GANGSAR MAKMUR
Oleh:
SINTA SILVIASARI
07.2.2.15.1980
KEMENTERIAN PERTANIAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan
Tanggal
.........................
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I Jurusan Penyuluhan Peternakan
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) I yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP) Malang sebagai salah satu program pendidikan untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan untuk menghasilkan
lulusan yang tangguh, khususnya di bidang peternakan yang dilaksanakan di
Kelompok Tani Ternak “Gangsar Makmur”.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si selaku Ketua STPP Malang.
2. Yudi Rustandi, SST., MSi selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua Jurusan
Penyuluhan Peternakan.
3. Kartika Budi Utami, SST, MP selaku Dosen Pembimbing II.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini baik dari segi
teknik penulisan maupun materi penyusunannya, oleh karena itu sangat
diharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun, demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi
pembaca dan semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v
DAFTAR BAGAN ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Tujuan ............................................................................. 2
1.3. Manfaat ........................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
2.1. Agribisnis Sapi Potong ..................................................... 4
2.2. Performa Sapi Potong di Indonesia ................................. 4
BAB III. METODE PELAKSANAAN ..................................................... 12
3.1. Waktu dan Tempat .......................................................... 12
3.2. Metode Pengambilan Data .............................................. 12
3.3. Prosedur Pelaksanaan .................................................... 12
BAB IV. HASIL PELAKSANAAN .......................................................... 16
4.1. Gambaran Umum Kelompok ........................................... 16
4.2. Usaha Kelompok ............................................................. 20
4.3. Analisis Usaha ................................................................. 27
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 43
5.1. Kesimpulan ...................................................................... 43
5.2. Saran ............................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 44
iii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Langkah kerja, waktu, dan output PKL1 ........................................ 15
2. Populasi (jumlah) kepemilikan sapi potong ................................... 16
3. Matriks Analisis SWOT ................................................................. 32
4. Analisis usaha pembibitan sapi potong dalam 1 periode ............... 34
5. Penyusutan kandang, gudang pakan, dan peralatan .................... 34
6. Analisis kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) ...................... 37
7. Analisis kompetensi pada bidang jabatan ..................................... 38
8. Analisis jabatan SDM .................................................................... 38
9. Analisis kebutuhan dan pengembangan SDM............................... 39
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Sistem kandang koloni di KTT Gangsar Makmur .......................... 22
2. Jerami kering ................................................................................ 22
3. Pengukuran lingkar dada sapi ....................................................... 23
4. Indukan sapi PO ........................................................................... 24
5. Memandikan ternak sapi ............................................................... 25
6. Penanganan foetus ....................................................................... 26
v
DAFTAR BAGAN
No Judul Halaman
1. Pola pemasaran sapi potong di KTT Gangsar Makmur ...................... 28
2. Pengurus KTT Gangsar Makmur ..................................................... 41
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan .................................................................. 45
2. Instrumen Magang Agribisnis ........................................................ 46
3. Sertifikat Magang .......................................................................... 53
4. Logbook Magang ......................................................................... 54
5. Lembar Konsultasi ........................................................................ 55
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hewan (Ditjen PKH). Di dalam Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang terdapat di
Kec. Puncu terdapat Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur yang tergabung
dalam SPR tersebut dengan komoditas unggulan berupa sapi potong. Sehingga
jika dilihat dari permasalahan diatas, pengembangan industri ternak sapi potong
mempunyai prospek yang sangat baik untuk dijadikan lokasi maganng dengan
memanfaatkan sumber daya lahan maupun sumber daya pakan yang ada.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL I adalah memberi bekal dan pengalaman
kepada mahasiswa agar mampu melakukan wirausaha ataupun agribisnis di
bidang peternakan khususnya managemen budidaya sapi potong (breeding) di
Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur, diantaranya:
1. Dapat mengetahui sistem pemeliharaan sapi dalam kelompok (skala
kecil).
2. Dapat mengetahui pembagian kewenangan pengurus dan pengelola
dalam melakukan usaha.
3. Dapat mengetahui rantai pemasaran sapi di kelompok Tani Ternak
Gangsar Makmur.
4. Untuk mengetahui bagaimana prospek pemeliharaan pembibitan sapi
yang dikaitkan dengan kelayakan usaha.
1.3. Manfaat PKL I
Kegiatan PKL I ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
Manfaat PKL bagi mahasiswa adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis
permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah pada unit usaha
agribisnis
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan wirausaha
pada minimal salah satu subsistem agribisnis
3. Mewujudkan mental/ jiwa wirausaha, rasa percaya diri, tangguh, kreatif,
inovatif, dinamis, disiplin, dan bertanggung jawab
Manfaat bagi pihak terkait seperti pelaku utama dan pelaku usaha serta
stakeholder lain adalah:
1. Mengenal STPP sebagai penyelenggara pendidikan program Diploma IV
Penyuluhan Pertanian yang mencetak lulusan sebagai penyuluh
pertanian ahli dan praktisi agribisnis
2
2. Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan di bidang
pemberdayaan SDM pertanian
3. Meningkatkan kerjasama antar sesama lembaga dalam subsistem
agribisnis maupun dengan pihak/instansi lain dalam pelaksanaan
kegiatan berwirausaha.
Manfaat bagi STTP Malang adalah:
1. Dihasilkan SDM Penyuluhan Pertanian ahli yang memiliki integritas
modal, professional, inovatif, kradibel, dan berwawasan global, serta
memiliki etos kerja yang tinggi dalam membangun system penyuluhan
pertanian.
2. Dapat melaksanakan tanggungjawab STPP Malang dalam rangka
menyebarluaskan inovasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha di
daerah asal/wilayah kerja mahasiswa.
3. Meningkatkan eksistensi STPP Malang sebagai Lembaga Pendidikan
Penyuluhan Pertanian.
4. Meningkatkan kerjasama STPP Malang dengan instansi
pemerintah/swasta maupun stakeholder lainnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
maupun penggemukan. Namun demikian, juga meliputi bisnis hilir yang berperan
dalam meningkatkan nilai tambah dan kualitas produknya (daging dan susu
sapi). Pengadaan bibit sapi sangat prospektif mengingat kebutuhan bakalan
untuk pembesaran maupun penggemukan selalu meningkat setiap tahun.
Tingginya kebutuhan bakalan tentu memberikan peluang bagi peternak. Saat ini
sentra pembibitan sapi di Indonesia sudah berada dibeberapa daerah, seperti
Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan Lampung. Hasil dari usaha pembibitan
berupa pedet atau anak sapi. Peternak baru bisa menjual setelah 13 bulan
dipelihara, yaitu 9 bulan masa kebuntingan dan 4 bulan dipelihara.
5
a. Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan hasil
domestikasi dari Banteng (Bos-bibos). Sapi Bali mempunyai kemampuan
reproduksi tinggi, dan dapat digunakan sebagai ternak kerja di sawah dan ladang
(Putu et al., 1998; Moran, 1990), daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan
dan persentase kelahiran dapat mencapai 80 persen serta sapi induk (betina)
mampu melahirkan setahun sekali. Selain itu, kualitas dagingnya sangat baik
dengan persentase karkas (daging dan tulang dalam, tanpa kepala, kaki dan
jeroan) mencapai 60 persen. Hardjosubroto (1994), Sapi Bali memiliki beberapa
kekurangan yaitu pertumbuhannya lambat, peka terhadap penyakit Jembrana,
penyakit ingusan (malignant catarrhal fever) dan Bali ziekte.
b. Sapi Madura
Sapi Madura adalah salah satu bangsa sapi Indonesia, banyak
didapatkan di Pulau Madura mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga
merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor, dan kaki
bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah. Salah
satu kelebihan sapi Madura adalah tahan terhadap kondisi pakan yang
berkualitas rendah. Namun ada kecenderungan bahwa mutu sapi Madura
menurun produktivitasnya atau terjadi pergeseran nilai (produktivitas) dari waktu
ke waktu, yang sampai saat ini penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
c. Sapi Ongole
Sapi Ongole memiliki cici-ciri berwarna putih dengan warna hitam di
beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik.
Jenis sapi ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut
Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan
produksinya lebih rendah (Sugeng, 2003). Hardjosubroto (1994), umur pertama
kali kawin sapi ini rata-rata adalah 27,72 bulan. Sapi Peranakan Ongole nilai S/C
1,28, dan nilai Conception Rate (CR) 75,34 %.
d. Sapi Limousine
Sapi ini berasal dari Perancis dan merupakan tipe sapi potong ciri yang
dimilki sapi ini adalah warna bulu merah cokelat, tetapi pada sekeliling mata dan
kaki mulai dari lutut ke bawah berwarna agak terang ukuran tubuh besar dan
panjang, pertumbuhan bagus. Tanduk pada jantan tumbuh keluar dan agak
melengkung.berat badan sapi betina 650 kg, dan jantan 850 kg (Sugeng, 2003).
6
Nuryadi dan Sri (2010), sapi Peranakan Limousin nilai S/C 1,34 dan nilai
Conception Rate (CR) 66%.
e. Sapi Simental
Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus berasal dari daerah Simme di
negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan
Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan
(merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor 11 berwarna
putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang
betina dewasanya 800 kg. Bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini
sangat cocok dipelihara di tempat yang iklimnya sedang. Persentase karkas sapi
jenis ini tinggi, mengandung sedikit lemak.
f. Sapi Brahman
Bangsa sapi Brahman dikembangkan di Amerika Serikat dengan
mencampurkan darah 3 bangsa sapi India yaitu bangsa-bangsa Gir, Guzerat,
dan Nellor. Sapi ini bertanduk dan warnanya bervariasi mulai dari abu-abu muda,
totol-totol sampai hitam. Terdapat punuk pada punggung dibelakang kepala,
yang merupakan kelanjutan dari otot-otot pundak, dengan telinga yang
berpedulous panjang, serta adanya pendulous yang longgar sepanjang leher.
Sapi Brahman mempunyai sifat-sifat yang hanya dipunyai oleh beberapa bangsa
sapi tertentu, yaitu ketahanannya terhadap kondisi tatalaksana yang sangat
minimal, toleransi terhadap panas, kemampuan untuk mengasuh anak, dan daya
tahan terhadap kondisi lingkungan yang jelek.
g. Sapi Brangus
Sapi Brangus merupakan hasil persilangan antara Brahman dan
Aberdeen Angus dan merupakan tipe sapi potong. Ciri-ciri yang dimiliki sapi ini
adalah bulunya halus dan pada umumnya berwarna hitam atau merah. Sapi ini
juga bertanduk, bergelambir, dan bertelinga kecil. Sapi ini juga berpunuk, tetapi
kecil. Berat sapi betina mencapai 900 kg, dan jantan 1.100 kg (Sugeng, 2003).
b. Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong
a) Pemeliharaan
Dalam pembibitan sapi potong, pemeliharaan ternak dapat dilakukan
dengan sistim pastura (penggembalaan), sistim semi intensif, dan sistim
intensif.
7
1) Sistim pastura yaitu pembibitan sapi potong yang sumber pakan
utamanya berasal dari pastura. Pastura dapat merupakan milik
perorangan, badan usaha atau kelompok peternak.
2) Sistim semi intensif yaitu pembibitan sapi potong yang
menggabungkan antara sistem pastura dan sistem intensif. Pada
sistem ini dapat dilakukan pembibitan sapi potong dengan cara
pemeliharaan di padang penggembalaan dan dikandangkan.
3) Sistem intensif yaitu pembibitan sapi potong dengan pemeliharaan di
kandang. Pada sistem ini kebutuhan pakan disediakan penuh.
b) Produksi
Berdasarkan tujuan produksinya, pembibitan sapi potong dikelompokkan
ke dalam pembibitan sapi potong bangsa/rumpun murni dan pembibitan
sapi potong persilangan.
1) Pembibitan sapi potong bangsa/rumpun murni, yaitu
perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara mengawinkan
sapi yang sama bangsa/rumpunnya.
2) Pembibitan sapi potong persilangan, yaitu perkembangbiakan
ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antar ternak dari satu
spesies tetapi berlainan rumpun.
c) Seleksi Bibit
Seleksi bibit sapi potong dilakukan berdasarkan performan anak dan
individu calon bibit sapi potong tersebut, dengan mempergunakan kriteria
seleksi sebagai berikut :
1) Sapi Induk
a. sapi induk harus dapat menghasilkan anak secara teratur;
b. anak jantan maupun betina tidak cacat dan mempunyai rasio
bobot sapih umur 205 hari (weaning weight ratio) di atas ratarata.
2) Calon Pejantan
a. bobot sapih terkoreksi terhadap umur 205 hari umur induk dan
musim kelahiran, di atas rata-rata;
b. bobot badan umur 365 hari di atas rata-rata;
c. pertambahan bobot badan antara umur 1-1,5 tahun di atas
ratarata;
d. bobot badan umur 2 tahun di atas rata-rata;
e. libido dan kualitas spermanya baik;
8
f. penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya.
3) Calon induk
a. bobot sapih terkoreksi terhadap umur 205 hari umur induk dan
musim kelahiran, di atas rata-rata;
b. bobot badan umur 365 hari di atas rata-rata;
c. penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya.
4) Perkawinan
Dalam upaya memperoleh bibit yang berkualitas melalui teknik
perkawinan dapat dilakukan dengan cara kawin alam dan Inseminasi
Buatan (IB).
5) Ternak Pengganti (Replacement Stock)
Pengadaan ternak pengganti (replacement stock), dilakukan sebagai
berikut:
a. Calon bibit betina dipilih 25% terbaik untuk replacement, 10%
untuk pengembangan populasi kawasan, 60% dijual ke luar
kawasan sebagai bibit dan 5% dijual sebagai ternak afkir (culling);
b. Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan
bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada
uji performan.
6) Afkir (Culling)
Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan bibit (afkir/culling), dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Untuk bibit rumpun murni, 50% sapi bibit jantan peringkat
terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi)
dikeluarkan dengan di kastrasi dan 40%nya dijual ke luar
kawasan.
b. Sapi betina yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%)
dikeluarkan sebagai ternak afkir (culling).
c. Sapi induk yang tidak produktip segera dikeluarkan.
7) Pencatatan (Recording)
Setiap usaha pembibitan sapi potong hendaknya melakukan
pencatatan (recording). Pencatatan (recording) tersebut meliputi:
a. Rumpun;
b. Silsilah;
9
c. Serkawinan (tanggal, pejantan, IB/kawin alam);
d. Kelahiran (tanggal, bobot lahir);
e. Penyapihan (tanggal, bobot badan);
f. Beranak kembali (tanggal, paritas);
g. Pakan (jenis, konsumsi);
h. Vaksinasi, pengobatan (tanggal, perlakuan/treatment);
i. Mutasi (pemasukan dan pengeluaran ternak);
8) Persilangan
Persilangan yaitu salah satu cara perkawinan, perkembangbiakan
ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antara hewan-hewan
dari satu spesies yang berlainan rumpun.
9) Sertifikasi
Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi.
Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang terakreditasi,
sertifikasi dapat dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pejabat
yang berwenang.
10) Kesehatan Hewan
Untuk memperoleh hasil yang baik, pembibitan sapi perah harus
memperhatikan persyaratan kesehatan hewan yang meliputi situasi
penyakit dan pencegahan/vaksinasi.
11) Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet)
10
hewan untuk berkopulasi dan menghasilkan sperma disamping perubahan-
perubahan kelamin sekunder lain, sedangkan pada hewan betina ditandai
dengan terjadinya estrus dan ovulasi. Umur sapi dara saat pubertas dapat
beragam dari 8 sampai 18 bulan atau 9-13 bulan dengan bobot badan sekitar
260 kg. Hewan betina muda tidak boleh dikawinkan sampai pertumbuhan
badannya memungkin untuk suatu kebuntingan dan kelahiran normal. Hal ini
karena dewasa kelamin terjadi sebelum dewasa tubuh tercapai.
b) Siklus Berahi
Berahi atau disebut juga estrus adalah dimana hewan betina bersedia
menerima pejantan untuk kopulasi, sedangkan siklus berahi merupakan jarak
atau interval antara berahi yasng satu sampai berahi berikutnya (Hafez, 2000).
c) Lama Berahi
Periode estrus pada sapi dapat dinyatakan sebagai saat dimana sapi
betina siap sedia dinaiki oleh pejantan. Periode ini rata-ratanya adalah 18 jam
untuk sapi induk dan sedikit lebih pendek pada sapi dara dengan kisaran normal
12-24 jam (Frandson, 1992). Lama waktu berahi sangat bervariasi diantara
spesies. Lama berahi pada sapi potong rataannya 20 jam dengan selang waktu
12-30 jam, sedangkan pada sapi perah rataannya 15 jam dengan selang waktu
13-17 jam.
d) Ovulasi
Ovulasi adalah saat pecahan folikel de Graaf dan keluarnya ovum
bersama-sama isi folikel (Partodihadjo, 1992). Ovulasi terjadi dengan pecahnya
folikel dan rongga folikel segera mengecil secara berangsur-angsur diikuti
dengan berhentinya pengeluaran lendir.
e) Deteksi kebuntingan
Kebuntingan adalah suatu periode sejak terjadinya fertilisasi sampai
terjadi kelahiran (Frandson, 1992). Kebuntingan merupakan keadaan dimana
anak sedang berkembang dalam uterus seekor hewan betina (Illawati, 2009).
Deteksi kebuntingan dini pada ternak ruminansia menjadi penting bagi
keberhasilan sebuah manajemen reproduksi sebagaimana ditinjau dari segi
ekonomi (Lestari, 2006).
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
12
a) Gambaran umum perusahaan (bergerak dalam bidang:
produk/jasa/lainnya, pasar domestik atau ekspor, waktu berdirinya
perusahaan)
b) Keunggulan komparatif (potensi pemanfaatan SDA dan SDM,
kelembagaan agribisnis, infrastruktur, dll secara optimal - potensi
kuantitas)
c) Keunggulan kompetitif (harga, efisiensi, permintaan, peluang pasar -
potensi kualitas)
d) Potensi alam dan pasar (dukungan alam dalam penyediaan
produk/bahan baku dan ketersediaan di pasar)
b. Tujuan
a) Untuk apa melakukan usaha (mencakup tentang pemanfaatan
keunggulan komparatif dan kompetitif, potensi alam dan pasar dalam
usaha agribisnis guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani)
B. Identifikasi usaha
a. Visi dan Misi (apa yang menjadi visi/harapan perusahaan dan langkah-
langkah apa yang ditetapkan untuk mewujudkan apa yang diharapkan)
b. Identifikasi Pelaku Usaha
a) Nama usaha
b) Bentuk usaha
c) Perizinan lainnya
d) Pemilik usaha
e) Hak kepemilikan asset (yang meliputi tanah, bangunan, lainnya)
f) Alamat usaha (tempat lokasi usaha sesuai dengan SITU)
c. Ruang Lingkup Usaha Bidang Peternakan
a) Sub Sistem Agribisnis (Agro Input, Agro Product, Agro Industry, Agro
Marketing, Agro Support) dalam hal ini bergerak di salah satu
subsistem atau semua sistem agribisnis.
d. Deskripsi Tentang Usaha
a) Jenis usaha (produk/jasa)
e. Prospek usaha Tujuan Usaha
a) Tujuan usaha perusahaan, mencakup tentang okupasi cakupan
kegiatan usaha (hulu-hilir, atau salah satu subsistem)
13
f. Deskripsi Produk
a) Jenis Produk (primer/sekunder, barang jadi atau setengah jadi)
b) Keunikan (spesifikasi produk)
c) Teknologi (penerapan teknologi dalam proses produksi)
d) Daya saing.
2) Analisis Masalah dan Perumusan Pemecahan Masalah Usaha
Analisis masalah serta perumusan pemecahan masalah pada Kelompok
Tani Ternak Gangsar Makmur berdasarkan pencermatan terhadap pasar dan
pemasaran, analisis keuangan, produksi, Sumber Daya Manusia, rencana
pengembangan usaha, analisis dampak dan resiko usaha, permodalan, dan
organisasi usaha.
A. Analisis usaha
a. Analisis pasar dan pemasaran
a) Rantai pasar
b) Segmentasi (geografis dan demografis)
c) Target (market place)
d) Harga (penetapan harga)
e) Strategi pemasaran (product, price, promotion, place, people,
process, physical evidence)
f) Analisis pesaing (strength, weakness, opportunities, threats)
b. Analisis keuangan (laporan keuangan, kebutuhan investasi
c. Analisis produksi (SOP, bahan baku, kapasitas produksi, rencana
pengembangan produksi)
d. Analisis SDM (prasyarat menjadi pegawai perusahaan, analisis
kebutuhan dan pengembangan SDM)
e. Analisis dampak dan resiko usaha (dampak terhadap masyarakat sekitar,
upaya pengendalian dampak, dampak terhadap lingkungan, analisis
resiko usaha, antisipasi resiko usaha)
f. Permodalan (sumber modal usaha, biaya produksi, modal investasi)
g. Organisasi usaha (struktur organisasi, uraian tugas, syarat dan kualifikasi
keterampilannya)
14
Tabel 1. Langkah Kerja, Waktu, dan Output PKL I.
Waktu Minggu
No Langkah Kerja PKL Output Ket
(minggu) ke-
1 Pengenalan Kondisi Identifikasi
Organisasi/unit keadaan/gambaran Kelompok
agribisnis dan usaha umum Tani
inti dari unit usaha. 3 1-3 organisasi/unit Ternak
usaha agribisnis Gangsar
dan bisnis inti dari Makmur
unit usaha
2 Menganalisis a) Identifikasi
Masalah dan masalah pada unit Kelompok
Merumuskan usaha. Tani
Pemecahan Masalah 2 2-3 b) Rumusan Ternak
Pada Unit 1Usaha pemecahan Gangsar
Agribisnis. masalah pada unit Makmur
usaha
3 Membuat Rencana Rencana usaha
Usaha agribisnis/bussines
Agribisnis/Bussines 1 4 plan Kampus
Plan
15
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN
16
Gangsar Makmur juga ada pengurus dari kelompok yang membudidayakan sapi
potong. Dari jumlah tersebut, berarti rata-rata kepemilikan sapi tiap peternak
memelihara 1 - 2 ekor. Melihat proporsi sapi induk mendominasi dalam struktur
populasi, menggambarkan bahwa pembibitan (penghasil pedet) merupakan
tujuan utama dalam budidaya sapi potong. HADI et al. dalam PRAJOGO et al.
(2002) melaporkan bahwa pembibitan sapi rakyat umumnya berkisar 1 – 3
ekor/peternak dan kecilnya skala usaha pembibitan sapi rakyat karena
terbatasnya modal dan tenaga kerja, sistem manajemen yang masih tradisional
serta hanya merupakan usaha sampingan. Dari 21 ekor sapi yang dipelihara
anggota kelompok, bangsa Peranakan Ongole merupakan jenis sapi yang
terbanyak dipelihara peternak. Sapi Crossbreed oleh peternak biasa disebut
Urap yaitu sapi yang merupakan keturunan dari hasil kawin silang lebih dari dua
bangsa, contohnya hasil persilangan PO dengan Limousine yang kemudian di
Inseminasi Buatan dengan semen Simental atau sebaliknya.
d. Alamat Kelompok
a. Dusun : Prapatan
b. Desa : Asmorobangun
c. Kecamatan : Puncu
d. Kabupaten : Kediri
e. Provinsi : Jawa Timur
f. Alamat Email : gangsarmakmur@yahoo.co.id
g. Kode Pos : 64292
e. Identitas Ketua Kelompok
a. Nama : Waridi
b. Tempat/tanggal lahir : Kediri, 20 Juli 1971
c. Agama : Islam
d. Alamat : Dsn Prapatan, Ds. Asmorobangun, Kec. Puncu,
Kab.Kediri
e. Nomor HP : 081359415006
f. Pendidikan terakhir : SMK
a. Penghargaan yang pernah diterima oleh kelompok
Sejak berdiri tahun 2002, kelompok terus berbenah diri untuk
mengembangkan usaha dari hulu sampai hilir guna meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan setelah berumur
5 tahun kelompok sudah mulai menunjukkan prestasinya diberbagai bidang baik
bidang budidaya maupun bidang sosial kemasyarakatan. Berikut ini catatan
17
prestasi yang sudah didapatkan oleh KTT Gangsar Makmur dalam berbagai
perlombaan:
1. Juara Pertama dalam kelompok peternak terbaik tingkat Kabupaten Kediri
tahun 2007.
2. Juara Pertama kelompok peternak BLM tingkat Jawa Timur tahun 2008.
3. Juara Ketiga kontes ternak kategori Induk PO dalam Eksponak Kediri
tahun 2009.
4. Juara Pertama kelompok ternak agribisnis sapi potong tingkat Kabupaten
Kediri tahun 2009.
5. Juara Pertama kelompok ternak terbaik tingkat provinsi Jawa Timur.
a) Keunggulan Komparatif
Di Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur memiliki beberapa
keunggulan komparatif antara lain sebagai berikut:
1. Adanya SDA yang tersedia banyak seperti lahan yang luas, kandang, dan
Hijauan Makanan Ternak.
2. Adanya tenaga kerja ahli yang menjadi pengurus di kelompok Gangsar
Makmur sehingga kelompok menjadi lebih maju dan mudah dalam
pengembangannya serta manajemennya seperti Pak Sarana (ketua Gangsar
Makmur tahun 2014) dan Bima Ade Rusandy (dokter hewan) alumni UGM
tahun 2015 yang menghandle penanganan penyakit dan kesehatan pada
kandang kelompok.
3. Sistem manajemen dalam kelompok yang sudah berjalan dengan baik
bahkan sudah pernah memperoleh juara di tingkat Nasional maupun
Propinsi.
4. Model manajemen dalam kelompok yang mampu mensejahterakan
kelompok karena menggunakan sistem bagi hasil.
b) Keunggulan Kompetitif
Salah satu keunggulan kompetitif di Kelompok Tani Ternak Gangsar
Makmur adalah adanya jasa pelayanan pengantaran ternak sapi ke pembeli
pada saat berlangsungnya transaksi penjualan.
18
c) Potensi Alam Dan Pasar
Sumber daya alam di Indonesia semua potensi alam dapat
dikembangkan untuk proses produksi. Kecamatan Puncu merupakan salah satu
lokasi Sentra Peternakan Rakyat Kab. Kediri yang masih kaya akan Sumber
Daya Alam, baik pertanian maupun peternakan. Dalam menunjang proses
budidaya, penyediaan hijauan makanan ternak yang sangat tercukupi, seperti
rumput gajah, limbah tanaman jagung seperti tebon dan janggelnya, daun pucuk
tebu, rumput-rumputan, maupun limbah pertanian yang lain.
19
j. Pemerintah Desa Asmorobangun
k. SMPN 1 Puncu
l. Usaha Mikro Binaan
m. BPTP Karangploso Malang
n. Balitnak Ciawi Bogor
o. BBPP Batu
p. Biro Hukum dan Humas Sekjen Kementerian Pertanian
q. Fakultas Peternakan Universitas Nusantara PGRI Kabupaten Kediri
r. Jagal SUHUD
s. Kelompok binaan Gangsar Makmur
b) Bentuk Usaha
Bentuk usaha yang dijalankan adalah usaha kelompok. Dengan hak
kepemilikan tanah adalah menggunakan sistem sewa ke desa yang disewa
dengan harga Rp 1.500.000/tahun, ternak milik kelompok dan dikelola oleh
kelompok dan hak milik dari bangunannya juga milik kelompok.
20
sampingan berupa limbah kotoran sapi yang dijual untuk dijadikan pupuk
kandang atau pupuk kompos sesuai kebutuhan pembeli. Konsep dari usaha
pembibitan sapi potong Peranakan Ongole yang digunakan oleh Kelompok Tani
Ternak Gangsar Makmur adalah sistem pembagian keuntungan atau bagi hasil
yang diterapkan dalam budidaya menggunakan perbandingan 30 : 70 yang
melibatkan pengelola dalam kelompok dan peternak yang bersedia memelihara
sapi potong. Dimana dalam hal ini 30% untuk kelompok yang sudah
menyediakan bibit atapun indukan ternak sapi dan 70% untuk petenak yang mau
bergabung dalam kelompok, yang mana perannya hanya mengelola sapi sampai
bisa menghasilkan anakan baru, sehingga adil dalam hal pembagian
keuntungan. Untuk biaya operasional pemeliharaan dan biaya pengobatan
maupun biaya Inseminasi Buatan ditanggung oleh peternak yang bersangkutan.
Usaha yang dijalankan masih dalam skala kecil.
Apabila peternak tidak memiliki modal dalam usaha pemeliharaan sapi
tersebut, dana dapat dipinjamkan dari kelompok sehingga pada akhir
pemeliharaan atau puncak panen penjualan sapi potong dapat diambil dari hasil
penjualan sapi tersebut. Teknologi yang digunakan oleh kelompok dalam usaha
pembibitan sapi potong adalah menggunakan teknik Inseminasi Buatan. Untuk
menjaga kualitas ternak dalam menjaga daya saing, kelompok mengatasinya
dengan cara menjaga jaminan kualitas ternak maupun bibit dengan cara
penanganan kesehatan yang lebih intensif dan rutin. Karena kesehatan
merupakan hal yang sangat kritis dalam dunia peternakan. Teknis pembibitan
sapi potong di Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur dapat dijabarkan dalam
uraian berikut ini:
a. Perkandangan
Dari hasil kegiatan magang di kandang Gangsar Makmur, tipe kandang
yang digunakan adalah kandang koloni/komunal yang dibangun di atas tanah
milik desa seluas 0,22 ha dengan biaya Rp. 1.500.000/tahun yang ditanggung
oleh kelompok, dimana sapi-sapi para peternak dijadikan satu dalam atap
kandang yang sama sehingga lebih efisien dalam pemeliharaan. Kandang
komunal terletak 200 m diluar pemukiman warga. Kandang komunal dibangun
secara permanen yang dibuat dengan kandang terbuka (tanpa dinding)
menggunakan atap genting, lantai dari semen sehingga dalam satu deret
kandang dapat diisi sebanyak 5 – 10 ekor ternak.
21
Kandang permanen ini berukuran 1,5 X 2 m per ekor dilengkapi dengan
fasilitas tempat pakan, tiang, instalasi listrik, televisi, rumah jaga, kandang jepit
untuk PKB dan IB dan lantai beton. Managemen pemberian minum menggunaan
air dari PDAM dan juga dilengkapi dengan rumah pakan. Untuk sistem
perkandangan yang terdapat pada KTT Gangsar Makmur dapat dilihat pada
Gambar 1.
b. Pakan
Pakan sapi potong terdiri dari pakan kasar dan konsentrat. Pakan kasar
ditandai dengan tingginya kandungan serat kasar, pakan ini dikategorikan
sebagai pakan yang memiliki kandungan air banyak saat muda dan pakan
berserat saat dewasa. Pakan kasar yang terdapat dikandang berupa jerami padi,
tebon jagung, rumput-rumputan liar, dan daun pucuk tebu (momol).
22
adalah pita meter. Cara mengukurnya adalah dengan melingkarkan pita meter
tepat di belakang siku kaki depan sapi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.
= (172 cm + 22)2
100
= 376,4 kg
Sehingga dalam 376, 4 kg berat badan sapi, jumlah hijauan yang diberikan
berkisar antara 37 – 40 kg per hari. Hijauan pakan ternak dapat diberikan dalam
bentuk segar. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul
07.00 WIB dan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.
Palungan tempat pemberian pakan terbuat dari pengecoran semen yang
ditempatkan dikandang bagian depan. Sedangkan untuk tempat pemberian
minum hanya menggunakan bak/timba yang bersifat portable/dapat dipindah-
pindahkan. Untuk pemberian air minum dilakukan secara ad libitum yang
dicampurkan dengan pemberian zat mineral berupa garam yang dilakukan 2 kali
sehari, yaitu pagi dan sore. Untuk pemberiannya dicampurkan dengan air minum
yang diletakkan di dalam ember. Pemberian garam dimaksudkan untuk
menambah nafsu makan ternak dan berupa penyediaan mineral bagi ternak yang
berguna untuk pertumbuhan tulang ternak.
c. Bibit (bangsa) Ternak
Bibit yang digunakan adalah sapi dara siap kawin jenis Peranakan
Ongole yang diperoleh dari dana hibah Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Kabupaten Kediri dalam bentuk sapi potong dara Peranakan Ongole
23
sebanyak 13 ekor pada tanggal 23 November 2016, serta sapi Crosbreed dana
dari kelompok sebanyak 4 ekor. Program breeding di KTT Gangsar Makmur
bukan hanya untuk mencari profit, tetapi juga merupakan bagian program
pemuliaan sapi PO.
Sapi yang akan dijadikan sebagai calon bibit memiliki kesehatan yang
baik. Tampak dilihat dari kondisi tubuh (tubuh bulat berisi, tidak ada eksternal
parasit); sikap dan tingkah laku (tegap, keempat kaki memperoleh titik berat
sama); pernafasan (bernafas dengan tenang dan teratur); pencernaan (dapat
memamahbiak dengan tenang, pembuangan feses dan urine berjalan lancar)
dan pandangan sapi (mata cerah dan tajam) dengan ciri-ciri antara lain yaitu:
warna bulu putih dan abu-abu, berpunuk, kepala panjang, telinga sedang dan
agak menggantung, tanduk pendek, umur bibit 2 tahun, bobot badan betina
kurang lebih 450 kg seperti yang tertera pada Gambar 4.
24
Pemeliharan sapi potong tidak terlepas dari perawatan dan
pemeliharaannya. Sapi-sapi yang ditempatkan didalam kandang mudah menjadi
kotor, baik itu dari kotorannya sendiri maupun diakibatkan adanya daki atau
kotoran yang melekat pada sela-sela bulu sapi. Kotoran yang melekat pada
permukaaan tubuh ini akan menggangu pengeluaran keringat dan pengaturan
keringat tubuh sehingga peredaran sangat terganggu. Disamping itu, kotoran
juga dapat mengundang infeksi berbagai kuman penyakit dan parasit yang dapat
menimbulkan rasa gatal pada kulit, sehingga sapi menjadi tidak nyaman. Oleh
karena itu, peternak harus rajin memandikan sapi dengan menyikat seluruh
permukaan kulitnya. Dalam pemeliharaan sapi PO, peternak Gangsar Makmur
melakukan sanitasi ternak dengan cara memandikan ternak yang terlihat pada
Gambar 5.
Untuk pembersihan kandang sendiri lakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan
sore antara jam 07.00 WIB dan jam 16.00 WIB. Adapun tujuan utama dari
pembersihan kandang yaitu mempersiapkan kandang yang bersih, lingkungan
yang sehat untuk ternak dan menghilangkan mikroba yang dapat menyebabkan
penyakit dari flok sebelumnya serta mencegah kontaminasi penyakit dari luar.
Sehingga pembersihan kandang ini hal yang wajib dilakukan oleh peternak.
Untuk kebersihan kandang hampir semua peternak kurang memperhatikan
karena tidak setiap hari dibersihkan. Penyakit yang sering menyerang adalah
penyakit mencret, serta lalat yang banyak menghinggapi pada luka yang ada
ditubuh sapi. Penampungan kotoran dan sisa pakan tersedia pada setiap
kandang meskipun kondisinya rata-rata kurang baik.
f. Manajemen reproduksi/perkembangbiakan
Pembibitan yang diterapkan di KTT Gangsar Makmur dilakukan dengan
cara:
25
a. Dengan membeli sapi dara siap bunting atau indukan umur sekitar 2
tahun sampai dengan 3 tahun.
b. Dari hasil breeding dengan cara Inseminasi Buatan.
26
ditunjukannya nilai S/C yang relatif tinggi. Untuk kriteria S/C yang baik berkisar
antara 1,6 – 2. Faktor-faktor yang mengakibatkan tingginya S/C antara lain
disebabkan oleh:
a. Masih rendahnya keterampilan peternak dalam mendeteksi birahi.
b. Gangguan reproduksi pada ternak (endometritis uterus).
c. Kualitas dan handling straw yang belum maksimal.
d. Kurang tepatnya pelaksanaan IB oleh petugas inseminator.
27
kemampuan peternak mereduksi peran belantik (makelar), peternak memahami
peran belantik (makelar) akan menambah biaya atau mengurangi keuntungan.
Adapun upaya yang dilakukan peternak dalam proses pemasaran sapi
potong yang telah mampu mereduksi peranan belantik (makelar), dapat dimaknai
melalui proses pemasaran bahwa ditingkat peternak kelompok pada saat
menjual sapi potong. Selanjutnya melalui proses pendampingan kelompok dapat
dimaknai kaitannya dengan eksistensi kelompok yang juga mampu memberikan
pertimbangan peternak penjual (peternak anggota) baik terkait harga yang
diinginkan serta model pembayarannya.
Melalui kelompok yang menjual sapi dikandang komunal peternak harus
mendapat pembayaran cash (tunai) serta jika pedagang menawar dengan harga
yang dianggap belum cocok menurut pertimbangan kelompok, maka sapi tidak
akan dijual. Kelompok memiliki tanggungjawab untuk berusaha mencarikan
pedagang yang lebih potensial. Keberadaan pendampingan kelompok pada
anggotanya dapat memberikan posisi tawar yang lebih kuat pada proses
penjualan sapi oleh peternak anggota. Meskipun pada proses pemasaran sapi
yang akan dijual telah mampu mereduksi peranan blantik, artinya jika dilihat dari
kondisi faktual proses penjualan sapi potong langsung ke pedagang sapi.
28
Segmentasi Pasar
1. Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang
berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau
kawasan. Didalam pemasaran Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur
hanya memasarkan ternaknya masih dalam tingkat lokal dan antar
kabupaten.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada
siapa produk ini harus ditawarkan. Untuk segmentasi demografis,
Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur melakukan penjualan pada
berbagai tingkatan umur dan tidak ada diskriminasi untuk memisahkan
laki-laki dan perempuan dalam penjualan. Namun rata-rata pembeli
ternak pembibitan sapi potong adalah laki-laki dengan umur > 40 tahun.
b) Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan
lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi.
a) Product (produk)
Dimensi sifat dan mutu keragaman adalah dimensi yang dinilai baik
kinerjanya oleh pelanggan dan merupakan salah satu kekuatan utama dari aspek
internal perusahaan maka aternatif strategi yang dapat dilakukan adalah
mempertahankan sifat dan mutu produk. Selain itu pelayanan harus lebih
29
ditingkatkan, karena usaha ini berhubungan langsung dengan konsumen dengan
produk ternak hidup (pedet dan dara), maka perlu ada nilai tersendiri untuk
bersaing dengan perusahaan sapi potong, dengan cara meningkatkan kecepatan
dan keramahan dalam penjualan.
b) Price (struktur harga)
Penentuan harga merupakan proses unik, karena melibatkan tawar
menawar yang dapat diprediksikan dari aspek cost, value dan competitor, karena
ini paling spesifik dan unik dari tiap kasus yang dihadapi kelompok. Alternatif
yang digunakan adalah dengan menetapkan harga yang lebih bersaing (lebih
rendah). Alternatif lain adalah memberikan potongan harga untuk transaksi
pembelian dengan jumlah tertentu, misalnya dengan strategi potongan harga
secara teratur dan disesuaikan dengan momen tertentu, tetapi tidak lupa dengan
pertimbangan perhitungan biaya selama pemeliharaan.
c) Promotion (strategi promosi)
Strategi distribusi yang dilakukan dinilai baik oleh konsumen, tetapi ada
beberapa kekurangan yang harus segera diantisipasi oleh kelompok, yaitu
jumlah pemasaran yang terbatas, maka alternatif strateginya adalah melakukan
promosi untuk lebih meningkatkan penjualan. Pelaksanaan strategi hendaknya
diiringi oleh upaya membuat studi kelayakan untuk melihat, apakah strategi
tersebut tepat diilakukan. Selain memerlukan investasi dalam jumlah besar,
kelompok juga harus mampu melihat, apakah terdapat konsumen yang menjadi
pasar sasarannya. Strategi yang dapat dijalankan untuk kegiatan promosi
adalah:
1. Personal selling
Strategi personal selling adalah menjaring konsumen melalui
penawaran dengan alat komunikasi, dimana telepon merupakan andalan
dalam masyarakat. Selain itu pengenalan kualitas ternak dari mulut ke
mulut melalui konsumen yang sudah ada. Strategi untuk meningkatkan
kegiatan personal selling dapat dilakukan dengan memberikan bonus
kepada masyarakat yang telah membantu mempromosikan ternak sapi.
2. Testimoni
Testimoni dapat dilakukan di pasar tradisional untuk memperoleh
pengakuan dari konsumen yang datang dan meyakinkan konsumen
tentang uraian dari pihak Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur
mengenai mutu produk dari hasil kelompok.
30
d) Place (strategi distribusi)
Lokasi yang digunakan dalam proses pembibitan sapi potong Peranakan
Ongole terletak di dusun Prapatan, desa Asmorobangun, Kec. Puncu, Kab. Kediri
yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah penduduk.
e) People
Pihak-pihak yang terlibat dalam melakukan strategi pemasaran dalam
kelompok adalah anggota yang tergabung dalam kelompok itu sendiri (Kelompok
Tani Ternak Gangsar Makmur), didampingi oleh pengurus kelompok beserta
dibantu oleh masyarakat sekitar. Peran serta antar anggota kelompok sangat
membantu dalam melakukan penjualan maupun pemasaran ternak masing-
masing karena peran aktif antar anggota yang mampu menentukan nilai
penjualan dan juga dalam mencari bakul/blanthik dan peternak yang
membutuhkan.
f) Process
Pembibitan ternak sapi potong Peranakan Ongole berdasarkan SOP
Pembibitan ternak sapi potong dimana usaha dimulai dari pemeliharaan indukan
sampai menghasilkan anakan dan dana diperoleh dari dana hibah Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan pada tanggal 23 November 2016.
g) Physicall evidence
Proses budidaya pembibitan sapi potong yang dilakukan masih
menggunakan sistem tradisional dimana peternak mengandangkan ternak
sapinya dengan milik ternak sapi yang lain dalam kandang yang sama.
c) Analisis SWOT
Perumusan strategi dilakukan dengan mengombinasikan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi empat kelompok perumusan
strategi (Tabel 2) yang terdiri dari strategi Kekuatan – Peluang (S – O), Kekuatan
– Ancaman (S – T), Kelemahan – Peluang (W – O) dan Kelemahan – Ancaman
(W – T). Hasil analisis SWOT berupa perumusan strategi perlu
diimpelementasikan pada kebijakan Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur.
Langkah-langkah tersebut diimplementasikan pada aspek bauran pemasaran
(4P) seperti product, price, place and promotion.
31
Tabel 3. Matriks Analisis SWOT
Faktor Internal Faktor Kekuatan (S) Faktor Kelemahan (W)
1. Tenaga kerja yang handal di 1. Manajemen bersifat
bidang produksi keluargaan
2. Mutu ternak yang terjamin 2. Tenaga pemasaran
3. Fasilitas penunjang yang sapi potong kurang
mendukung seperti alat handal
timbangan dan sarana 3. Kurangnya promosi
transportasi ternak
4. Loyalitas antar anggota dalam 4. Pemanfaatan
kandang limbah untuk pakan
5. Pakan mudah diperoleh ternak yang belum
maksimal
5. Jumlah produk yang
masih terbatas
6. Kematian ternak
Faktor Eksternal
32
d) Analisis Keuangan
Analisis laporan keuangan disini bertujuan untuk mengetahui posisi
keuangan di Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur saat ini. Biaya yang
dikeluarkan oleh KTT Gangsar Makmur terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
a) Biaya Investasi
Yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk investasi harta tetap. Harta
tetap adalah sarana prasarana usaha yang mempunyai jangka usia ekonomi
atau usia pemakaian yang panjang atau berumur tahunan. Misalnya : biaya
pembangunan kandang, biaya peralatan, biaya gudang paka, mesin pencacah,
serta sewa tanah.
b) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah sedikitpun walaupun jumlah
barang yang diproduksi dan dijual berubah-ubah dalam kapasitas normal. Biaya
tetap dalam analisa usaha di Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur terdiri dari
gaji karyawan, sewa lahan, bangunan kandang, bangunan gudang pakan, mesin
pencacah dan peralatan kandang.
c) Biaya Variabel
Adalah besarnya biaya yang tergantung pada banyaknya produk dan jasa
yang dihasilkan. Semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap
akan semakin tinggi dan sebaliknya. contoh biaya variabel antara lain: pembelian
bibit sapi betina, biaya HMT, konsentrat, mineral, vitamin dan obat-obatan serta
jasa inseminator.
33
Tabel 4. Analisis usaha pembibitan sapi potong dalam 1 periode (2 tahun).
34
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Nilai penyusutan didapatkan dari . dari perhitungan diatas
𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖
didapatkan nilai penyusutan dari usaha ini sebanyak Rp. 1.350.000 dalam 1
periode pembbitan.
35
Rp 64.585.000
=
17 𝑒𝑘𝑜𝑟
= Rp 3.799.118,-
Berdasarkan hasil analisis BEP harga sapi, nilai BEP harga = Rp. 3.799.118,-
< Rp. 7.000.000,- dimana usaha ini dinilai layak karena nilai BEP harga sapi
lebih rendah daripada harga jual sapi yaitu Rp 3.799.118,- /ekor
𝑅𝑝 3.799.118,00
=( ) × 17 𝑒𝑘𝑜𝑟
𝑅𝑝 7.000.000
= 9 ekor
Berdasarkan hasil analisis BEP Produksi, nilai BEP produksi = 9 ekor dimana
usaha ini dinilai untung. Sehingga untuk dapat menghasilkan keuntungan
maka peternak dalam memelihara sapi potong harus memperoleh hasil
anakan (pedet) minimal 9 ekor tiap 1 kali periode pemeliharaan dengan
indukan sebanyak 17 ekor.
Rp 132.000.000
=
Rp 64.585.000
=2
Berdasarkan hasil analisis R/C Ratio, usaha pembibitan sapi potong dikatakan
untung karena nilai R/C Ratio = 2 > 1, sehingga usaha dikatakan layak untuk
dikembangkan. Artinya bahwa setiap Rp. 1,00,- biaya yang dikeluarkan
peternak untuk hasil produksi akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
2,0 atau keuntungan sebesar Rp. 1,0.
5. Benefit Cost Ratio (B/C)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
B/C = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑇𝐶)
Rp 58.373.100,−
= × 100%
Rp 64.585.000
= 3,7
36
Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa B/C Ratio pada usaha pembibitan sapi
potong dinilai untung karena diperoleh nilai B/C Ratio sebesar 3,7. Usaha dinilai
layak jika B/C Ratio > 1.
d) Analisis Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu
organisasi. Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Profil
peternak sebagai SDM pertanian adalah salah satu faktor penting yang perlu
diamati dalam proses produksi. Secara kualitas profil peternak dapat dilihat dari
umur, pendidikan, pengalaman dan pekerjaan. Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-
rata umur peternak masih muda (45,5) tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
fisik peternak masih mendukung untuk bekerja lebih baik. Kelompok yang
sudah mencapai tingkat madya dan berusia tua dinilai sudah tidak dinamis lagi
malahan mengarah ke kelompok yang tidak efektif. Pendidikan merupakan hal
penting yang dapat mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap terhadap hal-hal
baru yang diterima. Peternak yang mempunyai pendidikan tinggi (7,7%) menjadi
motivator, mobilisator dan juga menjadi komunikator untuk menjalin komunikasi
dengan unit kerja pemerintahan maupun swasta terkait.
37
Sedangkan pada tabel 7 akan dijelaskan mengenai pembagian
kompetensi pada bidang jabatan beserta spesialisasi pekerjaan atau jabatan
yang diemban pada Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur sesuai profil
kelompok yang terdapat pada tabel 3 diatas.
38
SMA atau Dapat mengelola
sederajat S1 keuangan serta segala
Administrasi dan
3. (mahir dalam > 1 tahun pencatatan baik itu
keuangan
mengelola pemasukan maupun
keuangan) pengeluaran
Dapat bekerjaa sesuai
Pemasaran dan
4. Minimal SD > 3 tahun target serta kebutuhan
operasional
intern maupun ekstern
Hasil analisis sumber daya manusia pada kelompok tani ternak Gangsar
Makmur menunjukkan bahwa peran antara peternak dengan pengelola sangat
berpengaruh terhadap kemajuan usaha pembibitan sapi potong. Hasil yang
diperoleh pada tabel 6 tentang analisis kompetensi SDM peternak rata-rata
masih sangat kurang jika dilihat dari umur, pekerjaan, pendidikan dan
pengalaman beternak. Rata-rata peternak menjadikan usaha pembibitan sapi
potong hanya untuk usaha sampingan saja. Pada tabel 7 dan 8 menunjukkan
analisis kondisi pengelolaan kelompok oleh pengurus, jika dibandingkan dengan
standar kompetensi pada bidang jabatan dan keahlian khusus, sudah pasti dinilai
sangat kurang. Perlu ada kriteria dan kompetensi yang lebih baik dan
terkualifikasi serta mempunyai keahlian khusus agar mampu mengelola
kelompok dengan baik lagi. Dengan demikian perlu adanya analisis kebutuhan
dan pengembangan SDM sebagai strategi awal dalam pengembangan usaha
pembibitan sapi potong agar lebih baik lagi, adapun data disajikan pada tabel 9
berikut ini.
Tabel 9. Analisis Kebutuhan dan Pengembangan SDM
Tingkat Pengalaman
No. Jabatan Keahlian khusus
Pendidikan (Tahun)
Mempunyai jiwa
pemimpin serta
1. Manajer S1 > 5 tahun
kemampuan dalam
memecahkan masalah
Pernah mempunyai
2. Bagian produksi Minimal SD > 3 tahun usaha budidaya sapi
potong
Mempunyai kecakapan
Administrasi dan
3. Minimal SMA > 3 tahun dalam mengoperasikan
keuangan
komputer
Mampu mengetahui
Pemasaran dan
4. Minimal SMP > 3 tahun berita ter up date mulai
operasional
dari hulu - hilir
39
Persyaratan untuk menjadi anggota kelompok yaitu harus harus melalui
tahap-tahap :berdasarkan penilaian masyarakat/anggota dan pengurus,
kepribadian calon anggota, serta kesanggupan dalam memelihara ternak sapi.
f) Organisasi Usaha
Cara pemiilihan pengurus kelompok berdasarkan hasil musyawarah dan
mufakat yang diadakan didalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi
organisasi Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur. Ketentuan tentang
kepengurusan terdapat dalam Anggaran Dasar Kelompok Tani Ternak Gangsar
Makmur Bab VII; Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani Ternak Gangsar
Makmur pasal 5 dan Peraturan Khusus Bab II tentang Ketentuan, Hak dan
Kewajiban Pengurus. Susunan kepengurusan inti saat sekarang untuk masa
bhakti 2014-2017 dijelaskan pada bagan 2 tentang Pengurus Kelompok Tani
Ternak Gangsar Makmur.
40
Pembina dan
Penasehat
Ketua Pengawas
Wakil
Ketua/Ketua
Sekretaris Bendahara
Bidang
Peternakan
Keterangan:
Ketua : Waridi
Pembina dan Penasehat : PPL (Siti Fatimah, S.Pd)
Mantri Ternak (Hadisono)
Kades Asmorobangun (Jasatin)
Pengawas : Darminto, Sukarlin, SE, Purnomo
Wakil Ketua/Ketua Bidang Peternakan : Suyono Sri
Sekretaris : Suyono Aini
Bendahara : Riyanto
Sie Instalasi, Limbah : Suwaji
Sie Produksi, Pakan, IB, Keswan : Suwaji
Sie Adm, data, recording : Kusnandar
Sie Keamanan dan Kebersihan : Sutrisno
Uraian tugas:
a) Ketua:
a. Sebagai pemimpin dan bertanggungjawab atas kegiatan kelompok
b. Memimpin dan mengendalikan kegiatan kelompok
c. Penghubung antara kelompok dengan dinas atau instansi lainnya
d. Pembahas dan pelopor dalam penerapan teknologi serta pemantuan
pelaksanaan kegiatan
41
b. Memberikan nasehat, petunjuk, bimbingan dan intervensi yang
dianggap perlu atas pengelolaan dan pelaksanaan suatu kegiatan
c. Melakukan pengawasan dan penilaian atas sistem pengendalian,
pengelolaan dan pelaksanaan pada seluruh kegiatan kelompok dan
memberikan saran-saran perbaikannya.
c) Pengawas:
a. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab
menjalankan tugas pengawas untuk kepentingan kelompok
b. Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama pengawas
c. Pengawas berwenang memeriksa dokumen, pembukuan ataupun data
lainnya yang terkait dengan kelompok
d. Mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh pengurus dan
memberi peringatan kepada pengurus
d) Ketua Bidang:
a. Membantu ketua dalam mengurusi bidang yang diampunya
b. Menghimpun permasalahan yang ada dan melaporkan kegiatannya
pada ketua
c. Membantu tugas dan kedudukan Ketua I apabila berhalangan
d. Melakukan wewenang Ketua I apabila berhalangan
e) Sekretaris:
a. Membantu ketua dalam bidang administrasi kelompok
b. Merencanakan dan merekam dalam buku notulen setiap kegiatan
c. Menghimpun masalah dan melaporkan kegiatan ketua
d. Membenahi, menyimpan dan memelihara data-data yang ada
f) Bendahara:
a. Menginventarisir keuangan kelompok (keluar masuknya uang) dalam
buku kas
b. Mengupayakan pemupukan modal untuk memperkuat modal
kelompok
c. Melaporkan perkembangan keuangan kepada anggota dan ketua
g) Sie:
Membantu tugas ketua bidang sesuai dengan sie yang diampunya
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan magang (PKL 1) di Kelompok Tani Ternak
Gangsar Makmur, dapat diperoleh kesimpulan antara lain sebagai berikut:
a. Sistem pemeliharaan ternak yang diterapkan dalam kandang komunal
masih bersifat tradisional, baik dalam proses budidaya/manajemen
pemeliharaan maupun dalam penyediaan pakan ternak karena hanya
mengandalkan hijauan.
b. Pembagian kewenangan pada pengelola dengan pengurus berdasarkan
spesifikasi pekerjaan sudah sesuai, hanya perlu kriteria standar pemilihan
pengurus kelompok lebih baik lagi.
c. Rantai pemasaran ternak sapi potong yang masih panjang karena peran
makelar yang masih tinggi dalam penjualan. Dari peternak (Gangsar
Makmur) sesama peternak blanthik/makelar pejagal (RPH/TPH)
pasar hewan.
d. Berdasarkan hasil analisa kelayakan finansial bahwa usaha pembibitan
sapi potong dinilai layak ditinjau dari aspek laba diperoleh untung sebesar
Rp. 67.415.000, Break Event Point (BEP) harga sebesar Rp 3.799.118,
Break Event Point (BEP) produksi sebesar 9 ekor, Return Cost Ratio
(R/C) sebesar 2 dimana usaha dinilai layak jika R/C > 1, Benefit Cost
Ratio (R/C) sebesar 3,7 dimana usaha dinilai layak jika B/C > 1.
5.2. Saran
a. Dalam proses budidaya perlu dikenalkan tentang pemanfaatan teknologi
pakan alternatif dengan memanfaatkan usaha peternak dalam bidang
pertanian seperti pemanfaatan tebon jagung untuk dibuat pakan silase
sehingga pakan tidak tergantung pada hijauan segar.
b. Perlu penegakan mengenai fungsi AD-ART tentang pemilihan pengurus
kelompok.
c. Perlu pemutusan rantai penjualan sehingga tingkat profitabilitas yang
diterima peternak bertambah.
d. Perlu penyuluhan kepada peternak tentang pembuatan analisa usaha
agar dapat meningkatkan ekonomi dan pengetahuan peternak tentang
usaha yang dijalankannya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Daroini, Ahsin. "Pola Pemasaran Sapi Potong pada Peternakan Skala Kecil Di
Kabupaten Kediri." Jurnal Manajemen Agribisnis 13.1 (2013): 55-62.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
HADI, P.U. dan N. ILHAM. 2002. Problem dan prospek pengembangan usaha
pembibitan sapi potong di Indonesia. J. Penelitian danPengembangan
Pertanian. 21(4): 148 – 157.
Hafez, B. dan E.S.E. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animal 7th Edition.
Lippincott William & Wilkins : Baltimore, USA.
Permentan No. 54. Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik (Good Breeding
Practice).
Sarana. 2011. Profil Kelompok Tani Ternak Sapi Potong Gangsar Makmur. Dinas
Peternakan. Provinsi Jawa Timur, Kediri.
44
LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Magang Agribisnis
i. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG Keterangan
Gambaran umum perusahaan Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur
adalah suatu kelompok usaha agribisnis
yang bergerak dalam bidang peternakan,
khususnya pembibitan sapi potong
Peranakan Ongole. Sampai saat ini
jangkauan pasar yang telah dicapai oleh
kelompok masih dalam taraf lokal.
Kelompok ini didirikan pada tanggal 2 Mei
2002 yang berlokasi di rumah Bapak
Sarana.
Keunggulan komparatif 5. Adanya SDA yang tersedia banyak
seperti lahan, kandang, dan HMT.
6. Adanya tenaga kerja ahli yang menjadi
pengurus di kelompok Gangsar Makmur
sehingga kelompok menjadi lebih maju
dan mudah dalam pengembangannya.
7. Sistem manajemen dalam kelompok
yang sudah berjalan dengan baik.
8. Model manajemen dalam kelompok
yang mampu mensejahterakan
kelompok karena menggunakan sistem
bagi hasil.
Keunggulan kompetitif Mempunyai jasa pelayanan pengantaran
ternak sapi ke pembeli pada saat
berlangsungnya transaksi penjualan.
Potensi alam dan pasar Kecamatan Puncu merupakan bagian dari
Sentra Peternakan Rakyat Kab. Kediri yang
masih kaya akan SDA, baik pertanian
maupun peternakan. Dalam menunjang
proses budidaya, penyediaan HMT sangat
tercukupi. Seperti daun gajah, daun pucuk
tebu, rumput-rumputan, maupun limbah
pertanian.
2. Tujuan
Untuk apa melakukan usaha 1. Menumbuhkan rasa persaudaraan dan
persatuan petani peternak dan
pengusaha kecil mikro.
2. Meningkatkan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
3. Meningkatkan ilmu dan pengetahuan
anggota dalam berusaha tani terna dan
usaha kecil mikro.
ii. IDENTIFIKASI USAHA
1. VISI DAN MISI
Visi “Petani, Peternak dan pengusaha mikro
yang makmur dan sejahtera”.
Misi a. Menjadikan kelompok sebagai wahana
belajar dan akses untuk memperoleh
tekhnologi, informasi pasar, modal usaha.
b. Menjadikan kelompok sebagai: wahana
usaha untuk kesejahteraan anggota dan
masyarakat sekitar.
c. Mengelola limbah pertanian dan
peternakan sebagai rotasi yang
berkesinambungan.
d. Membuka lapangan kerja.
e. Memberikan pembiayaan/pinjaman modal
usaha.
f. Memberikan konsultan dan pelatihan
kepada anggota definitif, peternak, usaha
mikro dan kelompok binaan.
2. IDENTIFIKASI PELAKU USAHA
Nama usaha Pembibitan sapi potong di Kelompok Tani
Ternak Gangsar Makmur.
Bentuk Usaha Usaha Kelompok
SIUP -
SITU -
Perijinan lainnya Perijinan ke Desa dan Dinas Peternakan
Pemilik usaha Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur
Hak kepemilikan aset
1. Tanah: Sewa
2. Bangunan:
Kelompok
3. Ternak sapi
Kelompok
Segmentasi
Geografis Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur
hanya memasarkan ternaknya masih dalam
tingkat lokal dan antar kabupaten.
Penawaran -
Ketua : Waridi
Pembina dan penasehat : PPL, Mantri
Ternak,
Kades
Pengawas : Darminto
Kabid Nak : Suyono Sri
Sekertaris : Suyono Aini
Bendahara : Riyanto
Seksi-seksi:
1. Sie Instalasi : Suwaji
2. Sie Produksi, keswan : Helmi, Bima Ade
3. Sie adm, data, rec : Kusnandar
4. Sie keamanan dan kebersihan : Sutrisno
Uraian tugas Ketua:
- Sebagai pemimpin dan
bertanggungjawab atas kegiatan
kelompok
- Memimpin dan mengendalikan
kegiatan kelompok
- Penghubung antara kelompok dengan
dinas atau instansi lainnya
- Pembahas dan pelopor dalam
penerapan teknologi serta pemantuan
pelaksanaan kegiatan
Pembina dan penasehat:
- Membina dan membimbing suatu
kelompok
- Memberikan nasehat, petunjuk,
bimbingan dan intervensi yang
dianggap perlu atas pengelolaan dan
pelaksanaan suatu kegiatan
- Melakukan pengawasan dan penilaian
atas sistem pengendalian, pengelolaan
dan pelaksanaan pada seluruh
kegiatan kelompok dan memberikan
saran-saran perbaikannya.
Pengawas
- Pengawas wajib dengan itikad baik
dan penuh tanggungjawab
menjalankan tugas pengawas untuk
kepentingan kelompok
- Pengawas berwenang bertindak untuk
dan atas nama pengawas
- Pengawas berwenang memeriksa
dokumen, pembukuan ataupun data
lainnya yang terkait dengan kelompok
- Mengetahui segala tindakan yang
dijalankan oleh pengurus dan memberi
peringatan kepada pengurus
Ketua Bidang
- Membantu ketua dalam mengurusi
bidang yang diampunya
- Menghimpun permasalahan yang ada
dan melaporkan kegiatannya pada
ketua
- Membantu tugas dan kedudukan Ketua
I apabila berhalangan
- Melakukan wewenang Ketua I apabila
berhalangan
- Bersama Sekretaris menandatangani
surat-surat keluar dan ke dalam yang
berkaitan dengan kelompok apabila
Ketua I berhalangan
- Memantau kinerja setiap seksi.
Sekretaris:
- Membantu ketua dalam bidang
administrasi kelompok
- Merencanakan dan merekam dalam
buku notulen setiap kegiatan
- Menghimpun masalah dan melaporkan
kegiatan ketua
- Membenahi, menyimpan dan
memelihara data-data yang ada
Bendahara:
- Menginventarisir keuangan kelompok
(keluar masuknya uang) dalam buku
kas
- Mengupayakan pemupukan modal
untuk memperkuat modal kelompok
- Melaporkan perkembangan keuangan
kepada anggota dan ketua
Sie:
- Membantu tugas ketua bidang sesuai
dengan sie yang diampunya
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan