Disusun oleh
SUTARYO, S.Pt
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga karya tulis ilmiah dengan Judul
Kelompok Tani “Tani Maju” Desa Pangkalan Satu Kecamatan Kumai dapat
disusun.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan, semangat dan
bimbingan dari berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil. Oleh karena
Dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah tentu masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………….. iv
iii
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH .16
LAMPIRAN.....................................................................................................................35
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Struktur Organisasi...................................................................... 19
v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
makan dan tumbuh. Peternak harus memperhatikan aspek-aspek terkait dalam hal
produktivitas yang tinggi. Kendala yang terdapat di dalam pemeliharaan sapi Bali
sapi Bali yaitu aspek pemberian pakan (feeding), pembibitan (breeding) dan
pemeliharaan ternak ke arah yang lebih baik, maka diterbitkan suatu pedoman
setiap aspek teknis yang meliputi perbaikan pakan baik kualitas maupun kuantitas,
1
memudahkan dalam memelihara ternak khususnya penanganan pengawasan
terhadap ternak dapat dilakukan lebih teliti, baik menyangkut masalah kesehatan,
Pakan merupakan hal penting pada usaha peternakan. Jika pakan yang
diberikan tepat, maka hasil yang dicapai akan sesuai dengan yang diharapkan.
Sapi Bali akan menghasilkan bibit dan daging yang baik jika pakan yang
memiliki serat kasar tinggi yang penting untuk pencernaan sapi. Ternak
ruminansia membutuhkan pakan yang memiliki serat kasar tinggi karena sangat
baik untuk kesehatan pencernaan dan fungsi rumen. Pakan yang memiliki serat
tersebut dapat menjadi penyakit bagi sapi dan lingkungan sekitar. Inilah beberapa
Rumusan masalah dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
2
3. Bagaimana manajemen sanitasi di Kelompok Tani “Tani Maju” Desa
Pangkalan Satu?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Pangkalan Satu?
1.4 Manfaat
keadaan di lapang.
Kalimantan Tengah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Bali merupakan salah satu bangsa sapi asli di Indonesia yang
berkembang dengan baik pada berbagai lingkungan yang ada di Indonesia. Sapi
Bali juga memiliki performa produksi yang cukup bervariasi dan kemampuan
reproduksi yang tetap tinggi. Sehingga, sumberdaya genetik sapi Bali merupakan
salah satu aset nasional yang merupakan plasma nutfah yang perlu dipertahankan
spesifik. Sapi Bali juga telah masuk dalam aset dunia yang tercatat dalam daftar
FAO sebagai salah satu bangsa sapi yang ada di dunia (DGLS, 2003)
ekstensif.
2.2.1 Intensif
kebutuhan pakan dan air minum disediakan penuh. Pola ini meliputi:
4
1. Pemeliharaan pedet dilakukan sebagai berikut:
hari
b. Pedet dipelihara dalam satu kelompok umur dan jenis kelamin yang
sama
tubuh
5
f. Melakukan pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin
kebuntingan
c. Bebas bergerak
beranak
serta sumber pakan utama disediakan sebagian dan/atau berasal dari padang
penggembalaan. Pola budidaya semi intensif ini hampir sama dengan budidaya
intensif, namun dalam penyediaan pakan dan minum tidak sepenuhnya disediakan
di kandang.
2.2.3 Ekstensif
6
1. Pemeliharaan pedet dilakukan sebagai berikut:
kemungkinan kecelakaan
kelamin.
tubuh
perkawinan
vitamin/mineral tambahan.
7
c. Mengeluarkan induksapi yang telah menunjukkan tanda- tandaakan
Kandang merupakan salah satu faktor lingkungan hidup ternak dan harus
memberikan jaminan untuk hidup yang sehat dan nyaman. Bangunan kandang
diupayakan mampu melindungi ternak dari gangguan yang berasal dari luar
seperti sengatan matahari, cuaca buruk, hujan dan tiupan angin kencang. Secara
umum kontruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, bersikulasi udara baik.
Oleh karena itu, kontruksi kandang yang perlu mendapat perhatian adalah arah
adalah >50 m dari rumah. Selanjutnya ditambahkan oleh Santoso (2006), bahwa
itu dengan adanya drainase akan membuat lingkungan kandang bersih sehingga
8
tidak ada air yang tergenang. Menurut Pasaribu (2008), untuk mendirikan kandang
1. Penentuan lokasi
sumber air bersih untuk air minum, memandikan sapi, pembersihan kandang dan
peralatan kandang. Kandang tempatnya lebih tinggi dari lingkungan sekitar atau
sekitar bangunan kandang tidak ada pohon besar, selain itu kandang agak jauh
dari pemukiman penduduk pada jarak yang dianjurkan dalam Good Farming
2. Kontruksi kandang
seluruhnya di tutup) supaya sirkulasi udara berjalan lancar, atap kandang kuat dan
tahan lama. Hal ini penting untuk menahan curah hujan, terik matahari dan di
sarankan sebaiknya atap menggunakan genteng. Lantai kandang tidak licin, tidak
tembus air dan tahan lama, maka kemiringan lantai adalah 3 cm tiap meter ke arah
parit. Parit kandang terbuat dari semen, berbentuk melekuk atau persegi dengan
3. Tempat pakan
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan tempat pakan adalah terbuat
dari kayu atau semen yang dasarnya rapat sehingga pakan yang diberikan tidak
tercecer atau terbuang. Tempat minum tidak bocor, mudah dibersihkan dan cukup
untuk keperluan karena ternak membutuhkan air minum minimal 30 liter per hari
per ekor.
9
4. Bentuk kandang
menjadi kandang tunggal dan kandang ganda. Kandang tunggal adalah kandang
dengan penempatan sapi satu baris. Kandang baris adalah kandang dengan
penempatan sapi dua baris yaitu saling berhadapan (head to head) atau saling
berlawanan (tail to tail). Tipe kandang head to head dan tail to tail ukurannya
adalah sebagai berikut tempat pakan lebar 80-90 cm, dalam 25-30 cm, panjang
105-110 cm, tinggi dari lantai 60 cm. Tempat minum 1 m (lebih besar lebih baik)
dan parit lebar 25-30 dam dala 10-20 cm. Ukuran lantai kandang 165-180 cm
5. Peralatan kandang
kandang dan lingkungan, pembersihan ternak sapi dan kegiatan pemberian pakan
dan minum. Peralatan yang lazim digunakan adalah ember, cangkul, garpu, skop,
sapu lidi, garu, sikat ijuk atau plastik, gerobak dorong dan seperangkat mesin air
digunakan oleh tubuh sehingga mampu bertahan hidup dan kesehatan terjamin
(Sudarmono dan Sugeng, 2008). Pakan dibutuhkan oleh ternak untuk tumbuh dan
berkembang biak. Pakan yang baik mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok
10
Pengelolaan pakan akan sangat menentukan tingkat keberhasilan
ternak sapi diperlukan sebagai sumber pakan hijauan. Pemberian pakan dapat
dilakukan dengan pemotongan rumput, kemudian diberikan pada ternak sapi yang
ada di dalam kandang. Pemberian pakan seperti ini disebut cut and carry. Selain
itu, rumput juga dapat dikonsumsi langsung oleh sapi di areal padang
ternak, baik yang berasal dari hijauan/rumput, maupun pakan konsentrat yang
dibuat sendiri atau berasal dari pabrik (Direktorat Jenderal Peternakan, 2015).
kasar yang dapat dikonsumsi oleh ternak (Firman, 2010). Menurut Sudarmono
dan Sugeng (2008), pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari
tanaman atau tumbuhan berupa dedaunan, terkadang termasuk batang, ranting dan
bunga.
dapat dilakukan dalam dua macam bentuk, yakni hijauan segar dan hijauan
kering. Hijauan segar adalah hijauan yang diberikan dalam keadaan segar
11
2.4.2 Konsentrat
bersama bahan pakan lainnya guna meningkatkan keserasian komposisi gizi dari
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan cara tidak terbatas (adlibitum) dan
dibatasi (restricted). Pemberian secara adlibitum sering kali tidak efisien karena
akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan pakan sisa menjadi busuk
sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya yang akan membahayakan ternak bila
termakan (Santosa, 2006). Pemberian pakan dapat dilakukan dengan tiga cara
2.4.3 Silase
Silase merupakan awetan basah segar yang disimpan dalam silo. Silo adalah
sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, hijaun disimpan dengan kondisi
untuk membentuk asam laktat (Mugiawati, 2013). Hijauan yang ideal digunakan
sebagai silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan serta biji-bijian, terutama
tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan
jerami padi. Pakan yang diawetkan tersebut difermentasi selama sekitar 3 minggu
12
2.5 Manajemen Sanitasi
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain
lalat. Penempatan kandang sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau
berjarak minimal 25 meter dari rumah maupun dari bangunan umum lainnya,
lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup dan
terdapat tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan ternak. Selain lokasi
kandang, hal lain yang mempengaruhi kondisi sanitasi kandang yaitu konstruksi
bangunan kandang.
dan kebersihan tubuh ternak salah satunya dengan cara memandikan sapi.
Menurut Ernawati et al. (2000) dalam melakukan sanitasi ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu persyaratan kandang, lokasi kandang, arah kandang dan
kebersihan kandang.
13
BAB III
METODE
a. Pengamatan (Observasi)
b. Wawancara
jawab lisan dengan yang nara sumber. Metode wawancara digunakan dengan
14
c. Studi Pustaka
literatus tersebut berupa buku, arsip, jurnal, internet dan lain sebagainya yang
15
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Kalimantan Tengah. Kelompok Tani “Tani Maju” diketuai oleh Bapak Tamin
Tani “Tani Maju” memberikan pelayanan kepada para anggota untuk tujuan
memberikan program pendidikan secara teratur dan terus menerus bagi para
pengelolaan usaha. Kelompok Tani “Tani Maju” memiliki luas lahan 50 x 50 m2,
organik 9 x 6 m2.
16
KETUA
TAMIN
SEKRETARIS
TUKADI
BENDAHARA
SUBAKAT
ANGGOTA
KELOMPOK TANI
a. Ketua Kelompok
surat menyurat, mewakili kelompok dalam pertemuan dengan pihak lain dan
dapat juga dipilih wakil ketua dengan tugas antara lain mewakili ketua bilamana
tugas yang diberikan oleh ketua sebatas ruang lingkup tugas-tugas ketua tersebut.
17
b. Sekretaris
ilmiah-karya tulis ilmiah (karya tulis ilmiah bulanan, karya tulis ilmiah tahunan).
c. Bendahara
kelompok dan menyusun karya tulis ilmiah keuangan secara berkala (bulanan dan
tahunan).
d. Anggota
Setiap anggota kelompok tani maju mempunyai hak dan kewajiban. Adapun
pengurus baik dalam rapat maupun diluar forum rapat, memilih dan dipilih
kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, serta memperoleh manfaat baik berupa
18
kewajiban anggota kelompok antara lain mematuhi aturan-aturan atau
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah kelompok tani yang berdiri dari Tahun
2015 dan disahkan dengan akta pendirian pada Tanggal 07 September 2017.
Kelompok tani ini diketuai oleh Bapak Tamin, beranggotakan 32 orang dan yang
mengundurkan diri dan tersisa 2 orang. Kelompok tani yang diketuai oleh Bapak
maka Kelompok Tani “Tani Maju” sampai sekarang tetap menerapkan potensi di
Pada awalnya ternak sapi yang ada di kelompok tani diperoleh dari bantuan
Oktober 2015 bantuan hibah ternak sapi sejumlah 25 ekor dan berkembang pada
Tahun 2018 sampai saat ini telah bertambah menjadi 40 ekor. Awal Tahun 2019
19
BAB V
kandang. Sapi yang dipelihara secara intensif lebih efisien karena memperoleh
dan kebutuhan pakan serta air minum disediakan oleh peternak. Pemeliharaan
pedet di Kelompok Tani “Tani Maju” tidak memiliki perlakuan khusus. Setelah
dilahirkan, pedet mendapatkan kolostrum langsung dari induk tanpa ada batasan
umur 1 bulan dan bebas bergerak serta mendapat sinar matahari pagi, pakan
hijauan diberikan sesudah 3 bulan dan dilakukan penyapihan pada umur 6-8 bulan
mendapat perlakuan khusus seperti yang telah ditetapkan oleh Permentan. Pedet
pakan dari induk dan pakan hijauan sesuai yang diberikan ke induk.
20
5.1.2 Pemeliharaan Pedet Lepas Sapih
area kandang dan mendapatkan pakan yang sama dengan induk sejak pedet lahir.
Pedet sampai umur 8 bulan dalam pemeliharaan masih bersama induk. Tidak ada
Penyapihan pedet lebih dini akan mempercepat pemulihan organ reproduksi induk
saat sapi menunjukan tanda-tanda birahi atau telah mencapai dewasa tubuh (umur
18 bulan). Sapi dara yang siap kawin ditempatkan pada kandang jepit untuk
sapi yang lain dengan pemberian pakan konsentrat 3 kg/e/h dan pakan hijauaan 20
kg/e/h. Hal ini sudah baik dan sejalan dengan pola pemeliharaan sapi Bali
21
bergerak, satu bulan sebelum melahirkan sapi ditempatkan pada kandang beranak,
kandang dan biaya sehingga kandang beranak belum tersedia sesuai yang
pemberian pakan dan konsentrat, luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi
sapi Bali di Kelompok Tani “Tani Maju” dilakukan dengan memberi pakan
hijauan dan konsentrat setiap harinya. Pemberian pakan hijauan diberikan pukul
10:00 WIB , air minum pukul 11:00 WIB dan pemberian pakan konsentrat pukul
15:00 WIB setelah itu pukul 16:00 WIB sapi diberi lagi pakan hijauan (pemberian
pakan konsentrat 6 kg/e/h dan hijauan 20 kg/e/h setiap harinya). Kelompok tani
hanya memperhatikan sapi jika sapi telah terlihat gemuk dan besar maka sapi akan
siap untuk dijual. Sapi belum dilakukan penimbangan bobot badan secara rutin.
dalam kandang secara terus menerus selama beberapa bulan. Pemberian pakan
dan air minum dilakukan dalam kandang. Pakan yang diberikan terdiri dari
pakan hijauan dan konsentrat (Siregar, 2010). Penggemukan dengan pola kereman
22
ini, pada umumnya banyak dilakukan di lokasi-lokasi yang memiliki ketersediaan
sapi bakalan yang cukup banyak dan biasanya tersedia sepanjang tahun (Abidin,
2008).
belum sesuai dengan standar-standar yang ada baik dalam segi penentuan lokasi,
penting untuk sapi dan peternak, antara lain melindungi sapi dari berbagai cuaca
seperti panas, dingin, dan hujan, sarana untuk melakukan kegiatan produksi, dan
yang ada di Kelompok Tani “Tani Maju” masih sulit mendapatkan sumber air,
karena belum tersedia sumur untuk sumber air. Hal ini belum sesuai dengan
pendapat Parsaribu (2008) yang menyatakan kandang harus jauh dari pemukiman
penduduk dengan jarak yang dianjurkan dalam Good Farming Practise (GFP)
adalah 25 meter dari pemukiman penduduk dan sumber air harus mudah
23
3. Tersedia sarana transportasi yang memadai, hal ini terutama untuk
sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyasa et
al. (2016) sirkulasi udara di dalam kandang yang lancar dapat memberikan
kenyamanan kepada ternak, maupun peternak. Secara umum atap kandang dapat
terbuat dari seng, asbes, genteng, dan rumbia (Yani dan Purwanto, 2006). Atap
kandang Kelompok Tani “Tani Maju” menggunakan seng namun sangat rendah
sehingga suhu dikandang terasa sedikit panas. Kondisi ini tidak begitu
berpengaruh terhadap ternak karena beberapa sapi lokal di Indonesia seperti sapi
Bali, Madura dan Pasundan juga memiliki daya tahan terhadap panas yang baik
kemiringan yang tepat sehingga kotoran sapi tidak langsung menuju saluran
pembuangan akibatnya lantai menjadi licin. Kondisi lantai kandang yang sudah
banyak terdapat lubang selain berbahaya untuk ternak kondisi ini juga
24
menyulitkan dalam pembersihan kotoran sapi yang ada dikandang. Kemiringan
2008). Pembuatan lantai kandang juga harus memenuhi syarat, dimana lantai
kandang tidak licin, tidak mudah menjadi lembab, tahan pijakan, tahan lama, serta
memberikan kenyamanan pada sapi baik pada saat berbaring maupun berdiri
bahan kayu dan ada juga yang menggunakan semen yang dasarnya rapat sehingga
pakan yang diberikan tidak tercecer atau terbuang. Tempat pakan juga mudah
untuk dibersihkan, hal ini sesuai dengan pendapat Parsaribu (2008). Tempat
minum terbuat dari bahan plastik (ember, tong yang dibelah 2) yang tidak bocor
Dilihat dari penempatan atau peruntukan ternak sapi, kandang yang ada di
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah kandang tunggal. Kandang tunggal adalah
kandang dengan penempatan sapi satu baris (Parsaribu, 2008). Ukuran Kandang
di kelompok tani luas kandang 35 x 4 m². Sapi pada kandang tunggal diikat
dengan tali yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perebutan pakan (Rasyid
Peralatan kandang yang ada di Kelompok Tani “Tani Maju” adalah alat
pembesihan pakan dan minum. Peralatan yang digunakan antara lain ember,
25
cangkul, sabit, sekop, sapu lidi, garu, gerobak dorong/angkong. Peralatan kandang
yang ada sudah cukup baik Cangkul dan gerobak dorong/angkong digunakan
peternak untuk membersihkan kotoran sapi. Sedangkan sabit dan sapu lidi
digunakan untuk membersihkan rumput dan daun yang ada di dalam kandang dan
sekitar kandang. Beberapa perlengkapan kandang yang baik untuk sapi potong
meliputi tempat pakan, tempat minum, saluran drainase, dan tempat penampungan
Keberhasilan usaha ternak sapi potong ditentukan oleh salah satu faktor
terbesar yaitu pakan. Pakan adalah semua yang dapat dimakan oleh ternak, baik
berupa bahan organik maupun anorganik, yang sebagian atau seluruhnya dapat
Pemberian pakan hijauan di Kelompok Tani “Tani Maju” diberikan dua kali
sehari yaitu pada jam 10.00 dan 16.00 WIB. Sedangkan pemberian air minum
diberikan jam 11:00 WIB secara Ad libitum. Pakan yang diberikan berupa hijauan
dan konsentrat. Konsentrat yang diberikan adalah campuran ampas tahu dan
molases. Sedangkan hijauan yang diberikan berupa rumput segar yang berasal dari
rawa-rawa yang ada disekitar daerah lokasi kelompok tani dan terkadang juga
diberikan rumput gajah yang berasal dari lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT)
milik kelompok. Hijauan diambil pada pagi hari dan diangkut menggunakan
Tossa milik kelompok tani. Hijauan yang diberikan ke ternak per harinya adalah
20 kg/e/h.
26
Pemberian hijauan dapat dilakukan secara bertahap dan minimal 4 kali
5.3.2 Konsentrat
Konsentrat di Kelompok Tani “Tani Maju” diberikan setiap hari pada jam
15:00 WIB. Konsentrat yang diberikan adalah campuran ampas tahu dan molases.
molases, air, dan garam (disesuaikan dengan jumlah ampas tahu). Pemberian
konsentrat jumlahnya lebih banyak dari ternak yang lain (dengan pemberian
konsentrat untuk ternak jantan 6 kg/e/h dan untuk ternak betina bunting/laktasi 4
kg/e/h sedangkan untuk ternak yang lain diberikan 3 kg/e/h). Hal ini bertujuan
perkembangan ternak jantan dan menambah energi serta sumber protein bagi
betina laktasi. Selain itu penambahan konsentrat dalam pakan ternak merupakan
cerna bahan kering ransum, pertambahan bobot badan, serta efisien dalam
27
Pemberian pakan ke ternak jika hanya hijauan saja, maka proses
singkat jika pemberian pakan sapi terdiri dari konsentrat dan hijauan (Setiadi,
2010).
5.3.3 Silase
fermentasi yaitu silase. Pembuatan silase di Kelompok Tani “Tani Maju” telah
dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil silase yang pertama sudah baik dan telah
diberikan ke ternak sapi. Silase yang dibuat di kelompok berbahan rumput gajah.
Namun produksi silase di kelompok akan diproduksi jika hijauan di lahan HMT
tersebut menjadi pakan fermentasi. Hal ini karena silase digunakan sebagai
a. Bahan
1. Rumput gajah
4. Air
b. Alat
1. Kantong plastik.
2. Ember
28
3. Gembor
4. Chopper
5. Terpal
Pembuatan silase yang dilakukan oleh Kelompok Tani “Tani Maju” adalah
sebagai berikut:
4. Campurkan rumput yang telah di chopper dengan tetes tebu, dedak sehingga
5. Kemudian masukkan bahan pakan yang telah dicampur ke dalam plastik dan
dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara (tidak ada ruang kosong dan
selama 3 minggu.
dalam silo semaksimal mungkin. Kondisi kedap udara dapat diupayakan dengan
Kelompok Tani “Tani Maju”, salah satu prosedur pembersihan kandang yaitu
29
melakukan pembersihan kotoran ternak secara rutin setiap harinya. Frekuensi
Tani “Tani Maju” membersihkan kandang sebanyak satu kali dalam sehari yaitu
pada saat pagi hari atau sore hari. Kotoran ternak yang dibersihkan disimpan di
masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu masih belum tersedianya
sumber air yang dapat digunakan untuk membersihkan kandang dan memandikan
ternak serta lokasi kandang yang sangat dekat dengan pemukiman. Bangunan
jarak minimal 25 meter dari rumah maupun dari bangunan umum lainnya. Lokasi
kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tersedia air bersih yang cukup dan terdapat
tempat untuk pembuangan kotoran atau sisa pakan ternak sapi. Selain lokasi
kandang, hal lain yang mempengaruhi kondisi sanitasi kandang yaitu konstruksi
30
BAB VI
6.1 Kesimpulan
“Tani Maju” cukup baik, namun masih ada beberapa hal yang harus
masih perlu diperhatikan terutama kebutuhan air untuk sumber air, untuk
dari penyakit.
6.1 Saran
31
2. Memperhatikan dalam pembuatan kandang, bahan serta kontruksi kandang
harus sesuai dengan syarat pembuatan kandang agar ternak nyaman dan
32
DAFTAR PU STAKA
Alif, S.M. 2017. Kiat Sukses Penggemukan Sapi Potong. Yogyakarta: Biogenesis.
Hal: 7-8.
Firman, A. 2010. Agribisnis Sapi Perah Dari Hulu Sampai Hilir. Widya
Padjadjaran. Bandung.
Mugiawati, R.E. 2013. Kadar air dan pH silase Rumput Gajah pada hari ke-21
dengan penambahan jenis additive dan bakteri asam laktat. J. Ternak
Ilmiah 1 (1): 201-207.
33
Santoso, B. Hariadi, B. Tj., Manik, H. Dan Abubakar, H., 2009. Kualitas Rumput
Unggul Tropika Hasil Ensilase dengan Bakteri Asam Laktat dari Ekstrak
Rumput Terfermentasi. Media Peternakan, 32(2):137-144.
34
LAMPIRAN
KANDANG
KAKA
N SEI
JALA
POM
MINI
MASJID
35