oleh:
Mulia Saputra
1505105010074
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PROSES
PRODUKSI SUSU KAMBING MENJADI SUSU BUBUK DI CV.
SAHABAT TERNAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
Mulia Saputra
1505105010074
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek lapang dengan judul “TQM (TOTAL QUALITY
MANAGEMENT) PADA PEMBUATAN SUSU BUBUK”
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang telah memberikan
petunjuk dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Dalam menyelesaikan laporan Praktek Lapangan ini, penulis telah banyak
mendapatkan bantuan baik moril maupun material dari berbagai pihak, sehingga
penulis merasa perlu menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua Orang tua beserta seluruh keluarga yang telah membesarkan,
mendidik, memberikan perhatian, dorongan semangat baik berupa moril
maupun materil, dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Bpk Dr. M. Ikhsan Sulaiman, STP., MSc selaku Ketua Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
3. Bapak Amanta selaku direktur sekaligus pemilik dari cv. Sahabat ternak yang
bersedia menerima saya melakukan Praktek Lapangan disini.
4. Pak zainal selaku pembimbing Praktek Lapangan yang telah memberikan
banyak ilmu dan arahan dalam penulisan laporan ini.
5. Ibu Cut Nilda S.TP., MSc selaku Dosen Pembimbing Praktek Lapangan yang
telah membantu dan membimbing serta mengarahkan penulis hingga
selesainya laporan Praktek Lapangan ini.
ii
6. Mbak Elin,Mbak isti, Mbak mala, Mas Agus, Mas Handoko, Mas Alip dan
seluruh Karyawan dan Karyawati di CV. Sahabat ternak yang telah banyak
membantu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Praktek
Lapangan baik bantuan moral maupun moril.
7. Teman-teman seperjuangan pada saat Praktek Lapangan dari dari universitas
syiah kuala : Fauzi Gunawan, Cut Erita, Aulia Wati, Riska anindita
Mulia Saputra
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1.2.3. Penyimpanan Susu Segar .................................................................. 14
4.1.2.4. Pengolahan Susu Bubuk ................................................................... 14
4.1.2.5. Penyimpanan susu bubuk sebelum penggilingan ............................. 17
4.1.2.6. Penggilingan ..................................................................................... 17
4.1.2.7. Proses Pengemasan ........................................................................... 18
4.1.2.8. Pemasaran ......................................................................................... 18
4.2. Pembahasan ................................................................................................ 19
4.2.1. Penerapan TQM Pada CV. Sahabat Ternak......................................... 19
4.2.1.1. Penerapan TQM pada bahan baku .................................................... 20
4.2.1.2. Penerapan TQM pada proses produksi ............................................. 21
4.2.1.3. Penerapan TQM pada proses packing .............................................. 22
4.2.1.4. Penerapan TQM pada proses pemasaran .......................................... 23
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Syarat mutu susu bubuk ............................................................................. 6
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi perusahaan ................................................................................ 10
Gambar 2 Penyimpanan susu dalam freezer ......................................................... 14
Gambar 3 Tahapan Awal Pengolahan ................................................................... 16
Gambar 4 Tahapan pemasakan ............................................................................. 10
Gambar 5 Proses Pendinginan Karamel ................................................................ 17
Gambar 6 Penambahan susu setengah jadi ........................................................... 16
Gambar 7 Susu bubuk sebelum dikeringkan ......................................................... 10
Gambar 8 Susu bubuk setelah dikeringkan ........................................................... 14
Gambar 9 Bubuk susu sebelum digiling ............................................................... 16
Gambar 10 Mesin penggiling ................................................................................ 10
Gambar 11 Susu bubuk setelah digiling ............................................................... 14
Gambar 12 Proses pengemasan susu..................................................................... 16
Gambar 13 Etalase pemasaran pada CV. Sahabat ternak ..................................... 20
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengawasan kualitas secara terstruktur dalam proses pembuatan susu bubuk
secara serius untuk meningkatkan kinerja produksi, karena dengan penerapan
TQM akan terbentuk kepuasan konsumen.
Susu kambing adalah salah satu minuman terbaik di dunia setelah ASI.
Susu ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Bahkan, susu
kambing, terutama kambing Etawa, memiliki nutrisi yang kaya, seperti lemak
yang baik, protein, vitamin, enzim dan mineral. Susu kambing etawa memiliki
komposisi nutrisi yang mirip dengan ASI. Kadar kalsium yang tinggi dalam susu
dianggap sebagai sumber penting kesehatan tulang. Tak hanya kaya sumber
kalsium, susu kambing juga mengandung asam lemak dan asam lemak omega-3
yang juga bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
1.2. Tujuan
Praktek lapangan ini bertujuan untuk mempelajari serta mengetahui proses
penerapan TQM (Total Quality Management) pada pembuatan susu bubuk pada
CV. Sahabat Ternak di Girikerto, Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Susu
Susu merupakan suatu sekresi kelenjar dari hewan yang sedang laktasi
yang diperoleh dari proses pemerahan secara sempurna. Susu adalah cairan
berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar ambing pada binatang mamalia betina
untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu dapat dihasilkan oleh
semua hewan menyusui, namun yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah susu
sapi dan kambing.
Susu adalah bahan pangan yang mempunyai kelezatan serta memiliki
komposisi ideal yang diperlukan oleh tubuh manusia. Zat yang terkandung di
dalam susu mampu diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh manusia. Susu
mengandung komposisi kimia seperti lemak 3,8%, protein 3,2%, laktosa 4,7%,
abu 0,855%, air 87,23% dan bahan kering 12,75%. Kualitas pada susu sangat
tergantung pada komposisi yang terkandung di dalam susu (Anindita dan Soyi,
2017).
3
Sawitri, 2007). Susu bubuk diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti
berikut:
susu bubuk full cream, susu bubuk dengan kandungan lemak sampai 100%.
Susu bubuk half cream, susu bubuk kandungan lemaknya dikurangi hingga
hanya 50%.
Susu skim, susu bubuk yang kandungan lemaknya hanya sekitar 10%.
Whey powder, merupakan bahan sisa dari proses pembuatan susu bubuk.
Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda pengotor
susu yang terbawa saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk
menghilangkan sebagian leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan
susu selama penyimpanan.
Pasteurisasi
Dari tangki penampungan, susu dipasteurisasi dengan cara dipanaskan
untuk membunuh bakteri pathogen. Teknis pasteurisasi dapat dilakukan melalui 2
(dua) cara yaitu High Temperature Short Time (HTST) yaitu pasteurisasi
dilakukan pada suhu tinggi dengan waktu yang sangat pendek dan Low
Temperature Long Time (LTLT) yaitu pasteurisasi yang dilakukan pada suhu
rendah dengan waktu yang cukup lama. Pasteurisasi ini penting dilakukan pada
susu untuk memastikan bahwa bakteri patogen yang terdapat dalam susu mati.
Bakteri patogen dapat menyebabkan penyakit, salah satu penyakit yang di
sebabakan oleh bakteri ini yaitu diare.
4
Evaporasi
Pada umumnya evaporator terdiri atas tiga tipe yaitu rising film
evaporator, falling film evaporator dan forced circulation evaporator. Pembuatan
susu bubuk umumnya menggunakan falling film evaporator dikarenakan falling
film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan menggunakan
gravitasi untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Evaporasi dilakukan untuk
mengurangi kandungan air dengan falling film evaporator yang terdapat pada alat
evaporasi, sehingga penguapan dapat dilakukan dengan tepat dan waktu kontak
dengan media pemanas singkat. Alat pemanas yang digunakan adalah steam yang
bekerja pada tekanan vakum, agar penguapan air dalam susu dapat berlangsung
pada temperatur yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak merusak susu.
Pencampuran
Dari tangki penyimpanan susu dipanaskan sebelum dialirkan ke tangki
pencampur yang berisi bahan-bahan tambahan seperti protein, mineral, vitamin
dan lain-lain. Tujuan pemanasan adalah menurunkan viskositas susu sehingga
mempermudah proses pencampuran.
Homogenisasi
Homogenisasi adalah perlakuan mekanik (mechanical treatment) pada
butiran lemak dalam susu dengan tekanan tinggi melalui sebuah lubang kecil.
Homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan ukuran globula-globula lemak
susu menjadi rata-rata 2 mikron, menggunakan sistem High Presssure Pump
(HPP) yang melewati sebuah lubang kecil dengan alat homogenizer.
Pengeringan
Proses pengeringan susu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
freeze drying dan spray drying. Freeze drying adalah penguapan susu dilakukan
pada keadaan vakum, air tersublimasi keluar dari susu. Proses spray drying adalah
menyemprotkan butiran halus ke dalam aliran udara panas. Pengeringan spray
drying melalui tahapan sebagai berikut (a) evaporasi, pengupan air susu dari kadar
air 88% menjadi 50%, (b) spraying adalah pengeringan semprot untuk
menghasilkan bubuk (powder) dan (c) pengeringan lanjut (after dyer) adalah
penguapan partikel dari bubuk susu.
5
Finishing dan Pengemasan
Pada proses ini inti bubuk susu yang dihasilkan kemudian dicampurkan
dengan bahan lain sesuai dengan formula yang diinginkan. Selanjutnya susu
tersebut masuk dalam tahap pengemasan (dalam kaleng atau aluminium foil)
menggunakan mesin pengemasan filling hooper.
6
% (b/b)
4 Protein (N x 6,38) 2)
min. 32 min. 32 min. 32
Kualitas susu bubuk yang baik dapat dilihat dari bahan bakunya yang
berasal dari susu segar dan dapat dinilai dari jumlah kadar airnya yang harus
memenuhi standar. Kadar air umumnya dihilangkan menggunakan spray dryer
atau roller dryer. Pada pengolahan dari susu cair menjadi susu bubuk tersebut
umumnya terjadi kerusakan protein sebesar 30%. Untuk meningkatkan kualitas
dan nilai gizinya produsen menambahkan senyawa-senyawa yang disesuaikan
dengan karakteristik peminum susu tersebut (bayi, anak-anak, dewasa dan
sebagainya).
7
perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses dan
lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-
komponen tersebut adalah dengan penerapan TQM (Tjiptono dan Diana, 2001).
Penerapan TQM pada suatu perusahaan merupakan poin utama yang dapat
dijadikan tolak ukur kesuksesan dan perkembangan dari suatu perusahaan.
Kesuksesan suatu perusahaan dalam menerapkan TQM akan berdampak positif
terhadap mutu perusahaan dan produk-produk yang dihasilkan. Penerapan TQM
sangat berkaitan erat dengan kualitas. TQM memberikan landasan bagi
manajemen kualitas dan merupakan suatu alternatif dalam menjamin kepuasan
pelanggan. Penerapan TQM ini juga tidak lepas dari penilaian kinerja karyawan.
Semakin sering perusahaan melakukan evaluasi terhadap kinerja dari
karyawannya maka mutu yang menjadi tujuan utama akan semakin mudah
dicapai.
Dalam penerapan TQM, industri susu bubuk umumnya memiliki beberapa
laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan mutakhir yang canggih dan secara
langsung diawasi oleh para sarjana yang berpengalaman dalam penerapan
pengendalian mutu yang baik. Pengawasan laboratorium dilakukan oleh
sekelompok para sarjana merupakan penerapan dari employee empowerment,
dimana mereka dilibatkan secara langsung dalam proses pengendalian mutu
produk-produk susu bubuk yang merupakan salah satu proses dari keseluruhan
proses produksi. Proses ini merupakan salah satu upaya implementasi continous
improvement, yaitu proses perbaikan terus-menerus yang meliputi orang,
peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur (Heizer dan Render, 2011).
Prinsip TQM dalam pencapaian tujuannya adalah melakukan perbaikan
kualitas secara terus-menerus sehingga perusahaan dapat meningkatkan labanya
melalui dua jalur. Jalur pertama yaitu jalur pasar, yakni perusahaan dapat
memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan
harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya
penghasilan sehingga laba yang diperoleh semakin besar. Sedangkan jalur kedua
yaitu jalur biaya, yakni perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari
kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi
perusahaan berkurang dan dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.
8
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANGAN
9
3.1. Lokasi Dan Tata Letak
3.1.1. Lokasi
Lokasi kegiatan praktek lapangan ini dilakukan di CV. Sahabat Ternak,
Girikerto, Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Tata letak CV. Sahabat Ternak ini di desain secara khusus untuk
mempermudah alur proses produksi keseharian. Lokasi tiap-tiap bagian mulai dari
gudang bahan baku hingga proses pengemasan dan masuk gudang penyimpanan
10
dibuat sesuai dengan alur materi dan alur proses sehingga kegiatan proses berjalan
secara efektif dan efisien.
3.3. Ketenagakerjaan
Dalam kegiatan usaha atau bisnis, tenaga kerja merupakan salah satu
faktor penting. Tenaga kerja ikut menentukan tercapainya tujuan dan proses
kegiatan usaha untuk mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan wirausaha di
dalam perusahaannya. Tanpa adanya tenaga kerja yang berkualitas tidak akan ada
proses kerja didalam perusahaan. Setiap tenagan kerja pada CV. Sahabat Ternak
dibekali dengan palatihan HACCP hal ini dilakukan agar lebih mudah
menjalankan TQM (Total Quality Management). Berikut ini merupakan tabel
pembagian tugas kariyawan CV. Sahabat Ternak.
No Jabatan Nama Tugas
1. Direktur Amanta
2. Kabang peternakan Agus Purnomo Bertanggung jawab untuk
11
merawat peternakan CV.
Sahabat Ternak.
3. Kabang Pengolahan Djainal Abidin Bertanggungjawab
mengatur seluruh proses
pengolahan mulai dari
penerimaan susu hingga
susu siap dikemas.
4. Administrasi Fatimah Bertangung jawab mengatur
semua pemasukan dan
pengeluaran di CV Sahabat
Ternak.
5. Bahan Baku Dewi Puspita S Bertanggungjawab dalam
bagian bahan baku, bertugas
mengatur dan mengawasi
bahan baku pengolahan
susu.
6. Produksi Vika Witriyanti Bertanggungjawab dalam
bagian produksi, bertugas
mengatur seluruh bagian
produksi produk susu bubuk
zuzuka.
7. Pengolahan Vika Witrianti Bertanggung jawab untuk
Dewi Puspita S memproduksi susu cair
Suratinah menjadi susu bubuk.
Sumarsih
Ngatemi
Istiyani
Sumestri
Winarsih
Sriyanti
8. Packing Rohelin Bertanggungjawab mengatur
proses pembuatan kemasan,
pengemasan hingga produk
siap dipasarkan
9. Pemasaran Diva Octavia D Bertanggung jawab dalam
pemasaran produk dan
berhubungan dengan
pembeli baik secara
langsung maupun tidak
langsung.
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
13
4.1.2.2. Penerimaan Susu Segar
Penyediaan susu segar sebagai bahan dasar diambil dari peternakan sendiri
maupun dari pengepul. Peternak biasa memerah susu kambing pada pagi dan sore
hari sedangkan pengepul biasanya menyetor susu segar pada pagi hari. Sebelum
susu segar tersebut diterima oleh pabrik susu, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas yang meliputi; uji bakteriologis, uji fisis dan uji organoleptis
yang dilakukan oleh bagian Quality Assurance (QA).
14
ditambahkan susu bubuk yang sudah kering untuk mempercepat proses
pengeringan dan diratakan pada wajan agar susu mengeras. Susu yang sedikit
keras kemudian dikerik menggunakan spatula. Setelah dikerik, susu yang
menggumpal kemudian diremas agar partikel-partikel susu menjadi lebih halus.
Susu yang sudah diremas kemudian dikeringkan dengan cara disangrai, proses
penyangraian dilakukan selama ± 2 jam. Pada saat penyangraian susu harus
diaduk terus menerus dan di gerus pada wajan dengan menggunakan centong
kayu agar susu lebih cepat kering dan halus. Proses pengolahan susu bubuk dapat
di lihat pada diagram alur dan gambar dibawah ini:
Susu segar
Gula
Diaduk
400gr
Susu bubuk
setengah Diangkat dan ditipiskan pada wajan
jadi
Setelah sedikit mengeras kemudian dikerik
mengan menggunakan spatula
Disimpan
Digiling
Dipacking
Hasil
15
Gambar 3 Tahapan Awal Pengolahan Gambar 4 Tahapan pemasakan
Gambar
Gambar 5 Proses 4.
pendinginan karamel Gambar 6 Penambahan susu setengah jadi
16
4.1.2.5. Penyimpanan susu bubuk sebelum penggilingan
Susu yang telah diolah di simpan dalam sebuah ruang penyimpanan
sebelum dilakukan proses penggilingan, susu ini masih bertekstur kasar sehingga
perlu digiling agar teksturnya menjadi lebih halus.
4.1.2.6. Penggilingan
Penggilingan susu yang masih kasar dilakukan dengan menggunakan
mesin penggiling dengan ukuran mesh sebesar 0,5. Susu yang telah digiling
selanjutnya dimasukkan ke dalam ruang pengemasan.
17
4.1.2.7. Proses Pengemasan
Susu yang sudah telah digiling selanjutnya dikemas dalam berbagai variasi
kemasan seperti kemasan plastik dengan berat 250 dan 500 gr, kemasan kotak
dengan berat 200 gr, sachet dan ada juga yang dikemas dalam sak dengan berat 25
kg.
4.1.2.8. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh CV. Sahabat Ternak dilakukan dengan
berbagai metode baik secara langsung maupun tidak langsung, pemasaran secara
18
langsung dilakukan dengan promosi dari mulut ke mulut dan juga melalui outlet
yang ada, sedangkan pemasaran secara tidak langsung dilakukan melalui internet,
menjadi sponsor pada sebuah event dan juga mendistribusikan susu tanpa
menggunakan brand sehingga distributor lainnya dapat menjual kembali susu
bubuk tersebut dengan menggunakan brand mereka sendiri. Dari metode
pemasaran ini, produk susu bubuk yang terjual mencapai 3-5 ton perbulan.
Sistem pemasaran yang dilakukan CV. Sahabat Ternak tidak
menggunakan kontrak kerja antara dengan para ditributornya. Produk yang
dipesan akan dikirim dan jika produk diterima dengan baik tanpa ada cacat karena
proses pengiriman baru selanjutnya proses pembayaran akan dilakukan. Sehingga
kendala utama yang dirasakan sampai saat ini adalah proses pembayaran dari
distributor yang masih terhambat dan bahkan produk yang tidak dibayar.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Penerapan TQM Pada CV. Sahabat Ternak
CV. Sahabat Ternak merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
bergerak di bidang pengolahan susu kambing. Di Yogyakarta khususnya di
Kecamatan Turi Girikerto banyak berdiri usaha kecil menengah yang bergerak di
bidang yang sama, oleh karena itu pihak manajemen CV. Sahabat Ternak telah
menerapkan prinsip TQM, yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu
19
produk agar para konsumen merasa puas dengan produk susu bubuk yang di
produksi oleh CV. Sahabat Ternak. Sebagai upaya penerapan TQM pada CV.
Sahabat Ternak dilakukan pengawasan terhadap standar mutu pada bahan baku,
proses produksi, packing, penyimpanan hingga pemasaran. Sebagai upaya serius
yang dilakukan oleh pihak menejemen CV. Sahabat Ternak yaitu melakukan
pelatihan HACCP dan sosialisasi pentingnya pengawasan mutu terhadap produk
makanan pada setiap karyawan yang bekerja pada CV. Sahabat Ternak.
20
mempertahankan sekaligus memperbaiki produk susu bubuk yang diproduksi oleh
CV. Sahabat Ternak, hal utama yang dilakukan oleh tim ini adalah uji
organoleptik meliputi, warna, rasa, aroma berat jenis, dan kebersihan. Sementara
untuk uji kimia dan mikrobiologis belum ada, karena peralatannya belum
memadai. Setelah dilakukannya pengujian sampling selanjutnya susu kambing di
simpan kedalam freezer. Hal ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya
mikroorganisme dalam susu.
21
Kasus yang rentan terjadi pada proses produksi yaitu warna susu yang tidak
seragam dikarenakan proses pengeringan masih manual menggunakan wajan, hal
ini tentu saja memerlukan pengawasan yang ketat, maka perlu diterapkan
pengendalian mutu untuk meminimalisir hal tersebut terjadi. Untuk
meminimalisirnya, pada setiap bagian produksi ditempatkan seorang pengawas
untuk mengawasi setiap proses yang berjalan dan juga jika ada karyawan yang
lalai akan diberikan denda berupa setiap susu yang hangus diharuskan untuk
mengganti bahan baku susu sesuai dengan kebijakan manajemen.
Namun di sisi lain, metode yang diterapkan oleh CV Sahabat Ternak ini
juga memilikinya keuntungan diantaranya dapat membuka lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar, karena untuk mengolah susu kambing bubuk membutuhkan
karyawan yang banyak sekitar 19 orang, rata-ratanya pekerjanya adalah ibu-ibu.
Agar kualitas susu kambing CV. Sahabat Ternak menjadi lebih baik maka perlu
diterapkan metode pengeringan seperti spray dryer, freeze dryer dan drum dryer.
22
4.2.1.4. Penerapan TQM pada proses pemasaran
Pemasaran memegang peran yang cukup vital bagi kelangsungan suatu
usaha. Sebuah usaha dengan hasil produk yang biasa saja bisa jadi sukses hanya
karena strategi pemasaran perusahaan terkait yang cukup handal, sebaliknya
sebuah usaha dengan produk yang cukup berkualitas pun tak akan mengalami
penjualan yang maksimal jika tidak dilakukan upaya pemasaran yang baik
terhadap para konsumen. Konsumen merupakan pihak yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu produk yang dijual di pasar bebas. Dengan
banyaknya usaha-usaha sejenis yang melibatkan produk susu, maka konsumen
memiliki banyak sekali pilihan dan sudah tentu pilihan konsumen jatuh kepada
produk yang bermutu tinggi, harganya bersaing, kemasannya menarik, dan faktor-
faktor pendukung lainnya.
Dengan dasar itulah CV. Sahabat Ternak menerapkan TQM dalam
menjalankan pemasaran, hal ini penting dilakukan untuk mempromosikan dan
menjual produk, serta menilai keluhan-keluhan pelanggan yang masuk. Untuk
meningkatkan pelayanan kepada para konsumen, maka CV. Sahabat Ternak
melaksanakan pelatihan khusus bagi para karyawan maupun distributor yang
diselengarakan setiap 3 bulan. Dalam pertemuan tersebut, para karyawan dan
distributor juga melaporkan hasil kerja mereka, selain itu juga diberikan tambahan
pengetahuan yang bermanfaat, serta dibahas mengenai kesulitan-kesulitan yang
mereka temui dalam menghadapi para konsumen dan diberikan solusinya. Jadi,
CV. Sahabat Ternak telah melakanakan program-progam yang mendukung
tercapainya kepuasan konsumen dengan tepat dan terus menerus.
23
BAB V
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25