LAPO
RAN
H
Oleh :
M. AFRIALDO MALIK
1910243011
i
LAPORAN KULIAH PRAKTEK/MAGANG
Oleh :
M. AFRIALDO MALIK
1910243011
Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Edwin, S.p
Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Dosen
Pembimbing Kuliah Praktek Magang dan Asisten Kebun serta Mandor dan
kepada semua pihak yang telah terlibat serta membimbing dalam menyelesaikan
pembuatan laporan ini sebagai tugas untuk melengkapi tugas magang di PT.
SUMBAR ANDALAS KENCANA DHARMASRAYA. Tanpa bantuannya
mungkin laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi, apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih.
MAM
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTARi...................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan Kegiatan.........................................................................2
C. Manfaat Kegiatan.......................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
A. Tanaman Kelapa Sawit.............................................................3
B. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit...................................6
C. Potensi Produk..........................................................................7
D. Kebutuhan Unsur Hara.............................................................7
E. Tekhnik Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit...........................7
BAB III. PELAKSANAAN............................................................................9
A. Organisasi Instansi/Perusahaan..................................................9
B. Alat dan Bahan ..........................................................................11
C. Pelaksanaan Pekerjaan...............................................................11
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................12
BAB V. PENUTUP........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16
LAMPIRAN....................................................................................................17
LOGBOOK KEGIATAN MAGANG..........................................................17
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1.Struktur Organisasi Karywan PT.SAK............................................9
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Logbook Kegiatan Magang.............................................................................17
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
Kegiatan kerja praktek lapangan adalah salah satu proses pembelajaran pada
bidang keahlian dari mahasiswa Jurusan Budidaya Perkebunan, Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Dengan mengetahui
secara langsung proses kinerja dan pelayanan yang terjadi dan menerapkan ilmu
yang telah kami terima di bangku perkuliahan merupakan hal yang penting untuk
pendidikan kami.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit :
1. Akar Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit memiliki akar yang kuat mencengkram tanah karena
jumlahnya yang sangat banyak dan menyebar. Akar tanaman kelapa sawit terbagi
menjadi akar primer, sekunder, tersier dan kuartener. Akar primer merupakan akar
utama yang keluar dari batang. Akar ini memiliki diameter 6-10 mm, lalu akar
primer bercabang dan cabang inilah yang disebut akar sekunder (diameter:2-4
mm). Akar sekunder juga memiliki cabang lagi yang disebut akar tersier
(diameter: 0,7-1,2 mm) dan terakhir adalah akar kuartener yang merupakan
percabangan dari akar tersier (diameter: 0,1 - 0,3 mm) dengan panjang 1-4 mm,
akar kuartener berbeda dari jenis akar yang lain Karena akar ini tidak memiliki
lignin. Selain itu, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr.
Christope Jourdan, proses penyerapan atau absorbsi baik air maupun zat hara
terjadi 83,7 % di akar tersier dan kuartener dan kurang dari 10% terjadi di akar
primer dan sekunder.
2. Batang Tanaman Kelapa Sawit
Pada saat tanaman kelapa sawit masih muda, seluruh permukaan batannya
masih tertutup oleh pangkal pelepah. Pangkal pelepah ini akan lepas dengan
sendirinya ketika tanaman kelapa sawit berumur 11-15 tahun dan biasanya mulai
dari tengah batang. Batang tanaman kelapa sawit dapat tumbuh hingga 18 meter
tingginya. Tanaman kelapa sawit juga memiliki diameter batang hingga 75 cm.
3. Daun Tanaman Kelapa Sawit
Daun tanaman kelapa sawit lebih sering disebut sebagai pelepah. Pelepah
pada tanaman kelapa sawit itu sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Kumpulan anak daun (leaflets)
Helaian daun (lamina)
Tulang anak daun (midrib)
Tempat anak daun (leaflet) melekat atau disebut rachis
Tangkai daun (petiole) yang menghubungkan rachis dengan batang
Selubung daun (sheath)
Anak daun tanaman kelapa sawit memiliki bentuk memanjang dengan satu
tulang daun. Serta, memiliki pembuluh yang sejajar mengikuti tulang daun seperti
pada tanaman monokotil umumnya.
Tanaman kelapa sawit memiliki luas daun yang berbeda –beda tergantung
dari beberapa faktor yaitu kesuburan tanah, kelembaban, tingkat stress air, bahkan
musim.
4
4. Bunga Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang
tergolong monoecious, artinya tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan
bunga betina dalam satu pohon, meskipun begitu, penyerbukannya adalah
penyerbukan silang dan harus ada agen pembantu yaitu serangga penyerbuk
kelapa sawit atau Elaeidobius camerunicus.
Bunga tanaman kelapa sawit merupakan bunga majemuk atau dikenal
dengan infloresen. Bunga ini tumbuh di ketiak pelepah, dan setelah masa
perkembangannya 2-3 bulan salah satu organ reproduktifnya akan berhenti
berkembang sehingga hanya satu jenis bunga yang dihasilkan entah itu jantan atau
betina. Tapi dalam beberapa kasus ada bunga jantan dan betina dalam satu
infloresen atau disebut hermafrodit. Pada bunga jantan tanaman kelapa sawit jika
sedang dalam masa anthesis atau saat sedang sempurna berbunga menghasilkan
serbuk sari berwarna kekuningan yang memiliki aroma seperti mint atau adas.
5. Buah Tanaman Kelapa Sawit
Buah Tanaman Kelapa sawit tersusun dari Eksokarp (kulit) yang merupakan
bagian terluar, lalu mesokarp atau serabut, kemudian endoskarp atau cangkang
yang melindungi inti kelapa sawit, lalau inti sawit atau yang biasa di sebut dengan
kernel. Buah tanaman kelapa sawit bisa dibilang mirip dengan buah kelapa,
buahnya tersusun di tandan. Dalam satu tandan buah, bisa terdapat dua ribu buah,
namun memiliki tingkat kematangan yang berbeda.
Buah tanaman kelapa sawit juga memiliki perbedaan warna di setiap jenis,
yaitu:
Nigrescens
Ketika masih muda buah berwarna kehitaman lalu ketika sudah tua berubah
menjadi jingga kemerahan.
Virescens
Warna hijau menunjukkan bahwa buah ini masih muda, sedangkan saat
sudah tua warnanya akan menjadi merah kekuningan.
Albescens
Mulai dari warna kuning pucat saat muda lalu berubah menjadi kekuningan
dengan ujung kehitam-hitaman.
Menurut Yan Suhatman,dkk (2014) ada beberapa pengamatan yang
dilakukan terhadap tanaman sawit, yaitu :
1. Akar
Pengamatan pada akar dilakukan dengan cara kualitatif yaitu pengamatan
secara visual jumlah persentase akar yang rusak dengan rumus sebagai berikut:
5
Lrusak
Perakaran rusak = 100%
L total
Keterangan :
L rusak = luas penampang akar yang rusak.
L total = luas total keseluruhan penampang akar.
2. Batang
Pengamatan pada batang meliputi filotaksis (jumlah putaran pelepah) dalam 1
putaran ada 8 pelepah, tidak menutup kemungkinan dalam 1 putaran terdapat
filotaksis 5, 13 dan 21. Perhitungan filotaksis dilakukan secara manual yaitu
dengan cara menghitung secara langsung jumlah putaran pelepah pada tanaman
kelapa sawit. Pengamatan selajutnya ialah pengukuran diameter batang 50 dan
100 cm dari permukaan tanah. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung
langsung.
3. Daun
Pengamatan pada daun meliputi jumlah daun atau pelepah, dihitung mulai
dari daun yang telah membuka sempurna. Jumlah pelepah yang harus
dipertahankan pada tanaman kelapa sawit umur 5-8 tahun adalah 40-56 pelepah.
Perhitungan dengan cara manual yaitu mengamati dan menghitung secara
langsung jumlah pelepah pada contoh tanaman kelapa sawit.
4. Bunga
Pengamatan pada bunga meliputi perhitungan jumlah bunga, pengamatan
dilakukan dengan cara menghitung secara langsung bunga jantan dan bunga
betina yang terletak dalam 1 pohon. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang,
sedangkan bunga betina agak bulat.
5. Buah
Pengamatan pada buah meliputi perhitungan jumlah buah kelapa sawit,
pengamatan dilakukan dengan cara menghitung secara langsung buah yang
terletak dalam 1 pohon.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Syarat – syarat untuk tanaman kelapa sawit agar tumbuh dengan baik
(optimum) adalah jumlah curah hujan 2.000 – 2.500 mm/tahun, tidak memiliki
defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun, dan dengan temperatur 24°C -
28°C. Apabila curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun bukan berarti tidak baik,
karena kebutuhan efektif hanya 1.300 – 1.500 mm/tahun. Hal yang terpenting
adalah tidak terdapat deficit air 250 mm. Begitu juga dengan temperatur. Kelapa
sawit masih dapat tumbuh dengan baik pada temperatur terendah 18°C dan
temperatur tertinggi 32°C (Reza, 2015).
6
2.3 Potensi Produksi
Peningkatan produktifitas tanaman dapat dicapai dengan pemakaian bibit
unggul yang memiliki potensi produksi tinggi dan budidaya yang intensif untuk
mendapatkan produktifitas nyata yang optimal. Jumlah buah dan berat TBS
merupakan parameter utama yang digunakan untuk menentukan produktifitas
tanaman kelapa sawit (Reza, 2015).
7
dengan keseluruhan struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu,
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut (Reza, 2015).
c. Menggerakkan (Actuating).
Menggerakkan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasran sesuai dengan
perancangan dan tujuan organisasi. Jadi actuating adalah menggerakan
orangorang agar mau berkerja dengan sendirinya atau penuh dengan kesadaran
secara bersama- sama untuk mencapai tujauuan yang dikehendai secara efektif.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership) (Reza, 2015).
d. Pengawasan (Controling)
Masing- masing manajemen berhubungan erat satu sama lainnya, dan
fungsinya yang paling utama adalah perencanaan, kemudian pengorganisasian,
menggerakkan dan terakhir adalah pengawasan. Pengawasaan (Controling)
merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan (Reza, 2015).
8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Organisasi Instansi / Perusahaan.
9
Organisasi kerja yang ada di PT Sumbar Andalas Kencana (SAK) yaitu Estate
manager, Divisi manager, asisten, mandor dan petugas. adapun tugas atau
tanggung jawab masing-masing yaitu:
1. Estate Manager:
menetapkan standar norma kerja dan kualitas kerja.
Membuat persediaan vahan dan alat kerja setiap dibutuhkan.
Merekrut tenaga kerja secukupnya sesuai kebutuhan.
Mengawasi perencanaan dan pelaksanaan kerja setiap har.
Memonitor kelancaran kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.
2. Divisi manager:
Membuat rencana kerja setiap tahun dan setiap bulan.
Mengatur distribusi alat dan bahan dari gudang induk ke gudang
afdeling setiap dibutuhkan.
Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.
Memonitor kelancaran kerja dan memecahkan masalah yang timbul
dilapangan.
3. Asisten:
Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan setiap hari.
Mengatur transportasi bahan dan pekerja ke lokasi setiap hari.
Membina tenaga kerja dengan kompetensi yang memadai.
Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.
10
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Pada saat pemupukan tanaman diperlukan NPK 15/15/6/4 dengan dosis: 1,5
kg pada tanaman sawit. Mulai menaburkan pupuk adalah dengan membersihkan dahulu
piringan sawitnya. Piringan sawit ini adalah area bulatan yang terletak di sekeliling pohon
sawit. Membersihkan bulatan ini berguna untuk membersihkan hama dan gulma yang
akan menghambat proses pemupukan. Selain itu jika ada tanaman lain dan alang-alang
yang ada di sekitar tanaman sawit juga harus dibersihkan agar juga tak mengganggu
proses pemupukan yang berlangsung. Pupuk juga bisa disebarkan langsung di atas tanah,
dalam pelaksanaan pemupukan di PT.Sumbar Andalas Kencana harus mengacu
pada 6T , yaitu : tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan
tepat aplikasi, yg mana sistem ini berbeda dari seluruh jurnal yang ada di internet
maupun buku yang telah saya pelajari.
11
BAB IV PEMBAHASAN
12
Melilih jenis berdasarakan sifat kelarutannya. Pada fase tanaman muda,
penggunaan pupuk yang lambat larut (seperti ZA, RP dan dolomit) akan lebih
efektif dan efesien dari pada pupuk yanag cepat larut seperti urea, TSP, dan
kieserite. Pupuk yang cepat larut lebh cocok untuk tanaman dewasa.
Penggunaan RP dan dolomit yang cukup banyakmengandung kalsium (Ca)
akan lebih tepat bila digunakan untuk tanah gambut yang bereaksi masam.
Dengan pemberian pupuk tersebut, kemasaman tanah dapat dikurangi.
Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman di PT. Sumbar Andalas
Kencana, Kab. Dharmasraya menggunakan pupuk majemuk Phonska di semua
umur tanaman dan semua keadaan tanah. Unsur hara yang terkandung dalam
pupuk majemuk phonska adalah N : 15%, P : 15%, dan K : 15%. Pupuk NPK
Phonska bersifat higroskopis yaitu akan mudah larut dalam air sehingga mudah
diserap tanaman.
2. Dosis Pupuk
Dosis pupuk ditentukan berdasarkan pertimbangan hasil analisis daun, umur
tanaman, kondisi tanaman, iklim serta efisiensi biaya. Penentuan dosis ditentukan
oleh managemant, pihak kebun hanya memastikan ketepatan dosis pada saat
aplikasi.
Dosis pada setiap blok atau divisi tanaman berbeda-beda. Rata-rata Pada
tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) dan tanaman belum menghasilkan
(TBM) pemupukan pupuk majemuk NPK diaplikasikan dengan dosis sebagai
berikut :
Umur tanaman NPK/Pokok/Tahun (Kg) Dolomit atau kieserite/
(Tahun) Pokok/ Tahun (Kg)
TM 3-5 3 1,5
TM 6-15 4 1,5
TM > 15 4 1,5
TBM 0 1 0,5
TBM 1 2 0,5
TBM 2 2,5 0,75
TBM 3 3 0,75
3. Cara Pemupukan
Cara pemupukan yang digunakan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab.
Dharmasraya adalah dengan sistem sebar (broadcast) dimana pupuk ditabur
secara menyebar dan merata pada radius 1- 2 meter dari pokok kelapa sawit dan
tidak dibenarkan secara bertumpuk-tumpuk. Untuk areal topografinya miring,
pupuk diaplikasikan pada sisi atas (setengah lingkaran pokok). Kelebihan
pemupukan dengan cara disebar adlah penempatan pupuk yang merata disekitar
perakaran (rhizsofer) tanaman kelapa sawit. Tujuan penggunaan sistem ini yaitu
efesiensi biaya dan memudahkan dalam pengawasan. Pemupukan dengan sistem
13
sebar (broadcast) mudah dan murah dilakukan dalam pelaksanaannya tetapi
tingkat pencucian pupuk lebih tinggi yang dipengaruhi curah hujan.
4. Waktu Pemupukan
Menurut Pusat Penelitian Kelapa sawit (PPKS), waktu pemupukan
disesuaikan dengan curah hujan. Pemupukan yang optimum dilakukan pada curah
hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan curah hujan minimum 60mm/bulan dan
maksimum 300 mm/bulan.
Pemupukan dilakukan pada curah hujan 25 mm selama dua hari berturut-
turut atau satu hari hujan dengan curah hujan 50 mm . Pada kondisi ini pupuk
dapat larut karena keadaan tanah lembab sehingga akar tanaman dapat menyerap
unsur hara. Pemupukan tidak dilakukan dalam keadaan tanah jenuh air.
Kegiatan pemupukan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya
dilakukan dua kali dalam satu tahun. Pada pemupukan pertama dilakukan pada
awal musim penghujan dengan tujuan dari pemupukan awal dimusim penghujan
agar meminimalisir kehiangan pupuk karena penguapan, selain itu pupuk yang
diaplikasikan dapat larut ke dalam tanah karena air hujan sehingga akar tanaman
dapat menyerap unsur hara. Sedangkan tujuan pemupukan di akhir musim
penghujan dilakukan agar tersedianya atau adanya cadangan hara di dalam tanah
yang dapat diserap tanaman selama memasuki musim kemarau. Selain itu juga
sebagai upaya dalam mengantisipasi tanaman dan tanah kehilangan unsur hara
atau losse pupuk.
5. Tepat tempat
Tepat tempat maksudnya pada saat pemupukan harus memperhatikan
tempat atau lokasi tanaman sehingga dapat mengaplikasikan pemupukan secara
tepat. Misal lokasi pemupukan berada pada ketinggian dan kecepatan angin besar,
maka tidak disarankan menggunakan pupuk yang berbentuk cair dan
disemprotkan. Pemupukan juga memperhatikan cara peletakan pupuk pada
tanaman. Hal ini mempengaruhi hasil penyerapan tanaman akan asupan pupuk.
Pengamatan tempat penaburan pupuk yang dilakukan oleh tenaga penabur.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur jarak penabur pupuk dari batang
tanaman kelapa sawit yang dibandingkan dengan standar perusahaan.
14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan hasil diskusi bersama para
mandor dan head asissten dalam kegiatan teknis di lapangan yang dilaksanakan di
PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya, khususnya pada kegiatan
pemupukan tanaman kelapa sawit maka dapat diambil kesimpulan :
1. Jenis pupuk an-organik yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit pada PT.
Sumbar Andalas Kencana, Kab. Dharmasraya adalah Pupuk Majemuk NPK
phonska N : 15%, P : 15%, dan K : 15%, dolomit/ kieserite dan pupuk
organik janjang kosong.
2. Pupuk phonska yang diberikan dengan dosis TM 3-4 kg/pokok/tahun, dan
dolomit/ kieserite 1,5 kg/pokok/tahun. Untuk TBM pupuk phonska yang
diberikan 1-3 kg/pokok/tahun dan dolomit/ kieserite 0,75 kg/pokok/tahun.
Pupuk organic tandan kosong 40 ton/ha.
3. Teknik pemupukan tanaman di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab.
Dharmasraya menggunakan sistem sebar (broadcast) dengan radius 1 – 2 m
dari tanaman kelapa sawit dan tidak dibenarkan bertumpuk-tumpuk.
4. Waktu aplikasi pemupukan di PT. Sumbar Andalas Kencana, Kab.
Dharmasraya pada awal musim hujan dan diakhir musim hujan.
5.2 Saran
1. Penentuan pemberian dosis pemupukan tanaman kelapa sawit harus sesuai
dengan kebutuahan hara tanaman kelapa sawit.
2. Peningkatan manajemen pengawasan sangat penting untuk dilakukan guna
tercapainya mutu hasil kerja yang baik dan tanaman mendapatkan unsur hara
sesuai dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit.
15
DAFTAR PUSTAKA
Andri, I.G.W dan Jonatan. Ginting. 2015. Respon Pertumbuhan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery terhadap Pemberian Limbah
Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4).USU. Medan
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistical Yearbook of Indonesia 2015 : Produksi,
Produktivitas, dan Luas Tanaman Perkebunan Indonesia. Halaman 183.
Corley, R.H.V. 2009. How much palm oil do we need? Environ. Sci.
Policy 12:134-139.
Dhamayanti,2009.Seminar Nasional Perlindungan Tanaman. (pp.439-
455).Bogor; Pusat Kajian Hama Terpadu Departemen Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian IPB.
Effendi, Rustam & Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Fauzi, Y., et al., 2008, Kelapa sawit Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah
Analisis Usaha & Pemasaran. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hakim, L. dan M. Sediyarsa. 1986. Percobaan perbandingan beberapa sumber
pupuk fosfat alam di daerah Lampung Utara. hlm. 179 − 194.
Harahap IY, Edy SS, Roletha YP, dan Nuzul HD. 2005. Peran Pemupukkan
terhadap Pertumbuhan dan Kesehatan Bibit Kelapa Sawit. Yogyakarta
Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Indonesia. PPP
Marihat Bandar Kuala, Sumatra Utara
Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya
Perkebunan. Gadjah Mada Universuty Press. Yogyakarta.
Paramananthan, I. 2003. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis
dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Rahayu, S.1999. Penyakit Tanaman Hutan Di Indonesia. Gejala, Penyebab, dan
Teknik Pengendaliannya. Kanisius.Yogyakarta.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta
Sianturi, H.S.D., 2001. Budidaya Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan
16
LAMPIRAN
17
Breafing pagi jam 06:00 WIB
4. 05/07/2021
Melakukan kalibrasi penyemprotan
pada tanaman sawit menggunakan
power sprayer
18
9. 10/07/2021 Breafing pagi jam 06:00 WIB
Mengamati dan melakukan kegiatan
pengecekan pemupukan dengan
pupuk NPK 15/15/6/4 dengan dosis
1,5 kg
19
13. 22/07/202 Breafing pagi jam 06:00 WIB
Melakukan penanaman Tanaman
pelindung gulma (tanaman kacang
kacangan Mucuna bracteata) pada
tanaman kelapa sawit
20
19. 30/07/2021 Breafing pagi jam 06:00 WIB
Melakukan Pengendalian hama ulat
api secara mekanik pada tanaman
kelapa sawit
21
24. 11/08/2021 Breafing pagi jam 06:00 WIB
Mengamati kegiatan Pemanenan
pada tanaman kelapa sawit
22
25. 12/08/2021 Breafing pagi jam 06:00 WIB
Mengamati kegiatan Pemanenan
pada tanaman kelapa sawit
23
30. 23/08/2021 Breafing pagi jam 06:00 WIB
Serah Terima Sertifikat sebagai
kenang -kenangan dan Ucapan
terima kasih kami mahasiswa
magang di PT. SAK
24