Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

“Manajemen Pemasaran Ayam Broiler”

Di susun oleh :

Nama : Ahmad Hilman Hidayat


No : 02
Kelas : Agrinak 1B
NIM : 04.09.20.663

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PETERNAKAN JURUSAN PETERNAKAN


POLBANGTAN MALANG
TAHUN 2020/2021

DAFTAR ISI

1
COVER............................................................................................................01
DAFTAR
ISI..........................................................................................................02
KATA
PENGANTAR........................................................................................... 03

BAB I
1.1 Pendahuluan....................................................................................04
1.2 Tujuan............................................................................................................
..05

BAB II
2.1 Isi Pembahasan................................................................................06

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................09

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Agribisnis ini yang berjudul“ Pemasaran Ayam Broiler”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Agribisnis yang nantinya akan
diserahkan kepada Dosen Pengampu. Sebuah kebanggaan bagi kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dan memperkaya
ilmu pengetahuan khsusnya di bidang Peternakan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terbilang jauh
dari kata sempurna baik ditinjau dari susunan kalimat maupun isi, karena tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang kami temui dalam proses penulisan makalah ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang konstruktif atau membangun dari semua pihak,
sangatlah kami harapkan sebagai sebuah dorongan bagi kami untuk terus maju.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami umumnya
bagi pembaca sekalian. Tak luput kami ucapkan terima kasih atas bantuan semua
pihak sehingga makalah ini dapat tersusun. Semoga segala bantuan yang penulis
terima mendapat ridho dan balasan dari Allah SWT, Amin...

Probolinggo, 21 Januari 2021

3
AHMAD HILMAN HIDAYAT
Nirm.04.09.20.663

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada


peningkatan konsumsi produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya
kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya
protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk
peternakan. Daging banyak dimanfaatkan olehmasyarakat karena mempunyai
rasayang enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah satu sumber daging
yangpaling banyak dimanfaatkan olehmasyarakat Indonesia adalah ayam.Daging
ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan ayam
broiler, petelur afkir, dan ayam kampung.
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal
ternak dan merupakan komoditas unggulan.Industri ayam broiler berkembang pesat
karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler
mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam
broiler lebih besar dilakukan oleh rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses
penanganan di RPA merupakan kunci yang menentukan kelayakan daging untuk
dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam (RPA) atau tempat pendistribusian
umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang memadai, namun tidak dapat
dihindari adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing dan distribusi.
Mengingat tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan,
menuntut produsen bahan pangan termasuk pengusaha peternakan untuk

4
meningkatkan kualitas produknya.Walaupun kualitas karkas tergantung pada
preferensi konsumen namun ada standar khusus yang dijadikan acuan.Karkas yang
layak konsumsi harus sesuai dengan standar SNI mulai dari cara penanganan, cara
pemotongan karkas, ukuran dan mutu, persyaratan yang meliputi bahan asal,
penyiapan karkas, penglolahan pascapanen, bahan pembantu, bahan tambahan, mutu
produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada penerapan manajemen yang
baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.

1.2     Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian ayam broiler dan
cara pemasaran ayam broiler.

5
BAB II

ISI PEMBAHASAN

Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan antara ayam
Cornish dengan Plymouth Rock. Karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat
sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena
pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat lunak.
Menurut Northe (1984) pertambahan berat badan yang ideal 400 gram per minggu
untuk jantan dan untuk betina 300 gram per minggu.
Menurut Suprijatna et al. (2005) Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai
sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit
putih dan produksi telur rendah. Dijelaskan lebih lanjut oleh Siregar et al. (1980)
bahwa ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain :
ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan
badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi.
Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembangbiakan secara
khusus untuk pemasaran secara dini. Ayam pedaging ini biasanya dijual dengan
bobot rata-rata 1,4 kg tergantung pada efisiensinya perusahaan. Menurut Rasyaf
(1992) ayam pedaging adalah ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur
dibawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot badan tertentu, mempunyai
pertumbuhan yang cepat, serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang
banyak. Ayam broiler merupakan jenis ayam jantan atau betina yang berumur 6
sampai 8 minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi daging
yang optimal. Ayam broiler dipasarkan pada umur 6 sampai 7 minggu untuk
memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan daging. Ayam broiler terutama
unggas yang pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan
menurun dan akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang membentuk tubuh.
Ayam broiler mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan jenis
ayam piaraan dalam klasifikasinya, karena ayam broiler mempunyai kecepatan yang
sangat tinggi dalam pertumbuhannya. Hanya dalam tujuh atau delapan minggu saja,
ayam tersebut sudah dapat dikonsumsi dan dipasarkan padahal ayam jenis lainnya
masih sangat kecil, bahkan apabila ayam broiler dikelola secara intensif sudah dapat

6
diproduksi hasilnya pada umur enam minggu dengan berat badan mencapai 2
kilogram per ekor.
Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang dikehendaki pada
waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang tepat. Kandungan energi
pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi pakannya,
dan ayam jantan memerlukan energy yang lebih banyak daripada betina, sehingga
ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak, (Anggorodi, 1985). Hal-hal yang
terus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara lain perkandangan,
pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan, recording dan pemasaran.
Banyak kendala yang akan muncul apabila kebutuhan ayam tidak terpenuhi, antara
lain penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan bila ayam dipanen lebih dari 8
minggu akan menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah tidak efisien
dibandingkan kenaikkan/penambahan berat badan, sehingga akan menambah biaya
produksi. Daghir (1998) membagi tiga tipe fase pemeliharaan ayam broiler yaitu fase
starter umur 0 sampai 3 minggu, fase grower 3 sampai 6 minggu dan fase finisher 6
minggu hingga dipasarkan.
Ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana
pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang
pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal
masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa
dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka
banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah
Indonesia.
Banyak strain ayam pedaging yang dipelihara di Indonesia. Strain merupakan
sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses
pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu. Contoh strain ayam pedaging antara
lain CP 707, Starbro, Hybro.

PROSES PEMASARAN AYAM BROILER


1.      Transaksi dengan pembeli/pengepul
Untuk ayam yang dijual dalam keadaan masih hidup, cara pemasarannya
sebenarnya tidaklah sukar. Sebagian besar peternak ayam broiler biasanya sudah
mempunyai koneksi dengan pembeli atau pengepul yang akan mendatangi langsung
peternakan setiap kali masa panen, dan dalam jumlah yang sudah ditentukan.

7
Pemasaran seperti inilah yang paling banayak dilakukan peternak ayam, dan dikenal
dengan sistem jalur tunggal. Maksudnya, peternak hanyalah bertugas memproduksi
atau menghasilkan ayam yang nantinya akan dijual kepada pengepul atau distributor
tersebut.
Hanya saja, dengan sistem pemasaran seperti ini maka harga yang diterima oleh
peternak jelas akan di bawah harga eceran pasar, mulai dari 10% hingga sekitar 25%.
Selain itu, Penghasilan atau keuntungan peternak sangat tergantung dari harga beli
yang ditawarkan oleh pengepul ini. Namun, nilai lebihnya bila pengepul tersebut
sudah menjadi rekanan bisnis adalah peternak bisa mengukur kemampuan dalam
berproduksi dan bisa menentukan total jumlah produksi yang akan dijalankan sesuai
permintaan pengepul/distributor (misal dalam satuan kg atau ton) yang pada tahap
selanjutnya akan dikonversikan dalam satuan ekor. Untuk menjalin koneksi dengan
pengepul ini, bagi peternak pemula yang baru menjalankan usaha, mereka cukup
mencari tahu alamat atau nama pembeli dari sesama peternak ayam broiler.

2.      Menjual langsung ke tempat pemotongan ayam


Sebagian kecil peternak juga ada yang menjalin koneksi langsung dengan tempat
pemotongan ayam, yang setiap harinya akan memotong ayam dalam jumlah tertentu
sesuai permintaan pelanggan atau konsumen mereka. Hanya saja, pemasaran seperti
ini cuma bisa dilakukan oleh peternakan ayam skala kecil dengan jumlah produksi
yang terbatas atau sedikit. Untuk peternakan ayam broiler skala menengah ke atas,
sistem pemasaran seperti ini justru tidak efektif, akan  menghambat kinerja maupun
produktivitas peternak itu sendiri

3.      Menjual ayam yang sudah dipotong/siap diolah


Selain menjual ayam dalam kondisi hidup kepada pengepul atau distributor,
sebagian peternak juga menjualnya dalam bentuk ayam siap diolah atau siap dimasak.
jadi, mereka memotong sendiri ayam yang sudah dipanen, mencabuti bulu,
membersihkan dari kotoran, dan menyajikannya dalam kemasan ayam siap dimasak.
Dengan cara ini, peternak bisa memasarkanya mulai dari pedagang pengepul
hingga ke pengecer akhir atau bahkan konsumen akhir daging ayam itu sendiri. Jadi,
alternatif konsumennya akan lebih banyak, bergantung pada kemampuan dalam
memasarkannya. Hanya saja, untuk memasarkan ayam daging dalam kemasan siap
dimasak ini peternak harus mempunyai SDM atau tenaga kerja khusus untuk

8
mengelola ayam, mulai dari masih hidup hingga siap untuk dimasak. Selain itu juga
dibutuhkan berbagai peralatan dan properti tambahan, mulai dari alat pemotong dan
pengolah, ruangan khusus, hingga plastik kemasan.

1. KEGIATAN PEMASARAN

Bauran Pemasaran
a. Product (produk)

Produk yang dihasilkan adalaha barang setengah jadi berupa ayam potong
yang siapdiolah. Produk ini termasuk dalam kategori business product yaitu
pada kelas bahanmentah yang akan digunakan untuk menghasilkan barang
lain. Kuantitas produksidisesuaikan dengan jumlah yang dipesan
konsumen, sehingga setiap hari kuantitasnyaberubah.
b. Price (harga)

Penentuan harga pada usaha ayam ras pedaging (broiler) adalah perdasarkan
kesepakatan kerja sama antara pengusaha dengan perusahaan dan pihak
ketiga (agen) pada awal priode usaha, hal itu dikarenakan hanya sebagian
kecil hasil produksi yang dijual langsung kepada konsumen oleh
pengusaha dan hampir secara keseluruhan dijual melalui perusahaan, hal
itu dikarenakan adanya ikatan kerja sama dan kesepakatan harga hasil
produksi dengan pihak perusahaan. Penjualan langsung hanya dapat
dilakukan oleh pengusaha ayam yang memiliki DO (Delivery Order) pada
usahanya, sedangkan bagi pengusaha yang terikat kerja sama dengan
perusahaan dan tidak memiliki DO (Delivery Order) maka tidak dapat
melakukan penjualan langsung. Namun secara garis besar harga produk
pada bulan mei 2015 berkisar antara Rp. 16.610 hingga Rp. 16.940 per Kg
sesuai dengan berat badan (ayam) per ekornya.
c. Place (tempat)

Dalam strategi place ini saluran distribusi yang digunakan adalah saluran

9
distribusilangsung kepada konsumen, tanpa adanya perantara. Keputusan
distribusi inimerupakan keputusan yang tepat, sebab dengan saluran
distribusi langsung ini produkakan lebih cepat sampai ditangan konsumen
dan perusahaan akan lebih fleksibeldalam melakukan perubahan bauran
pemasaran terkait dengan produk, sebab produkyang dihasilkan setiap
harinya memiliki kuantitas yang tidak tetap, selain itu sistemdistribusi
langsung ini tepat juga karena konsumen bisnis meninginkan produk
yangfresh untuk diolah, bukan produk yang telah diawetkan sebelumnya.
d. Promosi
Promosi yang dilakukan oleh perusahaan biasanya melalui
personal selling yaitu promosi langsung kepada pembeli potensial.
Promosi melalui personal selling ini efektif karena dengan personal selling
biaya yang dikeluarkan untuk promosi lebih sedikit dan lebih tertuju
langsung kepada konsumen potensial.

2. JENIS DAN KARAKTERISTIK PASAR

POLA PEMASARAN

Pola saluran pemasaran yang ada di kecamatan Limbanganterdapat 3


pola saluran pemasaran yaitu pola 1: produsen - inti - pedagang besar
- pedagang pasar - pedagang eceran - konsumen; pola 2: produsen -
inti - pedagang besar - pedagang pasar - konsumen; dan pola 3:
produsen-inti-pedagang besar- konsumen. Amalia et al (2013) bahwa
semakin banyak pedagang perantara yang terlibat dalam saluran
pemasaran maka semakin tinggi pula harga yang harus dibayar
konsumen. Nazaruddin et al (2011) menambahkan bahwa saluran
pemasaran adalah salah satu faktor penentu untuk meningkatkan hasil
penjualan, saluran pemasaran tersebut merupakan jalur penyampaian
suatu produk, jika saluran tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik

10
dan optimal, maka konsumen dapat dengan mudah memperoleh
produk tersebut.
Berbagai saluran pemasaran ayam broiler yang digunakan di peroleh
dengan cara penelusuran mulai dari lembaga pemasaran ayam broiler
sampai kepada konsumen. Menurut Ariong dan Kadir (2008) semakin
panjang rantai yang dilalui, maka saluran masaran tersebut biasanya
tidak efesien karena dengan rantai yang semakin panjang maka
margin yang tercipta antara produsen dan konsumen akan semakin
besar. Tipe saluran pemasaran ayam broiler.
1. Peternak -> PT.MSJ -> Broker -> Agen -> konsumen
2. Peternak -> PT.MSJ -> Broker -> Agen -> Pedagang Pengecer ->
Konsumen
3. Peternak -> PT.MSJ -> Broker -> Pedagang Pengecer -> Konsumen.
Suharno (1999) mengemukakan bahwa saluran pemasaran pada
peternakan ayam, baik ayam ras maupun ayam buras, umumnya
panjang. Hal ini karena saluran pemasaran dimulai dari peternak ke
pedagang pengumpul, pangkalan ayam ke pemotong, pedagang
pengecer dan baru ke konsumen.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ayam merupakan salah satu ternak yang potensial di daerah subtropis,dilihat


dari segi konsumsi masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan daging dan telur
ayam sangat tinggi karena hamper setiap hari dikonsumsi,sehingga beternak ayam
adalah salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan jika kita mau
menekuninya dengan sungguh – sungguh.
Beternak ayam juga memerlukan persiapan dan ilmu yang matang terhadap
peternakan ayamnya,salah satunya dalam mengatasi manajemen peternak itu sendiri
agar hasil yang didapat juga maksimal dan sangat memuaskan. Dalam arti kita
mendapat keuntungan dari sisi ekonomi dan juga kita akan mendapatkan kepuasan
dan itu merupakan kebanggaan tersendiri dari usaha yang kita tekuni.

     

12
DAFTAR PUSTAKA

 Farhan dan Abdul Hamid, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras


Pedaging (broiler). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.

 Zulfikar. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler. PT.Agromedia Pustaka:.


Ciganjur.

 Rahmad, 2008. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial.


Agromedia pustaka: Jakarta

 Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar


Swadaya:. Jakarta

 Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya: Jakarta

 Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p


Periode Starter–Finisher. PT. Janu Putro Sentosa: Bogor.

13

Anda mungkin juga menyukai