Anda di halaman 1dari 31

KULIA

LAPORAN KULIAH PRAKTEK/MAGANG

LAPO
RAN
H

TEKNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis


Jacq) PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA
KAB. DHARMASRAYA

Oleh :
M. AFRIALDO MALIK
1910243011

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERKEBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
KAMPUS III UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
2021

i
LAPORAN KULIAH PRAKTEK/MAGANG

TEKNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq)


DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA
KAB. DHARMASRAYA

Oleh :
M. AFRIALDO MALIK
1910243011
Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Edwin, S.p

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERKEBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
KAMPUS III UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Dosen
Pembimbing Kuliah Praktek Magang dan Asisten Kebun serta Mandor dan
kepada semua pihak yang telah terlibat serta membimbing dalam menyelesaikan
pembuatan laporan ini sebagai tugas untuk melengkapi tugas magang di PT.
SUMBAR ANDALAS KENCANA DHARMASRAYA. Tanpa bantuannya
mungkin laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi, apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih.

Dharmasraya, Agustus 2021

MAM

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTARi...................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan Kegiatan.........................................................................2
C. Manfaat Kegiatan.......................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
A. Tanaman Kelapa Sawit.............................................................3
B. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit...................................6
C. Potensi Produk..........................................................................7
D. Kebutuhan Unsur Hara.............................................................7
E. Tekhnik Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit...........................7
BAB III. PELAKSANAAN............................................................................9
A. Organisasi Instansi/Perusahaan..................................................9
B. Alat dan Bahan ..........................................................................11
C. Pelaksanaan Pekerjaan...............................................................11
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................12
BAB V. PENUTUP........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16
LAMPIRAN....................................................................................................17
LOGBOOK KEGIATAN MAGANG..........................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1.Struktur Organisasi Karywan PT.SAK............................................9

iii
DAFTAR LAMPIRAN
Logbook Kegiatan Magang.............................................................................17

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman
andalan di Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup baik. Perkebunan
kelapa sawit pada awalnya di Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam.
Pada saat ini perkebunan kelapa sawit sudah berkembang ke berbagai daerah,
yaitu: Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa
Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan Papua (Reza, 2015).
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang berperan dalam pembangunan nasional karena
menghasilkan sumber devisa bagi negara. Bagian tanaman kelapa sawit yang
memiliki nilai ekonomis tinggi adalah buahnya yang tersusun dalam sebuah
tandan, biasa disebut dengan TBS (tandan buah segar). Buah sawit di bagian sabut
(daging buah atau mesocarp) menghasilkan minyak sawit kasar (Crude Palm Oil
atau CPO) sebanyak 20-24% (Fransisca, dkk, 2013).
Produktivitas tanaman kelapa sawit yang tinggi dapat dicapai dengan
pemeliharaan yang intensif. Salah satu faktor utama yang berpengaruh dalam
pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit adalah pemupukan. Pemupukan
merupakan pemberian unsur hara ke dalam tanah untuk menjaga keseimbangan
hara yang dibutuhkan tanaman dan mengganti hara yang hilang terbawa hasil
panen (S.Manahan dan Purwono, 2017).
Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
produktivitas tanaman. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi,
kurang lebih 30 persen dari total biaya produksi atau 40 – 60 persen dari biaya
pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat
menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya
mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun
manajerial. Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit tidak terlepas dari
faktor efisiensi. Peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan usaha menekan
biaya per satuan output serendah mungkin, tanpa mengurangi hasil maupun mutu
yang dicapai. Salah satu alternatif tindakan efisiensi biaya pemupukan yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan efektivitas pemupukan di lapang (Monica,dkk.
2016).
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah dengan kerja praktek lapangan. Praktek kerja
lapangan ini bertujuan menambah ketrampilan kerja mahasiswa. Selama ini
mahasiswa telah mendapat pendidikan di perguruan tinggi berupa teori dan
praktikum dengan intensitas yang terbatas. Pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam membentuk ketrampilan dan kecakapan seseorang untuk
memasuki dunia kerja.

1
Kegiatan kerja praktek lapangan adalah salah satu proses pembelajaran pada
bidang keahlian dari mahasiswa Jurusan Budidaya Perkebunan, Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Dengan mengetahui
secara langsung proses kinerja dan pelayanan yang terjadi dan menerapkan ilmu
yang telah kami terima di bangku perkuliahan merupakan hal yang penting untuk
pendidikan kami.

1.2 Tujuan Kegiatan


Adapun Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek / Magang yaitu:
1. Mampu memberikan pengalaman visual dan pengenalan tentang segala
sesuatu yang menyangkut kegiatan observasi, perencanaan, pelaksanaan,
dan sistem pengelolaan lingkungan dalam bidang pertanian.
2. Dapat membentuk pola pikir mahasiswa dalam melihat suatu masalah dan
memberikan solusinya.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan kerja praktek sebagai berikut:
1. Bagi PT. SAK Dharmasraya MA Timpeh yaitu mendapatkan bantuan
dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para kepala kerja yaitu
terkait kegiatan pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama penyakit,
serta pasca panen kelapa sawit.
2. Bagi peserta kerja praktek menerapkan ilmu yang telah dimiliki dan
mempelajari lebih dalam dari kegiatan terkait seperti terkait kegiatan
pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama penyakit, serta pasca panen
kelapa sawit.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) sebagai tanaman pendatang dari
Afrika Barat ternyata budidayanya di Indonesia telah berkembang sangat pesat
dan sampai saat ini masih merupakan penghasil utama devisa negara dari sektor
pertanian. Lahan-lahan yang secara agronomis sesuai dan diperuntukkan
penggunaan tanahnya bagi kelapa sawit telah memberikan dampak positif dalam
perkembangan daerah dan peningkatan taraf hidup masyarakat (S. Manahan dan
Purwono, 2017).
Tanaman kelapa sawit dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur hara
dan air yang cukup. Unsur hara yang mendapat perhatian dalam pemupukan
tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, dan B. Hara- hara tersebut diharapkan
tersedia cukup dalam tanah. Ketersediaan hara dalam tanah yang rendah dapat
berakibat tanaman mengalami gejala defisiensi hara (Pahan 2012). Pengolahan
tanah yang tidak baik dan penggunaan tanah yang intensif mengakibatkan unsur
hara di dalam tanah semakin lama semakin rendah. Perbaikan tersebut dapat
dilakukan dengan pemupukan. Poeloengan et al.(2003) menyatakan produktivitas
tanaman yang tinggi pada perkebunan kelapa sawit tidak terlepas dari peranan
pemupukan yang baik. Pupuk yang biasa digunakan untuk kelapa sawit adalah
urea (unsur N), rock phospate atau SP-36 (unsur P), MOP atau KCl (unsur K),
Dolomit atau Kieserit (unsur Mg), dan HGF-Borat (unsur B) (Monica,dkk. 2016).
Tidak tersedianya unsur hara makro dan mikro, dapat mengakibatkan
hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit.
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara tanaman makro dan mikro dapat
diperbaiki dengan penambahan unsur hara atau biasa disebut dengan pemupukan
pada tanahnya.
Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Klasifikasi Tanaman kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut;
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyt
Sub divisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Ordo : Arecales
Familia : Arecaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq (Andri,2015).
Kelapa sawit di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun, baik itu
pertambahan luas areal dan peningkatan produksi. Data pada tahun 2009
menunjukkan luas areal kebun kelapa sawit adalah 7.5 juta ha dan produksi CPO
18.6 juta ton. Pada tahun 2010 luas areal kebun meningkat menjadi 7.8 juta ha dan
produksi CPO 19.8 juta ton (S. Manahan dan Purwono, 2017).

3
 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit :
1. Akar Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit memiliki akar yang kuat mencengkram tanah karena
jumlahnya yang sangat banyak dan menyebar. Akar tanaman kelapa sawit terbagi
menjadi akar primer, sekunder, tersier dan kuartener. Akar primer merupakan akar
utama yang keluar dari batang. Akar ini memiliki diameter 6-10 mm, lalu akar
primer bercabang dan cabang inilah yang disebut akar sekunder (diameter:2-4
mm). Akar sekunder juga memiliki cabang lagi yang disebut akar tersier
(diameter: 0,7-1,2 mm) dan terakhir adalah akar kuartener yang merupakan
percabangan dari akar tersier (diameter: 0,1 - 0,3 mm) dengan panjang 1-4 mm,
akar kuartener berbeda dari jenis akar yang lain Karena akar ini tidak memiliki
lignin. Selain itu, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr.
Christope Jourdan, proses penyerapan atau absorbsi baik air maupun zat hara
terjadi 83,7 % di akar tersier dan kuartener dan kurang dari 10% terjadi di akar
primer dan sekunder.
2. Batang Tanaman Kelapa Sawit
Pada saat tanaman kelapa sawit masih muda, seluruh permukaan batannya
masih tertutup oleh pangkal pelepah. Pangkal pelepah ini akan lepas dengan
sendirinya ketika tanaman kelapa sawit berumur 11-15 tahun dan biasanya mulai
dari tengah batang. Batang tanaman kelapa sawit dapat tumbuh hingga 18 meter
tingginya. Tanaman kelapa sawit juga memiliki diameter batang hingga 75 cm.
3. Daun Tanaman Kelapa Sawit
Daun tanaman kelapa sawit lebih sering disebut sebagai pelepah. Pelepah
pada tanaman kelapa sawit itu sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu:
 Kumpulan anak daun (leaflets)
 Helaian daun (lamina)
 Tulang anak daun (midrib)
 Tempat anak daun (leaflet) melekat atau disebut rachis
 Tangkai daun (petiole) yang menghubungkan rachis dengan batang
 Selubung daun (sheath)
Anak daun tanaman kelapa sawit memiliki bentuk memanjang dengan satu
tulang daun. Serta, memiliki pembuluh yang sejajar mengikuti tulang daun seperti
pada tanaman monokotil umumnya.
Tanaman kelapa sawit memiliki luas daun yang berbeda –beda tergantung
dari beberapa faktor yaitu kesuburan tanah, kelembaban, tingkat stress air, bahkan
musim.

4
4. Bunga Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang
tergolong monoecious, artinya tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan
bunga betina dalam satu pohon, meskipun begitu, penyerbukannya adalah
penyerbukan silang dan harus ada agen pembantu yaitu serangga penyerbuk
kelapa sawit atau Elaeidobius camerunicus.
Bunga tanaman kelapa sawit merupakan bunga majemuk atau dikenal
dengan infloresen. Bunga ini tumbuh di ketiak pelepah, dan setelah masa
perkembangannya 2-3 bulan salah satu organ reproduktifnya akan berhenti
berkembang sehingga hanya satu jenis bunga yang dihasilkan entah itu jantan atau
betina. Tapi dalam beberapa kasus ada bunga jantan dan betina dalam satu
infloresen atau disebut hermafrodit. Pada bunga jantan tanaman kelapa sawit jika
sedang dalam masa anthesis atau saat sedang sempurna berbunga menghasilkan
serbuk sari berwarna kekuningan yang memiliki aroma seperti mint atau adas.
5. Buah Tanaman Kelapa Sawit
Buah Tanaman Kelapa sawit tersusun dari Eksokarp (kulit) yang merupakan
bagian terluar, lalu mesokarp atau serabut, kemudian endoskarp atau cangkang
yang melindungi inti kelapa sawit, lalau inti sawit atau yang biasa di sebut dengan
kernel. Buah tanaman kelapa sawit bisa dibilang mirip dengan buah kelapa,
buahnya tersusun di tandan. Dalam satu tandan buah, bisa terdapat dua ribu buah,
namun memiliki tingkat kematangan yang berbeda.
Buah tanaman kelapa sawit juga memiliki perbedaan warna di setiap jenis,
yaitu:
 Nigrescens
Ketika masih muda buah berwarna kehitaman lalu ketika sudah tua berubah
menjadi jingga kemerahan.
 Virescens
Warna hijau menunjukkan bahwa buah ini masih muda, sedangkan saat
sudah tua warnanya akan menjadi merah kekuningan.
 Albescens
Mulai dari warna kuning pucat saat muda lalu berubah menjadi kekuningan
dengan ujung kehitam-hitaman.
Menurut Yan Suhatman,dkk (2014) ada beberapa pengamatan yang
dilakukan terhadap tanaman sawit, yaitu :
1. Akar
Pengamatan pada akar dilakukan dengan cara kualitatif yaitu pengamatan
secara visual jumlah persentase akar yang rusak dengan rumus sebagai berikut:

5
Lrusak
Perakaran rusak = 100%
L total
Keterangan :
L rusak = luas penampang akar yang rusak.
L total = luas total keseluruhan penampang akar.
2. Batang
Pengamatan pada batang meliputi filotaksis (jumlah putaran pelepah) dalam 1
putaran ada 8 pelepah, tidak menutup kemungkinan dalam 1 putaran terdapat
filotaksis 5, 13 dan 21. Perhitungan filotaksis dilakukan secara manual yaitu
dengan cara menghitung secara langsung jumlah putaran pelepah pada tanaman
kelapa sawit. Pengamatan selajutnya ialah pengukuran diameter batang 50 dan
100 cm dari permukaan tanah. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung
langsung.
3. Daun
Pengamatan pada daun meliputi jumlah daun atau pelepah, dihitung mulai
dari daun yang telah membuka sempurna. Jumlah pelepah yang harus
dipertahankan pada tanaman kelapa sawit umur 5-8 tahun adalah 40-56 pelepah.
Perhitungan dengan cara manual yaitu mengamati dan menghitung secara
langsung jumlah pelepah pada contoh tanaman kelapa sawit.
4. Bunga
Pengamatan pada bunga meliputi perhitungan jumlah bunga, pengamatan
dilakukan dengan cara menghitung secara langsung bunga jantan dan bunga
betina yang terletak dalam 1 pohon. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang,
sedangkan bunga betina agak bulat.
5. Buah
Pengamatan pada buah meliputi perhitungan jumlah buah kelapa sawit,
pengamatan dilakukan dengan cara menghitung secara langsung buah yang
terletak dalam 1 pohon.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Syarat – syarat untuk tanaman kelapa sawit agar tumbuh dengan baik
(optimum) adalah jumlah curah hujan 2.000 – 2.500 mm/tahun, tidak memiliki
defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun, dan dengan temperatur 24°C -
28°C. Apabila curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun bukan berarti tidak baik,
karena kebutuhan efektif hanya 1.300 – 1.500 mm/tahun. Hal yang terpenting
adalah tidak terdapat deficit air 250 mm. Begitu juga dengan temperatur. Kelapa
sawit masih dapat tumbuh dengan baik pada temperatur terendah 18°C dan
temperatur tertinggi 32°C (Reza, 2015).

6
2.3 Potensi Produksi
Peningkatan produktifitas tanaman dapat dicapai dengan pemakaian bibit
unggul yang memiliki potensi produksi tinggi dan budidaya yang intensif untuk
mendapatkan produktifitas nyata yang optimal. Jumlah buah dan berat TBS
merupakan parameter utama yang digunakan untuk menentukan produktifitas
tanaman kelapa sawit (Reza, 2015).

2.4 Kebutuhan Unsur Hara.


N, P, dan K sebagai unsur – unsur hara makro yang primer. Berdasarkan
penyelidikan para ahli bahwa berbagai unsur yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman bagi pertumbuhan dan perkembanganya, antara unsur- unsur dari
bagianbagian abu tidaklah sebanding dengan ketersedian atau banyaknya unsur
yang turut serta dalam pembentukan tanah (Reza, 2015).

2.5 Teknik Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit.


1. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit.
Tanaman yang telah menghasilkan buah (masa TM) memerlukan pupuk.
Pupuk berguna bagi tanaman sebagai nutrisi untuk pembentukan buah,
pertumbuhan, dan perkembangan sawit. Berdasarkan asalnya, pupuk dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (pupuk pabrik).
Penggunaan kedua jenis pupuk ini harus diberikan secara seimbang. Berdasarkan
bentuknya, pupuk yang digunakan biasanya berbentuk butiran atau tablet (Reza,
2015).
2. Tekhnik Pemupukan Kelapa Sawit.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan pemupukan perlu dilakukan sebaik mungkin. Karena berkaitan
dengan biaya, material, dan tenaga yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan
dipergunakan untuk menentukan biaya (Budget) operasional (Tanaman),
menentukan waktu pengadaan material pupuk (Semester), Pengaturan di gudang,
penyedian tenaga kerja (bulanan/mingguan), dosis pupuk yang akan
diaplikasikan, waktu dan blok yang akan dipupuk. Jenis pupuk yang akan
digunakan ditetapkan oleh Kantor pusat. Kegiatan pemupukan diawali dengan
persiapan lapangan seperti piringan dan gawang pada blok-blok yang akan
dipupuk. Persiapan lapangan dilakukan untuk memastikan piringan sudah dalam
keadaan bersih dan gawangan pada blok tersebut layak untuk dilalui tenaga kerja
pemupuk (Reza, 2015).
b. Pengorganisasian.
Pengorganisasian (organizing) merupakan kegiatan yang menetapkanapa
yang diperlukan untuk dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang
mengerjakannya. Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu 17
struktur dengan bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka

7
dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu,
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut (Reza, 2015).
c. Menggerakkan (Actuating).
Menggerakkan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasran sesuai dengan
perancangan dan tujuan organisasi. Jadi actuating adalah menggerakan
orangorang agar mau berkerja dengan sendirinya atau penuh dengan kesadaran
secara bersama- sama untuk mencapai tujauuan yang dikehendai secara efektif.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership) (Reza, 2015).
d. Pengawasan (Controling)
Masing- masing manajemen berhubungan erat satu sama lainnya, dan
fungsinya yang paling utama adalah perencanaan, kemudian pengorganisasian,
menggerakkan dan terakhir adalah pengawasan. Pengawasaan (Controling)
merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan (Reza, 2015).

8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Organisasi Instansi / Perusahaan.

Gambar (a). Struktur Organisasi Karywan PT.SAK

9
Organisasi kerja yang ada di PT Sumbar Andalas Kencana (SAK) yaitu Estate
manager, Divisi manager, asisten, mandor dan petugas. adapun tugas atau
tanggung jawab masing-masing yaitu:
1. Estate Manager:
 menetapkan standar norma kerja dan kualitas kerja.
 Membuat persediaan vahan dan alat kerja setiap dibutuhkan.
 Merekrut tenaga kerja secukupnya sesuai kebutuhan.
 Mengawasi perencanaan dan pelaksanaan kerja setiap har.
 Memonitor kelancaran kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.

2. Divisi manager:
 Membuat rencana kerja setiap tahun dan setiap bulan.
 Mengatur distribusi alat dan bahan dari gudang induk ke gudang
afdeling setiap dibutuhkan.
 Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.
 Memonitor kelancaran kerja dan memecahkan masalah yang timbul
dilapangan.

3. Asisten:
 Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan setiap hari.
 Mengatur transportasi bahan dan pekerja ke lokasi setiap hari.
 Membina tenaga kerja dengan kompetensi yang memadai.
 Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.

4. Mandor atau Krani:


 Mengatur pembagian kerja anggota regu kerja di lapangan
 Menetapkan target kerja setiap pekerja setiap hari sesuai kondisi.
 Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat di
lapangan.
Regu kerja dibentuk sesuai kebutuhan, dimana disetiap regu terdiri dari 1
orang mandor dan 1 orang mandor dibantu serta oleh 10-15 orang pekerja.
Mandor bantu hanya diperlukan dalam aplikasi bahan (seperti pupuk atau
pertisida) jika pada satu afdeling terdapat lebih dari satu regu kerja.

B. Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam proses kerja magang ini adalah alat standar kerja di
PT. SAK MA Timpeh. Adapun alat yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman
menghasilkan kelapa sawit ini adalah alat penyemprotan (sprayer), sabit dan
parang sebagai alat turun lilitan, dan ember serta jondere sebagai alat dalam
proses kegiatan pemupukan. Dan adapun bahan yang digunakan dalam proses
pemeliharaan tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. SAK MA Timpeh
adalah pupu kimia, pestisida, dan air.

10
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Pada saat pemupukan tanaman diperlukan NPK 15/15/6/4 dengan dosis: 1,5
kg pada tanaman sawit. Mulai menaburkan pupuk adalah dengan membersihkan dahulu
piringan sawitnya. Piringan sawit ini adalah area bulatan yang terletak di sekeliling pohon
sawit. Membersihkan bulatan ini berguna untuk membersihkan hama dan gulma yang
akan menghambat proses pemupukan. Selain itu jika ada tanaman lain dan alang-alang
yang ada di sekitar tanaman sawit juga harus dibersihkan agar juga tak mengganggu
proses pemupukan yang berlangsung. Pupuk juga bisa disebarkan langsung di atas tanah,
dalam pelaksanaan pemupukan di PT.Sumbar Andalas Kencana harus mengacu
pada 6T , yaitu : tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan
tepat aplikasi, yg mana sistem ini berbeda dari seluruh jurnal yang ada di internet
maupun buku yang telah saya pelajari.

11
BAB IV PEMBAHASAN

Peningkatan produksi kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan


tanaman kelapa sawit yang baik, salah satunya adalah pemupukan. Pemupukan
merupakan kunci kesuburan tanaman karena berisi satu atau lebih unsur untuk
menggantikan atau menambah unsur yang telah diserap oleh tanaman kelapa
sawit. Dalam pelaksanaan pemupukan perlu dilaksanakan secara baik karena
pemupukan merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman yang paling banyak
mengeluarkan biaya dari pemeliharaan kelapa sawit lainnya. Kebutuhan unsur
hara bagi tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda.
Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk harus memperhitungkan
kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman
penutup tanah (cover crop), hara yang terikat dari udara, serta potensi fisik dan
kimia tanah. Potensi fisik dan kimia tanah Indonesia sangat bervariasi. Karena itu,
komposisi kebutuhan hara di setiap tempat berbeda-beda.
Pemupukan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman guna menunjang pertumbuhan untuk
mencapai produksi yang optimal, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka dalam pelaksanaan
pemupukan di PT. Sumbar Andalas Kencana harus mengacu pada 6T yaitu : tepat
jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan tepat aplikasi.

4.1 Konsep Enam Tepat


Pemupukan yang efektif dan efesien selalu mengacu pada konsep lima tepat
(6T) yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, tepat sasaran tepat
aplikasi. Untuk memperbaiki kondisi tanaman dan meningkatkan produksi
dilakukan penambahan bahan seperti limbah cair pabrik kelapa sawit, janjang
kosong dan decanter solid.
1. Jenis Pupuk
Dalam pemilihan jenis pupuk dipengaruhi oleh pertimbangan teknis dan
ekonomis. Pengetahuan teknis tentang sifat pupuk dan sifat tanah sangat
menentukan efisiensi pemupukan. Usaha yang dilakukan untuk mencapai
ketepatan jenis pupuk memiliki beberapa pertimbangan, antara lain umur
tanaman, gejala defisiensi hara, kondisi lahan dan harga pupuk.
Sifat pupuk yang penting diketahui adalah kandungan unsur hara utama
pupuk tersebut, kandungan unsur hara tambahan, reaksi kimia terhadap pengaruh
iklim. Selain itu, sifat fisik tanah juga dapat perlu diketahui. Secara teknis, strategi
menentukan jenis pupuk sebaiknya dilakukan dengan cara berikut :
 Memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan
unsur hara tambahan. Sebagai contoh, kombinasi urea-kieserit atau ZA-
dolomit akan lebih baik dari pada kombinasi urea-dolomit.

12
 Melilih jenis berdasarakan sifat kelarutannya. Pada fase tanaman muda,
penggunaan pupuk yang lambat larut (seperti ZA, RP dan dolomit) akan lebih
efektif dan efesien dari pada pupuk yanag cepat larut seperti urea, TSP, dan
kieserite. Pupuk yang cepat larut lebh cocok untuk tanaman dewasa.
 Penggunaan RP dan dolomit yang cukup banyakmengandung kalsium (Ca)
akan lebih tepat bila digunakan untuk tanah gambut yang bereaksi masam.
Dengan pemberian pupuk tersebut, kemasaman tanah dapat dikurangi.
Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman di PT. Sumbar Andalas
Kencana, Kab. Dharmasraya menggunakan pupuk majemuk Phonska di semua
umur tanaman dan semua keadaan tanah. Unsur hara yang terkandung dalam
pupuk majemuk phonska adalah N : 15%, P : 15%, dan K : 15%. Pupuk NPK
Phonska bersifat higroskopis yaitu akan mudah larut dalam air sehingga mudah
diserap tanaman.
2. Dosis Pupuk
Dosis pupuk ditentukan berdasarkan pertimbangan hasil analisis daun, umur
tanaman, kondisi tanaman, iklim serta efisiensi biaya. Penentuan dosis ditentukan
oleh managemant, pihak kebun hanya memastikan ketepatan dosis pada saat
aplikasi.
Dosis pada setiap blok atau divisi tanaman berbeda-beda. Rata-rata Pada
tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) dan tanaman belum menghasilkan
(TBM) pemupukan pupuk majemuk NPK diaplikasikan dengan dosis sebagai
berikut :
Umur tanaman NPK/Pokok/Tahun (Kg) Dolomit atau kieserite/
(Tahun) Pokok/ Tahun (Kg)
TM 3-5 3 1,5
TM 6-15 4 1,5
TM > 15 4 1,5

TBM 0 1 0,5
TBM 1 2 0,5
TBM 2 2,5 0,75
TBM 3 3 0,75

3. Cara Pemupukan
Cara pemupukan yang digunakan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab.
Dharmasraya adalah dengan sistem sebar (broadcast) dimana pupuk ditabur
secara menyebar dan merata pada radius 1- 2 meter dari pokok kelapa sawit dan
tidak dibenarkan secara bertumpuk-tumpuk. Untuk areal topografinya miring,
pupuk diaplikasikan pada sisi atas (setengah lingkaran pokok). Kelebihan
pemupukan dengan cara disebar adlah penempatan pupuk yang merata disekitar
perakaran (rhizsofer) tanaman kelapa sawit. Tujuan penggunaan sistem ini yaitu
efesiensi biaya dan memudahkan dalam pengawasan. Pemupukan dengan sistem

13
sebar (broadcast) mudah dan murah dilakukan dalam pelaksanaannya tetapi
tingkat pencucian pupuk lebih tinggi yang dipengaruhi curah hujan.
4. Waktu Pemupukan
Menurut Pusat Penelitian Kelapa sawit (PPKS), waktu pemupukan
disesuaikan dengan curah hujan. Pemupukan yang optimum dilakukan pada curah
hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan curah hujan minimum 60mm/bulan dan
maksimum 300 mm/bulan.
Pemupukan dilakukan pada curah hujan 25 mm selama dua hari berturut-
turut atau satu hari hujan dengan curah hujan 50 mm . Pada kondisi ini pupuk
dapat larut karena keadaan tanah lembab sehingga akar tanaman dapat menyerap
unsur hara. Pemupukan tidak dilakukan dalam keadaan tanah jenuh air.
Kegiatan pemupukan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya
dilakukan dua kali dalam satu tahun. Pada pemupukan pertama dilakukan pada
awal musim penghujan dengan tujuan dari pemupukan awal dimusim penghujan
agar meminimalisir kehiangan pupuk karena penguapan, selain itu pupuk yang
diaplikasikan dapat larut ke dalam tanah karena air hujan sehingga akar tanaman
dapat menyerap unsur hara. Sedangkan tujuan pemupukan di akhir musim
penghujan dilakukan agar tersedianya atau adanya cadangan hara di dalam tanah
yang dapat diserap tanaman selama memasuki musim kemarau. Selain itu juga
sebagai upaya dalam mengantisipasi tanaman dan tanah kehilangan unsur hara
atau losse pupuk.
5. Tepat tempat
Tepat tempat maksudnya pada saat pemupukan harus memperhatikan
tempat atau lokasi tanaman sehingga dapat mengaplikasikan pemupukan secara
tepat. Misal lokasi pemupukan berada pada ketinggian dan kecepatan angin besar,
maka tidak disarankan menggunakan pupuk yang berbentuk cair dan
disemprotkan. Pemupukan juga memperhatikan cara peletakan pupuk pada
tanaman. Hal ini mempengaruhi hasil penyerapan tanaman akan asupan pupuk.
Pengamatan tempat penaburan pupuk yang dilakukan oleh tenaga penabur.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur jarak penabur pupuk dari batang
tanaman kelapa sawit yang dibandingkan dengan standar perusahaan.

14
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan hasil diskusi bersama para
mandor dan head asissten dalam kegiatan teknis di lapangan yang dilaksanakan di
PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya, khususnya pada kegiatan
pemupukan tanaman kelapa sawit maka dapat diambil kesimpulan :
1. Jenis pupuk an-organik yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit pada PT.
Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya adalah Pupuk Majemuk NPK
phonska N : 15%, P : 15%, dan K : 15%, dolomit/ kieserite dan pupuk
organik janjang kosong.
2. Pupuk phonska yang diberikan dengan dosis TM 3-4 kg/pokok/tahun, dan
dolomit/ kieserite 1,5 kg/pokok/tahun. Untuk TBM pupuk phonska yang
diberikan 1-3 kg/pokok/tahun dan dolomit/ kieserite 0,75 kg/pokok/tahun.
Pupuk organic tandan kosong 40 ton/ha.
3. Teknik pemupukan tanaman di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab.
Dharmasraya menggunakan sistem sebar (broadcast) dengan radius 1 – 2 m
dari tanaman kelapa sawit dan tidak dibenarkan bertumpuk-tumpuk.
4. Waktu aplikasi pemupukan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab.
Dharmasraya pada awal musim hujan dan diakhir musim hujan.

5.2 Saran
1. Penentuan pemberian dosis pemupukan tanaman kelapa sawit harus sesuai
dengan kebutuahan hara tanaman kelapa sawit.
2. Peningkatan manajemen pengawasan sangat penting untuk dilakukan guna
tercapainya mutu hasil kerja yang baik dan tanaman mendapatkan unsur hara
sesuai dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit.

15
DAFTAR PUSTAKA
Andri, I.G.W dan Jonatan. Ginting. 2015. Respon Pertumbuhan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery terhadap Pemberian Limbah
Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4).USU. Medan
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistical Yearbook of Indonesia 2015 : Produksi,
Produktivitas, dan Luas Tanaman Perkebunan Indonesia. Halaman 183.
Corley, R.H.V. 2009. How much palm oil do we need? Environ. Sci.
Policy 12:134-139.
Dhamayanti,2009.Seminar Nasional Perlindungan Tanaman. (pp.439-
455).Bogor; Pusat Kajian Hama Terpadu Departemen Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian IPB.
Effendi, Rustam & Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Fauzi, Y., et al., 2008, Kelapa sawit Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah
Analisis Usaha & Pemasaran. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hakim, L. dan M. Sediyarsa. 1986. Percobaan perbandingan beberapa sumber
pupuk fosfat alam di daerah Lampung Utara. hlm. 179 − 194.
Harahap IY, Edy SS, Roletha YP, dan Nuzul HD. 2005. Peran Pemupukkan
terhadap Pertumbuhan dan Kesehatan Bibit Kelapa Sawit. Yogyakarta
Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Indonesia. PPP
Marihat Bandar Kuala, Sumatra Utara
Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya
Perkebunan. Gadjah Mada Universuty Press. Yogyakarta.
Paramananthan, I. 2003. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis
dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Rahayu, S.1999. Penyakit Tanaman Hutan Di Indonesia. Gejala, Penyebab, dan
Teknik Pengendaliannya. Kanisius.Yogyakarta.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta
Sianturi, H.S.D., 2001. Budidaya Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan

16
LAMPIRAN

LOGBOOK KULIAH PRAKTEK/MAGANG

NAMA : M. AFRIALDO MALIK (1910243011)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. EDWIN, S.p

NAMA INSTANSI : PT SUMBAR ANDALAS KENCANA (SAK)

No Tanggal Deskripsi Kegiatan Dokumentasi Paraf


Pembimbing
Lapangan
1. 01/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Pemeliharaan tanaman, salah
satunya mengamati Kegiatan
Penyemprotan pada tanaman kelapa
sawit yang masih muda

2. 02/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Pemeliharaan tanaman, salah
satunya mengamati Kegiatan
Penyemprotan dan melakukan
Perhitungan kalibrasi penyemprotan
tanaman kelapa sawit secara manual

3. 03/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan kegiatan Penyemprotan
dan menghitung sendiri kalibrasi
penyemprotan

17
 Breafing pagi jam 06:00 WIB
4. 05/07/2021
 Melakukan kalibrasi penyemprotan
pada tanaman sawit menggunakan
power sprayer

 Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan kalibrasi penyemprotan
5. 06/07/2021 pada tanaman sawit menggunakan
power sprayer untuk anak kayu

 Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan dan mengamati
6. 07/07/2021 Kegiatan kastrasi tanaman kelapa
sawit yang masih muda

 Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan dan mengamati
7. 08/07/2021
Kegiatan kastrasi tanaman kelapa
sawit yang masih muda

 Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengamati dan melakukan kegiatan
09/07/2021 pengecekan pemupukan dengan
pupuk NPK 15/15/6/4 dengan dosis
1,5 kg
8.

18
9. 10/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Mengamati dan melakukan kegiatan
pengecekan pemupukan dengan
pupuk NPK 15/15/6/4 dengan dosis
1,5 kg

10. 13/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengamati dan melakukan kegiatan
pengecekan pemupukan dengan
pupuk NPK 15/15/6/4 dengan dosis
1,5 kg

11. 14/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan kegiatan kalibrasi
pemupukan NPK 15/15/6/4 dengan
dosis 1,5 kg

12. 15/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengamati dan melakukan kegiatan
pengecekan pemupukan dengan
pupuk NPK 15/15/6/4 dengan dosis
1,5 kg

19
13. 22/07/202  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Melakukan penanaman Tanaman
pelindung gulma (tanaman kacang
kacangan Mucuna bracteata) pada
tanaman kelapa sawit

14. 23/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan kegiatan Pemupukan
berupa tandan kosong pada tanaman
kelapa sawit

15. 24/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 berupa tandan kosong pada tanaman
kelapa sawit

16. 27/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan KCD (Kesatuan Contoh
Daun) pada tanaman kelapa sawit
yang berumur di bawah 6 tahun

17 29/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 melakukan kegiatan pengecekan
pemupukan dengan pupuk NPK
15/15/6/4 dengan dosis 1,5 kg

20
19. 30/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Melakukan Pengendalian hama ulat
api secara mekanik pada tanaman
kelapa sawit

20. 31/07/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan Pengendalian hama ulat
api secara mekanik pada tanaman
kelapa sawit

21. 06/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan Pengendalian hama ulat
kantong secara mekanik pada
tanaman kelapa sawit

22. 07/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan Pengendalian hama ulat
kantong secara mekanik pada
tanaman kelapa sawit

23. 09/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Melakukan Pengendalian hama ulat
kantong secara mekanik pada
tanaman kelapa sawit

21
24. 11/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Mengamati kegiatan Pemanenan
pada tanaman kelapa sawit

22
25. 12/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Mengamati kegiatan Pemanenan
pada tanaman kelapa sawit

26. 13/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengamati kegiatan Pemanenan
pada tanaman kelapa sawit

27. 20/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengumpulkan data di lapangan
untuk laporan magang yang sudah
ditetapkan judul

28. 21/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengumpulkan data di lapangan
untuk laporan magang yang sudah
ditetapkan judul

29. 22/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB


 Mengumpulkan data di lapangan
untuk laporan magang yang sudah
ditetapkan judul

23
30. 23/08/2021  Breafing pagi jam 06:00 WIB
 Serah Terima Sertifikat sebagai
kenang -kenangan dan Ucapan
terima kasih kami mahasiswa
magang di PT. SAK

24

Anda mungkin juga menyukai