Oleh :
Kelompok 5
Kelas F
Sanitya A 200110130168
Fauzi Atsani Harits 200110150149
Rizky Nur Faidzan 200110150154
Tyara Rahayuni Azizah 200110150293
Lani Sri Pujiyanti 200110150296
Arta Setyo Agung Panjaitan 200110150305
Ricko Erlangga 200110150307
yang semakin bertambah, maka kebutuhan akan pangan manusia pun harus
bertambah agar dapat menunjang aktivitas manusia untuk tumbuh dan bekerja
sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Salah satu bahan pangan yang umum
Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus
gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup, manusia juga
melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu
makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek sosial. Secara
1995).
protein hewani keluarga. Daging ayam banyak dipilih karena harganya lebih
murah dibandingkan jenis daging lainnya dan sesuai dengan selera masyarakat.
Salah satu jenis ayam yang permintaan dagingnya cukup banyak adalah ayam
ekonomi sabagai penghasil daging dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,
konversi makanan irit, dan siap dipotong pada relatif muda. Pada umumnya ayam
ini dipelihara sampai berusia 5 – 7 minggu dan berat tubuh sekitar 1,3 Kg - 1,8 Kg
Peranan ayam broiler di Indonesia mulai menonjol sejak tahun 1980 untuk
tersebut tetap berprospek dan permintaan ayam broiler terus meningkat. Menurut
pedaging /broiler terus meningkat karena harga yang relatif lebih rendah
Untuk konsumsi rumah tangga sampai akhir tahun 2002 konsumsi daging ayam
masyarakat mencapai 964,1 Ribu ton dibanding pada tahun 1969 hanya 339,2 ribu
Hingga saat ini, usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu kegiatan
yang paling cepat dan efisien untuk menghasilkan bahan pangan hewani yang
bermutu dan bernilai gizi tinggi. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya antara
lain, laju pertumbuhan ayam yang lebih cepat dibandingkan dengan komoditas
ternak lainnya, permodalan yang relatif lebih kecil, penggunaan lahan yang tidak
terlalu luas serta kebutuhan dan kesadaran masyarakat meningkat akan kandungan
gizinya. Saat ini kebutuhan akan protein banyak disuplai dari dunia perunggasan,
baik yang berupa daging atau berupa telur, namun selama ini kebutuhan daging
banyak disuplai dari daging unggas terutama ayam broiler. Sehingga kondisi ini
menuntut adanya penyediaan daging ayam yang cukup, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas
II
PEMBAHASAN
Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki sebelum
mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya sarana yang
lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan sempurna. Dalam
bila perlu galon dan selang minum direndam dalam larutan asam sitrat 100-300
gram per 100 liter air selam 12 jam dan dibilas bersih, pipa, selang dan tower juga
dibersihkan dengan asam nitrat seperti dosis galon, dilakukan dengan mengisi
penuh tower dengan larutan asam sitrat, ujung pipa dibuka hingga larutan
mengalir ke ujung, tutup pipa dan diamkan selama 12 jam. Dibilas dengan air
bersih dan pastikan bersih dari kotoran (sisa obat, lumut, lendir, dll). Penyekat
DOC dicusi dengan desinfektan dan dibilas sampai bersih. Untuk tirai, tirai
plafon, tirai sekat, tirai alas, tirai bawah direndam dan dicuci dengan detergen,
dibilas hingga bersih kemudian didesinfeksi agar semua bersih dan higienis serta
dikandang dibuang ke tempat yang jaraknya jauh dari areal kandang, gumpalan
5
kotoran yang ada pada kandang juga harus dikerok sampai bersih. Kandang yang
larutan detergen sebanyak 1 kg untuk 100 liter air dan didiamkan selam 1 jam
agar saat pencucian menjadi lebih mudah. Kemudian sikat seluruh bagian kandang
dan bilas dengan air bersih sampai tidak ada kotoran lagi. Bersihkan rumput dan
semak di sekitar kandang agar tidak menjadi sarang penyakit, kegiatan ini perlu
dilakukan rutin tidak hanya sebelum pemeliharaan. Lantai tanah, tanah dibawah
kandang panggung dan parit perlu disiram dengan larutan soda api 2 kg per 100
liter air, sebaiknya menggunakan gembor air, karena bila menggunakan sprayer
soda api dapr menyebabkan korosi. Lantai serta dinsing kandang diberi kapur
dengan dosis 1 kg per 10 m2 dan dosis 15 m2 untuk slat dan panggung. Tirai
kandang dipasang baik luar maupun dalam, tirai untuk brooding jangan sampai
didesinfeksi secara menyeluruh dengan formalin 40% dosis 5 liter untuk 95 liter
Sebelum DOC datang, kandang ditaburi dengan sekam pada lantai dengan
ketebalan 3-5 cm. Tempat pakan, minum, chick guard, lampu serta pemanas harus
terpasang 2 hari sebelum ayam masuk kandang. Tinggi chick guard yang baik
adalah 40-50 cm, dapat terbuat dari seng, kayu atau bambu. Pemanas diletakkan
ditengah chick guard dengan ketinggian 1,25 cm, perhatikan arah panas dan
temperaturnya. Pemakain koran diatas liter hanya 1 lapis dan dipaki pada hari
pertama saja. Insensitas cahaya dalam kandang minimal 20 lux, atau setara dengan
10 watt atau 60 watt lampu per chick guard dengan ketinggian 170 cm. Untuk
6
petugas yang keluar masuk kandang disediakan celupan desinfektan atau hand
temperatur brooding stabil dan liter sudah dalam keadaan hangat. Siapkan pakan
dan air minum, untuk air minum yang disarankan adalah air gula 2-3% (20-30
gram gula per liter air). DOC yang cacat dapat langsung dikeluarkan, sedangkan
DOC yang masih lemas dapat dibantu minum dengan mencelupkan paruh ke air
minum. Amati tingkah laku ana ayam di chick guard, lakukan evaluasi crop fill,
dalam 6 jam minimal 80 % tembolok berisi pakan dan air, dan setelah 12 jam
berisi 100 %. Perhatikan tembolok ayam, kondisi tembolok tidak boleh terlalu
encer atau keras, hal itu berkaitan dengan temperatur dan ketersediaan pakan.
Amati kondisi secara menyeluruh, bila perlu chick guard diketuk secara perlahan
Peralatan Kandang
1. Litter
Litter adalah sebutan yang disematkan pada alas kandang ayam broiler. Alas
kandang ayam broiler ini memiliki ketentuan tersendiri untuk dapat memperlancar
proses budidaya ayam broiler, tentu untuk kandang yang dibangun dengan sistem
postal. Litter dapat dibuat dengan ketebalan 10-15 cm. Selain itu, bahan untuk
membuat litter juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yaitu harus kering, memiliki
daya serap yang tinggi, tidak berbau, serta tidak berdebu. Dengan ketentuan
tersebut, sering kali litter dibuat dengan bahan-bahan seperti sekam padi, serutan
kayu, potongan jerami, dan juga rumput kering. Litter ini bisa diterapkan pada
kandang dengan penggunaan sekali pakai atau juga bisa untuk waktu yang lama.
7
Namun, yang jelas peternak harus selalu mengontrol keadaan litter ini agar tidak
menyebabkan penyakit pada ayam jika terlalu banyak terdapat kotoran ayam.
2. Pemanas
Secara umum, pemanas ini berbentuk bundar atau segi empat dengan
jangkauan 1-3 meter, dan diletakkan di tengah kandang. Pemanas ini memiliki
ayam broiler masih kecil. Sehingga, pemanas ini memiliki nama lain yaitu
brooder. Pemanas ini bisa menggunakan bahan apa saja yang penting dapat
memberi kehangatan untuk ayam yang dipelihara. Sebagian peternaka ada yang
Tempat Pakan akan kita bahas terlebih dahulu. Tempat pakan adalah alat
yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk memberi pakan terhadap ayam broiler
yang dipelihara. Peternak dapat membeli tempat pakan tersebut, atau juga bisa
membuat sendiri. Syarat tempat pakan ini adalah terbuat dari bahan yang tidak
Tempat minum adalah pasangan dari tempat pakan diatas, sehingga juga
harus dipersiapkan oleh peternak. Tempat ini akan lebih baik jika ditempatkan di
tempat yang mudah dijangkau oleh ayam broiler yang dipelihara. Selain itu,
peternak harus selalu siaga untuk mengontrol kebersihan tempat minum sehingga
air yang diebrikan untuk ayam broiler selalu dalam keadaan bersih. Oleh sebab
Pada fase awal (starter) kondisi tubuh ayam masih lemah dengan organ tubuh
yang belum berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian yang
lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal. Banyak hal yang harus
8
diperhatikan, terutama bagaimana suhu tubuh DOC dapat tetap terjaga dan stabil,
kebutuhan minum dan juga makannya. Karena saat ini adalah masa permulaan
sasaran yaitu tingkat kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat
timbangan setiap ekor setinggi mungkin dan daya alih makanan baik (hemat). Dan
pada fase starter yang dillihat juga yaitu tingkat kematian yang serendah mungkin.
Untuk mencapai hal-hal tersebut ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
penyakit.
Pada saat DOC datang, perkandangan harus sudah disiapkan, dan sudah
disediakan tempat makan dan juga minum, dan juga suhu yang harus di selalu
dikontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan
persiapan yang diperlukan saat kedatangan DOC yaitu tersedianya boks atau
kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang
pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks,
termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang.
Pada saat DOC datang pertama kali, DOC dibiarkan dulu selama beberapa
indukan atau pemanas setelah itu bisa diberi air minum yang dicampur dengan
gula agar dapat mengganti energi yang hilang selama di perjalanan. Pakan yang
diberikan berupa butiran kecil (crumbles). Dan pada hari ke-4 DOC diberi vaksin
ND. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan DOC yang
9
sebagai pemanas. Jangan diberi minum atau pakan lebih dahulu, dibiarkan selama
25 menit untuk mengenali lingkungan yang baru. Selanjutnya dapat diberikan air
minum dicampur gula pasir dengan perbandingan 20 gram gula pasir dicampur 4
liter air putih untuk 100 ekor DOC. Gunakan tempat minum tabung ukuran 1 liter.
Pada hari kedua air minum dicampur dengan antibiotik, dan pada hari keempat
diperlukan. Koran atau tirai yang berada pada sisi kandang bisa dibuka untuk
menaikkan lampu atau pemanasnya. Penambahan jatah pakan dan air minum.
hari, karena sudah panas dari udara diluar kandang, terutama saat terik matahari.
Koran atau tirai di sisi kandang punsudah bisa dibuka seluruhnya. Saat minggu
ketiga pakan yang diberikan bisa 48 gram per ekor. Hal ini sesuai dengan
memerlukan pemanas. Ayam sudah lincah dan nafsu makan tinggi. Selain itu
pertumbuhan bulu sudah cukup baik sehingga tirai plastik penutup sisi boks dapat
(crumble). Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004) yang menyatakan
berbentuk: tepung pada periode starter, butiran pecah pada periode finisher dan
protein. Untuk ayam broiler, pada umur 0-3 minggu, ransum yang digunakan
harus mengandung protein 23% dan energi metabolis 3.200 kkal/kg (NRC, 1984).
Tabel 1. Kebutuhan zat makanan broiler fase starer dan fase finisher
6. Vaksinasi
Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes mata,
hidung, mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus dilakukan dengan
benar sehingga tidak menyakiti, unggas dan mempercepat proses vaksinasi, dan
tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan vaksinasi seperti suntikan, sarung
tangan, masker maupun sisa vaksin yang digunakan (botol vaksin). Unggas yang
divaksin harus benar- benar dalam keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit
11
maupun stress sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi
Vaksinasi pada ayam broiler yang sangat penting dilakukan yaitu vaksinasi
ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan
vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui
Pada minggu kelima dilakukan penambahan jatah makan dan minum. Ayam
diberi pakan 88 gram/ekor. Air minum ditambah dengan obat cacing untuk
menyiapkan periode pertumbuhan yang cepat. Obat cacing cukup diberikan sekali
saja dengan dosis sesuai anjuran penggunaan merk obat cacing yang dibeli.
performan ayam broiler mulai dilakukan khususnya bagi ayam yang akan
dipasarkan pada akhir minggu keenam, sehingga dengan pengawasan rutin dan
program yang baik bisa dicapi berat badan optimal. Selain itu perlu dilaksanakan
makan dan minum yaitu jatah makan 117 gram/ekor. Program penambahan
penerangan pada malam hari dilakukan mulai pukul 02.00 – 06.00 dengan
lampu pijar warna biru/hijau. Hindarkan perlakuakn kasar, ambil satu-persatu, dan
yang bertepi bulat. Isilah keranjang sesuai kapasitas dan jangan terlalu padat.
Pada periode finisher (umur 3-6 minggu), kondisi pertumbuhan ayam broiler
mulai menurun. Untuk itu, protein dalam ransum diturunkan menjadi 20% (NRC,
bahan penyusun ransum untuk starter tidak berbeda dengan bahan penyusun
ransum untuk finisher. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada ayam
broiler bisa berbentuk pellet, mash, atau crumble. Ransum ayam broiler banyak
mengeluarkan.
sekaligus, tetapi secara bertahap. Pada hari pertama mula-mula deberi ransum
starter 75% di tambah ransum finisher 25%, pada hari berikutnya diberi ransum
finisher 75% dan pada hari berikutnya baru diberikan ransum finisher seluruhnya.
Jika tahapan ini tidak dilakukan maka nafsu makan ayam menurun untuk beberapa
Kadang-kadang para peternak tidak membeli ransum yang sudah jadi, tetapi
membeli konsentrat dan mencampurnya dengan bahan pakan yang mereka miliki
gizi tinggi untuk dicampur dengan bahan pakan lain sehingga tercapai kebutuhan
untuk ternak yang akan diberi makan sesuai dengan tujuan produksinya.
Tabel 2. Susunan Ransum Broiler Finisher
Bahan Jumla PK LK SK CA P EM
No
Pakan h (%) (%) (%) (%) (%) (kkal/kg)
Jagung
1 60,0 5,16 2,34 1,20 0,01 0,06 2.022,00
kuning
Bungkil
2 15,0 6,75 0,13 0,90 0,04 0,04 336,00
kedelai
Dedak
3 5,5 0,66 0,71 0,66 0,01 0,01 89,65
halus
4 Tepung 11,0 6,71 0,44 0,31 0,60 0,30 311,30
13
ikan
Bungkil
5 5,0 1,05 0,09 0,75 0,01 0,01 84,70
kelapa
Minyak
6 2,0 - 2,00 - - - 172,00
kelapa
7 grit 1,0 - - - 0,38 0,20 -
8 premix 0,5 - - - - - -
Jumlah 100,0 20,33 5,71 3,62 1,05 0,62 3.015,65
Efisiensi ransum yang diberikan kepada ayam bisa dilihat dari angka konversi
konversi ransum yang rendah (kecil) berarti banyaknya ransum yang digunakan
untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit, begitu pula sebaliknya.
Pada minggu pertama, angka konversu ransum ayam broiler ini rendah.
pertumbuhannya.
ransum menjadi daging dibandingkan betina. Hal ini karena pertumbuhan jantan
lebih cepat dibandingkan betina. Pada umur 6 minggu, konfersi ransum pada
jantan maupun betina diatas angka dua. Jika konversi ransum jauh di atas angka
dua maka kurang menguntungkan. Oleh karena itu ayam broiler dipasarkan
Sistem usaha ternak ayam pedaging yang umum saat ini ada dua yakni:
kemitraan pada ternak ikan lele, dimana dalam kemitraan ada yang berindak
sebagai inti dan ada yang bertindak sebagai plasma. Inti dalam kemitraan
ternak ayam pedaging harus dalam bentuk badan hukum yang jelas
(perusahaan), apakah itu PT atau CV. Kewajiban perusahaan inti disini adalah
dari plasma. Namun demikian inti juga memiliki banyak hak yang diatur jelas
plasma dan inti kemitraan ternak ayam broiler ini berbeda-beda pada setiap
kemitraan, namun yang pasti hak dan kewajiban tersebut akan tercantum jelas
pada kontrak kesepakatan. Plasma dalam kemitraan ayam pedaging adalah para
dengan sistem kemitraan ini adalah pemasaran hasil panen terjamin dan
harganya sesuai dengan kontrak dengan perusahaan inti yang ditetapkan diawal
kerjasama kemitraan.
secara mandiri baik itu pendirian kandang, penyediaan DOC ayam broiler,
salah satunya adalah harga jual ayam sesuai dengan harga pasaran, jadi ketika
harga daging ayam sangat tinggi seperti saat ini sudah bisa dipastikan peternak
kerugiannya juga ada yakni pemasaran harus dilakukan sendiri oleh peternak
15
sehingga hasil panen belum tentu terjual tepat pada waktu yang optimal,
Dua hal tersebut diatas harus dipertimbangkan sebelum menjalankan bisnis ayam
pedaging, Jika ada kesulitan dalam akses pemasaran maka sebaiknya pilihan
Namun jika peternak menguasai akses pemasaran dan memahami teknik budidaya
mandiri.
Biosekuriti ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas orang,
2. Vaksinasi
obat yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga kesehatan flok
ayam.
Pencucian kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh.
pengolahan. Hal ini harus secara ketat dilakukan mengingat banyaknya agen
III
17
KESIMPULAN
3.1. Manajemen pemeliharaan ayam broiler terdiri dari Persiapan kandang dan
peralatan kandang, starter manajemen dan finisher manajemen karena ayam
broiler dibagi menjadi dua fase, dimana Fase starter merupakan fase yang harus
diawasi dengan benar, karena merupakan kunci keberhasilan pemeliharaan di
minggu-minggu berikutnya kemudian fase finisher performan ayam broiler
mulai dilakukan khususnya bagi ayam yang akan dipasarkan pada akhir
minggu keenam.
3.2. Sistem Biosekuriti pada peternakan ayam diantaranya control lalu lintas,
vaksinasi, pencatatan riwayat flock, pencucian ayam broiler dan kontrol
terhadap pakan
DAFTAR PUSTAKA
http://ayambroiler.com/manajemen-ayam-broiler-persiapan-kandang-
http://urbanina.com/peternakan/ayam-broiler/peralatan-kandang-ayam-
WIB)
North dan Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. New York.