Anda di halaman 1dari 30

Data Baseline Flora dan Konsep Pengelolaan

Taman Keanekaragaman Hayati


Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur

“Melestarikan Sumber Pangan Buah dan Budaya Lokal”

Oleh:
Tri Atmoko, Bina Swasta Sitepu, Priyono, Teguh, Frans Paginta

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Samboja
2021
KATA PENGANTAR

Indonesia memiliki kekayaan hayati yang tinggi. Namun seiring dengan pertumbuhan
penduduk menyebabkan tekanan terhadap kelestarian jenis keanekaragaman hayati semakin tinggi.
Upaya untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati memerlukan dukungan, kerja sama dan
kontribusi dari para pihak, baik itu masyarakat, pemerintah, perguruan tinggi, swasta, dan lembaga
swadaya masyarakat. Hal tersebut diperlukan agar dapat melindungi keanekaragaman hayati secara
lebih terintegrasi pada baik tingkat keragaman genetik, spesies dan ekosistem.
Taman Kehati adalah salah satu upaya partisipasi masyarakat, pemerintah daerah dan berbagai
Lembaga lain dalam melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia. Pemerintah Kabupaten
Penajam Paser Utara Bersama dengan masyarakat Kelurahan Sotek memiliki komitmen untuk
membangun taman Kehati Kabupaten. Inisiasi pembangunan taman kehati telah dilakukan dengan
penetapan tapak. Selanjutnya diperlukan kegiatan pendataan jenis-jenis tumbuhan lokal dan
merumuskan konsep pengelolaan yang akan dilakukan.
Kegiatan inventarisasi potensi tumbuhan telah dilakukan oleh tim Balai Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA), Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Laporan ini disusun sebagai dasar ilmiah dalam menyusun dokumen yang lebih
rinci terkait desain vegetasi dan desain infrastruktur.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu
saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan. Semoga laporan ini memiliki nilai guna dalam
mewujudkan Taman Kehati di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Samboja, Januari 2022


Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................................
I. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
II. KONDISI UMUM LOKASI ............................................................................................ 3
A. Lokasi dan Luasan ....................................................................................................... 3
B. Sejarah Lokasi ............................................................................................................... 3
C. Iklim ............................................................................................................................... 4
D. Topografi dan Hidrologi ............................................................................................. 4
E. Tutupan Lahan ............................................................................................................. 4
III. POTENSI
A. Jenis Tumbuhan ........................................................................................................... 5
1. Jenis Buah-buahan ................................................................................................. 6
2. Pendukung Ritual Adat dan Pengobatan .......................................................... 7
B. Tumbuhan dan Budaya Lokal .................................................................................... 9
1. Rumah Kecil ......................................................................................................... 9
2. Ritual Pengobatan ............................................................................................... 10
3. Ritual Kumadat (Pernikahan) ............................................................................. 12
4. Ritual Tembot Bebe (Kelahiran) ....................................................................... 12
5. Ritual Penian (Tanam Padi) ................................................................................ 12
6. Ritual Nengkorong Belay (Mendirikan rumah) ............................................... 13
IV. KONSEP PENGELOLAAN ........................................................................................... 14
A. Nama .............................................................................................................................. 14
B. Tujuan ........................................................................................................................... 14
C. Visi dan Misi ................................................................................................................ 14
D. Pengelolaan .................................................................................................................. 14
E. Aktivitas ........................................................................................................................ 15
F. Desain Vegetasi dan Infrastruktur ........................................................................... 17
G. Kemitraan dan Kerjasama ......................................................................................... 18
V. KESIMPULAN .................................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 20
Lampiran........................................................................................................................................ 21

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Peta Lokasi Taman Kehati di Kelurahan Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara ...... 3
2. Komposisi sepuluh jenis tertinggi berdasarkan jumlah pohon di Taman Kehati. ........ 5
3. Status konservasi jenis tumbuhan di Taman Kehati menurut Red List IUCN .............. 6
4. Buah Asam payang (Mangifera pajang) (kiri) dan pohon Lai (Durio kutejensis) (kanan) ... 6
5. Rumah kecil sebagai salah satu bagian dari ritual adat masyarakat Suku Paser ............. 9
6. Nyangsang Puyan (Macarangan montleyana), Rirung (Codiaeum variegatum) dan Salak
hutan (Salacca sp.) sebagai bahan untuk membuat rumah kecil ...................................... 10

DAFTAR TABEL

1. Jenis-jenis buah-buahan lokal di Taman Kehati.................................................................. 7


2. Jenis-jenis tumbuhan di Taman Kehati yang sering digunakan oleh masyarakat
lokal dalam ritual adat ........................................................................................................... 8

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar jenis tumbuhan berkayu di areal calon taman kehati ............................................. 21


2. Foto beberapa jenis tumbuhan berguna untuk kegiatan budaya masyarakat Adat
Suku Paser yang ada di calon areal Taman Kehati ............................................................ 24
3. Foto-foto kegiatan ................................................................................................................... 26

iv
I. PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara mega biodiversity di dunia dengan kekayaan hayatinya
yang tertinggi. Kawasan konservasi yang ada di Indonesia saat ini ada sebanyak 554 unit yang
meliputi seluas 271 ribu km2 yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam (cagar alam, suaka
margasatwa) dan Kawasan Pelestarian Alam (taman nasional, taman wisata alam, dan taman
hutan raya) (Ditjen KSDAE 2020). Namun demikian luasan kawasan konservasi tersebut
dipandang masih belum cukup untuk melindungi keanekaragaman hayati yang dimiliki.
Luasan Kawasan konservasi tersebut baru mampu melindungi 30% keanekaragaman hayati
(Perdirjen KSDAE 2016). Salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan pengelolaan
beberapa kawasan ekosistem esensial (KEE). Taman Keanekaragaman Hayati (Taman
Kehati) adalah salah satu bentuk dari KEE.
Taman Kehati adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar
kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ek-situ, khususnya bagi
tumbuhan yang penyerbukan dan/atau pemencaran bijinya harus dibantu oleh satwa dengan
struktur dan komposisi vegetasinya dapat mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan
pemencar biji (Permen LH 2012). Program Taman Kehati adalah program Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diselenggarakan untuk menyelamatkan berbagai
spesies tumbuhan lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya
atau ancaman yang mengakibatkan kepunahannya.
Program Taman Kehati diselenggarakan untuk menyelamatkan berbagai spesies
tumbuhan asli/lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya atau
ancaman yang mengakibatkan kepunahannya. Secara umum tujuan pembangunan kehati
adalah sebagai areal koleksi tumbuhan, pengembangbiakan tumbuhan dan satwa pendukung
penyedia bibit, sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal, sarana pendidikan, penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan dan ekowisata, sumber bibit dan benih, ruang terbuka hijau,
dan penambahan tutupan vegetasi (Permen LH 2012).
Sejauh ini tidak ada Kawasan konservasi yang berada di wilayah Kabupaten Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur. Oleh karena itu sangat penting untuk menetapkan beberapa
areal yang dapat berfungsi sebagai perlindungan keanekaragaman hayati yang ada. Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara melalui Dinas Lingkungan Hidup yang didukung oleh

1
Pemerintah Kelurahan dan masyarakat Kelurahan Sotek menginisiasi pembangunan Taman
Kehati di Kelurahan Sotek.
Taman Kehati di Kelurahan Sotek didorong menjadi Taman Kehati tingkat kabupaten
dengan luas minimalnya adalah 10 ha. Setelah dilakukan penetapan tapak, tahapan selanjutnya
adalah identifikasi tumbuhan lokal. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menginventarisasi
jenis tumbuhan yang ada di dalam areal taman. Beberapa jenis yang penting yang dilindungi
dan endemik dan bernilai tinggi perlu diidentifikasi oleh pengusul dengan didukung oleh
tenaga ahli.

2
II. KONDISI UMUM LOKASI

A. Lokasi dan Luasan


Taman Kehati “Lati Tana Leluhur” terletak di Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Secara geografis terletak diantara 1o 11’
49” – 1o 12’ 02” LS dan 116o 36’ 52”-116o 37’ 03” BT (Gambar 1). Lahan berda di luar
Kawasan hutan dengan luas areal adalah 10,2 ha. Luasan tersebut berdasarkan pemetaan
secara partisipatif bersama masyarakat lokal pemilik lahan. Persetujuan pemilik lahan untuk
digunakan sebagai Taman Kehati dituangkan dalam Berita Acara No.
590/341/PPSDA/STK/KCP/2021 tanggal 8 Juli 2021. Penetapan tapak ini menjadi langkah
awal dalam pengelolaan Taman Kehati.

Gambar 1. Peta Lokasi Taman Kehati di Kelurahan Sotek, Kabupaten Penajam


Paser Utara
B. Sejarah Lokasi
Lokasi ini pada awalnya adalah daerah permukiman yang pertama kali berdiri di
Kelurahan Sotek. Penduduk terakhir yang mendiami lokasi ini hingga tahun 1980, selanjutnya

3
areal tersebut difungsikan menjadi kebun buah-buahan oleh masyarakat. Selain itu beberapa
ahli waris pemilik lahan mulai menanami jenis tanaman lain seperti karet dan kelapa sawit.
Namun demikian keberadaan pohon buah-buahan tetap dipertahankan bahkan beberapa
pohon mulai ditanam kembali untuk memperkaya jenisnya.

C. Iklim
Berdasarkan pencatatan BMKG Stasiun Meteorologi terdekat di Bandara Sepinggan
Balikpapan tahun 2019 menunjukkan curah hujan tahunan adalah 2.329 mm/tahun, dengan
197 hari hujan, kelembaban rata-rata 86,08%, dan suhu rata-rata 27,48 oC.

D. Topografi dan Hidrologi


Lahan secara umum relatif datar dan terdapat aliran Sungai Sotek dan beberapa anak
sungai kecil di dalamnya. Areal tersebut merupakan sebagian dari hulu sungai Sotek. Sungai
Sotek dan anak sungai yang di dalam areal tersebut bermuara di Teluk Balikpapan. Sehingga
pada saat air laut pasang tinggi maka air sungai Sotek terasa payau. Ketersediaan sumber air
yang menjadi salah satu syarat kelayakan taman kehati tidak menjadi masalah.

E. Tutupan Lahan
Kondisi umum areal adalah lahan bekas ladang dan permukiman yang telah tertutup
menjadi hutan sekunder. Beberapa pohon buah-buahan keberadaannya cukup mendominasi
pepohonan yang besar. Pohon buah tersebut merupakan hasil tanaman masyarakat yang
dahulu mendiami lokasi tersebut sebelum tahun 1980.

4
III. POTENSI

A. Jenis Tumbuhan
Berdasarkan inventarisasi 100% telah diketahui potensi jenis tumbuhan di dalam areal
Taman Kehati. Setidaknya terdapat 1.339 pohon (berdiameter >10cm) yang termasuk dalam
104 jenis tumbuhan dari 34 suku. Lima jenis pohon dengan jumlah tertinggi adalah durian
(Durio zibethinus; 217 pohon), lai/paken (Durio kutejensis; 167 pohon), langsat (Lansium
domesticum; 122), rambutan (Nephelium lappaceum; 88 pohon), cempedak/tudak (Artocarpus
integer; 78 pohon) (Gambar 2).

Gambar 2. Sepuluh jenis tertinggi berdasarkan jumlah pohon di Taman Kehati.

Berdasarkan status konservasinya menurut Red List IUCN menunjukkan bahwa jenis
mangga kesturi (Mangifera casturi) merupakan jenis dengan status Extinct in the wild atau sudah
punah di habitat alaminya, sedangkan beberapa jenis buah-buahan statusnya rentan
mengalami kepunahan, yaitu Durio kutejensis, Mangifera similis, Mangifera pajang, dan Durio dulcis.
Empat jenis tumbuhan lainnya berstatus mendekati terancam (Near threatened), yaitu Durio
oxyleanus, Dimocarpus longan, Mangifera caesia, dan Artocarpus odoratissimus (Gambar 3).

5
Gambar 3. Status konservasi jenis tumbuhan di Taman Kehati menurut Red List
IUCN
Secara umum jenis tumbuhan yang ada dapat dikelompokkan menjadi:
1. Jenis Buah-Buahan
Terdapat sebanyak 41 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber pangan
buah-buahan. Sebagian besar diantaranya (27 jenis) adalah jenis buah lokal seperti
pada Tabel 1; Gambar 4. Selain itu terdapat beberapa jenis pohon buah-buahan yang
sudah umum dibudidayakan oleh masyarakat seperti durian (Durio zibethinus),
rambutan (Nephelium lappaceum), langsat (Lansium domesticum), Manggis (Garcinia
mangostana), Ampelam (Mangifera indica), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Jeruk Purut
(Citrus hystrix), dan sirsak (Annona muricata).

Gambar 4. Buah Asam payang (Mangifera pajang) (kiri) dan pohon Lai (Durio kutejensis)
(kanan)

6
Tabel 1. Jenis-jenis buah-buahan lokal di Taman Kehati
No Nama Latin Nama Lokal
1 Artocarpus elasticus Pekalung, Terap
2 Artocarpus integer Tudak/cempedak
3 Artocarpus odoratissimus Terap hutan
4 Artocarpus dadah
5 Baccaurea macrocarpa Kapul
6 Baccaurea motleyana Rambai
7 Baccaurea tetrandra
8 Dacryodes rostata Kembayau
9 Dialium platysepalum Keranji
10 Dimocarpus cinereus Bulus
11 Dimocarpus longan Duku
12 Dracontomelon dao Sengkuang
13 Durio dulcis Layung
14 Durio kutejensis Paken/lai
15 Durio oxyleanus Ketungen
16 Garcinia parvifolia Kondis
17 Mangifera caesia Asam palong, Wanyi
18 Mangifera casturi Nsom Buyung
19 Mangifera foetida Asam apoi
20 Mangifera pajang Asam Payang
21 Mangifera similis Asam putar
22 Nephelium ramboutan-ake Maritam
23 Pentaspadon motley Peraro
24 Sandoricum borneense Kecapi
25 Santiria rubiginosa Keramuk
26 Syzygium malaccense Jambu
27 Willughbeia sarawacensis Letan

2. Pendukung Ritual Adat dan Pengobatan


Terdapat setidaknya 35 jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk
upacara adat dan ritual masyarakat lokal menurut adat Suku Paser (Tabel 2). Selain
penggunaan jenis tumbuhan untuk ritual adat, beberapa jenis juga merupakan
tumbuhan obat tradisional, seperti jenis tambolekar (Coptosapelta tomentosa) yang
diyakini masyarakat lokal bisa mengobati demam, batuk pile, dan malaria. Jenis
bujok datu (Helminthostachys zeylanica) dicampur dengan weawoi (Flagelaria indica) yang
berkhasiat untuk obat sakit pinggang. Daun muda bujok datu juga sering dibuat
sayur oleh masyarakat lokal.
Namun demikian masih ada beberapa jenis tumbuhan yang diperlukan dalam
upacara adat dan tidak dijumpai tumbuh di areal taman Kehati. Jenis tersebut

7
diantaranya adalah: rengas (kayunya untuk membuat rumah kecil), Agathis sp.
(Karomburu), ulin (Eusideroxylon zwageri), dan beberapa jenis tumbuhan lainnya
seperti: selasih, tebu kuning, gambir, serai, kantil, cocor bebek, dan kunyit. Jenis
tersebut ke depannya perlu ditanam di dalam Taman Kehati.

Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan di Taman Kehati yang sering digunakan oleh masyarakat lokal
dalam ritual adat
No Nama lokal Nama latin Kegunaan
1 Bakaloyak Tetracera sp. Ritual adat
2 Baroneo Leea indica Kayunya untuk membuat patung
3 Bangkorang Lea aeculata Kayunya untuk membuat patung
4 Barambang Curculigo latifolia Ritual adat
5 Berarut Smilax leucophylla Penangkal orang berbuat jahat di
kebun
6 Biowo Dracaena elliptica Ritual adat
7 Bujok datu Untuk upacara, obat sakit pinggang,
Helminthostachys zeylanica daun muda disayur.
8 Dayan datai Fordia splendidissima Ritual adat
9 Derari Ficus spp. Ritual adat
10 Ishak Donax canniformis Ritual adat
11 Jelutung Alstonia sp. Bahan membuat rumah kecil
12 Jemaring Micromelum minotum Untuk betimung, bersama daun serai
wangi, kayu manis.
13 Kalakombang Phanera sp. (Bauhinia) Ritual adat
14 Kalawono Utania vilobilis Ritual adat
15 Kenanga Cananga odorata Ritual adat
16 Ketulo Biwang Mallotus lackeyi Ritual adat
17 Kombat Justicia gendarussa Ritual adat
18 Kotok Calamus sp. Ritual adat
19 Lewok mulung Smilax gigantea Ritual adat
20 Lutung landi Alyxia sp. Kulit dijemur dan dibakar seperti dupa
21 Lembayung Juwe Asplenium nidus Ritual adat
22 Merumbung Strobocalyx arborea Ritual adat
23 Marolung Actinodaphne spp. Bahan untuk patung.
24 Nyangsang Puyan Macarangan montleyana Bahan membuat rumah kecil
/Lunang
25 Bentelan Artophylum sp. Bahan membuat rumah kecil
26 Parom Phrynium pubinerve Ritual adat
27 Salongangkang/Tata Bridellia glauca Ritual adat
28 Sembilu Lepisanthes amoena Ritual adat
29 Tendey Cassia sp. Ritual adat
30 Tengkulai Homalanthus populneus Ritual adat
31 Tuwo (tuba) Derris eliptica Ritual adat
32 Tangkoranum Ficus spp. Ritual adat
33 Tepien Hornstedtia sp. Ritual adat
34 Usarlang Dianella ansifolia Ritual adat
35 Weawoi Flagelaria indica Ritual adat, obat sakit pinggang.

8
B. Tumbuhan dan Budaya Lokal
Masyarakat lokal yang tinggal di sekitar Taman Kehati sebagian masih mempertahankan
budaya, adat istiadat dan tradisi peninggalan para leluhur. Berbagai ritual dalam kehidupannya
sehari-hari sering dilakukan. Ritual tersebut selalu menggunakan berbagai jenis tumbuhan
sebagai perlengkapan upacaranya. Hampir semua dari bagian tumbuhan digunakan mulai dari
akar, batang, dan daun dari jenis-jenis tertentu.
1. Rumah Kecil
Kepercayaan masyarakat suku Paser, meyakini akan adanya berbagai makhluk halus
yang ada di sekitar rumah mereka. Oleh karena itu agar roh jahat tidak berkeliaran dan
mengganggu mereka maka mereka dibuatkan rumah-rumahan kecil sebagai tempat
mereka. Rumah yang berukuran kecil tersebut ada yang ditempatkan di luar rumah
maupun ada yang di dalam rumah (Gambar 5). Berbagai bagian dari beberapa jenis
tumbuhan digunakan untuk membuat dan menghias rumah kecil ini. Beberapa jenis
tumbuhan tersebut adalah Nyangsang Puyan (Macarangan montleyana), Rirung/puring
(Codiaeum variegatum), Salak hutan (Salacca sp.) (Gambar 6). Selain itu juga digunakan Ulin
(Eusideroxylon zwageri), Jelutung (Alstonia spp.), Bentelan (Artophylum sp.), Bambu tolang,
Pucuk aren, dan Pucuk nipah.

Gambar 5. Rumah kecil sebagai salah satu bagian dari ritual adat masyarakat Suku Paser

9
Gambar 6. Nyangsang Puyan (Macarangan montleyana), Rirung (Codiaeum variegatum) dan Salak
hutan (Salacca sp.) sebagai bahan untuk membuat rumah kecil

2. Ritual Pengobatan
Terdapat lima tingkatan ritual pengobatan di suku Paser, yaitu:
a) Benyaru (ritual 1 malam)
Ritual ini adalah untuk pengobatan orang sakit dari hutan, stress, atau gila.
Lama waktu dilakukan ritual disesuaikan dengan berat-ringannya penyakit yang
diderita, semakin berat sakit yang diderita maka semakin lama waktu ritual yang
harus dilakukan. Benyaru adalah ritual tahap pertama yang dilakukan satu malam.
Tumbuhan yang digunakan dalam ritual adalah Usarlang (Dianella ansifolia), Tepien
(Hornstedtia sp.), Tangkoranum (Ficus spp.), Tuwo (Derris eliptica), Tengkulai
(Homalanthus populneus), Tendey (Cassia sp.), Sembilu (Lepisanthes amoena),
Salongangkang (Bridellia glauca), Parom (Phrynium pubinerve), Merumbung (Strobocalyx
arborea), Lembayung Juwe (Asplenium nidus), Lewok mulung (Smilax gigantea), Kotok
(Calamus sp.), Kombat (Justicia gendarussa), Ketulo Biwang (Mallotus lackeyi), Kenanga
(Cananga odorata), Kalawono (Utania volubilis), Kalakombang (Phanera sp), Ishak
(Donax canniformis), Derari (Ficus spp.), Dayan datai (Fordia splendidissima), Biowo
(Dracaena elliptica), Barambang (Curculigo latifolia), Bakaloyak (Tetracera spp.)
Selain membuat rumah kecil, juga perlu disiapkan ayam hitam, peang (cokelat),
dan ayam warna sembarang, telur 20 biji, dan berbagai macam kue. Selain itu juga
perlu dipersiapkan beberapa jenis tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan adalah:

10
Nipah muda, Selasih, daun kombat (Gandarusa sp), dan daun biowo (Dracaena
elliptica).
b) Belian (ritual 2 malam)
Acara Belian adalah ritual pengobatan yang dilaksanakan jika penyakit yang
diderita setingkat lebih berat. Jenis tumbuhan dan persyaratan yang perlu disiapkan
sama dengan Benyaru tapi ditambah ayam hitam, putih, merah, burik,
cokelat/peang, dan telur 50 biji.
c) Bebandan (ritual 4-6 malam)
Tumbuhan yang digunakan dalam acara ini sama dengan acara Benyaru atau
Belian. Tambahan yang diperlukan diantaranya adalah ayam kelawu/abu-abu, ayam
berumbun (warnanya campuran beberapa warna, telur 150 biji. Acara ini juga diikuti
dengan acara melarung rakit (Jakit) berisi berbagai perlengkapan bahan ritual ke
sungai. Rakit dibuat dari kayu Burru dengan beragam hiasan dari berbagai jenis
tumbuhan (Gambar 7).

Gambar 7. Acara melarung jakit (rakit) sebagai salah satu ritual pengobatan Suku Paser

d) Besawit (ritual 6-8 malam)


Tumbuhan yang digunakan juga sama dengan Benyaru, Belian dan Bebandan.
Hanya saja pada acara ini ada tambahan berbagai jenis unggas seperti bebek, entok,
dara, ternak lainnya. Selain itu juga diperlukan telur dalam jumlah lebih banyak yaitu
200 biji serta berbagai macam kue-kue.
e) Nondoi
Ritual ini sudah jarang /tidak memungkinkan untuk dilaksanakan lagi, karena
membutuhkan persyaratan yang lengkap. Selain itu karena sudah tidak ada tetua
yang bisa menjalankan ritualnya.

11
3. Ritual Kumadat (Pernikahan)
Perlengkapannya ritual diantaranya tombak, parang, badik, kain putih 2 m, sarung
panjang, tapihan perempuan, sarung laki-laki, kembang karang (telur 1 biji, Tolikasa,
selasih (Ocimum basilicum), dan kombat (Gandarusa sp.)). Tolikasa adalah adonan tepung
kuning dan putih ditaruh berseling.

4. Ritual Tembot Bebe (Kelahiran)


Jenis tumbuhan yang digunakan dapam ritual kelahiran bayi diantaranya untuk
diikat di tali ayunan: daun kombat (Gandarusa sp.), biowo (Dracaena elliptica), kalowono
(Utania volubilis), jiye, sembilu (Lepisanthes amoena). Semua diikat jadi satu dan ditetesi darah
ayam hitam. Sedangkan untuk memandikan anak: daun kombat, mayang pinang, selasih,
kenanga, dan kantil. Saat kelahiran bayi perlengkapannya ritual kelahiran adalah kembang
karang, tolikasai/tipung tawar, ketan kuning-putih, telur, ayam hitam tiga ekor: satu
disembelih untuk menetesi yang diikat di ayunan; satu diberikan ke bidan dan satunya
dipelihara untuk bayi tersebut.
Ritual lainnya adalah Bapelas, yaitu ritual setelah tiga hari ibu melahirkan
menjalankan ritual keluar rumah dengan menginjak tanah. Prosesinya adalah: batu gosok
ditaruh di depan pintu d atasnya ditaruh parang yang dioleh kapur sirih bentuk X. Ditaruh
juga piring berisi tanah ditutup daun kombat (Gandarusa sp.) dan daun cocor bebek
(Bryophyllum pinnatum). Kemudian dimandikan. Mandi dilakukan pagi hari dengan
menggunakan ramuan sama dengan untuk mandi bayi. Kunyit tujuh mata di masukkan
air, dibacakan sholawat tiga kali dan diminumkan ke ibu melahirkan.

5. Ritual Penian (Tanam Padi)


Tumbuhan yang digunakan berikut ditanam pagi hari di tengah lahan yang akan
ditanam padi: Akar bajakah 8 atau 9 potong (+ 50 cm), kalawono (Utania volubilis), Tepien
yang sudah keluar bunganya (Hornstedtia spp.), Batang Kombat, Batang Biowo (Dracaena
elliptica), daun cocor bebek, bambu tolong muda, serai, dan tou salah (tebu kuning diukir
patung). Bahan lainnya adalah tolikasai, telur 1 biji, mangkok kaca, peninggi (bambu
diruncingkan) dan lanjung (bakul) berisi benih padi (dianggap sebagai induknya).
Dilakukan potong ayam, dibersihkan dan dimasak untuk makan para pekerja tanam padi.

12
Lanjung hanya boleh diambil setelah sore hari, benih di lanjung tidak boleh diganggu
gugat sampai penanaman selesai.
Ritual panen padi (Tambak): Hati ayam dibakar dan makanan untuk orang yang
ikut serta gotong royong, tolikasi, dan telur dipecahkan di tengah dan pojok pondok.

6. Ritual Nengkorong Belay (Mendirikan rumah)


Tanaman yang digunakan: kombat (Gandarusa sp.), biowo (Dracaena elliptica), dan
bumbu dapur lengkap (gula merah, kelapa, garam, vetsin, kunyit, jahe) kemudian ditanam
pada lubang tongkat pertama yang didirikan.

13
IV. KONSEP PENGELOLAAN

A. Nama
Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) diberi nama “Lati Tana Leluhur”. Nama
tersebut berasal dari bahasa suku lokal yaitu Paser yang artinya Hutan Tanah Terdahulu.
Penggunaan nama tersebut digunakan karena areal taman Kehati tersebut merupakan
kampung pertama yang ditempati oleh masyarakat lokal dengan harapan dapat dipertahankan
keberadaannya. Areal tersebut diharapkan menyimpan sejarah asal-usul kehidupan
bermasyarakat dan mempertahankan sumber kehidupan dan budayanya.

B. Tujuan
Tujuan pengelolaan Taman Kehati adalah mewujudkan pelestarian tumbuhan lokal
dalam mendukung sumber pangan buah lokal dan pelestarian budaya, pendidikan, pariwisata
dan pemberdayaan masyarakat lokal.

C. Visi dan Misi


Visi pengelolaan Taman Kehati adalah “Menjadikan taman kehati sebagai sumber
kekayaan tumbuhan buah lokal dan jenis penting lainnya untuk mendukung pelestarian
budaya dan kesejahteraan masyarakat”.
Misi untuk mencapai visinya, maka misi yang akan dilakukan adalah:
1. Melestarikan sumber genetik dan mengembangbiakkan jenis buah-buahan lokal
dan jenis penting lainnya.
2. Mengoleksi jenis tumbuhan pendukung budaya lokal
3. Menyediakan sarana pendidikan, penelitian, pengembangan IPTEK
4. Mengembangkan pariwisata
5. Pemberdayaan masyarakat lokal

D. Pengelolaan
Konsep pengelolaan Taman Kehati “Lati Tana Leluhur” adalah pengelolaan taman
keanekaragaman hayati dengan mengedepankan pelestarian jenis tumbuhan buah-buahan
lokal dan jenis tumbuhan yang mendukung pelestarian budaya masyarakat adat setempat,

14
yaitu suku Paser. Lebih lanjut keberadaan taman kehati dapat bermanfaat sebagai srana
Pendidikan lingkungan hidup dan konservasi, sebagai sarana wisata yang pengelolaannya
melibatkan masyarakat lokal secara aktif.
1. Jenis buah lokal dan jenis penting lainnya
Kawasan Taman Kehati adalah bekas kampung lama masyarakat di Sotek. Oleh
karena itu di dalam kawasan banyak dijumpai berbagai jenis pohon buah-buahan yang
sudah berumur berpuluh-puluh tahun. Jenis-jenis pohojn buah tersebut perlu dilakukan
Identifikasi jenis dan individu pohonnya dan memetakan posisi pohon di dalam areal
taman kehati. Selain itu juga perlu dilakukan pengkayaan jenis tumbuhan buah-buahan
lokal, endemik Kalimantan, dan bernilai ekonomi. Jenis-jenis yang bisa ditanam
diantaranya: Lahung (Durio dulcis), Kerantungan (Durio oxleyanus), Kasturi (Mangifera
casturi), Kapul (Baccaurea macrocarpa), Keledang (Artocarpus spp.), Wanyi (Mangifera caesia),
Dimocarpus longan, Ramania (Bouea macrophylla), Maritam (Nephelium ramboutan-ake), Rambai
(Baccaurea motleyana), dan Ulin (Eusideroxylon zwageri) (Jenis nilai ekonomi).
2. Jenis tumbuhan pendukung budaya lokal
Pengelolaan jenis tumbuhan pendukung pelestarian budaya. Banyak upacara adat
atau ritual masyarakat Suku Paser dalam kehidupan sehari-hari, seperti ritual pengobatan,
kelahiran, penanaman, dan panen padi. Semua ritual tersebut selalu memerlukan berbagai
jenis tumbuhan tertentu. Namun seiring dengan perkembangan yang makin modern,
banyak jenis tumbuhan-tumbuhan tersebut mulai sulit dijumpai. Oleh karena itu untuk
melestarikan ritual adat tersebut maka berbagai jenis tumbuhan tersebut perlu
dilestarikan di Taman Kehati. Berbagai jenis tumbuhan yang digunakan dalam ritual adat
diidentifikasi keberadaannya di dalam kawasan taman kehati, sedangkan jenis yang tidak
ada dilakukan penanaman.

E. Aktivitas
1. Pengayaan Jenis
Beberapa jenis perlu diperkaya melalui penanaman di Taman Kehati. Berbagai jenis
tumbuhan buah-buahan lokal perlu diidentifikasi dan ditanam di lokasi Taman Kehati.
Beberapa jenis yang penting dalam mendukung kegiatan budaya, namun belum ada di
dalam hutan perlu ditanam. Lebih lanjut perlu dilakukan monitoring fenologi dan

15
produktivitas buah secara berkala. Informasi ini penting untuk mengetahui waktu
berbuah dan rekomendasi kunjungan ke taman kehati.
2. Budidaya dan Persemaian
Taman kehati juga perlu dilakukan kegiatan budidaya dan persemaian jenis-jenis
tumbuhan buah-buahan, dan jenis tumbuhan penting lainnya. Melakukan pembibitan
jenis buah-buahan lokal untuk kebutuhan pengayaan jenis maupun melayani kebutuhan
masyarakat atau pengunjung taman. Selain itu jenis langka perlu juga dikembangkan
sebagai salah satu upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang ada.
3. Pendidikan lingkungan hidup dan konservasi
Taman Kehati juga perlu menyediakan sarana prasarana untuk mendukung
Pendidikan lingkungan hidup dan konservasi. Sarana Pendidikan lingkungan yang akan
dikembangkan adalah memfasilitasi para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk
mengenal berbagai jenis pohon asli Kalimantan dan berbagai manfaatnya. Pohon-pohon
yang ada di dalam taman kehati nantinya akan dipasang QR Code (Quick Response Code).
Kode tersebut adalah pengganti dari plang nama pohon konvensional. Dengan
menggunakan QR code informasi yang akan didapatkan oleh pengunjung akan semain
lengkap. Melalui pemindaian QR code menggunakan smart phone para pengunjung akan
memperoleh berbagai informasi tentang jenis tersebut secara daring (online). QR code
akan terhubung dengan data dan informasi dari website Herbarium Wanariset. Herbarium
Wanariset sendiri memiliki lebih dari 20 ribu koleksi dari 3600an jenis tumbuhan yang
sebagian besar berasal dari Kalimantan.

4. Mengembangkan budaya dan pariwisata


Pembangunan taman kehati juga menyediakan sumber jenis-jenis tumbuhan yang
secara budaya penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Paser. Selain itu
perlu dibangun miniatur rumah adat suku Paser, yang di dalamnya menyimpan berbagai
perlengkapan budaya dan ritual masyarakat lokal. Salah satunya adalah untuk menyimpan
rumah kecil. Rumah kecil yang umumnya ditempatkan di masing-masing rumah dan di
sekitar rumah diharapkan dapat dikumpulkan dalam satu tempat di rumah adat di areal
Taman Kehati.

16
Selanjutnya taman kehati yang dibangun diarahkan sebagai salah satu destinasi wisata
di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Selain itu juga digunakan sebagai sarana
bermain sekaligus belajar mengenal alam dan budaya lokal.
5. Pemberdayaan masyarakat lokal
Pemberdayaan masyarakat lokal perlu dikembangkan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan nilai manfaat sumber daya yang ada di dalam areal taman kehati. Terdapat
beberapa sumber daya alam seperti rotan, bambu, dan jenis-jenis buah-buahan hasil
panen perlu ditingkatkan nilainya.
Beberapa pelatihan perlu dilaksanakan untuk menambah keterampilan masyarakat
setempat dalam menambah nilai guna dari sumber daya alam yang dihasilkan. Beberapa
keterampilan perlu diperkenalkan seperti, kerajinan bambu, kerajinan rotan, membuat
suvenir, mengolah tumbuhan obat tradisional, mengolah hasil panen buah-buahan, dll.

F. Desain Vegetasi dan Infrastruktur


Dalam mendukung pengembangan Taman Kehati diperlukan berbagai sarana dan
prasarana pendukung. Dalam perencanaannya perlu dibuat desain yang baik yaitu desain
vegetasi dan desain infrastruktur.
1. Desain Vegetasi
Desain vegetasi perlu memperhatikan pada setiap hektar, ditanam spesies tumbuhan
lokal dengan populasi setiap spesiesnya berasal dari induk berbeda. Selain itu
pengelompokan spesies yang ditanam memperhatikan aspek perawakan/habitus
antar spesies tumbuhan dan persyaratan tumbuhnya.

2. Desain Infrastruktur
Rancangan infrastruktur harus memperhatikan fungsi ekosistem, lanskap, dan
estetika. Pengalokasian tapak terdiri atas:
- Tapak koleksi tumbuhan dengan luasan paling sedikit 90% dari luas lahan,
- Tapak infrastruktur dengan luasan maksimal 10% yang meliputi pintu masuk
dan pos penjagaan, pagar keliling taman kehati, persemaian, trek jalan observasi,
miniatur rumah adat Paser. Selain itu diperlukan sarana dan prasarana lain

17
seperti papan nama Taman Kehati, denah, nama spesies tumbuhan/satwa, label
setiap pohon (nomor individu, nama spesies lokal dan ilmiah).

G. Kemitraan dan Kerja sama


Pengelolaan taman kehati terbuka dengan adanya kerja sama dengan berbagai pihak
sebagai mitra bersama masyarakat. Kerja sama bisa dilakukan dalam beberapa hal, seperti
pembangunan infrastruktur, penambahan koleksi tumbuhan, jejaring pemasaran hasil panen
buah-buahan, promosi, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa potensial
stakeholder yang bisa berpartisipasi sebagai mitra kerja sama adalah pemerintah daerah dan
pemerintah pusat, perusahaan swasta melalui dana CSR, akademisi, Lembaga donator,
maupun individu.

18
V. KESIMPULAN

Areal yang dicadangkan untuk menjadi Taman Kehati seluas 10 ha dengan jenis
tumbuhan lokal lebih dari 8 jenis. Oleh karena itu, berdasarkan Permen LH No. 3 tahun 2012
taman kehati yang dibangun memenuhi syarat sebagai taman kehati tingkat kabupaten. Areal
dalam taman kehati masih memiliki jenis-jenis tumbuhan penting yaitu jenis buah-buahan
lokal dan jenis tumbuhan yang digunakan dalam kegiatan ritual budaya masyarakat Suku
Paser, sehingga arah pengelolaan adalah untuk melestarikan jenis tumbuhan lokal dan
mendukung pelestarian budaya.
Dokumen ini disusun sebagai dasar pengelolaan dan arah perencanaan pembangunan
Taman Kehati. Masih diperlukan dokumen yang lebih rinci dalam teknis pembangunan dan
rencana pengelolaan Taman Kehati untuk jangka waktu satu dan lima tahun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen KSDAE. 2020. Pengelolaan Kawasan dengan Nilai Keanekaragaman Hayati Tinggi. Jakarta:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Perdirjen KSDAE. 2016. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya alam dan
Ekosistemnya Nomor P.8/KSDAE/BPE2/KSA.4 /9/2016 tentang Pedoman Penentuan
Koridor Hidupan Liar sebagai Ekosistem Esensial. Kementerian LHK, Jakarta, Indonesia.
Permen LH. 2012. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Taman Keanekaragaman Hayati.
IUCN Red List of Threatened Species (https://www.iucnredlist.org/)

20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar jenis tumbuhan berkayu di areal calon taman kehati
No Suku Jenis Nama Lokal
1 Actinidiaceae Saurauia javanica
2 Anacardiaceae Dracontomelon dao Sengkuang
3 Anacardiaceae Gluta macrocarpa
4 Anacardiaceae Glutha walichii
5 Anacardiaceae Mangifera caesia Asam palong, Wanyi
6 Anacardiaceae Mangifera casturi Nsom Buyung
7 Anacardiaceae Mangifera foetida Asam apoi
8 Anacardiaceae Mangifera indica Ampelam
9 Anacardiaceae Mangifera pajang Asam Payang
10 Anacardiaceae Mangifera similis Asam putar
11 Anacardiaceae Pentaspadon motley Peraro
12 Annonaceae Annona muricata Sirsak
13 Annonaceae Annonaceae
14 Annonaceae Cananga odorata
15 Annonaceae Xylopia ferruginea
16 Apocynaceae Alstonia iwahigensis
17 Apocynaceae Tabernaemontana macrocarpa
18 Apocynaceae Willughbeia sarawacensis Letan
19 Aquifoliaceae Ilex cyomosa
20 Araliaceae Polyscias diversifolia
21 Arecaceae Areca catechu Pinang
22 Arecaceae Arenga pinnata Enau
23 Arecaceae Caryota mitis
24 Arecaceae Cocos nucifera Kelapa
25 Asparagaceae Dracaena angustifolia
26 Asteraceae Strobocalyx arborea
27 Burseraceae Dacryodes rostata Kembayau
28 Burseraceae Santiria rubiginosa Keramuk
29 Celastraceae Lophopethalum sp.
30 Clusiaceae Garcinia mangostana Manggis
31 Clusiaceae Garcinia parvifolia Kondis
32 Clusiaceae Gardenia tubifera
33 Ebenaceae Diospyros sp.
34 Elaeocarpaceae Elaeocarpus kostermansii
35 Elaeocarpaceae Elaeocarpus stipularis
36 Euphorbiaceae Croton argyratus
37 Euphorbiaceae Macaranga gigantea

21
38 Euphorbiaceae Macaranga motleyana
39 Euphorbiaceae Macaranga tanarius
40 Fabaceae Adenanthera sp.
41 Fabaceae Archidendron clypearia
42 Fabaceae Archidendron jiringa Jengkol
43 Fabaceae Dialium platysepalum Keranji
44 Lamiaceae Peronema canescens
45 Lamiaceae Tectona grandis
46 Lamiaceae Vitex pinnata
47 Lauraceae Actinodaphne glabra
48 Lauraceae Alseodpahne sp.
49 Lauraceae Endiandra sp.
50 Lauraceae Lauraceae
51 Lauraceae Litsea elliptica
52 Lauraceae Litsea sp. Perari
53 Lauraceae Litsea umbelata Medang
54 Lecithydaceae Planchonia sp
55 Lythraceae Lagerstroemia speciosa Bungur
56 Malvaceae Durio dulcis Layung
57 MAlvaceae Durio kutejensis Paken
58 Malvaceae Durio oxyleanus Ketungen
59 Malvaceae Durio zibethinus Duyan
60 Malvaceae Pentace laxiflora Putang merantai
61 Malvaceae Pterospermum diversifolia Bayur
62 Malvaceae Theobroma cacao Coklat
63 Melastomataceae Pternandra galeata
64 Melastomataceae Pternandra rostata
65 Meliaceae Lansium domesticum Langsat
66 Meliaceae Sandoricum borneense Kecapi
67 Moraceae Artocarpus dadah
68 Moraceae Artocarpus elasticus Pekalung, Terap
69 Moraceae Artocarpus heterophyllus Nangka
70 Moraceae Artocarpus integer Tudak
71 Moraceae Artocarpus odoratissimus Terap hutan
72 Moraceae Artocarpus sp.
73 Moraceae Ficus bukitrayaensis
74 Moraceae Ficus sp.
75 Moraceae Ficus variegata Karinyawa
76 Myristicaceae Gymnacranthera farquhiana Mendarahan
77 Myrtaceae Syzygium malaccense Jambu
78 Myrtaceae Syzygium sp.

22
79 Phyllantaceae Aporosa nitida
80 Phyllantaceae Baccaurea macrocarpa Kapul
81 Phyllantaceae Baccaurea motleyana Rambai
82 Phyllantaceae Baccaurea sp.
83 Phyllantaceae Baccaurea tetrandra
84 Phyllantaceae Bridelia glauca
85 Primulaceae Ardisia sp.
86 Rubiaceae Coffea canephora Kopi
87 Rubiaceae Pleiocarpidia polyneura
88 Rubiaceae Rothmania grandis
89 Rubiaceae Timonius flavescens
90 Rutaceae Citrus hystrix Jeruk Purut
91 Rutaceae Melicope confusa Mpotung
92 Sapindaceae Dimocarpus cinereus Bulus
93 Sapindaceae Dimocarpus longan Duku'
94 Sapindaceae Guioa pleuropteris
95 Sapindaceae Nephelium lappaceum Rambutan
96 Sapindaceae Nephelium ramboutan-ake Maritam
97 Sapotaceae Palaquium dasyphylum
98 Tetramelaceae Octomeles sumatrana
99 Vitaceae Leea aequata
100 UN Binturu
101 UN Sp1
102 UN Sp2
103 UN Sp3
104 UN Sp4

23
Lampiran 2. Foto beberapa jenis tumbuhan berguna untuk kegiatan budaya masyarakat Adat
Suku Paser yang ada di calon areal Taman Kehati

Sembilu Tangkoranum Ketulo Biwang Nyansam


(Lepisantes amoena) (Ficus sp.) (Mallotus lackeyi) (Macaranga motleyana)

Bangkorang Baroneo Jemaring Duyan datai


(Leea aeculata) (Leea indica) (Micromelum minotum) (Fordia splendidissima)

Tengkulai Merumbung Tambolekar Kalawono


(Homalantus populneus) (Strobocalyx arborea) (Coptosapelta tomentosa) (Utania volubilis)

Bakaloyak Lewok Mulung Berarut Derari


(Tetracera sp) (Smilax gigantea) (Smilax leucophylla) (Ficus bukitrayaensis)

24
Kotok Ishak Tepien Parom
(Calamus sp) (Donax canniformis) (Hornstedtia sp.) (Phrynium pubinerve)

Jiye Lembayung Juwe Bujok datu Berambang


(Paku-pakuan) (Asplenium nidus) (Helmintotaksis zeylanica) (Curculigo latifolia)

Usarlang Biowo Weawoi Tendey


(Dianella ansifolia) (Dracaena elliptica) (Flagelaria indica) (Cassia sp.)

25
Lampiran 3. Foto-foto kegiatan

26

Anda mungkin juga menyukai