Disusun Oleh :
Siti Durrotul Manihah
20180210059
Oleh :
Siti Durrotul Manihah
20180210059
Mengetahui,
Komisi Magang
Puji sukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang memberikan
kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Magang ini dengan judul ”BUDIDAYA BAYAM JEPANG (Spinachia
oleraceae L.)”.
Dengan selesainya penulisan laporan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. ALLAH Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan segala kemudahan
dan kenikmatan sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
2. Kedua orang tua yang telah mendukung dibelakang dengan doa dan
semangat.
3. Ir. Hariyono, M.P. selaku Dosen Pembimbing Magang yang telah
memberikan bimbingan dan arahan terkait magang mulai dari penyusunan
proposal hingga terselesaikannya laporan kegiatan magang ini.
4. Taufiq Hidayat, SP. M. Sc. selaku Komisi Magang Prodi Agroteknologi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
5. Ir. Indira Prabasari, M. P., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
6. Dr. Lis Noer Aini, S.P., M.Si selaku Kepala Program Studi Agroteknologi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
7. Shofyan Adi Cahyono selaku ketua dari PO. Sayur Organik Merbabu.
8. Bapak Suwadi selaku pembimbing lapang PO. Sayur Organik Merbabu
(SOM) Kopeng, Salatiga, Jawa Tengah yang telah membimbing dan
memberi arahan selama kegiatan magang berlangsung.
9. P4S Citra Muda beseta karyawan yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan magang di PO. Sayur Organik Merbabu (SOM) Kopeng,
Salatiga, Jawa Tengah.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kegiatan
magang ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
iii
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak lepas dari kekurangan,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan
ini sangat penulis harapkan. Penulis juga beharap semoga hasil laporan ini dapat
memberikan manfaat dan menambah ilmu dan wawasan khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya dibidang pertanian.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Magang Profesi ............................................................................ 2
II. PROFIL LOKASI MAGANG PROFESI .................................................... 3
A. Sejarah Perusahaan atau Lokasi Magang ................................................. 3
B. Manajemen Perusahaan ............................................................................ 6
III. MACAM KEGIATAN ................................................................................ 9
A. Kegiatan Utama ........................................................................................ 9
B. Kegiatan Tambahan ................................................................................ 27
IV. PENUTUP .................................................................................................. 37
A. Kesimpulan ............................................................................................. 37
B. Saran ....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi PO. Sayur Organik Merbabu ................................. 6
Gambar 2. Penyiapan benih dan pembibitan (a) Benih bayam jepang, ................ 10
Gambar 3. Pengoalahan lahan maximum tillage (a) Penggaruan bedengan ......... 12
Gambar 4. Pembuatan bedengan ........................................................................... 13
Gambar 5. Pemupukan .......................................................................................... 14
Gambar 6. Pemasangan mulsa .............................................................................. 15
Gambar 7. (a) Bibit bayam jepang umur 25 HSS, (b) Penanaman ....................... 16
Gambar 8. Embung air untuk penyiraman ............................................................ 18
Gambar 9. Penyiangan gulma ............................................................................... 19
Gambar 10. Tanaman yang terserang Lyriomiza .................................................. 20
Gambar 11. Hama siput......................................................................................... 20
Gambar 12. Tanaman yang terserang ulat daun .................................................... 21
Gambar 13. Hama kepik ....................................................................................... 21
Gambar 14. Hama jangkrik ................................................................................... 22
Gambar 15. Tanaman yang terserang antraknosa ................................................. 22
Gambar 16. Tanaman yang terserang Pyton desaturase ....................................... 23
Gambar 17. Penyemprotan agensia hayati dan pestisida nabati, .......................... 24
Gambar 18. (a) Bayam jepang umur 25 HST, (b) Pemanenan bayam jepang ...... 26
Gambar 19. Penanganan pascapanen bayam jepang (sortasi dan packaging) ...... 26
Gambar 20. Perompelan tanaman tomat cherry.................................................... 27
Gambar 21. Memotong dan memblender nanas ................................................... 29
Gambar 22. Mencampurkan semua bahan ............................................................ 29
Gambar 23. Menutup rapat dan difermentasi ........................................................ 29
Gambar 24. Proses pembuatan pupuk organik padat ............................................ 31
Gambar 25. Penanaman sawi pagoda.................................................................... 32
Gambar 26. Pemanenan kale nero, selada hijau, dan kale curly ........................... 33
Gambar 27. Cold Storage ...................................................................................... 33
Gambar 28. Pengemasan berbagai komoditas ...................................................... 34
Gambar 29. Langkah penggunaan teknologi ozon ................................................ 35
Gambar 30. Proses pencucian tomat teknologi ozon ............................................ 36
Gambar 31. PPT Laporan Magang ....................................................................... 37
Gambar 32. Presentasi hasil kegiatan Magang ..................................................... 37
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan selesai Magang..................................................... 39
Lampiran 2. Logbook Kegiatan Magang ............................................................... 40
Lampiran 3. Formulir Penilaian Mahasiswa Magang ........................................... 46
Lampiran 4. Formulir Masukan Stakeholder ........................................................ 47
Lampiran 5. Sertifikat Magang ............................................................................. 49
Lampiran 6. Dokumentasi Magang Profesi .......................................................... 50
Lampiran 7. Analisis Usaha Tani Bayam Jepang ................................................. 53
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sayuran merupakan komoditas yang sering dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia setiap harinya sebagai sumber gizi. Namun, di zaman sekarang dalam
budidaya petani memberikan input pupuk dan pestisida anorganik yang terkadang
jumlahnya berlebihan untuk meningkatkan produksi dan kualitas sayuran yang
dihasilkan. Disamping itu, produk sayuran yang tercemar pestisida dan pupuk
anorganik dalam jangka panjang mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan
konsumen dan daya saing pemasaran.
Sayuran organik semakin banyak diminati, terutama oleh masyarakat yang
sudah mengerti akan kesehatan. Mereka memilih produk sayuran yang sehat,
aman dikonsumsi dan bermutu baik. Bekembangnya pasar produk pertanian
organik di dunia yang mulai meningkat juga harus di antisipasi oleh Indonesia.
Oleh karena itu, Indonesia harus ikut berperan dalam perdagangan pertanian
organik yang mulai digemari oleh banyak masyarakat.
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang holistik yang
mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi
tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan,
pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan
standardisasi (IFOAM, 2008) dalam (Mayrowani, 2012). Dalam proses budidaya
pertanian organik tidak lagi menggunakan asupan bahan kimia sintetik (pupuk,
pestisida, herbisida, hormon pertumbuhan), tidak menggunakan benih rekayasa
genetik dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Dalam upaya pengembangan
budidaya sayuran yang aman dikonsumsi, bermutu baik dan ramah lingkungan
perlu diterapkan teknik budidaya yang tepat untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Salah satu kegiatan untuk mencapai itu semua yaitu diadakannya
kegiatan magang ini. Magang dilaksanakan untuk menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan di bidang pertanian organik, khususnya pada tanaman
sayuran organik, bayam jepang atau spinach (Spinacia oleracea L.).
1
2
1. Sejarah Perusahaan
PO Sayur Organik Merbabu (SOM) di lereng Gunung Merbabu, Dusun
Sidomukti, Desa Kopeng merupakan salah satu perusahaan perseorangan yang
bergerak di bidang pertanian, khususnya pada pertanian organik. Perusahaan
ini berdiri sejak tahun 2014 oleh Shofyan Adi Cahyono, SP. yang pada
awalnya dijalankan oleh Pak Suwadi (ayah Shofyan) yang memulai bertanam
sayuran organik sejak tahun 2007 dan hanya mempekerjakan anggota keluarga.
Selain itu, awal mula SOM berdiri yaitu karena inisiatif Shofyan untuk
memenuhi kebutuhan pasar secara luas dan kekhawatiran akan rusaknya
agroekosistem serta ketersediaan lahan yang semakin menurun.
Pada tanggal 14 Maret tahun 2014 melalui program IBK atau Iptek
Berbasis Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga maka terwujudlah suatu unit
usaha yang menyediakan hasil budidaya sayuran organik yang diberi nama
“Sayur Organik Merbabu Farm”. Tahun 2015 perusahaan ini membentuk
kelompok petani muda “Citra Muda” untuk memperkuat produksi. Kemudian
pada tahun 2016 berubah menjadi perusahaan perorangan (PO. Sayur Organik
Merbabu “SOM”) dengan surat ijin usaha perdagangan S IUP.
503/192/Pmk/V/2016. Selanjutnya di tahun 2019 PO. Sayur Organik Merbabu
mendapat sertifikasi organik dari INOFICE dan mendirikan Pusat Pelatihan
Pertanian dan Perdesaan Swadaya “P4S Citra Muda”.
PO. Sayur Organik Merbabu (SOM) berhasil membudidayakan lebih
dari 50 jenis sayuran secara organik. Petani - petani tersebut tergabung dalam
Kelompok Tani Citra Muda yang berfokus pada budidaya sayuran organik
mulai dari pembuatan pupuk, penanaman, perawatan, sampai ke pasca panen
dengan mengelola kebun produksi sayuran seluas 10 hektar, terletak di kaki
gunung Merbabu yang subur, ditanami sekitar 50 jenis sayuran secara organik
3
4
sesuai standar SNI 6729 : 2016 dan telah tersertifikat Organik Indonesia
oleh INOFICE (Indonesian Organik farming Inspection and Certification).
Selain menyediakan sayur organik PO. SOM juga berupaya membantu
dan meningkatkan kesejahteraan para petani melalui penyuluhan, sekolah
lapang dan kemitraan yang berlandaskan pada perdagangan berkeadilan (fair
trade). Selain itu, SOM juga berupaya mengenalkan pertanian organik pada
kalangan akademisi khususnya pada siswa, mahasiswa dalam bentuk seminar,
workshop, PKL, kuliah tamu, magang serta penelitian. Sehingga diharapkan
sistem budidaya sayuran organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
dapat semakin dikenal oleh masyarakat.
Perusahaan SOM ini juga berkembang pesat karena pemilik SOM yang
juga berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Shofyan memilih
untuk fokus pada bidang pertanian yang kemudian ilmu yang didapat
dipraktekan langsung pada kebun yang dimiliki sehingga Shofyan juga
mengajak petani yang bermitra untuk terus mengikuti perkembangan dengan
tetap menjaga kesehatan tanaman sayur yang dihasilkan juga akan tetap sehat
apabila dikonsumsi oleh manusia. Saat ini SOM (P4S Citra Muda) telah
memiliki agen distributor dan re-seller di beberapa wilayah yaitu Salatiga,
Magelang, Yogyakarta, Semarang, Pati, Kudus, Jepara, Solo, Sragen, Klaten,
Temanggung, Tegal, Jabodetabek, Gresik, Surabaya, dan Banjarbaru.
2. Lokasi Sayur Organik Merbabu
Perusahaan Sayur Organik Merbabu (SOM) terletak di Jalan
Diponegoro No. 02, Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan,
Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi Perusahaan Sayur
Organik Merbabu terletak di kawasan lereng Gunung Merbabu dengan
ketinggian ±1.500 meter di atas permukaan laut dan kemiringan lahan 15%
yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Pandean
b. Sebelah Timur : Desa Sleker
c. Sebelah Selatan : Dusun Kopeng
d. Sebelah Barat : Desa Blancir dan Kasiran
5
B. Manajemen Perusahaan
a. Struktur Organisasi di SOM
Berikut adalah struktur organisasi di PO. Sayur Organik Merbabu (SOM)
c. Bendahara
Bertanggungjawab atas semua pencatatan pendapatan dan pengeluaran
PO. SOM Farm.
d. Divisi Peternakan dan Pembuatan Pupuk Organik
Bertanggung jawab atas peternakan yang dlakukan secara organik yang
kemudian menjad bahan dasar dalam pembuatan pupuk organik padat
ataupun pupuk organik cair.
e. Divisi Pembibitan
Bertanggung jawab atas pembibitan semua jenis tanaman.
f. Divisi Koordinator ICS dan Budidaya
Bertanggung jawab atas koordinasi tentang semua tanaman yang
dibudidayakan dengan divisi- divisi lain sesuai tugasnya.
g. Divisi Mekanisasi Pertanian
h. Divisi Panen dan Pascapanen
Bertanggung jawab memenuhi semua pesanan yang masuk mulai dari
panen di lahan kemudian membersihkan sebelum dikemas.
i. Divisi Pemasaran
Bertanggung jawab dalam memasarkan atau mempromosikan semua
komoditas sayur yang ada secara langsung ataupun sosial media seperti,
Instagram, Facebook, Whatsapp.
Adapun visi misi PO. Sayur Organik Merbabu (SOM) adalah sebagai berikut :
c. Visi
“Mewujudkan masyarakat petani organik yang mandiri, trampil, kreatif,
sejahtera lahir dan batin serta berwawasan lingkungan.”
d. Misi
a. Mengembangkan pertanian organik dengan memanfaatkan sumber daya
alam dan kearifan lokal.
b. Menghasilkan produk sayuran organik yang bermutu, berkualitas, aman
dikonsumsi dan berkelanjutan.
c. Mengembangkan sektor peternakan sebagai pendukung dalam pertanian
organik .
8
A. Kegiatan Utama
Kegiatan utama yang dilaksanakan yaitu budidaya tanaman Bayam jepang
secara organik, yaitu mulai dari pembibitan hingga panen serta pascapanen.
Budidaya Bayam jepang (Spinachia oleraceae) di Sayur Organik Merbabu (SOM)
telah memiliki standar operasional prosedur sendiri sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan produksi Bayam jepang seperti juga sayuran yang lain,
sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan memenuhi standar yang
diinginkan. Adapun rincian kegiatan atau langkah-langkah budidaya bayam
jepang organik selama magang di SOM sebagai berikut :
1. Penyiapan Benih dan Pembibitan
Penyiapan benih dan pembibitan bayam jepang (Spinachia oleraceae)
dilukukan secara generatif menggunakan biji. Biji bayam jepang berukuran
kecil, bulat, dan berwarna merah. Benih yang digunakan untuk budidaya
organik harus berasal dari pertanian organik, namun apabila tidak tersedia
maka dapat menggunakan benih yang djual di pasaran (hibrida non GMO)
dengan dilakukan pencucian atau perendaman sebelum dkecambahkan dengan
air cucian beras. Benih yang digunakan oleh PO. Sayur Organik Merbabu
adalah benih Taki Seed Spinach Hibrida Super Alrite yang diperoleh dari toko
pertanian. Benih ini memiliki tingkat kemurnian 99% dan daya tumbuh 90%.
Proses penyemaian yang dilakukan oleh PO. Sayur Organik Merbabu yaitu
dengan menyemaikan benih ke dalam polybag berukuran 5x7cm. Sebelum
benih ditanam, dilakukan perendaman menggunakan PGPR yang bertujuan
untuk mempercepat proses perkecambahan. Media sema yang digunakan yaitu
9
10
(a)
(b)
Gambar 2. Penyiapan benih dan pembibitan (a) Benih bayam jepang,
(b) media semai dan pembibitan
11
2. Pengolahan Lahan
Menurut Haryanto (2007), pertumbuhan tanaman sayuran sangat
dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur tanah lahannya. Untuk itu
diperlukan pengolahan tanah yang umumnya dilakukan sebelum proses
penanaman. Pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaki struktur tanah
supaya tanah menjadi gembur, dranase lebih bak, serta membentuk bedengan
yang siap untuk ditanami bibit. Pengolahan lahan dimula dengan
membersihkan sisa- sisa tanaman, gulma, batu-batuan, dan benda- benda keras
lainnya. Pengolahan tanah yang dilakukan oleh PO. Sayur Organik Merbabu
yatu secara berkala yang terdiri dari maximum tillage, minimum tillage, dan
zero tillage. Pengolahan tanah dilakukan secara intensif sesuai dengan siklus
pengolahan tanah.
Pengolahan tanah minimum tillage dilakukan sekitar 6 bulan sekali atau
setelah 3 kali masa tanam. Minimum tillage dilakukan dengan membongkar
bedengan, penggemburan tanah kembali, penyemprotan pestisida hayati,
pemberian dolomit jika diperlukan. Setelah gembur, lahan dibuat bedengan dan
ditutup kembali dengan mulsa. Pemberian pupuk pada minimum tillage
diberikan per lubang tanam dengan dosis per lubang tana yatu 100 g.
Kelebihan dari minimum tillage yaitu untuk menghindari rusaknya ekosistem
yang dapat terjadi di lahan pertanaman karena merusak struktur tanah yang
sering diolah dan menghemat biaya produksi.
Pengolahan tanah maximum tillage yaitu dengan melakukan
pembongkaran total menggunakan kultivaktor ataupun pencangkulan kembali
terhadap lahan yang dilakukan sekitar 1 tahun sekali. Maximum tillage
dilakukan dengan memberikan pupuk kandang (dari kotoran ayam, kambing,
atau sapi) yaitu 10-20 ton/ha dengan dosis 50-60 kg pupuk kandang untuk 2
bedengan. Pembongkaran dilakukan untuk memberikan udara terhadap lahan
yang digunakan terus menerus. Sebelum pemberian pupuk, ditaburkan kapur
dolomit sebanyak 1 kwintal untuk lahan 1 ha dengan tujuan menetralkan pH
tanah karena mengandung unsur hara kalsium (CaO) dan magnesium oksida
(MgO). Setelah dilakukan pengolahan lahan, kemudian dilakukan pengukuran
12
(a)
(b)
Gambar 3. Pengoalahan lahan maximum tillage (a) Penggaruan bedengan
dan pemberian dolomit, (b) Perataan bedengan dan penyemprotan molase
13
3. Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan dilakukan menggunakan cangkul dan dengan
bantuan ajir bambu yang telah diukur pada lahan dengan ukuran bedengan
yang diinginkan menggunakan tali rafia sehingga mempermudah dalam
pembuatannya dan seragam ukurannya. Ukuran bedengan yang digunakan di
PO. Sayur Organik Merbabu yaitu 1 x 2,5 m, 1 x 3 m dan 1x10 m dengan
tinggi bedengan 10 cm serta jarak antar bedengan 0,5 m.
4. Pemupukan
Proses pemupukan dilakukan setelah pembuatan bedengan dengan
menambahkan pupuk kandang sapi dan ayam yang telah difermentasi, serta
pemberian pupuk hayati seperti Pseudomonas, Trichoderma, dan Beauveria.
Pemberian pupuk kandang ayam dengan perbandingan pupuk sapi : pupuk
ayam yaitu 1 : 1 dengan dosis 50 kg/50m2. Setelah itu ditambahkan pupuk
hayati. Pengaplikasian ketiga pupuk hayati bertujuan untuk mencegah hama
dan penyait yang dapat menyerang tanamn bayam jepang.
14
Gambar 5. Pemupukan
5. Pemulsaan
Pemasangan mulsa pada budidaya tanaman bayam jepang bertujuan untuk
menjaga kelembaban tanah dan mencegah tumbuhnya gulma disekitar
tanaman. Selain itu, dengan pemasangan mulsa dapay mengurangi evaporasi
sehingga ketika terjadi penguapan air dar tanah akan jatuh kembali ke tanah
sehingga dapat meminimalisir kehilangan air dan suplai air lebih stabil. Mulsa
yang digunakan oleh PO. Satur Organik Merbabu adalah mulsa plastik hitam
perak (MPHP). Mulsa dipasangkan pada permukaan bedengan yang kemudian
dijepit tiap sisi secukupnya dengan penjepit sampai rapi. Setelah mulsa
terpasang, dilakukan oelubangan mulsa yang terpasang dengan menggunakan
kaleng yang berisi arang panas. Setelah mulsa terpasang dan terlubangi
dilakukan pengukuran pH tanah. Pengukuran pH tanah dilakukan untuk
memastikan nia pH tanah tetap stabil.
15
(a)
16
(b)
Gambar 7. (a) Bibit bayam jepang umur 25 HSS, (b) Penanaman
bibit bayam jepang
7. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman pada budidaya bayam jepang yaitu, penyulaman,
penyiraman, pemupukan susulan, penyiangan gulma, dan pengendalian OPT
a. Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan penanaman kembali tanaman yang tidak
tumbuh dengan bibit tanaman baru. Ciri tanaman yang perlu dilakukan
penyulaman adalah tanaman yang tampak layu dan kering. Penyulaman yang
dilakukan di PO. Sayur Organik Merbabu dilakukan dengan cara mencabut
tanaman yang tampak tidak tumbuh dengan optimal kemudian ditanam
kembali dengan bibit yang sehat. Penyulaman biasanya dilakukan maksimal 7
hari setelah masa tanam di lahan bedeng. Tanaman yang mati biasanya
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lan kelembaban tinggi, suhu
lingkungan yang panas, serangan hama dan penyakit, serta tingginya kadar air
di dalam tanah sehingga bibit yang baru dipindahkan kurang adaptif dan
akarnya akan mudah membusuk.
b. Penyiraman
Penyiraman bayam jepang yang dilakukan di PO. Sayur Organik Merbabu
yaitu dengan cara dikocor. Dengan cara dikocor, air yang ditujukan untuk
17
tanaman akan tepat sasaran, diserap oleh akar tanaman bayam jepang. Menurut
Setyowati (2017) dalam (Faizah, 2021), waktu penyiraman tanaman sebaiknya
disesuaikan dengan proses fotosintesis tanaman, tidak bisa setiap saat atau
ketika matahari sedang terik-teriknya. Biasanya proses fotosintesis terjadi pada
pagi hari dan sore hari. Penyiraman di PO. Sayur Organik Merbabu dilakukan
secara rutin selama masa tanam setiap pagi hari. Waktu penyiraman terbaik
yatu di pagi hari dan sore hari, namun apabila pada musim hujan penyiraman
tidak dilakukan secara rutin. Hal tersebut karena ketersediaan air di dalam
tanah sudah tercukupi. Penyiraman yang baik pada tanaman bayam jepang
adalah pada permukaan tanah sebanya kurang lebih 100ml/lubang tanam.
Apabila penyiraman banyak dilakukan pada permukaan daun akan
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Air yang digunakan untuk
menyiram berasal dari embung air. Air yang digunakan tidak boleh
terkontaminasi bahan kimia sintetis eperti pupuk anorganik, pestisida sintetis,
dan bahan cemaran pemukiman. Salah satu cara yang digunakan oleh PO.
Sayur Organik Merbabu agar air yang berada di embung tidak terkontaminasi
yaitu dengan cara pemberian tanaman enceng gondok yang berfungsi sebagai
fitoremediasi atau tanaman penyerap polutan yang efektif. Air yang berada di
embung difilter menggunakan enceng gondok karena akarnya cukup panjang
sehingga luas pengambilan klorin dan zat-zat berbahaya lainnya. Selain enceng
gondok, juga terdapat kiambang atau kayu apu sebagai pembersih air,
menyerap limbah akibat pencemaran bahan radioaktif dan logam berat yang
terdapat di dalam air. Dan yang terakhir yaitu terdapat ikan nila yang berfungsi
sebagai indikator bahwa air di dalam embung tidak tercemar, karena ikan yang
mati di embung air tersebut menunjukkan bahwa air tersebut sudah tercemar
atau mengandung zat-zat berbahaya.
18
c. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan setelah pemberian pupuk dasar yang
bertujuan memberikan unsur hara tanaman agar kebutuhan nutrisi tanaman aan
tercukupi. Pupuk susulan dapat berbentuk padat ataupun cair. Pemupukan
susulan bayam jepang yang dilakukan oleh PO. Sayur Organik Merbabu yaitu
dengan mengaplikasikan POC hasil fermentasi urin kelinci), teh kompos dan
PGPR. Pupuk susulan ini diaplikasikan setelah 1 minggu masa tanam dan
dihentikan sebelum 2 minggu masa panen. Tujuannya adalah agar saat
pemanenan, tidak ada pupuk yang menempel pada tanaman bayam jepang.
Dosis pupuk yang diberikan mengikuti umur dan kebutuhan tanaman. Pada
bayam jepang, dosis pupuk yang diberikan yaitu dengan perbandingan 300ml :
10 liter air. Pemberian pupuk cair ini diberikan dengan melihat kesuburan
tanaman bayam jepang, apabila tanaman tampak kurang subur maka dianjurkan
untuk diberikan pupuk susulan.
d. Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan pencabutan gulma diserupakan kegiatan
pencabutan gulma disekitar areal pertanaman baya jepang yang dapat
mengganggu proses pertumbuhan danperkembangan tanaman. Tujuan
penyiangan adalah membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi hambatan
produksi anakan. Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tangan
dengan cara mencabut rumput di sela-sela tanaman. Penggunaan mulsa juga
19
250 ml/14 liter air dan penanaman tanaan refugia untuk pengalih perhatian
lalat.
2. Siput
Siput yang yang terdapat pada lahan penanaman bayam jepang ada
dua jenis yaitu siput yang bercangkang dan siput yang tidak bercangkang.
Hama siput menyerang tanaman dengan cara memakan bagian tanaman
sehingga menurunkan kualitas tanaman. Pengendalian yang dilakukan oleh
PO. Sayur organik Merbabu yaitu secara kultur teknis dengan cara diambil
dan dimatikan. Pengendalian hama siput tidak ampuh menggunakan
pestisida sehingga lebih efektif menggunakan kultur teknis.
3. Burung gereja
Tanaman yang terserang oleh burung gereja ditandai dengan gejala
adanya pola. PO. Sayur Oganik tidak melakukan pengendalian terhadap
hama ini dikarenakan instensitas serangan sangat jarang terjadi.
4. Ulat Daun (Crocidolomia binotalis Zelle)
Tanaman bayam jepang yang terserang oleh hama ulat daun ditandai
dengan adanya gejala serangan berupa lubang-lubang bekas gigitan pada
bagian tengah dan tepi daun. Ulat ini berwarna hijau seperti daun sehingga
21
5. Kepik
8. Pengendalian OPT
Pengendalian oganisme pengganggu tanaman yang dilakukan oleh PO.
Sayur Organik Merbabu antara lain, yaitu :
a. Pemilihan varietas tanamanyang resisten.
b. Rotasi/pergiliran tanaman yang sesuai.
c. Pengolahan tanah secara mekanis.
d. Penggunaan tanaman perangkap.
e. Penggunaan mulsa dan sisa potongan tanaman.
f. Pengendalian secara mekanis (seperti penggunaan perangkap, penghalang,
cahaya dan suara).
24
(a) (b)
Gambar 17. Penyemprotan agensia hayati dan pestisida nabati,
(b) bunga krokot habitat musuh alami
memiliki boot 100 gram – 200 gram per tanaman, tidak ada bagian tanaman
yang busuk, tidak berbunga, dan tidak terdapat hama penyakit. Banyaknya
jumlah pemanenan disesuaikan dengan permintaan dari konsumen.
(a) (b)
Gambar 18. (a) Bayam jepang umur 25 HST, (b) Pemanenan bayam jepang
B. Kegiatan Tambahan
Gambar 26. Pemanenan kale nero, selada hijau, dan kale curly
Harnanik (2018), pencucian sayuran dan buah dengan air berozon tidak
menghilangkan warna, aroma, dan tidak mengurai senyawa organik terkandung
dalam bahan pangan, sehingga mampu memperpanjang umur kesegaran.
Perlakuan ozonisasi terhadap buah tomat dapat memperpanjang umur simpan
buah tomat selama 3 minggu. Selain itu, pengawetan sayuran dan buah dengan
ozon tidak akan mengubah kandungan gizi, karena kandungan ozn itu sendiri
akan hilang dengan cara penguapan (Asgar, 2018) dalam (Harnanik, 2018).
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan kegiatan magang di PO. Sayur
Organik Merbabu adalah sebagai berikut :
1. Dapat melakukan teknik budidaya bayam jepang secara organik di PO.
Sayur Organik Merbabu sesuai SOP yang dimulai dari persiapan produksi,
persiapan lahan, pembibitan, transplanting (pindah tanam), pemeliharaan,
panen, dan pascapanen.
2. Potensi pasar pertanian organik di Indonesia yang masih terbatas pada
masyarakat dalam negeri menjadi tantangan bagi Perusahaan Sayur
Organik Merbabu untuk memperluas pasar ekspor atau luar negeri.
3. Dapat mengetahui dan mendapat pengalaman dunia kerja khususnya di
PO. Sayur Organik Merbabu.
.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan kegiatan magang di Perusahaan Sayur
Organik Merbabu adalah sebagai berikut :
1. Meminimalisir pemakain plastik sekali pakai dalam pengemasan dan
menggantinya ke bahan yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan
plastik berbahan singkong.
2. Sebaiknya dalam pengendalian hama dan penyakit lebih diperhatikan
karena dapat mempengaruhi hasil usaha tani yang dijalankan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39
40
Jumlah
Harga Jumlah
No Barang Jumlah keperluan Umur Penyusutan
Satuan Harga
Ekonomi
Rp
1 Mulsa 20 kg 1 bulan 1 tahun Rp 30.000 600.000 Rp 50.000
Penjepit Rp
2 mulsa 5 kg 2 bulan 1 tahun Rp 25.000 125.000 Rp 10.000
Rp Rp
3 Cangkul 2 buah 3 bulan 10 tahun 400.000 800.000 Rp 6.700
Rp Rp
4 Sprayer 1 buah 4 bulan 5 tahun 700.000 700.000 Rp 11.000
5 Gembor 2 buah 5 bulan 2 tahun Rp 30.000 Rp 60.000 Rp 833.000
55
1
GreenHo bangunan Rp
6 use (1000m) 6 bulan 5 tahun 50.000.000 50.000.000 Rp 833.000
Total Rp 913.200
B. Analisis Kelayakan
a. Input / Total biaya = Saprodi + tenaga kerja + sewa lahan
+ penyusutan = Rp 4.641.000 + Rp 1.000.000 + Rp
1.000.000 + 913.200 = 7.554.200
b. Harga produk = Rp 10.000/kg
c. Hasil panen = 85% x bobot rata-rata per tanaman x
populasi = 85% x 0,1 kg x 19.000 = 1.615 kg
d. Output /Total penerimaan = Hasil panen x harga =1.615
kg x Rp. 10.000/kg =16.150.000
e. Keuntungan / Total pendapatan = Output – Input = Rp
8.595.800
Jadi, Total pendapatan yang diperoleh PO. Sayur Organik
Merbabu utuk komoditas bayam jepang pada luas lahan 1.000 m2
selama 1 siklus (30 hari) adalah Rp 8.595.000
Titik Impas / BEP (Break Event Point)
a. BEP Unit = Input : Harga = 7.554.200 : 10.000/kg =
7.55,42
b. BEP Harga = Input : hasil panen = 7.554.200 : 1.615 kg =
Rp 4.677
56