Anda di halaman 1dari 8

JIIA, VOLUME 4, No.

3 SEPTEMBER 2016

ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TERNAK KALKUN MITRA ALAM


KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG

(Business Analysis and Strategic Development of Mitra Alam Turkey farm


In Pringsewu District of Lampung Province)

Adelia Rizky, Dwi Haryono, Eka Kasymir

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian,Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1
Bandar Lampung 35145, Telp. 082281877895, E-mail: aadeliarizky@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to analyze business activities and strategic development of Mitra Alam turkey farming
Pringsewu Districtof Lampung Province. This research method is a case study, using descriptive data
analysis by applying the formulation of economic evaluations which arerevenue, Break Even Point (BEP),
R/C ratio and SWOT analysis. These results indicate that turkey farm of Mitra Alam is potential to be
developed. The position of Mitra Alamturkey farm is in quadrant II which belongs to diversification area.
The priorities strategic for Mitra Alamturkey farm are development of quality product by following the
coach and business training to develop turkey breeding in other places, using advanced technologies to
increase the quality and quantity according to the preference of people on consumeing high nutritious
product, hire a professional animal husbandry to keep the quality, so people know the benefits of turkeys.

Key words: strategic development, SWOT analysis, turkey farm

PENDAHULUAN dibandingkan dengan unggas lainnya.


Pertumbuhan kalkun lebih cepat dan dapat
Sektor pertanian memberikan peranan penting menyediakan daging 2-3 kali lebih banyak.
dalam perekonomian Indonesia. Subsektor Keunggulan daging kalkun lainnya yaitu memiliki
pertanian yang memiliki potensi baik untuk lemak dan kolestrol yang rendah serta aman
dikembangkan adalah peternakan. Pembangunan dikonsumsi karena pemeliharan secara alami,
peternakan bertujuan untuk menghasilkan produk sehingga kalkun dapat menjadi alternatif ternak
ternak yang mampu mencukupi kebutuhan unggas sebagai sumber protein masyarakat.
masyarakat akan protein hewani. Jumlah populasi
masyarakat Indonesia yang terus meningkat serta Jumlah usaha ternak kalkun masih sedikit di dalam
pemenuhan akan protein hewani yang belum negeri, sehingga peluang usaha ternak kalkun
berjalan sesuai dengan harapan, menyebabkan sangat besar. Peternakan kalkun terbesar di
perlu adanya alternatif sumber protein hewani dan Provinsi Lampung berada di Desa Sukoharjo I
dorongan untuk pengembangan produk ternak. yang berdiri sejak tahun 2009. Usaha ternak ini
memiliki jumlah populasi kalkun terbanyak.
Industri perunggasan menjadi pemicu utama Pendirian usahaternak dilakukan untuk memenuhi
perkembangan usaha pada subsektor peternakan. permintaan daging unggas khusus nya daging
Unggas menjadi produk ternak paling banyak kalkun, serta dilator belakangi oleh kondisi
dipilih oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi permintaan masyarakat yang terus meningkat atas
kebutuhan protein hewani karena produk unggas produk unggas.
mudah diperoleh dan ketersediaan beraneka ragam.
Pengembangan ternak unggas menjadi cara yang Usaha ternak kalkun Mitra Alam memiliki harapan
tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan memperoleh keuntungan besar dari hasil menjual
protein hewani yang terus meningkat seiring produk kalkun. Berdasarkan keterangan pemilik
dengan peningkatan jumlah penduduk dan ternak produksi kalkun yang dihasilkan tidak
pendapatan masyarakat. sesuai dengan potensi genetiknya, sehingga tidak
mampu memenuhi permintaan masyarakat yang
Kalkun adalah salah satu unggas yang dapat terus meningkat. Hal tersebut tentu berbeda dengan
dijadikan ternak penghasil daging dan telur tujuan usaha ternak kalkun Mitra Alam untuk
(Rasyaf dan Amrullah 1983). Daging kalkun memperoleh keuntungan maksimal, yang
memiliki protein tinggi dan rasa lebih enak seharusnya semakin banyak jumlah barang yang

235
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

ditawarkan maka kemungkinan memperoleh Evaluasi ekonomisecara matematis, dapat dihitung


keuntungan akan semakin besar. menggunakan rumus berikut :

Analisis usaha berdasarkan evaluasi ekonomi perlu TC = FC + VC…………………….......……..…(1)


dilakukan pada usaha ternak kalkun Mitra Alam
agar dapat melihat tingkat pendapatan yang telah Keterangan :
dicapai serta memberikan manfaat bagi usaha TC = Biaya total (Rp)
ternak untuk mengetahui kemampuannya. FC = Biaya tetap (Rp)
Permasalahan yang ada pada usahaternak kalkun VC = Biaya variabel (Rp)
Mitra Alam merupakan permasalahan yang berasal
dari faktor internal maupun faktor eksternal yang TR = Q x PQ…………………........…………...(2)
dapat menghambat pengembangan usaha, sehingga
perlu adanya perumusan strategi pengembangan Keterangan :
ternak kalkun Mitra Alam yang didasarkan pada TR = Penerimaan total (Rp)
analisis menyeluruh terhadap faktor lingkungan Q = Jumlah produk (Ekor)
eksternal dan internal untuk memperoleh strategi PQ = Harga (Rp)
yang tepat dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Berdasarkan permasalahan yang ada, Arviansyah (2015) menjelaskan total pendapatan
maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat diperoleh dengan cara mengurangi total
keuntungan usaha ternak kalkun Mitra Alam, penerimaan dengan total biaya dalam suatu proses
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dan, produksi. Perhitungan total pendapatan menurut
menyusun strategi prioritas pengembanganusaha Soekartawi (2002) dapat dirumuskan sebagai
ternak kalkun Mitra Alam. berikut :

METODE PENELITIAN π = TR – TC…………........…………….…...….(3)

Penelitian ini dilakukan pada usaha ternak kalkun Keterangan :


Mitra Alam di Desa Sukaharjo I Kabupaten π = Pendapatan(Rp)
Pringsewu, karena usaha ternak kalkun Mitra Alam TR = Penerimaan Total (Rp)
adalah satu-satunya usahaternak kalkun terbesar TC = Biaya Total (Rp)
yang ada di Provinsi Lampung. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus TFC
BEP unit = .……................(4)
adalah suatu metode penelitian yang memusatkan Harga Penjualan -AVC
diri secara intensif dan mendalam terhadap suatu
objek dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus Keterangan :
(Nawawi 1991). Data yang dikumpulkan dalam TFC = Biaya tetap (Rp)
penelitian ini adalah data primer dan data AVC = Biaya variabel (Rp)
sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner
dan wawancara langsung dengan pemilik usaha Total Biaya
ternak kalkun Mitra Alam, data sekunder diperoleh BEP Harga = ……................(5)
Volume penjualan
dari instansi pemerintah terkait.
Analisis R/C rasio digunakan untuk mengetahui
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah apakah usahaternak kalkun MitraAlam di Desa
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis Sukoharjo I Kabupaten Pringsewu layak untuk
kuantitatif digunakan untuk menghitung dikembangkan atau tidak layak untuk
pendapatan usaha ternak kalkun Mitra. Metode dikembangkan. Anggraini (2015) melakukan
analisis data kualitatif yang digunakan untuk perhitungan R/C rasio dengan membagi antara
menyusun strategi pengembangan usaha ternak penerimaan dan total biaya. Analisis R/C rasio
kalkun Mitra Alam yaitu menggunakan analisis dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
SWOT.
R/C rasio = Penerimaan/Total Biaya..…........…(6)
Analisis Pendapatan
Kriteria penilaian R/C rasio sebagai berikut :
Analisis pendapatan berdasarkan evaluasi ekonomi 1) R/C > 1, usaha ternak kalkun Mitra Alam layak
dilakukan untuk mengetahui pendapatan usaha untuk dikembangkan,
ternak kalkun Mitra Alam untuk satu periode.

236
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

2) R/C = 1, usaha ternak kalkun Mitra Alam tidak produksi, dan pemasaran, sedangkan untuk
untung dan tidak rugi, dan komponen eksternal yang digunakan yaitu lembaga
3) R/C < 1, berarti usaha ternak kalkun Mitra Alam pengembangan usaha, perkembangan teknologi,
tidak layak dikembangkan. pasar, konsumen, dan kebijakan pemerintah.

Strategi Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui Proses Pembibitan dan Pembesaran Kalkun
faktor-faktor internal dan eksternal pada usaha Mitra Alam
ternak kalkun Mitra Alam. Tujuan analisis
lingkungan internal adalah untuk melihat seberapa Berdasarkan hasil pengamatan pembudidayaan
besar kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha ternak kalkun Mitra Alam di Desa Sukoharjo
organisasi (Wheleen dan Hunger 2004). Faktor- I Kabupaten Pringsewu dibagi dalam dua proses
faktor SWOT tersebut akan menganalisis yaitu pembibitan dan pembesaran. Hal tersebut
bagaimana cara memaksimalkan kekuatan dan dilakukan pemilik berdasarkan pengalaman dan
peluang, serta meminimalkan kelemahan dan pengetahuan yang didapatkan dari berbagai
ancaman, untuk merencanakan strategi yang literatur. Pembibitan kalkun dimulai dari seleksi
sepatutnya diambil pada masa mendatang induk hingga menetaskan telur untuk memperbaiki
(Rangkuti 2005). kualitas bibit dan memperbanyak populasi,
sedangkan pembesaran difokuskan untuk
Penyusunan strategi pengembangan dilakukan mendapatkan nilai tambah dengan cara
melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, dengan meningkatkan bobot maupun kualitas kalkun.
cara menentukan faktor internal dan faktor Usaha ternak kalkun Mitra Alam melakukan
eksternal. Tahap kedua, yaitu pemberian bobot pembibitan dan pembesaran secara terpisah dan
serta perangkingan tiap-tiap komponen ke dalam terspesialisasi.
matriks IFAS dan EFAS dengan pemberian skala
0,0 untuk komponen yang dianggap tidak penting Pembibitan
dan 1,0 untuk komponen paling penting. Tahap
ketiga, menyilangkan tiap-tiap komponen dari hasil Pembibitan kalkun dilakukan dalam beberapa
yang perangkingan matriks IFAS dan EFAS untuk tahapan, yaitu seleksi induk kalkun, pemeliharaan
menghasilkan strategi pengembangan dan tahap induk kalkun, penyimpanan telur kalkun,
terakhir melakukan pembobotan terhadap strategi penetasan telur kalkun, penanganan anak kalkun
yang dihasilkan berdasarkan visi misi yang umur 1 hari (day old turkey), pemeliharaan kalkun
dimiliki oleh usahaternak kalkun Mitra Alam, 1 hari sampai dengan 8 minggu. Seleksi induk
sehingga terdapat 10 strategi prioritas berdasarkan kalkun pada usaha ternak kalkun Mitra Alam
analisis SWOT. bertujuan untuk mendapatkan bibit kalkun yang
berkualitas sehingga pengembangbiakan kalkun
Pembobotan mengacu pada teori David (2004), yang menyangkut produktivitas telur, fertilitas,
yaitu menentukan derajat kepentingan relatif daya tetas dan kualitas anak kalkun sesuai yang
menggunakan tabel catur. Penentuan bobot faktor diharapkan. Induk kalkun yang telah diseleksi akan
internal dan eksternal dilakukan dengan masuk pada proses pemeliharaan.
memberikan bobot angka pada faktor kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman. Nilai Pemeliharaan induk kalkun bertujuan untuk
pembobotan adalah sebagai berikut, 0 jika faktor menghasilkan telur dengan jumlah dan kualitas
horizontal dianggap lebih penting daripada faktor yang optimal. Pemeliharaan induk kalkun
vertikal, 1 jika faktor vertikal dan horizontal dilakukan sesuai dengan kebutuhan kalkun dengan
dianggap sama-sama penting dan 2 jika faktor menerapkan teknologi yang ramah lingkungan
vertikal lebih penting daripada faktor horizontal. serta efisien. Pemeliharaan terdiri dari pemberian
pakan dan minum, sistem perkandangan, sanitasi
Penentuan komponen eksternal dan internal pada lingkungan dan cara tepat mengatasi penyakit.
penelitian ini mengacu pada komponen yang
digunakan oleh Prabowo (2015) dan Sari (2015) Usaha ternak kalkun Mitra Alam melakukan
serta kondisi keadaan usaha ternak kalkun Mitra penyimpanan telur yang dihasilkan indukan pada
Alam di Desa Sukoharjo I Kabupaten Pringsewu. lemari penyimpanan telur yang bertujuan untuk
Komponen internal pada penelitian ini antara lain, menjaga suhu serta kelembabannya. Telur kalkun
sumberdaya manusia, infrastruktur usaha, setelah melalui proses penyimpanan dilemari,

237
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

maka akan ditetaskan dengan bantuan mesin tetas kandang kalkun telah memenuhi beberapa
manual. Penggunaan mesin bertujuan untuk persyaratan seperti lokasi kandang terbuka agar
menghangatkan telur sehingga daya tetas telur udara tetap bersih dan sehat untuk perkembangan
kalkun mampu mencapai 70-80 persen. Waktu kalkun, jauh dari pemukiman penduduk dan
normal untuk menetaskan telur kalkun adalah 28 keramaian yang dapat menyebabkan kalkun stress,
hari. dekat dengan sumber air bersih, lahan di sekitar
kandang luas dan subur untuk menanam tanaman
Anak kalkun yang baru menetas memiliki beberapa pakan.
karakter yang berbeda dengan unggas lain. Oleh
karena itu, usaha ternak kalkun Mitra Alam Cara mencegah atau mengobati kalkun yang
melakukan pemindahan anak setelah anak kalkun dilakukan oleh usaha ternak kalkun Mitra Alam
berusia 8 Minggu. Pada usia kalkun 8 minggu, adalah dengan menggunakan beberapa herbal yang
anak kalkun baru dapat berdiri kokoh. berkhasiat untuk memperkuat sistem imunitas
kalkun. Herbal yang dapat menekan dan mencegah
Aspek Analisis Usaha Pembibitan Kalkun perkembangan virus antara lain adalah herbal
nimba, sambiloto, dan meniran.
Usaha ternak kalkun Mitra Alam memulai
usahanya dengan memproduksi DOT. Jumlah Aspek Analisis Usaha Pembesaran Kalkun
induk kalkun pada usahaternak kalkun Mitra Alam
adalah 53 ekor betina dan 27 ekor jantan. Satu ekor Bibit kalkun 8 minggu untuk pembesaran adalah
kalkun betina mampu menghasilkan 16 telur sebanyak 383 ekor, terdiri dari 307 ekor kalkun
dengan daya tetas rata-rata sebesar 70 persen, betina dan 76 ekor kalkun jantan. Kalkun
sehingga jumlah produksi DOT mencapai 594 ekor pembesaran oleh pemilik usahaternak kalkun Mitra
dalam satu kali proses produksi. Alam dijual sebagai bibit maupun daging. Bobot
rata-rata karkas kalkun betina dan jantan adalah
Hasil pembibitan DOT, selanjutnya akan 2,3-3,9 kg. Penjualan kalkun terdiri dari penjualan
dibesarkan menjadi kalkun bibit 8 minggu, dimana daging dengan harga Rp85.000/kg dan harga bibit
total biaya produksi untuk 168 ekor bibit kalkun 8 mencapai Rp250.000 – Rp360.000.
minggu adalah Rp18.917.238. Harga jual untuk
bibit kalkun umur 8 minggu yaitu Rp120.000 maka Total biaya produksi untuk pembesaran kalkun
pendapatan atas biaya total sebesar Rp1.183.722 jantan dan betina yaitu Rp67.022.649. Pendapatan
per produksi bibit kalkun 8 minggu. Nilai titik atas biaya total usaha ternak kalkun Mitra Alam
impas (BEP) volume produksi yaitu 127 ekor dan untuk kegiatan pembesaran mencapai
nilai titik impas (BEP) harga adalah Rp23.257.141. Pendapatan tersebut diperoleh dari
Rp112.933/ekor. Nilai BEP Volume produksi serta hasil penerimaan penjualan kalkun pembesaran
BEP harga menunjukan bahwa usaha ternak kalkun dikurangi biaya produksi untuk pembesaran kalkun
Mitra Alam harus menjual bibit kalkun 8 minggu dimulai dari kalkun berumur 8 minggu.
sebanyak 127 ekor atau menjual sebesar
Rp112.933/ekor agar dapat mencapai titik impas. Nilai titik impas (BEP) volume produksi
pembesaran adalah 157 ekor kalkun betina dan 50
Pembesaran ekor kalkun jantan yang diperoleh dari total biaya
tetap tunai dan yang diperhitungkan dibagi dengan
Proses pembesaran pada usaha ternak kalkun Mitra harga penjualan per unit kalkun yang kemudian
Alam dimulai pada umur kalkun 8 minggu dengan dikurangi dengan biaya variabel rata-rata. Nilai
lama pemeliharaan 12 minggu dan16 minggu. titik impas (BEP) harga kalkun betina dewasa yaitu
Perawatan kalkun terdiri dari pemberian pakan dan Rp172.748 dan untuk kalkun jantan adalah
minum, sistem perkandangan dan sanitasi Rp279.796. Nilai perhitungan BEP menunjukan
lingkungan serta penanganan penyakit. bahwa usaha ternak kalkun Mitra Alam mampu
menghasilkan dan menjual kalkun diatas nilai titik
Hasil wawancara dengan pemilik usaha ternak impas. Hasil penjualan yang lebih dari nilai titik
kalkun Mitra Alam kalkun lebih menyukai hijauan impas tersebut menjadi keuntungan bagi usaha
daun, sehingga usaha ternak kalkun Mitra Alam ternak kalkun Mitra Alam untuk setiap
menanam sendiri tanaman pakan untuk menjamin penjualannya.
kualitas dan ketersedian pakan kalkun. Usaha
ternak kalkun Mitra Alam dalam menempatkan

238
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

Tabel 1.Analisis biaya dan pendapatan pada usaha ternak kalkun Mitra Alam per produksi

Uraian Jumlah Satuan Harga Nilai (Rp)


Penjualan Bibit
Penjualan bibit kalkun 8 minggu 168 Ekor 120.000 20.160.000
Penjualan bibit kalkun betina 20
minggu 92 Ekor 250.000 23.000.000
Penjualan bibit kalkun jantan 24
minggu 8 Ekor 360.000 2.880.000
Total 268 46,040,000
Uraian Jumlah Bobot (kg) Harga Nilai (Rp)
Penjualan Daging
Penjualan daging betina 215 2.3 85.000 42.032.500
Penjualan daging jantan 68 3.9 85.000 22.542.000
Total 283 64.574.500
Penerimaan 110.614.500
I. Biaya Variabel Jumlah Satuan Nilai (Rp)
Bibit kalkun 8 minggu 168 Ekor 15.240.571
Kalkun betina dan jantan 383 Ekor 59.746.935
Jumlah biaya variable 74.987.506

II. Biaya Tetap Jumlah Satuan Nilai(Rp)


Bibit kalkun 8 minggu 168 Ekor 3.676.667
Kalkun betina dan jantan 383 Ekor 7.275.714
Jumlah Biaya Tetap 10.952.381
Total Biaya Produksi 85.939.886
Keuntungan
1. Keuntungan atas Biaya Variabel 35.362.994
2. Keuntungan atas Biaya Total 24.674.614
R/C atas Biaya Variabel 1.48
R/C atas Biaya Total 1.29

Usaha ternak kalkun Mitra Alam melakukan kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada Tabel 2
penjualan bibit dan daging.Penjualan kalkun bibit dan 3. Lingkungan internal yang mempengaruhi
terdiri dari bibit kalkun 8 minggu, bibit kalkun 20 perkembangan usaha ternak kalkun Mitra Alam
minggu dan kalkun 24 minggu. Analisis diantaranya adalah sumberdaya manusia, lokasi
pendapatan usaha ternak kalkun Mitra Alam mulai usaha, teknologi penunjang, produksi, dan
dari pembibitan 8 minggu sampai dengan pemasaran. Penetuan komponen internal tersebut
pembesaran dapat dilihat pada Tabel 1. mengacu pada penelitian Sari (2015), dimana
lokasi usaha menjadi salah satu komponen internal
Berdasarkan Tabel 1, penerimaan dari hasil yang mempengaruhi perkembangan usaha
penjualan bibit kalkun adalah Rp46.040.000, perdagangan telur eceran di pasar tradisional.
sedangkan penerimaan hasil penjualan daging
kalkun adalah Rp64.574.500. Total penerimaan Lokasi yang strategis menjadi kekuatan utama bagi
yang diperoleh usaha ternak kalkun Mitra Alam usaha ternak kalkun Mitra Alam menjalankan
dalam satu periode produksi mencapai usahanya, dimana tanah yang subur dan luas
Rp110.614.500. Total biaya produksi untuk dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan pakan
pembibitan kalkun 8 minggu dan pembesaran ternak berkualitas dan dapat menjamin ketersedian
kalkun adalah Rp85.939.886. Keuntungan usaha pakan bagi kalkun. Lokasi usaha yang jauh dari
ternak kalkun Mitra Alam atas biaya total pemukiman menjadi keuntungan dalam
mencapai Rp24.674.614 dengan nilai R/C rasio mengembangan kalkun untuk menghindari kalkun
atas biaya total yaitu 1,29. Nilai R/C rasio tersebut menjadi stress. Kelemahan utama usaha ternak
>1, sehingga menunjukan bahwa usaha ternak kalkun Mitra Alam terletak pada penggunaan
kalkun Mitra Alam layak untuk dikembangkan. teknologi yang masih bersifat sederhana.
Teknologi produksi kalkun yang belum sesuai
Analisis SWOT dengan perkembangan yang ada menjadi salah satu
penyebab produksi kalkun usaha ternak Mitra
Analisis SWOT dilakukan untuk melihat Alam belum optimal. Keterbatasan modal menjadi
lingkungan internal dan eksternal yang kekurangan bagi usaha ternak kalkun Mitra Alam
berpengaruh dalam kelangsungan usaha ternak mengikuti perkembangan teknologi.
kalkun Mitra Alam. Tabel Matriks IFAS untuk

239
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

Lingkungan eksternal yang mempengaruhi Tabel 2. Matriks IFAS usaha ternak kalkun Mitra
perkembangan usaha ternak kalkun Mitra Alam Alam untuk kekuatan
diantaranya lembaga penunjang, konsumen,
teknologi, pesaing, dan kebijakan pemerintah. Komponen Faktor Internal Bobot Rating Skor
Tabel Matriks EFAS usaha ternak kalkun Mitra
Alam untuk peluang dan ancaman masing-masing SDM Pemilik usaha 0.22 3 0.66
berpengalaman
dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. dan sangat
memahami
Peluang pasar produk kalkun yang besar menjadi teknik
motivasi bagi usaha ternak untuk meningkatkan budidaya
kalkun
produksi bibit maupun daging kalkun, sedangkan Lokasi Lokasi usaha 0,26 3 0.78
kelemahannya terletak pada biaya kegiatan usaha ternak strategis
pelatihan dan pengembangan usaha ternak kalkun Teknologi Penerapan 0,22 2 0.44
yang relatif mahal. penunjang teknologi
penunjang
usaha
Skor terbobot pada faktor internal bernilai positif, Produk Produk 0,13 4 0.52
artinya usaha ternak kalkun Mitra Alam memiliki berkualitas
kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan Pemasaran Jumlah 0,17 2 0.34
kelemahan. Kekuatan yang ada dapat menutupi permintaan
produk kalkun
kelemahan karena total skor untuk kekuatan lebih terbilang tinggi
besar dibandingkan kelemahannya. Total skor Jumlah 1,00 2.74
kekuatan pada usaha ternak kalkun Mitra Alam
sebesar 2,74 dan total skor faktor kelemahan yaitu Tabel 3. Matriks IFAS usaha ternak kalkun Mitra
2,30. Alam untuk kelemahan
Hasil total skor ini sejalan dengan penelitian Komponen Faktor Internal Bobot Rating Skor
Prabowo (2015), mengenai strategi pengembangan SDM Seluruh
usahatani ubi kayu di Kecamatan Menggala kegiatan
Kabupaten Tulang Bawang yang meperoleh faktor bergantung 0.25 2 0.50
pada pemilik
internal bernilai positif, karena total skor faktor usaha ternak
kekuatan yaitu 2.51 lebih besar dibandingkan total Lokasi Kondisi jalan
skor kelemahan 1.55. Penentuan skor pada usaha usaha rusakdan
0.20 2 0.40
ternak kalkun Mitra Alam dilakukan dengan cara minim alat
mengalikan antara nilai bobot dan rating, sehingga transportasi
Teknologi Penggunaan
dapat diperoleh total skor. Hal tersebut sejalan penunjang teknologi
dengan penelitian Putri (2014), mengenai strategi produksi 0.20 3 0.60
pengembangan budidaya rumput laut di Pulau masih
Pahawang Kabupaten Pesawaran yang sederhana
Produk Produktivitas
memperoleh skor untuk setiap komponen dengan belum optimal
0.25 2 0.50
cara mengalikan antara masing-masing nilai bobot Pemasaran Belum adanya
dan ratingnya. kegiatan 0.10 3 0.30
promosi
Skor total faktor internal dan eksternal pada usaha Jumlah 1.00 2.30
ternak kalkun Mitra Alam dapat dibuat menjadi
diagram SWOT, dengan cara mendapatkan titik
potong antara sumbu X dan sumbu Y dari hasil
menghitung selisih nilai faktor internal dan faktor
eksternal. Nilai titik potong untuk sumbu X
diperoleh dari selisih antara kekuatan dan
kelemahan yaitu +0,44 dan titik potong sumbu Y
didapatkan dari hasil selisih antara peluang dan
ancaman yaitu -0,22. Diagram SWOT dapat dilihat
pada Gambar 1.

240
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

Tabel 4. Matriks EFAS usaha ternak kalkun Mitra III. Stability I. Growth
Alam untuk peluang

Faktor 0,44
Komponen Bobot Rating Skor W (-) S (+)
Eksternal
Lembaga Terdapat 0,32 2 0,64 -0,22
penunjang tempat
pembinaan dan
pelatihan usaha
beternak
kalkun
Kebijakan Dukungan 0,15 3 0,45 IV. Survival T(-) II. Diversifikasi
pemerintah pemerintah
Kabupaten Gambar 1. Diagram SWOT faktor internal dan
Pringsewu eksternal
untuk
pengembangan Berdasarkan diagram SWOT pada Gambar 1
kalkun
Kemajuan Perkembangan 0,11 2 0,22 terlihat bahwa usaha ternak kalkun Mitra Alam
teknologi kemajuan berada pada kuadran II. Kuadran II berada pada
teknologi posisi diversifikasi strategi yang artinya usaha
produksi, ternak kalkun Mitra Alam berada dalam kondisi
informasi,
komunikasi
mantap, namun menghadapi sejumlah tantangan
dan distribusi berat sehingga usaha ternak kalkun Mitra Alam
Konsumen Munculnya 0,21 2 0,42 akan mengalami kesulitan untuk terus menjalankan
gaya preferensi usahanya apabila hanya bertumpu pada strategi
masyarakat sebelumnya.
mengkonsumsi
produk
makanan Strategi Pengembangan
bernilai gizi
tinggi
Pesaing Peluang pasar 0,21 4 0,84
Strategi pengembangan usaha ternak kalkun Mitra
untuk produk Alam di Desa Sukaharjo I Kabupaten Pringsewu
kalkun yang adalah strategi yang lebih diprioritaskan serta
besar dipilih oleh pemilik usaha ternak kalkun, karena
Jumlah 1,00 2,57 dianggap berkaitan dan membantu dalam
pengembangan usaha ternak kalkun Mitra Alam.
Tabel 5. Matriks EFAS usaha ternak kalkun Mitra Strategi prioritas didapatkan dengan cara
Alam untuk ancaman menyilangkan faktor internal dan eksternal.
Adapun sepuluh strategi prioritas yang dapat
Total diterapkan sesuai dengan letak kuadran dan
Komponen Faktor Eksternal Bobot Rating
Skor
pendekatan visi misi usaha ternak kalkun Mitra
Lembaga Biaya pelatihan 0,25 4 1.00
penunjang relatif mahal
Alam adalah :
Kebijakan Minimnya 0,30 2 0.60
1. Meningkatkan pengalaman pemilik usaha dan
pemerintah kegiatanpengemb pengetahuan teknik budidaya kalkun untuk
angan kalkun meningkatkan produksi dengan mengikuti
lokal pembinaan dan pelatihan usaha beternak
Kemajuan Perkembangan 0,15 2 0.30 kalkun
teknologi teknologi sulit
diterapkan 2. Menggunakan teknologi penunjang usaha
Konsumen Pengetahuan 0,15 3 0.45 untuk menghasilkan produk kalkun berkualitas
masyarakat yang sesuai dengan munculnya gaya preferensi
rendah pada masyarakat mengkonsumsi produk makanan
kalkun
Pesaing Berkembangnya 0,15 3 0.45
bernilai gizi tinggi
produk unggas 3. Bekerjasama dengan seorang profesional
lain yang dibidang peternakan agar seluruh kegiatan
beragam idan tidak bergantung pada pemilik usaha ternak
lebih terjangkau untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas
Jumlah 1,00 2,80
sehingga konsumen mengetahui keunggulan
dan manfaat produk kalkun
O (+)

241
JIIA, VOLUME 4, No. 3 SEPTEMBER 2016

4. Memanfaatkan lokasi usaha ternak yang mengikuti pembinaan dan pelatihan usaha beternak
strategis dan lahan yang subur untuk kalkun di berbagai tempat.
menghasilkan daging kalkun secara alami
untuk menjaga kualitas kalkun, sehingga DAFTAR PUSTAKA
mampu bersaing dengan produk unggas lain
yang lebih terjangkau Arviansyah R, Widjaya S, Situmorang S. 2015.
5. Meningkatkan kegiatan promosi untuk Analisis pendapatan dan sistem pemasaran
menambah volume penjualan sehingga mampu susu kambing di Desa Sungai Langka
mengisi peluang pasar untuk produk kalkun Kecamatan Gedung Tataan Kabupaten
yang besar Pesawaran. JIIA, 3 (4) : 363-369. http://
6. Meningkatkan produksi dan inovasi untuk jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/vie
lebih menarik perhatian pemerintah dengan w/1085/990 [20 April 2016]
cara rutin mengikuti pembinaan dan pelatihan Anggraini HF, Hepiana DA, Adawiyah R. 2015.
agar kualitas kalkun terjaga Pendapatan dan kesejahteraan peternak
7. Memanfaatkan teknologi ramah lingkungan kambing anggota dan non anggota kelompok
hasil kreatifitas pemilik usaha ternak kalkun di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedung
Mitra Alam dengan tetap menyesuaikan Tataan Kabupaten Pesawaran. JIIA, 3 (4) :
perkembangan teknologi produksi agar 393-401. http://jurnal.fp.unila.ac.id/ index.
produksi kalkun Mitra Alam terus bertambah. php/JIA/article/view/1089. [28 April 2016]
8. Mengoptimalkan penjualan kalkun meskipun David FR. 2004. Konsep Manajemen Strategi. PT
kondisi jalan rusak dan minim alat transportasi Prehalindo. Jakarta.
untuk meningkatkan pendapatan sehingga Nawawi. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial.
pendapatan meningkat dan mampu mengikuti Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
perkembangan teknologi Prabowo IH, Haryono D, Affandi MI. 2015.
9. Meningkatkan kegiatan promosi untuk Strategi pengembangan usahatani ubi kayu
menambah volume penjualan dengan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang
memanfaatkan dukungan pemerintah Bawang. JIIA, 3 (1) : 48-56.http://jurnal
Kabupaten Pringsewu untuk pengembangan .fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1
kalkun 017.[28 April 2016]
10. Meningkatkan kualitas serta kuantitas sesuai Putri D, Sayekti WD, Rosanti N. 2014. Analisis
dengan jumlah permintaan produk kalkun yang pendapatan dan strategi pengembangan
tinggi sesuai dengan perkembangan kemajuan budidaya rumput laut di Pulau Pahawang
teknologi produksi, informasi, komunikasi dan Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten
distribusi. Pesawaran. JIIA, 2 (1) : 56-63. http://jurnal.
fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/561
KESIMPULAN . [28 April 2016]
Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik
Berdasarkan hasil penelitian usaha ternak kalkun Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia
Mitra Alam yang melakukan kegiatan pembibitan Pustaka Utama. Jakarta.
dan pembesaran kalkun lokal layak untuk Rasyaf M, Amrullah IK. 1983. Beternak Kalkun.
dikembangkan. Keuntungan usaha ternak kalkun Penebar Swadaya. Jakarta.
Mitra Alam dalam satu periode produksi mencapai Sari TY, Hudoyo A, Nugraha A. 2015. Analisis
Rp24.674.614 dengan nilai R/C rasio yaitu 1.29. finansial dan strategi pengembangan usaha
Hasil analisis lingkungan usaha ternak kalkun telur eceran di Pasar Tradisisonal Kota
Mitra Alam, maka komponen internal terdiri dari Bandar Lampung. JIIA, 3 (3) : 243-250.
sumberdaya manusia, infrastruktur usaha, http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/arti
produksi, dan pemasaran, sedangkan untuk cle/view/1048. [28 April 2016]
komponen eksternal yaitu lembaga pengembangan Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
usaha, perkembangan teknologi, pasar, konsumen, Pertanian. PT Raja Grafindo Persada.
dan kebijakan pemerintah. Strategi prioritas utama Jakarta.
yangdapat digunakan dalam mengembangkan Wheelen TL, Hunger DJ. 2004. Strategic
usaha ternak kalkun Mitra Alam yaitu Management and Business Policy. Ed 9.
meningkatkan pengalaman pemilik usaha dan Pearson Prentice Hall. New Jersey.
pengetahuan teknik budidaya kalkun dengan

242

Anda mungkin juga menyukai