OLEH :
MOHAMMAD ALFATIH
B1D 018 175
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
OLEH :
MOHAMMAD ALFATIH
B1D 018 175
Menyetujui :
Dr. Ir. I Wayan Wariata, M.Si Ir. Djoko Kisworo, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19611231 198703 1016 NIP. 19580204 1985031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia–Nya kepada penulis sehingga penulisan Laporan Praktik Kerja
Lapang (PKL) dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan PKL ini berisi tentang
kegiatan praktik kerja lapang mengenai “Proses Pembuatan Dan Pemasaran Kerupuk
Kulit Sapi Di UD. ZAIRA Kecamatan Cakranegara”. Diharapkan laporan ini dapat
digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memulai usaha pembuatan kerupuk kulit sapi.
Kesuksesan pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
terutama kepada:
1. Bapak Ir. Djoko Kisworo, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan dan kemudahan selama pelaksanaan PKL.
2. Bapak Muhaimin selaku pemilik UD. ZAIRA yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya selama pelaksanaan PKL.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh ka-
rena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita semua. Aamiin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
2.5 Analisis Keuangan ....................................................................................... 17
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA ...................................... 22
3.1 Permasalahan ............................................................................................... 22
3.2 Pemecahan ................................................................................................... 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 23
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
4.2 Saran ............................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25
LAMPIRAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit hewan merupakan organ paling luar yang dipisahkan saat pengulitan
pada proses pemotongan (Sudarminto, Susanto dan Florbella, 2000). Bagian dari
kulit ini kurang adanya pemanfaatan secara maksimal sehingga dapat dijadikan
sebagai peluang usaha yang dapat meningkatkan perekonomian. Harga bahan baku
kulit sendiri memiliki harga yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
bagian lainnya. Setelah dilakukan proses pengolahan maka produk yang dihasilkan
akan mempunyai nilai tambah bagi perusahaan dan mempunyai nilai jual yang
lebih.
Kerupuk kulit sapi adalah suatu produk makanan hewani yang memanfaat-
kan kulit sapi yang diolah sebagai makanan yang lebih menarik. Kerupuk kulit
sapi memang susah sudah menjadi bagian yang sulit di pisahkan dari lidah kon-
sumen orang indonesia. Penggemarnya sangat banyak, yang berasal dari berbagai
kalangan. Kerupuk yang gurih dan renyah inipun cocok di pasangkan dengan ma-
kanan apa saja.
Kulit segar hasil pemotongan ternak dapat lansung disamak atau diproses
lebih lanjut, tetapi tidak semua kulit menjadi bahan baku industri penyamakan
maka kulit yang tidak dapat digunakan dalam penyamakan bisa langsung diproses
dalam bentuk produk pangan seperti dibuat kerupuk kulit/rambak. Kulit merupa-
kan salah satu alternatif bahan pangan yang masih memikili kandungan gizi yang
cukup tinggi. Kandungan gizi antara kulit daging bisa dikatakan relatif sama. Kulit
mengandung protein, kalori, kalsium, fosfor, lemak, besi, vitamin A dan vitamin
B1. Zat-zat gizi tersebut jumlahnya bervariasi, tetapi kandungan protein, kalori
dan fosfor nya cukup tinggi (Sutejo, 2000). Kulit mentah mengandung kadar air
1
sebesar 64%, protein 33% Lemak 2%, mineral 0,5% dan senyawa lain seperti pig-
men 0,05% (Sharphouse, 1971).
Agroindustri kerupuk kulit merupakan proses mengolah limbah kulit men-
jadi kerupuk kulit. Kegiatan ini sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan,
karena bahan baku yang digunakan relatif lebih rendah. Dengan adanya kegiatan
pengolahan terhadap bahan baku tersebut jika diusahakan lebih lanjut maka diver-
sifikasi produk olahannya akan mempunyai nilai tambah yang lebih besar (Indah
Hardiyanti, 2015). Kerupuk merupakan makanan khas 5 Indonesia yang biasannya
dikonsumsi sebagai makanan kecil, makanan selingan ataupun lauk pauk. Kerupuk
dikenal oleh semua usia maupun tingkat sosial masyarakat.
Dipilihnya kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA, Jl Dieng, Kelurahan
Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara sebagai objek dalam PKL ini
dikarenakan kerupuk kulit sapi merupakan produk olahan kulit sapi yang sudah
menjadi cemilan dan makanan khas terkenal di Indonesia. Kerupuk kulit sapi juga
merupakan makanan cepat saji yang sangat praktis, dengan rasa yang enak, gurih
renyah, murah serta mudah dijumpai. Selain itu, kerupuk kulit sapi dapat disebut
cemilan yang cukup praktis untuk dikonsumsi dan juga kerupuk kulit sapi
mengandung zat gizi yang cukup baik.
Praktik kerja lapangan atau yang biasa disingkat PKL merupakan pelatihan
kerja, yang dimana mahasiswa/i berkunjung langsung keindustri atau perusahaan
yang dituju sesuai dengan prodi mahasiswa/i tersebut. Keseluruhan kegiatan prak-
tik kerja lapangan diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru
bagi peserta (mahasiswa) mengenali kondisi yang ada di lapangan sekaligus dapat
memperoleh ilmu secara langsung. Pada praktik kerja lapangan mahasiswa dapat
mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan serta
dapat mengembangkan pikiran dan ide yang objekif dan profesional dalam upaya
menangani masalah-masalah yang semakin kompleks di lapangan saat ini, serta
sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman untuk bekerja dan mengabdi bagi
masyarakat dikemudian hari.
2
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
a. Untuk mengetahui proses pembuatan kerupuk kulit sapi
b. Untuk mengetahui proses pemasaran produk kerupuk kulit sapi
3
BAB II
Adapun Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan pada pertengahan April s/d
akhir mei 2021 di UD. ZAIRA, Jl Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan, Keca-
matan Cakranegara, Kota Mataram.
4
2.4 Kegiatan yang Dilaksanakan
2.4.1 Mempelajari Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi
Alat yang perlu dipersiapkan dalam membuat Kerupuk Kulit
2.4.2 Bahan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan kerupuk kulit sapi
a. Kulit Sapi, kulit yang digunakan dalam pembuatan kerupuk kulit sapi
adalah bagian kulit yang sudah dibersihkan dari bulu sapi
b. Garam, berfungsi untuk meningkatkan cita rasa kerupuk kulit sapi dan
juga sebagai pengawet karena dapat mencegah pertumbuhan mikroba un-
tuk memperlambat kerusakan produk
c. Bumbu rahasia yang tidak bisa dipublikasikan
d. Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng kulit sapi dalam wajan.
5
(selama 24 jam dalam air bersih) supaya kulit kering menjadi basah seperti
kulit segar.
Perebusan (boiling) pada suhu dan waktu tertentu sesuai jenis kulit
supaya kulit matang, pemotongan kulit sesuai selera, perendaman dalam
bumbu (umumnya adalah garam dan bawang putih).
Penjemuran dibawah sinar matahari sampai kering lalu dilanjutkan
dengan penggorengan (dilakukan 2 tahap, yaitu dengan minyak yang tidak
terlalu panas (suhu 80`C) kemudian dimasukkan dalam minyak yang panas
(suhu 100`C) sampai kerupuk kulit mengembang dengan sempurna. Proses
selanjutnya yaitu pengemasan dalam kantong plastik serta pemasaran (Hi-
dayat, 2009).
a. Garam
Fungsi garam dalam produk olahan adalah sebagai cita rasa, peng-
hambat pertumbuhan mikroorganisme, menigkatkan daya mengikat air
selama proses pemasakan, dan dapat mengurangi denaturasi mioglobin
pada penambahan 2 g/100 g daging. Garam berfungsi untuk meningkat-
kan daya simpan, karena dapat menghambat pertumbuhan organism pem-
busuk. Penambahan garam pada produk kering sebaiknya tidak kurang
dari 2%, karena konsentrasi garam yang kurang dari 1,8% akan me-
nyebabkan rendahnya protein yang terlarut (Usmiati dan Priyanti, 2008).
Pemberian garam dapat menjaga keamanan pangan secara mikrobiologi,
selain itu garam merupakan bahan penting dalam pengolahan daging,
memiliki kontribusi dalam daya ikat air, warna, ikatan lemak dan rasa.
6
membentuk pirazin yang membentuk reaksi lanjutan antara asam amino
tertentu dengan ketengikan.
b. Bumbu
2. Kulit yang sudah bersih kemudian direbus sehingga bulu pada kulit sapi
mudah terkelupas.
3. Setelah direbus kemudian kulit direndam didalam bak besar yang berisi
air larutan kapur.
4. Kemudian setelah direndam kulit dibersihkan dari bulu sapi yang masih
menempel dikulit dengan menggunakan krokan pisau.
5. Setelah bersih, potong kulit dengan tipis dan memanjang.
7
matang tersebut dingin dan ketika sudah dingin kerupuk tersebut-
kemudian digoreng dengan menggunakan minyak berusuhu tinggi,
kerupuk setengah matang digoreng hingga matang dan mengembang
dengan sempurna.
Dalam pembutan kerupuk kulit sapi digunakan kulit sapi segar sebagai
bahan baku utamanya. Kulit direbus agar bulu sapi mudah dibersihkan. Kulit
8
dipotong dengan bentuk memanjang dan tipis berfungsi agar kulit mudah
dijemur dan cepat kering ketika dijemur. Saat sebelum dijemur kulit terlebih
dahulu diberikan garam dan bumbu dengan cara diaduk hingga meresap dan
bertekstur kenyal. Kemudian kulit dijemur selama 2-3 hari tergantung
dengan cuaca saat penjemuran. Kulit yang sudah kering kemudian diangkat
lalu kulit tersebut dipotong-potong hingga berukuran kecil, pemotongan ini
dilakukan agar saat kulit dimasak nanti kulit tidak mengembang terlalu be-
sar. Penggorengan kerupuk kulit sapi ini dilakukan sebanyak 2 kali karena
jika kulit yang sudah kering langsung digoreng dengan suhu yang sangat
tinggi maka kulit tersebut tidak akan bisa mengembang, ini dikarenankan
belum meresapnya minyak kedalam pori-pori kulit sapi.
Adapun proses pembutan kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA sebagai berikut:
9
2. Kulit sapi yang sudah bersih tadi kemudian direbus sambil diaduk agar
panas merata, kulit direbus hingga bulu-bulu yang menempel pada kulit
sapi mudah terkelupas.
3. Setelah direbus lalu bulu-bulu yang ada pada kulit sapi (ngerot)
dibersihkan dengan menggunakan alat krokan hingga bersih.
10
4. Kulit sapi yang sudah bersih lalu masuk pada proses pemotongan dengan
bentuk memanjang
5. Setelah dipotong, lalu kulit sapi ditaburi garam kemudian kulit diaduk
hingga garam meresap dan tekstur kulit sapi menjadi kenyal.
11
6. Kulit sapi yang sudah dicampur garam tersebut lalu dijemur dibawah si-
nar matahari langsung, proses penjemuran ini membutuhkan waktu 2-3
hari tergantung cuaca pada saat penjemuran
7. Setelah kulit sapi kering, lalu kulit sapi dipotong dengan menggunakan
pisau besar hingga bentuk kecil-kecil. Pemotongan ini bertujuan agar saat
digoreng bentuk kerupuk kulit sapi tidak terlalu besar.
12
8. Selanjutnya yaitu proses penggorengan pertama dengan menggunakan
api kecil, kulit digoreng dengan api kecil selama 3,5 jam seraya diaduk
dan kemudian kulit direndam/didiamkan selama 1 jam hingga setengah
masak dengan menggunakan api kecil juga. Setelahnya kulit yang sudah
digoreng lalu ditiriskan dan dibiarkan hinga dingin
13
2.4.6 Proses Pemasaran
Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi maupun masyara-
kat secara keseluruhan. Dengan adanya kebutuhan manusia yang harus di-
penuhi, maka perusahaan akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan terse-
but dengan penciptaan produk pemuas kebutuhan yang disalurkan kepada
konsumen melalui proses pemasaran.
Definisi mengenai pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan
Amstrong (2001:6) adalah suatu proses manajerial dimana individu dan ke-
lompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan men-
ciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama
lain. Pengertian tersebut bertumpu pada konsep pokok tentang kebutuhan,
keinginan dan permintaan, produk, nilai, pertukaran dan transaksi pasar,
pemasaran dan pemasar.
Adapun jenis-jenis pemasaran diantaranya adalah:
14
c. Relationship Marketing
Membangun hubungan dengan pelanggan sebagai cara paling efek-
tif untuk memasarkan produk. Banyak yang berpendapat bahwa relation-
ship marketing adalah cara yang sangat efektif. Alasannya, ketika loyal-
itas pelanggan telah terbangung maka ketika perusahaan meluncurkan
produk baru pelanggan tersebut dengan sukarela membeli produk terse-
but.
d. Digital Marketing
15
Adapun jalur pemasaran yang digunakan oleh UD. ZAIRA dapat
dilihat pada gambar berikut :
Agen
Pengecer
Konsumen
16
2. Bagan jalur pemasaran Word of Mouth Marketing di UD ZAIRA,
pemasaran ini dilakukan dengan cara menjual kepada konsumen secara
langsung setiap sore di pabrik pembuatan kerupuk kulit sapi di UD.
ZAIRA, Jl. Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan
Cakranegara.
UD. ZAIRA
Konsumen
17
Metode ukuran penilaian kelayakan suatu proyek yaitu :
B/C ratio > 1 maka usaha layak untuk dilanjutkan, namun jika B/C ratio < maka
usaha tersebut tidak layak atau merugi. Adapun rincian biaya tetap dan biaya var-
iabel produksi kerupuk kulit sapi UD. ZAIRA dapat dilihat pada tabel berikut :
18
Tabel 3. Biaya Variabel Produksi Kerupuk Kulit Sapi
Nama Bahan Harga Kebutuhan Perhari Total Harga
Garam 5000/Kg 2kg 10.000
Gas 3kg 19000/Tabung 2 Tabung 36.000
Kulit Sapi 24000/Kg ±60kg 1.440.000
Minyak Goreng 15000/Liter 10 Liter 150.000
Plastik Shrink 2000/Lembar 10 Lembar 20.000
Total 1.660.000
• Keuntungan Produksi
Harga jual per 3 kg = Rp 290.000 = Rp 97.000/Kg
Rata-rata jumlah produksi perminggu = 60 plastik shrink atau dengan berat
180 Kg
Hasil produksi per bulan : 180 Kg x 4 = 720Kg
= Rp 97.000 x 720 Kg
= Rp 69.840.000
19
Keuntungan Bersih (Net Profit) dan Net Profit Margin
Laba bersih (Net Profit) = Total Pendapatan — Beban Usaha
= 69.840.000 - 55.285.815
.. = Rp 14.554.185
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Net Profit Margin = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑥100%
14.554.185
= 55.285.815 𝑥100%
= 26.32%
12.098.815 x 6
=
43.160.000 x 6
1-
69.840.000 x 6
72.592.890
=
258.960.000
1-
419.040.000
72.592.890
=
0.3820160367
72.592.890
=
1 - 0.6179839633
= Rp 190.025.766
20
kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA akan mengalami kerugian dan hasil ana-
lisis BEP selama 6 bulan ini maka pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD.
ZAIRA berada diatas titik impas, dengan demikian usaha tersebut dapat
dikatakan tidak mengalami kerugian (untung).
Nilai BCR dari usaha produksi kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA Jl Dieng, Ke-
lurahan Cakranegara selatan, Kecamatan Cakranegara adalah
Jadi usaha pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA dapat
dikatakan layak untuk dijalankan karena dapat menghasilkan keuntungan ber-
dasarkan nilai B/C Ratio yang di dapat yaitu 1.26 yang berarti lebih dari 1.
21
BAB III
3.1 Permasalahan
Permasalahan yang dijumpai berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan
Paktik Kerja Lapang di UD. ZAIRA, Jl. Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan,
Kecamatan Cakranegara yang berhubungan langsung dengan kegiatan PKL yaitu :
1. Penjualan kerupuk kulit sapi menurun akibat Covid-19 yang mengakibatkan
penurunan penghasilan.
2. Komplain agen kerupuk kulit sapi tentang produk kerupuk kulit sapi yang ter-
lalu tebal karena kesalahan petugas pemotong.
3.2 Pemecahan
Adapun cara pemecahan masalah selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
di UD. ZAIRA, Jl. Dieng, Kelurahan Cakranegara Selatan, Kecamatan
Cakranegara yang berhubungan langsung dengan kegiatan PKL yaitu :
1. Mengurangi produksi pembuatan kerupuk sapi dan juga mengurangi 1 karya-
wan tidak tetap agar usaha tetap dapat berjalan walaupun terjadi penurunan
penghasilan.
2. Mengganti karyawan dengan yang lebih prefesional dibidangnya dan juga mu-
dah diatur oleh pemilik UD. ZAIRA.
22
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah di lakukan, maka
dapat di tarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Pada proses pembuatan kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA pada dasarnya sama
dengan pembuatan krupuk kulit sapi pada umunnya namun ada 1 perbedaan
dari pembuatan kerupuk kulit sapi di UD. ZAIRA. Perbedaan tersebut terdapat
pada tahap proses perendaman kulit, jika biasanya kulit sapi direndam terlebih
dahulu dengan menggunakan air campuran kapur akan tetapi UD. ZAIRA tidak
menggunakannya, UD. ZAIRA menggunakan cara lain yaitu dengan merebus
dan mengaduk kulit sapi hingga bulu yang menempel pada kulit sapi mudah
terkelupas.
2. Pemasaran kerupuk kulit sapi oleh UD. ZAIRA Jl. Dieng, Kelurahan
Cakranegara Selatan, Kecamatan Cakranegara dilakukan dengan menggunakan
metode :
a. Word of mouth marketing yaitu pemasaran dari mulut ke mulut sehingga
konsumen dapat langsung membeli kerupuk kulit sapi di Pabrik UD ZAIRA.
b. Relationship marketing yaitu pemasaran yang membangun hubungan
dengan pelanggan atau agen, jalur pemasaran sebagai berikut : UD ZAIRA
– Agen – Pengecer – Konsumen.
Dari hasil penjualan atau pemasaran yang sudah UD.ZAIRA lakukan maka
mendapatkan hasil sebagai berikut :
23
b. Dari hasil Perhitungan analisis BEP selama 6 bulan ini maka pembuatan
kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA berada diatas titik impas, dengan
demikian usaha tersebut dapat dikatakan tidak mengalami kerugian (un-
tung).
c. Pembuatan kerupuk kulit sapi milik UD. ZAIRA dapat dikatakan layak un-
tuk dijalankan karena dapat menghasilkan keuntungan berdasarkan nilai
B/C Ratio yang di dapat yaitu 1.26 yang berarti lebih dari 1.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan menyangkut pembuatan kerupuk kulit
sapi di UD. ZAIRA yaitu :
1. Lebih memperhatikan karyawan agar karyawan tidak bekerja asal-asalan yang
mengakibatkan teguran atau komplain dari agen penjualan kerupuk kulit sapi.
2. Penggunaan label pada kemasan akan terlihat lebih rapi dan menarik agar dapat
menambah daya tarik pembeli saat ingin membelinya serta pemasaran kerupuk
kulit sapi dengan memanfaatkan media sosial seperti marketplace, shopee dan
terlebih lagi di NTB Mall agar usaha kerupuk kulit sapi yang dijalankan bisa
menambah keuntungan dan dikenal lagi oleh masyarakat luas khususnya di
Pulau Lombok.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 2009. Analisis Permintaan Bahan Baku Krupuk Rambak Kerbau Di Perus-
ahaan Dwijoyo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal. (Demand Analysis of
Raw Material of Buffalo “Rambak” Cracker at Dwijoyo Company in Pegandon
subdistric Kendal Regency). Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Dipone-
goro. Semarang.
Indah, Hardiyanti. 2015. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kerupuk Kulit Di Kota
Mataram. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.
Putri, Novia Ermalia. (2016). Penerapan Hasil Belajar “Bumbu dan Rempah” Pada
Praktikum Pengolahan Makanan Indonesia di SMK Negeri 9 Bandung :
Penelitian Terbatas Pada Peserta Didik Kelas XI Jasa Boga I di SMK Negeri 9
Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Usmiati, S dan A. Priyanti. 2008. Penentuan lama sentrifuge minyak abon daging sapi.
Mataram: Makalah Penunjang Seminar Nasional. Fakultas Pertanian Universi-
tas Mataram.
25
Lampiran Data Pribadi Mahasiswa PKL
Agama : Islam
Jurusan : S1 Peternakan
Fakultas : Peternakan
IPK : 3,00
Jl. Puyuh Barat VII Blok. EH 3 No. 34 Jurang-
E-mail : alfatihfatih26@gmail.com
26