Anda di halaman 1dari 27

PERBANYAKAN TANAMAN JAMBU BIJI (PSIDIUM

GUAJAVA) DENGAN CARA PENCANGKOKAN


UNTUK MEMPEROLEH TANAMAN YANG
CEPAT BERBUAH

LAPORAN PRAKTIKUM

SERLYN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
PERBANYAKAN TANAMAN JAMBU BIJI (PSIDIUM
GUAJAVA) DENGAN CARA PENCANGKOKAN
UNTUK MEMPEROLEH TANAMAN YANG
CEPAT BERBUAH

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah


Teknologi Perbanyakan Bahan Tanaman pada
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021-2022

ERLYN
8120088

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : PERBANYAKAN TANAMAN JAMBU BIJI(PSIDIUM


GUAJAVA) DENGAN CARA PENCANGKOKAN UNTUK
MEMPEROLEH TANAMAN YANG CEPAT BERBUAH
Nama : SERLYN
Stambuk : E28120088
Kelas : AGT2

Palu, 29 April 2021

Koordinator Asisten Asisten Penanggung Jawab


Kelas

Mustakim, S.P., M.P Chelsea Rizky Darmawan


E 281 181 38

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam

Dr. Ir. Enny Adelina, M.P


NIP: 196310231988032001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratikum dengan judul “
Perbanyakan Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava) Dengan Cara
Pencangkokan Untuk Memperoleh Tanaman Yang Cepat Berbuah”. Salawat
dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana
berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan
Lengkap ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Enny Adelina, M.P selaku dosen penanggung jawab matakuliah
Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam.
2. Mustakim, S.P., M.P selaku koordinator mata kuliah Teknologi Perbanyakan
Bahan Tanam.
3. Chelsea Rizky Darmawan selaku asisten penanggung jawab kelompok 7 mata
kuliah Genetika Pemuliaan Tanaman.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
pratikum ini bermanfaat bagi masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

Palu, 29 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
PENGESAHAN..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................... 9
1.1. Latar Belakang........................................................................ 9
1.2. Tujuan..................................................................................... 11
1.3. Manfaat................................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 12


2.1. Penelitian Terkait.................................................................... 12
2.2. Botani Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava)..................... 12
2.3. Teknik Perbanyakan Secara Pencangkokan........................... 12
2.3. Keunggulan Teknik Perbanyakan Secara Pencangkokan....... 13

BAB III. METODE PRAKTIKUM..................................................... 14


3.1. Tempat Dan Waktu................................................................. 14
3.2. Alat dan Bahan........................................................................ 14
3.3. Langkah Kerja......................................................................... 14

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................. 19


4.1. Hasil........................................................................................ 19
4.2. Pembahasan............................................................................ 20

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 22


5.1. Kesimpulan............................................................................. 22
5.2. Saran....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 23
LAMPIRAN.......................................................................................... 25
BIODATA PENYUSUN....................................................................... 27
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Teknik Perbanyakan Tanaman Jambu Biji (psidium guajava)


dengan cara pencangkokan............................................................... 19
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Alat Dan Bahan Yang Digunakan.................................................... 14

2. Pemilihan Ranting Atau Batang....................................................... 15

3. Mengupas Atau Menyayat kulit Batang........................................... 16

4. Membersihkan Kambium................................................................. 16

5. Penempelan Media Cangkok............................................................ 17

6. Pembungkusan Dengan Sabut Kelapa Dan Plastik Bening............. 18


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Dokumentasi Pratikum..................................................................... 25
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jambu biji (Psidium guajava) berasal dari benua Amerika yang beriklim
tropis, yakni dari Amerika Serikat, Peru dan Bolivia, jambu biji tersebut
menyebar keberbagai negara di dunia, termasuk kawasan ASEAN. Tanaman
jambu biji dapat tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis. Budidaya jambu
biji di Indonesia pada umumnya masih disekitar halaman rumah. Meskipun
demikian, luas areal tanaman jambu biji pada tahun 1992 sudah mendekati
60.000 hektar yang tersebar diseluruh provinsi di Indonesia. Daerah pusat
tanaman jambu biji di Indonesia adalah Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa tenggara
( Susilo, 2012).
Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan
dengan cara ini tidak disukai karena pertumbuhannya lambat menjadi dewasa
dan juga akan berubah sifat dari induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan
adalah secara vegetatif, khususnya dengan cara pencangkokan. Buah jambu biji
memiliki jenis yang banyak antara lain, jambu biji delima, gembos, perawas,
kristal taiwan, getas merah, dan bangkok (Susilo, 2012).
Ditinjau dari segi manfaatnya daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat
tradisional salah satu contohnya untuk obat batuk dan diare dengan cara 3 helai
jambu biji direbus dengan dua gelas air putih lalu direbus, disaring, dan
diminumkan pada orang yang terkena diare. Jambu merah biji dianggap
berkhasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah (Susilo,
2012).
Jambu adalah salah satu tanaman buah yang paling menjanjikan di India
dan mempunyai kandugan nutrisi yang baik yang sangat menguntungkan. Buah
jambu sangat baik untuk dikonsumsi segar ataupun melalui pengolahan. Selain
nilai gizi yang tinggi (Vitamin C dan pektin), jambu biji memberikan keuntungan
ekonomi yang baik. Hal ini telah mendorong beberapa petani untuk
mengembangkan budidaya jambu biji pada skala komersial. Jambu biji kaya akan
tannin, fenol, triterpen, flavonoid, minyak atsiri, saponin, karotenoid, lektin,
vitamin, serat dan asam lemak. Buah jambu biji lebih tinggi vitamin C daripada 2
jeruk (80 mg vitamin C dalam 100 g buah), mengandung vitamin A yang cukup
tinggi dan jambu biji merupakan sumber pektin yang baik (Joseph, 2011).
Cangkok merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
menumbuhkan perakaran diranting atau cabang pohon sehingga menjadi bibit
tanaman atau tanaman baru. Cangkok dapat diaplikasikan pada tanaman berkayu,
bercabang, dan memiliki kambium, yang secara umum termasuk dalam kategori
tanaman dikotil. Tanaman buah yang dapat dicangkok diantaranya mangga,
jambu air, jambu biji, rambutan, durian, dan jeruk (Suhartanto, dan Gunawan ,
2012).
Ranting cabang yang akan dicangkok harus memenuhi syarat sebagai
ranting atau cabang yang produktif, sudah berbuah 2-3 kali, dalam keadaan sehat,
dan ranting atau cabang berdiameter 1-1,6 cm (Suhartanto, dan Gunawan , 2012).
Keunggulan cangkok ialah mudah dilakukan, tingkat keberhasilannya tinggi dan
tanaman yang dihasilkan dapat mewarisi 100% sifat pohon induknya. Namun,
tanaman hasil cangkokan memiliki kelemahan yaitu percabangannya tidak lebat
dan tidak kompak serta produktifitas buahnya terbatas. Selain itu memiliki sistem
perakaran yang tidak kuat karena memiliki akar serabut, dan akarnya juga tidak
rimbun yang menyebabkan tanaman mudah roboh saat tertiup angin kencang,
dan tidak kuat menghadapi kekeringan saat musim kemarau.
Menurut penelitian (Kurniawan et al., 2021). Tentang “Pembibitan
Vegetatif Stek dan Cangkok Jambu Biji (Psidium guajava) untuk Metode
Tanaman Buah dalam Pot”. Hasil penelitian menunjukan perbanyakan vegetative
dengan metode cangkok memiliki keunggulan yaitu sifat yang diturunkan sama
persis dengan tanaman indukan dan cepat berbuah.
1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan pratikuk ini untuk mengetahui teknik perbanyakan tanaman jambu


biji dengan cara pencangkokan untuk memperoleh tanaman yang cepat berrbuah.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat yang di peroleh dari pratikum ini akan meningkatkan pengetahuan


dan pengalaman mahasiswa pratikum mengenai cara perbanyakan tanaman
jambu biji dengan cara pencangkokan untuk memperoleh tanaman yang cepat
berbuah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian (Kurniawan et al., 2021). Tentang “Pembibitan


Vegetatif Stek dan Cangkok Jambu Biji (Psidium guajava) untuk Metode
Tanaman Buah dalam Pot”. Hasil penelitian menunjukan perbanyakan vegetative
dengan metode cangkok memiliki keunggulan yaitu sifat yang diturunkan sama
persis dengan tanaman indukan dan cepat berbuah.
Menurut Penelitian (Elizabet.,2015). Tentang “Kajian Tekhnik
Mencangkok Perbanyakan Jambu Kristal (Psidium guajava)”. Hasil Penelitian
menunjukan pencangkokan jambu kristal menggunakan media cocopeat dengan
teknik melilit batang dengan kawat lebih baik dalam kemunculan kalus, jumlah
akar dan panjang akar.
1.2. Botani Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava)
Buah jambu biji dapat bermanfaat sebagai makanan buah segar maupun
olahan yang mempunyai gizi dan mengandung vitamin A dan vitamin C yang
tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji mempunyai rasa dan aroma yang khas
disebabkan oleh senyawa eugenol. Tidak hanya buahnya, pohon, daun, akar, dan
kayunya juga memiliki banyak manfaat antara lain: pohonnya sering digunakan
sebagai pembatas di pekarangan dan sebagai tanaman hias, daun dan akarnya
juga dapat digunakan sebagai obat tadisional, dan kayunya dapat dibuat berbagai
alat dapur karena memiliki kayu yang kuat dan keras (Cahyono, 2011).
1.3. Teknik Perbanyakan Secara Pencangkokan
Cangkok merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
cara menginduksi atau menumbuhkan perakaran di cabang atau ranting pohon
sehingga menjadi bibit tanaman atau tanaman baru. Cangkok cocok dilakukan
untuk tanaman yang sulit diperbanyak secara stek, okulasi dan sambung
(Gunawan, 2014).
Cangkok dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang berbuah lebih cepat
daripada tanaman yang berasal dari biji dan buah yang dihasilkan serupa buah
dari tanaman induknya, perbanyakan vegetatif melalui cangkok merupakan salah
satu alternatif. Mencangkok merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif
dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media
tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal oleh
petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya
masih berada di pohon induk (Kuswandi, 2013).
Perbanyakan jambu biji kristal dengan cara mencangkok memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan cara mencangkok dari jambu biji kristal
adalah bibit yang diperoleh memiliki sifat yang sama dengan induknya, tanaman
cepat besar, cepat berbuah, teknik pelaksanaannya mudah dan sederhana, dan
tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Kekurangannya adalah tanaman
mempunyai akar serabut sehingga mudah tumbang (Gunawan, 2014).
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air,
dan ZPT. Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak,
hal ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang
sebaiknya tidak terlalu tua (berwarna coklat atau coklat muda) (Kuswandi, 2013).
1.4. Keunggulan Teknik Perbanyakan Secara Pencangkokan
Ada beberapa keuntungan dari mencangkok, diantaranya adalah:
1. Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah di bandingkantumbuhan
yang ditanam dari biji.
2. Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
3. Tingkat keberhasilan lebih tinggi.
4. Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat Dan Waktu


Kegiatan pratikum ini dilaksanakan di Rumah terletak di Desa Sakita, Kec.
Bungku Tengah, Kab. Morowali. Pada hari Jumat, tanggal 24 September 2021,
Pukul 14.00 WITA.
3.2. Alat Dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang digunakan antara lain:

Gambar 3.1. Alat dan bahan yang diperlukan

1. Satu buah pisau yang digunakan untuk mengupas atau menyayat kulit batang
tanaman.
2. Tali raffia secukupnya yang digunakan untuk mengikat sabut kelapa dan
plastic.
3. Sabut kelapa dan plastik digunakan untuk membungkus media tanam.
4. Tanah yang basah di gunakan sebagai media tanam.
4.3. Langkah Kerja
4.3.1. Pemilihan Ranting atau Batang
Pemilihan batang yang baik dan tidak terserang hama dan penyakit
menjadi suatu indikator keberhasilan dalam proses cangkok. Selain itu
batang atau ranting yang digunakan sebaiknya memiliki sifat unggul yang
baik untuk diperbanyak. Pemilihan ranting atau cabang dapat dilihat pada
Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pemilihan Ranting atau Batang

Penentuan batang cangkok dari pohon induknya, harus


memperhatikan beberapa hal untuk meningkatkan keberhasilan
cangkokkan. Menurut Prameswari (2014) keberhasilan pencangkokan
tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : umur dan ukuran
batang, media, waktu pencangkokan dan jenis tanaman. Makin besar
diameter batang , akar yang terbentuk juga akan menjadi lebih banyak,
hal ini disebabkan karena permukaan bidang perakaran menjadi lebih
luas, Umur batang sebaiknya masih cukup muda (berwarna coklat atau 17
coklat muda) karena batang yang sudah tua umumnya lebih sulit dan
lambat membentuk akar.
4.3.2. Mengupas atau Menyayat Kulit Kayu
Dalam mengupas kulit kayu harus dibuat dahulu tanda untuk
sayatan mengelilingi batang atau ranting tanaman, kemudian sayatan kayu
dibuat secara melingkar dan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan
sampai melukai atau merusak jaringan-jaringan kayunya. Setelah itu, kayu
dikupas secara perlahan. Cara mengupas/menyayat kulit kayu dapat dilihat
pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Mengupas atau Menyayat Kulit Kayu

Menurut Elizabet (2015) pada umumnya mencangkok biasa


dilakukan dengan cara melukai/menyayat hingga bersih dan
menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm
pada tanaman dikotil.
4.3.3. Membersihkan Kambium
Pembersihan kambium dilakukan dengan cara pengerokan dengan
bagian belakang pisau okulasi yang bersih. Pengerokan dengan
mmenggunakan bagian belakang pisau okulasi ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya pelukaan pada batang yang telah dicangkok.
Pengerokan dilakukan dengan hati-hati dan 18 dilakukan sampai batang
berwarna putih. Pembersihan kambium dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Membersihkan Kambium


Pembersihan kambium ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya
kulit pada batang pohon tersebut. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar
tidak akan terbentuk. Menurut Setiawan (2012) Tujuan membersihkan
kambium tersebut supaya akar dapat tumbuh dengan baik. Apabila masih
terdapat sisa kambium yang tertinggal maka mungkin masih ada bagian
xylem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan makanan sampai
ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari penyayatan
adalah untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari
makanan hasil fotosintesis.
4.3.4. Penempelan Media Cangkok
Penempelan media cangkok dapat menggunakan media tanah yang
telah dibasahi terlebih dahulu. Kemudian batang tanaman yang telah
dicangkok dibungkus dengan media tanah tersebut.Media ditempel seperti
bola kecil dan melingkar sehingga menutupi bagian yang telah dikupas
tersebut. Tanah yang basah akan memudahkan dalam proses
penempelannya. Cara penempelan media cangkok dapat dilihat pada
Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Penempelan Media Cangkok


Menurut Hendrata dan Sutardi (2010) Salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam pencangkokan adalah media cangkok. Media yang
baik harus mempunyai sifat mudah menyerap air, menahan air dalam
waktu lama, kelembabannya tinggi tetapi aerasinya baik dan beratnya
ringan. Media cangkok tidak boleh terlalu basah dan tidak mengandung
jamur yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian bibit.
4.3.5. Pembungkusan Dengan Sabut Kelapa Dan Plastik Bening
Pembungkusan cangkok menggunakan sabut kelapa dan plastik
bening dengan cara melilitkan plastik tersebut sampai semua media
tertutupi dan mengikat dikedua ujung menggunakan tali rafia.
Pembungkusan dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Pembungkusan dengan Plastik Bening


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Perbanyakan Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava) Dengan Cara
Pencangkokan
Berdasarkan pratikum teknologi perbanyakan bahan tentang
perbanyakan tanaman jambu biji (psidium guajava) dengan cara
pencangkokan diperoleh hasil (Tabel 1) sebagai berikut:

Tabel 1. Teknik Perbanyakan Tanaman Jambu Biji (psidium guajava) dengan


cara pencangkokan.

No Stadia Tanaman Foto

Ranting Atau
1 Batang
(Cangkok)

2 Alat Dan Bahan

Saat Kerja
3
(Cangkok)
4 Hasil

4.2. Pembahasan
Jumlah akar yang dihasilkan pada pencangkokan tanaman jambu biji memiliki
jumlah akar yang banyak. Hal ini dikarenakan luas permukaan yang lebih panjang
sehingga akar yang dihasilkan juga lebih banyak. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi pembentukan akar cangkok diantaranya kelembapan, suhu, cahaya, dan
media yang digunakan untuk cangkok (Nursyiva,2015)
Perbanyakan jambu biji kristal dengan cara mencangkok memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan cara mencangkok dari jambu biji kristal
adalah bibit yang diperoleh memiliki sifat yang sama dengan induknya, tanaman
cepat besar, cepat berbuah, teknik pelaksanaannya mudah dan sederhana, dan
tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Kekurangannya adalah tanaman
mempunyai akar serabut sehingga mudah tumbang (Gunawan, 2014).
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air,
dan ZPT. Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak,
hal ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang
sebaiknya tidak terlalu tua (berwarna coklat atau coklat muda) (Kuswandi, 2013).
Menurut Prameswari (2014) keberhasilan pencangkokan tanaman
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : umur dan ukuran batang, media,
waktu pencangkokan dan jenis tanaman. Makin besar diameter batang , akar
yang terbentuk juga akan menjadi lebih banyak, hal ini disebabkan karena
permukaan bidang perakaran menjadi lebih luas, Umur batang sebaiknya masih
cukup muda (berwarna coklat atau coklat muda) karena batang yang sudah tua
umumnya lebih sulit dan lambat membentuk akar.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Cangkok merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan
perakaran diranting atau cabang pohon sehingga menjadi bibit tanaman atau
tanaman baru.
2. perbanyakan tanaman jambu biji (Psidium guajava) dengan teknik cangok
kerat adalah teknik perbanyakan tanaman jambu biji dengan metode cangkok
meliputi : persiapan alat dan bahan, pemilihan ranting atau batang,
Mengupas/menyayat kulit kayu, membersihkan kambium, penempelan media
cangkok, dan pembungkusan dengan plastik bening.
3. Pertumbuhan akar cangkokan dapat secara maksimal apabila kondisi media
pembungkus, bahan pembungkus sesuai dan mendukung untuk melakukan
pertumbuhan.
4. Kegagalan dalam pencangkokan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya
adalah kurang bersihnya dalam pembersihan kambium pada batang tanaman
yang akan di cangkok, alat penyayatan kurang bersih serta tidak adanya
perawatan seperti penyiraman pada cangkokan.
5.2. Saran
Penulis menyarankan untuk melakukan perbanyakan jambu Biji dengan
cara cangkok, hal ini untuk mendapatkan bibit jambu biji yang berkualitas
sehingga jambu biji dapat dinikmati oleh masyarakat banyak. Untuk proses
pencangkokannya membutuhkan ketelitian dan kehati – hatian sehingga proses
pencangkokan dapat berjalan dengan baik, serta memperoleh tingkat
keberhasilan cangkok yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono., (2011). Manfaat Tanaman Jambu biji kristal (Psidium guajava L.).
Yogyakarta: Kanisius.
Elizabeth., (2015). Kajian Tekhnik Mencangkok Perbanyakan Jambu Kristal
(Psidium guava). Agrica Ekstensia, 9 (2): 27-30.
Gunawan. E., (2014). Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Praktis dan Popular.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hendrata, R dan Sutardi., (2010). Evaluasi Media dan Frekuensi Penyiraman terhadap
Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L). Jurnal Agrovigor, 3(1):
10-18.
Joseph, B., (2011). Review on Nutritional, Medicinal, and Pharmalogical Properties
of Psidium Guajava Linn. Internasional Journal of Phara and Bio
Science,2(1) : 53-69
Kurniawan Y, Dwiwiyati N. S, Raden K. A dan Poniman, (2021). Pembibitan
Vegetatif Stek dan Cangkok Jambu Biji (Psidium guajava) untuk Metode
Tanaman Buah dalam Pot. Surakarta. 5(1): 473-479
Kuswandi., (2013). http://balitbu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php. Diakses 10
Agustus 2019
Nursyiva. I., (2015). Pengaruh Ukuran Diameter Cabang yang Dicangkok Terhadap
Pertubuhan Bibit Jambu Biji (Psidium guajava L.) Kristal. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.Bogor.
Prameswari, Z. K., S. Trisnowati dan S. Waluyo., (2014). Pengaruh Macam Media
dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap Keberhasilan Cangkok Sawo
(Manilkara zapota (L.) Van Royen) pada Musim Penghujan. Jurnal
Vegetalika, 3(4): 107-118
Setiawan., (2012). Cangkok Jambu Biji. http://agusetia28./2012/05/cangkok-
jambubiji. html. Diakses pada 10 Agustus 2012
Suhartanto. M., dan Gunawan. E., (2012). Untung Besar Dari Bisnis Bibit Tanaman
Buah. Jakarta: Agromedia Pustaka
Susilo. (2012). Sukses Bertanam Jambu Biji dan Jambu Air Diperkarangan Rumah
dan Kebun.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat Dan Bahan Gambar 2. Pemilihan Ranting Atau


Batang

Gambar 3. Mengupas Atau Menyayat Gambar 4. Membersihkan Kambium

Gambar 5. Penempelan Media Cangkok Gambar 6. Pembungkusan Dengan


Plastik
Gambar 7. Hasil Pemotongan Gamabr 8. Penanaman Pada Polibag
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Serlyn, lahir di desa Sakita pada

tanggal 12 Maret 2002, terlahir sebagai anak pertama dari

Yosmin dan Erlin. Penulis memulai pendidikan dari MI

Alkhairat Sakita Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten

Morowali pada tahun 2007 dan tamat pada tahun 2013 dan

pada tahun yanga sama penulis melanjutkan pendidikan ke

MTs.N Bungku Tengah dan tamat pada tahun 2017.

Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bungku Tengah dan tamat pada

tahun 2020, setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Tadulako

melalui jalur undangan Bidik Misi dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas

Pertanian Program Studi Agroteknologi.

No Hp : 0822 9206 8652

Email : Serlyserlyn@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai