Oleh:
INTAN HERYANI
1605105010067
Menyetujui
NIP. 197006211995031004
ii
KATA PENGANTAR
4. Ibu Dr. Ir. Normalina Arpi, M.Sc dosen pembimbing Praktek Lapangan.
i
5. Ibu Dr. Dewi Yunita, S.TP., M.Res selaku dosen wali yang selalu
memberikan motivasi dan dukungan.
7. Kak Tajul Iflah, S.TP,. M.Si selaku Pembimbing Lapangan yang telah
membantu dalam memberikan arahan serta bimbingan demi kelancaran
Praktek Lapangan maupun pembuatan laporan.
8. Ibu Diah Ayu selaku koordinator lapangan yang sudah memberi arahan
serta informasi yang diperlukan.
9. Pak Syam, Pak Eko, Pak Asif, Bu Rita, Mbak Fitri, Mbak Yeni, Pak Hendra,
Mbak Meli, Derani, Mbak Setty, Ibu Ali, Pak Ali, serta karyawan BALITTRI
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Praktek Lapang baik
bantuan moral maupun materil.
10. Para sahabat dan teman-teman yang telah berkerja sama dalam menjalankan
tugas Praktek Lapangan ini.
Penulis
ii
(Intan Heryani)
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup Praktek Lapang....................................................................2
1.4 Metode Pengumpulan Data............................................................................2
1.5 Tempat dan Waktu.........................................................................................2
BAB II. GAMBARAN UMUM BALITTRI...........................................................3
2.1 Lokasi dan Tata Letak BALITTRI.................................................................3
2.2 Sejarah dan Perkembangan BALITTRI........................................................3
2.3 Struktur Organisai..........................................................................................4
BAB III. EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH KAKAO DI BALITTRI. 6
3.1 Pemanenan dan Pemisahan Kulit Buah Kakao dan Bijinya......................6
3.2 Pembuatan Sampel Kering dan Sampel Basah..........................................7
3.3 Pembuatan Larutan HCl 8 N....................................................................10
3.4 Proses Ekstraksi Pektin dari Sampel Kering dan Sampel Basah.............11
................................................................................................................................13
3.5 Rendemen Ekstraksi Pektin Sampel Kering............................................15
BAB IV. PEMBAHASAN.....................................................................................16
4.1 Pemanenan dan Pemisahan Kulit Buah Kakao dan Bijinya........................16
4.3 Proses Ekstraksi Pektin dari Sampel Kering dan Sampel Basah.................17
VI. PENUTUP.......................................................................................................18
4.1 Kesimpulan..................................................................................................18
4.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktek Lapang
Adapun tujuan dari Praktek Lapanganan ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari secara langsung tentang proses ekstraksi pektin dari kulit buah kakao
dan untuk mendapatkan pengalaman kerja di Balai Penelitian Tanaman Industri
dan Penyegar (Balittri).
2
BAB II. GAMBARAN UMUM BALITTRI
3
balai ini kembali diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar
(Balittri) hingga saat ini.
2000
1998 1994
Loka Penelitian
Loka Penelitian Lokasi Penelitian
Tanaman Sela
Pola Tanam Kelapa Pola Tanam Kelapa
Perkebunan
2006 2011-sekarang
Balai Penelitian Balai Penelitian
Tanaman Rempah Tanaman Industri
dan Aneka dan Penyegar
Tanaman Industri (BALITTRI)
Gambar 1. Sejarah Perubahan Nama Balittri
4
Berikut ini adalah struktur organisasi Balai Penelitian Tanaman Industri
dan Penyegar (Balittri) :
Kepala Balai
Sumber : Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyengar (Balittri) tahun 2019
5
BAB III. EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH KAKAO
DI BALITTRI
6
Gambar 2. Pemanenan Buah Kakao
7
grinder. Bubuk kulit kakao yang dikeluarkan dari grinder diayak dengan ayakan
80 mesh. Bubuk tersebut siap untuk diekstrak pektinnya.
8
Gambar 9. Kulit Kakao Kering yang Akan Digrinder
9
Gambar 12. Kulit Buah Kakao yang Telah Diiris Tipis
10
3.4 Proses Ekstraksi Pektin dari Sampel Kering dan Sampel Basah
Ekstraksi pada sampel basah dan sampel kering sama, perbedaanya hanya
pada bentuk sampel. Untuk sampel yang kering dilarutkan terlebih dulu dengan
aquades. 100 gram sampel kering dilarutkan dalam 1000 ml aquades, sedangkan
sampel basah memang diblender dengan aquades. Selanjutnya diukur pH sampel
yang telah ditambahkan aquades. Kemudian ditambahkan HCl kedalam sampel
yang telah ditambah aquades hingga pH nya menjadi 1.5, 2.0 dan 2.5. Setelah itu
sampel dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 3000 ml. Lalu disiapkan panci
yang berisi air, di masukkan beaker glass yang berisi sampel kedalam panci berisi
air. Letakkan panci berisi air dan sampel diatas penangas dengan suhu 300ºC
selama dua jam. Ditunggu hingga suhu menjadi 80ºC dan diaduk tiap 5 menit
sekali. Setelah dua jam dan suhu menjadi 80ºC beaker glass dipindahkan kedalam
panci yang berisi air dingin dan es, ini dilakukan agar sampel yang sudah
diekstrak menjadi dingin dan mudah dipisahakan dari ampasnya. Ketika sampel
sudah tidak panas dilakukan pemisahan filtrat pektin dan ampasnya dengan cara
diperas menggunakan kain saring. Filtrat yang telah bersih dari ampas dicuci
dengan ethanol dengan cara ditambahkan ethanol 96% kedalam filtrat, dengan
perbandingan filtrat : ethanol (1:2). Didiamkan semalaman sekitar 12 jam dan
beaker glass ditutup dengan aluminium foil . Setelah didiamkan semalaman
dilakukan pemisahan dengan cara disentrifuse. Kecepatan sentrifuse yang
digunakan yakni 1000 rpm dengan waktu 20 menit. Gel pektin yang sudah
dipisahkan dimasukkan kedalam beaker glass, ditambahkan ethanol 96% dan
disentrifuse kembali hingga warna residunya menjadi lebih jernih. Setelah didapat
gel pektin dengan residu yang lebih cerah, gel diletakkan didalam cawan petri
dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105ºC hingga gel menjadi kering seperti
lembaran daun kering. Lembaran gel pektin kering dikeluarkan dari oven
kemudian digerus atau dihaluskan menggunakan mortar.
11
Gambar 16. Proses Ekstraksi Pektin
Gambar 18. Hasil Ekstraksi Yang Ditambah Ethanol Dan Didiamkan Semalaman
12
Gambar 20. Bagian Dalam Sentifuse
13
Gambar 24. Gel Pektin yang Telah Kering
14
3.5 Rendemen Ekstraksi Pektin Sampel Kering
Berdasarkan hasil ekstraksi pektin yang dilakukan di Balittri maka
dilakukan analisis rendemen pada ekstraksi pektin menggunakan sampel kering
karena terkendala waktu praktek lapangan yang singkat maka analisis rendemen
pada ekstraksi pektin sampel basah tidak dilakukan. Rendemen Ekstraksi Pektin
Sampel Kering dapat dilihat pada Tabel 1.
Ulangan
pH
I II III
1,5 1,602 % 1,940 % 1,524 %
15
BAB IV. PEMBAHASAN
16
2. Pembuatan Sampel Basah
Pembuatan sampel basah pada awalnya menyerupai proses pembuatan
sampel kering hanya berbeda pada proses pengeringannya. Kulit buah kakao
dicuci dan dibersihkan didalam baskom untuk menghilangkan getahnya dan
didiamkan sekitar 10 menit. Kemudian pengirisan kulit buah kakao dilakukan
didalam air dan diiris tipis. Kulit kakao yang diiris tipis kemudian dibilas dan
diganti air serta didiamkan sekitar 1 jam, setelah satu jam kulit buah kakao
ditiriskan dan ditimbang sebanyak 100 gram. Kulit buah kakao dicampur dengan
air dua kali bobot kulit buah kakao kemudian dihancurkan dengan blender.
Sedangkan (Wusnah et al., 2017) membuat sampel basah dengan cara
menambahkan air sebanyak tiga kali bobot kulit kakao yang digunakan kemudian
dihancurkan, tidak disebutalat penghancurnya.
4.3 Proses Ekstraksi Pektin dari Sampel Kering dan Sampel Basah
Pada sampel basah dan sampel kering diekstraksi dengan cara yang sama
seperti yang telah dijelaskan pada bab 3. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan
larutan HCl dengan pH 1.5, 2 dan 2.5 berbeda dengan (Wusnah et al., 2017) yang
menggunalan HCl juga namun dengan pH 1.5, 2.6, 2.8 dan 3. Ekstraksi yang
dilakukan juga menggunakan waktu yang sebentar tanpa pemanasan dan langsung
dilakukan penyaringan manual tanpa menggunakan sentrifuse. Sedangkan
(Susilowat, 2013) menggunakan asam sitrat sebagai pelarut dan mengekstrak
menggunakan labu leher tiga. Pengendapan gel pektin sama dengan yang
dilakukan di Balittri yakni menggunakan alkohol dan berbeda pada pencucian
menggunakan air atau tanpa dicuci. Pada penelitian yang dilakukan (Erika, 2013)
pelarut yang dipakai adalah amonium oksalat 2,5% kemudian dipanaskan dengan
suhu 85ºC. Pencucian dilakukan tiga kali dengan etanol 96%. Pengeringan pektin
berbeda dengan yang dilakukan di Balittri yakni menggunakan oven vacum
dengan suhu 40 ºC selama 6 jam.
17
VI. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan pektin dari kulit buah
kakao perlu dilakukan beberapa tahapan mulai dari pemanenan, pemisahan kulit
buah dengan isinya, pembersihan kulit, persiapan sampel, persiapan bahan dan
alat pendukung untuk ekstraksi pektin serta proses pengeringan dari gel menjadi
bubuk pektin.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebaiknya sebelum dilakukan
pembuatan sampel bahan diberi perlakuan awal terlebih dahulu dengan
perendaman menggunakan larutan yang dapat mengurangi reaksi pencoklatan
sehingga pektin yang dihasilkan memiliki warna yang lebih cerah dan juga alat
untuk ekstraksi pektin yang digunakan lebih canggih seperti alat penyaring filtrat
agar pektin dapat dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat karena tidak butuh
waktu lama serta sarannya pektin tersebut dapat dijual secara komersil untuk
mewujudkan industri zerowaste di Balittri.
18
DAFTAR PUSTAKA
Erika, C., 2013. Ekstraksi Pektin dari Kulit Kakao (Theobroma cacao L.)
Menggunakan Amonium Oksalat. J. Teknol. Dan Ind. Pertan. Indones. 5.
Megawati, M., Machsunah, E.L., 2016. Ekstraksi Pektin Dari Kulit Pisang Kepok
(Musa Paradisiaca) Menggunakan Pelarut Hcl Sebagai Edible Film. J.
Bahan Alam Terbarukan. 5, 14–21.
Prasetyowati, P., Sari, K.P., Pesantri, H., 2009. Ekstraksi Pektin Dari Kulit
Mangga. J. Tek. Kim. 16.
Rinaldo, R dan M. A Chozin. 2016. Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah
Kakao (Theobroma Cacao L.) di Jawa Tengah. Bul. Agrohorti. 4 (2) : 210-
214.
Sarah, M., Hanum, F., Rizky, M., Hisham, M.F., 2018. Microwave-assisted
extraction of pectin from cocoa peel. IOP Conf. Ser. Earth Environ. Sci.
122.
Susilowat, S., 2013. Ekstraksi Pektin dari Kulit Buah Coklat dengan Pelarut Asam
Sitrat. Eksergi. 11, 27–30.
Wusnah, W., Zulnazri, Z., Sulastri, S., 2017. Pengaruh pH dan Waktu Ekstraksi
Terhadap Karakteristik Pektin dari Kulit Coklat. J. Teknol. Kim. Unimal 4,
27–35.
19
3