Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memberikan informasi kepada SUBKONTRAKTOR terkait
persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan pekerjaan di proyek Gas
Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB).
SUBKONTRAKTOR yang bekerja pada proyek ini harus memenuhi seluruh persyaratan dan
peraturan lainnya termasuk (namun tidak terbatas kepada) tenaga kerja, lingkungan, kesehatan,
dan standar keselamatan. Jika muncul konflik antara persyaratan dan peraturan, persyaratan yang
paling ketat akan diberlakukan.
SUBKONTRAKTOR harus mematuhi semua instruksi tertulis atau lisan mengenai keselamatan,
kesehatan dan lingkungan (sesuai dengan dokumen persyaratan ini) yang diterbitkan oleh
KONTRAKTOR.
2. RUANG LINGKUP
Jika persyaratan ini tidak sesuai dengan kegiatan SUBKONTRAKTOR, SUBKONTRAKTOR harus
mematuhi semua aspek dalam Kebijakan, Prosedur, dan Instruksi Kerja (PPWI) KONTRAKTOR
serta semua peraturan, standar, dan pedoman / acuan HSE yang berlaku yang berasal dari
lembaga, organisasi, dan / atau asosiasi HSE yang diakui secara nasional dan internasional.
Selain itu, semua persyaratan yang tercantum dalam dokumen ini berlaku untuk pihak-pihak lain
yang berada di bawah kendali SUBKONTRAKTOR.
Berikut ini adalah persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seluruh SUBKONTRAKTOR
terkait aspek HSE yang berkaitan dengan aktivitas kerja yang terkait dengan KONTRAK
pekerjaannya.
Jika terdapat kemungkinan pengecualian dari persyaratan di atas, maka harus dibahas dan
disetujui secara tertulis oleh perwakilan KONTRAKTOR sebelum dimulainya pekerjaan.
a) Tujuan
b) Ruang Lingkup
c) Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan
d) Tugas dan Tanggung Jawab Seluruh Personil terkait HSE
e) Perencanaan Penempatan Personil HSE
f) Perencanaan Pelatihan (termasuk program pengawasan pekerja baru (Short Service Employee
/ SSE)
g) Perencanaan Alat Pelindung Diri
h) Perencanaan Tanggap Darurat (termasuk proteksi terhadap kebakaran)
i) Metode Kerja
j) Program HSE (termasuk program peningkatan kesadaran terkait HSE)
k) Program Komunikasi (termasuk Manajemen Perubahan)
l) Sistem Pelaporan HSE
m) Program Penghargaan dan Sanksi
n) Daftar Bahaya dan Risiko
KONTRAKTOR akan mengadakan tes tertulis dan wawancara untuk menentukan personil HSE
SUBKONTRAKTOR yang akan diterima. SUBKONTRAKTOR yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan tenaga kerja dari KONTRAKTOR, maka KONTRAKTOR akan menyediakan tenaga
kerja tersebut dan anggaran akan dibebankan ke SUBKONTRAKTOR sesuai dengan standar
yang berlaku. Jika personil HSE SUBKONTRAKTOR melakukan pelanggaran, KONTRAKTOR
akan mengirimkan surat peringatan dan SUBKONTRAKTOR berkewajiban untuk mengganti
Biaya untuk pelatihan kompetensi eksternal (training oleh pihak ketiga) dan pemeriksaan
kesehatan pekerja menjadi tanggung jawab SUBKONTRAKTOR dan / atau SUB-
SUBKONTRAKTOR.
(Project
Finance
Revision
First Aider
Floor Warden
Document No.
Penempatan Jakarta
- HSE Manager
Proyek JTB
Posisi
Discipline Engineer
Engineering Manager)
:0
Procurement Manager and
Project
Manager,
Control Manager, Adm. &
Project Management Team
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua
: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)
Authorization
: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
M
M
Wajib Untuk
1
1
1
1
1
M
M
M
M
M
Orientation)
M
M
Permit to Work (PTW) System
M
PPE Awareness
M
M
M
M
JSA & Risk Assessment
M
Food Hygiene
M
Environmental Management System
M
Incident Investigation
M
M
Hot Work
Page 9 of 26
M
M
H2S
Tabel 3. Matriks Pelatihan HSE
M
M
M
M
Scaffolder
Scaffolding Inspection
Certification by MIGAS
Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan
Revision
Engineer
Penempatan Site
instrument)
instrument)
HSE Officer
Site Manager
Document No.
Lead Engineer
HSE Coordinator
Proyek JTB
Posisi
Safety Superintendent
Construction Supervisor /
Work Leader (mechanical,
:0
Superintendent (mechanical,
General / Lead / Construction
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua
: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)
M
M
Lifting Assessment and Authorization
Diberikan oleh
M
PERUSAHAAN (9)
Authorization
: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
M
M
M
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Orientation)
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PPE Awareness
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Food Hygiene
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Incident Investigation
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Hot Work
Page 10 of 26
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M H2S
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Working at Height
M
Scaffolder
Scaffolding Inspection
Certification by MIGAS
Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan
Revision
Security
vehicles)
IT Officer
electrical)
Scaffolder
Development
Document No.
Chief Security
Chief Community
Proyek JTB
Posisi
Equipment Inspector
Scaffolding Inspector
Supervisor Scaffolding
(lifting, heavy equipment,
:0
(heavy equipment, electrical,
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua
: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)
M
M
Lifting Assessment and Authorization
Diberikan oleh
M
M
M
PERUSAHAAN (9)
Authorization
: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Orientation)
M
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PPE Awareness
M
M
M
M
M
M
Food Hygiene
M
M
M
Incident Investigation
M
M
M
M
M
M
Hot Work
Page 11 of 26
M
M
M
M
M
H2S
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Working at Height
Scaffolder
M
M
Scaffolding Inspection
3
4
M
M
M
M
Certification by MIGAS
5
M
Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan
Man
Aider
Rigger
Welder
Revision
Mechanic
Pipe Fitter
Electrician
Signal man
Helper, Labor
Document No.
PTW Coordinator
Proyek JTB
Posisi
Environmental Coordinator
Painters & Abrasive Blaster
:0
Carpenters / Masonry / Rebar
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua
: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)
Authorization
: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M Orientation)
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PPE Awareness
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Food Hygiene
M
Environmental Management System
M
M
M
Incident Investigation
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Hot Work
Page 12 of 26
M
M
M
M
M
M
M
M
H2S
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Working at Height
Scaffolder
Scaffolding Inspection
M
M
Certification by MIGAS
Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan
M
M
Cook
Revision
BATAN)
Surveyor
and Crew
Paramedic
HSE Trainer
Chief Quality
Drivers for LV
Document No.
Catering Crew
Proyek JTB
Posisi
:0
Quality Control Inspector (site)
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua
: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)
Authorization
: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M Orientation)
M
M
M
M
M
Permit to Work (PTW) System
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
PPE Awareness
M
M
M
M
M
M
M
M
Food Hygiene
M
Incident Investigation
M
M
M
M
M
Hot Work
Page 13 of 26
M
M
M
M
H2S
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Scaffolder
Scaffolding Inspection
Certification by MIGAS
Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan
Revision
Chief Logistic
Document No.
Drivers for HV
Superintendent
Material Control
Warehouse Man
Proyek JTB
Posisi
Warehouse Superintendent
:0
M
M
M
M
M
M
HSE Project Induction
Safe Behaviour Training Competency
M
M
M
M
M
M
(SBTC)
Semua
: S-000-1654-G0043
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja)
Authorization
: JTB-RJJ000-S0-PRC-900-00043
Posisi
Tertentu
Wajib Untuk
M
M
M
M
M
M Orientation)
M
M
Permit to Work (PTW) System
M
M
M
M
M
M
PPE Awareness
M
M
Food Hygiene
Incident Investigation
M
M
Hot Work
Page 14 of 26
H2S
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Scaffolder
Scaffolding Inspection
Certification by MIGAS
Certification by DEPNAKER
Jasa Pelatihan
Mengajukan Surat
Permohonan Pembuatan
Badge Kerja Tidak
Data
Lengkap
Lampiran Surat:
Gambar 1. Diagram Alir SIML (Surat Ijin Masuk Lokasi) dan Badge Kerja
Seluruh pekerja dan visitor dari SUBKONTRAKTOR dan / atau SUB-SUBKONTRAKTOR yang
akan masuk ke area kerja / proyek, wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
dengan tipe dan standar minimum yang dipersyaratkan. SUBKONTRAKTOR dan / atau SUB-
SUBKONTRAKTOR harus menyediakan APD yang memadai bagi seluruh personilnya dengan
jumlah stok / cadangan minimum untuk durasi pekerjaan selama 2 minggu. Standar untuk APD
adalah sebagai berikut:
Catatan:
- SUBKONTRAKTOR harus menyediakan kaca mata dengan lensa bening untuk pekerjaan
malam dan / atau pekerjaan di dalam gedung / vessel;
- Full body harness wajib digunakan di ketinggian area kerja > 1.8 m dan harus dilengkapi
dengan double lanyard serta shock absorber.
3.5. Izin Kerja (Permit to Work / PTW) dan Job Safety Analysis (JSA)
- Izin kerja untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus disetujui oleh pihak-pihak yang
berwenang dan pelanggaran atas persyaratan ini akan berdampak pada penghentian
penanggung jawab pekerjaan (work leader / supervisor / mandor / dll).
- Superintenden / supervisor konstruksi dan komisioning dari KONTRAKTOR dan / atau
SUBKONTRAKTOR harus menyiapkan Job Safety Analysis (JSA) dan mengajukan izin kerja
sebelum memulai pekerjaan (JSA menggunakan format dari KONTRAKTOR dan dijadikan
lampiran izin kerja yang diajukan).
- Untuk pekerjaan dengan risiko tinggi atau pekerjaan spesifik tertentu (yang ditentukan oleh
KONTRAKTOR), perlu menyampaikan prosedur pekerjaan yang akan dilakukan dan
dilampirkan bersama pengajuan izin kerja.
- Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang harus dilampirkan bersama pengajuan izin kerja,
diantaranya adalah rencana pengikatan dan pengangkatan (rigging / lifting plan), gambar /
layout area kerja, sertifikat pengujian tanah, sertifikat untuk bekerja di ruang terbatas, dll).
- Izin kerja yang telah disetujui dan semua lampiran dokumen pendukung wajib dipajang di lokasi
kerja dan dipahami dengan baik oleh semua pekerja yang terlibat.
- Hanya personil yang kompeten dan yang telah ditugaskan yang dapat mengoperasikan mesin
& peralatan dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku (termasuk untuk juru ikat / rigger).
- Inspeksi pramobilisasi diajukan kepada KONTRAKTOR untuk kemudian mendapatkan
persetujuan dari PERUSAHAAN.
- SUBKONTRAKTOR wajib melakukan inspeksi internal secara rutin dan kemudian akan
dilakukan verifikasi oleh KONTRAKTOR sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk memastikan
bahwa peralatan, mesin, dan perlengkapan lainnya berada pada kondisi yang baik dan layak
untuk dioperasikan.
- SUBKONTRAKTOR harus memastikan bahwa bagian yang berputar atau bergerak dari semua
peralatan dan perlengkapan yang digunakan harus terlindungi dengan baik untuk mencegah
kontak langsung kepada pekerja. Setiap alat / mesin listrik yang digerakkan harus dilengkapi
dengan sistem pengaman (emergency stop) yang baik, dapat segera diakses, mudah
diidentifikasi oleh operator, dan menghentikan alat / mesin secara cepat (mencegah alat /
mesin nyala kembali).
- Semua peralatan dan perlengkapan dapat digunakan setelah memperoleh persetujuan dari
KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN (inspeksi pramobilisasi dan pemeriksaan di gerbang
masuk).
- Dilarang menggunakan peralatan dan perlengkapan buatan sendiri atau yang telah
dimodifikasi.
- Semua peralatan yang digunakan harus dilengkapi dengan kabin tertutup (termasuk Dozer).
- SUBKONTRAKTOR harus menyediakan alat pendeteksi gas (multi gas detector) yang memiliki
sertifikat kalibrasi (dari pihak ketiga) yang masih valid saat bekerja di area eksisting, ruang
terbatas, dan / atau penggalian > 2 m.
- SUBKONTRAKTOR wajib memperbarui sertifikasi alat berat yang digunakan setiap 1 tahun
sekali.
3.7. Penggalian
- Desain penggalian > 1.5 m (5 ft) (termasuk sistem proteksi) harus disusun / dibuat oleh
engineer sipil.
- Setiap penggalian parit yang dibuat dengan sistem berundak, ketinggian setiap undakan tidak
boleh lebih dari 1.2 m kecuali jika dibuat dengan desain khusus dari consultant engineer. Lebar
dari undakan tidak boleh melebihi batas kemiringan yang aman.
- Persyaratan untuk bekerja di ketinggian: akses, lantai kerja, dan proteksi / pelindung jatuh.
- Bekerja di ketinggian adalah pekerjaan naik, turun, jalan, atau bekerja di suatu posisi dimana
area kerjanya terdapat perbedaan ketinggian (≥ 1,8 m) atau terdapat potensi jatuh dari satu
posisi ke posisi lainnya.
- Perancah dan alat pelindung diri yang sesuai terutama full body harness double lanyards harus
digunakan saat bekerja di area dengan ketinggian ≥ 1.8 m.
- Full body harness double lanyards yang dilengkapi dengan shock absorber harus digunakan
saat bekerja di area dengan ketinggian ≥ 6 m.
- Tipe perancah yang harus digunakan: Pipa tubular steel dengan diameter luar 48,3 mm / 1.9”
dan ketebalan pipa 4,0 mm. Couplers, fitting, dan aksesoris lainnya harus cocok / sesuai
dengan perancah yang akan digunakan.
- Penggunaan gondola harus dilengkapi dengan beberapa persyaratan diantaranya sertifikat uji
beban dari pihak ketiga, prosedur kerja, perhitungan engineering, tes QC, prosedur
pemasangan dan inspeksi, dll dan harus mendapatkan persetujuan dari manajer konstruksi
KONTRAKTOR.
- Perancah jenis frame tidak boleh digunakan sebagai lantai kerja saat bekerja di ketinggian.
- Perancah baru dapat dipergunakan setelah diinspeksi dan diberi tanda aman untuk digunakan
oleh inspektor yang berkompeten.
- Seluruh pekerjaan pemasangan atau pelepasan perencah hanya dapat dilakukan oleh pekerja
perancah (scaffolder) yang memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku dan diawasi oleh
supervisor yang berkompeten (telah mendapat pelatihan scaffolding tingkat lanjut).
- Tabung bertekanan harus diposisikan berdiri dan diamankan / diikat dengan rantai.
- Penyimpanan tabung gas oksigen harus dipisahkan dengan tabung bahan bakar atau bahan
yang mudah terbakar / meledak (terutama minyak), dengan jarak minimum adalah 20 ft (6,1 m)
atau dipisahkan dengan menggunakan pembatas tahan api dengan ketinggian minimum 5 ft
(1,5 m) (dengan ketahanan terhadap api selama minimum satu setengah jam).
- Flashback arrestor harus dipasang di semua tabung gas bertekanan (oksigen, asetilen, dan
LPG). Flashback arrestor harus dipasang di dua titik yaitu ujung regulator dan ujung torch.
- Seluruh tabung bertekanan harus dilengkapi dengan tutup / cap.
- Tabung LPG termasuk selang nya harus memenuhi persyaratan dari industri dan aman untuk
digunakan.
- Harus menyediakan material safety data sheet (MSDS) dan alat pemadam api ringan (APAR)
di setiap area kerja yang menggunakan tabung bertekanan.
- Seluruh tabung bertekanan harus diberikan tanda identifikasi khusus dengan sistem
pewarnaan yang sesuai dengan standar nasional yang berlaku.
- SUBKONTRAKTOR harus menempelkan label / stiker di setiap tabung bertekanan yang
menginformasikan kandungan / isi gas di dalamnya. Label harus tahan terhadap cuaca, mudah
terbaca, dalam bahasa Indonesia / Inggris, dan bisa dalam format kartu, stiker, dll.
- Hanya personil yang kompeten dan terlatih yang dapat mengoperasikan peralatan dan
perlengkapan bertenaga listrik.
- Peralatan dan perlengkapan bertenaga listrik harus bervoltase 110 V center-tapped.
- Peralatan dan perlengkapan bertenaga listrik dengan voltase 240 V dapat digunakan jika
dilengkapi dengan insulasi ganda dan sumber listrik harus dilengkapi dengan earth leakage
circuit breaker (ELCB) 10 mA.
- Peralatan elektrikal yang digunakan untuk pekerjaan di ruang terbatas harus dipasok dengan
arus DC, jika tidak ada, boleh menggunakan arus AC yang dilengkapi dengan ground fault
circuit interrupter (GFCI).
- Peralatan dan perlengkapan elektrikal yang digunakan harus dibumikan, insulasi ganda, dan
telah disetujui oleh engineer elektrikal.
- Tidak boleh mempergunakan alat yang timbul percikan, asap, atau menjadi sangat panas saat
digunakan.
- Peralatan elektrikal harus memenuhi persyaratan zona berbahaya (disesuaikan dengan lingkup
pekerjaan).
- Seluruh kabel, konektor elektrikal harus terbuat dari bahan yang tahan air dengan kelas industri
(IP 4.4). Kabel harus menggunakan standar NYYHY. Socket harus menggunakan socket 3
fasa.
- Semua bagian ujung kabel ekstensi (termasuk konektor) yang digunakan harus bersifat anti
meledak.
- Semua kabel “cheater” harus memiliki panjang kurang dari 2 ft dengan satu male explosion-
proof end dan satu female standard u-ground plug, dan harus digunakan langsung di lokasi
kerja dimana peralatan atau alat tes tersebut digunakan.
- SUBKONTRAKTOR harus memperbaiki atau mengganti peralatan dan perlengkapan elektrikal
yang rusak (dengan biaya dari SUBKONTRAKTOR).
3.11. Radiografi
- Seluruh peralatan radiografi termasuk x-rays harus mendapatkan izin resmi yang masih berlaku
dari BAPETEN.
- Pekerja radiografi harus sudah mendapatkan training dan sertifikasi resmi (izin) dari BAPETEN.
- Pekerja radiografi harus menggunakan film / badge radiografi atau dosimeter personal untuk
mengontrol paparan radiasi.
- Sumber radioaktif harus disimpan (jika sedang tidak digunakan) di tempat yang aman
(disesuaikan dengan peraturan yang berlaku) dan dikunci dengan baik. Hanya personil yang
memiliki izin yang memiliki wewenang untuk mengambil dan / atau melakukan pengecekan.
- Transportasi sumber radioaktif dari tempat penyimpanan ke lokasi kerja harus memenuhi
persyaratan / prosedur yang dikeluarkan oleh BAPETEN salah satunya adalah kendaraan yang
digunakan harus dilengkapi dengan simbol / tanda radiografi. Selama transportasi, survey
meter harus dipasang untuk memastikan pekerja yang membawa sumber radiografi tersebut
tidak terpapar oleh radiasi tingkat tinggi (tidak boleh melebihi 20 Sv / H).
- Pekerjaan radiografi yang dilakukan di lapangan harus diberi penanda yang mengacu ke
standar internasional (harus terlihat dengn jelas, dalam Bahasa Indonesia (dapat ditambah
dengan penulisan dalam bahasa lain), tahan terhadap kondisi cuaca seperti angin, panas,
dan hujan (tidak diperbolehkan menggunakan kertas yang dilaminating)) dan
SUBKONTRAKTOR wajib memelihara dan mengganti jika terdapat kerusakan pada penanda
tersebut. Penanda ini termasuk peringatan terkait “Bahaya Radiografi – Area Terlarang”.
- Pekerjaan radiografi juga harus dilengkapi dengan barikade di sekeliling area kerja dan standby
man untuk memastikan tidak ada personil yang tidak berizin memasuki area tersebut.
- Peralatan emergensi harus disediakan di dekat area kerja.
- Limbah radioaktif harus disimpan di kontainer / wadah khusus dan diberi label “Limbah
Radioaktif”.
- Maksimum dosis yang diperbolehkan di area kerja adalah 25 Sv / H dan untuk lingkungan
sekitar adalah tidak lebih dati 1 m Sv per tahun.
Prosedur penguncian dan penandaan (Lock Out Tag Out / LOTO) harus diimplementasikan di
area kerja untuk mencegah terjadinya insiden / kecelakaan yang disebabkan oleh adanya energi
yang terlepas karena kesalahan operasi alat, ketidaksengajaan membuka / menutup katup,
bekerja pada sistem hidup, pengujian sistem / peralatan, perbaikan mesin / peralatan, dll.
Implementasi prosedur LOTO harus diintegrasikan dengan sistem izin kerja yang diterapkan di
proyek JTB. Sehubungan dengan prosedur ini, SUBKONTRAKTOR haris menyediakan kunci dan
tanda untuk LOTO dengan jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaannya.
Warna dari kunci yang digunakan dikategorikan berdasarkan disiplin kerja yaitu:
Tanda / tag yang digunakan harus tahan terhadap kondisi cuaca seperti angin, panas, dan hujan
(tidak diperbolehkan menggunakan kertas yang dilaminating), dan SUBKONTRAKTOR wajib
memelihara dan mengganti jika terdapat kerusakan pada penanda tersebut.
- Sistem segregasi limbah harus diterapkan dan terbagi menjadi bahan berbahaya beracun (B3)
padat (benda padat yang terkontaminasi B3) dan cair (limbah dari bahan kimia yang
digunakan), limbah domestik padat dan cair, dan limbah logam.
- Menyediakan kendaraan untuk transportasi limbah.
- Menyediakan tempat limbah dengan kategori sebagai berikut:
• Limbah B3 padat (merah)
• Limbah padat domestik yang bersifat organik (hijau)
• Limbah padat domestik yang bersifat anorganik (kuning)
• Limbah logam (biru)
- SUBKONTRAKTOR bertanggung jawab untuk mengelola limbah B3 dengan baik, membuat
pelaporan secara berkala (neraca limbah dan manifest) yang disampaikan ke KONTRAKTOR
dengan mengacu pada dokumen rencana pengelolaan limbah KONTRAKTOR dan / atau
peraturan daerah setempat.
- Area penyimpanan limbah B3 harus menampilkan material safety data sheet (MSDS),
dilengkapi dengan bundwall untuk mencegah pelebaran area tumpahan, pemisahan
berdasarkan jenis limbah, dan alat pemadam api ringan (APAR).
- SUBKONTRAKTOR harus menyediakan kendaraan untuk transportasi limbah B3 dari area
kerja ke tempat penyimpanan sementara (TPS) khusus limbah B3 milik KONTRAKTOR
(dengan waktu penyimpanan maksimum adalah 90 hari).
- SUBKONTRAKTOR harus bekerja sama dengan pihak ketiga yang berizin untuk mengangkut
dan mengelola seluruh limbah B3 yang dihasilkan.
- Limbah yang tidak sesuai harus disimpan dengan baik secara terpisah untuk mencegah
terjadinya pencampuran dan tumpahan. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan menyediakan
jarak yang cukup diantara jenis limbah atau pemisahan secara fisik dengan dinding atau
lapisan pembatas.
- Label dan simbol harus spesifik dan menempel di setiap wadah limbah untuk menjelaskan
informasi dari limbah tersebut.
- Penanganan bahan berbahaya beracun (B3) adalah masing-masing bahan / benda harus
dilengkapi dengan material safety data sheet (MSDS) (yang dapat diperoleh dari pemasok
bahan / benda tersebut). MSDS minimum harus memuat informasi sebagai berikut:
• Identifikasi dan data kimiawi bahan
• Informasi terkait kebakaran dan / atau ledakan (flash point, rentang batas bahan mudah
terbakar / flammable, temperatur auto ignition)
• Aspek kesehatan (informasi TLV-STEL, TLV-TWA)
• Prosedur keadaan darurat
• Kondisi lingkungan (batas emisi ke atmosfer, potensi kebocoran / tumpahan, prosedur
netralisasi, metode pembuangan limbah)
• Prosedur transportasi
• Alat pelindung diri (APD) yang wajib dipakai
• Persyaratan penyimpanan dan peralatan pencegahan tumpahan
- SUBKONTRAKTOR bertanggung jawab untuk mengelola limbah konstruksi dengan baik dan
benar sesuai dengan rencana pengelolaan limbah KONTRAKTOR dan / atau peraturan daerah
setempat.
- SUBKONTRAKTOR harus membuat program pemantauan, pengelolaan (jumlah dan jenis
limbah yang dihasilkan), dan minimasi limbah.
3.15. Pelaporan
SUBKONTRAKTOR harus melaporkan secara berkala seluruh program dan aktivitas HSE
kepada KONTRAKTOR, diantaranya:
- Laporan harian (jumlah jam kerja, jumlah pekerja, laporan toolbox meeting, dan kartu
pelaporan tindakan dan kondisi tidak aman / PEKA)
- Laporan inspeksi
- Laporan investigasi insiden
Dalam rangka penegakan aspek HSE, KONTRAKTOR membentuk satu komite yang disebut
dengan komite Manajemen Konsekuensi. Komite ini bertugas untuk memutuskan sanksi yang
perlu diberikan terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap aspek HSE. Anggota dari
komite ini diantaranya adalah perwakilan manajemen dari KONTRAKTOR dan
SUBKONTRAKTOR. Nama-nama anggota komite akan ditetapkan pada rapat P2K3. Sanksi
yang diberikan dapat berupa surat peringatan hingga surat penghentian tergantung pada jenis
pelanggaran yang dilakukan. Jenis pelanggaran dan konsekuensinya dijelaskan secara lebih
rinci dalam dokumen rencana pengelolaan HSE KONTRAKTOR.
3.18. Komunikasi
Komunikasi program-program HSE merupakan salah satu parameter yang dinilai saat
melaksanakan audit / evaluasi kinerja HSE SUBKONTRAKTOR. Komunikasi program-program
HSE harus dijelaskan dalam dokumen rencana pengelolaan HSE SUBKONTRAKTOR,
diantaranya adalah sebagai berikut (namun tidak terbatas kepada):
a. Papan informasi kinerja statistic HSE SUBKONTRAKTOR. Informasi yang perlu disampaikan
adalah jumlah pekerja, jam kerja secara keseluruhan, jam kerja aman yang telah dicapai,
indikator insiden (hampir celaka / near miss, first aid, perawatan medis / medical treatment,
kecelakaan yang menyebabkan hilang hari kerja / Lost Time Injury (LTI), dan kecelakaan
yang menyebabkan kematian / fatality), periode pembaruan informasi, dll.
b. Penanda-penanda aspek HSE di area kerja. SUBKONTRAKTOR wajib menyediakan
penanda-penanda aspek HSE di area kerjanya. Penyediaan penanda ini harus disesuaikan
dengan potensi bahaya yang mungkin ada / terjadi yang sesuai dengan lingkup kerja yang
dilakukan oleh SUBKONTRAKTOR. Bentuk dari penanda ini dapat berupa stiker, poster,
banner, barikade, billboard, dll. Penanda-penanda HSE harus mengacu kepada standar
internasional dan harus terlihat dengn jelas, dalam Bahasa Indonesia (dapat ditambah
dengan penulisan dalam bahasa lain), tahan terhadap kondisi cuaca seperti angin, panas,
dan hujan (tidak diperbolehkan menggunakan kertas yang dilaminating), dan
SUBKONTRAKTOR wajib memelihara dan mengganti jika terdapat kerusakan pada penanda
tersebut.
a. Sertifikat Laik Hygiene & Sanitasi Jasa Boga yang valid dari Dinas Kesehatan Bojonegoro.
3.21. Audit
Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana pengelolaan HSE proyek di tempat kerja akan
diaudit atau dievaluasi oleh KONTRAKTOR secara bulanan. Nilai audit KPI SUBKONTRAKTOR
ini harus memenuhi batas minimal 80 dari 100.
SUBKONTRAKTOR wajib melampirkan hasil audit KPI dalam laporan progress pekerjaan bulanan
saat mengajukan invoice. Kegagalan pencapaian nilai minimal, akan berdampak kepada
penundaan persetujuan laporan progress bulanan. Laporan ini akan disetujui jika
SUBKONTRAKTOR telah melakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi hasil audit dan
disertakan dengan bukti-bukti.
SUBKONTRAKTOR wajib untuk memprogramkan audit / evaluasi setiap minggu yang berfokus
pada pekerjaan di ketinggian, masuk ruang terbatas, keselamatan elektrikal, perancah, pekerjaan
pengangkatan dan / atau pekerjaan lain yang memiliki risiko tinggi terjadinya suatu insiden.
Hasil audit dan laporan tindak lanjut terhadap temuan yang diperoleh akan dilampirkan dalam
laporan evaluasi kinerja HSE SUBKONTRAKTOR setiap bulan.
SUBKONTRAKTOR harus membuat dan mengelola program penghargaan sendiri untuk dapat
diberikan kepada masing-masing pekerja yang memiliki kontribusi terbaik terkait aspek HSE dan
harus dinyatakan dalam dokumen rencana pengelolaan HSE SUBKONTRAKTOR.