II
TINJAUAN PUSTAKA
10
330/342/Kpts/5.84.
Namun,
dengan SK ini
1981
dalam
rangka
meningkatkan
kesempatan
berusaha
dan
11
No.362/Kpts/T.N.120/5/1990
peternakan.
diarahkan
Selanjutnya
melalui
pola
dalam
tentang
tata
pengembangan
Kawasan
Industri
cara
usaha
Peternakan
perizinan
usaha
peternakan lebih
(KINAK).
Model
12
begitu makanan dikonsumsi olehnya. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini
dicerminkan dari tingkah lakunya yang sangat lahap. Frekuensi makan ayam
broiler lebih tinggi dibandingkan dengan ayam petelur, apalagi dimasa akhir
pemeliharaan.
Menurut Cahyono (1995), ayam broiler adalah istilah yang biasa dipakai
untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan. Ayam broiler
memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas penghasil daging dengan
konversi makanan irit, dan siap dipotong usia relatif muda. Ciri khas daging ayam
broiler adalah dagingnya empuk dan banyak, serta pengolahannya mudah tetapi
akan hancur dalam perebusan yang lama. Menurut Rahayu (2011), ayam ras
pedaging memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhannya
sangat cepat. Dalam waktu 30 hari telah mencapai 1,5 kg. Biasanya berbulu
putih dengan daging dada yang montok dan kaki yang gemuk kokoh.
1.2
13
14
rakyat
ayam
ras,
mengusahakan
permodalan
tetapi
tidak
pasar
adalah
arena
untuk
mengorganisasikan
dan
15
Pilihan pengertian pasar tergantung dari masalah yang akan dianalisis (Kohl dan
Uhl, 2002).
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang
atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, pertukaran, dan nilai produk (Philips, 1993). Pemasaran adalah
bagian yang sangat penting dalam suatu rangkaian proses produksi, salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya keuntungan yang akan dicapai
oleh para pelaku rantai pemasaran ayam ras pedaging, sehingga hal ini
ditentukan oleh proses pemasarannya. Adapun proses pemasaran, yaitu
(Philips, 2008):
1. Menganalisis kebutuhan konsumen akan output jasa.
2. Menentukan sasaran dan kendala pelaku rantai pemasaran.
3. Meneliti dan memilih tempat untuk dipasarkan.
4. Mengembangkan strategi pemasarannya.
5. Merancang program pemasaran.
6. Mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi.
Pemasaran didefinisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara
fisik dan ekonomi, dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen
(Downey dan Erickson, 1987). Di dalam teori pemasaran terdapat beberapa
materi pemasaran diantaranya, yaitu: rantai pemasaran, marjin pemasaran, biaya
pemasaran, dan harga pasar.
Menurut Philips (2008), rantai pemasaran terdiri dari seperangkat
lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk
memasarkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke konsumen.
16
17
1. Rantai pemasaran langsung adalah bentuk pemasaran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara.
2. Rantai pemasaran tidak langsung adalah bentuk pemasaran barang atau
jasa dengan menggunakan jasa perantara dan agen untuk memasarkannya
kepada konsumen.
Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima produsen, dan kumpulan balas jasa yang
diterima oleh pemasaran sebagai akibat adanya penawaran dan permintaan
(Napitupulu, 1986). Perubahan biaya, keuntungan dari perantara, harga yang
dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima oleh produsen, sifat barang
yang diperdagangkan dan tingkat pengolahan barang merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya marjin pemasaran.
Besarnya marjin pemasaran berkaitan dengan harga barang, jumlah
barang
yang
18
Dari peternak sampai ke pedagang pengecer ayam ras pedaging bisa jadi
didalamnya dilakukan kegiatan pengolahan seperti mengubah ayam ras
pedaging hidup ke dalam bentuk ayam siap masak, sehingga sering di pasarpasar dijumpai ayam ras pedaging yang sudah dipotong, sudah dikuliti, dan
bahkan sudah dikeluarkan jeroannya. Mereka beranggapan ada sebagian
konsumen yang alergi bila memotong, menguliti, atau mengeluarkan jeroan ayam
ras pedaging. Hal ini terutama terjadi di pasar-pasar modern (Rasyaf, 2002).
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses
pergerakan barang dari tangan produsen sampai ke tangan konsumen akhir.
Besar kecilnya biaya pemasaran untuk hasil peternakan tergantung dari besar
kecilnya kegiatan lembaga-lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang
diperlukan dalam proses pergerakan barang tersebut. Meningkatnya biaya
pemasaran belum tentu suatu pertanda bahwa pemasaran dari barang yang
diperdagangkan itu tidak efisien. Jika meningkatnya biaya-biaya diikuti dengan
meningkatnya pula tingkat kepuasan konsumen (misalnya meningkatkan kualitas
barang), maka pemasaran barang tersebut tetap efisien. Tetapi sebaliknya, jika
meningkatnya biaya tidak diikuti peningkatan kepuasan konsumen maka sudah
pasti dirasakan pemasaran barang tersebut tidak efisien (Hamid, 1972).
Umumnya biaya pemasaran masih lebih rendah dari biaya yang
dikeluarkan peternakan bila peternak mencari sendiri pasarnya. Ini dapat
dimengerti, karena belum tentu suatu pasar yang kita jumpai ingin membeli ayam
ras pedaging yang kita tawarkan. Akibatnya biaya peternak untuk memasarkan
ayam ras pedaging menjadi besar. Bahkan tenaga dan waktu akan terserap lebih
19
banyak. Oleh karena itu, pelaku rantai pemasaran ayam ras pedaging berada di
rantai pemasaran ini merupakan satu kesatuan dalam pemasaran itu sendiri.
Menurut Soekartawi (2002), besar kecilnya biaya pemasaran disebabkan
oleh:
1. Macam komoditi.
2. Lokasi perusahaan.
3. Macam dan peran lembaga pemasaran.
4. Efektivitas pemasaran.
Sedangkan menurut Limbong dan Sitorus (1987), besar kecilnya marjin
pemasaran dipengruhi oleh perubahan biaya pemasaran, keuntungan perantara,
harga yang dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima oleh produsen.
Selain faktor itu, sifat barang yang diperdagangkan dan tingkat pengolahan juga
mempengaruhi besarnya marjin pemasaran. Variasi marjin juga dipengaruhi pula
oleh jarak daerah produsen ke konmsumen, sifat barang yang secara
keseluruhan akan menambah biaya pemasaran. Menurut Hamid (1972), farmers
share adalah bagian yang diterima oleh petani atau peternak dengan
membandingkan harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat pengecer
dikali 100 persen. Keuntungan pemasaran merupakan selisih antara harga yang
diterima dari konsumen dengan harga yang dibayar kepada produsen (Limbong
dan Sitorus, 1987).
20
berkisar antara 6575 persen dari berat hidup ayam ras pedaging waktu siap
dipotong (Murtidjo, 1987).
Mortalitas ayam ras pedaging akibat transportasi bervariasi, diantaranya
yaitu: 1) jarak kirim; 2) perlakuan selama pengiriman; 3) penyakit; dan 4) stress.