Oleh
REZA PAHLEVI
NIM. 18.03.01.069
1
TEKNIK PEMANCANGAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis jacq) DI PT. ATJEH RAYA CORPINDO
(ARCO) KEBUN ALUE BULOH KECAMATAN BIREM
BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR
Oleh
REZA PAHLEVI
NIM. 18.03.01.069
2
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
Mengetahui:
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
segala puji beserta syukur atas kehadirat allah swt yang mana atas rahmat
praktek kerja lapangan (PKL) yang berjudul Teknik Pemancangan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis jacq) di PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO) Kebun Alue Buloh,
Kabupaten Aceh Timur. yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2021 sampai
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan mata kuliah pada jenjang Sarjana pada Fakultas Pertanian
kasih kepada:
1. Ibu Ir. Cut Mulyani, M.P sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Samudra.
Samudra.
3. Ibu Ir. Hanisah, M.P sebagai Wakil Dekan II Fakultas Pertanian Universitas
Samudra.
5. Ibu Ainul Mardiyah S.P., M.P selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
i
Bapak Dedi Safuan S.E Manager PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO)
Lapangan (PKL).
8. Ayahanda Abdrul Hamid Dan Ibunda Jamaiah Yang Tercinta Atas Kasih
kesempurnaan tulisan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis,
(Reza Pahlevi)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii
PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................1
Tujuan Praktek Kerja Lapangan................................................................2
Manfaat Praktek Kerja Lapangan..............................................................3
Metode Praktek Kerja Lapangan...............................................................4
Tempat dan Waktu Praktek Kerja Lapangan.............................................5
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................6
Klasifikasi Tanaman Klapa Sawit ...........................................................6
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit ............................................................6
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit ...................................................8
Pemancangan Kelapa Sawit ......................................................................10
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL ................................................................14
Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................................14
Visi dan Misi Perusahaan..........................................................................15
Struktur Organisasi Manajemen................................................................15
Letak dan Luas Lahan HGU......................................................................17
Topografi ..................................................................................................18
Sarana dan Prasarana Perusahaaan............................................................21
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN .....................................27
Kegiatan di Lapangan (Tanaman Kelapa Sawit dan Karet) .....................28
Sprying penyemprotan area kelapa sawit TM 1993..................................28
penyisipan kelapa sawit area TBM 2019...................................................29
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit di area TBM 2018......................30
Stimulan Bawah Dan Stimulant Atas Pada Tanaman Karet......................31
iii
Sistem Penyadapan Pada Tanaman Karet..................................................33
Kegiatan kantor..........................................................................................34
PEMBAHASAN ..................................................................................................35
PENUTUP ...........................................................................................................45
Kesimpulan ...............................................................................................45
Saran..........................................................................................................46
LAMPIRAN ........................................................................................................48
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan tanaman asli Indonesia.
Indonesia, sejarah kelapa sawit berawal dari empat biji kelapa sawit yang
dua benih lainnya berasal dari Hortus Botanicus, Amsterdam. Belanda, pada
tahun 1848. Kelapa sawit biasanya terdapat di daerah tropis seperti Amerika
latin, Asia Tenggara dan Afrika. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) yang
berasal dari bagian barat laut Afrika terdapat di daerah Guinea Bissau dan di
kelapa sawit dari lapisan luar sebagai berikut : 1) Kulit buah yang licin dan
keras (epicarp). 2) Daging buah (mesocarp) terdiri atas susunan serabut (fibre)
biji akan berkembang ke dua arah : 1) Arah tegak lurus ke atas (fototrophy),
disebut plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun kelapa sawit.
1
Faktor yang mempengaruhi produksi dan pertumbuhan tanaman kelapa
sawit antara lain adalah bahan tanam (bibit kelapa sawit), kondisi iklim, cahaya
tanaman).
cahaya matahari serta mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur,
maka pengaturan arah barisan tanam Kelapa Sawit sangat penting agar
pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan.
Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan,
parit, teras / tapak kuda dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah. Bahan
dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan berupa kompas, kayu
pancang (pancang induk dan anak pancang), bendera, parang, meteran, tali
rami/sling besi untuk jarak tanam antar pokok dalam barisan utara-selatan 9,20 m
(1 buah) serta jarak tanam antarbaris timur-barat 7,96 m (2 buah). Pada areal
setelah seluruh pokok tanaman lama (kelapa sawit / karet / kakao) sudah
2
Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan membahas tentang Teknik
Pemancangan Pada Tanaman Kelapa Sawit Di PT. Ateh Raya Corpindo (ARCO)
Tujuan Umum
sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, teras / tapak kuda dan
Tujuan Khusus
pelaksanaan teknik pemancangan pada tanaman kelapa sawit di PT. Atjeh Raya
Timur.
lapangan (PKL):
3
a. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian mahasiswa
sawit.
c. Universitas Samudra akan dikenal oleh PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO)
Atjeh Raya Corpindo (ARCO) Alue Buloh Kecamatan Bireun Bayen Aceh
Timur
pendekatan, yaitu:
4
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
pihak terkait yang ada di lapangan serta orang - orang yang terlibat
3. Studi Pustaka
seperti buku, jurnal, dan berbsgai literature lain yang berkaitan dengan
4. Dokumentasi
5
TINJAUN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Ordo : Cocoideae
Famili : Palmae
Genus : Elaeis
a. Akar
famili Araceae ini memiliki akar serabut, radikula pada bibit tumbuh memanjang
kebawah selama enam bulan hingga mencapai 15 cm dan menjadi akar primer.
Akar ini akan terus berkembang, akar serabut primer yang tumbuh secara vertikal
dan horizontal di dalam tanah, akar ini akan bercabang menjadi akar sekunder.
6
Selanjutnya akar sekunder berkembang dan bercabang kembali menjadi akar
tersier, begitu seterusnya. Akar serabut kelapa sawit tumbuh diseluruh pangkal
batang hingga 50 cm di atas permukaan tanah, akar ini terdiri dari akar primer,
sekunder, tersier hingga quarter yang biasa disebut feeder roots (Sunarko, 2009).
b. Batang
tahun, setelah umur 12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas
sehingga mirip dengan tanaman kelapa, pada pertumbuhan awal setelah fase muda
c. Daun
daun terbentuk dua baris duri tajam yang sangat keras dikedua sisinya. Anak-anak
daun (folige leaflet) tersusun berbaris dua sampai keujung daun. Daun dibentuk
titik tumbuh, setiap bulan biasanya akan tumbuh dua helai daun pertumbuhan
awal dan daunberikutnya akan membentuk sudut 135˚, anak daun pada daun
normal berjumlah 80 - 120 lembar setiap tahun tanaman kelapa sawit dapat
d. Bunga
memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar
dan mekar. Tanaman kelapa sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat
7
female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam
produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan (Satya wibawa, 2008).
e. Buah
tandan yang muncul dari tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai
kematangan buah setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas
(FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan
daging buah yang tipis sehingga kadar minyak dalam perikarp hanya mencapai
1. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik
kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara
sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 - 5,5.
Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan
memiliki lapisan solum cukup dalam 80 cm tanpa lapisan padas, kemiringan lahan
pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 150 (Subiantoro, 2009).
2. Iklim
tandan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika
8
basah di sekitar lintang Utara (U) - Selatan (S) 12 derajat pada ketinggian 0 - 500
m dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah curah
hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara dan angin (Setyamidjaja, 2006.)
3. curah hujan
tahun. Namun curah hujan optimal yang palong cocok untuk kelapa sawit adalah
2.000 – 3.000 mm / tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari /
tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang
generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit. Tanaman
kelapa sawit memerlukan suhu optimal 24 - 28oC. Ketinggian tempat yang ideal
untuk kelapa sawit antara 1 – 500 m dpl (diatas permukaan laut). Kelembaban
optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90% (Adi, 2011).
terendah 180 C dan tertinggi 32º C serta kelembaban rata-rata 32º C. Kelembaban
optimum yang ideal sekitar 80 - 90%. Kelembaban optimum yang ideal untuk
5.Angin
doyong atau miring. Tanaman kelapa sawit memerlukan curah hujan 1.500
9
sampai 4.000 mm. Temperatur optimal adalah 24 - 280C. Ketinggian yang ideal
untuk tanaman kelapa sawit antara 1 - 500 m diatas permukaan laut (Sunarko,
2007).
akan ditanam bibit kelapa sawit. Letak pancang (ajir) harus tepat, sehingga
terbentuk barisan pancang yang lurus dilihat dari segala arah dan kelak setiap
individu tanaman pun akan lurus teratur serta memperoleh tempat tumbuh yang
sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai peluang untuk
tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda (Hartanto, 2011).
pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan.
Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan,
parit, teras / tapak kuda, dan penanaman kacang - kacangan penutup tanah. Bahan
dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan berupa kompas, kayu
pancang (pancang induk dan anak pancang), bendera, parang, meteran, tali rami /
sling besi untuk jarak tanam antar pohon dalam barisan utara - selatan 9,20 m (1
buah), serta jarak tanam antarbaris timur-barat 7,96 m (2 buah). Pada areal
10
lama (kelapa sawit / karet / kakao) sudah ditumbangkan, dicincang dan dirumpuk
pancang sebagai titik tanam, dimana bibit kelapa sawit akan ditanam. Sistem jarak
tanaman yang digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi dengan jarak 9 m x 9
m x 9 m. Dengan sistem segitiga sama sisi ini, jarak Utara - Selatan tanaman
adalah 7,82 m dan jarak antara setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kerapatan)
tanaman per hektar adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga
menggunakan jarak tanam 9,5 m x 9,5 m x 9,5 m dengan jarak tegak lurusnya (U -
S) 8,2 m dan populasi 128 pohon per hektar. Untuk mencapai ketepatan
(BPM, 2010).
Pertama kali yang harus diperhatikan adalah amati kondisi lahan yang
akan dipancang (bentuk dan batas lahan, jalan utama kebun, alur sungai
Bila tidak ada jalan utama dalam kebun, buat pancang kepala arah utara -
selatan dengan jarak sesuai yang ditentukan (mulai dari tengah lahan)
Buat pancang anakan arah timur - barat dengan jarak sesuai yang
kepala
11
Titik pertemuan garis, merupakan titik lubang tanam
Bila ditengah kebun ada jalan utama, maka agar terlihat estetikanya oleh
Dari tepi kanan kiri jalan utama dari bagian tengah kebun tancapkan
pancang kepala berjarak sekitar ½ dari jarak tanam yang ditentukan (yang
jalan utama).
Tarik garis utara - selatan (searah jalan utama), pancang kepala sesuai
Disetiap titik pancang kepala, taris garis ke arah timur - barat, kemudian
b. Lahan bergelombang
sisi pancang (indukan, kepala dan anakan). Karena lahannya miring, maka
jarak tanam merupakan rerata air (waterpass). Meskipun sulit, pola tanam
Tancapkan pancang indukan ditempat paling tinggi dan dapat dilihat dari
12
Tarik dari pancang indukan lurus ke arah bawah kemudian tancapkan
pancang.
Jarak antar pancang kepala sesuai dengan jarak tanam yang ditentukan,
tetapi jaraknya tetap menggunakan rerata air (waterpass) dan bukan jarak
Bila jarak tanam tidak terlalu panjang dapat menggunakan segitiga sama
sisi yang terbuat dari bilah bambu. Panjang sisi sesuai dengan jarak tanam.
Terus salah satu sudut segitiga tepat pada pancang indukan, kemudian
13
TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1952. PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO) yang terletak di Kecamatan Birem
Direktur PTP di Jakarta dan Bapak T Hamid Azwar Yang juga sebagai
melaporkan keuangan PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO) pada Bapak Drs.
T.M. Razali dengan catatan seluruh hutang perusahaan diambil alih oleh Bapak
T.M. Razali Pada tahun 1985 Bapak T.M. Razali melunasi hutang perusahaan
sahamnya kepada Bapak T.M. Razali sehingga sampai saat ini Bapak T.M.
beralih tangan kepada Bapak T.M. Razali dan Pada tahun 2005 berubah
15
Gambar 1. Kantor PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO)
a. Visi
b. Misi
berikut:
a. Manager
16
mengadakan seleksi, pelatihan, pengembangan, serta pengendalian terhadap
b. Asisten
c. Mandor
d. Kerani
harian, serta membuat daftar kumpulan laporan kerja harian dan membuat
pengurus.
f. Mandor Panen
17
panen buah kelapa sawit ke TPH / Loding Mengawasi buah yang dimuat ke
truck untuk dikirim ke PKS dan memberi jumlah TBS yang dimuat untuk
g. Mandor Deres
yang hadir dan dicatat pada buku mandor dan mengkonsultasikan dengan
penyetoran hasil produksi getah lateks, lumps, dan scrabs sampai selesai ke
TPH / pabrik.
h. Mandor Harian
bahan dan ditanda tangani oleh Asisten atau Pimpnan, mengontrol dan
mengabsensi para pejerja setiap pagi hari sebelum mulai bekerja. Mandor
PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO) memiliki 2 pembagian luas Areal HGU
a. Areal HGU Tanaman Kelapa Sawit memiliki luas areal kebun 293,15 Ha
b. Areal NON HGU Tanaman Kelapa Sawit memiliki luas areal kebun 253,09
c. Areal HGU Tanaman Karet memiliki luas areal kebun 579,32 Ha dengan
18
d. Areal NON HGU Tanaman Karet memiliki luas areal kebun 5,69 Ha dengan
a. Topografi
adalah datar, tetapi juga terdapat areal yang curam Ketinggian areal
b. Iklim
atas permukaan laut. Suhu minimum di areal kebun berkisar + 22,8°C dan
Sumatra khususnya Aceh terjadi musim hujan (bulan basah) antara bulan
berkisar antara bulan Januari - Agustus. Tipe iklim di kebun PT. Atjeh Raya
c. Letak Geografis
dan 3° 07 LU, Batas - batas wilayah perkebunan PT. Atjeh Raya Corpindo
19
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kebun PTPN. I kebun Alue Buloh dan
c. Sebelah Timur berbatasan dengan hutan lindung dan desa Jambo Labo.
Keadaan Tanah
Untuk jenis tanah PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO) adalah podsolik
adalah tanaman kelapa sawit dan karet. Kegiatan yang dilakukan di lokasi
a. Persiapan lahan
b. Persiapan bedengan
c. Penanaman kecambah
d. Pengendalian gulma
e. Pemupukan
f. Pengendalian hama
g. Pengendalian penyakit
h. Seleksi bibit
20
2. Pemeliharaan TBM
a. Penanaman kacangan
b. Perawatan kacangan
d. Pengendalian gulma
e. Pengendalian hama
f. Pengendalian penyakit
3. Pemeliharaan TM
a. Penunasan
b. Pengendalian gulma
c. Pengendalian hama
d. Pengendalian penyakit
Keadaan SDM
Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang paling penting
sangat memadai. Jumlah karyawan di Kebun Alur Buloh PT. Atjeh Raya
21
Tabel 1. Jumlah Karyawan Kebun Alur Buloh PT. Atjeh Raya Corpindo
(ARCO).
No Uraian Jumlah Karyawan
1 Pegawai Staff 6
2 Karyawan Kontrak 43
3 Karyawan SKU 10
4 Karyawan Harian Tetap 123
5 Karyawan Harian Lepas 64
6 Karyawan Honorer 5
Jumlah 251
(ARCO) maka perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
tersebut.
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang ada di PT. Atjeh Raya Corpindo
(ARCO).
3 Koperasi 1 Buah
22
10 Mesjid Pondok Arco 1 Buah
2. 1988 1 Buah
23
9. Latex) 1 Buah
Metrolak
(Dandang)
Sumber: Kantor Kebun Alur Buloh PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO).
2. Printer 5 Buah
8. Amplifayer 2 Buah
24
1. Meja Tulis (Meja Kerja) 9 Buah
25
7. Papan Tulis 1 Buah
Sumber: Kantor Kebun Alur Buloh PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO).
11. Kawasaki KLX 150 – S (Warna Hijau– Putih) Asst. Karet 1 Buah
12. Kawasaki KLX 150 – S (Warna Hijau – Putih) Plk. Manager 1 Buah
13. Kawasaki KLX 150 – S (Warna Hijau – Putih) Asst. K. Sawit 1 Buah
26
4. Mesin Gensed Dong Peng (Solar) 1 Buah
27
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
kelapa sawit dengan memperhatikan kondisi lahan area dan tanaman, sprying
sawit TBM 2018. Dan pada minggu kedua kegiatan yang dilkasnakan di
lapangan adalah pemupukan pada tanaman kelapa sawit di area TBM 2018,
28
Pada kegiatan selanjutnya berada di area tanaman karet yang dimana
semua kegiatan di pandu oleh mandor 1 karet, kegiatan yang dilakukan adalah
pengaplikasian stimulan atas, dan mengukur kadar lateks kering. Dan kegiatan
akhir pengumpulan data dari kantor sebagai sumber kelengkapan informasi dalam
Kelapa Sawit dibawah bimbingan oleh Bapak Asisten Kelapa Sawit bapak T.
Reza Fahlevi dan mandor 1 kelapa sawit bapak Edi Purwandy. Lalu 1 minggu
1 Bapak Iwan dan Taff Speksi Bapak Mariono. Pada minggu selanjutnya
29
menggunakan dosis 80 cc / 15liter dan untuk kondisi gulma yang tinggi dan
padat digunakan Rossi 100 sampai 110 cc / liter. Di mana dalam 1 Kip dapat
atau hari kerja penyemprot dengan ukuran 15 liter (kip). 15 kip x 15 gawang =
langkat ppks rata Berbukit jarak tanam yaitu 8,16 m x 9,45 m dan lobang
pemulihan tanaman sawit membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 1 tahun
dan sesuai anjuran dalam proses penanaman kelapa sawit. 2 minggu sebelum
konsolidasi 4 hari setelah tanam atau memperbaiki posisi yang kurang baik/
kurang tepat. Pada jumlah pelepah daun bibit tanaman kelapa sawit di lapangan
30
pemotongan pelepah tidak boleh sampai Kandas karena potongan pelepah
kurang lebih 30 persen dari total biaya produksi atau 40 – 60 persen dari biaya
menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya
Setiap unsur hara didalam pupuk NPK memiliki peran yang berbeda dalam
31
membantu pertumbuhan tanaman. Ketiganya merupakan unsur hara makro
primer karena paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Adapun dosis pupuk
dilakukan dengan sistem Circle atau sistem mengelilingi pokok untuk areal
lateks yang sudah umum digunakan untuk tujuan tersebut adalah etefon dengan
- phosphonic acid (ethepon). Bahan ini akan terurai menjadi etilen di dalam
32
tekanan turgor yang dapat mengakibatkan tertundanya penyumbatan ujung
adalah stimulant cair. Dimana stimulant cair terdiri dari 2 jenis yaitu groove
murni per tanaman / pokok yaitu 0,3 cc dengan kebutuhan air 1,7 cc.
lateks, karena mutu lateks dan ketahanan tanaman karet dalam berproduksi
ditentukan oleh pola dan cara penyadapannya. Penyadapan yang baik pada
suatu areal tanaman karet dapat diketahui dari mutu bidang sadap, dikatakan
33
dengan baik bila mana kriteria penyadapan dipenuhi oleh penyadap, seluruh
kriteria itu dapat diamati pada bidang sadap seperti konsumsi kulit, luka kayu
S2 = setengah spiral
S3 = sepertiga spiral
↓ = arah bawah
↑ = arah atas
d3 = sadapan atas
memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap adalah keliling lilit
34
batang pada ketinggian 100 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum
45 cm.
Kegiatan di Kantor
35
PEMBAHASAN
menempatkan tempat-tempat yang akan ditanam bibit kelapa sawit. Letak ajir
(pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus dilihat dari
segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus terurut serta
Sistem jarak tanam yang digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi
dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m. Dengan sistem segi tiga sama sisi ini, jarak
utara-selatan tanaman adalah 7,8 m dan jarak antar setiap tanaman adalah 9 m.
sawit dapat juga menggunakan jarak tanam 9,42 m x 9,42 m x 9,42 m dengan
jarak tegak lurus (U-S) 8,16m dan populasi 130 pohon per hektar. Untuk
Ada dua cara pemancangan ajir sebagai tempat titik tanam, yaitu
pertama pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 0 - 896)
jarak tanam berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak
36
sesuai jarak tanam. Kedua pada areal lahan bergelombang atau berbukit
9,42 m 9,42 m
8,16 m
Keterangan :
1 Ha = 10.000
b. Areal yang akan dipancang dibagi menjadi blok-blok dan diberi tanda
c. Tentukan jalur pancang kepala dengan sudut yang tepat (90) terhadap garis
pancang utama. Garis pancang kepala blok harus sejajar dengan jalan
produksi.
37
d. Beri tanda titik tanam sepanjang garis pancang kepala.
e. Tali ditarik dengan membentuk sudut 60° antara titik-titik pada garis
pancang kepala blok dengan titik-titik pada garis pancang kepala utama.
f. Sekali satu bagian areal telah dipancang, selanjutnya bagian ini dijadikan
Jalan produksi ini mengorbankan satu titik tanam setiap 2 baris tanam.
dianjurkan untuk menanam kelapa sawit pada areal berbukit yang sudut
areal berbukit tampaknya akan merupakan hal yang wajar diusahakan, sejalan
dengan praktik pengawetan lahan dan air dengan teknik pembuatan teras
38
penanaman secara langsung di daerah berbukit akan menimbulkan
sehingga prestasi kerja akan meningkat dan biaya produksi dapat ditekan.
prestasi kerja pemanen akan meningkat dan biaya panen akan lebih murah dari
pada biaya panen di daerah berbukit yang tidak ada terasnya. Pada sistem teras
yang baik, biaya panen pada daerah berbukit tidak begitu banyak berbeda
dengan garis kemiringan lahan yang tercuram adalah pada jarak horisontal
yang tetap, yaitu 7,97 m. Jika jarak antar dua teras yang bersebelahan > 12 m
bergerak menjauhi garis kemiringan lahan yang tercuram maka dibuat teras
tambahan dengan jarak sekitar 7,3 m. Teras tambahan ini secara teoritis akan
terpotong jika kemiringan lahan meningkat dan akan bersatu kembali dengan
satu garis lurus dari salah satu titik tertinggi ke daerah yang terendah dengan
sudut kemiringan lahan yang tercuram. Sepanjang garis lurus ini dipasang
39
pancang dengan jarak 7,97 m. Jika sudut kemiringan lahan yang tercuram ini
pada arah utara selatan maka jarak pancang dibuat 9,2 m. Sementara bila
dalam barisan ini dipilih sedemikian rupa sehingga setiap 100 m horisontal
dengan pola tanam teras kontur, memakai metode sistem 'Violle." Teknis
areal tercuram. Kemudian, ditentukan satu garis lurus ke arah lembah dengan
jarak masing-masing titik 7,3 m. Setiap titik dibuat warna merah. biru, dan
kuning. Jarak antar teras minimum 7,3 m dan maksimum 8,9 m. Jika jarak
antar teras menyempit (< 7.3 m) atau melebar (> 8.9 m) maka pembuatan teras
terasan dengan terasan yang lain yaitu dengan membedakan warna pancang
yang berbeda dengan susunan merah, biru, kuning, dan seterusnya. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kesalahan operator alat berat berpindah dari satu
teras ke teras yang lain pada waktu pembuatan teras. Untuk bagian teras di
40
(stop bund) melintang dengan ukuran lebar 50 cm dan tinggi 30 cm untuk
Pembuatan teras kontur harus selalu dimulai dari teras yang paling atas,
kemudian dilanjutkan pada terasan di bawahnya. Letak garis kontur untuk teras
kontur harus timbang air (water pass). Teras kontur dibuat dengan permukaan
yang miring ke dinding teras dengan sudut miring 10 - 150 dan tepat pada
Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun. Setelah terbentuk,
sisi).
41
Alat dan bahan
Kompas
Pisau curter
Tali nilon
Parang (golok)
Tiang pancang
Meteran
Bendera (plastik)
Gambar 10. Kompas yang dimana berfungsi untuk menetukan arah mata angin
42
gambar 11. Pisau curter yang berfungsi untuk alat bantu saat pelaksanaan
pemancangan.
gambar 12. Tali nilon yang berfungsi untuk menetukan letak pancang.
gambar 13. Parang yang berfungsi untuk pengumpulan tiang pancang dari
43
gambar 14. Tiang pancang yang berfungsi untuk menentukan titik tanam
kelapa sawit.
gambar 15. Meteran yang berfungsi untuk mengukur antar titik pancang.
gambar 16. Bendera plastik yang berfungsi untuk mempermudah melihat titik
Cara Memancang
100 m. Contoh : jarak tanam 9,42 segitiga sama sisi (9 x 8,16 m).
Tentukan titik awal A berjarak 2,04 m (1/4 x 8,16 m) dan 2,35 m (1/4 x
9,42 m) dari pinggir areal dengan pancang kepala. Titik A sebagai awal
pancang hidup.
44
Tali I : direntangkan U-S secara dari titik A. Pada titik 9,42 m ditancapkan
Tali II : direntangkan arah Barat-Timur. Pada tiap jarak antara baris 8,16
mati.
Tali I digeser lagi pada posisi B 2 pada tanda pancangan hidup 9,42 m.
Pada saat menanamkan pancang harus selalu dilihat lurus kesemua jurusan
(mata lima).
Bila pemancangan pada areal 1 ha ini sudah selesai maka dapat dilanjutkan
45
PENUTUP
Kesimpulan
kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir
yang lurus dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan
Ada dua cara pemancangan ajir sebagai tempat titik tanam, yaitu pertama
pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 0 - 896) jarak
tanam berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak sesuai
jarak tanam. Kedua pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan
pola tanam teras kontur, memakai metode sistem 'Violle." Teknis pemancangan
dengan sistim Violle dilakukan dengan menentukan satu titik di areal tercuram.
Cara yang dilakukan untuk membedakan pancang teras antara satu terasan
dengan terasan yang lain yaitu dengan membedakan warna pancang yang
Pembuatan teras kontur harus selalu dimulai dari teras yang paling atas,
kemudian dilanjutkan pada terasan di bawahnya. Letak garis kontur untuk teras
46
Saran
guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah
pembuatan jalan, parit, teras / tapak kuda, dan penanaman kacang - kacangan
penutup tanah.
47
DAFTAR PUSTAKA
Adi S. 2011. Kaya dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press.
Buku Pintar Mandor BPM Edisi (2010). Produksi Tanaman Kelapa Sawit Sesuai
Kelas Kesesuaian Lahan. LPP Medan.
Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala, Sumatera Utara (ID).
Lubis, R.E., Widanarko, A. 2012. Buku pintar kelapa sawit. Agromedia. Jakarta.
Mukherjee, S. 2009. Health Effects of Palm Oil. Journal Human Echology 26 (3):
197-203.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). 2009. Budidaya Kelapa Sawit. Medan.
Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem
Kemitraan. Jakarta. Agromedia Pustaka.
Sunarko. 2014. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit.
Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.
48
LAMPIRAN
(Reza Pahlevi)
49
Peta Lokasi PT. Atjeh Raya Corpindo (ARCO)
50
Struktur Organisasi Perusahaan PT Atjeh Raya Corpindo
KARYAWAN KERANI
PERAWATAN
MANAGER
GAJI
TAFF KERANI
SPEKSI SATU
ASISTEN
SAWIT
KERANI
MANDO MANDOR LATEX MANDOR MANDOR KERANI
R PERAWAT KERANI
GUDANG PANEN PERAWATAN BUAH
DERES AN
51
Lampiran dokumentasi PKL.
Pengenalan area kelapa sawit TM 1993. Apel pagi bersama staf kantor PT.
ARCO.
52