Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR SEJARAH REVISI

Rev. Date Section Description

0 6 Mar 18 All Issued for information

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 2 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
DAFTAR ISI
Deskripsi Halaman
1. TUJUAN ......................................................................................................................................5
2. RUANG LINGKUP ......................................................................................................................5
3. PERSYARATAN MINIMUM HSE ..............................................................................................5
3.1. Perencanaan HSE SUBKONTRAKTOR ......................................................................................6
3.2. Personil HSE ................................................................................................................................6
3.3. Persyaratan Minimum Sebelum Bekerja (Pengajuan Badge Kerja) .............................................8
3.4. Alat Pelindung Diri (APD) ...........................................................................................................18
3.5. Izin Kerja (Permit to Work / PTW) dan Job Safety Analysis (JSA) ..............................................18
3.6. Peralatan dan Perlengkapan ......................................................................................................19
3.7. Penggalian .................................................................................................................................19
3.8. Bekerja di Ketinggian dan Persyaratan Perancah ......................................................................20
3.9. Penanganan dan Penyimpanan Tabung Bertekanan .................................................................21
3.10. Keselamatan Elektrikal ...............................................................................................................21
3.11. Radiografi...................................................................................................................................22
3.12. Penguncian dan Penandaan (Lock Out Tag Out / LOTO) ........................................................22
3.13. Manajemen Lingkungan ............................................................................................................23
3.14. Inspeksi .....................................................................................................................................24
3.15. Pelaporan ..................................................................................................................................24
3.16. Manajemen Konsekuensi ..........................................................................................................24
3.17. Tanggap Darurat .......................................................................................................................24
3.18. Komunikasi ................................................................................................................................25
3.19. Kesejahteraan dan Keamanan ..................................................................................................25
3.20. Penyedia Makanan ....................................................................................................................25
3.21. Audit...........................................................................................................................................26
3.21.1. . Audit Kinerja HSE ..........................................................................................................26
3.21.2. . Pekerjaan Kritikal / Audit Fokus .....................................................................................26
3.22. Penghargaan & Sanksi ..............................................................................................................26

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 3 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
Bagian Deskripsi Perubahan Respon Konsorsium Rev.

All Issued for information - 0

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 4 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
1. TUJUAN

Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memberikan informasi kepada SUBKONTRAKTOR terkait
persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan pekerjaan di proyek Gas
Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB).

SUBKONTRAKTOR yang bekerja pada proyek ini harus memenuhi seluruh persyaratan dan
peraturan lainnya termasuk (namun tidak terbatas kepada) tenaga kerja, lingkungan, kesehatan,
dan standar keselamatan. Jika muncul konflik antara persyaratan dan peraturan, persyaratan yang
paling ketat akan diberlakukan.

SUBKONTRAKTOR harus mematuhi semua instruksi tertulis atau lisan mengenai keselamatan,
kesehatan dan lingkungan (sesuai dengan dokumen persyaratan ini) yang diterbitkan oleh
KONTRAKTOR.

2. RUANG LINGKUP

Jika persyaratan ini tidak sesuai dengan kegiatan SUBKONTRAKTOR, SUBKONTRAKTOR harus
mematuhi semua aspek dalam Kebijakan, Prosedur, dan Instruksi Kerja (PPWI) KONTRAKTOR
serta semua peraturan, standar, dan pedoman / acuan HSE yang berlaku yang berasal dari
lembaga, organisasi, dan / atau asosiasi HSE yang diakui secara nasional dan internasional.

Sebagai implementasi dari persyaratan ini, SUBKONTRAKTOR diperlukan dan diharapkan


menunjukkan praktik / aktivitas kerja yang aman; pengelolaan yang baik terkait kesehatan,
keselamatan pekerja dan perlindungan lingkungan; serta memenuhi semua kompetensi yang
dipersyaratkan. SUBKONTRAKTOR wajib memenuhi semua persyaratan sesuai dengan
KONTRAK kerjanya.

Selain itu, semua persyaratan yang tercantum dalam dokumen ini berlaku untuk pihak-pihak lain
yang berada di bawah kendali SUBKONTRAKTOR.

3. PERSYARATAN MINIMUM HSE

Berikut ini adalah persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seluruh SUBKONTRAKTOR
terkait aspek HSE yang berkaitan dengan aktivitas kerja yang terkait dengan KONTRAK
pekerjaannya.

Semua SUBKONTRAKTOR harus memenuhi proses pra-kualifikasi (Contractor Safety


Management System / CSMS) dari KONTRAKTOR. SUBKONTRAKTOR diharuskan untuk lulus
proses CSMS sebelum dinyatakan sebagai salah satu calon Bidder yang dapat mengikuti tender
suatu pekerjaan di proyek ini. Beberapa hal penting terkait proses CSMS dan tender pekerjaan
adalah sebagai berikut:

- SUBKONTRAKTOR perlu menyampaikan semua dokumen-dokumen yang diminta untuk


kemudian dokumen tersebut akan dievaluasi oleh tim HSE KONTRAKTOR;
- SUBKONTRAKTOR perlu mengikuti seluruh program yang ada di perencanaan HSE
KONTRAKTOR;
- Daftar peralatan dan perlengkapan serta perencanaan tenaga kerja perlu disampaikan kepada
KONTRAKTOR;
- Khusus untuk SUBKONTRAKTOR nasional, nilai minimum kelulusan CSMS adalah 90;
- Sertifikat kompetensi perlu disampaikan kepada KONTRAKTOR, adapun sebagai berikut
(namun tidak terbatas kepada):

Tabel 1. Sertifikat Kompetensi


No Sertifikat Kompetensi
1 Ahli K3 Depnaker (AK3 Umum) atau Ahli K3 Migas
2 Operator Crane

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 5 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
No Sertifikat Kompetensi
3 Rigger & Signal Man
4 Pekerja Perancah (Scaffolder)
5 Penilai Perancah (Inspektor Scaffolding)
6 Juru Las (Welder)
7 Petugas Pemadam Kebakaran Kelas D
8 P3K Dasar dan Lanjut
9 Confined Space Entry (CSE)
10 Authorized Gas Tester (AGT)
11 Kursus Mengemudi Defensif
12 Bekerja di Ketinggian
13 SSOW Ahli Teknik (AT)
14 Juru Cat & Abrasive Blaster

Jika terdapat kemungkinan pengecualian dari persyaratan di atas, maka harus dibahas dan
disetujui secara tertulis oleh perwakilan KONTRAKTOR sebelum dimulainya pekerjaan.

3.1. Perencanaan HSE SUBKONTRAKTOR

SUBKONTRAKTOR harus menyampaikan perencanaan HSE kepada KONTRAKTOR.


KONTRAKTOR akan mereview dan menyetujui perencanaan HSE tersebut. Perencanaan HSE
harus mendeskripsikan aspek-aspek di bawah ini (namun tidak terbatas kepada):

a) Tujuan
b) Ruang Lingkup
c) Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan
d) Tugas dan Tanggung Jawab Seluruh Personil terkait HSE
e) Perencanaan Penempatan Personil HSE
f) Perencanaan Pelatihan (termasuk program pengawasan pekerja baru (Short Service Employee
/ SSE)
g) Perencanaan Alat Pelindung Diri
h) Perencanaan Tanggap Darurat (termasuk proteksi terhadap kebakaran)
i) Metode Kerja
j) Program HSE (termasuk program peningkatan kesadaran terkait HSE)
k) Program Komunikasi (termasuk Manajemen Perubahan)
l) Sistem Pelaporan HSE
m) Program Penghargaan dan Sanksi
n) Daftar Bahaya dan Risiko

Perencanaan HSE SUBKONTRAKTOR yang telah disetujui harus dipresentasikan kepada


Manajer Proyek dari SUBKONTRAKTOR pada saat Workshop HSE (setelah Kick off Meeting).
Manajer Proyek SUBKONTRAKTOR harus menunjukkan dan menyampaikan komitmen HSE
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang akan dilakukan (tertuang dalam lembar komitmen
HSE yang ditandatangani oleh Manajer Proyek SUBKONTRAKTOR dan KONTRAKTOR.

3.2. Personil HSE

KONTRAKTOR akan mengadakan tes tertulis dan wawancara untuk menentukan personil HSE
SUBKONTRAKTOR yang akan diterima. SUBKONTRAKTOR yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan tenaga kerja dari KONTRAKTOR, maka KONTRAKTOR akan menyediakan tenaga
kerja tersebut dan anggaran akan dibebankan ke SUBKONTRAKTOR sesuai dengan standar
yang berlaku. Jika personil HSE SUBKONTRAKTOR melakukan pelanggaran, KONTRAKTOR
akan mengirimkan surat peringatan dan SUBKONTRAKTOR berkewajiban untuk mengganti

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 6 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
personil tersebut (sesuai dengan persyaratan yang diminta) untuk bisa mendapatkan izin untuk
bekerja.

Tabel 2. Persyaratan Personil HSE


No Posisi Lampiran Persyaratan
SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan 1
Koordinator HSE dengan pengalaman kerja
minimum 8 tahun di bidang konstruksi HSE, memiliki
Curriculum Vitae sertifikat K3 (AK3 Umum atau AK3 Migas), minimum
1 Koordinator HSE pendidikan sarjana (diutamakan jurusan K3).
(CV) / biodata

Kandidat harus lulus proses seleksi / evaluasi dari


Manajer HSSE KONTRAKTOR.
SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan 1 Engineer
/ Trainer HSE dengan pengalaman kerja minimum 5
tahun di bidang konstruksi HSE dan minimum
Engineer / Trainer Curriculum Vitae pendidikan sarjana (diutamakan jurusan engineering).
2
HSE (CV) / biodata
Kandidat harus lulus proses seleksi / evaluasi dari
Koordinator HSE KONTRAKTOR.
SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan
Supervisor HSE dengan pengalaman kerja minimal 5
tahun di HSE dan minimum pendidikan sarjana
(diutamakan jurusan K3).

Estimasi jumlah Supervisor HSE adalah:


SV HSE : Pekerja = 1: 25

Jika ada potensi pekerjaan kritikal dengan risiko yang


tinggi, SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan
personil Supervisor HSE dan Safety Man tambahan.
Pekerjaan kritikal dengan risiko yang tinggi
Curriculum Vitae diantaranya adalah:
3 Supervisor HSE
(CV) / biodata 1. Tie-in
2. Bekerja di atas ketinggian lebih dari 4 m
3. Bekerja di ruang terbatas (confined space)
4. Pengangkatan (lifting)
5. Penggalian lebih dalam dari 1,2 m
6. Pengelasan di area eksisting
7. Penyediaan material menggunakan jetty  area
eksisting
8. Pekerjaan yang dilakukan secara simultan

Kandidat harus lulus proses seleksi / evaluasi dari


Koordinator HSE KONTRAKTOR.
SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan Inspektor
HSE (spesifik yang berhubungan dengan lingkup
pekerjaan) dengan pengalaman kerja minimum 5
Curriculum Vitae tahun di bidang konstruksi HSE dan minimum
4 Inspektor HSE pendidikan diploma.
(CV) / biodata

Inspektor HSE harus disediakan untuk beberapa


aktivitas diantaranya (namun tidak terbatas kepada):

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 7 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
No Posisi Lampiran Persyaratan
1. Elektrikal
2. Alat berat (angkat dan angkut)
3. Perancah

Kandidat harus lulus dari proses seleksi / evaluasi


yang dilakukan oleh Koordinator HSE
KONTRAKTOR.
SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan
Curriculum Vitae administrator HSE dengan pengalaman kerja
5 Administrator HSE
(CV) / biodata minimum 3 tahun di bidang administrasi dan minimum
pendidikan diploma.

Tugas dan tanggung jawab dari tim HSE SUBKONTRAKTOR:


- Melaksanakan training HSE untuk seluruh pekerjanya di ruangan training khusus.
- Membuat pelaporan terkait kegiatan HSE sesuai permintaan dari tim HSE KONTRAKTOR.
- Memberikan laporan harian kepada tim HSE KONTRAKTOR setiap hari pukul 17.00 WIB.
- Memastikan semua pekerja mematuhi aturan HSE.
- Mematuhi dan memenuhi semua aturan dan persyaratan HSE dari KONTRAKTOR termasuk
pembentukan tim dan komite.
- Menghadiri rapat koordinasi HSE yang dijadwalkan oleh KONTRAKTOR.
- Secara aktif berpartisipasi dalam kampanye HSE baik di program HSE sendiri atau program
HSE KONTRAKTOR.
- Mengelola partisipasi aktif dari semua pihak dalam pelaksanaan sistem terkait identifikasi,
pelaporan, dan perbaikan tindakan / kondisi tidak aman (kartu PEKA).

3.3. Persyaratan Minimum Sebelum Bekerja (Pengajuan Badge Kerja)

Seluruh pekerja SUBKONTRAKTOR dan SUB-SUBKONTRAKTOR harus mengikuti induksi dan


pelatihan HSE yang akan diagendakan oleh KONTRAKTOR sebelum pekerjaan dimulai. Matriks
pelatihan mengacu ke Tabel 3. Matriks Pelatihan HSE. Selain itu, seluruh pekerja juga wajib
mendapatkan surat pernyataan layak untuk bekerja (fit for work) dari Dokter KONTRAKTOR
(berdasarkan review hasil pemeriksaan kesehatan).

Biaya untuk pelatihan kompetensi eksternal (training oleh pihak ketiga) dan pemeriksaan
kesehatan pekerja menjadi tanggung jawab SUBKONTRAKTOR dan / atau SUB-
SUBKONTRAKTOR.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 8 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
5
4
3
2
1
No

(Project

Finance

Revision
First Aider
Floor Warden

Document No.
Penempatan Jakarta

- HSE Manager
Proyek JTB

Posisi

Discipline Engineer

Contractor Doc. No.


Manager,

Engineering Manager)

Lead Discipline Engineer


- Quality Control Manager

:0
Procurement Manager and
Project

Manager,
Control Manager, Adm. &
Project Management Team

M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency

M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua

: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk

M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)

Lifting Assessment and Authorization


Diberikan oleh

Scaffolding Assessment and


PERUSAHAAN (9)

Authorization

: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu

M
M
Wajib Untuk

AT Assessment and Authorization

Site Induction (Project Specific

1
1
1
1
1

M
M
M
M
M
Orientation)

M
M
Permit to Work (PTW) System

M
PPE Awareness

M
M
M
M
JSA & Risk Assessment

M
Food Hygiene
M
Environmental Management System
M

Incident Investigation
M
M

Hot Work

Page 9 of 26
M
M

H2S
Tabel 3. Matriks Pelatihan HSE

Lock Out Tag Out (LOTO)


Internal

M
M

Electrical Safety (Basic)


Matriks Pelatihan HSE

M
M

Basic First Aid & CPR


M
M

Basic Fire Fighting


M

Advanced First Aid & CPR


M
M

SSOW Technical Expert / AT


Diberikan oleh KONTRAKTOR

Authorized Gas Tester (AGT)


Confined Space Entry
(pre entry, attendant & rescue)
Working at Height

Defensive Driving (8)

Scaffolder

Scaffolding Inspection

Certification by MIGAS

Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan

Basic Rigging & Lifting


Badan Pemerintah /
Pihak Ketiga Penyedia

Painter & Abrasive Blaster


9
8
7
6
5
4
3
2
1
No

Revision
Engineer
Penempatan Site

instrument)
instrument)
HSE Officer
Site Manager

Document No.
Lead Engineer
HSE Coordinator
Proyek JTB

Posisi

Contractor Doc. No.


piping, civil, electrical,
piping, civil, electrical,
Construction Manager

Safety Superintendent

Construction Supervisor /
Work Leader (mechanical,

:0
Superintendent (mechanical,
General / Lead / Construction

M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency

M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua

: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk

M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)

M
M
Lifting Assessment and Authorization
Diberikan oleh

Scaffolding Assessment and

M
PERUSAHAAN (9)

Authorization

: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu

M
M
M
Wajib Untuk

AT Assessment and Authorization

Site Induction (Project Specific

M
M
M
M
M
M
M
M
M
Orientation)

M
M
M
M
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System

M
M
M
M
M
M
M
M
M

PPE Awareness

M
M
M
M
M
M
M
M
M

JSA & Risk Assessment

Food Hygiene
M
M
M
M
M

Environmental Management System

M
M
M
M
M
M
M

Incident Investigation

M
M
M
M
M
M
M
M
M

Hot Work

Page 10 of 26
M
M
M
M
M
M
M
M
M

M H2S
M
M
M
M
M
M
M

Lock Out Tag Out (LOTO)


Internal

M
M
M
M
M
M
M
M
M

Electrical Safety (Basic)


Matriks Pelatihan HSE

M
M
M
M
M
M
M

Basic First Aid & CPR


M
M
M
M
M
M
M

Basic Fire Fighting

Advanced First Aid & CPR


M
M
M

SSOW Technical Expert / AT


Diberikan oleh KONTRAKTOR

M
M
M

Authorized Gas Tester (AGT)


Confined Space Entry
2
2
2
2

M
M
M
M
M

(pre entry, attendant & rescue)


M
M
M
M

Working at Height
M

Defensive Driving (8)

Scaffolder

Scaffolding Inspection

Certification by MIGAS

Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan

Basic Rigging & Lifting


Badan Pemerintah /
Pihak Ketiga Penyedia

Painter & Abrasive Blaster


19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
No

Revision
Security
vehicles)

IT Officer
electrical)

Scaffolder

Development

Document No.
Chief Security
Chief Community
Proyek JTB

Posisi

Contractor Doc. No.


Operator Equipment

Equipment Inspector

Scaffolding Inspector
Supervisor Scaffolding
(lifting, heavy equipment,

Administrator and Drafter

:0
(heavy equipment, electrical,

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua

: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)

M
M
Lifting Assessment and Authorization
Diberikan oleh

Scaffolding Assessment and

M
M
M
PERUSAHAAN (9)

Authorization

: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk

AT Assessment and Authorization

Site Induction (Project Specific

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Orientation)

M
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

PPE Awareness

M
M
M
M
M
M

JSA & Risk Assessment

Food Hygiene

Environmental Management System

M
M
M
Incident Investigation

M
M
M
M
M
M

Hot Work

Page 11 of 26
M
M
M
M
M

H2S
M
M
M

Lock Out Tag Out (LOTO)


Internal

M
M
M
M
M

Electrical Safety (Basic)


Matriks Pelatihan HSE

M
M
M
M

Basic First Aid & CPR


M
M
M
M
M

Basic Fire Fighting

Advanced First Aid & CPR

SSOW Technical Expert / AT


Diberikan oleh KONTRAKTOR

Authorized Gas Tester (AGT)


Confined Space Entry
2
2
2
2

M
M
M
M

(pre entry, attendant & rescue)


M
M
M

Working at Height

Defensive Driving (8)


M
M
M

Scaffolder
M
M

Scaffolding Inspection
3
4

M
M
M
M

Certification by MIGAS
5
M

Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan

Basic Rigging & Lifting


Badan Pemerintah /
Pihak Ketiga Penyedia

Painter & Abrasive Blaster


32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
No

Man

Aider
Rigger

Welder

Revision
Mechanic
Pipe Fitter
Electrician
Signal man

Helper, Labor

Document No.
PTW Coordinator
Proyek JTB

Posisi

Contractor Doc. No.


Field Fire Team Member
Field Rescue Team & First

Environmental Coordinator
Painters & Abrasive Blaster

:0
Carpenters / Masonry / Rebar

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua

: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)

Lifting Assessment and Authorization


Diberikan oleh

Scaffolding Assessment and


PERUSAHAAN (9)

Authorization

: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk

AT Assessment and Authorization

Site Induction (Project Specific

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M Orientation)

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

PPE Awareness

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

JSA & Risk Assessment

Food Hygiene

M
Environmental Management System

M
M
M
Incident Investigation

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

Hot Work

Page 12 of 26
M
M
M
M
M
M
M
M

H2S
M
M

Lock Out Tag Out (LOTO)


Internal

M
M
M
M
M
M

Electrical Safety (Basic)


6
Matriks Pelatihan HSE

M
M
M
M

Basic First Aid & CPR


6
M
M
M
M

Basic Fire Fighting


M

Advanced First Aid & CPR

SSOW Technical Expert / AT


Diberikan oleh KONTRAKTOR

Authorized Gas Tester (AGT)


Confined Space Entry
2
M

(pre entry, attendant & rescue)


7
7
M
M

Working at Height

Defensive Driving (8)

Scaffolder

Scaffolding Inspection
M
M

Certification by MIGAS

Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan

M
M

Basic Rigging & Lifting


Badan Pemerintah /
Pihak Ketiga Penyedia

Painter & Abrasive Blaster


47
47
46
45
44
43
42
41
40
39
36
35
34
33
No

Cook

Revision
BATAN)
Surveyor

and Crew
Paramedic
HSE Trainer

Chief Quality

Drivers for LV

Document No.
Catering Crew
Proyek JTB

Posisi

Contractor Doc. No.


NDT Crew (certified by

Scheduler Engineer Site


Construction Control Site
Chief Construction Control

Cost Control Engineer Site

:0
Quality Control Inspector (site)

Chief Administration & Finance

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua

: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)

Lifting Assessment and Authorization


Diberikan oleh

Scaffolding Assessment and


PERUSAHAAN (9)

Authorization

: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk

AT Assessment and Authorization

Site Induction (Project Specific

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M Orientation)

M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

PPE Awareness

M
M
M
M
M

JSA & Risk Assessment

M
M
M

Food Hygiene
M

Environmental Management System


M

Incident Investigation
M
M
M
M
M

Hot Work

Page 13 of 26
M
M
M
M

H2S
M
M

Lock Out Tag Out (LOTO)


Internal

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

Electrical Safety (Basic)


Matriks Pelatihan HSE

M
M
M
M
M

Basic First Aid & CPR


M
M
M
M
M
M

Basic Fire Fighting


M

Advanced First Aid & CPR

SSOW Technical Expert / AT


Diberikan oleh KONTRAKTOR

Authorized Gas Tester (AGT)


Confined Space Entry
2
M

(pre entry, attendant & rescue)


Working at Height
M

Defensive Driving (8)

Scaffolder

Scaffolding Inspection

Certification by MIGAS

Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan

Basic Rigging & Lifting


Badan Pemerintah /
Pihak Ketiga Penyedia

Painter & Abrasive Blaster


54
53
52
51
49
47
No

Revision
Chief Logistic

Document No.
Drivers for HV

Superintendent
Material Control

Warehouse Man
Proyek JTB

Posisi

Contractor Doc. No.


Drivers for Ambulance

Warehouse Superintendent

:0
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency

M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua

: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk

M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)

Lifting Assessment and Authorization


Diberikan oleh

Scaffolding Assessment and


PERUSAHAAN (9)

Authorization

: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk

AT Assessment and Authorization

Site Induction (Project Specific

M
M
M
M
M
M Orientation)

M
M
Permit to Work (PTW) System

M
M
M
M
M
M

PPE Awareness
M
M

JSA & Risk Assessment

Food Hygiene

Environmental Management System

Incident Investigation
M
M

Hot Work

Page 14 of 26
H2S

Lock Out Tag Out (LOTO)


Internal

M
M
M
M
M
M

Electrical Safety (Basic)


Matriks Pelatihan HSE

M
M
M
M
M

Basic First Aid & CPR


M
M
M
M
M

Basic Fire Fighting

Advanced First Aid & CPR

SSOW Technical Expert / AT


Diberikan oleh KONTRAKTOR

Authorized Gas Tester (AGT)


Confined Space Entry
(pre entry, attendant & rescue)
Working at Height
M
M

Defensive Driving (8)

Scaffolder

Scaffolding Inspection

Certification by MIGAS

Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan

Basic Rigging & Lifting


Badan Pemerintah /
Pihak Ketiga Penyedia

Painter & Abrasive Blaster


Catatan:
1. Diwajibkan jika personil melakukan perjalanan ke lokasi proyek;
2. Diwajibkan untuk personil yang akan bekerja di area terbatas;
3. Diperlukan untuk inspektor pekerjaan pengangkatan;
4. Diwajibkan untuk operator alat angkat;
5. Diwajibkan untuk operator alat berat (excavator, dozer, compactor);
6. Diwajibkan untuk helper / pekerja yang ditugaskan sebagai petugas pemadam kebakaran;
7. Diwajibkan bagi personil yang akan bekerja di ketinggian;
8. Pengemudi / driver yang dinyatakan sebagai visitor tidak wajib mengikuti pelatihan ini;
9. PERUSAHAAN hanya memberikan pelatihan untuk personil KONTRAKTOR (pelatihan untuk personil SUBKONTRAKTOR akan diberikan oleh KONTRAKTOR,
PERUSAHAAN terlebih dahulu akan memberikan Training of Trainer (ToT) kepada pelatih / trainer dari KONTRAKTOR).

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 15 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
SUBKONTRAKTOR wajib menyampaikan:
1. Surat pengajuan untuk induksi dan pelatihan HSE. HSE KONTRAKTOR akan melakukan
verifikasi untuk mengecek kelengkapan dan kebenaran data.
2. Persyaratan lain (untuk setiap individu / personil) adalah:
a. Formulir “man power register” yang sudah diisi lengkap
b. Salinan Kartu Tanda Pengenal (KTP)
c. Salinan kartu BPJS ketenagakerjaan
d. Pas foto (3x4) dengan warna latar belakang biru
e. Sertifikat kompetensi personil yang masih valid (pekerja perancah / scaffolder, penilai
perancah / scaffolding inspector, juru ikat / rigger, juru las / welder, dll.)

SUBKONTRAKTOR HSSE KONTRAKTOR

Mengajukan Surat
Permohonan Pembuatan
Badge Kerja Tidak
Data
Lengkap
Lampiran Surat:

• Daf tar Pekerja (Hardcopy)


• Salinan Sertif ikat Kompetensi Ya
(Welder, Operator, dll) (Hardcopy)
• Formulir “Man Power Register” Y ang Review MCU oleh
Tidak Fit
Sudah Terisi Lengkap (Softcopy (Pekerja Harus MCU Ulang
Health Coordinator Sesuai Hasil Rekomendasi)
Dalam Format .xls) Untuk Setiap
Pekerja
• Pas Foto (3x4) Dengan Latar Fit Untuk Bekerja
Belakang Warna Biru (Softcopy
Dalam Format .jpg Maks. 75 KB) Induksi dan Matriks
• Salinan Hasil MCU (Sof tcopy Dalam Pelatihan HSSE
Format .pdf Maks. 2 MB)
• Salinan K TP (Sof tcopy Dalam Format
.jpg Maks. 75 KB)
• Salinan Kartu BPJS (Softcopy Dalam
Format .jpg Maks. 75 KB) Persetujuan SIML &
Badge Kerja
oleh HSE Coordinator
SIML & Badge
Kerja Selesai

Gambar 1. Diagram Alir SIML (Surat Ijin Masuk Lokasi) dan Badge Kerja

Tabel 4. Persyaratan Untuk Sertifikat Kompetensi


No Posisi Sertifikasi
1 Pekerja perancah / scaffolder MIGAS
2 Penilai perancah / scaffolding inspector MIGAS
3 Juru ikat / rigger MIGAS
4 Operator alat angkat (crane dan / atau TMC) MIGAS
5 Operator alat berat selain alat angkat DEPNAKER
6 Operator concrete pump DEPNAKER
7 Juru las / welder Mengacu pada persyaratan QC

f. Hasil pemeriksaan kesehatan / Medical Check Up (MCU) personil


Pemeriksaan kesehatan diwajibkan kepada seluruh personil SUBKONTRAKTOR yang
akan bekerja di area / lokasi proyek dan harus dilakukan di tempat / institusi yang telah

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 16 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
disetujui PERUSAHAAN. Masa berlaku dari hasil pemeriksaan kesehatan / MCU adalah
maksimum 1 tahun dari waktu pelaksanaan pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan
kesehatan harus mengikuti persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

Tabel 5. Tipe Pemeriksaan Kesehatan (MCU)


Durasi Kontrak Kerja Paket MCU
Kontrak kerja < 3 bulan Paket A
Kontrak kerja 3-12 bulan Paket B
Kontrak kerja > 12 bulan Paket C

Tabel 6. Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan (MCU)


Usia Frekuensi
Hingga 45 tahun 2 tahun sekali
(1 tahun sekali jika terdapat indikasi khusus)
Lebih dari 45 tahun 1 tahun sekali
(Jika terdapat personil yang berusia lebih dari 55 tahun,
SUBKONTRAKTOR wajib membuat izin kerja khusus yang
disetujui oleh Dokter dan Manajer Proyek PERUSAHAAN)
Operator Crane Setiap tahun / 1 tahun sekali

Tabel 7. Paket Pemeriksaan Kesehatan (MCU)


Paket Pemeriksaan Kesehatan (MCU)
No
A B C
1 Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan
2 Tes fisik lengkap Tes fisik lengkap Tes fisik lengkap
3 X-ray bagian dada X-ray bagian dada X-ray bagian dada
4 Elektrokardiograf Elektrokardiograf Elektrokardiograf
5 Tes darah rutin Tes darah rutin Tes darah rutin
6 Tes urin rutin Tes urin rutin Tes urin rutin
7 Tes treadmil (usia >40 tahun Tes fungsi hati (SGOT, SGPT, Tes fungsi hati (SGOT, SGPT,
atau jika ada indikasi khusus) alkali phospatase) alkali phospatase)
8 Kultur feses (untuk penyaji Tes untuk HbsAg Tes untuk HbsAg
makanan atau kru katering)
9 Tes alkohol dan obat-obatan Tes kimia darah (lemak dalam Tes kimia darah (lemak dalam
terlarang darah, gula darah, asam urat) darah, gula darah, asam urat)
10 Tes treadmil (usia >40 tahun atau Tes treadmil (usia >40 tahun atau
jika ada indikasi khusus) jika ada indikasi khusus)
11 Kultur feses (untuk penyaji Tes spirometri (disesuaikan
makanan atau kru katering) dengan indikasi / risiko kerja)
12 Tes alkohol dan obat-obatan Tes audiometri (disesuaikan
terlarang dengan indikasi / risiko kerja)
13 Tes ureum dan kreatinin
14 Kultur feses (untuk penyaji
makanan atau kru katering)
15 Tes alkohol dan obat-obatan
terlarang

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 17 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
3.4. Alat Pelindung Diri (APD)

Seluruh pekerja dan visitor dari SUBKONTRAKTOR dan / atau SUB-SUBKONTRAKTOR yang
akan masuk ke area kerja / proyek, wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
dengan tipe dan standar minimum yang dipersyaratkan. SUBKONTRAKTOR dan / atau SUB-
SUBKONTRAKTOR harus menyediakan APD yang memadai bagi seluruh personilnya dengan
jumlah stok / cadangan minimum untuk durasi pekerjaan selama 2 minggu. Standar untuk APD
adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Standar Alat Pelindung Diri (APD)


Jenis APD Standar
Pelindung kepala ANSI Z89.1 – 2003
Pelindung mata dan ANSI Z87.1 – 2003 atau standar EN yang berlaku
muka
Pelindung pernafasan ANSI Z88.2 – 1992
Standar penyaring / filter untuk respirator BS EN 4275, 1997
Standar masker air line BS EN 139, 1995
Standar Self Contained Breathing Aparatus (SCBA) BS EN 137,
1993
Pelindung ANSI S12.6 – 1997
pendengaran (Seluruh alat pelindung pendengaran harus digunakan secara tepat
sesuai dengan batas maksimum tingkat kebisingan yang
dipersyaratkan)
Pelindung tangan BS EN 420:2003 + A1 2009
(Sarung tangan khusus (super duty gloves) untuk aktivitas spesifik)
Pelindung tubuh Coverall berbahan katun / denim, yang dilengkapi dengan logo
perusahaan dan nama personil / individu
Pelindung kaki BS EN 345, 1993
Pelindung dari jatuh ANSI A10.14

Catatan:
- SUBKONTRAKTOR harus menyediakan kaca mata dengan lensa bening untuk pekerjaan
malam dan / atau pekerjaan di dalam gedung / vessel;
- Full body harness wajib digunakan di ketinggian area kerja > 1.8 m dan harus dilengkapi
dengan double lanyard serta shock absorber.

3.5. Izin Kerja (Permit to Work / PTW) dan Job Safety Analysis (JSA)

- Izin kerja untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus disetujui oleh pihak-pihak yang
berwenang dan pelanggaran atas persyaratan ini akan berdampak pada penghentian
penanggung jawab pekerjaan (work leader / supervisor / mandor / dll).
- Superintenden / supervisor konstruksi dan komisioning dari KONTRAKTOR dan / atau
SUBKONTRAKTOR harus menyiapkan Job Safety Analysis (JSA) dan mengajukan izin kerja
sebelum memulai pekerjaan (JSA menggunakan format dari KONTRAKTOR dan dijadikan
lampiran izin kerja yang diajukan).
- Untuk pekerjaan dengan risiko tinggi atau pekerjaan spesifik tertentu (yang ditentukan oleh
KONTRAKTOR), perlu menyampaikan prosedur pekerjaan yang akan dilakukan dan
dilampirkan bersama pengajuan izin kerja.
- Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang harus dilampirkan bersama pengajuan izin kerja,
diantaranya adalah rencana pengikatan dan pengangkatan (rigging / lifting plan), gambar /
layout area kerja, sertifikat pengujian tanah, sertifikat untuk bekerja di ruang terbatas, dll).
- Izin kerja yang telah disetujui dan semua lampiran dokumen pendukung wajib dipajang di lokasi
kerja dan dipahami dengan baik oleh semua pekerja yang terlibat.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 18 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
3.6. Peralatan dan Perlengkapan

- Hanya personil yang kompeten dan yang telah ditugaskan yang dapat mengoperasikan mesin
& peralatan dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku (termasuk untuk juru ikat / rigger).
- Inspeksi pramobilisasi diajukan kepada KONTRAKTOR untuk kemudian mendapatkan
persetujuan dari PERUSAHAAN.
- SUBKONTRAKTOR wajib melakukan inspeksi internal secara rutin dan kemudian akan
dilakukan verifikasi oleh KONTRAKTOR sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk memastikan
bahwa peralatan, mesin, dan perlengkapan lainnya berada pada kondisi yang baik dan layak
untuk dioperasikan.
- SUBKONTRAKTOR harus memastikan bahwa bagian yang berputar atau bergerak dari semua
peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus terlindungi dengan baik untuk mencegah
kontak langsung kepada pekerja. Setiap alat / mesin listrik yang digerakkan harus dilengkapi
dengan sistem pengaman (emergency stop) yang baik, dapat segera diakses, mudah
diidentifikasi oleh operator, dan menghentikan alat / mesin secara cepat (mencegah alat /
mesin nyala kembali).
- Semua peralatan dan perlengkapan dapat digunakan setelah memperoleh persetujuan dari
KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN (inspeksi pramobilisasi dan pemeriksaan di gerbang
masuk).
- Dilarang menggunakan peralatan dan perlengkapan buatan sendiri atau yang telah
dimodifikasi.
- Semua peralatan yang digunakan harus dilengkapi dengan kabin tertutup (termasuk Dozer).
- SUBKONTRAKTOR harus menyediakan alat pendeteksi gas (multi gas detector) yang memiliki
sertifikat kalibrasi (dari pihak ketiga) yang masih valid saat bekerja di area eksisting, ruang
terbatas, dan / atau penggalian > 2 m.
- SUBKONTRAKTOR wajib memperbarui sertifikasi alat berat yang digunakan setiap 1 tahun
sekali.

Tabel 9. Persyaratan Sertifikat Untuk Peralatan dan Perlengkapan


No. Peralatan dan Perlengkapan Sertifikasi
1 Crane MIGAS
2 TMC MIGAS
3 Sky Lift MIGAS
4 Forklift MIGAS
5 Gondola MIGAS
6 Excavator DEPNAKER
7 Dozer DEPNAKER
8 Grader DEPNAKER
9 Genset (> 200 kVA) DEPNAKER
10 Concrete Pump DEPNAKER
Lifting Gear seperti webbing sling, chain block,
11 MIGAS
shackle, dll.

3.7. Penggalian

- Desain penggalian > 1.5 m (5 ft) (termasuk sistem proteksi) harus disusun / dibuat oleh
engineer sipil.
- Setiap penggalian parit yang dibuat dengan sistem berundak, ketinggian setiap undakan tidak
boleh lebih dari 1.2 m kecuali jika dibuat dengan desain khusus dari consultant engineer. Lebar
dari undakan tidak boleh melebihi batas kemiringan yang aman.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 19 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
- Tanah dan material lainnya harus disimpan dengan jarak minimum 2 m dari bibir galian atau
harus ditransportasikan ke lokasi lain untuk mencegah terjadinya longsor.
- Untuk dinding penahan permanen, perlu dilakukan pengecekan kapasitas maksimum terlebih
dahulu.
- Sistem pendukung hanya dapat dipasang / didirikan, diubah atau dibongkar oleh pekerja yang
berkompeten dan diawasi secara khusus.
- Akses yang aman harus disediakan untuk dapat mengakses area galian, yaitu berupa tangga
atau tanjakan khusus.
- Tangga atau akses lainnya harus ditempatkan dengan pengaturan jarak (maks. 7,5 m)
sehingga pekerja hanya harus melakukan perjalanan pendek untuk melakukan evakuasi saat
terjadi kondisi darurat.
- Akses tangga harus ditempatkan minimal 1 m muncul di atas permukaan galian dan harus
diikat untuk mencegah pergerakan.
- Dilarang memanjat untuk masuk atau keluar dari area galian (tanpa menggunakan akses
khusus). Di area galian yang sempit, harus menggunakan tangga vertikal untuk akses.
- Harus disediakan jembatan yang lengkap dengan akses, jalur, dan pagar pengaman yang
standar jika terdapat kondisi dimana pekerja, peralatan, atau kendaraan harus menyeberangi
area galian.
- Di bibir galian dengan ketinggian ≥ 1.2 m (dan terdapat potensi pekerja terjatuh), harus
dipasang pagar pengaman / barikade yang kaku dan kuat atau area penggalian ditutup dan
diberikan tanda yang jelas bahwa di lokasi tersebut terdapat area galian.
- Perhatian khusus diperlukan jika terdapat kondisi dimana masyarakat akan menyeberang area
galian. Dalam kasus seperti ini harus disediakan jembatan penyeberangan khusus dengan
pagar pengaman yang kaku dan kuat dan harus dilengkapi dengan tanda-tanda peringatan
yang sesuai terkait potensi bahaya yang mungkin terjadi.
- Proses pengeringan diperlukan jika ketinggian air kurang dari 0,5 m dari dasar kedalaman
maksimum area penggalian (dengan kedalaman lebih dari 1,7 m).
- Truk tidak boleh mengangkut tanah melebihi kapasitas dan harus ditutup dengan terpal untuk
mencegah ceceran tanah selama transportasi.
- Untuk pekerjaan persiapan lahan, Subkontraktor harus menyediakan lokasi bilas / cuci khusus
di area Quarry. Selain itu, lokasi bilas / cuci khusus ini harus dilengkapi dengan saluran
drainase dan kolam sedimentasi untuk menampung air bekas cuci truk sebelum air dibuang ke
luar area Quarry.

3.8. Bekerja di Ketinggian dan Persyaratan Perancah

- Persyaratan untuk bekerja di ketinggian: akses, lantai kerja, dan proteksi / pelindung jatuh.
- Bekerja di ketinggian adalah pekerjaan naik, turun, jalan, atau bekerja di suatu posisi dimana
area kerjanya terdapat perbedaan ketinggian (≥ 1,8 m) atau terdapat potensi jatuh dari satu
posisi ke posisi lainnya.
- Perancah dan alat pelindung diri yang sesuai terutama full body harness double lanyards harus
digunakan saat bekerja di area dengan ketinggian ≥ 1.8 m.
- Full body harness double lanyards yang dilengkapi dengan shock absorber harus digunakan
saat bekerja di area dengan ketinggian ≥ 6 m.
- Tipe perancah yang harus digunakan: Pipa tubular steel dengan diameter luar 48,3 mm / 1.9”
dan ketebalan pipa 4,0 mm. Couplers, fitting, dan aksesoris lainnya harus cocok / sesuai
dengan perancah yang akan digunakan.
- Penggunaan gondola harus dilengkapi dengan beberapa persyaratan diantaranya sertifikat uji
beban dari pihak ketiga, prosedur kerja, perhitungan engineering, tes QC, prosedur
pemasangan dan inspeksi, dll dan harus mendapatkan persetujuan dari manajer konstruksi
KONTRAKTOR.
- Perancah jenis frame tidak boleh digunakan sebagai lantai kerja saat bekerja di ketinggian.
- Perancah baru dapat dipergunakan setelah diinspeksi dan diberi tanda aman untuk digunakan
oleh inspektor yang berkompeten.
- Seluruh pekerjaan pemasangan atau pelepasan perencah hanya dapat dilakukan oleh pekerja
perancah (scaffolder) yang memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku dan diawasi oleh
supervisor yang berkompeten (telah mendapat pelatihan scaffolding tingkat lanjut).

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 20 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
- Inspeksi / pemeriksaan harus dilakukan oleh penilai perancah (scaffolding inspector) yang
menerima atau menolak perancah yang tidak sesuai dan menjelaskan secara rinci kekurangan
yang harus diperbaiki. Dalam kedua kasus tersebut, sistem penandaan akan digunakan untuk
menunjukkan hasil pemeriksaan.
- Inspeksi perancah secara rutin harus dilaksanakan dengan jangka waktu setiap 7 hari, yaitu
perancah disetujui untuk digunakan pada hari Senin dan harus kembali diperiksa dan dicek
ulang setiap hari Senin di minggu berikutnya, atau segera setelah cuaca buruk terjadi.
Penandaan harus ditandatangani dan diberi tanggal setelah setiap pemeriksaan dilakukan
(baik untuk perancah yang aman atau tidak).

3.9. Penanganan dan Penyimpanan Tabung Bertekanan

- Tabung bertekanan harus diposisikan berdiri dan diamankan / diikat dengan rantai.
- Penyimpanan tabung gas oksigen harus dipisahkan dengan tabung bahan bakar atau bahan
yang mudah terbakar / meledak (terutama minyak), dengan jarak minimum adalah 20 ft (6,1 m)
atau dipisahkan dengan menggunakan pembatas tahan api dengan ketinggian minimum 5 ft
(1,5 m) (dengan ketahanan terhadap api selama minimum satu setengah jam).
- Flashback arrestor harus dipasang di semua tabung gas bertekanan (oksigen, asetilen, dan
LPG). Flashback arrestor harus dipasang di dua titik yaitu ujung regulator dan ujung torch.
- Seluruh tabung bertekanan harus dilengkapi dengan tutup / cap.
- Tabung LPG termasuk selang nya harus memenuhi persyaratan dari industri dan aman untuk
digunakan.
- Harus menyediakan material safety data sheet (MSDS) dan alat pemadam api ringan (APAR)
di setiap area kerja yang menggunakan tabung bertekanan.
- Seluruh tabung bertekanan harus diberikan tanda identifikasi khusus dengan sistem
pewarnaan yang sesuai dengan standar nasional yang berlaku.
- SUBKONTRAKTOR harus menempelkan label / stiker di setiap tabung bertekanan yang
menginformasikan kandungan / isi gas di dalamnya. Label harus tahan terhadap cuaca, mudah
terbaca, dalam bahasa Indonesia / Inggris, dan bisa dalam format kartu, stiker, dll.

3.10. Keselamatan Elektrikal

- Hanya personil yang kompeten dan terlatih yang dapat mengoperasikan peralatan dan
perlengkapan bertenaga listrik.
- Peralatan dan perlengkapan bertenaga listrik harus bervoltase 110 V center-tapped.
- Peralatan dan perlengkapan bertenaga listrik dengan voltase 240 V dapat digunakan jika
dilengkapi dengan insulasi ganda dan sumber listrik harus dilengkapi dengan earth leakage
circuit breaker (ELCB) 10 mA.
- Peralatan elektrikal yang digunakan untuk pekerjaan di ruang terbatas harus dipasok dengan
arus DC, jika tidak ada, boleh menggunakan arus AC yang dilengkapi dengan ground fault
circuit interrupter (GFCI).
- Peralatan dan perlengkapan elektrikal yang digunakan harus dibumikan, insulasi ganda, dan
telah disetujui oleh engineer elektrikal.
- Tidak boleh mempergunakan alat yang timbul percikan, asap, atau menjadi sangat panas saat
digunakan.
- Peralatan elektrikal harus memenuhi persyaratan zona berbahaya (disesuaikan dengan lingkup
pekerjaan).
- Seluruh kabel, konektor elektrikal harus terbuat dari bahan yang tahan air dengan kelas industri
(IP 4.4). Kabel harus menggunakan standar NYYHY. Socket harus menggunakan socket 3
fasa.
- Semua bagian ujung kabel ekstensi (termasuk konektor) yang digunakan harus bersifat anti
meledak.
- Semua kabel “cheater” harus memiliki panjang kurang dari 2 ft dengan satu male explosion-
proof end dan satu female standard u-ground plug, dan harus digunakan langsung di lokasi
kerja dimana peralatan atau alat tes tersebut digunakan.
- SUBKONTRAKTOR harus memperbaiki atau mengganti peralatan dan perlengkapan elektrikal
yang rusak (dengan biaya dari SUBKONTRAKTOR).

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 21 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
- Mesin las dan generator set harus dilengkapi dengan panel distribusi dan tombol / sistem
emergency stop.
- Panel distribusi harus dilengkapi dengan main circuit breaker (MCB) dan GFCI / ELCB /
residual current device (RCD).
- Generator yang digunakan harus ditempatkan di lokasi yang benar dan tidak mengganggu
operasi dari area eksisting. Saat berada di area yang berbahaya, pertimbangkan arah angin
dan pertimbangkan jarak aman dari potensi kebocoran hidrokarbon yang terdekat. Generator
yang sedang digunakan harus diawasi oleh operator / teknisi dan petugas pemadam api.
- Alat pelindung diri yang sesuai harus digunakan saat bekerja dengan menggunakan peralatan
dan perlengkapan elektrikal. Jika diperlukan, gunakan alat pelindung diri seperti; sarung tangan
khusus (insulated), sepatu keselamatan khusus (anti shock-resistant), kacamata keselamatan,
dll.

3.11. Radiografi

SUBKONTRAKTOR harus memastikan bahwa pekerjaan radiografi harus dilaksanakan dengan


memenuhi semua persyaratan dan / atau aturan dari BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga
Nuklir), diantaranya sebagai berikut (namun tidak terbatas kepada):

- Seluruh peralatan radiografi termasuk x-rays harus mendapatkan izin resmi yang masih berlaku
dari BAPETEN.
- Pekerja radiografi harus sudah mendapatkan training dan sertifikasi resmi (izin) dari BAPETEN.
- Pekerja radiografi harus menggunakan film / badge radiografi atau dosimeter personal untuk
mengontrol paparan radiasi.
- Sumber radioaktif harus disimpan (jika sedang tidak digunakan) di tempat yang aman
(disesuaikan dengan peraturan yang berlaku) dan dikunci dengan baik. Hanya personil yang
memiliki izin yang memiliki wewenang untuk mengambil dan / atau melakukan pengecekan.
- Transportasi sumber radioaktif dari tempat penyimpanan ke lokasi kerja harus memenuhi
persyaratan / prosedur yang dikeluarkan oleh BAPETEN salah satunya adalah kendaraan yang
digunakan harus dilengkapi dengan simbol / tanda radiografi. Selama transportasi, survey
meter harus dipasang untuk memastikan pekerja yang membawa sumber radiografi tersebut
tidak terpapar oleh radiasi tingkat tinggi (tidak boleh melebihi 20 Sv / H).
- Pekerjaan radiografi yang dilakukan di lapangan harus diberi penanda yang mengacu ke
standar internasional (harus terlihat dengn jelas, dalam Bahasa Indonesia (dapat ditambah
dengan penulisan dalam bahasa lain), tahan terhadap kondisi cuaca seperti angin, panas,
dan hujan (tidak diperbolehkan menggunakan kertas yang dilaminating)) dan
SUBKONTRAKTOR wajib memelihara dan mengganti jika terdapat kerusakan pada penanda
tersebut. Penanda ini termasuk peringatan terkait “Bahaya Radiografi – Area Terlarang”.
- Pekerjaan radiografi juga harus dilengkapi dengan barikade di sekeliling area kerja dan standby
man untuk memastikan tidak ada personil yang tidak berizin memasuki area tersebut.
- Peralatan emergensi harus disediakan di dekat area kerja.
- Limbah radioaktif harus disimpan di kontainer / wadah khusus dan diberi label “Limbah
Radioaktif”.
- Maksimum dosis yang diperbolehkan di area kerja adalah 25 Sv / H dan untuk lingkungan
sekitar adalah tidak lebih dati 1 m Sv per tahun.

3.12. Penguncian dan Penandaan (Lock Out Tag Out / LOTO)

Prosedur penguncian dan penandaan (Lock Out Tag Out / LOTO) harus diimplementasikan di
area kerja untuk mencegah terjadinya insiden / kecelakaan yang disebabkan oleh adanya energi
yang terlepas karena kesalahan operasi alat, ketidaksengajaan membuka / menutup katup,
bekerja pada sistem hidup, pengujian sistem / peralatan, perbaikan mesin / peralatan, dll.
Implementasi prosedur LOTO harus diintegrasikan dengan sistem izin kerja yang diterapkan di
proyek JTB. Sehubungan dengan prosedur ini, SUBKONTRAKTOR haris menyediakan kunci dan
tanda untuk LOTO dengan jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaannya.

Warna dari kunci yang digunakan dikategorikan berdasarkan disiplin kerja yaitu:

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 22 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
Merah  Elektrikal
Kuning  Mekanikal
Biru  Piping
Hijau  Operasi

Tanda / tag yang digunakan harus tahan terhadap kondisi cuaca seperti angin, panas, dan hujan
(tidak diperbolehkan menggunakan kertas yang dilaminating), dan SUBKONTRAKTOR wajib
memelihara dan mengganti jika terdapat kerusakan pada penanda tersebut.

3.13. Manajemen Lingkungan

- Sistem segregasi limbah harus diterapkan dan terbagi menjadi bahan berbahaya beracun (B3)
padat (benda padat yang terkontaminasi B3) dan cair (limbah dari bahan kimia yang
digunakan), limbah domestik padat dan cair, dan limbah logam.
- Menyediakan kendaraan untuk transportasi limbah.
- Menyediakan tempat limbah dengan kategori sebagai berikut:
• Limbah B3 padat (merah)
• Limbah padat domestik yang bersifat organik (hijau)
• Limbah padat domestik yang bersifat anorganik (kuning)
• Limbah logam (biru)
- SUBKONTRAKTOR bertanggung jawab untuk mengelola limbah B3 dengan baik, membuat
pelaporan secara berkala (neraca limbah dan manifest) yang disampaikan ke KONTRAKTOR
dengan mengacu pada dokumen rencana pengelolaan limbah KONTRAKTOR dan / atau
peraturan daerah setempat.
- Area penyimpanan limbah B3 harus menampilkan material safety data sheet (MSDS),
dilengkapi dengan bundwall untuk mencegah pelebaran area tumpahan, pemisahan
berdasarkan jenis limbah, dan alat pemadam api ringan (APAR).
- SUBKONTRAKTOR harus menyediakan kendaraan untuk transportasi limbah B3 dari area
kerja ke tempat penyimpanan sementara (TPS) khusus limbah B3 milik KONTRAKTOR
(dengan waktu penyimpanan maksimum adalah 90 hari).
- SUBKONTRAKTOR harus bekerja sama dengan pihak ketiga yang berizin untuk mengangkut
dan mengelola seluruh limbah B3 yang dihasilkan.
- Limbah yang tidak sesuai harus disimpan dengan baik secara terpisah untuk mencegah
terjadinya pencampuran dan tumpahan. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan menyediakan
jarak yang cukup diantara jenis limbah atau pemisahan secara fisik dengan dinding atau
lapisan pembatas.
- Label dan simbol harus spesifik dan menempel di setiap wadah limbah untuk menjelaskan
informasi dari limbah tersebut.
- Penanganan bahan berbahaya beracun (B3) adalah masing-masing bahan / benda harus
dilengkapi dengan material safety data sheet (MSDS) (yang dapat diperoleh dari pemasok
bahan / benda tersebut). MSDS minimum harus memuat informasi sebagai berikut:
• Identifikasi dan data kimiawi bahan
• Informasi terkait kebakaran dan / atau ledakan (flash point, rentang batas bahan mudah
terbakar / flammable, temperatur auto ignition)
• Aspek kesehatan (informasi TLV-STEL, TLV-TWA)
• Prosedur keadaan darurat
• Kondisi lingkungan (batas emisi ke atmosfer, potensi kebocoran / tumpahan, prosedur
netralisasi, metode pembuangan limbah)
• Prosedur transportasi
• Alat pelindung diri (APD) yang wajib dipakai
• Persyaratan penyimpanan dan peralatan pencegahan tumpahan
- SUBKONTRAKTOR bertanggung jawab untuk mengelola limbah konstruksi dengan baik dan
benar sesuai dengan rencana pengelolaan limbah KONTRAKTOR dan / atau peraturan daerah
setempat.
- SUBKONTRAKTOR harus membuat program pemantauan, pengelolaan (jumlah dan jenis
limbah yang dihasilkan), dan minimasi limbah.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 23 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
3.14. Inspeksi

- Inspeksi premobilisasi. Persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah:


• Surat pengajuan untuk inspeksi pramobilisasi
• Salinan surat izin layak operasi (SILO)
• Salinan surat izin operator (SIO)
- Tinjauan manajemen bulanan yang dipimpin oleh Manajer proyek KONTRAKTOR dan dihadiri
oleh Manajer proyek, Manajer HSE, Manajer keuangan dan administrasi, Manajer QA&QC, dan
Manajer konstruksi dari KONTRAKTOR dan SUBKONTRAKTOR.
- Patroli HSE dipimpin oleh Manajer konstruksi KONTRAKTOR dan dihadiri oleh Manajer
konstruksi, General superintendent, Chief HSE / Koordinator HSE dari KONTRAKTOR dan
SUBKONTRAKTOR.
- Inspeksi harian area kerja, APAR, alat berat, sling & tali kawat, mesin, perancah, dll.
- Pelaporan tindakan dan kondisi tidak aman (target minimum per orang adalah 5 kartu PEKA /
minggu)
- HSE dari PERUSAHAAN memiliki kewenangan untuk melakukan inspeksi ke lapangan / area
kerja.
- Kendaraan kecil / ringan harus dilengkapi dengan sensor kecepatan, sistem anti-lock brake,
dan air bag serta sabuk pengaman untuk pengemudi & penumpang.
- Kendaraan untuk transportasi pekerja harus dilengkapi dengan sabuk pengaman untuk semua
penumpangnya.
- Inspeksi triwulan dengan sistem pewarnaan / color coding:
• Jan-Mar (Merah)
• Apr-Jun (Hijau)
• Jul-Sep (Biru)
• Okt-Des (Kuning)

3.15. Pelaporan

SUBKONTRAKTOR harus melaporkan secara berkala seluruh program dan aktivitas HSE
kepada KONTRAKTOR, diantaranya:
- Laporan harian (jumlah jam kerja, jumlah pekerja, laporan toolbox meeting, dan kartu
pelaporan tindakan dan kondisi tidak aman / PEKA)
- Laporan inspeksi
- Laporan investigasi insiden

3.16. Manajemen Konsekuensi

Dalam rangka penegakan aspek HSE, KONTRAKTOR membentuk satu komite yang disebut
dengan komite Manajemen Konsekuensi. Komite ini bertugas untuk memutuskan sanksi yang
perlu diberikan terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap aspek HSE. Anggota dari
komite ini diantaranya adalah perwakilan manajemen dari KONTRAKTOR dan
SUBKONTRAKTOR. Nama-nama anggota komite akan ditetapkan pada rapat P2K3. Sanksi
yang diberikan dapat berupa surat peringatan hingga surat penghentian tergantung pada jenis
pelanggaran yang dilakukan. Jenis pelanggaran dan konsekuensinya dijelaskan secara lebih
rinci dalam dokumen rencana pengelolaan HSE KONTRAKTOR.

3.17. Tanggap Darurat

SUBKONTRAKTOR harus mempersiapkan metode tanggap darurat dan melaksanakan


pelatihan penanganan keadaan darurat sebelum melaksanakan pekerjaan. SUBKONTRAKTOR
harus mengadakan pelatihan penanganan keadaan darurat minimal 2 kali dalam 1 tahun dan
pelatihan pertama dilakukan 2 minggu setelah rapat kick off di lokasi proyek. Pelatihan ini harus
melibatkan tim penyelamat dari SUBKONTRAKTOR dan KONTRAKTOR. Saat KONTRAKTOR
mengadakan pelatihan penanganan keadaan darurat, seluruh personil SUBKONTRAKTOR
harus terlibat dalam pelatihan ini.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 24 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
Selain itu, SUBKONTRAKTOR harus menyiapkan seluruh peralatan dan perlengkapan keadaan
darurat diantaranya (namun tidak terbatas kepada) alat pemadam api ringan (APAR), kotak
P3K, dll. Jumlah dari peralatan dan perlengkapan keadaan darurat ini harus sesuai dengan
peraturan pemerintah dan standar yang berlaku.

3.18. Komunikasi

Komunikasi program-program HSE merupakan salah satu parameter yang dinilai saat
melaksanakan audit / evaluasi kinerja HSE SUBKONTRAKTOR. Komunikasi program-program
HSE harus dijelaskan dalam dokumen rencana pengelolaan HSE SUBKONTRAKTOR,
diantaranya adalah sebagai berikut (namun tidak terbatas kepada):

a. Papan informasi kinerja statistic HSE SUBKONTRAKTOR. Informasi yang perlu disampaikan
adalah jumlah pekerja, jam kerja secara keseluruhan, jam kerja aman yang telah dicapai,
indikator insiden (hampir celaka / near miss, first aid, perawatan medis / medical treatment,
kecelakaan yang menyebabkan hilang hari kerja / Lost Time Injury (LTI), dan kecelakaan
yang menyebabkan kematian / fatality), periode pembaruan informasi, dll.
b. Penanda-penanda aspek HSE di area kerja. SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan
penanda-penanda aspek HSE di area kerjanya. Penyediaan penanda ini harus disesuaikan
dengan potensi bahaya yang mungkin ada / terjadi yang sesuai dengan lingkup kerja yang
dilakukan oleh SUBKONTRAKTOR. Bentuk dari penanda ini dapat berupa stiker, poster,
banner, barikade, billboard, dll. Penanda-penanda HSE harus mengacu kepada standar
internasional dan harus terlihat dengn jelas, dalam Bahasa Indonesia (dapat ditambah
dengan penulisan dalam bahasa lain), tahan terhadap kondisi cuaca seperti angin, panas,
dan hujan (tidak diperbolehkan menggunakan kertas yang dilaminating), dan
SUBKONTRAKTOR wajib memelihara dan mengganti jika terdapat kerusakan pada penanda
tersebut.

3.19. Kesejahteraan dan Keamanan

SUBKONTRAKTOR harus memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan untuk seluruh


pekerjanya, diantaranya adalah sebagai berikut (namun tidak terbatas kepada):

a. Toilet di area kerja, dengan rasio 1 toilet untuk maksimum 25 pekerja.


b. Petugas kebersihan / housekeeper dengan rasio 1 petugas untuk 50 pekerja.
c. Air minum, SUBKONTRAKTOR harus menyediakan air minum bagi pekerjanya (disesuaikan
dengan kontrak kerja).
d. Area khusus untuk merokok, SUBKONTRAKTOR harus menyediakan area / tempat khusus
untuk merokok di lokasi yang telah disetujui oleh KONTRAKTOR. Area merokok harus
dilengkapi dengan 1 unit APAR (dry chemical) minimum kapasitas 6 kg. Kebersihan area
merokok harus dilakukan secara rutin dan menjadi tanggung jawab SUBKONTRAKTOR.
e. SUBKONTRAKTOR harus menyediakan area makan khusus yang terpusat di satu tempat.
f. Petugas keamanan, SUBKONTRAKTOR harus menyediakan petugas keamanan dengan
jumlah yang sesuai untuk melindungi seluruh aset / peralatannya (termasuk namun tidak
terbatas kepada kantor sementara, workshop, area peralatan dan perlengkapan, dll.) dan
disesuaikan dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Petugas keamanan yang dipekerjakan
oleh SUBKONTRAKTOR harus berasal dari BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) yang
telah bekerja sama dengan KONTRAKTOR.

3.20. Penyedia Makanan

Penyediaan makanan harus menerapkan sistem pencegahan dalam rangka menjamin


kesehatan dan kesesuaian makanan (pengendalian bahaya makanan) sesuai dengan HACCP
(Hazard Analysis dan Critical Control Point).
Penyedia makanan harus mengikuti dan / atau menyampaikan persyaratan sebagai berikut:

a. Sertifikat Laik Hygiene & Sanitasi Jasa Boga yang valid dari Dinas Kesehatan Bojonegoro.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 25 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043
b. Sertifikat penyaji makanan / food handler yang valid dari Dinas Kesehatan Bojonegoro.
c. Pemeriksaan kesehatan / MCU untuk food handler dan dinyatakan fit for work.
d. Laporan hasil uji kualitas air.
e. Tempat menyimpan makanan yang dilengkapi dengan pengaturan suhu.
f. Alat pelindung diri yang sesuai untuk para penyaji makanan / food handler.
g. Pemberian / pemakaian disinfektan bagi para penyaji makanan / food handler, peralatan, dan
dapur secara rutin.
h. Bahan makanan mentah tidak busuk dan tidak boleh mengandung parasit, mikroorganisme,
racun, atau zat-zat lain yang tidak diinginkan.
i. Desain dan bahan kemasan / bungkus makanan harus sesuai agar tidak terjadi kontaminasi.
j. Penyaji makanan / food handler yang terindikasi memiliki penyakit infeksius harus diganti
dengan personil lain yang telah dinyatakan sehat / fit for work.
k. Penyedia makanan / katering bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan seluruh
rekomendasi dari hasil evaluasi yang dilakukan secara rutin oleh tim Higiene Industri
KONTRAKTOR dan / atau pemerintah daerah setempat.

3.21. Audit

3.21.1. Audit Kinerja HSE

Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana pengelolaan HSE proyek di tempat kerja akan
diaudit atau dievaluasi oleh KONTRAKTOR secara bulanan. Nilai audit KPI SUBKONTRAKTOR
ini harus memenuhi batas minimal 80 dari 100.

SUBKONTRAKTOR wajib melampirkan hasil audit KPI dalam laporan progress pekerjaan bulanan
saat mengajukan invoice. Kegagalan pencapaian nilai minimal, akan berdampak kepada
penundaan persetujuan laporan progress bulanan. Laporan ini akan disetujui jika
SUBKONTRAKTOR telah melakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi hasil audit dan
disertakan dengan bukti-bukti.

3.21.2. Pekerjaan Kritikal / Audit Fokus

SUBKONTRAKTOR wajib untuk memprogramkan audit / evaluasi setiap minggu yang berfokus
pada pekerjaan di ketinggian, masuk ruang terbatas, keselamatan elektrikal, perancah, pekerjaan
pengangkatan dan / atau pekerjaan lain yang memiliki risiko tinggi terjadinya suatu insiden.

Hasil audit dan laporan tindak lanjut terhadap temuan yang diperoleh akan dilampirkan dalam
laporan evaluasi kinerja HSE SUBKONTRAKTOR setiap bulan.

3.22. Penghargaan & Sanksi

Dalam rangka memenuhi persyaratan dari PERUSAHAAN, KONTRAKTOR akan menerapkan


program penghargaan terhadap pekerja (termasuk level manajemen) yang memiliki kontribusi &
kinerja HSE terbaik dengan periode mingguan dan bulanan. Penjelasan detail program dijelaskan
dalam dokumen Rencana Pengelolaan HSE.

SUBKONTRAKTOR harus membuat dan mengelola program penghargaan sendiri untuk dapat
diberikan kepada masing-masing pekerja yang memiliki kontribusi terbaik terkait aspek HSE dan
harus dinyatakan dalam dokumen rencana pengelolaan HSE SUBKONTRAKTOR.

KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN memiliki kewenangan untuk menghentikan pekerjaan jika


terdapat pelanggaran terhadap aspek HSE (sebagai contoh: adanya tindakan dan / atau kondisi
tidak aman). Pekerja yang telah melakukan 2 kali pelanggaran akan dikeluarkan dari proyek.

Document No. : JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043


Revision :0 Page 26 of 26
Contractor Doc. No. : S-000-1654-G0043

Anda mungkin juga menyukai