MATA KULIAH
EKONOMI SUMBERDAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN
OLEH
RAHMAWATI 08320190102
FATIMAH HAMBALI 08320190072
SAIFUL ANWAR SIOLON 08320190082
SYARIFAH ALLISYAH ASGAR 08320190094
NADIA RACHMA KURNIAWATI 08320190092
b. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agribisnis
c. Perguruan Tinggi : Universitas Muslim Indonesia
d. Lokasi Praktik Lapang : Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab.
Maros, Sulawesi Selatan
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Muslim Indonesia,
س ِم
ْ ِمن هللاِ ب
ِ يم ال َّر ْح
ِ ال َّر ِح
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
Ekonomi Sumberdaya Alam & Lingkungan. Shalawat dan salam kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan sampai ke
zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam
Dalam laporan ini penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta masih jauh dari kesempurnaan. Penyusun mengharapkan kritik dan
berikutnya. Penyusun juga berharap agar laporan ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan Praktek Lapang..........................................................................................3
1.3. Kegunaan Praktek Lapang.....................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
2.1. konsep Sumberdaya Alam.....................................................................................4
2.2. Klasifikasi Sumberdaya Alam...............................................................................6
2.3. Sumberdaya Lahan................................................................................................7
2.4. Aspek Ekonomi Sumberdaya Lahan......................................................................8
2.5. Konservasi Sumberdaya Lahan...........................................................................10
BAB III. METODE PRAKTEK LAPANG
1.
2.
3.
3.1. lokasi Praktek Lapang..........................................................................................11
3.2. Metode Pelaksanaan Praktek Lapang..................................................................11
3.3. Metode Pengumpulan Data..................................................................................11
3.4. Metode Analisis Data...........................................................................................12
BAB IV. POTENSI WILAYAH LOKASI PRAKTEK LAPANG
1.
2.
3.
4.
4.1. sumberdaya Alam : Sumberdaya Lahan..............................................................13
a. Penggunaan Lahan..........................................................................................13
b. Potensi Pertanian.............................................................................................14
4.2. Sumberdaya Manusia...........................................................................................16
a. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur........................................................16
b. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan...................................................................17
v
DAFTAR TABEL
Tabel 6. Biaya Tetap Usaha Beras Merah Organik di Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura................................................................................................37
Tabel 7. Biaya Variabel Usaha Beras Merah Organik di Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura................................................................................................37
Tabel 8. Analisis Produksi dan Pendapatan Pada Usaha Beras Merah Organik di
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura..................................................38
Tabel 9. Identifikasi Masalah yang Dihadapi Oleh Usaha Beras Merah Organik di
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura..................................................45
Tabel 10. Daftar Fakta, Masalah dan Sasaran Usaha Beras Merah Organik.............45
Tabel 11. Analisis Keputusan Usaha Beras Merah Organik di Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura.........................................................................................53
Tabel 12. Evaluasi Alternatif (Matriks Penilaian) Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura................................................................................................54
Tabel 14. Evaluasi Alternatif (Matriks Penilaian) Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura................................................................................................56
7
Tabel 15. Matriks Perencanaan dan Pengembangan Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura................................................................................................57
Tabel 16. Sarana Tindakan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura .....................57
Tabel 17. Rencana Kerja Proyek Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.............58
8
DAFTAR GAMBAR
Hortikultura...............................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Kebijakan yang ditempuh
pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya adalah
dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan
pertanian (Hernanto, 2003). Pembangunan pertanian telah memberikan
sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik sumbangan langsung
seperti dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga kerja, peningkatan
pendapatan masyarakat, perolehan melalui ekspor dan penekanan inflasi, maupun
sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain
(Departemen Pertanian, 2005)
Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk memenuhi tujuan
yang ingin dicapai, yaitu mencapai kesejahteraan masyarakat pertanian secara
lebih merata. Tujuan pembangunan pertanian tersebut dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah dan modal
(Soekartawi, 1993). Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan
dalam pemulihan perekonomian nasional, mengingat sektor pertanian terbukti
masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional walaupun badai
krisis menerpa. Hal ini dikarenakan terbukanya penyerapan tenaga kerja di sektor
pertanian dan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan (Badan Pusat
Statistika, 2004).
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada
proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit dinamakan pertanian rakyat. Sedangkan, pertanian dalam arti luas
meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, perkebunan, dan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam yang ada merupakan unsur dari lingkungan hidup yang
mendukung kehidupan di muka bumi, dan dibentuk atau diciptakan oleh alam
menurut hukum-hukumnya. Sumberdaya alam letaknya menetap pada lokasi
tertentu, sehingga pengolahannya mengikuti letak lokasi sumberdaya alam
tersebut. Sumberdaya alam sifatnya terbatas, sebaliknya jumlah penduduk dan
pola hidup semakin meningkya, sehingga kebutuhan akan sumberdaya pun
meningkat. Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
suatu ekosistem yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan antara makhluk hidup yang satu
dengan makhluk hidup lainnya antara lingkungan yang satu dengan lingkungan
yang lainnya. Hubungan timbal balik diatas merupakan salah satu bidang kajian
geografi.
Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-
lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia.
Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak
sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Tanpa
udara dan air misalnya, manusia tidak dapat hidup. Demikian pula sumber daya
alam yang lain seperti hutan, ikan dan lainnya merupakan sumber daya yang
tidak saja mencukupi kebutuhan hidup manusia, namun juga memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan
sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia,
dan sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak
buruk. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan
5
sumber daya alam adalah bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut agar
menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak
mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri (Fauzi, 2004).
Dalam literatur ekonomi sumber daya, pengertian atau konsep sumber daya
didefinisikan cukup beragam. Ensiklopedia Webster yang dikutip oleh Fauzi
pada tahun 2004, misalnya mendefinisikan sumber daya antara lain sebagai : (1)
kemampuan untuk memenuhi atau menangani sesuatu, (2) sumber persediaan,
penunjang atau bantuan, (3) sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau
pemikiran seseorang. Dalam pengertian umum, sumber daya didefinisikan
sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan
bahwa sumber daya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang
dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Grima dan Berkes (1989)
mendefinisikan sumber daya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas
manusia. Rees (1990) lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu untuk dapat
dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki dua kriteria yang pertama yaitu
harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk
memanfaatkannya yang kedua adalah harus ada permintaan (demand) terhadap
sumber daya tersebut (Fauzi, 2004).
Dengan demikian dalam pengertian ini definisi sumber daya terkait dengan
kegunaan (usefulness), baik untuk masa kini maupun mendatang bagi umat
manusia. Selain dua kriteria di atas, definisi sumber daya juga terkait pada dua
aspek, yakni aspek teknis yang memungkinkan bagaimana sumber daya
dimanfaatkan, dan aspek kelembagaan yang menentukan siapa yang
mengendalikan sumber daya dan bagaimana teknologi digunakan. Pengertian
sumber daya sendiri dalam ilmu ekonomi sudah dikenal sejak beberapa abad lalu.
Ketika Adam Smith, bapak ekonomi menerbitkan buku “Wealth of Nation”-nya
pada tahun 1776, konsep sumber daya sudah digunakan dalam kaitannya dengan
proses produksi. Dalam pandangan Adam Smith, sumber daya diartikan sebagai
seluruh faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output.
6
Pengertian sumber daya pada dasarnya mencakup aspek yang jauh lebih
luas. Dalam literatur sering dinyatakan bahwa sumber daya memiliki nilai
“intrinsic”. Nilai intrinsic adalah nilai yang terkandung dalam sumber daya,
terlepas apakah sumber daya tersebut dikonsumsi atau tidak, atau lebih ekstrem
lagi, terlepas dari apakah manusia ada atau tidak. Dalam ilmu ekonomi
konvensional, nilai intrinsic ini sering diabaikan sehingga menggunakan alat
ekonomi konvensional semata untuk memahami pengelolaan sumber daya alam
sering tidak mengenai sasaran yang tepat.
2.2 Klasifikasi Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan. Sumberdaya alam juga
disebut dengan kekayaan alam. Potensi sumberdaya alam Indonesia sangat besar
dan beraneka ragam jenisnya. Kekayaan sumberdaya alam tersebut berupa hutan,
minyak, dan gas serta beraneka ragam jenis seperti tembaga, nikel, dan timah.
Adapun klasifikasi sumberdaya alam terbagi atas tiga yaitu:
a. Sumberdaya alam berdasarkan pemulihan
a. Sumberdaya alam yang dapat diperbarui (renewable resources)
Dimana sumberdaya alam yang dapat dikembalikan persediannya dan
biasanya dikembangkan melalui budidaya. Serta terdiri dari sumberdaya
alam hayati, contoh pertanian, perkebunan, kehutanan, dan lain-lain.
Sedangkan sumberdaya alam hewani terdiri dari peternakan dan perikanan.
b. Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources)
Dimana sumberdaya alam yang tidak dapat dipulihkan dan
membutuhkan waktu sangat lama untuk diperbarui dan dikembalikan
persediaannya, contohnya bahan mineral, batu bara, minyak bumi, dan gas
alam.
b. Sumberdaya alam berdasarkan sifatnya
a. Sumberdaya alam fisik
7
BAB III
METODE PRAKTEK LAPANG
3.1 Lokasi Praktek Lapang
Lokasi Praktek Lapang Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan
dilaksanakan di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab. Maros. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2022 pada pukul 08.00 Wita-selesai.
3.2 Metode Pelaksanaan Praktek Lapang
Metode pelaksanaan praktek lapang yang digunakan adalah dengan cara
berkelompok setelah itu mengambil data yang dilakukan secara individu di
daerah masing-masing.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di pakai ada dua yaitu:
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung kelapangan (dari tangan
pertama). Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau
kelompok, maupun hasil observasi dari suatu objek penelitian yang
membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan atau
penelitian benda. Data yang kami dapatkan diperoleh dari hasil wawancara
petani di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloes, Kab. Maros
2. Data Sekunder
Sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau
arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara
12
BAB IV
POTENSI WILAYAH LOKASI PRAKTIK LAPANG
1
2
3
4
4.1 Sumberdaya Alam : Sumberdaya Lahan
a. Penggunaan Lahan
Secara lebih ilmiah, lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri
atas tanah, relief, iklim, air dan vegetasi serta benda-benda yang ada di
atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan itu. Termasuk
pula di dalamnya hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang seperti
reklamasi laut, pembersihan vegetasi, dan juga hasil yang merugikan seperti
tanah yang tersalinisasi (FAO, 1976 dalam Arsyad, 1989).
Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources)
sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air danvegetasi serta
benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan
lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem
karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas
lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).
Penggunaan lahan adalah hasil usaha manusia dalam mengelola sumber
daya yang tersedia untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Pemanfaatan
sumber daya lahan hendaknya mempertimbangkan fungsi-fungsi lahan, yaitu:
1) Lahan sebagai tempat tinggal dan aktivitas manusia,
2) Lahan sebagai habitat keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, dan
3) Lahan pendukung kebutuhan hidup manusia melalui potensi sumberdaya
air, tanah dan mineral didalamnya.
Berbagai dampak dari pemanfaatan lahan termasuk perubahan-
perubahannya dapat dimonitor dampak lingkungannya melalui proses
14
10. Peternak 25
11. Karyawan swasta 30
12. Montir 9
13. Perawat/bidan 3
14. Dokter -
15. Sopir 50
16. Penjahit 5
17. Pengrajin -
18. Jasa angkut -
19. Pensiunan 10
Sumber : data sekunder, 2022.
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan jenis pekerjaan yaitu terdapt 19 jenis pekerjaan yang ada di Desa
bonto Marannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
c. Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat potensi sumber
daya manusia yang ada di Desa Bonto Marannu menurut tingkat pendidikan
bahwa, tingkat pendidikan penduduk Desa Bonto Marannu rendah. Karena
tingkat pendidikan penduduk sebagian besar tamat SD yaitu sebanyak 978
orang dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa bonto
Marannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
1. Belum sekolah 286
2. 7-45 tahun tidak pernah sekolah 374
3. Sekolah SD tapi tidak lulus 340
4. Tamat SD/Sederajat 978
5. Tamat SLTP/Sederajat 479
6. Tamat SLTA/Sederajat 145
19
7. Tamat D1,D2, D3 43
8. Sarjana/S1 65
9. Pernah Kursus 23
Sumber : data sekunder, 2022.
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan pendidikan yaitu terdapt 9 jenis pendidikan yang ada di Desa
bonto Marannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
4.3 Sumberdaya Teknologi
a. Sarana Transportasi
Tabel 4. Berdasarkan Sarana Transportasi di Desa Bonto Marannu Kecamatan
Moncongloe Kabupaten Maros
No. Prasarana Transportasi Status Jalan
1. Jalan Kecamatan Aspal
2. Jalan Desa Aspal
3. Jalan Dusun Aspal
4. Jalan Usahatani Pengerasan
Sumber : data sekunder, 2022.
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa prasarana transportasi di
Desa Bonto Marannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros memiliki
jalan sebagian besar sudah melalui pengaspalan. Adapun sarana transportasi
yang biasanya digunakan di Desa Bonto Marannu yaitu mobil, motor dan
sepeda.
b. Sarana Pemasaran
Desa Bonto Marannu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros tidak
mempunyai pasar sabagai sarana dan prasarana pemasaran. Jadi petani
menjual hasil pertaniannya kepada pedagang yang ada di desa tersebut atau
langsung menjualnya ke pasar yang berada di desa sebelah.
20
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK LAPANG
1.
2.
3.
4.
5.
5.1. Identitas Responden
Identitas responden yaitu gambaran umum seorang responden yang meliputi
umur, pendidikan dan pengalaman berusahatani. Adapun identitas responden pada
praktek lapang ekonomi sumberdaya alam & lingkungan di Desa Bonto Marannu,
Kec. Moncongloe, Kab. Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, yang dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5. Identitas Responden di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab.
Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 2022
No Nama Umur Pendidikan Jumlah Tanggungan Pengalaman
. (Tahun) Keluarga (jiwa) Usahatani
1 Baharuddin 45 SMA 3 15
2 H. Tari 43 SMA 4 15
3 Suharyanto 46 SMA 4 25
4 Syamsuddin 40 SMA 5 40
5 Muliadi 53 SMP 2 22
Rata-rata 45 - 4 23
Sumber : data primer setelah diolah, 2022.
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa rata-rata umur responden komoditi
padi yaitu 45 tahun serta pengalaman berusahataninya yaitu 23 tahun dengan
tanggungan keluarga rata-rata 4 orang dan semua responden memiliki latar belakang
pendidikan formal.
5.2. Deskripsi Usahatani
21
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input
atau faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih
serta pestisida, yang dengan efektif, efisien dan kontinyu untuk menghasilkan
produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahatani meningkat.
a. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia, baik secara
permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk
mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik secara kebendaan maupun spiritual
ataupun dua-duanya. Adapun penggunaan lahan pada praktek lapang ini dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Penggunaan lahan pada usahatani padi di Desa Bonto Marannu, Kec.
Moncongloe, Kab. Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 2022
No Nama Luas Jumlah Produksi Harga Jual Penerimaan
. Lahan (Ha) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 Baharuddin 0,5 3.200 4.500 16.000.000
2 H. Tari 0,8 3.630 4.400 15.972.000
3 Suharyanto 1 6.000 4.500 30.000.000
4 Syamsuddin 0,5 2.200 4.000 8.800.000
5 Muliadi 0,6 3.700 4.500 18.500.000
Rata-rata 0,7 3.746 4.380 17.854.400
Sumber : data primer setelah diolah, 2022.
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa rata-rata lahan yang di kelola
oleh responden adalah seluas 0,7 Ha dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp.
17.865.400.
b. Pemasaran
Pemasaran adalah aktivitas dan proses menciptakan, mengomunikasikan,
menyampaikan dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien,
22
mitra dan masyarakat umum. Adapun pemasaran responden pada usahatani padi
yaitu dapat dilihat pada tabel berikut.
23
Tabel 7. Pemasaran pada usahatani padi di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe,
Kab. Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 2022
No Nama Tempat Pemasaran Harga Biaya Jarak
. (Rp) transpor Pasar (x)
1 Baharuddin Pedagang pengumpul 4.500 80.000 4 km
2 H. Tari Pedagang pengumpul 4.400 20.000 1 km
3 Suharyanto Pedagang pengumpul 4.500 40.000 2 km
4 Syamsuddin Pedagang pengumpul 4.000 60.000 3 km
5 Muliadi Pedagang pengumpul 4.500 60.000 3 km
Rata-rata Pedagang pengumpul 4.380 52.000 3 km
Sumber : data primer setelah diolah, 2022.
Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa rata-rata tempat pemasaran
responden adalah pedagang pengumpul, harga rata-rata komoditi Rp. 4.380, biaya
transpor sebesar Rp. 52.000 dengan jarak rata-rata 3 km.
5.3. Analisis Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana tanah mampu
mendukung pertumbuhan tanaman dengan berbagai komponen di dalamnya seperti
kimia, biologi dan fisika. Tanah merupakan komponen utama dan penting bagi daya
dukung suatu kemampuan pemanfaatan terhadap pemanfaatannya oleh manusia.
Evaluasi kesuburan tanah merupakan proses pendiagnosaan masalah - masalah
keharaan dalam tanah dan pembuatan anjuran pemupukan (Dikti, 1991). Salah satu
cara yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu tanah adalah melalui
pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah.
Tanah merupaan salah satu media tumbuh tanaman, baik tanaman semusim
maupun tanaman tahunan. Tanah terdiri atas udara (20-30%), air (20-30%), bahan
mineral (45%), dan bahan organik (5%).Tanah sifatnya sangat dinamis yaitu terus-
menerus mengalami perubahan, yang dipengaruhi oleh iklim (curah hujan dan suhu),
bentuk wilayah (bentuk permukaan tanah), bahan induk, waktu, dan organisme.
24
Berdasarkan iklim, dikenal iklim basah (CH > 2000 mm/l) dan iklim kering
(CH < 2000 mm/th). Berdasarkan ketinggian tempat, terdiri atas lahan kering dataran
rendah (0-700 m dpl) dan dataran tinggi (> 700 m dpl). Berikut cara yang tepat untuk
mengetahui tingkat Kesuburan tanah.
a. Melakukan Analisis Contoh Tanah
Contoh tanah diambil di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium
terhadap beberapa variabel antara lain: pH, kapasitas tukar kation, nitrogen, kalum,
fosfor, kalsium, magnesium, (hara makro), dan hara mikro seperti Fe, Cu, Zn, B,
Mo, dll, bahan organik, tekstur tanah, dan sebagainya.
b. Melakukan Pengamatan Terhadap Keragaan Tanaman
Kekurangan unsur hara di dalam tanah dapat memperlihatkan gejala-gejala
pertumbuhan tertentu pada tanaman. Misalnya kekurangan unsur hara besi (Fe)
aan menyebabkan chlorosis, kekurangan hara nitrogen (N) menyebabkan tanaman
kerdil dan sebagainya.
c. Melakukan Analisis Jaringan Tanaman
Bagian-bagian tertentu tanaman, misalnya daun tanaman diambil
berdasarkan aturan yang ada kemudian dianalisis di laboratorium untuk
mengetahui jumlah unsur hara di dalam tanaman.
d. Melakukan Percobaat Pot
Tanah diambil dari suatu tempat kemudian dimasukkan ke dalam pot, diberi
perlakuan yang ada kontrolnya (tanpa pupuk misalnya), lalu ditanami jenis
tanaman tertentu, dan kemudian diamati pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Melakukan Percobaan Lapangan
Melakukan percobaan lapangan pertumbuhan dan produksi tanaman
(biological test) di lapangan dengan menggunakan berbagai jenis dan jumlah
pupuk tertentu, sehingga dapat diketahui kekurangan unsur hara yang perlu
ditambahkan ke dalam tanah bentuk pupuk untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
tanaman dalam mencapai tingkat produksi tertentu.
25
Tabel 8. Analisis usahatani padi di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab.
Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 2022
No Biaya produksi (Rp)
. Nama Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)
FC VC
Tabel 9. Analisis usahatani padi di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab.
Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 2022
No. Nama Nilai Ekonomi Lahan (Land Rent)
(Rp/Ha)
1 Baharuddin 12.956.800
2 H. Tari 13.107.930
3 Suharyanto 24.906.000
4 Syamsuddin 2.921.600
5 Muliadi 15.214.400
Rata-rata 13.821.346
Sumber : data primer setelah diolah, 2022.
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan bahwa rata-rata nilai ekonomi lahan
responden sebesar Rp. 13.821.346/Ha artinya sangat baik atau tanaman padi
responden dinilai masih produktif. Dimana rata-rata nilai ekonomi suatu lahan
pertanian Rp. 100.911/Ha (Pambudi A, 2008).
5.5. Konservasi Sumberdaya Lahan
Konservasi sumberdaya lahan yaitu bertujuan untuk mencegah kerusakan tanah
oleh erosi, memperbaiki tanah yang rusak serta memelihara dan meningkatkan
produktivitas tanah agar dapat digunakan secara lestari.
a. Kegiatan Konservasi yang dilakukan
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan jangk panjang terhadap
lingkungan, memastikan bahwa habitat alami suatu area dapat dipertahankan
sementara keanekaragaman genetik dari suatu spesies dapat tetap ada dengan
mempertahankan lingkungan alaminya. Adapun kegiatan konservasi yang
dilakukan oleh responden pada usahatani padi di Desa Bonto Marannu, Kec.
Moncongloe, Kab. Maros yaitu dapat dilihat pada tabel berikut.
29
Tabel 10. Kegiatan Konservasi yang dilakukan di Desa Bonto Marannu, Kec.
Moncongloe, Kab. Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, 2022
No Jenis Kegiatan Konservasi
. Nama
Secara Vegetatif Secara Mekanik
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktik lapang di Desa Bonto Marannu, Kec.
Moncongloe, Kab. Maros, Prov. Sulawesi Selatan yaitu:
1. Biaya produksi yang dikeluarkan petani di Desa Bonto Marannu, Kec.
Moncongloe, Kab. Maros yaitu sebesar Rp. 12.938,888.
2. Aspek ekonomi lahan di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab. Maros
terdiri dari :
a. Analisis usahatani yang menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap responden
Rp. 588.278 dan biaya variabel Rp. 1.999.500 dengan rata-rata penerimaan
responden yaitu sebesar Rp. 17.854.400 dan rata-rata pendapatan bersih sebesar
Rp. 15.266.622.
b. Analisis nilai ekonomi lahan (land rent) berdasarkan kesuburan tanah yang
menunjukkan nahwa rata-rata nilia ekonomi lahan sebesar Rp.
16.408.292,4/Ha. Artinya sangat baik atau kesuburan lahan responden dinilai
sangat produktif.
c. Analisis nilai ekonomi lahan berdasarkan posisi ekonomi yang menunjukkan
bahwa rata-rata nilai ekonomi lahan responden sebesar Rp. 13.821.346/Ha
artinya sangat baik atau tanaman padi responden dinilai masih produktif.
Dimana rata-rata nilai ekonomi suatu lahan pertanian Rp. 100.911/Ha.
3. Kegiatan konservasi yang dilakukan di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe,
Kab. Maros terdiri dari konservasi secara vegetatif dan secara mekanik.
a. Secara vegetatif berupa: Pertanaman sela, strip cropping, penanaman berganda,
penanaman pangan dan non pangan, reboisasi dan tanaman penutup lahan.
b. Secara mekanik berupa: Reboisasi, irigasi, pengolahan lahan, countour plowing,
pembuatan pematang, pembuatan tanggul dan reboisasi.
32
Hal ini dilakukan untuk Mencegah kerusakan tahah akibat pengikisan tanah,
memperbaiki struktur maupun tekstur tanah yang rusak serta memelihara dan
meningkatkan produktivitas tanah agar bisa digunakan kembali.
6.2. Saran
Saran dari hasil praktik lapang di Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe,
Kab. Maros yaitu:
a. Bagi pemerintah diharapkan agar dapat bekerjasama dengan masyarakat untuk
melakukan usaha konservasi lahan pertanian, sehingga masyarakat akan merasa
kegiatannya mendapat perhatian pemerintah dan lebih bersemangat dalam
melakukan konservasi lahan.
b. Bagi petani harus memperhatikan kaidah konservasi lahan yang sesuai dengan
kondisi lahan pertaniannya agar kerusakan tanah yang terjadi tidak semakin besar,
petani juga diharapkan untuk menanam tanaman dan melakukan pengelolaan lahan
yang sesuai untuk daerah Desa Bonto Marannu, Kec. Moncongloe, Kab. Maros.
DAFTAR PUSTAKA