Anda di halaman 1dari 6

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

- Ada pek. tanah


Proyek2 besar : dengan volume sangat
- Pembuatan jalan besar Diperlukan
- Jembatan - Pengangkatan ALAT-ALAT
- Gedung bertingkat material yg. besar &/ BERAT
- Bangunan2 air, dll. berat
- Pengangkutan
material
Pekerjaan tanah : - membongkar volume
(excavate) besardari tanah asli / timbunan
tanah,
& sering
- mengangkut
- membuang
- mengurug
- memadatkan
Pek. tanah yang dilaksanakan dg. alat berat : Pemindahan Tanah Mekanis (PTM)

Masalah utama dalam PTM adalah pekerjaan dapat dilaksanakan :


 dalam jangka waktu yang telah ditentukan
 dengan biaya yang paling murah
sehingga harus dapat dihitung/diperkirakan :
 kemampuan alat
 biaya yang diperlukan untuk pekerjaan tsb.

Kemampuan alat adalah seberapa banyak alat bisa melakukan pek. (menggusur,
menggali, mengangkut, dll) dari satu tempat ke tempat lain, (m3/jam).

Mengukur kemampuan alat dapat dibedakan menjadi :


1. Kapasitas : kemampuan alat untuk melakukan pekerjaan dalam satu kali
operasi (m3/siklus)
2. Produksi : kemampuan alat untuk melakukan pekerjaan dari satu tempat ke
tempat lain dalam satu jam.

Sehingga untuk mengatasi masalah utama tsb. dalam PTM, harus dihitung :
1. Produksi alat berat.
2. Biaya yang digunakan untuk pengelolaan dan pengoperasian alat tsb.

Produksi alat berat tergantung dari tahanan-tahanan (tahanan gelinding dan


tahanan kelandaian), pengaruh tinggi tempat, pengaruh temperatur, pengaruh
tekanan udara dan percepatan alat.

Biaya pengelolaan dan pengoperasian alat berat tergantung pada :


 Biaya kepemilikan, yang dipengaruhi oleh : harga alat, umur alat, pajak, bunga
modal, asuransi dan nilai sisa
 Biaya operasi, yang dipengaruhi oleh : penggunaan bahan bakar dan pelumas,
harga bahan bakar dan pelumas, biaya perbaikan dan penggantian suku cadang
serta biaya untuk operator.
TAHANAN-TAHANAN YANG BEKERJA PADA ALAT BERAT

Ketika kendaraan (alat berat) berjalan, akan mengalami 2 tahanan :


1. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance, RR)
2. Tahanan Kelandaian (Grade Resistance, GR)

Tahanan Gelinding
Tahanan gelinding adalah tahanan yang dialami kendaraan ketika melalui suatu
jalan atau permukaan.
Besarnya tahanan gelinding dipengaruhi oleh :
 Jenis dan kondisi permukaan yang dilalui
 Jenis roda kendaraan (ban karet atau roda rantai/kelabang)
 Untuk kendaraan yg. menggunakan ban karet, tahanan gelindingnya
dipengaruhi oleh ukuran ban, tekanan angin & rancangan telapak bannya.

Tahanan Gelinding dihitung dg. rumus :


RR = CRR  Berat Total Kendaraan
dimana : RR = Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
CRR = Koefisien tahanan gelinding
Harga CRR dapat dilihat pada tabel 4-1 [1] atau tabel II.2.01 [ 2].

Tahanan Kelandaian
Kelandaian jalan dinyatakan dalam %, yaitu perbandingan antara perubahan
ketinggian per satuan panjang jalan.
Kelandaian ada 2 :
 Positif : jalan naik  menambah tahanan yang tejadi (+)
 Negatif : jalan turun  mengurangi tahanan yang terjadi (–)

Tahanan Kelandaian dihitung dengan rumus :


GR = CS  Berat Total Kendaraan
dimana : GR = Tahanan Kelandaian (Grade Resistance)
CS = Koefisien tahanan kelandaian
Harga CS dapat dilihat pada tabel 4-2 [1]

Jadi, besarnya tahanan total (Total Resistance, TR) yg dialami kendaraan adalah :
TR = RR  GR

TENAGA ALAT BERAT

Pengertian tenaga alat berat dibedakan menjadi :


1. Tenaga yang ada
2. Tenaga yang dibutuhkan
3. Tenaga yang dapat dimanfaatkan
Tenaga yang ada adalah tenaga yang tersedia pada mesin penggerak alat.
Tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yg diperlukan oleh alat agar dpt mengatasi
semua hambatan yg ada, sehingga alat dapat bekerja sepanjang jalan kerja.
Tenaga yang dapat dimanfaatkan adalah sebagian dari tenaga yang ada yang
diperlukan untuk pelakasanaan pekerjaan.

Tenaga Yang Ada


Tenaga yg. ada dapat > atau < dari tenaga yang dibutuhkan.
Tenaga yang ada diperoleh dari mesin penggerak, dapat berupa tenaga tarik atau
tenaga dorong.
Dalam memberikan tenaga, mesin penggerak mempunyai daya yang besarnya :
Daya (fwHP) = Faktor Tenaga Tarik (kg)  Kecepatan (m/det)
  
Constant Berubah-ubah Berubah-ubah
Tenaga tarik kecil  Kecepatan tinggi
Tenaga tarik besar  Kecepatan rendah

Tenaga tarik pada alat berat dibedakan menjadi :


1. Tenaga tarik roda (Rimpull) : untuk alat beroda ban (wheel)
2. Tenaga tarik kait (Drawbar Pull / DBP) : untuk alat beroda rantai (crawler)

Rimpull adalah tenaga yang diberikan mesin kepada roda supaya kendaraan
dapat bergerak (maju/mundur) dengan syarat bahwa daya cengkeraman antara
roda dan jalan mencukupi (ban tidak selip).

Besarnya rimpull berbeda-beda untuk setiap spesifikasi dan merk alat berat,
pabrik memberikan grafik untuk menentukan besarnya rimpull yang tergantung
dari kecepatan dan gigi transmisi yang dipergunakan (contoh grafik II.7.01 [2] ).

Jika grafik tidak disediakan pabrik, besarnya rimpull dpt dihitung dg persamaan :

Efisiensi untuk sebagian besar traktor dan truk antara 80 % - 85 %

Drawbar Pull (DBP) adalah tenaga yang tersedia pada kait di bagian belakang
traktor dengan roda rantai (crawler).

Seperti pd rimpull, besarnya drawbar pull juga berbeda-beda utk setiap merk alat,
pabrik akan memberikan tabel utk menentukan besarnya DBP yg tergantung dari
gigi transmisi & kecepatan pada gigi transmisi tsb. (contoh : tabel II.6.01 [2] ).

Tenaga Yang Dibutuhkan


Besarnya tenaga yang dibutuhkan tergantung dari besarnya tahanan gelinding dan
tahanan kelandaian (TR = RR  GR), satuan yang digunakan adalah kg-tarik atau
kg-dorong.
Tenaga Yang Dapat Dimanfaatkan
Tenaga yang dapat dimanfaatkan besarnya selalu  tenaga yang ada.
Tenaga yang dapat dimanfaatkan oleh alat dipengaruhi oleh :
 Kondisi jalan kerja yang berhubungan dengan koefisien traksi
 Ketinggian lokasi jalan kerja
 Temperatur dan tekanan udara

Koefisien Traksi
Tenaga yang ada dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kendaraan jika ada
gesekan yang cukup antara roda dengan permukaan jalan.
Kalau keadaan jalan licin, seberapapun besar tenaga yang ada tidak akan dapat
menjalankan kendaraan, hal ini dinamakan selip.

Koefisien traksi atau koefisien gesekan adalah suatu faktor yang harus dikalikan
dengan berat total kendaraan untuk mendapatkan traksi kritis yaitu keadaan persis
sebelum terjadi selip.

Traksi kritis dihitung dg. rumus :


Traksi Kritis = CT  Berat Total Kendaraan
dimana : CT = koefisien traksi
Harga CT dapat dilihat pada tabel 4-3 [1] atau tabel II.4.01 [2].

Tenaga yang dapat dimanfaatkan < Traksi Kritis

Pengaruh Ketinggian (Altitude)


Tenaga pada mesin penggerak dihasilkan dari energi hasil pembakaran antara
bahan bakar dengan oksigen di udara.
Kalau ketinggian tempat bertambah maka akan mengurangi kerapatan udara,
kandungan O2 akan berkurang, shg mengurangi energi pembakaran yang terjadi.
Hal ini akan mengakibatkan penurunan daya pada mesin.

Pengaruh ketinggian tempat terhadap tenaga mesin adalah sbb. :


 Untuk mesin 4 tak :
Tenaga mesin akan berkurang 3 % setiap kenaikan sebesar 1000 ft di atas
ketinggian 1000 ft
atau :
Tenaga mesin akan berkurang 1 % setiap kenaikan sebesar 100 m di atas
ketinggian 305 m
 Untuk mesin 2 tak :
Tenaga mesin akan berkurang 1 % setiap kenaikan sebesar 1000 ft di atas
ketinggian 1000 ft
Pengaruh Temperatur dan Tekanan Udara
Kenaikan temperatur akan menurunkan tenaga mesin.
Pengukuran tenaga atau daya suatu mesin diuji pada kondisi standar, yaitu :
- Temperatur standar = 60°F = 15,6°C
- Tekanan standar = 29,92 in.Hg = 76 cm.Hg
Daya mesin dinyatakan dalam : BHP (Brake Horse Power = daya rem) atau fwHP
(fly wheel Horse Power = daya-kuda roda gila).
Jika mesin bekerja bukan pada kondisi standar (15°C; 75 cm.Hg) maka daya
mesin dapat dihitung dengan rumus (untuk mesin 4 tak) :

dimana : DO = daya rem (BHP) pada lokasi kerja (HP)


DS = daya rem (BHP) pada kondisi standar (HP)
PO = tekanan barometer pada lokasi kerja (cm.Hg atau in.Hg)
PS = tekanan barometer standar (76 cm.Hg atau 29,92 in.Hg)
TO = temperatur absolut pada lokasi kerja (°C atau °F)
= (460 + Tlokasi ) °F

TS = temperatur absolut kondisi standar (°C atau °F)


= 460 + 60 = 520 °F ; atau
= = 271 °C
Tabel 4-4 [1] : tekanan barometer rata-rata utk berbagai ketinggian di atas PAL.
Untuk menghitung daya efektif dari mesin 4 tak pada berbagai kondisi ketinggian
dan temperatur sudah diberikan faktor koreksinya pada tabel 4-5 [1].

GRADEABILITY
Gradeability adalah kemampuan mendaki tanjakan yang dapat ditempuh oleh
kendaraan (%).
Contoh :
Sebuah crawler tractor yang mempunyai daya 140 HP, berat 14,2 ton, DBP pada
gigi kedua = 7000 kg (pada kecepatan 3,5 km/jam). Koefisien tahanan gelinding
sebesar 80 kg/ton. Efisiensi mesin pada kondisi lapangan sebesar 80%.
Berapakah gradeability yang dimiliki traktor tersebut ?
Jawab :
TG = 8014,2 = 1136 kg
DBP maksimal traktor = 80% 7000 = 5600 kg
Tenaga DBP yang tersedia untuk mengatasi tanjakan = 5600 – 1136 = 4464 kg
Koefisien tahanan kelandaian : CS = 4464/14,2 = 314,37 kg/ton
Interpolasi dari tabel 4-2 [1] :

Tanjakan yang bisa ditempuh = (30+3,15)% = 33,15 %

Anda mungkin juga menyukai