Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS

KAPASITAS KERJA ALSINTAN


TENAGA DAN EFISIENSI MOTOR BAKAR

Ada beberapa istilah Tenaga Kuda (Horse


Power) sehubungan dengan tenaga motor
dan pemakaiannya :
 iHP (Indicated Horse Power)

 bHP (Brake Horse Power)

 beltHP (Belt Horse Power)

 dbHP (Draw Bar Horse Power)

 fHP (Friction Horse Power)


Dari jenis-jenis tenaga diatas yang dapat
ditentukan secara formula (rumus) adalah iHP.
 Untuk Motor 4 tak : Untuk Motor 2 tak :
PLANn PLANn
iHP  iHP 
2 33000 33000
Dalam prakteknya, besar bHP sama dengan
beltHP, dengan demikian maka:
iHP = bHP + fHP
Dimana :
P = Tekanan efektif rata-rata (lb/in2)
L = Panjang langkah (ft)
A = Luas penampang melintang silinder (in2)
N = Putaran Motor per menit (rpm)
n = jumlah silinder
Efisiensi Motor Bakar
a. Efisiensi Termis
Tidak semua hasil pembakaran berubah menjadi
tenaga terpakai dan tidak semua tenaga yang
ditimbulkan oleh pembakaran (iHP) dapat
dipergunakan untuk tujuan pekerjaan selanjutnya

bHP
Et  100%
Nilaipanasbahanbakar

Nilai panas bensin, minyak tanah dan solar


= 20.000 BTU/lb. 1 BTU = 778 ft.lb, dengan demikian 1 HP
= 33000 ft.lb/mnt/778 = 42,42 BTU/menit. Efisiensi termis
motor bakar internal berkisar 15 – 35 %.
b. Efisiensi Mekanis Motor bakar
Perbandingan antara tenaga yang dapat
dipergunakan untuk tujuan pekerjaan (bHP)
dan tenaga yang timbul dalam ruang
pembakaran (iHP) dalam persen disebut efisiensi
mekanis

bHP
Em  100%
iHP

Efisiensi mekanis motor bakar internal


berkisar 75 – 90%
1. Perhitungan kebutuhan daya dalam
penggunaan alsin pengolahan tanah

Dalam memperhitungkan besarnya daya yang


harus tersedia pada traktor harus
diperhitungkan
>besarnya daya untuk menarik atau
menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah
(HP1)
>besarnya daya untuk menggerakkan
traktornya sendiri (HP2), yang berupa daya
untuk mengatasi gaya tahanan guling (rolling
resistance).
Untuk memperhitungkan besarnya ukuran daya
traktor dipergunakan rumus-rumus sebagai
berikut:
1. Daya yang diperlukan untuk menarik atau
menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah
a. Untuk bajak singkal, bajak piringan, bajak
pahat dan bajak tanah dalam
b. Untuk bajak putar

c. Untuk garu

d. Untuk garu
Dimana:
HP1 = daya untuk menarik/menggerakkan alat
dan mesin pengolah tanah, (HP)
dsp = draft spesifik pembajakan, (kg/cm2)
tsp = torsi spesifik pembajakan, (kg m/cm2)
dg = draft penggaruan, (kg/m)
l = lebar pembajakan (cm)
d = kedalaman pemotongan tanah, (cm)
lg = lebar penggaruan, (m)
rpm = jumlah putaran pisau rotari per menit,
(…/menit)
V = kecepatan pengolahan tanah, (m/dt)
dc = draft cultivator per masa cultivator,
(kg/bh)
n = jumlah mata cultivator, (bh)
ŋ1 = efisiensi penerusan daya ke alat dan
mesin pengolah tanah, (%)
2. Daya untuk menggerakkan traktornya sendiri

Dimana:
HP2 = daya untuk menggerakkan traktor, (HP)
W = berat traktor, (kg)
V = kecepatan kerja, (m/det)
ktg = koefisien tanahan guling
ŋ2 = efiesiensi peneruusan daya ke roda
penggerak traktor, (%)
3. Dengan memperhitungkan adanya toleransi
(tlr) guna mengatasi kelerengan lahan serta
keadaan lain yang tak terduga dalam operasi
lapang, besarnya ukuran daya traktor dapat
dihitung dengan rumus dibawah ini:
Dimana:
HP = besar ukuran daya traktor, (HP)
HP1 = daya untuk menarik/menggerakkan alat
dan mesin pengolah tanah, (HP)
HP2 = daya untuk menggerakkan traktor, (HP)
tlr = toleransi penggunaan daya, (%)

Besarnya (tlr) dapat diambil sekitar (25 – 30)%


dari kebutuhan daya teoritis.
2. Kapasitas kerja pengolahan tanah
Kapasitas kerja pengolahan tanah adalah berapa hektar
kemampuan suatu alat dalam mengolah tanah per satuan
waktu.
Satuannya adalah hektar per jam atau jam per hektar atau
hektar per jam per HP traktor
Kapasitas kerja pengolahan tanah dipengaruhi:
a. Ukuran dan bentuk petakan
b. Topografi wilayah:datar,bergelombang atau berbukit
c. Keadaan traktor : lama dan baru
d. Keadaan vegetasi (tumbuhan yang ada) dipermukaan
tanah : alang-alang atau semak belukar
e. Keadaan tanah : kering, basah, atau lembap, liat atau
berlempung, atau keras
f. Tingkat keterampilan operator : sudah berpengalaman,
terampil atau belum berpengalaman
g. Pola pengolahan tanah : pola spiral, pola tepi, pola tengah,
dan pola alfa.
Tabel 1. Kapasitas kerja pengolahan tanah
Tenaga/tenaga Kapasitas Keadaan tanah dan
Penarik Hp Jenis Alat Kerja jumlah pembajakan

(Ha/musim)
1.Manusia (Pria) 0,054 Cangkul 0,5 - sawah, 2 x cangkul
2.Sepasang 1,072 Bajak 2-3 - sawah, 2 x bajak
ternak singkal 1,5-2,5 - tanah kering, 2 x
bajak
(kerbau/sapi)

(ha/jam.Hp)
3.Traktor 5-9 Bajak singkal 0,0055 - sawah, 2 x bajak
tangan 2 roda Bajak rotary 0,0070 - sawah, 2 x bajak
Bajak singkal 0,0040
Bajak rotari - tanah kering, 2 x
0,0060 - tanah kering, 2 x

4. Traktor mini 12-25 Bajak 0,0090 - sawah, 1 x bajak


4 roda rotary 0,0086 - tanah kering, 1 x
Misalnya terdapat suatu unit traktor tangan
dengan tenaga mesinnya 8 HP dan bajaknya
adalah bajak rotary. Jika traktor ini mengolah
tanah sawah sebanyak 2 kali bajak sampai siap
tanam, maka kapasitas kerja (Ha/jam) adalah :
8 Hp x 0,007 Ha/jam Hp = 0,056 Ha/jam
= 17, 4 jam/ha
KAPASITAS LAPANG SUATU ALAT
MESIN
 KAPASITAS LAPANG TEORITIS
Kemampuan kerja suatu alat di dalam sebidang tanah
jika berjalan maju sepenuhnya, waktunya 100% dan
alat tersebut bekerja dalam lebar maksimum.
KLT= 0,36 (W.P)
 KAPASITAS LAPANG EFEKTIF

kapasitas lapang efektif yaitu rata-rata kerja dari alat


di lapangan untuk menyelesaikan suatu bidang tanah
dengan luas lahan yang diolah dengan waktu kerja
total.
KLE = TL
EFISIENSI PENGOLAHAN TANAH
Efisiensi suatu traktor tergantung dari
kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang
efektif. Karena efisiensi merupakan
perbandingan antara kapasitas lapang efektif
dengan kapasitas lapang teoritis yang
dinyatakan dalam bentuk (%).
Persamaan yang digunakan untuk
mengetahui efisiensi pengolahan tanah adalah
sebagai berikut :

Efisiensi = KLE X 100%


KLT
ISTILAH-ISTILAH
YANG BERKAITAN DENGAN KINERJA LAPANG

ALAT MESIN PERTANIAN


Kapasitas lapang teoritis sebuah alat  kecepatan penggarapan lahan
memanfaatkan 100% waktunya pada kecepatan maju teoritisnya
memenuhi 100% lebar kerja teoritisnya

Waktu per hektar teoritis  waktu yang dibutuhkan kapasitas


lapang teoritis tersebut

Waktu kerja efektif  sepanjang mana mesin secara aktual


melakukan fungsi/kerjanya

Kapasitas lapang efektif  rerata kecepatan penggarapan yang


aktual menggunakan suatu mesin didasarkan waktu lapang

Efisiensi lapang  perbandingan kapasitas lapang efektif dengan


kapasitas lapang teoritis

Efisiensi kinerja  ukuran efektifitas fungsional suatu mesin


KAPASITAS LAPANG EFEKTIF Merupakan fungsi
dari, lebar kerja teoritis mesin, prosentase lebar teoritis
yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan, dan
besarnya kehilangan waktu lapang
>Besarnya tumpang tindih yang diperlukan
merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah, dan
keterampilan operator
Kecepatan maju terbesar yang diijinkan berkaitan
dengan faktor-faktor semacam sifat pengerjaan,
kondisi lapang,dan daya yang tersedia
>Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk
perbaikan kecil di lapang dan waktu pelumasan yang
dibutuhkan di luar perawatan harian
>Waktu lapang total = waktu kerja efektif + waktu
hilang
Kapasitas lapang efektif suatu
mesin dapat dinyatakan sebagai
berikut

C = kapasitas lapang efektif dalam


hektar/jam
S = kecepatan jalan, dalam km/jam
W = lebar teoritis alat, dalam meter
Ef = efisiensi lapang, dalam persen
WAKTU HILANG
 Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit
dinilai dalam hubungannya dengan kapasitas
lapang.
 Waktu lapang bisa hilang akibat penyetelan /
pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan,
penggumpalan, belok di ujung, penambahan benih
atau pupuk, pengosongan hasil panenan, menunggu
alat pengangkut, dan sebagainya.
 Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif
dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup
waktu pemasangan atau perawatan harian alat,
ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat.
 Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk
perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk
pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan
harian, di samping hal-hal lain seperti diuraikan di
depan.
 Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah
waktu kerja efektif ditambah waktu hilang.
WAKTU HILANG UNTUK BELOK
 Belok diujung atau disudut lapang
menghasilkan waktu yang seringkali sangat
berarti, terutama pada lapang-lapang pendek.
 Waktu yang diperlukan untuk belok pada
pengerjaan bolak balik dipengaruhi oleh
ketakteraturan bentuk lapang,
besarnya ruang belok di head-land,
kekasaran daerah belok, dan
lebar alat
 Perjalanan tak kerja melintasi ujung-
ujung suatu lapang menghasilkan
kehilangan lainnya
 Jika w adalah lebar total masing-masing
tanah(yaitu lebar luasan yang digarap
sebagai sebuah satuan), rerata jarak
teoritis melintas tiap ujung ialah lebih
kecil dari w. Jika panjang lapang ialah L,
rerata perjalanan total per putaran
adalah 2L+w, dan prosentase jarak
perjalanan tak kerja adalah
 Dalam prakteknya, perjalanan
maksimum melintasi ujung suatu
lapang akan sedikit lebih besar
dibanding w, dan perjalanan
minimum bila dipersempit akan
dibatasi oleh jejari belok mesin
atau traktor.
 Karena itu dalam menghitung I
sebaiknya diambil nilai w yang
sedikit lebih besar dibanding lebar
lapang
WAKTU HILANG YANG SEBANDING DENGAN LUAS
 Karena istirahat dan penyetelan atau
pemeriksaan alat
 Sebanding waktu kerja efektif jika
kecepatan kerja atau lebar alat ditambah
 Kehilangan lain oleh halangan,
penambahan pupuk atau benih cenderung
sebanding luas
 Waktu untuk belok cenderung konstan jika
kecepatan kerja dinaikkan
 Waktu hilang yang disebabkan
pengosongan hasil panen sebanding
dengan jumlah hasil
MENGHITUNG WAKTU HILANG DAN EFISIENSI LAPANG
Aktivitas Menit per hektar

Belok di ujung larik 6.4


Mengosongkan keranjang 11.4
Membersihkan mesin 5.7
Perjalanan tak kerja 2.7
Perjalanan dari dan ke gandengan 8.9
Mengumpulkan keranjang 5.2
Waktu berhenti lain 1.7
Pemetikan aktual 89.0
Jumlah waktu per hektar 131.0
 Darihasil tersebut, efisiensi
lapangnya ialah

68%
 Hasil-hasil;
kajian lapang oleh berbagai
penyelidik telah dianalisa dan dirangkum,
menghasilkan harga-harga efisiensi lapang
yang khas, sebagai berikut:

Kebanyakan pengerjaan pengolahan 75-90%


tanah(pembajakan, penyiangan, dsb)
Pengiciran atau pemupukan tanaman larik atau 60-80%
bijian
Pengiciran, pemupukan tanaman larik atau bijian 45-65%
Pemanenan padu 65-80%
Petik jagung 55-70%
Petik kapas (mesin tipe gelendong) 60-75%
Potong rumput 75-85%
Keruk rumput 75-90%
Panen rumput atau bijian dengan 65-80%
windrower swa gerak di lapang yang ada
saluran irigasi
Panen rumput atau bijian dengan 75-85%
windrowerdi lapang tanpa saluran
Gulung jerami (gulungan diletakkan di 65-80%
tanah
Gulung jerami (dengan kereta pemuat 55-70%
digandeng di belakang)
Pencacah / perajang lapang 50-75%
Penyemprotan 55-65%
MEMPERBAIKI EFISIENSI LAPANG
KAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH DIPENGARUHI:
1. UKURAN DAN BENTUK PETAKAN
2. TOPOGRAFI WILAYAH:DATAR,BERGELOMBANG ATAU
BERBUKIT
3. KEADAAN TRAKTOR : LAMA DAN BARU
4. KEADAAN VEGETASI (TUMBUHAN YANG ADA)
DIPERMUKAAN TANAH : ALANG-ALANG ATAU SEMAK
BELUKAR
5. KEADAAN TANAH : KERING, BASAH, ATAU LEMBAP, LIAT
ATAU BERLEMPUNG, ATAU KERAS
6. TINGKAT KETERAMPILAN OPERATOR : SUDAH
BERPENGALAMAN, TERAMPIL ATAU BELUM
BERPENGALAMAN
7. POLA PENGOLAHAN TANAH : POLA SPIRAL, POLA TEPI,
POLA TENGAH, DAN POLA ALFA.
“Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga”
(HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai