Anda di halaman 1dari 36

PEMINDAHAN TANAH

MEKANIS
FST6098128
DOSEN PENGAMPU

Supardi Razak, MT Andromeda Nabella, MT


S1 : Teknik Pertambangan - UMI S1 : Teknik Pertambangan – UNJA
S2 : Rekayasa Pertambangan (Geomekanika) - ITB S2 : Rekayasa Pertambangan (Geomekanika) - ITB
01
Kesampaian
Daerah
(Accessibility;
Transportasi)
❖ ❑
Contoh Soal.
Kesampaian daerah atau prasarana yang dipunyai atau yang tersedia pada
daerah kerja.

❑ Apakah dekat dengan jalan besar, stasiun kereta atau pelabuhan, sehingga
mempermudah pengiriman alat-alat berat (peralatan mekanis).

❑ Bila tidak ada jalan besar yang mampu dilalui TRAILER, maka harus dibuat
jalan terlebih dahulu dan ini akan berpengaruh terhdap biaya pemilikan
alat (cost of ownership) dan biaya operasi (operation cost) dari peralatan
mekanis tersebut.

❑ Bila di daerah kerja terdapat sarana jalan, perlu diketahui terlebih dahulu
kelas jalan tersebut, apakah jalan desa, ataukah jalan provinsi.

❑ Hal ini semua perlu diketahui terlebih dahulu, agar dalam meningkatkan
daya dukung jalan sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk membawa
alat mekanis ke daerah kerja.
02
Keadaan
Tumbuhan
(Vegetation)
❖ ❑
Contoh Soal.
Diketahui mengenai diameter pohon-pohon, jumlah pohon setiap
satuan luas, ketinggian rata-rata setiap pohon dan macam-macam
pohon yang ada.

❑ Bahan pertimbangan dalam melakukan pembukaan lahan dimedan


kerja, apakah akan ditebang satu-satu ataukah ditebang secara
massal.

❑ Penentuan terlebih dahulu macam peralatan yang akan digunakan


untuk melakukan pembabatan pohon tersebut
03
Cuaca
(Climatic Condition)
❖ ❑
Contoh Soal.
Pengaruh cuaca perlu diketahui, karena akan dipakai untuk
memperkirakan dalam satu tahun berlangsung hujan selama
beberapa hari.

❑ Pada waktu hujan penggunaan peralatan mekanis tidak dapat efektif.

❑ Misalnya, dalam satu tahun harus dikupas tanah penutup 1,000,000


CuYd; dan dalam satu tahun turun hujan selama 2 bulan, artinya
hanya bisa bekerja 250 hari kerja dari 300 hari kerja; artinya dalam
perhitungan pemindahan tanah mekanis selama satu hari, tanah yang
harus dipindahkan pada pekerjaan pengupasan lapisan tanah
penutup adalah 1,000,000 CuYd: 250 hari = 4,000 CuYd/hari.

❑ Artinya dalam pemilihan alat-alat mekanis untuk pekerjaan


pemindahan tanah ini (missal truck) harus dihitung dengan sasaran
produksi pengupasan terbesar = 4,000 CuYd/hari.
04
Ketinggian dan
Temperatur
❖Ketinggian
Contoh Soal.(Altitude) ❑ Kemampuan mesin “power” peralatan
mekanis/berat bergantung pada
ketinggian tempat dimana suatu alat-
alat berat tersebut akan digunakan.

❑ Hal ini dikarenakan bahwa makin tinggi


suatu tempat kerja dari permukaan air
laut (pal-sea level), tekana atmosfirnya
semakin menurun.

❑ Faktor penyebab menurunnya power


untuk mesin-mesin motor bakar “IC
engine” (Internal Combustion Energi).

❑ Penggunaan alat-alat besar/berat pada suatu tempat kerja diatas ketinggian air
laut-pal (seal level), perlu dilakukan koreksi terhadap daya kuda (HP-horse
power) dari mesin alat berat tersebut.
A. MESIN 4 TAK

▪ Horse power suatu mesin 4 tak, akan menurun 3% dari horse power pada
permukaan air laut (sea level) setiap dipakai pada suatu daerah kerja dengan
ketinggian 1,000 ft pertama.

Contoh :
1. Pada “sea level”, suatu mesin 4 tak mempunyai power 100 HP. Berapa HP yang
sesungguhnya, bila mesin tersebut dipakai pada suatu tempat kerja dengan
ketinggian 1,500 ft diatas permukaan air laut – pal (sea level)

Jawab :
HP sesungguhnya = 100 HP – [1 x 3% x 100 HP] = 97 HP

Penjelsan:
1,500 ft adalah berada diatas 1,000 ft pertama sampai 2,000 ft, jadi
2,000 – 1,000 = 1
1,000
A. MESIN 4 TAK
2. Berapa HP yang sesungguhnya dari mesin tersebut diatas, bila dipakai pada
ketinggian 10,000 ft diatas permukaan air laut?

Jawab :
HP sesungguhnya = 100 HP – [10,000 – 1,000] x 3 % x 100 HP= 73 HP
1,000

3. “Tractor” bermesin 4 tak, pada “gear” pertama dapat menyediakan 30,000, lb


“draw bar pull” pada permukaan air laut, berapakah “draw bar pull” (DBP) pada
“gear” pertama, apabila “tractor” tersebut dipergunakan pada suatu medan
kerja dengan elevasi 10,000 ft diatas permukaan air laut?

Jawab :
DBP pada 10,000 ft = 30,000 lb – [10,000 – 1,000] x 3 % x 30,000 lb
1,000
= 30,000 lb – [27 % x 30,000 lb]
= 30,000 lb – 8,100 lb
= 21,900 lb
A. MESIN 4 TAK
1. “Truck” 50 HP pada pal (permukaan air laut) dengan mesin 4 tak dan dilengkapi
“turbocharger”, akan dipakai/beroperasi pada suatu medan kerja 4,000 ft diatas pal.
Hitung HP sesungguhnya dari mesin “truck” pada elevasi 4,000 ft

Jawab :

HP pada 4,000 ft = 50 HP [tetap, sebab masih dibawah 5,000 ft dan truck menggunakan
“turbocharger”]

2. Tractor roda ban (Wheel tractor) 100 HP pada pal (permukaan air laut) bermesin 4 tak
dilengkapi dengan “turbocharger”. Berapa koreksi HP, bila “wheel tractor’’ tersebut dipakai
pada ketinggian 15,000 ft?

Jawab :

Koreksi HP pada 15,000ft = 100 HP – [15,000 – 5,000] x 3 % x 100 HP


1,000
= 100 HP – 30 HP
= 70 HP
B. MESIN 2 TAK
❑ “Horse Power” suatu mesin 2 tak, akan menurun 1 % dari horse power pada sea level
setiap dipakai diatas ketinggian 1,000 ft dari “sea level”.

❑ “Draw bar pull” (DBP) suatu mesin 2 tak akan menurun 1 % dari “draw bar pull” see level
setiap pemakaian diatas ketinggian 1,000 ft dari 1,000 ft pertama.

Contoh :

1. Suatu mesin 2 tak 100 HP (pada permukaan air laut – pal), akan dipakai pada
suatu tempat kerja yang ketinggiannya 10,000 ft diatas pal.
Berapa HP sesungguhnya dari mesin 2 tak tersebut pada 10,000 ft diatas pal?

Jawab :

HP pada 10,000 ft = 100 HP – {[10,000 – 1,000] x 1 % x 100 HP}


1,000
= 91 HP
B. MESIN 2 TAK
2. Tractro roda rantai (Crawler tractor) dengan mesin 2 tak, pada “gear” kedua dapat
menyediakan gaya Tarik 30,000 lb DBP pada pal (permukaan air laut). Hitung DBP (drawbar
pull) pada “gear” kedua, bila digunakan pada tempat kerja dengan elevasi 10,000 ft diatas pal !

Jawab :

DBP pada 10,000 ft = 30,000 lb – [10,000 – 1,000] x 1 % x 30,000 lb

1,000
= 30,000 lb – [ 9 % x 30,000 lb ]
= 30,000 lb – 2,700 lb
= 27,300 lb

❑ Untuk memperkecil adanya pengurangan tenaga/power (HP ataupun drawbar pull), maka pada
mesin dilengkapi dengan suatu alat yang berfungsi memasok kebutuhan udara untuk mesin-mesin
tersebut, alat tersebut disebut “turbocharger”

❑ Bila suatu mesin memakai perlengkapan “turbocharger”, maka koreksi terhadap “horse power”
maupun “drawbar pull” atau “rimpull” dilakukan apabila mesin dipergunakan pada suatu tempat
yang mempunyai ketinggian lebih dari 5,000 ft diatas pal (permukaan air laut).
B. MESIN 2 TAK
2. Tractro roda rantai (Crawler tractor) dengan mesin 2 tak, pada “gear” kedua dapat
menyediakan gaya Tarik 30,000 lb DBP pada pal (permukaan air laut). Hitung DBP (drawbar
pull) pada “gear” kedua, bila digunakan pada tempat kerja dengan elevasi 10,000 ft diatas pal !

Jawab :

DBP pada 10,000 ft = 30,000 lb – [10,000 – 1,000] x 1 % x 30,000 lb

1,000
= 30,000 lb – [ 9 % x 30,000 lb ]
= 30,000 lb – 2,700 lb
= 27,300 lb

❑ Untuk memperkecil adanya pengurangan tenaga/power (HP ataupun drawbar pull), maka pada
mesin dilengkapi dengan suatu alat yang berfungsi memasok kebutuhan udara untuk mesin-mesin
tersebut, alat tersebut disebut “turbocharger”

❑ Bila suatu mesin memakai perlengkapan “turbocharger”, maka koreksi terhadap “horse power”
maupun “drawbar pull” atau “rimpull” dilakukan apabila mesin dipergunakan pada suatu tempat
yang mempunyai ketinggian lebih dari 5,000 ft diatas pal (permukaan air laut).
❖Temperatur
Contoh Soal.
❑ Naiknya temperature udara, dapat menyebabkan efesiensi mesin menurun
(engine efficiency).

❑ Bila temperature udara naik maka kerapatan (density) udara akan turun,
hal ini menyebabkan mengecilnya jumlah oksigen yang berada pada setiap
volume udara, kerena jumlah oksigen mengecil, maka efesiensi mesin juga
menurun.

Koreksi HP terhadap Standar pressure dan Standar temperature.


1. Horse Power (HP) mesin berubah-ubah sesuai dengan keadaan temperature
udara dan tekanan udara setempat, artinya bila temperature dan tekanan
udara berubah, maka HP mesin juga berubah.

2. HP mesin yang standar yaitu didasarkan pada:


▪ Temperatur udara standar (600 F)
▪ Tekanan udara standar (29,92 in Hg (Barometric Pressure)
❖Temperatur
Contoh Soal.
❑ Jika mesin dipergunakan pada suatu daerah kerja yang mempunyai temperature
udara dan tekanan udara berbeda dari standar, maka HP mesin tersebut perlu
dilakukan koreksi.
Rumus HP koreksi

• "BHPc" = Corrected brake horse power (HP yang dikoreksi)


• "BHPo" = Observed brake horse power (HP yang dilihat atau yang
diukur)
• Po = Observed baromatic preasure in inchles of mercury (tekanan
yang diukur)
• Ps = Standard barometric preasure in inches of Hg (29,92)
• To = Observed absolute temperature = 0F + 4600 K
• Ts = Standard absolute temperature = 0F + 4600 K
05
Jalan Angkut,
Kemiringan dan
Jarak
(Haul Road, Grade
and Distance)
❖ Contoh Soal.

❑ Keadaan jalan, jarak, kemiringan jalan, dan daya dukungan jalan akan sangat
mempengaruhi kemampuan produksi alat berat, terutama kemampuan
produksi alat angkut.

❑ Sehingga sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan pekerjaan yang


menggunakan alat-alat berat, perlu diketahui keadaan tempat kerja, yang
berkaitan dengan topografi dan struktur geologi.
❖ Contoh Soal.
5.1. Jalan Angkut (Haul Road)
❑ Jalan angkut ini harus dilihat keberadaannya, apakah becek ataukah kuat, atau cukup
kasar permukaannya.

❑ Keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya rolling resistance (RR) yang
ditimbulkan akibat permukaan jalan angkut terhadap roda/ban peralatan Pemindahan
Tanah Mekanis.
5.2 Kemiringan
❖ Contoh Soal. (Grade)
❑ Grade adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau
kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat
angkut.
Contoh : 20% = 1 : 5 = 11,30
❑ Kemiringan atau “grade” jalan angkut merupakan faktor
penting dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan
tambang.

❑ Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan


langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dari
permukaan maupun dalam mengatasi tanjakan.

❑ Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen


(%). Dalam pengertiannya, kemiringan 1 % berarti jalan
tersebut naik atau turun 1 meter atau 1 ft untuk setiap jarak
mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft.
Pengaruh
❖ Contoh Soal. Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan
Kemiringan
Gradient
a
(%) Grade (0) (%) Grade (0)
(%) Grade (0 ) (%) Grade (0 )
30 1 : 3.3 16.70 45 1 : 2.2 24.20
0.5 1 : 200 0.270 15 1 : 6.7 8.50
31 1 : 3.2 17.2 46 1 : 2.2 24.7
1 1 : 100 0.6 16 1 : 6.25 9.1
32 1 : 3.1 17.7 47 1 : 2.1 25.2
2 1 : 50 1.2 17 1 : 5.9 9.7
33 1:3 18.2 48 1 : 2.1 25.6
3 1 : 33.3 1.7 18 1 : 5.6 10.2
34 1:3 18.8 49 1:2 26.1
4 1 : 25 2.3 19 1 : 5.3 10.8
35 1 : 2.9 19.30 50 1:2 26.60
5 1 : 20 2.90 20 1:5 11.30
36 1 : 2.8 19.8 55 1 : 1.8 28.8
6 1 : 16.7 3.4 21 1 : 4.8 11.9
37 1 : 2.7 20.2 60 1 : 1.7 31
7 1 : 14.3 4 22 1 : 4.6 12.4
38 1 : 2.6 20.6 65 1 : 1.5 33
8 1 : 12.5 4.6 23 1 : 4.3 12.9
39 1 : 2.5 21.2 70 1 : 1.4 35
9 1 : 11.1 5.2 24 1 : 4.2 13.3
40 1 : 2.5 21.80 75 1 : 1.3 36.80
10 1 : 10 5.70 25 1:4 140
41 1 : 2.4 22.2 80 1 : 1.25 38.7
11 1 : 9.1 6.3 26 1 : 3.8 14.6
42 1 : 2.4 22.8 85 1 : 1.2 40.3
12 1 : 8.3 6.8 27 1 : 3.7 15.1
43 1 : 2.3 23.2 90 1 : 1.1 42
13 1 : 7.7 7.4 28 1 : 3.6 15.6
44 1 : 2.3 23.8 95 1 : 1.1 43.5
14 1 : 73 8 29 1 : 3.4 16.2
100 1:1 450
5.3 Jarak
❖ Contoh Angkut (Distance)
Soal.

❑ Jarak angkut juga harus dipertimbangkan dalam menentukan kecepatan laju alat
angkut tersebut.

❑ Kecepatan laju alat angkut makin cepat, maka produksi (output) alat angkut juga
semakin besar.

❑ Dan ini bergantung pada gaya Tarik (Rimpull – RR) yang tersedia pada mesin.

❑ Sedangkan gaya tarik (RP) besarannya ditentukan oleh adanya tahanan glinding
(rolling resistance – RR) dan tahanan tanjakan (grade resistance – GR).

❑ Makin besar RP yang bisa tersedia pada mesin maka kecepatan laju alat angkut
juga makin cepat, sehingga produksi (output) alat angkut semakin besar.

❑ Kecepatan laju alat angkut disamping ditentukan oleh tersedianya gaya tarik (RP)
pada mesin, juga dibatasi oleh Panjang maupun pendeknya jarak jalan angkut.
06
Siklus Produksi
(Production cyle
component)
6.1.Contoh
❖ Pemuatan
Soal. (Loading)

❑ Merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat-loading


equipment (power shovel, backhoe, dragline) yang dimuatkan pada alat
angkut (hauling equipment).
❑ Ukuran dan tipe dari alat muat yang dipakai harus sesuai dengan kondisi
lapangan dan keadaan alat angkutnya.
❑ Yang berpengaruh terhadap produksi (output) alat muat (loading equipment)
yaitu:
1. Jenis/type dan kondisi alat muat (termaksud kapasitasnya)
2. Jenis/macam material yang akan dikerjakan
3. Kapasitas dari alat angkut (hauling equipment)
4. Pola muat
5. Skill dari operatornya.
6.2 Contoh
❖ Pengangkutan
Soal. (Hauling)
❑ Merupakan pekerjaan pengangkutan material. Produksi (output) dari pekerjaan pengankutan ini
dipengaruhi oleh:
1. Kondisi jalan angkut
2. Banyak/tidaknya tanjakan
3. Kemampuan pengemudi
4. DAN hal lain yang berpengaruh terhadap kecepatan dari alat angkut (hauling equipment)

6.3. Penimbunan (Dumping)


❑ Merupakan pekerjaan penimbunan material. Pekerjaan penimbunan dipengaruhi oleh kondisi
tempat penimbunan, muda atau tidaknya manuver alat angkut tersebut selama melakukan
penimbunan dipengaruhi oleh:
1. Cara melakukan penimbunan (side dump, rear dump atau bottom dump)
2. Kondisi dari material yang akan ditumpahkan (fragmentasi dan kelengketannya).

6.4. Kembali (Retrun)


❑ Merupakan pekerjaandari alat-alat angkut untuk kembali lagi ketempat pemuatan setelah
menumpahkan muatan pada dumping site (tempat penimbunan)
❑ Waktu untuk kembali (return time) juga dipengaruhi oleh hal-hal yang sama denagn waktu untuk
mengankut (huling time)
07
Macam Material
dan Perubahan
Volume
❑ Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah atau batuan, maka
harus diketahui tentang muda atau tidaknya material tersebut digali dan
ditangani.

❑ Penggolongan material berdassrkan atas kemudahannya digali, ada empat


macam, seperti di bawah ini:
1. “soft” atau “easy digging” : Tanah, Pasir
2. “Medium hard digging” : Clay
3. “Hard dinging” : Shale, compacted material
4. “Very hard digging” atau “rock” : Material yang memerlukan peledakan
sebelum dapat digali, misalnya andesit, batu gamping koral.

❑ Sifat-sifat fisik material yang perlu diketahui oleh operator:


1. “Weight” (berat) dalam hal ini adalah SG (Specific Gravity)
2. “Swell” (Pengembangan)
3. “Compactibility” (pemampatan)
7.1 Weight (berat) material

Dalam pemilihan alat berat, tidak dapat diestimasi sebelumnya (tentang


kapasitasnya) apabila belum diketahui “weight per unit” (unit berat) dari material
yang akan ditangani. Unit ini ada yang megistilahkan:
❑ SG
❑ “Tonage factor” (yaitu berat material setiap M3, misalnya 1 M3/1.5 Ton).
7.2. Swell (Pengembangan)

“Swell” adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari


tempatnya.
Di alam, material diadapati dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan
baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yang terisi udara di
antara butir-butirnya.
Apabila material digali dari tempat asalnya, maka akan terajdi pengembangan
volume (swell).
Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume itu dikenal dua
istilah, yaitu:
❑ Faktor pengembangan (Swell factor)
❑ Persen pengembangan (Percent swell)
7.2. Kekompakan (Compactability)
A. Densitas

Dalam hubungannya untuk menentukan “gross load” dari unit pengangkut


(hauling unit), maka sangat perlu diketahui berat material yang diangkut oleh
“hauling unit” tersebut.
“Pay load capacity” : yaitu kapasitas muat suatu alat, didasrkan pada
perhitungan kemampuan alat untuk dimuati (dalam ton). Ada juga yang
mengistilahkan dengan “pay yard capacity”, bila demikian satuannya
“ Heaped capacity” : yaitu kapasitas munjung/berlebihan suatu alat muat untuk
dimuati suatu muatan (satuan cu yd)
“Strucked capacity” : adalah kapasitas peres suatu alat untuk dimuati muatan.
7.2. Kekompakan (Compactability)
A. Shrinkage

❑ Adalah penyusutan suatu material setelah mengalami pegompakan.


Misal, apabila “volume in bank” adalah = 1 cu yd, kemudian setelah dilakukan
pemadatan mempunyai “compacted volume” = 0.8 cu yd, maka % “shrinkage’’-
nya adalah

❑ Sehingga dirumuskan:

❑ Dengan % “shrinkage” dapat diketahui berupa volume material sesungguhnya


setelah material tersebut di kompakkan.
7.2. Kekompakan (Compactability)
A. Shrinkage

❑ Rumus untuk mencari “shrinkage factor” adalah sebagai berikut:

❑ Jadi pada kegiatan pemadatan (penyusutan – shrinkage) suatu material ada 2 rumus
Jangan berhenti ketika Lelah !
Namun……
Berhentilah ketika selesai !
—SEMANGAT YA
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai