Anda di halaman 1dari 2

SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai

Andalan Negeri) : Upaya Evaluasi investasi program UPSUS SIWAB pada


Program UBSUS SIWAB (Upaya Khusus tahun 2017 memiliki nilai sebesar Rp 1,41
Sapi Indukan Wajib Bunting) triliun, sehingga terdapat kenaikan nilai
Oleh : Muhammad Zainurrohim sebesar Rp 20,54 triliun.
Kementerian Pertanian berupaya Dengan adanya program tersebut
untuk tetap menjadikan komoditas daging tidak hanya mampu memberikan
sebagai target swasembada. Pada era kontribusi percepatan peningkatan
Kabinet Kerja, Kementerian Pertanian populasi sapi, akan tetapi juga mampu
tengah memiliki program UPSUS SIWAB mengubah pola pikir peternak rakyat
(Sapi Indukan Wajib Bunting), dan pada terhadap pemotongan betina produktif.
era Kabinet Maju, program tersebut Pemotongan sapi dan kerbau secara
digantikan menjadi program nasional pada periode Januari sampai
berkelanjutan bernama SIKOMANDAN dengan November 2018 juga menurun
(Sapi-Kerbau Komoditas Andalan Negeri). sebesar 8.5514 ekor. Jumlah pemotongan
Pada tahun 2016, pemerintah tersebut menurun hingga 57,12 persen
telah mencanangkan program Gerakan dibandingkan pemotongan betina
Birahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) dan produktif yang terjadi pada tahun 2017.
UPSUS SIWAB. Dari hasil evaluasi yang Data Ditjen PKH menyebutkan
dilakukan terhadap program tersebut bahwa kebutuhan daging sapi pada tahun
menunjukkan bahwa program tersebut 2019 diperkirakan mencapai 686.271 ton
mampu meningkatkan populasi sekaligus dengan asumsi bahwa konsumsi daging
mensejahterakan peternak. Kenaikan sebesar 2,56 kg/kapita/tahun. Adapun
tersebut dapat dilihat dalam interval asumsi tersebut didukung dengan data
tahun 2014-2017 yaitu mengalami ketersediaan daging sapi yang didasarkan
kenaikan sebesar 3,86 persen per poduksi dalam negeri yang mencapai
tahunnya. Kenaikan tersebut lebih besar 404.590 ton yang mana hasil tersebut
dibandingkan denga program GBIB dan dihasilkan oleh 2,02 juta ekor sapi yang
UPSUS SIWAB tahun 2012-2014 yang dipotong. Berdasarkan data tersebut
hanya menyumbangkan pertumbuhan menunjukkan bahwa masih diperlukan
sebesar 1,03 persen per tahun. 281.681 ton untuk menambal kekurangan
Pemerintah melakukan evaluasi kebutuhan gading dalam negeri, yang
selama 2016-2018 mengenai capaian mana kekurangan tersebut hanya dapat
program UPSUS SIWAB yakni melalui terpenuhi melalui impor.
pelayanan Inseinasi Buatan (IB) mulai dari Hasil tersebut tentu masih jauh
Januari 2017 hingga akhir Desember 2018 dari kata swasembada, perlu adanya
dengan merealisasikan 7.964.131 ekor gebrakan untuk meningkatkan laju
sapi. Kelahiran pedet mencapai 2.743.902 populasi ternak potong dalam negeri
ekor atau setara dengan Rp 21,95 triliun sehingga dapat mewujudkan swasembada
apabila diasumsikan harga pedet lepas daging. Untuk mengatasi hal itu, demi
sapih sebesar Rp 8 juta per ekor. Besarnya menggenjot populasi ternak potong untuk
menyuplai daging, kementan tengah
menyediakan langkah-angkah nyata guna
mengatasi hal tersebut.
Pertama, melalui Kementan,
pemerintah terus menggenjot dan
meningkatkan populasi sapi lokal dengan
program inseminasi buatan massal seperti
yang dilakukan sebelumnya. Kedua,
Kementan akan terus mendorong semua
elemen terutama pemerintah daerah dan
BUMN agar dapat lebih serius dalam
mengembangkan peternakan sapi, yakni
dengan memfokuskan pada beberapa
provinsi yang menjadi sentra produksi.
Ketiga, upaya peningkatan populasi sapi
juga dilakukan dengan sistem integrasi
dengan pekebunan sawit. Lahan sawit
yang digunakan untuk sistem integrasi
sapi-sawit hanya digunakan 0,9 persen,
artinya masih banyak lahan yang belum
dikembangkan secara optimal. Keempat,
swasembada pangan terutama daging
juga harus mempertimbangkan orientasi
bisnisnya, bukan hanya mengenai
permasalahan on-farmnya, akan tetapi
juga harus memikirkan bagaimana
mengimbanginya dengan menyesuaikan
pangsa pasar.

Anda mungkin juga menyukai