Disusun Oleh :
SUMARNO
NIM : 190210091
FAKULTAS AGROINDUSTRI
2022
1
HALAMAN PENGESAHAN
MANAJEMEN PAKAN
SUMARNO
NIM : 190210091
Diajukan kepada Program Studi Peternakan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana
Yogyakarta untuk memenuhi salah satu syarat guna Menyelesaikan Mata Kuliah Magang
Kerrja Perusahaan
Disetujui oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan begitu banyak
nikmat kepada kita sehingga penulis masih dapat menulis Laporan Magang Kerja Perusahaan
dengan judul “ MANAJEMEN PAKAN SAPI DI CV. MAWAR MEKAR FARM
KARANGANYAR”
Pembuatan Laporan Magang Kerja Perusahaan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak,
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir.Warwati Mildaryani, M.P selaku dekan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu
Buana Yogyakarta yang telah memberikan izin untukmelaksanakan Magang Kerja
Perusahaan sampai selesai.
2. Ir. Niken Astuti, M.P selaku Kaprodi Peternakan.
3. Dr. Ir. Sundari, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah MagangKerja Perusahaan.
4. Ir.Niken Astuti,M.P. Selaku dosen pembibing yang telah memberikan bimbingan dan
saran pada saat pembuatan proposal sampai dengan selesai.
5. Seluruh dosen Program Studi Industri Peternakan, yang banyak memberikan ilmu
yang bermanfaat kepada penulis.
6. Seluruh Karyawan CV. MAWAR MEKAR FARM yang mau menerima kami untuk
bergabung di CV. MAWAR MEKAR FARM.
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membantu dan membangun dari
semua pihak, demi perbaikan proposal dimasa yang akan datang.
3
DAFTAR ISI
COVER 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN .... 6
4
3.2 Materi Magang Perusahaan .... 13
A. Kesimpulan .... 18
B. Saran .... 18
Daftar Pustaka .... 19
LAMPIRAN .... 20
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
keberhasilan usaha ternaka sapi potong ditentukan oleh salah satu faktor terbesar
yaitu pakan.
B. Tujuan Khusus
Membuat mahasiswa UMBY menjadi lebih terampil dan mempunyai skill.
Memperoleh pengalaman dan keterampilan secara langsung dalam bidang
manajemen pakan ternak sapi peranakan ongole.
Mendapatkan pengalaman kerja langsung dari tempat pkl.
7
Melatih dan membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan di instansi yang berkaitan
dengan bidang pakan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
kg. Bobot hidup Sapi PO bervariasi, mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg.
Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak disilangkan
dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering diartikan sebagaisapi lokal
berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir.Sesuai dengan induk
persilangannya, Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja. Mempunyai
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, sapi ini juga
memiliki tenaga yang kuat. Aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal
setelah beranak, sedangkan jantannya memiliki kualitas semen yang baik.
Keunggulan sapi PO ini antara lain tahan terhadap panas, terhadap ekto dan
endoparasit, pertumbuhan relatif cepat walaupun adaptasi terhadap pakan kurang,
serta persentase karkas dan kualitas daging baik. (Kementerian Pertanian Direktorat
jenderal peternakan dan kesehatan hewan.2013).
2.3 Pakan Ternak Sapi Potong
Pakan Ternak Sapi Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk
pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan
produk (susu, anak, daging), serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan
adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai
dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik
dan dalam jumlah cukup (Tilman, 2008). Pakan ternak diberikan dalam jumlah yang
terbatas sesuai kemampuan peternak dan ketersediaan pakan sehingga tidak diketahui
apakah pakan yang diberikan tersebut sudah memenuhi kebutuhan atau tidak. Hal ini
dikarenakan peternak belum memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai pakan
ternak yang baik, sedangkan Siregar (2008).
2.4 Manajement Pakan
Pemberian pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara ad libitum dan
restricted (dibatasi). Pemberian secara ad libitum sering kali tidak efisien karena akan
menyebabkan bahan pakan banyak terbuang dan pakan yang tersisa menjadi busuk
sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya yang akan membahayakan ternak bila
termakan(Santosa, 2002). Tingkat konsumsi ternak ruminansia umumnya didasarkan
pada konsumsi bahan kering pakan, baik dalam bentuk hijauan maupun konsentrat,
persentase konsumsi bahan kering memiliki grafik meningkat sejalan dengan
pertambahan berat badan sampai tingkat tertentu, kemudian mengalami penurunan.
Rata•rata kemampuan konsumsi bahan kering bagi ruminansia adalah 2 • 3 % dari
berat badan (Mc.Cullough, 1973). Atau 2,5 – 3,2 % menurut (Sugeng, 2002).
10
2.5 Syarat Pakan Yang Baik
Pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi yang diperlukan
oleh tubuh sapi yaitu; karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Pakan tersebut disukai ternak (palatabilitasnya tinggi).
Pakan yang diberikan harus bersih dan tidak tercemar oleh kotoran atau bibit
penyakit yang nantinya dapat menggangu kesehatan maupun kebutuhan nutrisi
sapi tersebut. Hindari mengambil atau memanen rumput pagi hari sebelum
matahari terbit karena biasanya sangat rentan terdapat telur cacing, alangkah
baiknya rumput yang akan diberikan dijemur terlebih dahulu dibawah sinar
matahari selama beberapa jam sebelum diberikan ke ternak sapi potong.
Pakan yang diberikan tidak boleh dalam keadaan yang rusak (busuk,
bercendawan).
Hindari pemberian pakan berembun ataupun basah yang dapat memicu
terjadinya kembung perut/bloat pada sapi.
2.6 Sistem Pakan Pada Sapi Potong
Pemberian pakan yang diberikan pada sapi potong diarahkan untuk
penggemukan yang nantinya akan menghasilkan pertambahan berat badan yang
optimal dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu pemberian pakan hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas dan kualitasnya.
Pemberian pakan pada ternak sapi potong dapat dilakukan 2 kali sehari yakni pada
pagi, dan sore hari. Sedangkan untuk pakan konsentrat diberikan pada pagi hari
sebelum pemberian pakan hijauan, namun disarankan sebeleum memberi konsentrat
terlebih dahulu memberikan sedikit pakan hijauan untuk merangsang keluarnya liur
yang berfungsi sebagai buffer sehingga menjaga lambung sapi agar tidak asam.
Terdapat 3 cara dalam sistem pemberian pakan sapi potong yang ditujukan untuk
pemggemukan sapi tersebut diantaranya; penggembalaan (Pasture Fattening),
kereman (Dry Lot Fattening), dan mengkombinasikan keduanya.
Sistem penggembalaan (Pasture Fattening)
Pada sistem ini sapi potong digembalakan di padang rumput sepanjang
hari. Sapi baru dimasukkan ke dalam kandang pada saat malam hari. Pada
metode ini sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput, konsentrat
tidak diberikan sama sekali. Padang penggembalaan sebaiknya ditanami
11
tanaman legum seperti lamtoro, karena legum memiliki kandungan protein
yang tinggi. Metode ini lebih murah karena biayanya yang dikeluarkan untuk
pakan dan tenaga lebih rendah. Namun metode ini memberikan pertambahan
berat badan harian yang kecil.
12
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi yang menjadi obyek pengamatan dalam praktek kerja lapangan adalah
sapi peranakan ongole (PO) 15 ekorl, system pemberian pakan,jenis pakan,konsumsi
pakan,manajemen pemberian pakan dan juga kecukupan nutrien sapi peranakan
ongole (PO), Setia farm kecamatan Nombol kabupaten purworejo.
3.3 Pelaksanaan
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan untuk mendapatkan data- data yang
relevan dan akurat adalah metode survey dengan cara sebagai berikut :
1. Pengamatan
Pengumpulan data dengan cara mengamati langsung apa yang ada dengan
cara mengikuti langsung kegiatan yang ada di peternakan sapi PO.
2. Wawancara
Proses untuk mendapatkan suatu informasi dengan cara bertanya langsung
ke peternak PO.
13
3. Pencatatan
Proses pencatatan dengan cara mencatat kegiatan yang dilakukan selama di
peternakan sapi PO
4. Dokumentas
Proses pencatatan dengan cara mendokumentasikan kegiatan yang
dilakukanselama Magang Kerja perusahaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mawar Mekar Farm berdiri sejak tahun 1992 sampai sekarang. Perusahaan ini
awal mulanya merupakan peternakan sapi potong milik ayah dari Mas Hermawan
yang sekarang mengelolanya, yang bertujuan untuk mempermudah proses jual beli
sapi baik sapi bakalan, indukan, dan sapi qurban. Beliau merupakan lulusan sarjana
jurusan S1 keperawatan, artinya sangat bertolak belakang dengan profesinya yang
saat ini yaitu sebagai peternak sapi. Tidak seperti pemuda lain yang berkecimpung di
dunia digital dan teknologi, Hermawan memilih untuk beternak sapi. Peternakan
sapinya mampu menghasilkan sapi-sapi berkualitas yang menang perlombaan. Meski
masih duduk di bangku kuliah, pemuda ini sudah mampu mendirikan peternakannya
sendiri. Kecintaan terhadap sesuatu adalah hal yang menurut Hermawan mutlak untuk
dilakukan. Kecintaan itu juga harus diikuti dengan mental yang kuat dan tidak takut
untuk rugi. Kunci yang selalu Hermawan lakukan dalam usahanya, Waktu itu, ia
berhasil menjual sepuluh sapi milik saudara jauhnya ketika musim kurban tiba.
Keuntungan yang ia terima pun cukup besar bahkan mencapai ratusan juta. Tahun
berikutnya ketika ia menjual sapi untuk musim kurban, Hermawan mampu menjual
64 ekor sapi. Berangkat dari keuntungan yang banyak itu, Hermawan memberanikan
diri untuk terjun ke dunia peternakan sapi. Meskipun akhirnya ia mengalami kerugian
ratusan juta ketika masih duduk di bangku SMA. Meski sempat gentar, Hermawan
menolak untuk menyerah. Mulai dari saat itu, ia memutuskan untuk mempelajari
karakteristik sapi. Tidak hanya menjual tetapi juga mendalami sapi selama satu tahun.
Selama satu tahun itu pula, Hermawan mampu menutup kerugiannya. Dan sampai
sekarang seiring berjalanya waktu Setia Farm semakin berkembang pesat dan 18
mudah dikenal orang banyak
14
4.2 Kondisi Wilayah.
Peternakan Berkah Setia Farm merupakan salah satu peternakan yang terletak di
Desa Depokrejo, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peternakan ini berada
di daerah yang memiliki iklim tropis. Sistem sosial ekonomi masyarakat di daerah
tersebut rata-rata bekerja sebagai petani. Topografi di sana merupakan daerah dataran
rendah dengan temperatur udara kurang lebih 29° C dan kelembapan berkisar antara
70-78%. Temperatur tersebut tidak sesuai dengan pendapat Meyer et al. (2010) yang
menyatakan PETUGAS KANANG UNYUK SUGI PETUGAS PAKAN YULI
SEPTA SOPIR IRFAN SAFRUIN NAVIRIN AZHAROSYI WAHYU ERI 20 bahwa
temperatur lingkungan pada sapi yang dikandangkan lebih rendah (75,90F)
dibandingkan dengan temperature lingkungan sapi yang digembalakan (77,20F).
Praks (2013) juga menyatakan bahwa batas atas temperatur udara adalah 25- 26°C.
Populasi sapi peranakan ongole di Berkah Setia Farm berjumlah 27 ekor, 21 ekor
jantan, 4 ekor betina dan 2 anakan , kebanyakan sapi di setia farm adalah sapi yang
berukuran jumbo-jumbo karena di prioritaskan untuk sapi kontes dan juga untuk
qurban hari raya idhul adha. Umur sapi yang dipelihara rata-rata 2-3 tahun
mempunyai bobot baan kisaran 500kg–700kg. Semua kandang di peternakan sapi di
Berkah Setia Farm memiliki kapasitas yang sama, yaitu dapat dapat menampung 10
ekor sapi setiap kandangnya, dan tidak ada pembedan tempat untuk jenis sapi tertentu
atau menurut bobot badannya dan setiap kendang di rawat oleh satu orang yang
mengurus sapisapi tersebut dari kebersihan kendang dan juga pakannyan. Selama
kegiatan PKL kami mendapatkan data sapi-sapi dari, berat badan awal,berat badan
akhir dan pertambahan bobot badan hariannya, Sapi yang baru saja datang langsung
masuk kedalam kandang bersamaan dengan sapi lain tidak dikarantina lebih dahulu
karena disana tidak ada kendang karantina hanya dibiasakan dengan kondisi kandang
atau lingkungan setempat dan pakan yang diberikan, dan biasanya diberi obat cacaing.
Pemberian pakan pada pagi hari pukul 07.00 untuk pejantan dengan pemberian
komboransebanyak13,5kgperekornya,dengankomposisi,Konsentrat,Ampastahu,Gara
m,dan Air secukupnya. Sedangkan pemberian pakan untuk betina 7kg. sekitar pukul
09.00 pemberian hijauan sebesar 7kg per ekornya dengan pakan hijaun berupa
15
jerami,odot,pakcong. Kemudian pada sore hari pemberian komboran 13,5kg per
ekornya 15.00 dan pemberian jerami pukul 17.00 sebesar 7kg, sedangkan untuk betina
5kg . pemberiana jerami pada sore hari bertujuan untuk menimbulkan rasa kenyang
dan memenuhi sumber pakan serat kasar. Menurut Siregar (2003), sapi yang akan
digemukan dan memperoleh ransum yang terdiri dari hijaauan dan konsentrat harus
diatur pemberian pakannya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pemberian hijauan
pada sapi yang di gemukan sebaiknya dihindari pemberian yang sekaligus dan dalam
jumlah yang banyak.Pemberian demikian bisa mengakibatkan banyak hijuan yang
terbuang sehingga tidak efisien. Menurut hasil penelitian bahwa frekuensi pemberian
pakan duakali sehari hasilnya lebih baik namun dengan jumlah yang sama.
Pertambahan bobot badan harian yang berbeda juga dipengaruhi oleh jumlah
konsumsi pakan yang diberikan. Karena pakan yang diberikan memiliki kandungan
nutrien yang berbeda. Selain itu, yang lebih utama lagi adalah faktor genetik
( kemampuan tubuh dalam mengubah pakan menjadi produk atau PBB ). Kemampuan
sapi ataupun ternak lainnya dalam mengkonsumsi ransum adalah terbatas.
Keterbatasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang mencakup ternak itu sendiri,
keadaan ransum dan faktor luar lainnya seperti suhu udara yang tinggi dan
kelembapan udara yang rendah. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi maka
tidak mungkin mendapatkan angka yang tepat dan akurat untuk menentukan
kemampuaan sapi dalam mengkonsumsi ransum (Siregar, 1999). Pertambahan bobot
badan harian dihitung dari selisih bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal
kemudian dibagi dengan lama periode penggemukan (Rasyaf, 1993). Atau dapat
ditulis dengan rumus sebagai berikut:
16
5. Betina 457,96 470,46 12,5 0,5
6. Jantan 576 593,5 17,5 0,7
7. Jantan 817,96 840,46 22,5 0,9
8. Jantan 729 840,46 17,5 0,7
9. Jantan 784 804 20 0,8
10. Jantan 676 693,5 17,5 0,7
11. Jantan 635,04 650,04 15 0,6
12. Jantan 696,96 714,46 17,5 0,7
13. Jantan 686,44 703,91 17,47 0,7
14. Jantan 645,16 660,16 15 0,6
15. Jantan 676 691 15 0,6
17
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasrakan hasil praktik kerja lapangan yang saya sudah lakukan,maka dapat
saya simpulkan bahawa manajemen pakan ternaka sapi potong peranakan onggole di
Berkah setia farm Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo sebenarnya sudah
bagus karena sudah diatur dengan baik, Pemberian pakan komboran pada pagi hari
pukul 07.00 wib sekitar pukul 09.00 wib dan pemberian pakan komboran pada sore
hari pukul 15.00 wib dan pemberian jerami pukul 17.00 wib, dengan imbangan
konsentrat dan hijauan dalam ransum 70% dan 30%.
B. Saran
a. Pemberian air minum terhadap sapi masih belum sesuai dengan kebutuhan
sapi tiap harinya.
b. Sebaiknya membuat kandang karantina karena disana tidak ada kandang
karantina hanya dibiasakan dengan kondisi kandang atau lingkungan setempat
dan pakan yang diberikan.Padahal sebaiknya sapi yang baru saja datang di
tempatkan di kandang karantina terlebih dahulu hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya penularan bibit penyakit yang dibawa sapi ini
18
DAFTAR PUSTAKA
Fikar, S., Ruhyadi, D. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. PT AgromediaPustaka;
Jakarta.
Siregar. 2008. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta. Siregar, S. B.,
1996. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakara. 2003. Penggemukan
Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tilman, H., Hadiprojo. S., & Prawirokusumo, L. 2008. Ilmu Makanan Ternak
Dasar.Gadjah Mada University Press. Fakultas Petrenakan UGM
19
LAMPIRAN
20