PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
JULEHA
ACD 118 044
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikan poposal
skripsi yang berjudul “Etnobotani Paludicrop Tumbuhan Lokal di Desa Pilang
Kabupaten Pulang Pisau Sebagai Penunjang Materi Keanekaragaman Hayati di
SMA”. Proposal Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam memenuhi salah satu
tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi penyempurnaan proposal ini.
Juleha
NIM. ACD 118 044
iii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
E. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian....................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .... ................................................................. 8
A. Teori dan Pustaka ........................................................................... 8
1. Etnobotani ............................................................................ 8
2. Paludicrop ............................................................................ 9
3.Tumbuhan Lokal ................................................................... 10
4. Desa Pilang ........................................................................... 11
5. Materi Keanekaragaman Hayati ........................................... 14
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 16
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 18
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 19
B. Metode dan Pendekatan Penelitian .................................................. 19
C. Populasi dan Sampel........................................................................ 19
D. Alat dan Bahan ................................................................................ 20
E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 21
iv
1. Observasi Lapangan ............................................................... 21
2. Penentuan Inforan .................................................................. 21
3. Wawancara ............................................................................. 21
4. Pengambilan Sampel .............................................................. 22
5. Deskripsi Morfologi Tumbuhan............................................. 22
6. Identifikasi.............................................................................. 22
F. Definisi Istilah ................................................................................. 23
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 25
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................... ................................................................. 27
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bangsa (Arum et al, 2012). Istilah etnbotani berasal dari kata “etno” yang berarti
ras, orang, kelompok budaya, bangsa dan “botani” yang berarti ilmu tanaman,
Secara sederhana, etnobotani dapat didefinisikan sebagai suatu bidang ilmu yang
keanekaragaman hayati yang beragam baik itu tingkat gen, tingkat jenis, dan
tingkat ekosistem, salah satu ekosistem melimpah yang dimiliki oleh Indonesia
yaitu ekosistem lahan gambut. Kalimantan Tengah merupakan salah satu lahan
gambut terluas di Indonesia dengan luas 2,6 juta hektar (Ritung et al, 2011).
Ekosistem lahan gambut merupakan salah satu penyedia berbagai jasa lingkungan
dan dimanfaatkan, salah satunya adalah untuk mendukung sektor ekonomi dan
tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat (Uda dkk, 2017). Sejak tahun
1980-an, lahan gambut Indonesia yang sangat luas banyak dikeringkan dan
dibudidayakan untuk perkebunan dan pertanian rakyat. Area lain telah dibuka
1
untuk penebangan kayu dan klaim lahan tetapi kemudian ditinggalkan, yang
menyebabkan area lahan gambut terdegradasi luas (Law et al, 2015). Adanya
perubahan fungsi lahan yang berbasis pengeringan tentu akan berdampak pada
dan lahan akibat penggunaan lahan gambut yang berbasis pengeringan gambut,
yang menimbulkan kabut asap yang pada akhirnya menyebabkan kegiatan sosial-
gambut dengan cara yang lokal yang pasti dianggap lebih toleran terhadap
Istilah Paludicrop berasal dari kata “palus” yang artinya rawa (lahan
basah) dan “crop” yang berarti tanaman. Tanaman merupakan tumbuhan yang
hidup dimana saja baik itu dilingkungan rumah, maupun hutan. Pada dasarnya,
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan juga sebagai
obat (Harefa, 2020) . Crop memiliki arti lain yakni menanam, menanamkan dan
memanen yang dimana paludicrop ini dapat tumbuh dengan adanya campur
tangan manusia yang berhubungan dengan kultur yang artinya budidaya. Dengan
kata lain paludicrop merupakan tumbuhan yang hidup di lahan gambut basah
2
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 15-18
tumbuhan yang sudah dibudidayakan dan ada juga tumbuhan yang diambil secara
lama, karena kegiatan pemanfaatan ini merupakan warisan turun temurun dari
orang tua, selain itu Desa Pilang memiliki berbagai faktor lingkungan yang
dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan, baik itu dari segi mudahnya dalam
pengolahan lahan, tingkat ketebalan gambut, suhu, dan air yang diperlukan
kelompok tanaman lahan gambut yang masih terbatas data dan informasinya
gambut serta tetap memberikan manfaat bagi para pengguna lahan. Oleh karena
yang ada di desa tersebut yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan sebagai
3
bahan informasi dan rekomendasi dalam memilih tanaman pertanian pangan yang
dibuat produk dalam bentuk Poster yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan
dalam materi keanekaragaman hayati di SMA. Selain itu dapat membantu peserta
didik mengetahui jenis dan manfaat tumbuhan Paludicrop apa saja ada di Desa
B. Identifikasi Masalah
1. Desa Pilang merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati, yang
gambut.
Puang Pisau.
4
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
poster.
5
E. Pembatasan Masalah
2. Kajian etnobotani dalam penelitian ini hanya sebatas teknik budidaya dan
bidang pangan.
F. Kegunaan Penelitian
bidang pangan.
jenis tumbuhan lokal Paludicrop yang ada di Desa Pilang, Kabupaten Pulang
6
3. Hasil penelitian ini dibuat produk berupa Poster yang dapat digunakan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Etnobotani
Etnotobani berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti bangsa
merupakan bidang ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia (etnik) dan
interaksinya dengan tumbuhan. Bidang ilmu ini tidak hanya mempelajari tampilan
biologi taksonomi satu jenis kelompok tumbuhan, namun juga mempelajari sikap,
1998). Etnobotani juga dapat didefinisikan juga sebagai suatu studi yang
untuk konservasi dalam menjaga kelestarian ekosistem (Nolan & Turner, 2011).
8
Tujuan kajian etnobotani adalah mempelajari bagaimana pengetahuan
dalam lingkungan setempat serta merekam semua data etnobotani (Given &
Harris, 1994). Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk
2. Paludicrop
Istilah Paludicrop berasal dari kata “palus” yang artinya rawa (lahan
basah) dan “crop” yang berarti tanaman. Tanaman merupakan tumbuhan yang
hidup dimana saja baik itu dilingkungan rumah, maupun hutan. Pada dasarnya,
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan juga sebagai
obat. Dengan kata lain paludicrop merupakan tumbuhan yang hidup di lahan
paludikultur yang dimana, Paludikultur berasal dari bahasa latin yaitu “palus”
yang berarti adalah rawa dan kultur yang artinya budidaya. Untuk mendukung
9
gambut) secara produktif dengan cara-cara yang melindungi gambut (Tata &
lahan yang relatif masam dan tahan genangan. Adapun 2 dua prinsip paludikultur
cadangan karbon dan (2e). Fungsi ekonomi-sosial yang menghasilkan suatu nilai
Ada 5 syarat utama paludikultur (Uda dkk., 2020; Witchmann & Joosten, 2007)
yaitu:
1) Lahan tetap basah atau dibasahi ulang (fully rewetting) dan tidak ada drainase
masyarakat.
3. Tumbuhan Lokal
makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari dan senyawa kimia melalui proses
10
fotosintesis yang mampu menghasilkan sumber makanan sendiri berupa zat
tepung (amilum). Oleh karena itu tumbuhan selalu menempati peringkat pertama
dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup atau rantai makanan
(Benyamin, 2004). Pengertian lokal lebih menekankan pada daerah asal , berarti
sesuatu yang berasal dari daerah asli, asli dari suatu kelompok, tempat. Jadi dapat
daerah asalnya atau tumbuhan asli dari suatu tempat. Contoh tumbuhan lokal
tumbuhan sebagai bahan dasar pangan. Misalnya daun muda kelakai yang
dengan cara menebang pohon sagu yang berusia 5-6 tahun untuk diambil sagunya
4. Desa Pilang
Desa Pilang adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Ibu Kota
Pulang pisau dan Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan data profil Desa
peduli gambut, Desa Pilang berada pada titik koordinat Lintang Selatan
S02’29’14,3’ dan Bujur Timur E.114’11’43,4’ dengan luas wilayah 33.113,36 Ha.
Luas wilayah Desa Pilang membentang sepanjang Jalur Sungai Kahayan dari
Utara ke Selatan dengan Panjang mencapai 10 Km, dan dari Timur ke Barat
sepanjang 18 Km. Desa Pilang merupakan desa yang memiliki ekosistem hutan
rawa gambut. Oleh karena itu flora dan fauna yang ada di Pilang merupakan flora
dan fauna hutan rawa gambut. Namun seiring dengan terjadinya kebakaran hutan
11
pada tahun 2015, adanya aktivitas masyarakat, juga kegiatan perkebunan dan
HPH di wilayah lain, menyebabkan kondisi flora dan fauna mengalami banyak
penurunan.
Ada 2 jenis tanah yang terdapat di Desa Pilang, yaitu tanah alluvial atau tanah
mineral subur dari endapan sungai yang membentang sepanjang pinggiran sungai
12
masyarakat. Desa Pilang memiliki iklim tropis dan lembab, dengan tempertur
Kelembaban berkisar diatas 80%. Dengan beriklim tropis basah, Desa Pilang
memiliki 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau kering. Musim
Penghujan dimulai dari bulan Oktober-Maret dengan curah hujan berkisar antara
dengan intensitas yang tidak sama, menyesuaikan dengan kondisi iklim yang
terjadi. Pada masa penghujan, kwantitas dan intensitas penyadapan karet akan
berkurang. Untuk memenuhi kekurangan pendapatan yang berasal dari karet akan
13
5. Materi Keanekaragaman Hayati
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dan KI 4
ekosistem) di indonesia.
14
Materi keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau
variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai
menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada
suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan
atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama.
15
hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam.
peatlands with paludiculture and low-drainage food crops. Hasil penelitian ini
pilihan terbaik berdasarkan skor agregat untuk kriteria ini (tetapi tindakan
drainase rendah). Penelitian ini juga membahas peluang dan hambatan utama
Kalimantan Tengah.
16
3) Badan Restorasi Gambut RI (2019), Riset Paludikultur Berbasis
Region Sumatera
4) Nion, dkk (2018) melakukan penelitian potensi sayur organik lokal di daerah
mendapatkan 14 jenis sayur organik lokal yang berasal dari daerah rawa.
17
C. Kerangka Berpikir
POSTER
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Pisau. Penelitian deskriptif kualitatif adalah berupa kata-kata atau narasi, baik dari
terdapat di desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau. Sampel pada penelitian ini
adalah setiap jenis tumbuhan yang diinformasikan oleh informan dan dapat
19
mnggunaan metode Snowball Sampling, yaitu berdasarkan informasi dari
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1
3. Kamera 1 Buah
4. GPS 1 Buah
6. Pisau 1 Buah
7. pH meter 1 Buah
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
20
E. Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian ini ada beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan
mengenai paludicrop tumbuhan lokal pada wilayah penelitian, yaitu Desa Pilang,
2. Penentuan Informan
informan ke- 1 sudah selesai, peneliti meminta agar informan tersebut memberi
rekomendasi untuk informan ke- 2 lalu yang ke- 2 juga memberikan rekomendasi
untuk informan ke- 3 dan seterusnya. Proses bola salju ini berlangsung terus
3. Wawancara
pertanyaan lebih luas dan leluasa tanpa terikat dan pertanyaan muncul secara
21
4. Pengambilan Sampel
menelusuri seluruh lokasi atau wilayah penelitian. Setiap sampel tumbuhan yang
batasan wilayah penelitian, menggunakan peta administrasi Desa dan GPS untuk
lokal dan nama ilmiah tumbuhan yang ditemukan. Deskripsi terhadap tumbuhan
pengambilan data yang meliputi seluruh ciri-ciri morfologi: akar, umbi, rizoma,
sulur, batang, daun, buah, bunga, dan biji Tumbuhan. Data yang diperoleh
6. Identifikasi
22
F. Definisi Istilah
proposal penelitian ini. Berikut definisi istilah yang terdapat dalam penulisan
proposal ini:
1. Etnobotani: Etno berasal dari kata ethos yang berarti suatu kelompok dengan
latar belakang yang sama baik dari adat istiadat, karakteristik, bahasa dan
(Purwanto, 2004).
2. Paludicrop: Paludicrop berasal dari kata “palus” yang artinya rawa (lahan
yang hidup dimana saja baik itu di lingkungan rumah, maupun hutan. Pada
juga sebagai obat (Harefa, 2020) . Crop memiliki arti lain yakni menanam,
maknanya adalah sesuatu yang berasal dari daerah asli dari suatu kelompok.
Yang dimaksud lokal yaitu, suatu hal yang berasal dari tempat daerah asal
23
atau asli daerah tersebut, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat agar
lokal merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah asli tempat tumbuhan
tersebut berasal.
media iklan yang berbentuk persegi panjang dan umumnya sudah memiliki
ukuran internasional seperti A3, A2, A1, A0. Poster dapat dibuat dari
berbagai jenis bahan seperti frontlite, kertas art paper, kertas art karton,
photo paper, albatros, sticker dan sebagainya. Poster lebih sering digunakan
kalayak banyak. Dan isi yang akan disajikan pada poster ini yaitu berupa
Paludicrop tersebut.
24
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
pertanyaan yang ada pada instrumen yang bertujuan untuk mengumpulkan data
kuisoner petani paludicrop di desa Pilang Kabupaten Pulang Pisau berisi Profil
2. Dokumentasi
administrasi Desa dan GPS untuk menentukan titik koordinat dimana lokasi
kamera.
untuk mengetahui nama ilmiah dari jenis tumbuhan yang ditemukan dengan
dengan pencandraan meliputi habitus, akar, batang, bentuk daun, buah, bunga dan
25
biji. Kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk memperoleh
deskriptif kualitatif berupa kata-kata atau narasi, dari hasil wawancara mendalam
terhadap data. Data yang didapat dimasukan kedalam tabel pengamatan. Tabel
pengamatan yang berisi data nama tumbuhan yang diamati dengan menjelaskan
Kemudian dilakukan analisis bagian apa saja yang dimanfaatkan masyarakat dan
bagaimana cara teknik budidaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Pilang
Kabupaten Pulang Pisau, kemudian hasil penelitian dibuat dalam bentuk produk
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Nion, Y. A., Jemi, R., Jagau, Y., Anggreini, T., Anjalani, R., Damanik, Z.,&
Yuprin, Y.2018. Potensi Sayur Organik Lokal Daerah Rawa di
Kalimantan Tengah :“Manfaat dan Tingkat
Kesukaan”. EnviroScienteae, 14(3), 259-271.
Nolan, J. M., & Turner, N. J. 2011. Ethnobotany: The study of people-plant
relationships. Ethnobiology, 9, 135-141.
Pl@ntNet. 2021. World Flora. https://identify.plantnet.org/
Ritung S, Wahyunto KN, Sukarman H, Suparto CT .2011. peta lahan gambut
Indonesia. Skala 1:250.000 (Peta Sebaran Lahan Gambut di Indonesia).
Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian
Pertanian Republik Indonesia
Tata, H. L. & Susmianto, A.2016. Prospek paludikultur ekosistem gambut
indonesia. Forda Press. Bogor
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Yogyakarta: Gajah
Mada University press.
Uda, S.K., Hein, L. & Adventa, A. 2020. Towards better use of Indonesian
peatlands with paludiculture and low-drainage food crops. Wetlands Ecol
Manage 28, 509– 526.
Uda, S.K., Hein, L. & Atmoko, D. 2019. Assessing the health impacts of peatland
fires: a case study for Central Kalimantan, Indonesia. Environ Sci Pollut
Res 26, 31315– 31327.
Uda, S.K., Hein, L., Sumarga, E. 2017. Towards sustainable management of
Indonesian tropical peatlands. Wetlands ecology and management, 1-19.
Walojo. 2008. research etnobotany in Indonesia and the future perspectives.
Biodiversitas, 9(1), 59-63.
Witchtmann, W. & Joosten, H. 2007. Paludiculture: peat formation and renewable
resources from rewetted peatlands. IMCG- Newsletter 2007)/3: 24-28
Zaman, M. 2009. Etnobotani Tumbuhan Obat di Kabupaten Pamekasan Madura
Provinsi Jawa Timur (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
28
LAMPIRAN I . Instrumen Penelitian
Instrumen wawancara Petani Paludicrop di Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau
Hari/tanggal wawancara :
PENGANTAR
Istilah Paludicrop berasal dari kata “palus” yang artinya rawa (lahan
basah) dan “crop” yang berarti tanaman. Tanaman merupakan tumbuhan yang
hidup dimana saja baik itu dilingkungan rumah, maupun hutan. Pada dasarnya,
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan juga sebagai
obat (Harefa, 2020) . Crop memiliki arti lain yakni menanam, menanamkan dan
memanen yang dimana paludicrop ini dapat tumbuh dengan adanya campur
tangan manusia yang berhubungan dengan kultur yang artinya budidaya. Dengan
kata lain paludicrop merupakan tumbuhan yang hidup di lahan gambut basah
29
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Semua data pribadi seperti nama, alamat dan nomor telpon responden akan
dirahasiakan dan tidak akan diberikan kepada pihak manapun.
Ya
Tidak
A. PROFIL RESPONDEN
1. Nama
2. Jenis kelamin
3. Umur
4. Alamat
5. Pendidikan terakhir
Berapa tahun menjadi petani
6.
gambut
7. Suku/latar belakang
Jumlah anggota keluarga dewasa
8.
yang mengerjakan lahan
30
Jenis Lahan Gambut a) Tipis.
3. b) Sedang.
c) Tebal.
Kedalaman gambut (peta sebaran m / pH:
4. gambut desa Pilang, BRG) & pH
tanah.
Siapa yang mengelola lahan ? Mengolah sendiri / Diolah
5.
oleh pekerja
Jenis lahan sebelum ditanam a) Hutan.
paludicrop (beri tanda X pada b) Bekas kebun sawit.
pilihan) c) Bekas kebun karet.
6.
d) Lainnya:
sebutkan……………………
…………
Bagaimana kondisi tanah saat a) Kering.
pertama kali sebelum ditanam? b) Basah (tergenang air)
(beri tanda X pada pilihan) secara alami.
7. c) Basah (tergenang air) hasil
pembahasan kembali (buatan)
d) Kadang kering namun
kadang tergenang air
Bagaimana cara membersihkan a) Membakar lahan.
8.
lahan pertama kali? b) Cara lainnya, sebutkan
Apakah dalam setahun ada waktu Ada / tidak ada, Selalu
9.
lahan tergenang ? Bulan apa saja? tergenang
Dari mana Anda belajar cara
10.
mengolah lahan dan bertani?
Alat-alat pengolahan lahan apakah
11.
yang Anda gunakan saat ini ?
31
Bagaimana cara Anda memilih/ a) Warisan orang tua.
menentukan komoditi tanaman b) Mengikuti sesama teman
yang ditanam saat ini? petani.
c) Mengikuti anjuran (ketua)
kelompok tani.
c) Mengikuti saran penyuluh
pertanian.
12.
d) Berdasarkan proyek
pemerintah.
e) Permintaan pembeli/ijon.
f) Ide/keinginan sendiri.
g). Lainnya,
sebutkan:……………………
…….
32
A. INFORMASI KOMODITAS DI LAHAN BASAH GAMBUT
No Nama tanaman Ada/ Nama varian lokal Bagian Beri tanda Luas jika Tinggi muka Apakah tahan
Tidak yang tumbuh di desa tanaman yang [√] bila dibudidaya air untuk genangan? Berapa
Ada ? Anda (contoh : rotan digunakan dibudi- (ha) tanaman bisa lama? Berapa
irit, rua, bajungan, (daun, dayakan tumbuh maksimal tingi
atau kujang enyuh, batang, genangan?
tampahas, madura, umbut, umbi,
dll) sulur, dll)
1
2
3
1. apakah tanaman tersebut ditanam secara monokultur ataukah secara dicampur dengan tanaman lain.
2. Bagaimana cara penanaman ?
3. Berapa lama waktu menunggu panen pertama setelah penanaman? bagaimana kemudahan dalam memperbanyak bibitnya?
4. Bagaimana kemudahan merawat (terserang hama, biaya perawatan, gulma dll) tanaman ini? bagaimana kemudahan dalam
memanen? Apakah penyebabnya?
33
5. Berapa kali panen dalam setahun? Berapa jumlah panen dalam
ton/ha/tahun (jika dalam kilogram, tolong beri keterangan)?
6. Apakah anda menggunakan pupuk? Jika ya, sebutkan nama pupuk dan
tempat mendapatkannya?
7. Untuk tanaman yang tumbuh liar, berapa kali Anda mengambilnya dari
lokasi dalam satu minggu? Untuk masing-masing tanaman yang tumbuh
liar, bagaimana akses untuk memanfaatkannya? Misalnya sulit karena
harus jauh berjalan kaki, harus menyberang sungai
34
LAMPIRAN. 2 LEMBAR PENGAMATAN TEKNIK BUDIDAYA
Nama Tanaman :
No Teknik Deskripsi
1 Cara Penyiapan Lahan
2 Cara budidaya bibit
3 Cara penanaman
4 Cara perawatan (termasuk pakai pupuk dan pestisida apa)
5 Teknik panen
6 Teknik penyimpanan hasil pertanian
35
LAMPIRAN 3. LEMBAR PENGAMATAN CIRI – CIRI MORFOLOGI PALUDICROP
1 Habitus
2 Akar
Batang
- Tipe batang
4 - Bentuk batang
- Permukaan batang
- Arah tumbuh
- Percabangan
Daun
- Tipe daun
5 - Bentuk daun
- Ujung daun
- Tepi daun
- Warna daun
- Permukaan daun
Bunga
- Letak bunga
6 - Warna bunga
- Kelopak bunga
- Mahkota bunga
- Benang sari
- Putik
Buah
7
- Warna buah
- Bentuk buah
Biji
8
- Bentuk biji
- Warna biji
36