BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat
sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif
yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik
dan banyak. Ayam broiler pertumbuhannya sangat fantastik sejak umur satu
minggu hingga lima minggu. Pada saat berumur tiga minggu ternak sudah
(1992) bahwa ayam pedaging adalah ayam yang berumur enam minggu,
mempunyai pertumbuhan yang cepat dengan berat akhir antara 1,5–2 kg. Ayam
broiler sudah dapat dipasarkan pada usia lima sampai enam minggu dengan bobot
hidup antara 1,3 sampai 1,6 kg per ekor (Rasyaf, 2004). Namun demikian
yang tidak begitu besar terutama untuk konsumsi rumah makan dan pasar-pasar
tradisional.
Sehingga sampai saat ini belum ada istilah yang tepat untuk mengantikannya,
5
6
masyarakat dari pedesaan hingga pelosok sampai saat ini tetap menyebut dengan
merupakan usaha sampingan dari usaha peternakan ayam petelur. Seiring dengan
berjalannya waktu, industri peternakan ayam broiler saat ini telah banyak berdiri.
budidaya ayam broiler (farming operation) dan industri pengolahan daging ayam,
industri peternakan ayam broiler telah memberikan peranan yang nyata terhadap
saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari segi
tingkat efisiennya. Banyak para pelaku usaha menekuni usaha peternakan ayam
broiler, baik secara sistem mandiri maupun secara sistem plasma. alasannya
adalah selain jumlah permintaan daging ayam yang terus meningkat, perputaran
modal yang sangat cepat merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha
untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler ini. Alasan lainnya adalah
tidak harus dibayar langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai
untuk diproduksi selama masa produksi yaitu selama 30-40 hari dan baru bisa
dibayar setelah ayam broiler dipanen. Usaha peternakan ayam broiler dapat
7
diusahakan dalam berbagai skala produksi, baik skala besar maupun skala kecil
(Kadarsan, 1993).
Saat ini telah banyak para pelaku usaha ayam broiler yang
menggabungkan beberapa unit usaha menjadi satu kesatuan unit usaha yang
usaha pakan ternak, usaha beternak ayam broiler komersial, dan proses
dengan usaha pengolahan ayam, sehingga ayam potong yang dijual tidak hanya
dalam bentuk ayam hidup ataupun dalam bentuk karkas tetapi bisa berupa produk
hasil olahan seperti fillet atau nugget. Produk hasil olahan ini diproduksi
jumlah populasi maksimal 15.000 ekor per periode. Pengusaha kecil peternakan
membudidayakan ayam dengan jumlah populasi melebihi 65.000 ekor per periode
(Rasyaf, 2004).
perkembangan industri peternakan terutama ayam ras dan sapi potong. Pelaku dua
komoditi tersebut berpotensi dijadikan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam
sektor pertanian. Salah satu komoditas peternakan yang memiliki potensi yang
8
tahunnya. Dengan adanya peluang tersebut maka perlu ditingkatkan daya saing
dalam bentuk perusahaan atau peternakan rakyat, yang dilakukan secara teratur
dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk
tujuan komersil atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan ternak bibit
atau ternak potong, telur, susu, serta menggemukkan suatu jenis ternak termasuk
penyedia lapangan pekerjaan, sumber devisa negara dan penyedia bahan pangan.
Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang
9
dikembangkan, baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil
optimal. kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua
yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci. Ayam broiler merupakan
perputaran modal yang cepat dan waktu pemeliharaan yang singkat yaitu dalam
lima minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan bobot 1,5 kg/ekor. Hal
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, arti kata mitra adalah teman,kawan
suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang dalam jangka
ada pihak yang diuntungkan di atas kerugian pihak lain yang merupakan mitra
semua aspek yaitu ekonomi, sosial budaya, teknologi manajemen. Pada aspek
Pada aspek sosial budaya tujuan yang ingin dicapai adalah pemberian
sosial.
mitra yang lemah dan berskala kecil menjadi lebih baik melalui bimbingan dan
tercapai perbaikan manajemen usaha kecil kearah yang lebih baik yaitu
kelompok mitra memerlukan pasokan bahan baku dan bimbingan dari perusahaan.
1. Pola Inti Plasma, adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan
b. pelayanan/bimbingan
c. menampung hasil.
2. Pola Sub Kontrak, adalah hubungan antara kelompok mitra dengan perusahaan
dilakukan dalam bentuk pola kemitraan inti plasma. Pola kemitraan inti plasma
adalah hubungan kemitraan dimana perusahaan mitra sebagai inti dan peternak
menampung dan membeli hasil produksi, mengolah hasil dan pemasaran serta
(Saragih, 2000).
pendukung lainnya.
layak atau tidaknya kandang tersebut untuk dinilai dalam kerjasama tersebut.
Kewajiban inti
1. Menyediakan sarana produksi berupa pakan, bibit (DOC), obat, vaksin dan
peralatan lainnya.
Kewajiban plasma
ditawarkan oleh perusahaan. Harga sapronak, DOC, Pakan dan vaksin sudah
tertera dalam perjanjian kontrak. Peternak akan memperoleh sisa hasil usaha dari
perhitungan penjualan ayam dikurangi biaya-biaya yang diberikan oleh pihak inti.
antara mitra (peternak) dan inti berdasar ikatan kerjasama. Jika sebagai peternak
(DOC, Pakan, Obat, Vaksin dan Desinfektan) dan pemasaran hasil produksi maka
pembibitan (breeding farm), perusahaan pakan ternak (feed mill), perusahaan obat
Analisa Ekonomi
perputaran keuangan dalam suatu kegiatan usaha. Dengan analisa ekonomi, dapat
diketahui besarnya modal yang harus dikeluarkan dan besarnya pemasukan serta
Biaya tetap adalah biaya yang terlibat dalam produksi dan tidak berubah
dan lain-lain), penyusutan kandang, bunga atas pinjaman, pajak dan sejenisnya
dan biaya lain-lainnya. Rasyaf (2001) menyatakan, biaya tetap dalam usaha
peternakan ayam broiler adalah biaya tetap yang terlibat dalam proses produksi.
kandang dilakukan dengan cara: harga pembuatan kandang dikurangi harga akhir
penyusutan peralatan termasuk dalam biaya tetap karena nilai peralatan kandang
Bunga Modal
uang yang didapat seorang investor atau pemberi modal dalam periode waktu
Pajak bumi dan bangunan (PBB) termasuk dalam biaya tetap karena
peternak wajib membayar pajak bumi dan bangunan meskipun tidak ada kegiatan
produksi. Biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) yaitu jumlah luas kandang
dibagi dengan luas lahan kandang dikali dengan jumlah pajak yang dibayar
(Rasyaf, 2001).
DOC, biaya pakan, biaya gas, biaya sekam, biaya obat-obatan, biaya listrik,
atas 4 macam:
a) Biaya bibit ayam yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli
dikalikan dengan harga DOC itu. Porsinya antara 10 – 16% dari total
biaya produksi.
ini akan tercipta dari hasil perkalian antara jumlah konsumsi ransum
yang bersangkutan.
2%. Biaya itu untuk membeli berbagai vaksin dan obat-obatan penting
listrik) bagi indukan anak ayam, upah tenaga vaksinator dan lainya.
Total Biaya
seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
TC = FC + VC
Penerimaan
Penerimaan ialah jumlah produk yang dihasilkan dari suatu usaha dikalikan
Pendapatan
hasil pengurangan antara penerimaan dan biaya produksi tersebut positif maka
maka usaha tersebut akan rugi (Rasyaf, 1996), Pendapatan merupakan hasil yang
didapatkan dari kegiatan usaha seseorang sebagai imbalan atas kegiatan yang
dilakukan.
dengan biaya. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula keuntungan dari usaha
tersebut (Munawir, 2010). Menurut Suastina dan Kayana (2015) return cost ratio
adalah jumlah ratio yang digunakan untuk melihat keuntungan relatif yang akan
didapatkan dalam sebuah usaha pada dasarnya sebuah usaha akan dikatakan layak
untuk dijalankan apabila nilai R/C yang didapatkan lebih besar daripada 1. Hal ini
bias terjadi karena semakin tinggi R/C dari sebuah usaha, maka tingkat
2. R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi titik impas / Break
Rentabilitas
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Menurut Nikmat (2004) rentabilitas
adalah suatu perbandingan antara laba yang diperoleh dalam operasi perusahaan
dengan modal. Jika diperoleh nilai R > dari suku bunga Bank yang berlaku maka
Analisis break event point merupakan suatu analisis yang digunakan oleh
pelaku usaha dalam mengambil sebuah keputusan. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui kaitan antara biaya dan volume penjualan yang nantinya digunakan
untuk menentukan titik impas dimana usaha tidak mengalami kerugian maupun
manajemen dalam berbagai hal, misalnya dalam dampak pengurangan biaya tetap
terhadap titik impas, atau dampak peningkatan harga terhadap laba. Analisis ini
Impas adalah suatu keadaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama
dengan total biaya atau besarnya laba kontribusi sama dengan total biaya tetap,
dengan kata lain usaha tersebut tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita
rugi (Supriyono, 2000). Analisis break event point biasanya lebih sering
dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan kemudian penentuan harga jual serta
jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen (Khasmir,
2012).
sebagai berikut:
produksi dan biaya-biaya lain serta mengetahui laba rugi sebuah usaha.