Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

MANAGEMENT TERNAK ITIK PEKING

OLEH

KELOMPOK 6

MAILIA TRI ULANDARI (B1D017174)

MAUDINA MULIANI (B1D017180)

MILA MAULINA (B1D017188)

MUH. SAHRI MUNAWIR (B1D017194)

MUHAMMAD KHALID ROZANI (B1D017202)

MUJADID ISNAINI (B1D017212)

NADIA HAIRIN APRILLIA (B1D017219)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM
i
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah SWT, karena


atas rahmat dan hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
penyusunan laporan dengan judul “Laporan Tetap Praktikum Management
Ternak Unggasdapat terselesaikan tepat pada waktuya.

Adapun penyusunan laporan ini kami susun agar dapat memenuhi salah
satu syarat untuk memenuhi 1 SKS dari mata kuliah Management Ternak
Unggas dan sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester mata kuliah
tersebut.Oleh karena itu penyusunan laporan ini menjadi sangat penting bagi
kami.

Melalui laporan ini kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Budi
Indarsih selaku dosen pengampu mata kuliah Management Ternak Unggas
yang telah memberikan waktu selapang mungkin dalam penyusunan laporan ini
dan kepada ketua Bapak Ishak yang telah bersedia meluangkan waktunya bagi
kami untuk bertanya dan menjawab pertanyan dari kami.

Semoga dengan penyusunan ini dapat memberikan manfaat yang


sebesar-besarnya bagi kami sendiri khususnya dan para pembaca pada
umumnya.Akhirnya penulis mengucapkan maaf apabila dalam penyusunan
laporan ini masih jauh dari kesesuain penulisan laporan, maka dari itu kritik
serta saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki agar
kesalahan penyusunan laporan dimasa mendatang dapat sesuai dengan
kepenulisan.

Mataram, 25 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL·····························································

HALAMAN PENEGESAHAN················································i

KATA PENGANTAR···························································ii

DAFTAR ISI······································································iii

DAFTAR GAMBAR·····························································iv

DAFTAR TABEL································································v

BAB I PENDAHULUAN·······················································1

1.1 Latar Belakang·······················································1

1.2 Tujuan Praktikum··················································2

1.3 Manfaat Praktikum·················································2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA···············································3

2.1 Itik Peking·····························································3

2.2 Sistem Pemeliharaan Itik Peking·································4

2.3 Sistem Perkandangan···············································6

2.4 Tahapan Pemeliharaan Itik Peking······························8

2.5 Fase Pemeliharaan Itik Peking···································10

2.6 Kebutuhan Nutrien Itik Peking··································11

2.7 Metode Pemberian Ransum·······································12

2.8 Produksi Daging


ii Itik Peking······································13

2.9. Hama dan Penyakit················································15


2.10.Pencegahan Penyakit··············································15

BAB III MATERI DAN METODE···········································17

3.1 Waktu dan Tempat··················································17

3.2 Materi Survey························································17

3.3 Metode Pengumpulan Data········································17

3.4 Metode Analisis Data···············································17

3.4 Variabel yang Diamati··············································17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN······································19

4.1 Hasil····································································19

4.2 Pembahasan··························································20

BAB V PENUTUP································································35

5.1 Kesimpulan···························································35

5.2 Saran···································································35

DAFTAR PUSTAKA····························································36

LAMPIRAN FOTO······························································38

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kandang Ranch Itik Peking.................................................21

Gambar 2. Atap Kandang Itik Peking....................................................23

Gambar 3. Bagian Dalam Kandang (Lorong Kandang).......................24

Gambar 4. Bak air, ember dan selang.....................................................25

Gambar 5. Terpal menutup dedak halus................................................26

Gambar 6. Tempat Air Minum Itik Peking............................................28

Gambar 7.Jenis vitamin yang diberikan.................................................29

Gambar 8. Komposisi vitamin dalam viterna........................................29

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Pakan yang Diberikan Fase Grower.............20

Tabel 2.Komposisi Bahan Pakan.................................................................27

Tabel 3.Jumlah Pakan dan Kandungan Nutrisi Pakan............................27

Tabel 4.Biaya Tetap (Fix Cost)....................................................................32

Tabel 5.Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)...............................................32

Tabel 6.Penerimaan (Revenue) per periode...............................................33

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang


cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau dan
mudah nya ditemukan membuat masyarakat atau konsumen lebih
banyak memilih produk yang berasal dari ternak unggas dibandingkan
ternak ruminansia. Bagi peternak, memelihara ternak unggas memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya adalah pemeliharaan yang singkat,
pertumbuhan yang cepat dan dapat berkembang biak dengan cepat.
Salah satu jenis daging unggas yang banyak diminati
masyarakat adalah daging itik, hal ini ditandai dengan semakin
meningkatnya permintaan daging itik dan berkembangnya restoran
yang menyediakan menu daging itik. Salah satu kelebihan daging itik
adalah dagingnya lebih gurih karena adanya timbunan lemak dibawah
kulit.
Namun kenyataannya selama ini penyediaan daging itik dalam
masyarakat masih dinilai belum memenuhi permintaan atau jumlah
kebutuhan daging. selama ini peternak memelihara itik hanya sebagai
penghasil telur untuk breeding dan atau untuk memproduksi telur asin
yang lebih tersohor dari pada daging itik itu sendiri, daging dari itik
diperoleh hanya saat petelur afkir dan itik jantan. Sedangkan potensi
dari pengembangan produksi daging dari itik menjadi sangat menarik
dan sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan daging sebagai sumber protein hewani yang kita
ketahui pemenuhannya masih cukup rendah didalam negri yang hanya
di penuhi oleh beberapa jenis hewan ruminansia.
Daging itik sebagai penghasil daging untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani masyarakat dapat di wujudkan dengan
1
mengembangkan usaha peternakan itik pedaging yang
pemeliharaannya lebih singat dengan perolehan keuntungan yang
lebih cepat.Salah satu jenis itik yang memiliki potensi cukup
menggiurkan dengan ketersediaan sarana dan prasaranaa yang mudah
adalah dengan beternak itik peking.Itik peking memiliki badan yang
cukup gemuk dan memiliki bulu putih seperti angsa dan mencapai
boboot badan 2 Kg Sangat cepat dibandingkan itik pada umumnya
yaitu hanya selama 45 hari oleh karena itu tingkat efisiensi
pemeliharaan bagi peternak sangat tinggi bila pengembangakan usaha
peternakakan itik peking.
Oleh karena itu mahasiswa sebagai agen perubahan perlu
melakuakan pendataan mengenai keberadaan ternak itik sebagai
pengasil daging dimasyarakat Nusa Tenggara Barat dengan
mengambil satu sampel agar mahasiswa mengetahui lebih dalam
mengenai potensi dan cara mengembangkan usaha ternak itik
pedaging sehingga mahasiswa dapat mengembangkan potensi
beternak itik peking bila mana telah menyelesaikan study nya.

1.2 Tujuan Praktikum


Berdasarkan uraian diatas maka tujuan diadakannya praktikum
management ternak unggas mengenai peternakan itik peking yaitu:
1. Meninjau lokasi dan bagaimana sistem pemeliharaan itik peking
dimasyarat secara langsung
2. Melakukan eveluasi mengenai sarana dan prasarana beternak itik peking

3. Menganalisis pendapatan dari pelaksanaan beternak itik peking.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum manajemen ternak unggas, antara lain:
1. Dapat menambah wawasan mahasiswa terkait dengan manajemen
pemeliharaan itik peking secara langsung.
2. Memotivasi minat mahasiswa untuk wirausaha itik peking dengan
2
menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang efektif dan efisien.
3. Memberikan gambaran mengenai prosfek pengembangan usaha itik
peking.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Itik Peking

Itik Peking (Anas platyrhynchos domestica) merupakan unggas air


yang diklasifikasikan dalam tipe pedaging, karena memiliki pertumbuhan
yang cepat dalam waktu yang relatif singkat dan masuk kedalam kingdom
animalia, filum chordata, kelas Aves, ordo Anseriformes dan family
Anatidae. Itik Peking bersifat omnivorous (pemakan segala) yaitu memakan
hewan maupun tumbuhan seperti biji-bijian, rumput-rumputan, ikan, bekicot
dan keong (Amril.1993) Itik memiliki kemampuan pertumbuhan yang sangat
cepat karena mampu mengkonsumsi ransum dengan jumlah yang
banyak(Amril.1993).Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bahasa Jawa)
Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara
sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Secara internasional
ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia,
Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis
dan subtropis).
Itik Peking sering disebut juga sebagai sebagai komoditas unggas
penghasil daging setelah ayam pedaging. Hal ini dapat dilihat dari populasi
itik pada tahun 2009 sebanyak 12.759.838 sementara pada tahun 2015
meningkat menjadi 15.494.288 ekor dan produksi tahun 2009 sebanyak
25.782 menjadi 39.817 ton pada tahun 2015 (BPS, 2015). Itik Peking umur 8
minggu rata-rata memiliki bobot badan akhir 1.592,100 ± 115,930 g/ekor,
serta laju pertumbuhan absolut 248,410 ± 35,680 g/minggu (Pratitis,
dkk.2016) Umur 14 hari merupakan umur optimal pertumbuhan itik Peking
dengan pemberian ransum dalam bentuk crumble yang mengandung protein
sekitar 19% (Redaksi Trubus.1999).

2.1.1. Karakteristik Itik Peking


4
Karakteristik itik Peking antara lain: merupakan tipe itik dwiguna
memiliki ciri paruh berwarna kuning pipih, mempunyai bulu putih berselaput
minyak, kaki berselaput renang, serta tembolok berbentuk pipih (Andoko dan
Sartono, 2013). Itik Peking memiliki performa yang cenderung sama dengan
ayam broiler modern, seperti pertambahan bobot badan dan konversi serta
efisiensi penggunaan pakan dalam membentuk daging (Adzitey dan Adzitey,
2011). Bobot badan itik Peking jantan yaitu 4,0 – 5,0 kg/ekor dan itik Peking
betina yaitu 2,5 – 3,0 kg/ekor dengan waktu pemeliharaan selama 2 bulan
(Setioko dkk., 2004).

2.1.2. Klasifikasi Itik Peking

Klasifikasi itik menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 golongan,


yaitu : itik petelur seperti Indian runner, Khaki Chambell, Buff dan CV 2000-
INA (Bappenas, 2000). Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury,
Muscovy,Cayuga (Bappenas, 2000). Itik ornamental seperti East India, Call,
Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood (Bappenas, 2000).

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah


jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik
mojosari, itik bali, itik CV 2000INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang
merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.Untuk
usaha ekonomi kerakyatan mandiri, untuk mendapatkan telur itik konsumsi,
daging, dan juga pembibitan ternak itik, kotorannya bisa sebagai pupuk
tanaman pangan/palawija, untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan
gizi masyarakat, sebagai pengisi kegiatan.

2.2. Sistem Pemeliharaan Itik Peking

Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak


Itik, maka yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah
tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit
supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang
akan diambil.

5
Dalam usaha perunggasan terutama Unggas Air (Itik) dikenal dengan
systim pemeliharaan yaitu:
2.2.1 Sistem Pemeliharaan Extensive

Systim Pemeliharaan Extensive, dimana pada system ini ternak-ternak


dipelihara dengan cara diabur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang
maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat
yang mempunyai sumber pakan alami misalnya didaerah-daerah pesawahan
yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang
bersifat tradisional dan Nomaden , kondisi ini banyak ditemukan di daerah
Jawa Barat Bagian Utara, karena daerah Pantura ini merupakan daerah
pesawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan
Itik dengan system Extensive.

2.2.2. Sistem Pemeliharaan Semi Intesive

Pemeliharaan dengan system Semi Intesive, dimana ternak-ternak


yang dipelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan
tetapi sewaktuwaktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada
saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber
pakan yang alami.

2.2.3. Sistem Pemeliharaan Intensive

Sedangkan System Pemeliharaan yang Intensive yaitu, ternak-ternak


peliharaan selalu ditempatkan dikandang dan diberi makan secara terus
menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak
secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan.

Untuk pemeliharaan Itik Peking (Peking Duck), lebih tepat apabila


dilaksanakan dengan system Intensive, hal ini disebabkan Itik Peking (Peking
Duck) merupakan Itik Ras Pedaging yang mempunyai kemampuan kecepatan
pertumbuhan dalam waktu yang relative singkat, dimana dalam kurun waktu
pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai
diatas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan Itik sudah siap dijual
6
sebagai Itik Pedaging, dengan kualitas daging yang prima.
2.3 Sistem Perkandangan.

Dalam budidaya Itik Peking/Peking Duck bisa dikenal 3 tipe kandang


diantaranya:

A. Tipe Kandang Battery.

Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu
kotak dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor Itik Peking/Peking
Duck Dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi ( 45 x 45 x 35
Cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relative lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain.

Dengan tipe kandang battery ini, maka sistim perkawinannya harus


menggunakan kawin buatan (Insiminasi Buatan) yang dilakukan oleh tenaga
manusia yang ahli dalam Insiminasi Buatan dengan istilah Insiminator.

Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun produksi telur dari pada
Itik Peking/Peking Duck bisa terkontrol secara satu persatu, apakah
produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan
penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.

Contoh Kandang Battery.

Ukuran per kotak kandang Panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 Cm)

B. Tipe Kandang Postal.

Dalam usaha ternak Itik yang menggunakan tipe kandang Postal,


dimana ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar
dengan jumlah ternak tertentu, dimana pemberian makan dan minuman
ditempatkan didalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara
selalu berada didalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan Itik
hanya digunakan untuk Itik Starter dan Grower/Masa pertumbuhan tetapi
adakalanya digunakan untuk
7 Itik Periode Layer.

Kapasitas Itik untuk tipe kandang Postal ini tergantung dari pada jenis
Itik yang dipelihara apakah jenis Itik Starter atau Itik Grower, untuk umur
Itik periode starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 – 15
ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 –
8 ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang
sekitar 3 – 5 ekor/m2.

C. Tipe Kandang Ranch.

Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang


Postal, dimana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak
juga dibagian luar/dihalaman depannya disediakan halaman tempat bermain
yang biasa dikenal dengan nama kandang Umbaran yang dilengkapi dengan
saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran
yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh
diwaktu siang hari, hal ini disebabkan Itik Peking merupakan jenis Unggas
yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk
pendingin tubuhnya.

Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak Unggas Air
dengan cara pemeliharaan yang Intensive. Dalam upaya memelihara itik
peking agar didapat jumlah daging yang banyak dan berkualitas, perlu
diperhatikan dan menyiapkan kandang.Meskipun sebagian orang
memprioritaskan pembuatan kandang di nomor dua atau tiga, namun yang
jelas menyiapkan kandang harus dilakukan dengan banyak
pertimbangan.Seperti yang diketahui bahwa itik peking memerlukan tempat
hidup yang benar-benar nyaman untuk berproduksi, sehingga lahan untuk
membangun kandang harus tempat yang benar-benar terhindar atau jauh dari
keramaian.

2.3.1 Persyaratan Lokasi

Lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi jauh dari
keramaian/pemukiman penduduk,
8 mempunyai letak transportasi yang mudah
dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai
iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak itik serta
kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

2.4. Tahapan Pemeliharaan Itik Peking

Dalam usaha Budi Daya Itik Peking (Peking Duck) yang masuk
dalam unggas tipe dwiguna (pedaging dan petelur) ini dikenal beberapa
tahapan pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya Pembibitan sedangkan
untuk budidaya Penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (Satu)
tahapan Pemeliharaan.

2.4.1. Pemeliharaan Itik Peking Petelur

A. Pemeliharaan Anak (Masa Starter).

Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat Itik Peking (Peking


Duck) berumur 1 hari sampai umur 60 hari, dimana anak-anak Itik dipelihara
dalam kandang khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai
pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak Itik
tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1 – 14 hari anak itik tidak tahan
dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna
untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai
penghangat tubuh, serta anak Itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang
mempunyai kandungan protein sekitar 19 – 21 % kadar protein dan lebih
dikenal dengan makanan “Starter”.

Setelah umur 14 hari anak Itik tersebut sudah mampu untuk menahan
hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk
buatan(pemanas), dikandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi
pemeliharaan Pembibitan, selanjutnya setelah umur diatas 60 hari
dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (Grower).

Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun


menggunakan kandang Box, untuk kandang Box biasanya dilakukan pada
umur 1 – 14 hari sedangkan
9 dari umur 15 – 60 hari dilaksanakan pada
kandang postal karena badan itik sudah mulai besar .Kapasitas kandang pada
periode ini yaitu 10 – 15 ekor/m2.
B. Pemeliharaan Masa Pertumbuhan (Periode Grower).

Periode pemeliharaan Itik Peking pada masa pertumbuhan/masa


Grower, perlu diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang
banyak dipelihara adalah Itik Peking (Peking Duck) Betina seabagai calon
Bibit pengganti /Replecement Stock atau persediaan Bibit dan juga Itik
Peking Jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti.

Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan


bibit pengganti yang mempunyai kelebihan/keunggulan tertentu sebagai bibit
pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 Jantan 4
betina).

Pada periode ini Itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai
dengan 150 hari,sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 – 8
ekor/m2.

C. Pemeliharaan Peking Duck Layer/Periode bertelur.

Itik Peking/Peking Duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik
jantan maupun betina dikatagorikan sebagai Itik Layer karena pada saat ini
kondisi Itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai
umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada
umur 6 bulan.

Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang


Itik Dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta
kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan
kolam/saluran air yang berfungsi

untuk mandi Itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex
ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai
bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber DOD yang
dipasarkan untuk bakalan
10 pemeliharaan Itik Peking.Kapasitas dikandang
dewasa sekitar 3 – 5 ekor.
Pada pemeliharaannya, pemberian pakan disesuaikan dengan fase
pemeliharaan karena kebutuhan pakan itik Peking berbeda-beda. Itik Peking
juga tidak begitu membutuhkan air walaupun itik tersebut tergolong sebagai
unggas air, itik Peking hanya membutuhkan air sebagai air minum (Andoko
dan Sartono2013). Pada saat fase growing sebaiknya itik diberi ransum basah
dikarenakan terdapat peningkatan nilai retensi nutrien ransum (Forbes, 2003).

2.4.2 Tahap Pemeliharaan Penggemukan.

Untuk Pemeliharaan Itik Peking/Peking Duck dengan tujuan


penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu
dari Itik berumur 1 (satu) hari sampai Itik Peking tersebut siap dijual. Dengan
makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan Itik Peking yaitu mencapai
sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur
1 hari sampai umur 55 hari.

Pada umumnya Itik-Itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah Itik
Peking yang jantan, tetapi yang betinanyapun mempunyai kemampuan yang
sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat.

2.5. Fase Pemeliharaan Itik Peking


Pemeliharaan itik peking berdasarkan kebutuhan nutrisinya dapat
digolongkan menjadi 3 fase, yaitu: 1) fase starter mulai umur 0-6 minggu, 2)
fase grower umur 6-18 minggu, dan 3) fase finisher diatas umur 18 minggu
sampai afkir (NRC, 1994).
Pada fase starter itik peking dipelihara didalam indukan yang dibuat
berbentuk lingkaran atau persegi yang dilengkapi dengan pemanas untuk
menjaga kesetabilan temperatur didalam kandang.Biasanya penggunaan
pemanas dilakukan sampai ayam petelur tumbuh bulu penutup tubuhnya
yaitu kira-kira umur 2 minggu.Temperatur didalam indukan harus
diperhatikan, pada fase awal pemeliharaan didalam indukan, temperatur yang
dibutuhkan anak itik berkisar 102-103 ºF, temperature tersebut harus
11
diturunakan setiap minggu seiring dengan pertumbuhan ayam petelur.
Pade fase grower (pertumbuhan), pemberian pakan harus diperhatikan
dengan baik agar ayam tidak terlalu gemuk.Cara untuk mengurangi berat
badan ayam petelur, antara lain:
1. Skip-day Feeding, yaitu pemberian pakan yang dilakukan dengan cara
berselang.
2. Restricted Feeding, yaitu pemberian pakan yang dilakukan dengan
membatasi jumlah pakan yang diberikan.
Setelah ayam fase pertumbuhan mencapai umur 18 minggu, ayam
petelur yang dipelihara sebaiknya dipindahkan ke kandang
produksi.Pemeliharaan ayam petelur ini dapat dilakukan dalam kandang
sistem litter atau sistem cage (kandang bateray) (Murtado, 1992).

Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil


produksi daging yang dihasilkan antara Itik Peking/Peking Duck dengan
Ayam Ras Pedaging akan lebih unggul Itik Peking, dimana untuk Itik Peking
dengan waktu Pemeliharaan sekitar 53 – 55 hari bisa menghasilkan daging
berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk Ayam Ras pedaging dengan
jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat
hidup sekitar 1,2 – 1,5 kg,sehingga apabila kita bandingkan dengan waktu
yang sama maka akan diperoleh berat daging Itik Peking melebihi berat dari
pada Ayam Ras Pedaging.

2.6. Kebutuhan Nutrien Itik Peking

Itik memiliki kebutuhan nutrien yang berbeda-beda tergantung


dengan laju pertumbuhan, fisiologis pencernaan, serta pengeluran panas
dalam tubuh (Elkin, 1987). Pembuatan formula pakan pada itik umumnya
digunakan bahan pakan yang mengandung kandungan gizi sesuai dengan
kebutuhan ternak terutama protein kasar, serat kasar, energi, kalsium dan
phospor (Sinurat, 1999). Ketaren (2002) menyatakan itik Peking umur 2 – 7
minggu membutuhkan nutrien energi 3.000 kkal/kg, protein 16% kalsium
0,6% serta phospor 0,3 %.

12
Adapun kebutuhan nutrien itik Peking berdasarkan rekomendasi
NRC (1994) secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Itik Peking

Kandungan Nutrien Fase Grower

Kadar Air (%) Maks. 14,000

Protein kasar (%) Min. 14,000

Lemak Kasar (%) Maks. 7,000

Serat Kasar (%) Maks. 8,000

Energi (kkal EM/kg) Min. 2.600

Ca (%) 0,90 - 1,200

P tersedia (%) Min. 0,400

2.7. Metode Pemberian Ransum

Ransum merupakan campuran berbagai macam bahan organik dan


anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat
makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
(Suprijatna dkk., 2008). Bahan yang digunakan untuk ransum sebaiknya
mudah didapatkan, murah, tidak mengandung racun, tidak berjamur, serta
tidak busuk (ketaren, 2002). Umumnya, terdapat dua jenis macam ransum
yaitu ransum basah dan ransum kering. Ransum basah merupakan ransum
kering yang dicampur dengan air sehingga bahan bercampur sampai rata dan
berubah tekstur menjadi lembek (Yasar dan Forbes, 2000). Formula yang
umum dipakai dalam membuat ransum basah adalah ransum kering
ditambahkan air dengan perbandingan 0,33 : 1 atau 0,5 : 1 (Abasiekong,
1989). Ransum yang diberi tambahan air dengan jumlah sedikit akan
menyebabkan laju ransum menjadi lambat dalam usus (Scottdan Silversides,
2003), sedangkan penambahan air 150% pada ransum dapat meningkatkan
bobot badan, konsumsi ransum, berat karkas, lemak abdominal, protein
karkas, lemak kasar akan
13 tetapi tidak pada feed convertion ratio (Kutlu,
2001).
Pemberian ransum itik oleh peternak biasanya diberikan dalam
kondisi basah dikarenakan ransum basah lebih disukai itik dibandingkan
dengan ransum kering (Sembodo, 2011). Selain itu, pakan yang bertekstur
basah memiliki beberapa keunggulan antara lain; (1) dapat membantu itik
dalam pengambilan pakan karena paruh itik yang lebar, pipih dengan ujung
tumpul (Ranto dan Sitanggang, 2005), (2) dapat meningkatkan kecernaan
sehingga mempercepat laju ransum dalam saluran pencernaan unggas (Yasar
dan Forbes, 2000), (3) dapat mempengaruhi perbaikan morfologi usus,
dinding proventikulus, gizzard usus halus, usus besar dan sekum sehingga
retensi protein meningkat (Forbes, 2003), dan (4) dapat menyebabkan
konsumsi air menjadi lebih rendah (Abasiekong,1989; Yasar dan Forbes,
2000).

Pakan basah memiliki kelemahan yakni sebagai media yang mudah


ditumbuhi oleh mikroba dan jamur sedangkan itik cenderung tidak toleran
terhadap jamur yang dapat mengganggu mekanisme pencernaan itik. Selain
itu, pemberian ransum jenis basah harus sesuai dengan kondisi lingkungan
yang temperaturnya tinggi atau daerah tropis (Abasiekong, 1989).Adapun
cara pemberian pakan kering pada itik adalah dengan memberikan pakan
secara langsung tanpa ditambahkan air. Cara seperti ini terlihat sangat praktis
dan lebih aman serta tidak mudah mengundang bibit penyakit jika frekuensi
pemberiannya sedikit (Sudarman, 2010). Dirjen PKH (2014) menyatakan
bahwa pemberian pakan tekstur basah dapat dengan mudah mengundang
bibit penyakit seperti jamur, oleh karena itu frekuensi pemberiannya harus
ditingkatkan dan disarankan harus habis dalam sekali pemberian pakan.

2.8 Produksi Daging Itik Peking

Itik Peking sendiri sebenarnya berasal dari Tiongkok, disana itik


peking sudah biasa diolah sebagai masakan tradisional. Sebenarnya ada 3
jenis itik, namun yang kita kenal hanya itik petelur dan itik hias. Jadi masih
ada satu jenis itik lagi, yakni itik pedaging dan itik peking masuk dalam
14
kategori ini. Itik Peking memang dipelihara untuk diambil dagingnya,
Dibandingkan itik biasa, itik peking memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya :

 Laju pertumbuhannya lebih cepat. Untuk mencapai berat 3 kg, itik


peking cukup membutuhkan waktu pemeliharaan kisaran 45 hari. Ini
jauh berbeda dengan itik biasa atau lokal yang membutuhkan waktu
pemeliharaan 2 – 3 bulan hanya untuk mencapai berat kisaran 2 kg.
Tentu saja hal demikian memberikan potensi keuntungan yang besar dari
cepatnya masa panen dan lebih rendahnya biaya pakan. Hal ini sudah
dibuktikan oleh peternak itik di kroya Kab. Cirebon dimana itik peking
umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3.25 kg. Seperti yang
telah dimuat dalam harian kompas terbitan juni 2007. Dalam
pemeliharaan 3 bulan bisa mencapai bobot 4 – 4.5 kg.

 Itik peking lebih tahan penyakit dibanding itik lokal.

 Sifat Itik peking tidak kanibal, dll.H

 Harganya lebih mahal 1 – 2 kali lipat jika dibandingkan dengan harga


ayam, karena daging itik mempunyai cita rasa khas tersendiri apalagi
daging itik muda.

 Harga DOD itik jantan lebih murah dari pada yang betina. Disamping itu
secara teori dan praktek pun menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan
itik jantan lebih cepat daripada itik betina.

 Sebesar 30 % biaya produksi masuk untuk biaya pakan. Kebutuhan


pakan meningkat seiring dengan bertambahnya umur itik. Selain itu itik
jantan relatif lebih banyak mengkonsumsi pakan daripada itik betina.
Semakin cepat waktu pemeliharaan harapannya adalah semakin sedikit
biaya yang kita keluarkan untuk pakannya. Kedua adalah dengan
memperhitungkan harga jual bebek umur 40 hari yang lumayan tinggi.
Dan ketiga karena pada rentan umur tersebut adalah laju pertumbuhan
yang optimal.
15
2.9. Hama dan Penyakit
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:

1. penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus,


bakteri dan protozoa

2. penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata


laksana perkandangan yang kurang tepat.

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:

a. Penyakit Duck Cholera

Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret,


lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi
kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada
dengan dosis sesuai label obat.

b. Penyakit Salmonellosis

Penyebab: bakteri typhimurium. Gejala: pernafasan sesak,


mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan
furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan
sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan
label obat.

2.10. Pencegahan Penyakit

a. Sanitasi dan tindakan preventif

b. Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan


tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak
dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.

c. Pengontrolan Penyakit Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati


serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-
tanda kurang16
sehat pada itik.

d. Pemberian Pakan Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase,


yaitu fase starter (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18
minggu) dan fase layer (umur 18– 27 minggu). Pakan ketiga fase
tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode
masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam
empat kelompok yaitu:  umur 0-16 hari diberikan pada tempat
pakan datar (tray feeder)  umur 16-21 hari diberikan dengan tray
feeder dan sebaran dilantai  umur 21 hari samapai 18 minggu
disebar dilantai.  umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7
hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan
permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah
itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus). Dalam hal
pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik
tempat ransum sendiri yang biasa diransum dari bahan-bahan seperti
jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
Pemberian minum itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu : umur 0
- 7 hari, untuk 3 hari pertama air minum ditambah vitamin dan
mineral, tempatnya seperti untuk anak ayam. umur 7 - 28 hari, tempat
minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum
(terus menerus) umur 28 hari-afkir, tempat minum memanjang
dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor.
Tiap hari dibersihkan.

e. Pemeliharaan kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan


daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang
yang ada.

BAB III
MATERI DAN METODE
17

3.1. Waktu dan Tempat Survey


Kegiataan survey ini dilaksankan hari Minggu, pada tanggal 16
november 2019, pukul 08.00 - 12.00 WITA bertempat di Peternakan
Bebek Pecking Dusun Mt, Tanggak, Desa Pengadang, Kecamatan Praya
Tengah, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.

3.2. Materi Survey


Adapun dalam kegiatan survey ini dilakukan dengan cara
mengamati peternakan itik pecking pedaging dan melakukan wawancara
kepada peternak itik peking Peralatan pendukung yang digunakan untuk
pengambilan data antara lain: Quisioner, alat tulis dan kamera untuk
dokumentasi kegiatan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam survey ini ini adalah observasi
dan wawancara menggunakan kuisioner yang diajukan langsung kepada
pemilik usaha.Data yang digunakan adalah data primer yaitu data hasil
obeservasi langsung dan data skunder yaitu hasil wawancara.

3.4 Metode Analisis Data


Analisis data yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu :
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
pengamatan langsung terhadap obyek praktikum atau pengamatan guna
mengetahui keadaan lokasi usaha dan karakteristik peternakan bebek
pecking milik Bapak Ishak.

2. Analisis ekonomi atau kuantitatif yang digunakan untuk melakukan


perhitungan biaya-biaya serta mengetahui keuntungan dan kerugian
usaha tersebut.

3.5 Variabel yang Diamati


Adapun variable-variabel yang diamati dalam survey peternakan
bebek pecking pada praktikum Manajemen Ternak Unggas, antara lain:
1. Profil peternak pemilik bebek pecking: terkait dengan pendidikan,
alamat tempat pemeliharaan
18 itik peking dan pengalaman peternak.
2. Sistem Perkandangan: jenis atau tipe kandang, ukuran dan jenis
dinding, lantai dan atap kandang, tempat menaruh pakan dan tempat
pemberian air.
3. Manajemen pemeliharaan bebek pecking pedaging : terkait dengan
sistem pemeliharaan, lama pemeliharaan hingga panen, jumlah populasi
bebek pecking seluruhnya, jenis dan jumlah pakan yang diberikan,
frekuensi pemberian pakan. Jumlah dan frekuensi pemberian air minum,
jenis vitamin yang diberikan, jumlah lampu penerang atau pengatur suhu
kandang, penanganan penyakit dan presentase kematian itik peking
selama pemeliharaan.
4. Pendapatan peternak dari usaha peternakan itik peking yang meliputi
harga pengadaan sarana dan prasarana, harga atau pengeluaran membeli
DOD (Day Old Duck), harga jual, harga jual, harga pakan dan
pengneluaran biaya air minum, biaya pengangkutan dari pembibit sampai
ke konsumen.

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Profil Usaha Peternakan
1. Nama Pemilik : Bapak Ishak
3.Usia :37 Tahun
2. Pendidikan terakhir : SMA

3. Bidang Usaha : Budidaya bebek peking

4. Kapasitas : 1000 ekor


5. Tahun Berdiri : 2013
6. Pengalaman : 6 tahun
7. Lokasi Usaha : Dusun Mt, Tanggak, Desa Pengadang,
Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten
Lombok tengah.

4.1.2 Hasil Pengamatan Sistem Perkandangan


1. Tipe Kandang : Kandang Ranch
2. Ukuran : 25 m × 12 m (300 m2)
3. Jumlah bebek : 1000 ekor
4. Tipe atap : Gabel
5. Bahan atap : Asbes
6. Dinding : Terbuka
7. Lantai : Tanah
8. Tempat pakan : Nampan
9.Tempat minum : Ember
10.Jumlah kandang kelompok :5

4.1.3 Hasil Pengamatan Sistem Pemeliharaan


1. Sistem pemeliharaan :Intensif
20
2. Jumlah lampu penerang : 1/kelompok kandang
3. Jenis pakan : Butiran dan dedak
4. jumlah pakan yang diberikan :15 Kg/ kelompok
kandang
5. Jumlah itik per kelompok kandang : 200 ekor
6. Masa pengeringan kandang :2-3 hari
7. Jumlah dan frejuensi air minum :5 liter per hari
8. Jenis vitamin yang diberikan : Vitera
9. Jumlah pemberian vitamin : 2-3 hari sekali
10. Penanganan penyakit : pembersihan kandang
secara rutin beberapa
kali seminggu
11. Tingkat kematian(%) : 95%

4.1.4 Pendapatan Peternak


1. Harga DOD (Day Old Duck)/ekor :Rp 800.00;
2.Harga jual/ekor :Rp 38.000.00;
3.Harga pakan/minggu :Rp 250.000.00;
4.Pengneluaran biaya air minum :-
5. Biaya pengangkutan dari pembibit :Rp 75.000.00;
6.Biaya pengangkutan ke konsumen :Rp 150.000.00;
7.Tenaga kerja :Sendiri

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Pakan yang Diberikan Fase Grower


Jumlah
Jenis
Pemberian/Hari Harga/Kg Harga Pakan
Pakan
Kg %
Dedak 30 Rp. 1.500 Rp. 45.000 
Crumble 70 Rp. 1.000 Rp. 70.000
Mineral 0,25 0,2 Rp. 7.000  Rp. 1.400
Total/Hari  100,25 100   Rp. 9.500  Rp. 116,400
4.1 Pembahasan
Survey pada praktikum Manajemen Ternak Unggas dilaksanakan di
Dusun Mt, Tanggak, Desa
21 Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten

Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.Survey dilakukan pada usaha


pemeliharaan itik peking dengan kapsitas 1000 ekor oleh bapak ishak.Adapun
peternak itik peking yang kami wawancara ini mengaku pernah
melaksanakan usaha peternakan itik peking ini uuntuk menghasilkan telur
tetas namun karena alasan modal dan masa pemeliharaan bapak Ishak
memutuskan untuk fokus pada pemelihraan itik peking untuk menghasilkan
daging.Lokasi pendirian lahan usaha peternak dilakukan di dekat rumah
bapak ishak dekat dengan sawah dan dekat dengan jalan desa . Berikut ini
akan dijelaskan mengenai variable-variabel yang diamati dalam kegiatan
survey usaha pemeliharaan itik peking

4.2.1 Sistem Perkandangan


1.Jenis atau Tipe Kandang
Berdasarkan hasil survey, mengenai perkandangan yang di
bangun sebagai tempat pemelihraan terdapat 1 tipe kandang yaitu tipe
kandang ranch Ukuran 25 m × 12 m (300 m2).

Gambar
22 1. Kandang Ranch Itik Peking
Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe
kandang Postal, dimana dalam kandang tipe ranch ini selain ada
ruangan tempat ternak juga dibagian luar/dihalaman depannya
disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama
kandang umbaran.Berdasarkan gambar diatas pemilihan kandang
ranch dalam memelihara itik peking sangat baik dan cocok karena
seperti yang diketahui bahwa itik peking termasuk kedalam unggas air
yang tidak terlalu tahan akan suhu yan panas sehingga dengan
menggunakan tipe kandang ranch ini itik memperoleh pertukaran
udara yang lancar tanpa hambatan. Dengan menggunakan tipe
kandang ranch juga ternak itik dapat lebih terbebas dari stress karena
disediakan tempat bermain untuk itik.
2 Atap kandang
Bahan atap kandang itik peking adalah asbes dan dibuat dengan
bentuk gabel.Penggunaan asbes sebagai bahan pembuatan atap dinilai
oleh peternak lebih hemat meskipun harganya lebih mahal dari pada
seng namun masa penggunaannya lebih lama dari seng dan atap dari
asbes dinilai lebih baik dalam penghambatan panas saat siang hari
karena asbes pada dasarnya terbuat oleh bahan yang lebih tebal dengan
tekstur seperti kapur sedangkan seng yang terbuat dari besi tipis sangat
mudah menyerap panas. Kelebihan dari bentuk gabel adalah baik
dalam menahan panas dan hujan, bentuk pembuatan atap dengan gabel
yang berbentuk seperti huruf v terbalik ini dipilih karena dapat
melindungi itik saat panas karena jarak nya dengan tanah kebih rendah
dan dapat menelungkup bagian dalam kandang lebih sempurna.

23
Gambar 2. Atap Kandang Itik Peking

3. Dinding kandang

Dinding kandang dibuat dengan system open house (terbuka)


yang bertujuan agar menjaga sirkulasi udara tetap lancar. Dinding
kandang dibuat dengan dua bahan, yaitu semen dan bambu yang di
anyam dengan ukuran per kelompok kandang 5×6 m 2. kandang dari
semen dibangun sebagai pembatas antara lingkungan luar kandang dan
kandang itik dibangun memenuhi pinggiran kandang berbentuk
persegi panjang yang dibangun dengan ukuran 25×12 m2.Adapun
kandang yang terbuat
24 dari anyaman bambu di bangun sebagai batas
antara kandang kelompok 1 dan kandang kelompok lainnya dan juga
sebagai pembatas lorong tempat pemberian pakan itik peking.
Gambar 3. Bagian Dalam Kandang (Lorong Kandang)

4.Peralatan kandang
Dalam pemeliharaan ayam petelur, peralatan kandang untuk
menunjang kelancaran kegiatan pemeliharaan sangat penting sekali.
Itik peking membutuhakan
25 peralatan kandang. Dalam pemeliharaan
itik peking tidak terlalu rumit dalam penngadaan peralatan kandang
karena itik peking lebih tahan terkena penyakit oleh karena itu
peternak itik peking dapat menggunakan peralatan yang sangat
sederhana dan mudah diperoleh seperti pada peternakan itik peking
yang diusahakan bapak Ishak ini tempat pakan yang digunakan adalah
nampan yang diameternya sekitar 35 cm berbentuk lingkaran yang
beliau sediakan langsung di permukaan tanah kandang, dalam satu
kelompok kandang disediakan nampan sebagai tempat pakan ternak
sebanyak 4 buah nampan.Adapun tempat minum yang dipakai adalah
baskom berwarna hijau berdiameter 30 cm yang disediakan sebanyak
3 buah perkelompok kandang penaruhan tempat minum berada di luar
kandang yaitu di lorong kandang.Adapun peralatan lain yang
digunakan adalah bak berwarna erah yang diameternya sekitar 50 cm
dengan kedalaman 120 cm yanng digunakan sebagai tempat
penampungan air minum, Selang alat untuk menyalurkan air dari
sumber air kran menuju bak penampungan air dan ember utih diameter
37 cm dengan tinggi 70 cm digunakan untuk mencampur bahan pakan
yang akan diberikan.

Gambar 4. Bak air, ember dan selang

26
Gambar 5. Terpal menutup dedak halus

4.2.2 Manajemen Pemeliharaan


Sistem pemeliharaan yang baik untuk itik peking pedaging adalah
dengan sistem pemeliharaan intensif dimana ternak terus menerus
dikandangakan dengan menggunakan sistem pemeliharaan intesif ini
perolehan konversi pakan menjadi daging diharapkan makin tinggi.Sejalan
dengan pemikiran tersebut bapak Ishak pun menerapkan sistem pemeliharaan
itik peking pedaging miliknya dengan sistem pemeliharaan intetsif beliau
memilih menggunakan sistem pemelihaan intesif agar itiknya tidak berada
dalam situasi bahaya menimbang bahwa lokasi usaha ternak yang dijalaninya
berada disekitar jalan raya dan sawah yang kemungkinan terdapat predator
yang dapat membunuh ternaknya serta untuk tetap menjaga ketentraman
tetangganya.

1. Pemberian pakan
Pemberian pakan pada itik peking dilakukan sebanyak 3 kali sehari
yaitu pada pagi hari, siang dan pada sore hari dengan jumlah per
pemberian adalah 65 Kg meliputi pemberian pakan untuk itik dewasa
27
samapi 1 minggu dengan presentase pemberian itik dewasa lebih
banyak.Pemberian pakan dengan frekuensi tersebut untuk memenuhi
kebutuhan mantenace dan agar dapat memproduksi daging yanng lebih
cepat.
Jenis pakan yang diberikan adalah campuran dari beberapa bahan
yang terdiri dari bahan-bahan berikut ini:
Tabel 2.Komposisi Bahan Pakan
Kndungan Nutrisi
Energi Protein Lemak Serat Ca P
No Nama Bahan
(Kkal) Kasar (%) Kasar (%) (%)
(%) (%)
1 Dedak halus 1630 11 13 12 0,12 1,5
2 Konsentrat 3500 33 4 8 11 1
3 Tepung jagung 355

Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi sudah mencukupi atau


belum,maka perlu dilakukan analisa dengan menghitung suplay nutrisi dari
masing-masing bahan pakan yang diberikan untuk ayam petelur:
Tabel 3.Jumlah Pakan dan Kandungan Nutrisi Pakan

Kndungan Nutrisi
Nama Jumlah Level
No ME PK LK SK Ca P
Bahan (Kg) (%)
(Kkal) (%) (%) (%) (%) (%)

1 Dedak halus 75 48.3 787.29 5.31 6.28 5.80 0.058 0.72


2 Konsentrat 25 32.2 1127 10.6 1.29 2.58 3.542 0.32
3 Air
Total 65 100 2564.7 17.6 8.32 8.76 3.704 1.67
Keterangan:
ME : Metabolisme energi
PK : Protein kasar
LK : Lemak kasar
SK : Serat kasar
Ca : Kalsium
P : Posphor
28
2. Pemberian air minum
Tempat minum dipasang diluar dinding kandang menggunakan
pipa dengan bentuk nipel. Kelebihan pemberian air minum dengan bentuk
nipel ini adalah konsumsi air menjadi lebih optimal, air tidak banyak
menetes ke pakan, dan tidak banyak air yang terbuang sia-sia. Air minum
disediakan secara adlibitum artinya air minum disediakan setiap saat
(terus-menerus).

Gambar 6. Tempat Air Minum Itik Peking

3. Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin pada itik peking dilakukan dengan
mencampurkannya pada air minum. Berdasarkan hasil survey, jenis
vitamin yang diberikan adalah viterna.

29
Gambar 7. Jenis vitamin yang diberikan

Produk vitamin yang diberikan 2-3 hari sekali dicampur dengan air
minum ternak. Pemilihan prduk viterna ini dipilih karena telah
mengandung semua jenis vitamin yang dibutuhkan oleh itik peking.

30

Gambar 8. Komposisi vitamin dalam viterna


Jika dibandingkan dengan unggas jenis lainnya, itik memang
mempunyai kelebihan.Pasalnya, bebek lebih tahan pada penyakit dan bisa
memberi keuntungan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama sehingga
pemberian jenis vitamin dapat diberikan satu jenis vitamin saja dengan
pemberian yang relatif lebih jarang dari pada unggas lainnya.Pemberian
vitamin pada ternak dilakukan untukk menyeimbangkan pertumbuhan
dengan kebutuhan nutrisi tubuh agar tidak terjadi gangguan selama
pemeliharaan seperti tulang yang tidak kuat leher yang lemah dan alin
sebagainya.Seperti bila itik mengalami kekurangan vitamin A dapat
menghambat pertumbuhan itik.Beberapa gejala itik yang kekurangan
vitamin A diantaranya itik terlihat selalu mengantuk, kakinya lemah, mata
tertutup lendir berwarna putih dan cepat terserang infeksi dan mudah
trkena penyakit memutih (white eye).Kondisi kandang yang lembab
dengan lantainya yang basah, semakin mempermudah terkena penyakit
ini.
Pemberian vitamin untuk itik dilakukan dengan takaran atau
jumlah yang berbeda-beda berdasarkan umur yaitu:
 Umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama vitamin dicampur dengan
air minum itik dan dapat diberikan setiap hari setelah dod
berumur 2 hari
 Umur 8-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air
minum yang dicampu vitamin diberikan terus menerus dengan
jarak yang ditenukan oleh peternak sendiri.
 Umur 29-afkir, disediakan lebih besar dengan kapasitas lebih
banyak dan tiap hari harus dibersihkan vitamin diberijan lebih
jarang dari sebelumnya.
Cara mencampur vitamin dan air minum itik:
 Menuangkan viterna kedalam tutup botol ( 10 cc) dan dicampur
dengan 10 liter air minum ternak di campur di bak agar dapat di
aduk sebelum ditaruh dalam tempat minum itik.
31
 Kemudian menaruh campuran terebut kedalam tempat minum
itik.
Manfaat lain dari pemberan vitamin untuk itik ini juga agar
dapat meningkatkan nafsu makan ternak sehingga diharapkan saat
memasuki waktu panen bobot badan ternak sesuai dengan estimasi
atau bahkan dapat memperoleh bobot badan yang berat.Untuk
mengirit pakan dan mencegah itik stress, menyebabkan itik tahan
terhadap penyakit, angka kematian itik rendah, dapat menghasilkan
daging yang berkualitas karena rendah kolesterol dan dapat
mempercepat pertumbuhan ternak.

4. Lama penyinaran
Dalam pemeliharaan itik peking yang dilakukan bapak ishak
penyiaran dilakukan dengan menggunakan sinar matahari alngsung
saat siang hari sedangkann pada malah hari beliau hanya menuyalakan
l bohlam dalam 1 kelompok kandang hal ini beliau lakukan karena
pada malam hari lokasi kandang tidak terlalu gelap dan tempratur
kandang tidak terlalu dingin sehingga beliau memasang bohlam tidak
banyak.

5.Mortalitas (tingkat kematian)


Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan usaha peternakan
itik peking pedaging dengan populasi sebanyak 1000 ekor yang terdiri dari
200 usia DOD, 200 umur 7- 45 hari. Jumlah kematian ayam pada lokasi
survey hampir tidak ada per masa pemelihraan.Selain karena itik peking
memiliki ketahanan trerhadap penyakit yang tinggi dan dengan pemberian
pakan yang cukup peternak juga memperhatikan kebersihan kandang itik
setiap 3 kali dalam seminggu bapak Ishak akan membersihkan kandang
dan membersihkan tempat pakan serta memriksa keadaan itiknya secara
lebih mendetail.

4.2.3 Analisa Kelayakan Usaha


Keberhasilan suatu
32 usaha pemeliharaan itik pedaging terletak pada
pencapaian bobot hidup ternak yang optimal dan efisiensi biaya. Efisiensi
terkait dengan manajemen, tetapi bukan saja manajemen pemeliharaan
melainkan manajemen pengelolaan keuangan dan pemasaran. Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan usaha dilokasi survey, maka perlu dilakukan
analisis kelayakan usaha yang menyangkut beberapa parameter-parameter
seperti baiaya tetap, biaya tidak tetap, pendapatan dan keuntungan. Berikut
ini akan dijelaskan terkait dengan analisis kelayakan usaha untuk satu periode
di lokasi survey:
1. Biaya Tetap (Fix Cost)
Tabel 4. Biaya Tetap (Fix Cost)
No Pengeluaran Jumlah Harga Umur Teknis Penyusutan
Biaya (Rp) (Rp)
1 Kandang 5 Kelompok 75.000.000 72 bulan (6 th) 1.041.666

2 Peralatan 6 1.615.000 36 bulan (3 th) 44.861


Total Penyusutan Biaya 1.086.000

2. Biaya Tidak Tetap


Jika bebek pecking dipelihara 45 hari, yaitu 1 bulan masa
pertumbuhan daging. Menurut Mussawar et al., (2004)
Tabel 5. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

No Pengeluaran Jumlah Harga Satuan (Rp) Harga Total


Biaya (Rp)
1 DOD 200 ekor 800.00; 160.000.00;
2 Pakan 65 kg/hari 5.500.00; 357.500.00;
3 Listrik - - 5.000.00;
4 Lain-lain - - 150.000.00;
Total Biaya Tidak Tetap per periode 672.000.00;0

Total Biaya Tidak Tetap per bulan 20.160.000.00;

1. Menghitung Biaya Produksi, Pendapatan dan Keuntungan


 Biaya Produksi = Biaya tetap + biaya tidak tetap
33
= Rp. 1.086.000.00; + Rp. 20.160.000.00;
= Rp. 21.246.000.00/ bulan
 Penerimaan (Revenue) per periode

Tabel 6.Penerimaan (Revenue) per periode


Total
Harga Harga Total
No Penerimaan Jumlah penjualan
Satuan (Rp) (Rp)
Per periode
200
1 penjualan ekor/ming 1000 ekor 38.000; 38.000.000;
gu
Total Penerimaan Per Bulan 38.000.000;

Keuntungan =Penerimaan – Total biaya produksi


= Rp. 38.000.000; - Rp. 21.246.000;
= Rp. 16.754.000;/ periode
 Benefit/cost (B/C) Ratio
Penerimaan
B/C ratio=
Biaya produksi
Rp38.000.000
B/C ratio= Rp 21.246.000 =1.78

Berdasarkan perhitungan benefit/cost ratio (B/C ratio), bahwa


usaha pemeliharaan itik peking dilokasi survey dapat dikatakan layak
karena B/C ratio > 1 yaitu 1,78. Yang bermakna bahwa setiap penambahan
modal sebesar Rp. 1 akan didapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,88.

 BEP (Break Even Point)

Biaya tetap
BEP = Biaya Variabel
1− (
Penerimaan )
Rp1.086.000
34  20.160.000 
1  
=  38.000.000; 
Rp1.086.000
= 1  0,53

Rp1.086.000
= 0,47

=Rp 1.085.999,53;

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada hasil survey di lokasi pemeliharaan
ayam petelur, sebagai berikut:
1. Sistem perkandangan yang diterapkan dilokasi observasi dapat dikatakan
bagus karena kepadatannya sesuai dengan standar yaitu 2 ekor/m 2,
sirkulasi udara masih bagus dan peralatan kandang memadai.
2. Analisa kandungan nutrisi pakan, Energi metabolisme 2564,7 Kkal/kg,
protein kasar 17,6%, lemak kasar 8,32%, serat kasar 8,76%, Ca 3,704%
dan P 1,67%. Berdasarkan kebutuhan nutrisi ayam petelur pada fase
grower dan layer, beberapa kandungan nutrisi pakan yang diberikan
sudah memenuhi kebutuhan, kandungan nutrisi yang masih kurang yaitu
energi metabolisme, sehingga sangat perlu sekali ditambahkan bahan
pakan sumber energi.
3. Rata-rata produksi telur yang diperoleh di lokasi survey adalah 1748
butir telur per hari dengan rata-rata hen day production (HDP) selama
produksi 87,95%. Produksi telur tersebut dianggap normal karena hen
day production (HDP) berada diatas >70% (Susilorini et al., 2008).
4. Berdasarkan perhitungan analisa kelayakan usaha, pemeliharaan ayam
petelur dilokasi survey dapat dikatakan sudah layak karena memperoleh
keuntungan Rp. 32.890.000/ bulan dengan Benefi/Cost (B/C) ratio
sebesar 1,88.

4.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya study pengamatan
manajemen pemeliharaan ayam petelur dilakukan lebih intensif terutama
sistem perkandangan, peralatan kandang, pemberian pakan dan air minum,
pemberian obat-obatan dan analisa kelayakan usaha.

36
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Idih Purnama.2017. Budidaya Peking Duck (Bebek Peking);Pegawai


Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.Jawa Barat
Alamanda.1993. Beternak itik Untuk Meraih Keuntungan, Pedoman Rakyat.

Anonim, 1979. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bratara Karya Aksara.


Jakarta

Amri, Khairul.1993.Makan Bekicot, Itik Bertelur Lebih Banyak.Suara Karya


Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri.1998.Beternak Itik Secara Intensif.
Penebar Swadaya.

Gunawan,Wawan A.Md.
Peluang Usaha Pengembangan Bebek Peking (telur, DOD/Day Old 
Duck dan pedaging) .  THL TBPP Kec.Cijati‐Cianjur. Cianjur, Jawa
Barat.(Di unduh 24 November 2019).
https;//bebeksuper22.wordpress.com/hibrida/.budidaya bebek
peking(Diunduh 25 November 2019).
Haryoto, 1996. Membuat Telur Asin. Kanisius. Yogyakarta
Jamesway. 1993. What is chick quality. World Poultry . No 2;vol 1
Kelly, S. 1995. Membuat Mesin Tetas Elektronik. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta. North, MO. 1984. Commercial chicken production
manual.Published by Van Nostrad Reinhold, New York.
Pangandaran Beach | http://www.pangandaranbeach.com.Dibuat pada :08
October 2017 10:26:15.(Diunduh 17 November 2019).
Prawoto.Peternak ternak itik Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang,
Jawa Tengah .

Rasyaf, M. 1984. Pengelolaan Penetasan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Redaksi Trubus.1999. Beternak Itik CV 2000-INA. Penebar Swadaya.

37
Wara Pratitis SS, Susi Dwi Widyawati, dan Joko Riyanto.Budidaya
UDIDAYA Itik Secara Terpadu Hulu-Hilir Kelompok Peternak
“NGUDI LESTARI” . Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret .Surakarta.
Wahyudi, Y.1992.Penanggulangan Kolera Unggas Pada Itik.Sinar Tani.
Waluyo, Sapto.2011.Budidaya Ternak Itik. BKP3.

38
LAMPIRAN

Tempat Air minum Itik Peking

Tempat Pakan Itik Peking

39
Tempat ditaruh pakan

Bak Penampungan Air Minum Itik Peking

40
Penyimpanan Dedak Halus

Foto Pakan Itik

41
42
43
44
Foto Anggota Praktikum Kelompok 6

Anda mungkin juga menyukai