Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PROSES PEMBUATAN DAN PEMASARAN KERUPUK KULIT


SAPI DI UD. ZAIRA KECAMATAN CAKRANEGARA

OLEH :

MOHAMMAD ALFATIH
B1D 018 175

PROGRAM SARJANA (S1)


PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PROSES PEMBUATAN DAN PEMASARAN KERUPUK KULIT SAPI DI UD.


ZAIRA KECAMATAN CAKRANEGARA

OLEH :

MOHAMMAD ALFATIH
B1D 018 175

Laporan Praktik Kerja Lapang


Diserahkan untuk Keperluan Penyelesaian Pendidikan
pada Program Studi Peternakan S1 Fakultas Peternakan Universitas Mataram
yang telah disetujui pada 9 November 2021

Menyetujui :

Program Studi Peternakan Pembimbing,


Ketua,

Dr. Ir. I Wayan Wariata, M.Si Ir. Djoko Kisworo, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19611231 198703 1016 NIP. 19580204 1985031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia–Nya kepada penulis sehingga penulisan Laporan Praktik Kerja
Lapang (PKL) dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan PKL ini berisi tentang
kegiatan praktik kerja lapang mengenai “Proses Pembuatan Dan Pemasaran Kerupuk
Kulit Sapi Di UD. ZAIRA Kecamatan Cakranegara”. Diharapkan laporan ini dapat
digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memulai usaha pembuatan kerupuk kulit sapi.
Kesuksesan pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
terutama kepada:
1. Bapak Ir. Djoko Kisworo, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan dan kemudahan selama pelaksanaan PKL.
2. Bapak Muhaimin selaku pemilik UD. ZAIRA yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya selama pelaksanaan PKL.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh ka-
rena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita semua. Aamiin.

Mataram, 3 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG ................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapangan ............................................. 3
1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ........................................................... 3
1.2.2 Kegunaan Praktik Kerja Lapangan ...................................................... 3
1.3 Alasan dan Pemilihan Lokasi Praktik Kerja Lapangan ................................. 3
1.3.1 Alasan Melakukan Praktik Kerja Lapangan ........................................ 3
1.3.2 Pemilihan Lokasi PKL......................................................................... 3
BAB II KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG ............................................... 4
2.1 Waktu Praktik Kerja Lapang ......................................................................... 4
2.2 Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapang ........................................... 4
2.3 Sejarah Kerupuk Kulit Sapi UD. ZAIRA ...................................................... 4
2.4 Kegiatan yang Dilaksanakan ......................................................................... 5
2.4.1 Mempelajari Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Kerupuk
Kulit Sapi Alat yang perlu dipersiapkan dalam membuat Kerupuk
Kulit .................................................................................................... 5
2.4.2 Bahan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan kerupuk kulit sapi 5
2.4.3 Metode Pengolahan Kerupuk Kulit Sapi ............................................. 5
2.4.4 Cara pembuatan kerupuk kulit sapi ..................................................... 7
2.4.5 Cara kerja ............................................................................................. 8
2.4.6 Proses Pemasaran .............................................................................. 14

iv
2.5 Analisis Keuangan ....................................................................................... 17
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA ...................................... 22
3.1 Permasalahan ............................................................................................... 22
3.2 Pemecahan ................................................................................................... 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 23
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
4.2 Saran ............................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25
LAMPIRAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.

v
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Biaya Tetap Penyusutan Produksi Kerupuk Kulit Sapi ............................ 18

Tabel 2. Biaya Tetap Produksi Kerupuk Kulit Sapi ................................................ 18

Tabel 3. Biaya Variabel Produksi Kerupuk Kulit Sapi ........................................... 19

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi PKL.......................................................................................... 4


Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi ............................................ 8
Gambar 3. Penimbangan Kulit Sapi ............................................................................. 9
Gambar 4. Perebusan Kulit Sapi ................................................................................. 10
Gambar 5. Pembersihan Bulu Pada Kulit Sapi ........................................................... 10
Gambar 6. Pemotongan Kulit Sapi Menjadi Bentuk Memanjang .............................. 11
Gambar 7. Pencampuran Garam Pada Kulit Sapi……………………………………11
Gambar 8. Proses Penjemuran Kulit ........................................................................... 12
Gambar 9. Pemotongan Kulit Menjadi Bentuk Kecil ................................................. 12
Gambar 10. (Penggorengan 1) Penggorengan Kulit Sapi Hingga Setengah Masak. .. 13
Gambar 11. (Penggorengan 2) Penggorengan Kulit Dengan Menggunakan Minyak
Panas Hingga Mengembang Dan Kemudian Mengemasnya……...........13
Gambar 12. Bagan Jalur Pemasaran Relationship Marketing UD. ZAIRA. ............... 16
Gambar 13. Bagan Jalur Pemasaran Word of Mouth Marketing di UD.ZAIRA…….17

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit hewan merupakan organ paling luar yang dipisahkan saat pengulitan
pada proses pemotongan (Sudarminto, Susanto dan Florbella, 2000). Bagian dari
kulit ini kurang adanya pemanfaatan secara maksimal sehingga dapat dijadikan
sebagai peluang usaha yang dapat meningkatkan perekonomian. Harga bahan baku
kulit sendiri memiliki harga yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
bagian lainnya. Setelah dilakukan proses pengolahan maka produk yang dihasilkan
akan mempunyai nilai tambah bagi perusahaan dan mempunyai nilai jual yang
lebih.
Kerupuk kulit sapi adalah suatu produk makanan hewani yang memanfaat-
kan kulit sapi yang diolah sebagai makanan yang lebih menarik. Kerupuk kulit
sapi memang susah sudah menjadi bagian yang sulit di pisahkan dari lidah kon-
sumen orang indonesia. Penggemarnya sangat banyak, yang berasal dari berbagai
kalangan. Kerupuk yang gurih dan renyah inipun cocok di pasangkan dengan ma-
kanan apa saja.
Kulit segar hasil pemotongan ternak dapat lansung disamak atau diproses
lebih lanjut, tetapi tidak semua kulit menjadi bahan baku industri penyamakan
maka kulit yang tidak dapat digunakan dalam penyamakan bisa langsung diproses
dalam bentuk produk pangan seperti dibuat kerupuk kulit/rambak. Kulit merupa-
kan salah satu alternatif bahan pangan yang masih memikili kandungan gizi yang
cukup tinggi. Kandungan gizi antara kulit daging bisa dikatakan relatif sama. Kulit
mengandung protein, kalori, kalsium, fosfor, lemak, besi, vitamin A dan vitamin
B1. Zat-zat gizi tersebut jumlahnya bervariasi, tetapi kandungan protein, kalori
dan fosfor nya cukup tinggi (Sutejo, 2000). Kulit mentah mengandung kadar air

1
sebesar 64%, protein 33% Lemak 2%, mineral 0,5% dan senyawa lain seperti pig-
men 0,05% (Sharphouse, 1971).
Agroindustri kerupuk kulit merupakan proses mengolah limbah kulit men-
jadi kerupuk kulit. Kegiatan ini sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan,
karena bahan baku yang digunakan relatif lebih rendah. Dengan adanya kegiatan
pengolahan terhadap bahan baku tersebut jika diusahakan lebih lanjut maka diver-
sifikasi produk olahannya akan mempunyai nilai tambah yang lebih besar (Indah
Hardiyanti, 2015). Kerupuk merupakan makanan khas 5 Indonesia yang biasannya
dikonsumsi sebagai makanan kecil, makanan selingan ataupun lauk pauk. Kerupuk
dikenal oleh semua usia maupun tingkat sosial masyarakat.
Dipilihnya kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA, Jl Dieng, Kelurahan
Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara sebagai objek dalam PKL ini
dikarenakan kerupuk kulit sapi merupakan produk olahan kulit sapi yang sudah
menjadi cemilan dan makanan khas terkenal di Indonesia. Kerupuk kulit sapi juga
merupakan makanan cepat saji yang sangat praktis, dengan rasa yang enak, gurih
renyah, murah serta mudah dijumpai. Selain itu, kerupuk kulit sapi dapat disebut
cemilan yang cukup praktis untuk dikonsumsi dan juga kerupuk kulit sapi
mengandung zat gizi yang cukup baik.
Praktik kerja lapangan atau yang biasa disingkat PKL merupakan pelatihan
kerja, yang dimana mahasiswa/i berkunjung langsung keindustri atau perusahaan
yang dituju sesuai dengan prodi mahasiswa/i tersebut. Keseluruhan kegiatan prak-
tik kerja lapangan diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru
bagi peserta (mahasiswa) mengenali kondisi yang ada di lapangan sekaligus dapat
memperoleh ilmu secara langsung. Pada praktik kerja lapangan mahasiswa dapat
mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan serta
dapat mengembangkan pikiran dan ide yang objekif dan profesional dalam upaya
menangani masalah-masalah yang semakin kompleks di lapangan saat ini, serta
sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman untuk bekerja dan mengabdi bagi
masyarakat dikemudian hari.

2
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
a. Untuk mengetahui proses pembuatan kerupuk kulit sapi
b. Untuk mengetahui proses pemasaran produk kerupuk kulit sapi

1.2.2 Kegunaan Praktik Kerja Lapangan


a. Mengetahui proses produksi dan proses pengemasan produk
b. Mengetahui proses pemasaran produk
c. Mendapatkan pengetahuan dan mampu mengaplikasikan teknologi pen-
golahan hasil ternak, khususnya kulit.
d. Meningkatkan jiwa berwirausaha pada diri mahasiswa.
e. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja sehingga siap saat berada di
dunia kerja sesungguhnya.

1.3 Alasan dan Pemilihan Lokasi Praktik Kerja Lapangan


1.3.1 Alasan Melakukan Praktik Kerja Lapangan
a. Demi memenuhi mata kuliah wajib yaitu PKL
b. Demi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja
1.3.2 Pemilihan Lokasi PKL
a. Lokasi yang strategis karena dekat dengan tempat tinggal
b. Pemilik yang ramah dan sudah berpengalaman dalam bidang kerupuk ku-
lit sapi

3
BAB II

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG

2.1 Waktu Praktik Kerja Lapang

Adapun Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan pada pertengahan April s/d
akhir mei 2021 di UD. ZAIRA, Jl Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan, Keca-
matan Cakranegara, Kota Mataram.

2.2 Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapang


Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan di Cakranegara Selatan Keca-
matan Cakranegara Kota Mataram.

Gambar 1. Peta Lokasi PKL

2.3 Sejarah Kerupuk Kulit Sapi UD. ZAIRA


Usaha Sendiri, berawal dari tahun 2006 bapak Muhaimin membangun usa-
hanya yaitu kerupuk kulit sapi saat itu belum menjadi UD hanya usaha kecil-keci-
lan. Selang waktu berlalu usaha bapak Muhaimin menjadi besar dan pada tahun
2011, bapak Muhaimin merubah nama usahanya menjadi UD. ZAIRA.

4
2.4 Kegiatan yang Dilaksanakan
2.4.1 Mempelajari Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi
Alat yang perlu dipersiapkan dalam membuat Kerupuk Kulit

a. Pisau Tajam berfungsi untuk mengiris dan memotong kulit sapi


b. Kuali besar berfungsi untuk merebus kulit sapi
c. Bak semen permanen besar berfungsi untuk merendam atau mencuci
sebelum dan sesudah kulit sapi direbus
d. Krokan pisau berfungsi untuk membersihkan bulu sapi dari kulit sapi
e. Nampan berfungsi untuk wadah kulit sapi saat di potong kecil memanjang
f. Baskom berfungsi untuk menaruh kulit yang siap untuk dijemur
g. Tiang jemuran dan bambu berfungsi untuk menjemur kulit sapi
h. Kompor gas berfungsi untuk memasak
i. Wajan besar berfungsi untuk menggoreng kulit sapi

2.4.2 Bahan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan kerupuk kulit sapi
a. Kulit Sapi, kulit yang digunakan dalam pembuatan kerupuk kulit sapi
adalah bagian kulit yang sudah dibersihkan dari bulu sapi
b. Garam, berfungsi untuk meningkatkan cita rasa kerupuk kulit sapi dan
juga sebagai pengawet karena dapat mencegah pertumbuhan mikroba un-
tuk memperlambat kerusakan produk
c. Bumbu rahasia yang tidak bisa dipublikasikan
d. Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng kulit sapi dalam wajan.

2.4.3 Metode Pengolahan Kerupuk Kulit Sapi

Proses pembuatan kerupuk kulit pada umumnya adalah pemilihan kulit


sebagai bahan baku kulit (harus dari kulit yang sehat, bukan dari ternak yang
sakit, kulit bersih dan tidak busuk).

Pencucian (washing) untuk membersihkan sisa kotoran yang masih


menempel, perendaman jika kulit berasal dari kulit awetan atau kulit kering

5
(selama 24 jam dalam air bersih) supaya kulit kering menjadi basah seperti
kulit segar.
Perebusan (boiling) pada suhu dan waktu tertentu sesuai jenis kulit
supaya kulit matang, pemotongan kulit sesuai selera, perendaman dalam
bumbu (umumnya adalah garam dan bawang putih).
Penjemuran dibawah sinar matahari sampai kering lalu dilanjutkan
dengan penggorengan (dilakukan 2 tahap, yaitu dengan minyak yang tidak
terlalu panas (suhu 80`C) kemudian dimasukkan dalam minyak yang panas
(suhu 100`C) sampai kerupuk kulit mengembang dengan sempurna. Proses
selanjutnya yaitu pengemasan dalam kantong plastik serta pemasaran (Hi-
dayat, 2009).

a. Garam

Fungsi garam dalam produk olahan adalah sebagai cita rasa, peng-
hambat pertumbuhan mikroorganisme, menigkatkan daya mengikat air
selama proses pemasakan, dan dapat mengurangi denaturasi mioglobin
pada penambahan 2 g/100 g daging. Garam berfungsi untuk meningkat-
kan daya simpan, karena dapat menghambat pertumbuhan organism pem-
busuk. Penambahan garam pada produk kering sebaiknya tidak kurang
dari 2%, karena konsentrasi garam yang kurang dari 1,8% akan me-
nyebabkan rendahnya protein yang terlarut (Usmiati dan Priyanti, 2008).
Pemberian garam dapat menjaga keamanan pangan secara mikrobiologi,
selain itu garam merupakan bahan penting dalam pengolahan daging,
memiliki kontribusi dalam daya ikat air, warna, ikatan lemak dan rasa.

Penambahan garam dapat meningkatkan ion-ion tembaga, mangan


dan besi. Ion-ion tersebut berfungsi sebagai katalis dalam reaksi ke-
tengikan. Senyawa-senyawa ketengikan yang terbentuk akan bereaksi
dengan asam amino. Reaksi antara ketengikan dan asam amino disebab-
kan karena adanya ion-ion logam dalam Kristal garam yang dapat

6
membentuk pirazin yang membentuk reaksi lanjutan antara asam amino
tertentu dengan ketengikan.

b. Bumbu

Bumbu adalah bahan yang ditambahkan pada masakan dalam


proses pengolahan dengan tujuan untuk mendapatkan rasa masakan yang
enak dan khas dalam setiap kali pemasakan, sehingga dapat merangsang
kerja enzim-enzim pencernaan dan meningkatkan nafsu makan (Putri,
2016). Fungsi dari bumbu yaitu untuk memberi rasa dan warna pada ma-
kanan, memberi nafsu pada makanan, dan mengawetkan makanan.

2.4.4 Cara pembuatan kerupuk kulit sapi :

1. Kulit sapi terlebih dahulu dibersihkan dengan air mengalir

2. Kulit yang sudah bersih kemudian direbus sehingga bulu pada kulit sapi
mudah terkelupas.
3. Setelah direbus kemudian kulit direndam didalam bak besar yang berisi
air larutan kapur.
4. Kemudian setelah direndam kulit dibersihkan dari bulu sapi yang masih
menempel dikulit dengan menggunakan krokan pisau.
5. Setelah bersih, potong kulit dengan tipis dan memanjang.

6. kulit yang sudah dipotong, kemudian diberikan garam/bumbu hingga


merata dan tekstur kulit menjadi kenyal.

7. Kulit yang sudah dicampur dengan garam/bumbu tadi kemudian dijemur


selama 2-3 hari.
8. Setelah kulit kering selanjutnya masuk pada penggorengan.
Penggorengan dilakukan sebanyak 2 kali, pada penggorengan pertama
dilakukan menggunakan api kecil atau suhu sedang selama 3 jam sembari
diaduk dan didiamkan selama 1 jam hingga setengah matang dan pada
penggorengan kedua selanjutnya dilakukan saat kerupuk yang setengah

7
matang tersebut dingin dan ketika sudah dingin kerupuk tersebut-
kemudian digoreng dengan menggunakan minyak berusuhu tinggi,
kerupuk setengah matang digoreng hingga matang dan mengembang
dengan sempurna.

2.4.5 Cara kerja :


Diagram Alir Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi

±Kulit Sapi ±20 kg

Kulit direbus sehingga kulit mudah terkelupas

Kulit dipotong dengan menggunakan pisau dan kulit


dipotong memanjang dan tipis

Kulit dicampur dengan garam/bumbu dan aduk hingga rata

Kulit dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari

Kulit yang sudah dijemur kemudian dipotong menjadi


ukuran kecil-kecil

Penggorengan tahap 1, kulit digoreng menggunakan api


kecil hingga setengah matang dan tiriskan hingga dingin
sekitar ±15menit

Penggorengan tahap 2, kulit digoreng menggunakan api


besar hingga mengembang

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi


UD. ZAIRA

Dalam pembutan kerupuk kulit sapi digunakan kulit sapi segar sebagai
bahan baku utamanya. Kulit direbus agar bulu sapi mudah dibersihkan. Kulit

8
dipotong dengan bentuk memanjang dan tipis berfungsi agar kulit mudah
dijemur dan cepat kering ketika dijemur. Saat sebelum dijemur kulit terlebih
dahulu diberikan garam dan bumbu dengan cara diaduk hingga meresap dan
bertekstur kenyal. Kemudian kulit dijemur selama 2-3 hari tergantung
dengan cuaca saat penjemuran. Kulit yang sudah kering kemudian diangkat
lalu kulit tersebut dipotong-potong hingga berukuran kecil, pemotongan ini
dilakukan agar saat kulit dimasak nanti kulit tidak mengembang terlalu be-
sar. Penggorengan kerupuk kulit sapi ini dilakukan sebanyak 2 kali karena
jika kulit yang sudah kering langsung digoreng dengan suhu yang sangat
tinggi maka kulit tersebut tidak akan bisa mengembang, ini dikarenankan
belum meresapnya minyak kedalam pori-pori kulit sapi.

Adapun proses pembutan kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA sebagai berikut:

1. Proses Penimbangan Kulit Sapi

Gambar 3. Penimbangan Kulit Sapi

9
2. Kulit sapi yang sudah bersih tadi kemudian direbus sambil diaduk agar
panas merata, kulit direbus hingga bulu-bulu yang menempel pada kulit
sapi mudah terkelupas.

Gambar 4. Perebusan Kulit Sapi

3. Setelah direbus lalu bulu-bulu yang ada pada kulit sapi (ngerot)
dibersihkan dengan menggunakan alat krokan hingga bersih.

Gambar 5. Pembersihan Bulu


Pada Kulit Sapi

10
4. Kulit sapi yang sudah bersih lalu masuk pada proses pemotongan dengan
bentuk memanjang

Gambar 6. Pemotongan Kulit Sapi menjadi bentuk Panjang


dan tipis

5. Setelah dipotong, lalu kulit sapi ditaburi garam kemudian kulit diaduk
hingga garam meresap dan tekstur kulit sapi menjadi kenyal.

Gambar 7. Pencampuran Garam Pada Kulit Sapi.

11
6. Kulit sapi yang sudah dicampur garam tersebut lalu dijemur dibawah si-
nar matahari langsung, proses penjemuran ini membutuhkan waktu 2-3
hari tergantung cuaca pada saat penjemuran

Gambar 8. Proses Penjemuran Kulit

7. Setelah kulit sapi kering, lalu kulit sapi dipotong dengan menggunakan
pisau besar hingga bentuk kecil-kecil. Pemotongan ini bertujuan agar saat
digoreng bentuk kerupuk kulit sapi tidak terlalu besar.

Gambar 9. Pemotongan kulit menjadi bentuk kecil

12
8. Selanjutnya yaitu proses penggorengan pertama dengan menggunakan
api kecil, kulit digoreng dengan api kecil selama 3,5 jam seraya diaduk
dan kemudian kulit direndam/didiamkan selama 1 jam hingga setengah
masak dengan menggunakan api kecil juga. Setelahnya kulit yang sudah
digoreng lalu ditiriskan dan dibiarkan hinga dingin

Gambar 10. (Penggorengan 1) Penggorengan Kulit Sapi


Hingga Setengah Masak.

9. Setelah penggorengan pertama tadi, kemudian kulit digoreng dengan


menggunakan minyak panas agar kulit mengembang dengan sempurna.
Lalu ditiriskan hingga minyak sisa penggorengan turun dan langsung
dikemas menggunakan plastik shrink film ukuran 3Kg.

Gambar 11. (Penggorengan 2) Penggorengan kulit


dengan menggunakan minyak panas
hingga mengembang dan kemudian
mengemasnya

13
2.4.6 Proses Pemasaran
Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi maupun masyara-
kat secara keseluruhan. Dengan adanya kebutuhan manusia yang harus di-
penuhi, maka perusahaan akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan terse-
but dengan penciptaan produk pemuas kebutuhan yang disalurkan kepada
konsumen melalui proses pemasaran.
Definisi mengenai pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan
Amstrong (2001:6) adalah suatu proses manajerial dimana individu dan ke-
lompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan men-
ciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama
lain. Pengertian tersebut bertumpu pada konsep pokok tentang kebutuhan,
keinginan dan permintaan, produk, nilai, pertukaran dan transaksi pasar,
pemasaran dan pemasar.
Adapun jenis-jenis pemasaran diantaranya adalah:

a. Word of Mouth Marketing (WoMM)


Word of mouth marketing adalah calon konsumen mendapatkan in-
formasi produk dari customer lain secara verbal dan langsung. Promosi
dari mulut ke mulut disampaikan secara oral dan ia sangat ingin mem-
bagikan informasi penting tersebut pada orang lain. Strategi sangat am-
puh untuk beberapa jenis produk seperti produk-produk makanan.

b. Public Relation Marketing (PR Marketing)


Public Relations merupakan jenis pemasaran yang paling penting.
Banyak sekali perusahaan yang bekerjasama dengan media untuk
meningkatkan brand awareness (kesadaran produk) produk mereka dan
benefit yang dimiliki saat produk ini dimiliki oleh konsumen.

14
c. Relationship Marketing
Membangun hubungan dengan pelanggan sebagai cara paling efek-
tif untuk memasarkan produk. Banyak yang berpendapat bahwa relation-
ship marketing adalah cara yang sangat efektif. Alasannya, ketika loyal-
itas pelanggan telah terbangung maka ketika perusahaan meluncurkan
produk baru pelanggan tersebut dengan sukarela membeli produk terse-
but.

d. Digital Marketing

Digital marketing memanfaatkan semua sumber daya dan asetnya


melalui online seperti Shopee, Facabeook Marketplace, Tokopedia dan
NTB Mall yang berada di provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan plat-
form internet marketing memaksimalkan segala potensi yang ada untuk
dapat mencapai target perusahaan. Selain itu digital marketing juga cara
yang efektif untuk membangun brand dengan biaya yang rendah.

Pemasaran UD. ZAIRA tidak menggunakan keempat jenis pemasa-


ran diatas karena keterbataasan sumber daya manusia atau karyawan yang
bekerja di Pabrik UD. ZAIRA. Dengan keterbatasan tersebut maka UD.
ZAIRA masih menggunakan 2 jalur pemasaran, pertama yaitu word of
mouth marketing yang mana calon konsumen mendapatkan informasi
produk dari customer lain secara verbal serta promosi dari mulut ke mulut
yang disampaikan secara langsung. Jalur pemasaran kedua yaitu Rela-
tionship Marketing yaitu membangun hubungan dengan pelanggan se-
bagai cara paling efektif untuk memasarkan produk, ketika loyalitas
pelanggan telah terbangun maka ketika perusahaan meluncurkan produk
baru pelanggan tersebut dengan sukarela.

15
Adapun jalur pemasaran yang digunakan oleh UD. ZAIRA dapat
dilihat pada gambar berikut :

1. Bagan jalur pemasaran Relationship Marketing di UD ZAIRA,


pemasaran ini dilalukan dengan cara mengirimkan kerupuk kulit sapi
yang masih dibungkus dengan plastik shrink ukuran 3 Kg ke Agen
yang berada di Cakranegara Selatan. Selanjutnya agen tersebut
mendistribusikan kerupuk kulit sapi yang sudah di kemas menjadi uku-
ran yang lebih kecil ke pengecer lalu pengecer menjual kepada kon-
sumen.
UD. ZAIRA

Agen

Pengecer

Konsumen

Gambar 12. Bagan Jalur Pemasaran


Relationship Marketing
di UD. ZAIRA

16
2. Bagan jalur pemasaran Word of Mouth Marketing di UD ZAIRA,
pemasaran ini dilakukan dengan cara menjual kepada konsumen secara
langsung setiap sore di pabrik pembuatan kerupuk kulit sapi di UD.
ZAIRA, Jl. Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan
Cakranegara.

UD. ZAIRA

Konsumen

Gambar 13. Bagan Jalur Pemasaran


Word of Mouth Marketing
di UD. ZAIRA

2.5 Analisis Keuangan


Biaya dari produksi Kerupuk kulit sapi terdiri dari biaya tetap dan biaya var-
iabel. Biaya tetap terdiri dari alat-alat untuk produksi dan juga biaya upah untuk
pekerja. Biaya variabel terdiri biaya pembelian kulit sapi, minyak goreng,
garam/bumbu, pembelian gas dan plastik shrink.
Untuk mengetahui kelayakan produksi yang akan dipasarkan tentunya tidak
jauh dari perhitungan kelayakan produk menggunakan rumus Benefit Cost (B/C)
Ratio.
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah cara mengetahui apakah suatu usaha
menguntungkan, tidak menguntungkan atau merugi. Perhitungan b/c ratio sangat
penting dalam perhitungan usaha untuk mengetaui keuntungan.
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara pendapa-
tan dengan Total Biaya produksi (Cost = C), B berarti Benefit, sedangkan C berarti
cost. Perhitungan b/c ratio ini dihitung dari tingkat suku bunga.
Dalam batasan besaran nilai B/C digunakan sebagai alat untuk mengetahui
apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Rumus untuk menghitung b/c ratio adalah :
B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) : Total Biaya Produksi (TC)

17
Metode ukuran penilaian kelayakan suatu proyek yaitu :
B/C ratio > 1 maka usaha layak untuk dilanjutkan, namun jika B/C ratio < maka
usaha tersebut tidak layak atau merugi. Adapun rincian biaya tetap dan biaya var-
iabel produksi kerupuk kulit sapi UD. ZAIRA dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Biaya Tetap Penyusutan Produksi Kerupuk Kulit Sapi

Harga Harga Penyusu-


Umur
Uraian Jumlah Satuan Total tan
Ekonomis
(Rp) (Rp) Perbulan
Alat pengasah 1 50.000 50.000 1 tahun 4.166
Bakul plastik 4 20.000 80.000 2 tahun 3.333
Bambu 30 7000 210.000 2 tahun 8.750
Cangkul kecil 1 150.000 150.000 10 tahun 1.250
Centong besar 2 50.000 100.000 5 tahun 2.777
Ember 4 30.000 120.000 3 tahun 3.333
Kompor 2 180.000 360.000 8 tahun 3.750
Meja 4 150.000 600.000 5 tahun 10.000
Pisau 10 100.000 1.000.000 10 tahun 8.333
Tabung gas 6 150.000 900.000 10 tahun 7.500
Tikar 3 20.000 60.000 3 tahun 1.666
Timbangan
1 1.700.000 1.700.000 10 tahun 17.708
Mekanik 500 Kg
Timbangan Man-
1 350.000 350.000 10 tahun 2.916
ual 10 Kg
Wajan Besar 4 700.000 2.800.000 10 tahun 23.333
Total 98.815

Tabel 2. Biaya Tetap Produksi Kerupuk Kulit Sapi


Uraian Jumlah Gaji Perbulan Jumlah
Gaji karyawan tetap 3 3.000.000 9.000.000
Gaji karyawan
2 1.500.000 3.000.000
tidak tetap
Biaya Penyusutan
98.815
Alat-alat
Total 12.098.815

18
Tabel 3. Biaya Variabel Produksi Kerupuk Kulit Sapi
Nama Bahan Harga Kebutuhan Perhari Total Harga
Garam 5000/Kg 2kg 10.000
Gas 3kg 19000/Tabung 2 Tabung 36.000
Kulit Sapi 24000/Kg ±60kg 1.440.000
Minyak Goreng 15000/Liter 10 Liter 150.000
Plastik Shrink 2000/Lembar 10 Lembar 20.000
Total 1.660.000

Perhitungan biaya produksi kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA Kecamatan


Cakranegara, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel di jabarkan sebagai
berikut :

• Total biaya variable 1 bulan (26 kali produksi)


= Rp 1.640.000 x 26
= Rp 42.640.000

• Total biaya produksi


Biaya tetap + biaya variable
Rp 12.098.815 + Rp 43.160.000
= Rp 55.285.815

• Keuntungan Produksi
Harga jual per 3 kg = Rp 290.000 = Rp 97.000/Kg
Rata-rata jumlah produksi perminggu = 60 plastik shrink atau dengan berat
180 Kg
Hasil produksi per bulan : 180 Kg x 4 = 720Kg
= Rp 97.000 x 720 Kg
= Rp 69.840.000

19
Keuntungan Bersih (Net Profit) dan Net Profit Margin
Laba bersih (Net Profit) = Total Pendapatan — Beban Usaha
= 69.840.000 - 55.285.815
.. = Rp 14.554.185

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Net Profit Margin = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥100%
14.554.185
= 55.285.815 𝑥100%
= 26.32%

• Analisis BEP (Break Even Point)


Biaya Tetap (FC)
BP (Rp) = Biaya Variable (VC)
1-
Penjualan

12.098.815 x 6
=
43.160.000 x 6
1-
69.840.000 x 6

72.592.890
=
258.960.000
1-
419.040.000

72.592.890
=
0.3820160367

72.592.890
=
1 - 0.6179839633

= Rp 190.025.766

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas dapat digambarkan bahwa


usaha pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA, akan mengalami titik
impas (BEP) pada volume penjualan minimal mencapai Rp.190.025.766 apa-
bila volume penjualan kurang dari Rp.190.025.766 maka usaha pembuatan

20
kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA akan mengalami kerugian dan hasil ana-
lisis BEP selama 6 bulan ini maka pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD.
ZAIRA berada diatas titik impas, dengan demikian usaha tersebut dapat
dikatakan tidak mengalami kerugian (untung).

• Analisis BCR (Benefit Cost Ratio)


Diketahui :
Rumus = B/C Ratio
B (Benefit) = Keuntungan Produksi
C (Cost) = Biaya Produksi

Nilai BCR dari usaha produksi kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA Jl Dieng, Ke-
lurahan Cakranegara selatan, Kecamatan Cakranegara adalah

BCR = B/C Rasio


69.840.000
=
55.285.815
= 1.26

Jadi usaha pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA dapat
dikatakan layak untuk dijalankan karena dapat menghasilkan keuntungan ber-
dasarkan nilai B/C Ratio yang di dapat yaitu 1.26 yang berarti lebih dari 1.

21
BAB III

PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

3.1 Permasalahan
Permasalahan yang dijumpai berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan
Paktik Kerja Lapang di UD. ZAIRA, Jl. Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan,
Kecamatan Cakranegara yang berhubungan langsung dengan kegiatan PKL yaitu :
1. Penjualan kerupuk kulit sapi menurun akibat Covid-19 yang mengakibatkan
penurunan penghasilan.
2. Komplain agen kerupuk kulit sapi tentang produk kerupuk kulit sapi yang ter-
lalu tebal karena kesalahan petugas pemotong.

3.2 Pemecahan
Adapun cara pemecahan masalah selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
di UD. ZAIRA, Jl. Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan
Cakranegara yang berhubungan langsung dengan kegiatan PKL yaitu :
1. Mengurangi produksi pembuatan kerupuk sapi dan juga mengurangi 1 karya-
wan tidak tetap agar usaha tetap dapat berjalan walaupun terjadi penurunan
penghasilan.
2. Mengganti karyawan dengan yang lebih prefesional dibidangnya dan juga mu-
dah diatur oleh pemilik UD. ZAIRA.

22
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah di lakukan, maka
dapat di tarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Pada proses pembuatan kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA pada dasarnya sama
dengan pembuatan krupuk kulit sapi pada umunnya namun ada 1 perbedaan
dari pembuatan kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA. Perbedaan tersebut terdapat
pada tahap proses perendaman kulit, jika biasanya kulit sapi direndam terlebih
dahulu dengan menggunakan air campuran kapur akan tetapi UD. ZAIRA tidak
menggunakannya, UD. ZAIRA menggunakan cara lain yaitu dengan merebus
dan mengaduk kulit sapi hingga bulu yang menempel pada kulit sapi mudah
terkelupas.

2. Pemasaran kerupuk kulit sapi oleh UD. ZAIRA Jl. Dieng, Kelurahan
Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara dilakukan dengan menggunakan
metode :
a. Word of mouth marketing yaitu pemasaran dari mulut ke mulut sehingga
konsumen dapat langsung membeli kerupuk kulit sapi di Pabrik UD ZAIRA.
b. Relationship marketing yaitu pemasaran yang membangun hubungan
dengan pelanggan atau agen, jalur pemasaran sebagai berikut : UD ZAIRA
– Agen – Pengecer – Konsumen.
Dari hasil penjualan atau pemasaran yang sudah UD.ZAIRA lakukan maka
mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Keuntungan Bersih (profit) sebesesar Rp.14.554.185 atau keuntugan


26.32% dari biaya modal atau beban usaha.

23
b. Dari hasil Perhitungan analisis BEP selama 6 bulan ini maka pembuatan
kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA berada diatas titik impas, dengan
demikian usaha tersebut dapat dikatakan tidak mengalami kerugian (un-
tung).
c. Pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA dapat dikatakan layak un-
tuk dijalankan karena dapat menghasilkan keuntungan berdasarkan nilai
B/C Ratio yang di dapat yaitu 1.26 yang berarti lebih dari 1.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan menyangkut pembuatan kerupuk kulit
sapi di UD. ZAIRA yaitu :
1. Lebih memperhatikan karyawan agar karyawan tidak bekerja asal-asalan yang
mengakibatkan teguran atau komplain dari agen penjualan kerupuk kulit sapi.
2. Penggunaan label pada kemasan akan terlihat lebih rapi dan menarik agar dapat
menambah daya tarik pembeli saat ingin membelinya serta pemasaran kerupuk
kulit sapi dengan memanfaatkan media sosial seperti marketplace, shopee dan
terlebih lagi di NTB Mall agar usaha kerupuk kulit sapi yang dijalankan bisa
menambah keuntungan dan dikenal lagi oleh masyarakat luas khususnya di
Pulau Lombok.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. 2009. Analisis Permintaan Bahan Baku Krupuk Rambak Kerbau Di Perus-
ahaan Dwijoyo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. (Demand Analysis of
Raw Material of Buffalo “Rambak” Cracker at Dwijoyo Company in Pegandon
subdistric Kendal Regency). Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Dipone-
goro. Semarang.

Indah, Hardiyanti. 2015. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kerupuk Kulit Di Kota
Mataram. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.

Putri, Novia Ermalia. (2016). Penerapan Hasil Belajar “Bumbu dan Rempah” Pada
Praktikum Pengolahan Makanan Indonesia di SMK Negeri 9 Bandung :
Penelitian Terbatas Pada Peserta Didik Kelas XI Jasa Boga I di SMK Negeri 9
Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Sharphouse, J.B. 1971. Leather Tecehnician Handbook. product Association. London.

Sudarminto, Susanto, Florbella. 2000. Pengaruh Lama Perebusan Pada Pembuatan


Rambak Kulit. Jurnal Makanan Tradisional Indonesia.

Sutejo, A. 2000. Pembuatan rambak sapi. Jurnal Makanan Tradisional.

Usmiati, S dan A. Priyanti. 2008. Penentuan lama sentrifuge minyak abon daging sapi.
Mataram: Makalah Penunjang Seminar Nasional. Fakultas Pertanian Universi-
tas Mataram.

25
Lampiran Data Pribadi Mahasiswa PKL

Nama : Mohammad Alfatih

NIM : B1D 018 175

Tempat, Tanggal Lahir : Pamekasan, 26 Januari 2000

Agama : Islam

Jurusan : S1 Peternakan

Fakultas : Peternakan

Universitas : Universitas Mataram

Total SKS : 121

IPK : 3,00
Jl. Puyuh Barat VII Blok. EH 3 No. 34 Jurang-

Alamat Asal : mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan,


Banten.
Jl. Bunga Matahari No. 11 Gomong Lama,
Alamat Sekarang :
Selaparang, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
No. Hp : 089628763580

E-mail : alfatihfatih26@gmail.com

26

Anda mungkin juga menyukai