan yang bersifat baru.
Pekerjaan yang memiliki riwayat hampir celaka (nearmiss).
2. Merinci urutan - urutan / langkah-langkah pekerjaan dari awal dimulai
pekerjaan sampai dengan selesainya pekerjaan.
3. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja terhadap tiap-
tiap urutan kerja yang dilakukan.
4. Menentukan langkah pengendalian terhadap bahaya - bahaya tiap
urutan kerja yang dilakukan.
87
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
JOB SAFETY ANALYSIS
No. JSA : Terbit :
Nama Pekerjaan : Departemen :
Lokasi Pekerjaan : Pelaksana :
No. Urutan Pekerjaan Potensi Bahaya Upaya Pengendalian APD Yang Digunakan Penanggung Jawab
88
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.11.4 LOTO
89
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Penggunaan LOTO ini harus diketahui oleh pekerja yang melakukan
perbaikan atau service, operator mesin atau peralatan yang diperbaiki, dan
orang yang ada disekitar mesin atau peralatan tersebut.
- Matikan sistem dan ikuti prosedur dengan baik dan benar, agar tidak
membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
- Pastikan bahwa mesin atau peralatan yang diperbaiki telah siap dan
aman untuk dioperasikan kembali.
- Singkirkan semua tools dari daerah kerja dan pastikan semua sistem
telah terpasang.
- Peralatan lock-out dan tag-out hanya dapat dilepas oleh petugas atau
pekerja yang semula ditugaskan memasang peralatan tersebut.
90
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Prinsip dari penanganan tumpahan adalah MENGUMPULKAN / CONTAIN
(misal : bahan bakar, minyak , bahan kimia tertumpah), MENYERAP /
ABSORB ( misal : bahan tercecer), MENDAPATKAN/RECLAIM ( misal :
tanah terkontaminasi, bahan bakar dan minyak yang terdapat dalam air
menggunakan alat yang diperbolehkan ) dan MEMBUANG / DISCARD
( misal tanah atau bahan lain yang terkontaminasi jika volumenya
mencukupi; bahan bakar dan minyak yang telah di reklamasi )
Langkah yang diambil untuk tanggap darurat jika terjadi tumpahan :
- Deteksi Tumpahan
- Identifikasi Tumpahan
- Kumpulkan Tumpahan
91
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Personel yang mendeteksi tumpahan menghubungi supervisor atau
komandan tanggap darurat, memberikan lokasi tumpahan dan tindakan
yang telah dilakukan.
92
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
pengukuran kinerja dan pemantauan berdasarkan kinerja OHSAS, untuk
memantau kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK), kejadian
termasuk near-misses dan bukti-bukti yang lain. Semua catatan hasil
pemantauan perlu disimpan dan dipelihara sebagai mana mestinya untuk
digunanakan sebagai dasar dalam analisa tindakan perbaikan dan
pencegahan. Pemeriksaan dilakukan terhadap kejadian menyangkut
keselamatan dan kesehatan kerja, dengan melakukan investigasi yang
berdasarkan pada faktor-faktor penyebab, identifikasi tindakan perbaikan,
pencegahan dan mengkomunikasikan hasil investigasi tersebut.
93
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Perusahaan membentuk unit kerja khusus dalam manajemen perusahaan
yang memiliki tugas khusus untuk menanggulangi keadaan darurat
perusahaan. Unit kerja tersebut ialah Unit Tanggap Darurat Perusahaan.
94
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.12.2 Prosedur penyelidikan kecelakaan
Prosedur penyelidikan kecelakaan dapat mempermudah aktifitas investigasi
dan membuat proses investigasi berjalan dengan sendirinya begitu
kecelakaan terjadi. Prosedur tentu saja mengatur siapa yang melakukan
investigasi , siapa saja yang harus dilibatkan dalam investigasi, form dan
checklist yang perlu digunakan untuk membantu proses investigasi dan
format laporan.
Tim penyidikan kecelakaan akan dibentuk oleh Direktur dan diketuai oleh
Direktur, HSE koordinator mempunyai fungsi sebagai koordinator tim
penyidikan kecelakaan.
Pita Meteran
Perekam suara, membantu dalam proses wawancara dan
meningkatkan akurasi pencatatan.
95
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Fokus utama dalam investigasi kecelakaan kerja adalah ‘kapan’, ‘dimana’,
‘siapa’ dan ‘akibat’ dari kecelakaan. Fokus selanjutnya adalah bagaimana
kecelakaan bisa terjadi, mengarah pada sebab langsung dan sebab tidak
langsung dari kecelakaan. Personil yang menjadi target utama dalam
wawancara investigasi harus saksi terjadinya kecelakaan. Penting sekali
untuk melakukan wawancara investigasi sesegera mungkin setelah
kecelakaan terjadi. Korban kecelakaan juga menjadi target wawancara
penting, segera setelah wawancara dapat dilakukan.
96
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
mengingatkan karyawan agar lebih waspada dan berhati - hati di waktu
yang akan datang.
97
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
dan diketahui apa yang harus dilakukan apabila terjadi suatu keadaan
darurat.
a. Direktur
98
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Penanggung Jawab
Mgr. Operasional/HSE Koordinator
Koordinator Pelaksanaan
Project Manager/HSE Officer
99
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Koord. Regu Koord. Regu Koord. Regu Koord. Regu Koord. Regu
Penanggulangan Evakuasi Keamanan P3K Komunikasi
Anggota Regu
100
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
III.13.2 Rencana Tanggap Darurat
101
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Keputusan penting dan tindakan yang dibutuhkan dengan
memprioritaskan keselamatan jiwa manusia
b. Daftar alamat hubungan komunikasi dari anggota Tim, bantuan dari luar
pejabat yang berwenang.
102
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
instruksi yang diperlukan kepada Koordinator Pelaksanaan Tanggap
Darurat
Tim Tanggap Darurat yang dikoordinir oleh HSE Officer dan Site
Manager perlu mengetahui dan memastikan posisi, jumlah korban jiwa,
kerusakan peralatan dan polusi lingkungan yang diakibatkan oleh
kecelakaan. Tim segera memberikan instruksi - instruksi yang
diperlukan dan secara teratur berkomunikasi dengan lokasi kejadian
berdasarkan waktu yang telah ditentukan bersama untuk mengetahui
keadaan yang terjadi di lokasi.
III.13.5 Evakuasi
- Rute evakuasi yang ada disemua bagian tidak boleh ada yang
terhalang oleh benda apapun untuk memudahkan proses evakuasi
jika terjadi keadaan bahaya.
- Rute ini harus berada pada lokasi yang permanen dan sepanjang
rute tidak terdapat bahan / peralatan yang mudah terbakar.
103
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
- Memiliki minimum dua rute darurat yang digunakan untuk menjadi
jalan untuk ke tempat evakuasi personel.
e) Latihan Evakuasi
104
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Dengan dilakukannya latihan tanggap darurat ini, diharapkan agar masing-
masing karyawan dapat mengetahui tindakan yang akan dilakukan pada saat
terjadinya keadaan darurat atau bencana, sehingga kerugian yang terjadi
dapat diminimalisir sekecil-kecilnya.
III.14 Dokumentasi.
105
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Dokumen Tingkat Laporan Kontraktor dan Pihak Ke-III Lainnya .
XI
Dokumen Tingkat Hasil Audit/Pemeriksaan dari Pihak Luar.
XII
Media dokumentasi dapat berupa media kertas ( cetak ), digital (foto dan
file program komputer ), dokumentasi online maupun media-media lain
yang relevan dengan teknologi yang digunakan manajemen Perusahaan.
106
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
ELEMEN IV
PENGUKURAN DAN EVALUASI
107
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
1. Melacak perkembangan dari pertemuan - pertemuan K3, pemenuhan
Target K3 dan peningkatan berkelanjutan.
108
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Termasuk dalam pengukuran proaktif kinerja K3 antara lain :
12. Keefektifan hasil audit internal dan audit eksternal Sistem Manajemen
K3.
109
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
4. Tuntutan tindakan pemenuhan dari pihak ke tiga yang berhubungan
dengan Perusahaan berkaitan dengan hal K3.
110
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan resiko - resiko K3
Perusahaan.
111
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
pendekatan / metode yang diketahui untuk mengetahui akar penyebab
terjadinya suatu insiden.
112
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
f. Dokumentasi yang kadaluarsa dan yang tidak valid.
1. Investigasi insiden.
113
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
7. Penilaian lain - lain.
114
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
5. Laporan pelatihan dan kompetensi K3 tenaga kerja.
8. Laporan insiden.
Audit digunakan untuk untuk meninjau dan menilai kinerja dan efektivitas
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. Audit
internal dilaksanakan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja untuk mengetahui bilamana Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja telah diterapkan dan dipelihara secara tepat.
115
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Pelaksanaan audit internal mencakup seluruh area dan aktivitas dalam ruang
lingkup penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perusahaan. Frekuensi dan cakupan audit internal juga berkaitan dengan
kegagalan penerapan beberapa elemen dalam Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ketersedian data kinerja penerapan
sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hasil tinjauan
manajemen dan perubahan-perubahan dalam manajemen Perusahaan.
Pelaksanaan audit internal secara umum dilaksanakan minimal satu kali
dalam kurun waktu satu tahun dari audit internal sebelumnya.
1. Pembukaan audit.
116
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
a. Auditor harus independen, objektif dan netral.
Kebijakan K3 Perusahaan.
117
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
b. Persiapan audit internal meliputi hal-hal sebagai berikut :
Tujuan audit.
Kriteria audit.
Metodologi audit.
Jadwal audit.
4. Pelaksanaan audit.
118
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Konfirmasi penyusunan perencanaan penerapan K3 di tempat
kerja.
ELEMEN V
TINJAUAN MANAJEMEN
119
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan memperhatikan hal - hal berikut :
120
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN
Seluruh hasil tinjauan manajemen didokumentasikan oleh Sekretaris P2K3 untuk
ditindaklanjuti sebagai perbaikan berkelanjutan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
121
Revisi : 00 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN