Anda di halaman 1dari 14

Laporan Akhir Praktikum Teknologi Feedlot

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Misbahul Ummah (190210075)

2. Ayu inti ashari (190210042)

3. Sabikis Wibi Afuwan (200220090)

4.Riki Aulia (190210078)

5. M. Dzaky Alamsyah (190210072)

PRODI PETERNAKAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
Teknologi Feedlot” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum Teknologi Feedlot. Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistim pencernaan unggas di kehidupan
sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Ajat Sudrajat, S. Pt.,
M. Pt., IPP selaku Dosen Praktikum Teknologi Feedlot yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 30 Desember 2021

Penyusun

2
c

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Feedlot atau penggemukan yang biasa disebut dengan fattening adalah usaha


pemeliharaan ternak dengan cara pemberian pakan pada ternak dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan selama periode tertentu untuk mempercepat dan meningkatkan produksi daging.

Hasil dari feedlot itu sendiri berupa daging ternak yang kaya akan manfaat, mulai dari
Menjaga massa otot. Salah satu khasiat daging yang sayang dilewatkan yaitu membantu menjaga
massa otot, Meningkatkan performa latihan, Mencegah anemia. Memelihara sistem kekebalan
tubuh, dan Mempercantik kulit dan rambut.
Berdasarkan uraian tersebut, teknologi feedlot sangat penting untuk di dalamai. Kali ini
kelompok kami akan membahas mengenai analisis usaha feedlot kambing, desain kandang
peternakan domba dan juga ransum yang di gunakan untuk feedloat domba

B. Tujuana

Adapaun tujuan dari praktikum kali ini adalah:

1. Praktikan mengetahui analisis usaha yang akan di gunakan untuk peternakan feedlot
domba
2. Praktikum memahami manajemen yang baik untuk menunjang feedlot domba.
3. Praktikam diharapkan dapat membuat desain kandang peternakan feedlot domba yang
baik dan benar

C. Maanfaat Praktikum

Manfaat dari teknologi feedlot antari lain :


1. Praktikan dapatmengetahui analisis usaha yang akan di gunakan untuk
peternakan feedlot domba
2. Praktikum dapat memahami manajemen yang baik untuk menunjang feedlot
domba.

3
3. Praktikam diharapkan dapat membuat desain kandang peternakan feedlot domba
yang baik dan benar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Identitas Perusahaan

Dalam penggemukan ternak, parameter yang penting untuk diperhatikan yaitu laju
pertumbuhan, efisiensi pertambahan bobot badan, nilai ekonomis pakan, produksi karkas,
daging dan rasio feed per cast gain yang ekonomis. Sebelum ternak digemukkan akan
dilakukan grading. Sistem grading adalah metode pemilihan ternak, dengan tipe dan
ukuran yang sama untuk menyeragamkan program nutrisi dalam kandang. Grading sapi
dilakukan setelah sapi datang dl feedlot, Sistem grading menggambarkan berbagai jenis
sapi dalam feedlot. Sistem penilaian didasarkan pada ukuran kerangka tubuh (frame size)
dan ketebalan otot (musclethlckness) (Kuswati, 2016).

B. Analisis Usaha Perusahaan

Dalam dunia peternakan analisi usaha sangatlah penting untuk menunjang


agar usaha peternakan dapat dilakukan secara baik dan benar serta terhindar dari
kerugian dalam membangung usaha peternakan. Dalam analisis usah peternakan
berisi berbagai perhitungan berdasarkan perkiraan apa saja yang akan terjadi
dalam hal manajemen yang akan di lakukan dalam sebuah usaha peternakan,
mulai dari perencanaan harga ternaka yang akan dibeli, harga jual produk
peternakan sampai pada perkiraan laba yang akan di terima.

C. Desain Feedlot

Kandang merupakan tempat ternak melakukan segala aktivitas hidupnya.


Kandang yang baik adalah sesuai dengan persyaratan kondisi kebutuhan dan kesehatan

4
sapi. Persyaratan umum perkandangan adalah sinar matahari harus cukup sehingga
kandang tidak lembab, sinar matahari pada pagi hari tidak terlalu panas dan mengandung
sinar UV yang berfungsi sebagai desinfektan dan pembentukan vitamin D. Lantai
kandang selalu kering karena kandang yang lantainya basah apabila berbaring maka
tubuhnya akan basah yang dapat mengganggu pernapasan (Elizabeth, 2013)
Dalam sebuah peternakan, kandang menjadi hal yang penting karena didalam
kandanglah ternak akan sepenuhnya digemukkan. Maka dari itu, konstruksi kandang
harus kuat, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak lembab, tidak
menyebabkan licin dan mempunyai tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya. Konstruksi kandang harus mampu menahan beban benturan dan dorongan
yang kuat dari ternak, serta menjaga keamanan ternak dari pencurian. Tipe dan Bentuk
kandang dibedakan berdasarkan status fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu
kandang pembibitan, pembesaran, kandang beranak/ menyusui, kandang pejantan (Putra,
2016).

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data dan analisa

A. Identitas peternakan
 Nama: vita krisnadewi
 Alamat: Dero wetan, desa harjobinangun, kecamatan pakem kabupaten sleman
 Bentuk usaha:
 Jumlah ternak yang dipelihara: 80 ekor
 Komposisi populasi ternak:
1. Induk menyusu: 70
2. Induk tak menyusu
3. Pejantan :2
4. Dera:
5. Calon pejantan:12
6. Sapih: 12
7. Pedet:-
B. Perkandangan
1. Fasilitas perkandangan yang tersedia dalam perusahaan: timbangan dan kandang
karantina
2. Tipe kandang penggemukan: semi

C. Breeding/bibibt/bakalan
 Bangsa yang di pelihara: Domba Garut
 Alasan memelihara bangsa tersebutkarena kualitas lebih baik
 Tempat pembeliaan bibit: Tasik
D. Feeding
 Jenis pakan ataupun konsentrat yang di gunakan: polar hijauan berupa rumput
odot
 Jumlah pemberian pakan baik hijauan dan konsentrar: konsentrat 100 gram/hari

6
 Perbandingan konsentrat dan hijauan : 1:3
 Asal pakan hijauan dan konsentrat: tanam sendiri
 Cara mengatasi kekurangan pakan : tidak pernah terjadi kekurangan pakan
 Usaha pengolahan/pengawetan pakan: silase
 Cara menyusun ransum : tidak di mix
 Apakah dalam pemberian pakan di bedakan dalam hal fase hidup: sama semua
 Harga pakan: 17.000 perkarung
 Feed cost gain yang di hasilkan: 3.000/ekor
 Hal hal lain: pemberian pakan 4 kali sehari, pagi jam 8=konsentrat,jam 10=
rumput, jam 1 siang= kulit pkacang, sore= rumput

E. Manajemen pemeliharaan
 Cara merawat ternak sehari hari : di mandikana apabila kotor, dan setiap hari di
sanitasi
 Cara membersihkan lingkungan kandang: di bersihkan setiap hari
 Cara pencegahan dan pengobatan penyakit: menjaga lingkunagan agar tetap
bersih
 Pengolahan limbah: pembuatan pupuk cair
 Jarak penampungan limbah: sekitar 10 m dari kandang
 Manajemen limbah yang digunakan: menempatkan dalam satu tempat

F. Pemasaran
 Penjualan produk : lewat online seluuruh daerah
 Umur ternak yang di jual: induk bunting
 Berapa harga jual ternak: 2.500.000
 Kapan penjualan ternak:setiap saat sesuai permintaan
 Kriteria ternak yang akan di jual : tidak ada kriteria, sesuai permintaan saja
 Limbah peternakan di jual kemana: warga sekitar
 Keuntungan : 25-50 juta
G. Pengolahan limbah
 Limbah peternakna di olah/tidak: di olah
 Di olah dalam bentuk apa: pupuk cair
 Instalasi limbah ada/tidak : ada

7
B. Analisis usaha

Analisis usaha feedlot domba garut dengan pejantan 2 dan betina 70 ekor. Kandang dibuat
dengan dana 36.000.000 dengan pakan hijauan ambil langsung dai kebun sedangkan untuk
konsentrat dengan harga 17.000 per karung berikut lebih lengkapnya berikut analis usaha lebih
lengkapnya.

No Uraian
.
Komponen biaya dan pendapatan
A Komponen biaya
1. Sewa lahan
2. Pengadaan kandang 36.000.000
3. Pengadaan bibit
1). Pejantan 2 ekor 5.000.000
2). Betina siap kawin 70 ekor 140.000.000
4. Tenaga kerja(di kerjakan dengan tenaga sendiri) 0
5. Pengadaan pakan
1.) Hijauan (ambil dari kebun sendiri)
2.) Pakan penguat (8kg X 5.600 X 730hari) 32.700.000
6. Obat dan vitamin
1). Obat cacing 15 botol 210.000
2). Antibiotic 1 botol 100.000
3). Vitamin B 2 botol 28.000
Total biaya 205.038.000
7. Biaya pengadaan perlengkapan kandang 1.500.000
8. Biaya lain termasuk transportasi 1.000.000
207.538.000
Total biaya pengeluaran
B Komponen pendapatan
1. Hasil penjualan anak
1). anak lepas sapih (2x108x2.500.000) 540.000.000

2). Anak umur dua bulan 0

8
2. Produksi susu induk 0
3. Produksi pupuk kandang 8.550.000
Total penerimaan 548.550.000
C Keuntungan 341.012.000
D R/C 1,46
E B/C 0,46

C. Desain kandang feedlot

9
10
1. Komponen dalam feedlot

Kantor Ada
Gudang Pakan Ada
Fasilitas menaikkan dan menurunkan Tidak Ada
sapi
Fasilitas kesehatan Ada
Cattle yard Ada
Gerbang penimbangan Tidak Ada
Kandang Fattening. Breeding, dan karantina

2. Perlengkapan kadang

Gudang Pakan Ada


Tempat menaikkan dan menurunkan Tidak Ada
ternak
Chopper Ada
Mixer Tidak Ada
Timbangan ternak Ada

11
Alat berat pengangkut (excavator, dll) Tidak Ada

12
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
a. Desain dan layout kendang sangat mempengaruhi dalam kinerja ternak untuk
memproduksi produk ternak dengan baik, apabila desain dan layout tidak sesuai atau
kurang baik akan mempengaruhi kenyamanan dari ternak itu sendiri, sehingga ternak
tidak dapat memproduksi produk peternakan secara maksimal
b. Manajemen pemeliharan sangatlah perlu diperhatikan dengan serius, apabila manajemen
pemeliharaan di lakukan dengan tidak semestinya , komoditas ternak yang kitaa
usahakan tidak akan berjalan dengan baik bahkan hal terburuk yang akan terjadi yaitu
kematian ternak kita sendiri

13
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2008. Penggemukan Sapi Potong. Catatan XIV Ed. Revisi. Agro Media Pustaka.
Jakarta.

Kuswati K, dkk. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) 25 (2), 71-
79, 2016.

Santosa. 2006. Tata Laksana Pemeliharan Sapi Cetakan ke-1. Jakarta : Penebar Swadaya

Syarifuddin dan Hartono, Budi. 2019. Agribisnis Sapi Potong : Teori dan Aplikasi Usaha.
Malang : Media Nusa Creative

14

Anda mungkin juga menyukai