NURDEWINI HARAHAP
170310074
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Penelaah
Mengetahui,
Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Nurdewini Harahap
i
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang....................................................................2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapang..................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Karet...........................................................................................3
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Karet....................................................................3
2.1.2. Syarat Tumbuh......................................................................................3
2.2 Pupuk dan Pemupukan...............................................................................4
2.3 Produksi Tanaman Karet............................................................................6
3. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempan Praktek Kerja Lapang ...............................................8
3.2 Metode Praktek Kerja Lapang...................................................................8
3.2.1. Tahap Persiapan....................................................................................8
3.2.2. Tahap Pendahuluan...............................................................................8
3.2.3. Tahap Utama.........................................................................................9
3.2.4. Penyajian Hasil ....................................................................................9
3.3 Letak Administrasi dan Geografi...............................................................9
3.4 Keadaan Iklim..........................................................................................10
3.5 Luas Kebun Seluruhnya...........................................................................10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan............................................11
4.1.1. Waktu Pemupukan..............................................................................11
4.1.2. Jenis Pupuk.........................................................................................11
4.1.3. Dosis Pupuk........................................................................................13
4.1.4. Metode Pemupukan............................................................................14
4.2. Pemupukan Tanaman Menghasilkan ......................................................14
4.2.1. Waktu Pemupukan..............................................................................15
4.2.2. Jenis Pupuk.........................................................................................15
4.2.3. Dosis Pupuk........................................................................................16
4.2.4. Metode Pemupukan............................................................................18
4.3. Produski Tanaman Karet (Havea brasiliensis)........................................18
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..............................................................................................20
5.2. Saran.........................................................................................................20
ii
iii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................25
DAFTAR TABEL
1. Data Curah Hujan, Hari Hujan pada Tahun 2015-2020 PT. Bakrie
Sumatera Plantations Tbk................................................................................10
2. Luas PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk (ha) per Juli 2020.......................10
3. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Karet Belum Menghasilkan
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk...............................................................12
4. Luas PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk (ha) per Juli 2020.......................17
5. Produksi Lateks Bulan Agustus 2020 di PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk (ha) per Juli 2020..................................................................18
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
1. PENDAHULUAN
1
tanaman menyebabkan siklus pengembalian unsur hara ke tanaman
terkendala sehingga perlu dilakukan kegiatan pemupukan (Istianto,2010).
2
2
3
Intensitas sinar matahari adalah hal amat dibutuhkan tanaman karet. Bila
terjadi penyimpangan terhadap faktor ini, maka mengakibatkan turunnya
produktivitas. Kecepatan angin terlalu
4
4
kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet (Sulfani, 2014).
Tanah
Lahan untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih
memperhatikan sifat fisik dibandingkan dengan sifat kimianya. Berbagai
jenis tanah dapat kita sesuaikan dengan syarat tumbuh tanaman karet, baik
tanah vulkanis muda dan tua maupun pada tanah gambut <2 m. Tanah
vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik, terutama struktur,
tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya. Namun,
secara umum sifat kimianya kurang baik karena kandungan haranya
rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisiknya, terutama
drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tahan berkisar antara pH 3,0 –
pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0 (Sulfani, 2014).
2.2. Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun
anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah atau tanaman dapat
menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Pupuk memiliki banyak macam dan jenis serta berbeda
reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Pupuk dibedakan
menjadi dua jenis yaitu pupuk padat dan cair. Sedangkan berdasarkan
pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan.
Pupuk organik adalah pupuk yang didapatkan langsung dari alam seperti
fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Pupuk alam
disebut juga dengan pupuk organik karena merupakan hasil dari proses
dekomposisi mikroorganisme dan tanpa campur tangan manusia. Pupuk
anorganik adalah pupuk yang didapatkan dari hasil pabrik yang kadar
hara, jenis hara dan komposisi ditentukan oleh produsen pembuat pupuk.
Pupuk buatan dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang hanya mengandung satu
jenis unsur hara, misalnya pupuk N, P atau pupuk K. Salah satu produk
pupuk yang mengandung unsur hara N adalah pupuk urea dan ZA
(zvavelvuure ammonium). Pupuk yang mengandung unsure hara P adalah
pupuk TSP dan SP-36. Unsur hara K tunggal terdapat pada pupuk KCl,
K2SO4 (ZK). Sedangkan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
5
diperoleh dari kumpulan elastomer poli isoprena yang disintetis oleh beberapa
tanaman tropis tertentu (Priyadarshan, 2011; Heng & Joo, 2017).
Produksi tanaman karet alam dunia hingga saat ini masih
didominasi oleh spesies Hevea brasiliensis (Cornish, 2017). Produksi
tersebut dipanen dengan cara memotong kulit tipis pada batang tanaman
sepanjang alur miring (disadap) dan selanjutnya lateks yang mengalir
dikumpulkan untuk diproses menjadi bahan olah karet (Sumarmadji et al.,
2013).
Penyadapan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi. Indikator penentu penyadapan yaitu panjang irisan, stimulansia
dan interval sadap. Jika salah satu bertambah maka indikator lainnya harus
dikurangi agar seimbang (Andriyanto et al., 2016).
Umumnya tanaman yang sudah disadap akan mengeluarkan lateks
dengan kecepatan awal tinggi selanjutnya berkurang seiring dengan
lamanya waktu. Semakin siang waktu sadap, maka kecepatan aliran lateks
saat disadap akan berkurang hingga berhenti mengalir. Penurunan
kecepatan aliran lateks setelah disadap erat kaitannya terhadap tekanan
turgor (Buttery and Boatman, 1967).
Tekanan turgor adalah salah satu komponen penyusun status air
pada jaringan tanaman (Murdiyarso et al, 2002). Kegiatan memanen
lateks, umumnya dilakukan pada pagi hari hingga menjelang siang hari.
Kuantitas lateks yang prima akan tercapai bila semakin singkat waktu
pemanenan lateks. Waktu memanen lateks berkaitan dengan kemampuan
tanaman dalam melakukan tekanan turgor.
3. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
8
9
1 Divisi I 827
2 Divisi II 857
3 Divisi III 687,90
4 Divisi IV 694
Total 3066,30
Sumber :Aek Salabat Estate, Juli 2020
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
11
12
dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak sedangkan pupuk mikro adalah
pupuk yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Pemilihan jenis dan dosis serta cara
dan waktu pemupukan tanaman karet belum menghasilkan disajikan pada tabel 3
berikut.
Tabel 3. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Karet Belum Menghasilkan
PT.Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
Umur Tanaman Dosis Pupuk/Gram/Aplikasi
(Bulan) NPK ZA UREA RP MOP KIES
(N20%) (N45%) (33%) K2O
(33%)
1 50
3 50 100
5 100
7 100 150
9 100
12 100 150
14 100 150 60 60
17 175 200 60 60
20 100 200 80
23 150 200 80 80
26 150 300 100
29 250 300 100
32 150 300 100
35 150 300 150 100
38 150 300 250
42 250 300
45 250 150
48 150 300
54 250 300 250
57 250 300
Sumber : Arsip Kantor PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Aek Salabat Estate
2020.
dilakukan pada daun tanaman berumur 3-10 tahun dilakuakn setiap tahun sekali
dan pada tanaman umur 11 tahun sampai dengan sebelum dideres dengan sistem
double cut, setiap dua tahun sekali dengan sampel yang luas arealnya 10 Ha.
Adapun sampel yang diambil untuk luas areal 10 ha s/d 20 Ha ialah 35 pokok
sampel. Pengambilan sampel hanya dapat dilakukan pada jam 07:00 s/d 12:00
WIB. Adapun jenis pupuk yang digunakan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
untuk tanaman karet diantaranya adalah Urea, KCl/MOP dan Rock Phospate yang
disajikan pada tabel 3.
Pemilihan jenis pupuk yang efektif merupakan salah satu kunci sukses
untuk pencapaian produktivitas tanaman secara optimal. Pemilihan jenis pupuk
disarankan dapat mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis. Sifat penting
pupuk yang harus diketahui adalah kandungan hara utama, kandungan hara
tambahan, reaksi kimia pupuk di dalam tanah serta kepekaan pupuk terhadap
perubahan iklim dan cuaca (Hidayat, 2012).
Dosis pupuk yang berlebih tidak hanya membuat biaya pemupukan semakin
tinggi, tetapi juga merugikan tanaman.
Tabel 4. Luas PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk (ha) per Juli 2020
Sumber: Arsip Kantor PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Aek Salabat
Estate 2020.
Catatan: Formulasi pupuk Urea 46% N, Rock Phosphate 28% P2O5, K2O 60 %.
Dosis pupuk untuk areal TM ditentukan oleh rekomendator.
menjaga masa ekonomis tanaman karet. Sistem sadap yang tepat pada panel atas
akan menentukan total produksi yang diperoleh dan tercapainya siklus ekonomis
tanaman karet (Herlinawati Eva dan Kuswanhadi, 2012).
Adapun penyebab produksi karet pada panel atas menjadi rendah
disebabkan oleh seringnya praktek penyadapan pada panel atas yang tidak sesuai
dengan norma penyadapan yang berlaku. Umumnya ini disebabkan kualitas
penyadapan sangat buruk seperti pemakaian kulit boros, penyadapan terlalu
dalam, dan aliran lateks keluar dari alur sadap atau tidak tertampung dalam
mangkuk sadap sehingga tidak mampu mengeluarkan potensi produksi yang ada
pada panel atas (Herlinawati Eva dan Kuswanhadi, 2012).
Tanaman karet merupakan tanaman yang produksinya diperoleh dari
pemakaian sadapan kulit. Sehingga lilit batang mempengaruhi produksi lateks, hal
ini disebabkan oleh semakin besar lilit batang maka sadapan juga akan semakin
panjang. Setiap tahunnya pertumbuhan lilit batang tanaman karet akan bertambah.
Hal ini sejalan dengan pendapat Saputra jamin et al., (2015) bahwa pertumbuhan
lilit batang tanaman karet terjadi secara linear bila kondisi lingkungan dalam
keadaan optimum sesuai dengan syarat tumbuh tanamn karert.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang di PT. Bakrie Sumatera Plantations
Tbk. Unit Aek Salabat Estate Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten
Simalungun, dapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada tanaman karet belum menghasilkan (TBM) jenis pupuk yang
digunakan adalah pupuk anorganik tunggal maupun majemuk seperti
Urea, Kiesrit, MOP, ZA, RP dan NPK dengan dosis yang berbeda
setiap umur tanaman. Cara pemupukan pada tahap TBM ialah ditabur
disekitar bagian piringan tanaman dengan waktu pemupukan dilakuakn
pada awal musim hujan.
2. Jenis pupuk yang diberikan pada tanaman karet menghasilkan (TM)
ialah Urea, Rock Phosphate dan KCl dengan kadar hara Urea 46% N,
Rock Phosphate 28% P2O5, K2O 60 %. Adapun dosis pupuk untuk
setiap umur tanaman berbeda sesuai dengan analisis LSU dari Bakrie
Riset (BARI). Waktu pemupukan setahun sekali tepatnya pada saat
gugur daun plus pada Maret – April. Metode pemupukan dengan secara
manual dengan yaitu ditebarkan langsung di ujung stripan yang sudah
disemprot pada kiri kanan pokok.
3. Produksi tanaman karet terbaik pada bulan agustus berada pada panel
B4 yaitu sebesar 0,99 kg/tanaman merupakan tanaman tahun 2006
dengan umur sadap 10 tahun dan tipe penyadapan ½ S ↓ D/4 yang
artinya penyadapan dilakukan 4 hari sekali. Sedangkan produksi
terendah beradapada panel A2 yaitu hanya mencapai 0,6 Kg/tanaman
panel A2 merupakan tanaman tahun 2012 dengan umur sadap 2 Tahun
dan tipe penyadapan ½ S ↓ D/3 artinya penyadapan dilakukan 3 hari
sekali.
5.2. Saran
Dalam pelaksanaan pemupukan menggunakan kaidah 4 T lebih
ditingkatkan, dikarekan biaya yang dikeluarkan untuk memupuk sangat tinggi.
Diperlukan juga pengawasan yang ketat agar pemupukan berjalan dengan
20
21
baik dan benar, agar mencapai produktivitas yang optimal. Pada aspek produksi,
untuk mengeluarkan potensi yang berlimpah pada panyadapan panel atas,
diperlukan tenaga kerja yang terampil dalam penyadapan panel atas.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. R., & Susetyo, I. 2014. Pengaruh proses pencampuran dan cara
aplikasi pupuk terhadap kehilangan unsur N. Warta Perkaretan, 33(1), 29-
34.
Arsyad, AR., Junedi, H., dan Farni, Y. 2012. Pemupukan Kelapa Sawit
Berdasarkan Potensi Produksi untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah
Segar (TBS) pada Lahan Marginal Kumpeh.Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Sains. Vol.14(1):29-36.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2017. Statistik Karet Indonesia, Katalog BPS
5504002, Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Budiargo, A., Poerwanto, R., dan Sudrajat. 2015. Manajemen Pemupukan Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit Kalimantan
Barat.Bul. Agrohorti. Vol.3(2):221-231.
Charlos Togi Stevanus, Jamin Saputra, dan Thomas Wijaya. 2015. Peran Unsur
Mikro Bagi Tanaman Karet. Jurnal Warta Perkaretan 2015, 34 (1), 11-18.
Damanik.S, Syakir.M, Tasma Made dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca
Panen Karet. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
22
23
Qomar, A., R., Ariani, E., dan Saputra, I., S. 2016. Pemberian Abu Vulkanik
Terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main-
Nursery. Jom Faperta. Vol.3(1).
Samarappuli,L. 2000.Ekonomidanefisiensi pupuk di pemanfaatan karet
belum menghasilkan.Bul. Research Rubber Institute SriLanka.42:1-10.
Sari, C. P., Apri M., dan M. Faizal.2012. Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku
Kayu Karet Tidak Produktif Dengan Metode Hidrolisis Asam. Jurnal
Teknik Kimia, 18(4), 9-13.
Wijaya, T., Ardika, R., & Saputra, J. (2014).The effect of omission fertilizer
aplication on rubber yield of PB 260. Current Agriculture Research
Journal, 2(2), 68-72.
LAMPIRAN
25
Tahun Deskripsi JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC AVG TOTAL
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16
Rainfall
(mm) 317 96.4 121 173 274 155 51.8 281 213 232 388 316 218 2.619,4
2015 Raindays 12 4 10 9 16 10 6 17 13 11 15 13 11 137
Rainfall
(mm) 176,8 361,2 42,4 182,6 0 199,2 375 212 287,2 277,2 347 286 228,9 2.747,0
2016 Raindays 8 11 2 10 0 9 12 12 11 12 17 11 10 114
Rainfall
(mm) 408,8 288,4 378,2 257,8 282,2 210,8 202,8 394 381,4 413,4 549,2 227 332,9 3.994,2
2017 Raindays 14 13 14 14 10 9 11 18 16 17 20 11 14 168
Rainfall
(mm) 405 288,4 378,2 257,8 282,2 210,8 202,8 394 381,4 514,4 433 382 344,2 4.130,0
2018 Raindays 17 13 14 14 10 9 11 18 16 18 19 15 13 175
Rainfall
(mm) 300,8 169,6 173,2 221 268,2 228,6 283,4 260,2 240,8 534,6 273,6 280 269,5 3.234,2
2019 Raindays 12 6 9 8 14 11 10 11 13 20 16 13 10 141
Rainfall
(mm) 173 63 240,8 280,6 279,2 292,2 301,8 0 0 0 0 0 135,9 1.630,6
2020 Raindays 9 6 8 12 12 13 16 0 0 0 0 0 10 76
Lampiran 2. Data Curah Hujan PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Unit Salabat
26
27
Lampiran 3. Peta Kerja Divisi II PT Bakrie Sumatera Plantation Unit Aek Salabat
Lampiran 4. Peta Kerja Divisi II PT Bakrie Sumatera Plantation Unit Aek Salabat
28